• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menjalankan usaha telah menjadi hal yang sangat menantang, tidak hanya untuk Lonsum, namun untuk

perusahaan-perusahaan lainnya. Pada beberapa tahun terakhir, Perusahaan beroperasi di lingkungan VUCA (Bergejolak, Tidak Menentu, Kompleks, Tidak Pasti) akibat dari beberapa faktor, seperti perubahan regulasi di tingkat lokal dan nasional, dinamika politik di tingkat nasional dan regional, ancaman keamanan, risiko pandemik, meningkatknya jumlah bencana alam, fenomena El Nino, pengawasan publik yang intens, persaingan yang agresif, harga komoditas yang fluktuatif, naiknya tingkat suku bunga, dan perubahan kebutuhan pelanggan. Perusahaan berkomitmen penuh dan secara berkelanjutan menjalankan pendekatan yang komprehensif dalam pengelolaan risiko di seluruh kegiatan operasionalnya. Hal ini mendukung kemampuan Perusahaan agar dapat lebih proaktif dan siap dalam mengatasi berbagai tantangan dan ketidakpastian di lingkungan usaha yang sulit dan kompetitif. Selain itu, Perusahaan dapat mendorong dan menerapkan praktek tata kelola yang baik.

Integrated Risk Management Framework

The Enterprise Risk Management (“ERM”) framework is one of the key success factors of the Company in managing its risk effectively. The framework coordinates the “Lines of Defense” across all operating and functional units that enables the Company to maintain vigilance and oversight of the operations for timely and accurate identification, assessment, mitigation, reporting and monitoring of risks that can have an adverse impact on the business drivers and the Company’s ability to achieve business results.

As part of its commitment to good corporate governance and effective risk management, the Company implemented a Business Continuity Management (“BCM”) System in 2013. BCM is integral to the Company’s overall Operational Risk Management, and is of critical importance to ensure the continuity of business operations and services to maintain public trust and confidence in the event of a disaster or crisis. BCM is focused on establishing high-level resilience against the failure to deliver critical services during a crisis, and on minimizing the impact of natural and manmade disasters on the company’s operations.

Kerangka Manajemen Risiko Terintegrasi

Kerangka Manajemen Risiko Perusahaan (“ERM”) adalah salah satu faktor keberhasilan kunci bagi Perusahaan dalam melaksanakan manajemen risiko yang efektif. Kerangka tersebut mengkordinasikan “Lines of Defense” di seluruh unit operasional dan fungsional, sehingga Perusahaan dapat melakukan pengawasan atas kegiatan operasionalnya melalui identifikasi, evaluasi, mitigasi, pelaporan dan pengawasan secara tepat waktu dan akurat, atas risiko-risiko yang dapat berdampak negatif terhadap faktor-faktor pendorong usaha dan kemampuan Perusahaan dalam mencapai hasil usahanya. Sebagai bagian komitmen Perusahaan terhadap tata kelola yang baik serta pengelolaan risiko yang efektif, Perusahaan telah menjalankan Sistem Manajemen Keberlanjutan Usaha (“BCM”) sejak tahun 2013. BCM merupakan bagian integral dari Manajemen Risiko Operasional Perusahaan, dan sangat penting untuk memastikan keberlanjutan kegiatan dan layanan usaha untuk memelihara kepercayaan dan keyakinan publik ketika terjadi bencana atau krisis. BCM difokuskan untuk tercapainya tingkat kehandalan yang tinggi untuk menghadapi kegagalan dalam memberikan layanan penting dalam situasi krisis, serta mengurangi dampak bencana alam atau buatan manusia terhadap kegiatan operasional Perusahaan.

As part of the BCM programme, a number of possible disaster scenarios were created and related controls were identified and put in place to mitigate and minimize impact on operations. The incidence of a fire in plantation was one such scenario. The control measures included daily monitoring of hotspots based on data from reliable satellite and the observation of fire incidence (if any) by designated fire patrol teams, fire prevention training and exercise in fire-prone estates/areas, ensuring availability and readiness of fire-fighting equipments in every estate, mapping of water sources, and continuous socialization to keep all employees, contract workers and local community members safe. With this, the Company was able to manage and minimize the effects of fires arising from the extreme El Nino experienced in Indonesia in 2016.

In 2017, the Company has continued its ERM strategy to enhance the commitment of the Board of Directors, Heads of Department and Operating Units in the implementation of the ERM policy, establish a clear risk governance structure to support accountability of each unit, integrate the ERM policy into the management processes, align ERM programmes to support the business strategies, communicate ERM policy and processes, and foster a risk awareness culture within the Company.

ERM is supported by an ERM team who works closely with managers and risk owners to conduct quarterly risk assessments and review the effectiveness of control measures. The ERM team monitors the progress of the ERM Action Plans to mitigate risks, and reports significant risks and exposures to the Board of Directors as well as the Audit Committee & Risk Management Committee.

Sebagai bagian dari program BCM, berbagai skenario bencana yang dapat terjadi telah dikembangan, serta aspek-aspek pengendalian telah diidentifikasikan guna memitigasi dan mengurangi dampak ketika bencana terjadi. Insiden kebakaran di dalam perkebunan merupakan salah satu skenario. Pengendalian yang telah dijalankan meliputi pengawasan harian titik-titik api berdasarkan data dari satelit yang dapat diandalkan dan observasi insiden kebakaran (jika ada) oleh tim patroli kebakaran yang bertugas, pelatihan dan simulasi pencegahan kebakaran di perkebunan/area rawan kebakaran, memastikan kelengkapan dan kesiapan sediaan alat-alat pemadam kebakaran di setiap perkebunan, pemetaan sumber-sumber air, serta sosialisasi terus menerus untuk menjaga keamanan karyawan, tenaga kontrak dan komunitas setempat. Dengan demikian, Perusahaan dapat mengelola dan mengurangi dampak kebakaran yang timbul akibat kejadian El Nino di Indonesia selama tahun 2016.

Pada tahun 2017, Perusahaan melanjutkan strategi ERM untuk meningkatkan komitmen dari Dewan Direksi, Kepala Departemen dan Unit Operasional dalam implementasi kebijakan ERM, menetapkan struktur tata kelola risiko yang jelas untuk mendukung akuntabilitas masing-masing unit, mengintegrasikan kebijakan ERM ke dalam proses manajemen, menyelaraskan program ERM untuk mendukung strategi bisnis, mengkomunikasikan kebijakan dan proses ERM, dan menumbuhkan budaya kesadaran risiko di dalam Perusahaan. ERM didukung oleh tim ERM yang bekerja sama dengan manajer dan pemilik risiko untuk melakukan penilaian risiko triwulanan dan meninjau keefektifan tindakan pengendalian. Tim ERM memantau kemajuan Rencana Aksi ERM untuk mengurangi risiko, dan melaporkan risiko dan eksposur yang signifikan kepada Dewan Direksi serta Komite Audit & Komite Manajemen Risiko.