• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Risiko Risk Management

Dalam dokumen AR KS 2014 230315 (Halaman 195-200)

Untuk meningkatkan kemampuan Perseroan mengatasi permasalahan lingkungan internal maupun eksternal yang semakin kompleks, maka pada tahun 2008 Perseroan mulai menerapkan konsep Manajemen Risiko. Melalui Manajemen Risiko, Perusahaan secara proaktif mengidentifikasi potensi masalah yang kritis bagi kelangsungan bisnis Perusahaan dan segera melakukan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan. Untuk menjalankan fungsi tersebut, Perusahaan membentuk Unit Pengelola Manajemen Risiko (UPMR) yang selanjutnya disebut Divisi GCG & Risk Management.

Sebagai Kerangka Kerja (Framework) penerapan Manajemen Risiko, Perusahaan telah menetapkan manual implementasi manajemen risiko yang disusun mengacu pada standar Committee of Sponsoring Organization of The Treadway Commission (COSO). Tahap sosialisasi telah dilakukan terhadap karyawan level manajerial melalui pelatihan in house, seminar internal, mentoring implementasi, sosialisasi melalui media intranet dan lainnya. Untuk melengkapi implementasinya di lapangan, telah disusun buku saku penerapan manajemen risiko yang didistribusikan kepada jajaran pimpinan Perusahaan mulai tingkat Superintendent ke atas atau Key Person yang diberikan wewenang untuk mengelola Manajemen Risiko di unit kerja.

Risiko adalah suatu potensi kejadian yang berpengaruh negatif terhadap pencapaian visi, misi, sasaran dan target Perusahaan maupun unit organisasi. Manajemen Risiko adalah upaya untuk meminimalkan pengaruh negatif dari berbagai sumber risiko yang dihadapi dalam kegiatan bisnis agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara optimal. Divisi GCG & Risk Management Perusahaan bertanggung jawab untuk memfasilitasi penerapan analisis dan pengendalian risiko yang dilakukan di seluruh unit organisasi serta memantau bahwa analisis dan pengendalian risiko di masing-masing unit kerja telah dilakukan dengan efektif, efisien dan konsisten.

Agar pelaksanaan implementasi manajemen Risiko di Perusahaan berjalan sesuai standar kebijakan Divisi GCG&RM, maka telah diatur dalam Work Instruction (WI) yakni: WI Analisis dan Pengendalian Risiko, WI Monitoring dan Pelaporan Manajemen Risiko.

Untuk mendukung pelaksanaan manajemen Risiko di seluruh unit kerja, maka Divisi GCG & Risk Management sebagai unit pengelola risiko perusahaan telah menyediakan infrastruktur sebagai sarana bimbingan/ pelatihan, sosialisasi serta mentoring dengan kompetensi Instruktur yang cukup memadai.

In order to improve the ability to cope with increasingly complex internal and external problems, in 2008 the company began to implement the concept of Risk Management. Risk Management allows the company to proactively identify potential problems which is critical for the company’s business continuity and immediately undertake mitigation measures when required. To perform these functions, the company form the Risk Management Unit (Unit Pengelola Manajemen Risiko/ UPMR), which then named GCG & Risk Division Management.

As a framework of Risk management implementation, the company has set manual of risk management implementation which was arranged in reference to the standard Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO). The socialization phase has been given to employees at managerial level through in-house training, internal seminars, mentoring implementation, outreach, intranet and other media. To complement them with field implementation, the company has prepared a pocket book of risk management which have been distributed to the leaders of the company, from Superintendent upward or Key Person, which are given authority to manage the Risk Management their respective working unit.

Risk is the potential occurrence of events that will negatively impact the achievement of the vision, mission, goals and the company’s or organizational units’ target. Risk Management is an attempt to minimize the negative influence from the various sources of risk faced by a business activities thus the company’s goals can be achieved optimally. GCG & Risk Management Division is responsible for facilitating implementation of risk analysis and control conducted in all organizational units. The Division is also responsible in monitoring an effective, efficient and consistent analysis and risk control in every unit.

In order for the implementation of risk management in the company runs according to the GCG & RM Division standard policies, Work Instructions have been set namely: WI Risk Analysis and Control, WI Monitoring and Reporting Risk Management.

Supporting the implementation of risk management in every unit, the GCG & RM Division as the company’s risk management unit has been provided with infrastructure as a means of guidance /training, socialization and mentoring with sufficient instructor’s competency.

Risiko yang teridentifikasi tahun 2014 sebanyak 450 Risk Register yang terdiri dari tingkat risiko Rendah, Sedang, Tinggi dan Ekstrim. Semua risiko yang teregistrasi di seluruh unit kerja tersistem dalam database risiko yang ada dalam Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMARIS) Perusahaan.

VISI & MISI

Key Performance Indicator Bisnis Proses Risk Based Audit (RBA) Umpan Balik & Tindak Lanjut Identifikasi & Pengendalian Risiko Profil Resiko Pengendalian Risiko Rencana Pengendalian Risiko Monitoring Pengendalian Risiko Laporan Hasil Monitoring

Pada bulan Juli tahun 2014, Group Corporate Culture Development bergabung dengan Divisi GCG & Risk Management sehingga diharapkan penerapan Manajemen Risiko menjadi bagian pengembangan budaya khususnya budaya sadar risiko diseluruh Unit Kerja yang secara mandatori harus dilaksanakan sesuai permen BUMN no.1 tahun 2011.

Upaya implementasi Manajemen Risiko Perusahaan antara lain melalui kegiatan:

• Sosialisasi penerapan Manajemen Risiko secara

In 2014, as many as 450 risks were identified. From the low level risk, medium, high up to the extreme. All risks are registered, the entire unit of systemic risk database were inputted in the company’s Risk Management Information System (SIMARIS).

In July 2014, the Group’s Corporate Culture Development joined GCG Division & Risk Management. It is expected that the application of Risk management becomes part of the development culture, especially the culture of risk awareness throughout the working unit which is mandatory to be carried out in accordance SOE decree no.1 in 2011.

Various efforts in implementation of Risk Management, among others through the following activities:

• Mentoring penyusunan analisis risiko dengan prioritas pada kegiatan utama proses bisnis Perusahaan.

• Pada akhir 2014 Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMARIS) berbasis web telah diintegrasikan kedalam jaringan Intranet Perusahaan (SSO) sehingga lebih memudahkan setiap unit kerja untuk memasukkan data Profil dan Laporan Risiko secara online.

• Penyusunan analisis risiko pada proyek-proyek-proyek strategis perusahaan dan anak perusahaan. • Analisis risiko terkait dengan kondisi aktual di unit

unit kerja, antara lain revitalisasi, dan lainnya. • Analisis risiko mengenai aspek lingkungan,

keselamatan dan kesehatan kerja.

Kategori Risiko Perusahaan

Risiko bisnis yang dihadapi Perusahaan sebagai perusahaan baja terpadu diklasifikasikan ke dalam empat jenis risiko, yaitu:

1. Risiko Strategis, yaitu risiko-risiko yang bersifat strategis bagi pengembangan Perusahaan, seperti: pengembangan teknologi, kebijakan pemerintah, rencana investasi, pengembangan produk baru, dan lain-lain.

2. Risiko Operasional, yaitu risiko yang terjadi akibat kegagalan atau tidak memadainya proses pengendalian mutu proses bisnis.

3. Risiko Finansial, yaitu risiko yang secara langsung maupun tidak langsung menimbulkan kerugian dalam bidang keuangan.

4. Risiko Kepatuhan, yaitu risiko terkait penyimpangan kepatuhan internal dan eksternal merupakan eksposur korporat yang bersifat strategis.

Sumber Risiko

Berdasarkan sumbernya, risiko dapat berasal dari luar (eksternal) maupun dalam (internal) Perseroan. Secara ringkas, risiko tersebut adalah sebagai berikut:

Risiko Eksternal

1. Risiko Ekonomi

Industri baja merupakan industri penghasil bahan baku untuk memenuhi kebutuhan baja dasar bagi industri hilir, terutama industri infrastruktur, konstruksi, otomotif, aneka mesin dan peralatan yang sangat dipengaruhi oleh kondisi ekonomi,

• Mentoring preparation of the risk analysis priority

on the main activities of the company‘s business process.

• At the end of 2014 Management Information

Systems Risk (SIMARIS) has a web-based integrated into the Corporate Intranet network (SSO) making it Easier for call now units to enter the data profile and Risk Report by online.

• Preparation of project risk analysis on the

companies and subsidiaries’ strategic projects.

• Analysis of the risk associated with the actual

conditions in the working units, among others revitalization.

• Risk analysis of environmental aspects,

occupational health and safety.

Risk Category

As an integrated steel company, business risks faced by the company are:

1. Strategic risks, are strategic for company development, such as: technology development, government policy, investment plans, new product development, etc.

2. Operational risk, occurs due to the failure or inadequacy of the business process quality control. 3. Financial risk, are those directly or indirectly cause

financial harm.

4. Compliance risk, are the risk associated with internal and external deviance which are

5. corporate strategic exposures.

Sources of Risks

Based on their sources, risk may come from outside (external) and in (internal) of the company. In essence, the risks are as elaborated below.

External Risks

1. Economic Risk

The steel industry is producing raw materials of steel to meet basic needs for downstream industries, particularly industrial infrastructure, construction, automotive, various machinery and equipment. The downstream industry is strongly influenced

sehingga hal ini akan berdampak pada kinerja bisnis Perseroan secara umum. Untuk mengantisipasi potensi risiko akibat gejolak perekonomian, Perseroan telah mengambil langkah-langkah strategis sebagai berikut:

• Melakukan review terhadap asumsi-asumsi rencana jangka panjang Perseroan yang disusun dalam Perencanaan Perusahaan (PP1&PP2) sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Anggaran.

• Melakukan monitoring dan evaluasi perubahan indikator ekonomi yang berdampak terhadap bisnis Perseroan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan.

• Melakukan pembahasan rutin mingguan dalam rapat operasi untuk menetapkan pola operasi yang tepat berdasarkan pertimbangan kondisi Preparation Line - Cold Rolling Mill

by economic conditions, therefore in return will have an impact on the steel industry in general. To anticipate potential risk due to economic turmoil, the company has taken the following measures :

• Conduct a review on the assumptions made on the

company’s long-term plans which is stated in the Corporate Planning (PP1 and PP2) as guidance for the budgetary planning.

• Monitor and evaluate changes in economic

indicators that will impact the company’s business. These indicators will be the base for decision-making.

• Regularly conduct a weekly discussion in operation

meeting to establish the suitable pattern of operation based on various external and internal

Perusahaan untuk meminimalkan dampak negatif dari risiko kelangkaan bahan baku tersebut, antara lain:

• Memaksimalkan penggunaan bahan baku lokal hasil produksi PT MJIS.

• Melaksanakan strategi operasi “make or buy” untuk mengantisipasi kelangkaaan bahan baku. • Memperluas jaringan pemasok untuk mensuplai

kebutuhan bahan baku secara jangka panjang. • Perbaikan database dan mengevaluasi kinerja

pemasok.

• Membangun sistem insentif bagi pemasok yang terbukti loyal dan mendukung perbaikan kinerja pengadaan bahan baku.

3. Risiko Kerusakan dan Kehilangan Aset

Untuk mengendalikan risiko kerusakan dan kehilangan aset, Perseroan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

• Mengembangkan Sistem Manajemen Pengamanan Perusahaan (SMP-KS) sebagai upaya preventif dan protektif terhadap kerusakan maupun kehilangan aset milik Perseroan.

• Mengasuransikan seluruh aset dan properti Perseroan yang memiliki risiko kerugian yang disebabkan oleh kerusakan, kebakaran, kehilangan dan penyebab lain yang dimungkinkan dijamin oleh perusahaan asuransi.

• Mengasuransikan seluruh barang (kargo) yang berada dalam perjalanan (pengangkutan) dengan memperhatikan term of delivery yang disepakati dengan pihak penjual atau pembeli. • Mengasuransikan seluruh proyek konstruksi dan

erection yang dikerjakan oleh pihak kontraktor dengan memperhatikan kontrak yang berlaku, seluruh kemungkinan risiko kerugian yang terjadi terhadap diri dan aset pihak ketiga yang berada di lokasi kantor dan areal pabrik milik Perseroan.

• Melakukan sosialisasi penerapan Good Corporate Governance (GCG) dan pencanangan program “KS Group Bersih”

4. Risiko Fluktuasi Kurs

Sistem nilai tukar mengambang yang diperlakukan pemerintah membuat pergerakan kurs rupiah terhadap mata uang asing, termasuk dolar Amerika Serikat sulit diperkirakan. Kemungkinan rupiah terdepresiasi terhadap dolar atau valuta asing lainnya sangat terbuka. Bagi Perseroan, depresiasi rupiah akan sangat mempengaruhi struktur biaya,

are made by the company to minimize this risk, among others :

• Maximize the use of local raw materials

produced by PT MJIS.

• Implement operation strategy of “make or buy”

to anticipate raw materials scarcity

• Expand the network of suppliers to fulfil the raw

material needs in the long term.

• Improved database and evaluate suppliers’

performance.

• Establish a system of incentives for suppliers

• proved to be loyal and support improved

performance procurement of raw materials. 3. Risk of Damage and Asset Losses

To control the risk of damage and loss of assets, the following effort were taken:

• Develop Management System Security Company

(SMP-KS) as preventive and protective measures against damage and asset losses of the company.

• Apply insurance for all assets and property of the

company which have the risk of damage, fire and losses.

• Apply insurance for all cargo that are being

transported, in accordance to the terms of delivery agreed with the seller or the buyer.

• Apply insurance for the entire project construction

that is done by the contractor in accordance to the current contracts. This includes all possible risk of loss against both private and third-party assets that exist in the office premises.

• Disseminate the implementation of Good Corporate

Governance (GCG) and launch the program “Clean KS Group “

4. Exchange Rate Fluctuations Risk

The floating exchange rate system has made it difficult to estimate the exchange rate movement against foreign currencies, including US dollars. For the company, the depreciation dollars will greatly affect the cost structure, given the fairly large dependence on imported raw materials.

mengingat ketergantungan yang cukup besar pada bahan baku impor. Untuk mengendalikan risiko ini, Perseroan melakukan upaya berikut:

• Menetapkan kebijakan lindung nilai (hedging), khususnya untuk transaksi yang menggunakan kurs dolar.

• Menetapkan harga jual disesuaikan dengan perubahan kurs.

• Melakukan upaya pembelian barang dan jasa dengan menggunakan mata uang rupiah. 5. Risiko Persaingan Usaha

Industri baja nasional relatif terbuka dan tidak terdapat pembatasan yang signifikan terhadap impor produk baja. Hal ini mengakibatkan membanjirnya produk impor di pasar nasional dan berdampak pada persaingan usaha. Untuk mengendalikan risiko ini, Perseroan melakukan upaya:

• Meningkatkan cost competitiveness di segala bidang.

• Mengupayakan ketepatan dan kecepatan dalam menangani klaim konsumen.

• Memenuhi on time delivery dan kualitas yang sesuai dengan permintaan.

• Melakukan survei kepuasan konsumen yang dilaksanakan setiap tahun untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen terhadap produk Perseroan, sekaligus untuk mengetahui aspek-aspek yang perlu ditingkatkan secara terus-menerus.

• Pemetaan dan analisa kompetitor bisnis Perseroan

6. Risiko Regulasi

Dampak globalisasi yang ditandai dengan peningkatan peran World Trade Organization (WTO), serta lahirnya berbagai regulasi pemerintah dan kebijakan baru yang menghambat dan menciptakan persaingan bisnis terhadap seluruh mata rantai produksi (mulai pengadaan bahan baku sampai distribusi dan penjualan produk) menjadi semakin ketat.

To control this risk, the company made the following efforts:

• Establish a policy of hedging especially for

transactions that use dollar as the exchange rate.

• Establish sales price adjusted with exchange rates

fluctuation.

• Purchase goods and services by using Rupiah as

the trading currency. 5. Risk Business Competition

The national steel industry are relatively open and is not there are no significant restrictions on steel products import. Therefore the Indonesian market are filled with imported products as the result of competition. To control this risk, the company has :

• Increase the cost competitiveness in all field.

• Assure accuracy and speed in dealing with

consumer claims.

• Meets quality and on-time delivery as requested.

• Conduct annual customer satisfaction survey

to determine the level of customer satisfaction. Therefore the company is able to identify opportunities for continuous improvement.

• Mapping and analysis of the business

competitors. 6. Risk Regulation

The impact of globalization shown by increased role of the World Trade Organization (WTO) and existence of new government regulations policies that may inhibit and create business competitions at all production chain (starting from raw material procurement to the distribution and sale of products).

Dalam dokumen AR KS 2014 230315 (Halaman 195-200)