• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL

5. Infrastruktur Fisik

2.4. Manajemen Strategis

2.4.Manajemen Strategis

Manajemen dirumuskan sebagai seni untuk menciptakan tujuan melalui usaha-usaha orang lain. Fungsi pokok manajemen adalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Sesungguhnya berbagai kegiatan manusia menghendaki berbagai bentuk manajemen. Semakin kompleks kegiatan manusia, maka semakin kompleks jugalah tugas manajemen (Soesilo, 2002).

Menurut Einsiedel, strategi berasal dari kata latin strategia (kantor dari Jenderal), dapat juga dinggap berasal dari kara Perancis strategos yang artinya adalah seni memperalat atau mempekerjakan tindakan-tindakan atau “strategems” menuju ke arah sebuah tujuan (Soesilo, 2002).

Henry Mintzberg dengan pendekatan yang baru mengatakan bahwa strategi adalah sebuah pola dalam sebuah arus pengambilan keputusan atau tindakan. Dalam hal ini Mintzberg membedakan antara strategi yang direncanakan semula (deliberate strategy) yang mengutamakan kontrol dengan strategi yang muncul kemudian (emergentstrategy) yang merupakan suatu proses belajar.

Menurut Setiawan Hari Purnomo, manajemen strategis (Soesilo, 2002) adalah :

• Merupakan proses

• Berkesinambungan

• Dapat dimodifikasi agar tujuan tercapai.

Perencanaan strategis model Menon et al. (1999) menjelaskan bahwa pengembangan strategi merupakan proses interkatif yang dibangun dengan latar belakang organisasi yang memberikan keunikan suatu strategi. Pola pengembangan strategi tercermin dari keluasan ruang gerak organisasional untuk bereksperimen dengan budaya inovasi yang luas. Apapun corak organisasi yang ada, beberapa prose baku telah dikembangkan sebagai prasyarat pengembangan strategi harus berangkat dari adanya analisis siatuasi yang relevan dan komprehensif, dengan mempertimbangkan berbagai sumber daya dan kapalitas yang ada dalam organisasi, melalui sebuah proses integrasi lintas fungsi dan lintas bidang yang dapat menghasilkan sinergi proses yang baikdidukung kesiaan berkomitmen yang baik dan positif. Proses tersebut akan menghasilkan strategi kreatif yang akan mempunyai potensi dalam peningkatan kerja (lihat Gambar 11).

 

Gambar 11 Proses Perencanaan Strategi

Manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Sebagaimana tersirat dari definisi tersebut, manajemen strategis terfokus pada upaya memadukan manajamen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta sistemn informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2004).

Proses manajamen strategis terdiri dari tiga tahap (Gambar 12), yaitu

perumusan strategi, pelaksanaan strategi, dan evaluasi strategi. Perumusan

strategi mencakup kegiatan mengembangkan misi dan visi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan kelemhan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat sejumlah strategi alternatif untuk organisasi, dan memilih strategi

tertentu untuk digunakan. Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan

menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan. Sedangkan evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis, dimana para manajer harus benar-benar mengetahui alasan strategi-strategi tertentu tidak dapat dilaksakan dengan baik (David, 2004).

 

 

Sumber : Manajemen Strategi, Fred David

Gambar 12 Proses Manajemen Strategi (David, 2004)

Proses perumusan strategi dilakukan dengan melalui tiga tahap analisis, yaitu tahap masukan, tahap analisis, dan tahap keputusan. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusannya didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, sehingga dapat diambil keputusan yang signifikan dengan kondisi yang ada. Kerangka kerja analisis perumusan strategi tertera pada Gambar 13 (David, 2004) yaitu :

1. Tahap Masukan

Tahap masukan merupakan tahap yang membantu perencana strategi menuliskan berbagai penilaian atau asumsi secara kuantitaif pada tahap awal proses perumusan strategi. Membuat keputusan-keputusan kecil dalam matriks masukan mengenai pentingnya faktor-faktor eksternal dan internal membantu perencana strategi membuat dan mengevaluasi strategi-strategi alternatif secara lebih efektif dengan Matriks Evaluasi Faktor Eksternal, Matriks Evaluasi Faktor

 

Internal dan Matrik Kompetitif/Persaingan. Penilaian intuitif yang baik selalu diperlukan dalam menentukan pembobotan dan pemeringkatan yang tepat.

 

Gambar 13 Kerangka Analisis Proses Perumusan Strategi

2. Tahap Pencocokan

Strategi kadang-kadang didefinisikan sebagai upaya memadukan sumber daya dan keterampilan internal dengan peluang dan risiko yang diciptakan oleh faktor-faktor eksternal. Tahap pencocokan dari kerangka perumusan strategi dapat menggunakan matriks (IE), Matriks SWOT, Matriks SPACE, Matriks

BCG, Matriks Grand Strategy. Perangkat-perangkat ini tergantung pada

informasi yang diperoleh dari tahap masukan untuk mencocokan peluang dan

ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal. Mencocokan

faktor-faktor keberhasilan eksternal dan internal merupakan kunci untuk membuat strateggi alternatif yang dapat dijalankan.

Matriks IE didasarkan pada dua dimensi kunci yaitu total nilai IFE yang diberi bobot pada sumbu x dan total nilai EFE yang diberi bobot pada sumbu y.

3. Tahap Keputusan

Selain membuat peringkat strategi untuk memperoleh daftar prioritas, hanya ada satu teknik analitis dalam literature yang dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternative yang dapat dijalankan. Teknik tersebut adalah Quantitative Strategy Planning Matrix (QSPM) yang merupakan tahap keputusan dari kerangka analisis perumusan strategi. Teknik tersebut secara

 

objektif menunjukkan strategi alternative yang paling baik. QSPM menggunakan masukan dari analisis Tahap 1 dan hasil-hasil pencocokan dari analisis Tahap 2 untuk memutuskan secara objektif strategi alternatif yang dapat dijalankan.

QSPM adalah alat yang membuat para perencana strategis dapat menilai secara objektif strategi alternative yang dapat dijalankan, didasarkan atas faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal yang telah dikenali terlebih dahulu. Sebagaimana alat-alat analitis perumusan strategi yang lain, QSPM juga memerlukan penilaian intuitif yang baik.

Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relative dari berbagai strategi yang didasarkan sampai seberapa jauh faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal kunci dimanfaatkan atau ditingkatkan. Daya tarik relatif dari masing masing strategi dihitung dengan menentukan dampak kumulatif dari masing-masing faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal. Setiap jumlah rangkaian strategi alternatif dapat diikutkan dalam QSPM dan setiap jumlah dapat menyusun suatu rangkaian strategi tertentu, tetapi hanya strategi-strategi dari suatu rangkaian tertentu yang dinilai relative terhadap satu sama lain. Beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk mengembangkan QSPM disajikan dalam Tabel 2.

Tabel 2 Langkah-langkah pengembangan QSPM

Langkah 1. Membuat daftar peluang/ancaman eksternal kunci dan

kekuatan/kelemahan internal kunci dari organisasi di kolom kirin QSPM. Informasi tersebut harus diambil langsung dari matriks EFE dan matriks IFE. Paling tidak sepuluh faktor keberhasilan eksternal dan sepuluh faktor keberhasilan internal harus dicakupkan dalam QSPM

Langkah 2. Memberi bobot pada setiap faktor eksternal dan internal

kunci. Bobot tersebut sama denganyang ada di Matriks EFE dan Matriks IFE. Bobot tersebut disajikan pada kolom sebelah kanan kolom faktor-faktor keberhasilan kritis eksternal dan internal.

Langkah 3. Memeriksa matriks-matriks pencocokan di Tahap 2, dan

mengenali strategi-strategi alternatif yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diterapkan. Tulislah

strategi-strategi tersebut pada baris atas QSPM.

Kelompokanlah strategi-strategi tersebut dalam rangkaian yang saling ekslusif jika mungkin.

 

Tabel 2 Langkah-langkah pengembangan QSPM (Lanjutan)

Langkah 4 Menentukan Nilai Daya Tarik (AS) yang didefinisikan

sebagai angka yang menunjukan daya tarik relative masing-masing strategi pada suatu rangkaian alternative tertentu. Nilai Daya Tarik ditentukan dengan memeriksa masing-masing faktor eksternal atau internal satu per satu, sambil mengajukan pertanyaan “Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” Jika jawaban atas pertanyaan tersebut adalah

ya, maka strategi tersebut harus dibandingakan secara relatif dengan faktor kunci. Khususnya nilai daya tarik harus diberikan pada masing-masing strategi untuk menunjukan daya tarik relatif suatu strategi terhadap yang lain, dengan memp[ertimbangkan faktor tertentu. Cakupan nilai daya tarik adalah 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = wajar menarik, dan 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas

pertanyaan tersebut tidak, hal tersebut menunjukan bahwa

masing-masing faktor kunci tidak mempunyai pengaruh atas pilihan khusus yang dibuat.

Sumber : Fred David, 2004