• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Sungai

Dalam dokumen Buku Ajar Ekologi Kawasan Tepian Air (2) (Halaman 70-74)

Materi Pertemuan Minggu II - V

C. Ekologi Kawasan Tepian Sungai

4. Manajemen Sungai

Sungai seringkali dikendalikan atau dikontrol supaya lebih bermanfaat atau mengurangi dampak negatifnya terhadap kegiatan manusia.

a. Bendung dan Bendungan dibangun untuk mengontrol aliran, menyimpan air atau menghasilkan energi.

b. Tanggul dibuat untuk mencegah sungai mengalir melampaui batas dataran banjirnya.

c. Kanal-kanal dibuat untuk menghubungkan sungai-sungai untuk mentransfer air maupun navigasi

d. Badan sungai dapat dimodifikasi untuk meningkatkan navigasi atau diluruskan untuk meningkatkan rerata aliran.

Ekologi Kawasan Tepian Air 71

Manajemen sungai merupakan aktivitas yang berkelanjutan karena sungai cenderung untuk mengulangi kembali modifikasi buatan manusia. Saluran yang dikeruk akan kembali mendangkal, mekanisme pintu air akan memburuk seiring waktu berjalan, tanggul-tanggul dan bendungan sangat mungkin mengalami rembesan atau kegagalan yang dahsyat akibatnya. Keuntungan yang dicari dalam manajemen sungai seringkali "impas" bila dibandingkan dengan biaya-biaya sosial ekonomis yang dikeluarkan dalam mitigasi efek buruk dari manajemen yang bersangkutan. Sebagai contoh, di beberapa bagian negara berkembang, sungai telah dikungkung dalam kanal-kanal sehingga dataran banjir yang datar dapat bebas dan dikembangkan. Banjir dapat menggenangi pola pembangunan tersebut sehingga dibutuhkan biaya tinggi dan seringkali makan korban jiwa.

Banyak sungai kini semakin dikembangkan sebagai wahana konservasi habitat, karena sungai termasuk penting untuk berbagai tanaman air, ikan-ikan yang bermigrasi, menetap, dan budidaya tambak, burung-burung, serta beberapa jenis mamalia.

Pada saat ini terjadi kecenderungan bahwa aspek lingkungan dikesampingkan, karena menganggap aspek ekonomi lebih penting. Hal ini tak lepas dari kebijakan otonomi daerah yang diberikan kewenangan penuh masing-masing daerah untuk mengatur sendiri wilayahnya, dimana masing-masing ada kecenderungan untuk meningkatkan pendapatan daearah. Akibatnya, sumberdaya alam dimanfaatkan secara besar-besaran tanpa memperhatikan pelestariannya. Dalam hal ini termasuk sungai sebagai sumberdaya alam yang mendukung kehidupan masyarakat. Peranan sungai menjadi sangat penting khususnya dalam upaya mempertahankan sumberdaya air yang berkelanjutan.

Baik tidaknya kualitas sungai dapat disebabkan oleh faktor alam maupun faktor manusia. Faktor alam, misalnya erupsi gunung berapi menyebabkan banyak lumpur dan pasir yang terbawa aliran sungai.

Ekologi Kawasan Tepian Air 72

Selebihnya adalah faktor dari manusia. Sungai yang lestari dan masih baik kualitasnya akan banyak bermanfaat bagi manusia, sebaliknya sungai yang buruk kualitasnya akan menyebabkan bencana bagi manusia, seperti penyakit, banjir dan longsor serta mengurangi estetika sungai dan daerah dia berada. Data menunjukkan bahwa lebih kurang 1.278 sungai di Indonesia terdapat puluhan sungai yang sudah menunjukkan pertanda kurang sehat untuk air minum karena sampah permukiman dan industry. Bahkan pada beberapa kota besar, sungainya sudah tidak layak untuk irigasi, mengingat air yang tercemar mengandung bakteri, virus dan bahan-bahan kimiawi yang berbahaya. Kondisi yang demikian itu harus segera diatasi dengan mencarikan solusi terbaik. Karena bila tidak, selain kemanfaatan sungai menjadi tidak optimal dan merusak habitat hewan dan tumbuhan, kelestarian sungai pun akan terancam. Bahkan mungkin akan menjadi sungai mati yang menjadi sumber penyebaran penyakit bagi penduduk.

Pelestarian sungai menjadi hal yang mutlak dilakukan untuk menghindarkan kualitas sungai yang semakin memburuk. Untuk itu, dibutuhkan suatu pengelolaan sungai dalam satu manajemen, dari hulu sampai muara sungai. Dalam kenyataannya, satu sungai melalui beberapa wilayah administratif yang berbeda sehingga menimbulkan kecenderungan pengelolaan yang tidak sama. Untuk mengantisipasi perbedaan pengelolaan sungai, maka manajemen dapat diambil alih oleh Provinsi agar terhindar dari perbedaan kepentingan. Dalam program pengelolaan sungai, pemerintah tidak bisa bekerja sendiri, sehingga harus melibatkan masyarakat. Masyarakat bukan sebagai obyek saja, namun juga sebagai subyek dalam melaksanakan program-progran Pemerintah. Untuk menyiapkan masyarakat sebagai subyek perlu dibekali dengan pengetahuan dan informasi mengenai sungai melalui pemberdayaan masyarakat. Dalam pemberdayaan masyarakat melalui beberapa tahap, yaitu :

Ekologi Kawasan Tepian Air 73

1. Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju perilaku sadar dan peduli sehingga merasa membutuhkan peningkatan kesadaran tinggi.

2. Tahap transformasi kemampuan berupa wawasan pengetahuan, kecakapan, ketrampilan agar terbuka wawasan dan memberikan ketrampilan dasar sehingga dapat mengambil peran di dalam pembangunan.

3. Tahap peningkatan kemampuan intelektual, kecakapan, ketrampilan sehingga terbentuklah inisiatif dan kemampuan inovatif untuk mengantarkan kemandirian.

Pada tahap awal, masyarakat di sekitar sungai diberikan penyadaran akan arti pentingnya sungai bagi kehidupan mereka sendiri. Langkah ini dapat ditempuh melalui pertemuan penyuluhan, kunjungan pembinaan atau komunikasi informasi dan edukasi massa melalui pemutaran film atau media seni lainnya, seperti kethoprak, dagelan, dan lain-lain. Masyarakat diberikan pemahaman bahwa sungai merupakan bagian dari sumberdaya alam yang mereka miliki dan banyak memberikan manfaat sehingga sudah seharusnya mereka jaga kelestariannya. Dalam kehidupan sehari-hari mereka diajarkan untuk tidak membuang sampah dan kotoran ke sungai, juga buang air kecil dan buang air besar. Disamping itu, masyarakat ditimbulkan kepeduliannya terhadap sungai, dengan melakukan gerakan bersih sungai, memasang rambu-rambu peringatan agar orang lain tidak membuang sampah dan kotoran ke sungai serta memperingatkannya jika ada pelanggaran. Selain itu, masyarakat diajak untuk melakukan penghijauan di sekitar sungai dengan tanaman yang bisa bermanfaat bagi mereka atau pepohonan yang biji-bijiannya dapat dimakan burung. Untuk para pelaku usaha, upaya penyadaran dilakukan dengan cara dialog agar tidak membuang limbahnya langsung ke sungai, tetapi harus melalui tahap pengolahan terlebih dahulu sehingga lebih ramah lingkungan. Penyadaran terhadap masyarakat ada kalanya membutuhkan sanksi, dalam hal ini Pemerintah dapat membuat

aturan-Ekologi Kawasan Tepian Air 74

aturan pengelolaan sungai berikut sanksinya bila ada pelanggaran. Pengawasan terhadap penegakan aturan juga perlu dilaksanakan untuk menjamin ketertiban di wilayah sungai.

Dalam dokumen Buku Ajar Ekologi Kawasan Tepian Air (2) (Halaman 70-74)