• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1. Analisis Manfaat

1.1. Manfaat kepada Pemerintah

Manfaat-manfaat yang dapat diperoleh pemerintah dengan adanya Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan adalah;

1) Menghindari konflik peraturan perundang-undangan. 2) Menghindari terjadinya tumpang tindih kewenangan.

3) Memperlancar proses penegakkan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan. 4) Menjamin kepastian hukum.

Ad.1. Konflik peraturan perundang-undangan.

Konflik peraturan perundang-undangan yaitu ketidak sesuaian antara satu peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal artinya terjadi pertentangan antara peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya dengan peraturan perundang-perundang-undangan yang lebih tinggi. Misalnya undang-undang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Demokratik Timor-Leste 2002, peraturan pemerintah bertentangan dengan

55

Undang-Undang dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Demokratik Timor-Leste 2002, antara keputusan menteri, Perda dan sebagainya tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Peraturan perundang-undangan yang bertentangan secara horizontal terjadi antara satu undang-undang dengan undang-undang yang lain, maupun antara satu pasal dengan pasal-pasal yang lain dalam satu undang-undang/peraturan/keputusan.

Untuk menjamin kepastian hukum diperlukan adanya harmonisasi dan sinkronisasi antara satu bentuk peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan yang lain berdasarkan Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan. Hal ini penting karena norma hukum yang berlaku dalam suatu negara selalu tersusun secara hirarkis atau berjenjang. Ini berarti suatu peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tingkatannya baru bisa berlaku, apabila bersumber dan berdasar pada peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, Undang-Undang Dasar Negara Republik Demokratik Timor-Leste selalu menjadi sumber hukum material dan formal dalam pembentukan peraturan perundang-undangan di Negara Republik Demokratik Timor-Leste. Demikian juga Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan, akan menjadi sumber dan pedoman dalam merancang peraturan perundang-undangan di Negara Republik Demokratik Timor-Leste.

Secara nyata konflik perundang-undangan di Republik Demokratik Timor-Leste dapat dipahami melalui konflik antara Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste No.1 Tahun 2003 tentang status hukum benda-benda tidak bergerak dengan Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste No.2 Tahun 2002 tentang Interpretasi dan Penerapan Hukum jo.

Undang-56

Undang No.10 Tahun 2003 tentang Interpretasi Pasal 1 Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste No. 2 tahun 2002. Pada bagian pertama alinea pertama Undang-Undang No. 1 Tahun 2003 menetukan :

“Pendudukan di Timor-Leste dari tahun 1975 sampai dengan 1999 dianggap tidak sah sesuai dengan apa yang diakui secara Internasional seperti tercantum dalam resolusi-resolusi dewan Keamanan PBB No.384 tanggal 22 desember 1975 dan No.389 tanggal 22 april 1976 dimana ditetapkan bahwa Indonesia sama sekali tidak mengantikan administrasi Portugis di Timor-Leste”. Ketentuan tersebut bertentangan dengan Undang-Undang Republik Demokratik

Timor-Leste No.2 Tahun 2002 tentang Interpretasi dan Penerapan Hukum jo. Undang-Undang No.10 Tahun 2003 tentang Interpretasi Pasal 1 Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste No. 2 tahun 2002. Pasal 1 Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste No. 2 tahun 2002 menentukan, perundang-undangan yang diterapkan di Timor-Leste pada 19 Mei 2002, akan tetap berlaku dalam segala hal kecuali tidak bertentangan dengan Konstitusi dan asas-asas yang tercantum didalamnya.

Sedangkan Pasal 1 Undang-Undang No. 10 Tahun 2003 menentukan “ sesuai dengan Pasal 1 Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste No. 2 Tahun 2002, bahwa penerapan peraturan perundang-undangan di Timor-Leste berasal dari Indonesia yang sesuai dengan kenyataan, tetap diterapkan di Timor-Leste pada tanggal 25 Oktober 1999 berdasarkan Regulasi UNTAET No.1 Tahun 1999”.

Kedua Undang-Undang yang telah di diskripsikan ini merupakan penjabaran dari Regulasi UNTAET No.1 Tahun 1999. Ini berarti Undang-Undang Republik Demokratik Timor-Leste, No.1 tahun 2003 juga bertentangan dengan Regulasi UNTAET No.1 tahun 1999.

Berlakunya hukum positif yang sangat beragam dan saling bertentangan di Timor-Leste tersebut, sebagai akibat belum adanya Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan,

57

sehingga tidak ada landasan hukum yang jelas tentang pembentukan peraturan perundang-undangan di Negara Republik Demokratik Timor-Leste.

Oleh karena itu, pembentukan Undang-undang tentang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan, sebagai solusi untuk mencegah konflik peraturan perundang-undangan. Hal ini bermanfaat untuk menjamin kepastian hukum bagi para pejabat pemerintahan dalam membuat peraturan perundang-undangan dibawah Undang-Undang maupun peraturan kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Ad 2. Menghindari tumpang tindih kewenangan.

Manfaat yang diperoleh pemerintah sehubungan dengan adanya Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan, yaitu menghindari terjadinya tumpang tindih kewenangan. Tumpang tindih kewenangan yang dimaksud artinya, terdapat beberapa pejabat pada sejumlah lembaga negara memperoleh wewenang dan tugas yang sama dalam menangani suatu urusan pemerintahan.

Tumpang tindih kewenangan lembaga-lembaga Negara khususnya dalam melaksanakan lembaga negara dalam membuat peraturan perundang-undangan terutama dalam hal membuat peraturan kebijakan dalam melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan. Tumpang tindih kewenangan dikarenakan, masing-masing lembaga negara merasa memiliki kewenangan sendiri-sendiri dan adanya superioritas kewenangan.

Kesemuanya itu berpotensi mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan wewenang maupun tindakan sewenang-wenang. Demikian juga pengaturan mengenai pemberian wewenang atribusi, wewenang delegasi dan pemberian mandat kepada masing-masing lembaga negara/pemerintah belum jelas. Hal-hal inilah yang merupakan manfaat yang akan diperoleh sehubungan dengan adanya Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan.

58 Ad. 3 Efektifitas penegakkan hukum.

Konsekuensi tidak adanya Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan adalah belum adanya landasan hukum yang jelas dalam membentuk peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang, maupun peraturan kebijakan di Negara Republik Demokratik Timor-Leste. Konsekuensi lain yaitu menyebabkan Pemerintah mengalami kesulitan untuk menentukan bentuk peraturan perundang-undangan yang tepat dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Kesulitan lain yang dihadapi sehubungan dengan belum adanya Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan, juga sangat berpengaruh signifikan kepada lembaga peradilan dan instansi pemerintahan lain dalam hal penerapan dan penegakkan hukum. Konsekuensi lain menghambat pengawasan dan koordinasi antar lembaga negara baik secara vertikal maupun horizontal.

Oleh sebab itu pembentukan Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan sangat bermanfaat kepada pemerintah dalam rangka mengefektifkan pengawasan dan penegakan hukum.

Ad. 4. Menjamin kepastian hukum.

Ketidak jelasan hirarki peraturan perundang-undangan di Negara Republik Demokratik Timor-Leste, akan menimbulkan konsekuensi dalam penerapan hukum. Oleh karena itu, pembentukan Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan sangat diperlukan, sebagai dasar untuk mewujudkan kepastian hukum. Dengan demikian undang-undang ini diharapkan menjadi pedoman dalam penyusunan peraturan perundang-undang-undang-undangan di Negara Republik Demokratik Timor-Leste.

59

Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan bertujuan untuk menciptakan landasan hukum yang pasti dalam pembentukan peraturan perundang-undangan Negara Republik Demokratik Timor-Leste. Berdasarkan Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan tersebut diharapkan dapat menciptakan kepastian hukum dan menjunjung supremasi hukum di Negara hukum Republik Demokratik Timor-Leste.

Oleh sebab itu, eksistensi Undang-Undang tentang Hirarki dan Materi Muatan Peraturan Perundang-undangan akan sangat bermanfaat bagi Pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya, sebagai akibat adanya kepastian hukum.

Dokumen terkait