Pelatihan dapat memberi banyak manfaat baik untuk karyawan maupun organisasi atau perusahaan. Manfaat tersebut tentunya tak sekadar manfaat jangka pendek tetapi juga manfaat dalam jangka panjang, dan pada gilirannya diharapkan bisa membangun budaya perusahaan yang menyukai pembelajaran.
Manfaat untuk Karyawan
1. Membantu membuat keputusan dan pemecahan masalah yang efektif.
2. Menginternalisasikan variabel pengenalan, pencapaian prestasi, pertumbuhan, dan tanggung jawab serta kemajuan.
3. Mendorong pencapaian pengembangan diri dan rasa percaya diri.
4. Membantu karyawan mengatasi stres, frustasi, dan konflik.
5. Memberi informasi berkaitan dengan meningkatnya pengetahuan kepemimpinan, keterampilan komunikasi, dan sikap.
6. Meningkatkan kepuasan kerja dan pengakuan.
7. Membantu karyawan mendekati tujuan pribadi dan membantu meningkatkan keterampilan interaksi.
8. Memenuhi kebutuhan personal peserta dan pelatih.
9. Memberikan nasihat dan jalan bagi pertumbuhan masa depan.
10. Membangun rasa pertumbuhan dalam pelatihan.
11. Membantu pengembangan keterampilan mendengar, bicara, dan menulis.
12. Membantu menghilangkan rasa takut melaksanakan tugas baru.
Manfaat untuk Perusahaan
1. Membangun sikap yang lebih positif terhadap orientasi profit.
2. Memperbaiki pengetahuan kerja dan keahlian pada semua level.
3. Memperbaiki moral SDM.
4. Membantu karyawan mengetahui tujuan perusahaan.
5. Membantu menciptakan citra perusahaan yang lebih baik.
6. Mendukung otentisitas, keterbukaan, dan kepercayaan.
7. Meningkatkan hubungan antara atasan-bawahan.
8. Membantu pengembangan perusahaan.
9. Membantu persiapan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan.
10. Memberikan informasi kebutuhan perusahaan di masa depan.
11. Membuat keputusan dan memecahkan masalah lebih efektif.
12. Membantu dalam pengembangan keterampilan kepemimpinan, motivasi, kesetiaan, sikap, dan aspek lainnya.
13. Membantu meningkatkan efisiensi, efektivitas, produktivitas, dan kualitas kerja.
Manfaat bagi Hubungan SDM, Intra dan Antargrup serta Pelaksanaan Kebijakan
1. Meningkatkan komunikasi antarkelompok dan individu.
2. Membantu orientasi karyawan baru dan karyawan transfer atau promosi.
3. Memberikan informasi kesamaan kesempatan dan aksi afirmatif.
4. Memberikan informasi tentang hukum pemerintah dari kebijakan internasional.
5. Meningkatkan keterampilan interpersonal.
6. Membuat kebijakan perusahaan, aturan, dan regulasi.
7. Meningkatkan kualitas moral.
KESIMPULAN
Untuk melaksanakan program pelatihan dan pengembangan, ada banyak teknik atau bentuk pelatihan yang dapat diterapkan organisasi atau perusahaan, antara lain seperti on the job training, magang, permainan peran, simulasi, outdoor oriented, dan lain-lain. Manfaat yang diperoleh dari pelatihan dan pengembangan, baik bagi pegawai maupun perusahaan, tak hanya sekadar manfaat jangka pendek saja, namun juga untuk jangka panjang.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan dan pengembangan juga dapat memberikan banyak banyak manfaat baik untuk karyawan maupun organisasi atau perusahaan. Manfaat ini tentunya tak sekadar manfaat jangka pendek tetapi juga manfaat jangka panjang, yang diharapkan bisa membangun budaya perusahaan yang menyukai pembelajaran.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
Bales, R. F. (1950). Interaction Process Analysis: A Method for the Study of Small Groups. Addison-Wesley Press.
Baron, R. A., & Byrne, D. E. (1994). Social Psychology: Understanding Human Interaction. Allyn and Bacon.
Baskerville, D. M. (1993, May 10). How do you manage conflict?
Retrieved June 7, 2021, from VLex website: https://black-enterprise.vlex.com/vid/how-do-you-manage-conflict-53348816 Bon, G. L. (2006). The Crowd: A Study of the Popular Mind. Cosimo, Inc.
Cartwright, D., & Zander, A. (1953). Group Dynamics: Research and Theory (pp. xiii, 642). Oxford, England: Row, Peterson.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
DAFTAR PUSTAKA
Clark, A. J. (1994). Working With Dreams in Group Counseling:
Advantages and Challenges. Journal of Counseling & Development, 73(2), 141–144. https://doi.org/10.1002/j.1556-6676.1994.tb01726.x Cooley, C. H. (1909). Social Organization: A Study of the Larger Mind. C.
Scribner’s Sons.
DeVito, J. A. (1992). The Interpersonal Communication Book.
HarperCollins.
Folger, J. P., & Poole, M. S. (1984). Working Through Conflict: A Communication Perspective. Scott, Foresman.
French Jr., J. R. P. (1944). Retraining an autocratic leader. The Journal of Abnormal and Social Psychology, 39(2), 224–237. https://doi.org/
10.1037/h0054403
Freud, S. (2020). Group Psychology and the Analysis of the Ego. Library of Alexandria.
Gibson, J., Ivancevich, J., & Konopaske, R. (2011). Organizations:
Behavior, Structure, Processes (14th edition). Dubuque, IA:
McGraw-Hill Education.
Hollander, E. P., & Julian, J. W. (1970). Studies in Leader Legitimacy, Influence, and Innovation. In L. Berkowitz (Ed.), Advances in Experimental Social Psychology (Vol. 5, pp. 33–69). Academic Press.
https://doi.org/10.1016/S0065-2601(08)60089-1
Homans, G. C. (1958). Social Behavior as Exchange. American Journal of Sociology, 63(6), 597–606.
House, R. J. (1996). Path-goal theory of leadership: Lessons, legacy, and a reformulated theory. The Leadership Quarterly, 7(3), 323–
352. https://doi.org/10.1016/S1048-9843(96)90024-7
Jennings, H. H. (1943). Leadership and Isolation: A Study of Personality in Interpersonal Relations. Longmans, Green and Company.
Kozan, M. K. (2002). Subcultures and Conflict Management Style. MIR:
Management International Review, 42(1), 89–105.
Krech, D., & Crutchfield, R. S. (1948). Theory and problems of social psychology (pp. xiv, 646). New York, NY, US: McGraw-Hill. https://
doi.org/10.1037/10024-000
Kreps, G. L. (1986). Organizational Communication: Theory and Practice. Longman.
Mathis, R. L., Jackson, J. H., Valentine, S. R., & Meglich, P. (2016). Human
McGregor, D. (2006). The Human Side of Enterprise, Annotated Edition.
McGraw Hill Professional.
Minnery, J. R. (1985). Conflict Management in Urban Planning. Gower.
Moreno, J. L. (1932). Group Method and Group Psychotherapy. Beacon House.
Muchlas, M. (2008). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Retrieved from https://onesearch.id/Record/
IOS2875.slims-33666
Mulyasa, E. (2003). Kurikulum Berbasis Kompetensi: Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Retrieved from http://opac.ut.ac.id/detail-opac?id=17563 Myers, I. B., & Myers, P. B. (2010). Gifts Differing: Understanding
Personality Type - The original book behind the Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) test. Hachette UK.
Newcomb, T. M., Turner, R. H., & Converse, P. E. (2015). Social Psychology: The Study of Human Interaction. Psychology Press.
Newstrom, J. W., & Davis, K. (2002). Organizational Behavior: Human Behavior at Work. McGraw-Hill/Irwin.
Pace, R. W., & Faules, D. F. (1998). Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Retrieved from https://onesearch.id/Record/IOS4965.011193 Pruitt, D. G., & Rubin, J. Z. (1986). Social Conflict: Escalation, Stalemate,
and Settlement. Random House.
Purwanto, M. N. (2004). Administrasi dan Supervisi Pendidikan.
Bandung: Remaja Rosdakarya. Retrieved from https://
www.onesearch.id/Record/IOS3985.libra-C06001764/TOC
Rakhmat, J. (2012). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Retrieved from https://onesearch.id/Record/IOS2750.11.194/TOC Reitz, H. J. (1977). Behavior in Organizations. R. D. Irwin.
Rivai, V. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.
Robbins, S. P. (1996). Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Applications. Prentice Hall.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2011). Organizational Behavior. Prentice Hall.
Ruben, B. D., & Stewart, L. (2006). Communication and Human Behavior.
Pearson/Allyn & Bacon.
Ruch, F. L. (1948). Psychology and Life. Scott, Foresman.
Sargent, S. S. (1939). Emotional Stereotypes in the Chicago Tribune.
Sociometry, 2(2), 69–75. https://doi.org/10.2307/2785309
Scheidlinger, S. (1952). Psychoanalysis and Group Behavior: A Study of Freudian Group Psychology. Norton.
Shaw, M. E. (1976). Group Dynamics: The Psychology of Small Group Behavior. McGraw-Hill.
Sherif, M. (1966). In Common Predicament: Social Psychology of Intergroup Conflict and Cooperation. Houghton Mifflin.
Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia (Edisi 3).
Yogyakarta: STIE YKPN.
Soekanto, S. (2001). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajagrafindo Persada. Retrieved from https://onesearch.id/Record/
IOS2757.slims-15518
Stogdill, R. M. (1950). Leadership, Membership and Organization.
Psychological Bulletin, 47(1), 1–14. https://doi.org/10.1037/
h0053857
Stoner, J. A. F., & Freeman, R. E. (1989). Management. Prentice-Hall.
Stoner, J. A. F., & Wankel, C. (1982). Management. New York: Prentice-Hall, International, Inc. Retrieved from https://onesearch.id/
Record/IOS3774.JAKPU000000000080733
Suharnan. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Penerbit Srikandi.
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC. Retrieved from https://kink.onesearch.id/Record/
IOS2876.JABAR000000000000009
Tannenbaum, R., & Schmidt, W. H. (1973). How to Choose a Leadership Pattern. Harvard Business Review.
Thoha, M. (2007). Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta:
Rajagrafindo Persada. Retrieved from https://
opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=578704
Tuckman, B. W., & Jensen, M. A. C. (1977). Stages of Small-Group Development Revisited. Group & Organization Studies, 2(4), 419–
427. https://doi.org/10.1177/105960117700200404
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.
Wijono, S. (1993). Konflik dalam Organisasi/Industri dengan Strategi Pendekatan Psikologis. Semarang: Satya Wacana. Retrieved from https://onesearch.id/Record/IOS1.INLIS000000000180419 Winardi. (2007). Manajemen Konflik: Konflik Perubahan dan
Pengembangan. Bandung: Mandar Maju. Retrieved from http://
mandarmaju.com/main/detail/30/Manajemen-Konflik
A
Achievement oriented 129 AD/ART 79 Aktivitas sosial 16 Aktualisasi diri 10 Amerika Serikat 21 Ancaman 89
Behavior Modeling 138 Behavioral Approach 106 Belajar 140
Bidang kerja 20 Bisnis 60 Cinta kasih 90 Collective power 61 Configere 4
Controlling group behaviour 116 Criticism 99
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
INDEKS
D
Dengki 37 Destruction 7
Directive Leadership 112 Direktur 15
Disagreement 98 Diskusi 98
Distribusi geografis 73
E
Eksekutif 130 Eksperimen 65 Email 138
Emotional stability 114 Empati 136
Erich Fromm 110 Evaluasi 97
F
Fasilitator 59
Fiedler’s Contingency Theory of Leadership 112
Frustasi 79, 97, 107, 139
G
Gaji 129
Group and Exchange Theories 112
Group spirit 50 Guru 101
H
Hakim 43 Harga diri 10 Harry Ingham 17
Homogenitas 96
Hubungan interpersonal 17 Hubungan psikologis 72 Hura-hura 59
I
Ice breaking 54 Ilmu jiwa 61
Ilmu pengetahuan 84 Imajinasi 106
Intelegensia 59, 106, 112 Interdependensi 66 Interpersonal attraction 86 Irrationality 7
J
Jabatan 20, 88 Jadwal kerja 13 Job competent 127 Joseph Luth 17
K
Kebudayaan 101 Kehidupan sosial 5 Kekayaan alam 102 Kekuasaan 10 Kelompok formal 79 Kelompok informal 79 Kelompok sebaya 100
Kepemimpinan 77, 104, 113 Kepuasan kerja 112, 128 Keterampilan interpersonal 140 Kinerja 9, 126
Kognisi 23 Komite 79 Kompensasi 122 Kompetisi 21, 83
Komunikasi 7, 28, 88, 96, 131, 139
Konflik interpersonal 20 Konflik intrapersonal 19 Konflik sosial 13 Konfrontasi 36 Konsensus 36 Konsultasi 44, 106 Kontrak kerja 13 Kontroversi 5 Kooperatif 8 Koordinasi 140 Kualitas kerja 140 Kurt Lewin 51, 64
Malicious obedience 31 Manajemen 3, 29, 127, 130 Manajer 8, 15, 20, 28, 32, 130 Mandor 15
Max Weber 108
Metode dominasi 31 Minoritas 15 Mobilitas sosial 101 Mobs 77
Moral 14, 64, 139
Motivasi 40, 79, 83, 112, 129, 140
Mufakat 97 Musuh bersama 30
N
Nasihat 107 Negara 62 Norma 10, 61, 72
O
On The Job Training 134 Organisasi pemuda 79 Otentisitas 140 Otokrasi 62, 107
P
Pangkat 10 Panitia 79 Partai politik 78
Participative Leadership 113 Path Goal Theory of Leadership
112 Peer Group 100 Pelatihan tindakan 138 Pemimpin 30, 106
Pemutusan hubungan kerja 122 Pendekatan ACES 46
Pendekatan KAPOW 45 Pendidikan 58
Pengelolaan konflik 29
Pengembangan produk 16 Pengetahuan 24
Penghargaan 10
Penilaian prestasi kerja 122 Penyuluhan 106
Perang dagang 21 Perang harga 16 Perebutan pasar 16 Perjanjian sosial 62 Persepsi 8, 11, 21, 74, 83 Personality 40
Persuasi 41 Pimpinan pusat 109 Plato 61
Popularitas 37 Prasangka 23 Prestasi 113 Primary group 78 Problem solving 35 Produktivitas 140
Profesional pelatihan 131 Promosi 122, 128, 140 Psikhe group 68, 78 Psikologi 62
Psikologi sosial 61, 65
R
Regulasi 140 Rekruitmen 122 Resolusi konflik 28 Robert F. Bales 65 Rohani 102 Role Playing 138 Rujuk 41
Rukun tetangga 78
S
Sanksi ekonomi 21 Secondary group 78 Sengketa 44 Serikat kerja 78 Sigmund Freud 67 Simulator mekanik 136 Situasi kebersamaan 76 Situasi kelompok sosial 77 Social distance 64
Social perception 114 Socio group 78 Solidaritas 54 Sosiologi 64
Spokesman of the group 116 Status sosial 10
Stres 5, 21, 139 Subkultur 40 Supervisor 134
Supportive Leadership 113 Surgensi 115
T
Tarikan interpersonal 86 Tawar-menawar 41 Teknologi 16, 126, 131 Tenaga kerja 122 The conflict paradox 6 Tim kerja 3
Toleransi 52, 136 Trait Approach 106
Trait Theory of Leadership 112 Transformasi 94
Win-lose orientation 36 Win-lose solution 29 Win-win solution 30
Z
Zaman Yunani 61
Ability in Abstract Thinking
Kemampuan untuk mengabstraksikan masalah dan keadaan dalam kelompok.
Achievement Oriented Leadership
Pemimpin menanamkan kesadaran kepada anggota kelompok terkait berbagai tantangan dalam mencapai tujuan bersama dan menunjuk-kan sikap jika kelompok mampu mencapai tujuan tersebut.
Behavior Modeling
Proses psikologis mendasar di mana pola-pola baru dari perilaku bisa diperoleh, sedangkan pola-pola yang sudah ada dapat diubah.
Controlling Group Behaviour
Mengawasi sikap serta perilaku anggota sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
GLOSARIUM
Dinamika Kelompok
Konsep yang menggambarkan proses kelompok yang selalu bergerak, berkembang dan mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang selalu berubah-ubah.
Directive Leadership (Gaya Otoriter)
Kepemimpinan yang memberikan petunjuk kepada anggota kelompok sementara ia belum dapat sepenuhnya berpartisipasi penuh.
Jendela Johari
Konsep yang digunakan untuk menganalisis bentuk interaksi antara individu dengan individu. Konsep Jendela Johari dikembangkan oleh Joseph Luth dan Harry Ingham pada 1955. Dalam Konsep Jendela Johari digambarkan empat karakteristik yang mencerminkan masing-masing pribadi dalam interaksi sosial: pribadi terbuka (open self), pribadi tersembunyi (hidden self), pribadi buta (blind self), dan pribadi tak dikenal (undiscovered self).
Kelompok Primer (Primary Group)
Kelompok yang anggota-anggotanya mempunyai interaksi lebih intensif dan erat di antara nggotanya. Contohnya keluarga, kelompok kawan sepermainan, rukun tetangga, dan lain-lain.
Kelompok Sebaya (Peer Group)
Kelompok di mana individu yang satu merasakan adanya kesaamaan dengan individu lainnya (usia, kebutuhan dan tujuan).
Kelompok Sekunder (Secondary Group)
Kelompok yang anggota-anggotanya saling berhubungan secara tak langsung, berjauhan (pertemuan tidak harus face to face) dan formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Contoh: partai politik, perhimpunan serikat kerja, dan lain-lain.
Kelompok Sosial
Sistem terintegrasi yang terbentuk karena ada hubungan psikologis untuk mengatasi keadaan secara objektif.
Kelompok
Kumpulan individu yang saling berhubungan satu sama lain secara teratur hingga jangka waktu tertentu, dan mereka saling tergantung satu sama lain untuk mencapai satu atau lebih tujuan bersama.
Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan yang dipilih berdasarkan kepercayaan yang datang dari lingkungannya.
Kepemimpinan Rasional Legal
Kepemimpinan yang diangkat berdasarkan pertimbangan pemikiran tertentu dan penunjukan langsung.
Kepemimpinan Tradisional
Kepemimpinan yang ditentukan berdasarkan tradisi yang telah dalam masyarakat.
Kompromi
Penyelesaian konflik dengan menemukan titik temu.
Konflik Antarorganisasi
Konflik yang pada umumnya muncul dalam bentuk persaingan, seperti konflik antarperusahaan.
Konflik Interpersonal
Konflik yang terjadi karena perbedaan antara dua individu. Beberapa penyebab yang paling sering dari konflik seperti ini adalah tujuan yang berbeda, metode, tingkat pengetahuan, kemampuan dan budaya atau peran individu yang berbeda dalam organisasi.
Konflik Intrapersonal
Konflik yang dialami seseorang yang disebabkan oleh dirinya sendiri.
Konflik Sosial
Konflik yang mengacu pada perbedaan interpersonal, intragrup, dan antarkelompok.
Magang
Kegiatan yang melibatkan pembelajaran dari pekerja berpengalaman dan dapat ditambahkan pada teknik off the job training.
Mediasi
Bantuan pihak ketiga yang netral dalam mencapai penyelesaian.
On the Job Training
Penempatan calon pegawai pada situasi pekerjaan riil di bawah arahan individu yang berpengalaman atau supervisor.
Participative Leadership
Kepemimpinan yang tidak hanya meminta atau menggunakan saran-saran dari anggota, namun juga membuat keputusan bagi pemecahan persoalan dalam kelompok.
Pencegahan Konflik
Tindakan yang bertujuan untuk mencegah timbulnya konflik yang lebih besar.
Pendekatan Sifat (Trait Approach)
Pendekatan bertujuan untuk mengetahui “sifat” pemimpin, misalnya intelegensia, hubungan sosial, keadaan emosi, keadaan fisik, imajinasi, kesabaran, suka bekerja keras, kemauan berkorban, dan lain-lain.
Pendekatan Tingkah Laku (Behavioral Approach)
Pendekatan yang menyatakan bahwa kepemimpinan dapat dipelajari dari pola tingkah laku dan ciri-ciri pemimpin.
Persepsi
Salah satu aspek psikologis terpenting bagi manusia sehingga dapat merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya
Psikhe Group
Kelompok yang terbentuk atas dasar suka/tidak suka, simpati, atau antipati antaranggotanya.
Resolusi Konflik
Tindakan menangani sebab-sebab konflik dan berusaha membangun hubungan baru.
Situasi Kebersamaan
Situasi berkumpulnya sekumpulan individu secara bersama.
Situasi Kelompok Sosial
Situasi di mana terdapat dua individu atau lebih melakukan interaksi sosial yang mendalam satu sama lain.
Social Perception
Ketajaman dalam menghadapi situasi.
Sosio Group
Kelompok yang terbentuk atas dasar tekanan dari pihak luar.
Spokesman of The Group
Juru bicara atau wakil kelompok untuk pihak-pihak di luar organisasi atau perusahaan.
Stres
Pengalaman emosional tidak menyenangkan terkait dengan unsur-unsur kecemasan, ketakutan, kegelisahan, kemarahan, kesedihan, dan depresi.
Structuring The Situation
Memberi struktur atau gambaran yang jelas terkait situasi sulit yang sedang dan akan dihadapi kelompok.
Supportive Leadership
Pemimpin yang punya sifat ramah, mudah bergaul, dan memerhatikan kesadaran kemanusiaan yang tinggi kepada kelompoknya.
The Conflict Paradox
Pandangan yang mengemukakan bahwa konflik dapat meningkatkan kinerja kelompok, sementara pada sisi lain organisasi dan perusahaan berupaya semaksimal mungkin meminimalisir potensi konflik.
○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○
TENTANG PENULIS
Harries Madiistriyatno, lahir di Kota Madiun pada tanggal 21 Agustus 1958. Pendidikan tingkat dasar hingga menengah atas ditempuh di Jakarta. Melanjutkan jenjang pendidikan S1 di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, sementara pendidikan S2 dan S3 diselesaikan di Universitas Padjajaran (UNPAD), Bandung.
Karier akademis diawali dengan menjadi dosen di IISIP (Lenteng Agung), Universitas Lanlang Buana (Bandung), lalu di Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana dan Fakultas Ekonomi UPI YAI, dan kini di STIMA IMMI sebagai KAPRODI Magister Manajemen.
Di luar aktivitasnya sebagai tenaga pengajar, penulis memiliki unit usaha bisnis di bidang pengembangan SDM.
Selain aktif sebagai dosen dan praktisi dalam bidang sumberdaya manusia (SDM) dan pemasaran, penulis juga aktif menulis di berbagai
instruktur bisnis di Lembaga Mitra Mandiri Sejahtera. Kontak penulis:
harries.madi@gmail.com.
Sri Wahyuningsih, lahir di Kota Kediri, tanggal 12 Mei 1966. Pendidikan tingkat dasar hingga menengah dan atas ditempuh di Kediri.
Melanjutkan Pendidikan S1 di Universitas Gajayana Malang, Pendidikan S2 di STIE IPWI Jakarta, dan sejak tahun 2018 melanjutkan S3 di Universiti Utara Malaysia {UUM). Karier akademisnya diawali dengan menjadi dosen di STIE IPWI Jakarta pada tahun 1998 sampai dengan tahun 2001, dan sejak tahun 2001 sampai dengan sekarang di STIMA IMMI. Di luar aktivitas mengajar, pada tahun 2002 sampai dengan tahun 2013 penulis juga diperbantukan sebagai pimpinan ketua program studi S1, hampir 3 periode , pada tahun 2013 sampai
dengan Tahun 2021 sebagai Wakil Ketua II, Bidang Keuangan, Adm.Umum dan Sumberdaya Manusia/HRD, dua periode dan sekarang tahun 2021 dipercaya menjabat sebagai Plt. Ketua STIMA IMMI. Selain itu, penulis sibuk di beberapa Yayasan Pendidikan, salah satunya sebagai Pengurus Yayasan di Universitas Pancasakti Bekasi sampai dengan sekarang.
Selain aktif sebagai dosen, penulis juga menulis jurnal nasional dan internasional, modul bahan ajar mata kuliah manajemen keuangan, budgeting/ anggaran, serta buku Sumberdaya Manusia.
Penulis dapat dihubungi melalui email: yuni.wahyuningsih1205
@gmail.com