• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Wirausaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan bagi para calon wirausahawan untuk mendirikan usaha baru dan sebagai bahan masukan

kepada para wirausahawan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan kesempatan yang baik untuk dapat

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen usaha kecil.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang khususnya mengenai keberhasilan usaha baru.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Wirausaha

1. Zimmerer (2005) menyatakan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Artinya, untuk menciptakan sesuatu, diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.

2. Wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani dalam mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani dalam mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha tanpa diikuti rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Konsep ini juga menjelaskan bahwa seorang wirausahawan dalam pikirannya selalu mencari, memanfaatkan, serta menciptakan peluang usaha yang dapat memberikan keuntungan. (Kasmir, 2006 : 16)

3. Soetadi (2010) menyatakan bahwa wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambilan tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih kesuksesan.

2.1.2 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

2.1.3 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20 Tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM sebagai berikut:

1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau;

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta rupiah).

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- (Dua miliar lima ratus juta rupiah). 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki

kekayaanbersih lebih dari Rp 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.10.000.000,-(sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,- (Dua milyar lima ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah).

2.1.4 Memulai Usaha Baru

Menurut Hutagalung (2010:59) ada beberapa cara yang dilakukan oleh seseorang untuk memulai suatu usaha atau memasuki suatu usaha, baik secara berkelompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim digunakan yaitu :

1. Merintis usaha baru (starting),

Yaitu membentuk ide dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Yang dimaksud dalam hal ini adalah mencari lokasi yang tepat, menyediakan peralatan dan mesin yang sesuai dengan usahanya, sampai mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha dan mengurus izin-izin usaha secara individu. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan di balik sukses yang diraih oleh pengusaha. Ada pengusaha yang memulai

usahanya dari nol dengan tertatih-tatih. Bahkan, seringkali pengusaha tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena

keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya dalam mengelola usaha, dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun hingga akhirnya berhasil.

Ada tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis (bentuk kepemilikan bisnis), yaitu:

Tabel 2.1

Tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis

No Bentuk Usaha

Defenisi Keuntungan Kerugian

1. Perseorangan Perusahaan perseorangan adalah perusahaan swasta yang didirikan dan dimiliki oleh pengusaha perseorangan (pemilik/pemilik tunggal) dan bukan badan hukum. a.Semua laba hanya untuk pengusaha perseorangan b. Organisasi sederhana (mudah untuk didirikan) c. Pengendalian seutuhnya d. Pajak rendah a. Pengusaha perseoranga n bertanggung jawab atas semua kerugian b. Tanggung jawab tidak terbatas c. Dana terbatas d. Keterampila n terbatas. 2. Kemitraan Perusahaan kemitraan adalah bisnis yang dimiliki oleh dua orang atau lebih secara bersama. Para pemilik disebut mitra pengusaha. Mitra pengusaha harus mendaftarkan perusahaan kemitraannya kepada negara dan mungkin perlu minta izin usaha.

a.Memiliki modal yang banyak b.Kerugian ditanggung bersama c.Lebih ada spesialisasi a. Pengambila n keputusan yang lambat b. Tanggung jawab tak terbatas c. Laba yang diterima harus dibagi-bagi

3. Korporasi Korporasi adalah suatu perusahaan yang anggotanya terdiri atas para pemegang saham, yang mempunyai tanggung jawab terbatas terhadap utang-utang perusahaan sebesar modal yang disetor. a. Tanggung jawab terbatas b. Memiliki akses dana yang lebih cepat dan banyak c. Transfer kepemilikan lebih cepat a. Biaya keorganisas ian yang tinggi b. Pemberitah uan mengenai keuangan yang tidak sebenarnya c. Pajak yang tinggi d. Lambat dalam mengambil keputusan Sumber : (Hutagalung, 2010)

2. Membeli perusahaan orang lain (buying)

Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha yang sudah ada.

Pembelian ini dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian tersebut meliputi saham berikut aset yang dimiliki perusahaan.

3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (franchising),

Yaitu sebuah peluang bisnis yang ditawarkan oleh pemilik, produsen atau distributor (franchisor) untuk memberikan hak eksklusif dari jasa atau merek produk kepada individu atau perusahaan lain (franchisee) untuk distribusi lokal, dan franchisor akan menerima pembayaran royalti dan memberikan jaminan standar kualitas.

Model ini dikembangkan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan nama disebut sebagai franchisee.

Sistem waralaba memiliki kelebihan dan kelemahan, antara lain :

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kelemahan Waralaba (Franchise)

Kelebihan Franchise Deskripsi

Resiko kerugian lebih kecil Risiko kerugian pada bisnis waralaba dapat diturunkan hingga 85% karena pada bisnis ini, sistem manajemen telah tersusun rapi dan telah terprogram secara baik dan teruji melalui pengalaman selama bertahun-tahun oleh pewaralaba yang berkualitas.

Tidak dibutuhkan

pengalaman khusus untuk menjadi penerima lisensi (terwaralaba)

Untuk menjadi terwaralaba, anda akan diajarkan menjalankan bisnis tersebut dan sistem kemitraan dalam kontrak waralabab yang akan anda lakukan. Dalam hal ini, anda tidak perlu pengalaman khusus untuk menerima lisensi dari pihak pewaralaba.

Mendapatkan keuntungan dari promosi

Jika suatu merek dagang mempromosikan produknya di media massa, maka anda sebagai terwaralaba akan ikut mendapatkan keuntungan dari promosi itu karena masyarakat yang tertarik dengan promosi tersebut, akan membeli di tempat anda.

Memiliki hak usaha penuh Anda berhak menggunakan merek dagang dan produk dari perusahaan induk. Anda tidak perlu membuat merek dagang sendiri dan berusaha membuat merek dagang itu dikenal orang.

Kelemahan Franchise Deskripsi

Berbagi keuntungan Sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada pemberi izin waralaba, penerima izin

(franchisee) harus berbagi keuntungan waralaba dengan pemberi izin (franchisor). Biaya

tahunan yang harus dibayar sampai 8% atau lebih dari penerimaan laba yang dihasilkan oleh franchisee.

Pengendalian keuntungan Franchisee harus tunduk kepada petunjuk-petunjuk mengenai bagaimana memproduksi suatu produk, menentukan harga, dan petunjuk lainnya. Akibatnya, kinerja penerima izin

waralaba sangat tergantung kepada peraturan ini. Franchisee tidak diperbolehkan mengubah beberapa peraturan tersebut.

Sumber : (Hutagalung, 2010)

2.1.5 Sifat–sifat Wirausaha

Ada beberapa sifat wirausaha yang telah dikelompokkan menjadi enam sifat unggul,yaitu :

Tabel 2.3 Sifat-sifat Wirausaha

Percaya Diri 1. Yakin dan Optimisme

2. Mandiri

3. Kepemimpinan dan Dinamis

Originalitas 1. Kreatif

2. Inovatif

3. Inisiatif/proaktif

Berorientasi Manusia 1. Sifat suka bergaul dengan orang

lain 2. Komitmen

3. Responsive terhadap saran dan kritik

Berorientasi Hasil Kerja 1.Ingin berprestasi

2.Berorientasi keuntungan 3.Teguh, tekun, dan kerja keras 4.Penuh semangat dan penuh energi

Berorientasi Masa Depan 1. Sifat pandangan ke depan

2.Ketajaman persepsi

Berani Ambil Risiko 1.Mampu ambil risiko

2.Suka tantangan

Sumber : (Hutagalung, 2010)

Menurut Hadayati (2011 : 11) tanpa adanya inovasi, perusahaan tidak akan dapat bertahan lama. Hal ini disebabkan kebutuhan, keinginan, dan permintaan pelanggan berubah-ubah. Pelanggan tidak selamanya akan mengkonsumsi produk

yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya.

Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang: a. Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat).

b. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran, dll).

2.1.6 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Agar Sukses Memulai Usaha

Menurut Soegoto (2009:51) kunci sukses memulai suatu usaha yaitu : 1. Modal

Sesuaikan kondisi keuangan / modal awal dengan sasaran usaha awal yang akan kita buka. Modal awal yang ada cukup dibelanjakan untuk keperluan awal usaha.

2. Keahlian / Skill

Membuka usaha sesuai keahlian yang kita miliki merupakan kunci awal suksesnya usaha tersebut. Dengan keahlian kita lebih siap menghadapi medan dan mampu menetralisir ancaman yang mungkin timbul dengan tindakan yang cepat.

Pilih lokasi usaha yang strategis, mudah dijangkau, dan ramai pengunjung. Hal ini mempengaruhi animo konsumen untuk berbelanja sehingga usaha lebih cepat berkembang.

4. Promosi

Usaha yang baru dibuka, memerlukan upaya-upaya promosi / pemasaran, minimal melalui tampilan depan tempat usaha yang didesain semenarik mungkin.

5. Merek / Brand

Brand usaha meliputi logo dan nama usaha yang merupakan daya tarik calon konsumen untuk mampir dan berbelanja.

6. Membangun Sistem

Sistem usaha yang baik dibangun sejak awal memulai usaha, yang meliputi manajemen usaha, organisasi dan pengelolaan keuangan. 7. Karyawan

Dalam merekrut karyawan akan lebih baik jika telah memiliki keahlian sesuai dengan bidang usaha yang kita buka. Penambahan karyawan disesuaikan dengan perkembangan usaha.

2.1.7 Penyusunan Rencana Usaha

Suatu rencana usaha disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu fungsi pemasaran atau penjualan, produksi, keuangan dan fungsi ketenagaan atau sumber daya manusia.

Apapun pilihan usaha seseorang, untuk menjamin keberhasilan usahanya, maka harus dilaksanakan persiapan secara matang. Setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pilihan usaha, langkah berikutnya adalah menyiapkan rencana bisnis.

Business plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama, yang menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang digeluti, sasaran dari

entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran.

Rencana bisnis ini selain berguna sebagai alat untuk mengajukan permohonan modal, juga mengandung informasi-informasi penting yang diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan strategis sebelum memulai suatu bidang usaha.

Tidak semua entrepreneur menyiapkan business plan sebelum memulai bisnis mereka. Namun, manfaat business plan jauh lebih besar. Dengan business plan, wirausaha diharuskan untuk berpikir kreatif. Dengan demikian isu-isu kritis yang muncul akan bisa ditangani dengan baik.

Menurut Anoraga (2002), suatu rencana usaha (business plan) disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu:

1. Rencana Pemasaran

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri

serta daerah pemasarannya, program pemasaran yang mencakup bauran pemasaran dan kebijaksanaan harga jual yang dikaitkan dengan harga produk / jasa pesaing.

2. Rencana Produksi

merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.

3. Rencana Organisasi dan Manajemen

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

4. Rencana Keuangan

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum, dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba setelah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok pinjaman, dan arus kas bersih.

Dokumen terkait