• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEBERHASILAN USAHA (STUDI KASUS PADA

PENGUSAHA RUMAH MAKAN DI

KELURAHAN HELVETIA

TENGAH MEDAN)

OLEH

KANIA GINTING 060502126

PROGRAM STUDI STRATA 1 EKONOMI MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini berjudul :

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan Di Kelurahan Helvetia Tengah Medan)

Adalah benar hasil karya sendiri dan judul tersebut belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh Mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi level program S1 Regular Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila di kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh universitas.

Medan, Juni 2012 Yang membuat pernyataan

(3)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan). Metode analisis yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan) adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regrei Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel produksi, pemasaran, organisasi dan manajemen serta keuangan pada pengusaha rumah makan di kelurahan Helvetia Tengah Medan, dengan persamaan regresi Y = -1776 + 0,045 X1 + 0,017 X2 + 0,327 X3 + 0,424 X4 + e dan nilai F hitung adalah 27,607 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,505 dimana kemampuan variabel faktor-faktor keberhasilan usaha adalah sebesar 77,4% sedangkan sisanya 22,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada uji t, variabel organisasi dan manajemen merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan).

(4)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the factors affecting bussiness success (case study: the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village). The Method of analysis used to examine the factors that affect bussiness success (case study: the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village) is Descriptive Analysis and Quantitative Analysis with Multiple Linear Regression Method (Multiple Linear Regression).

The results shows that the desriptive analysis results can see the characteristics of respondents with each of the variables studied. While the Quantitative Analysis by multiple linear regression method, the results showed the existance of a positive and significant influence variables of production, marketing, organization and management, and financial to the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village, with regression equation

Y = -1776 + 0.045 X1 + 0.017 X2 + 0.327 X3 + 0.424 X4 + e and the value of F is 27.607 and the value of determination coefficient of 0.505 where the ability of variable factors success of business amounts to 77.4% while the remaining 22.6% is explained by other factors not included in this study. In the t test, organization and management variable is the most dominant variable in affecting the success of the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih dan Rahmat-Nya yang telah menuntun penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini merupakan tugas akhir penulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi.

Penulis selama mengerjakan penelitian ini telah banyak menerima saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, Me selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Prodi Manajemen 4. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Syahfrizal Helmi Situmorang, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah banyak memberikan saran untuk perbaikan skripsi ini.

(6)

8. Terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga tercinta, kedua orang tua saya Drs. Silvanus Ginting, S.E dan Dra. Dewi Lina, Ak, MM atas dukungan moral, material dan doa selama ini yang tidak putus-putusnya bagi penulis.

9. Kepada adik saya Riski dan Pepita, terima kasih atas dukungan dan semangatnya kepada penulis.

10. Terima kasih banyak kepada Jhonson Adrianus Sutanto, S.E yang telah memberikan banyak macam dukungan kepada penulis baik motivasi, doa, dan pemikiran yang tiada henti dari mulai perkuliahan hingga penyelesaian skripsi ini.

11. Kepada seluruh pegawai departemen manajemen yang telah banyak membantu penulis.

12. Kepada sahabat-sahabat saya (Riska, Gadis, Prasita, Artha, Nina) yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa kepada penulis selama penyusunan skripsi ini dan terima kasih juga buat yang lain yang tidak bisa disebut satu persatu.

13. Terima kasih kepada teman-teman seangkatan 2006 Manajemen Ekonomi Reguler.

(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna mengingat keterbatasan penulis. Dengan demikian, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2012 Penulis

(8)

DAFTAR ISI

1.3 Tujuan Penelitian... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis ...9

2.1.1 Pengertian Wirausaha………... . 9

2.1.2 Pengertian Usaha Kecil………10

2.1.3 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)………... 11

2.1.4 Memulai Usaha Baru………... 12

2.1.5 Sifat-sifat Wirausaha………... 17

2.1.6 Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Agar Sukses Memulai Usaha………... 18

2.1.7 Penyusunan Rencana Usaha……… 20

2.2 Penelitian Terdahulu ……….. 22

2.3 Kerangka Konseptual ... 23

2.4 Hipotesis ... 25

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum ... 39

4.1.1 Kelurahan Helvetia Tengah Medan... 39

4.1.2 Rumah Makan yang berada di Kelurahan Helvetia Tengah.43 4.1.3 Pengusaha Rumah Makan ... 51

4.1.4 Pelanggan Rumah Makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan... 53

4.2 Hasil Penelitian ... 53

4.2.1 Analisis Deskriptif... 53

4.2.2 Analisis Kuantitatif ...65

4.3 Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 88

B. Saran ... 90

DAFTAR PUSTAKA ... 92

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tiga Bentuk Usaha Baru Yang Dapat Dirintis ... 13

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kelemahan Warabala (Franchise) ... 15

Tabel 2.3 Sifat-Sifat Wirausaha ... 17

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ... 28

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert ... 30

Tabel 4.1 Data Pribadi Pengusaha Rumah Makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan ... 52

Tabel 4.2 Identitas Responden... 54

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Pemasaran ... 56

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Produksi ... 58

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Reponden Terhadap Faktor Organisasi dan Manajemen ... 60

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Keuangan ... 62

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Faktor Keberhasilan Usaha. ... 64

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 66

Tabel 4.9 Validitas Tiap Butir Pertanyaan... 67

Tabel 4.10 Uji Normalitas ... 70

Tabel 4.11 Uji Glejser ... 71

Tabel 4.12 Uji Multikolinearitas ... 73

Tabel 4.13 Uji Goodness of Fit (R²)... 74

Tabel 4.14 Hasil Uji F ... 77

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Peta Pulau Sumatera Utara ... 40

Gambar 4.2 Kelurahan Helvetia Tengah ... 41

Gambar 4.3 Histogram ... 68

Gambar 4.4 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual ... 69

(12)

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan). Metode analisis yang digunakan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan) adalah Analisis Deskriptif dan Analisis Kuantitatif dengan Metode Regrei Linier Berganda (Multiple Linear Regression).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil analisis deskriptif dapat dilihat karakteristik responden dengan masing-masing variabel yang diteliti. Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel produksi, pemasaran, organisasi dan manajemen serta keuangan pada pengusaha rumah makan di kelurahan Helvetia Tengah Medan, dengan persamaan regresi Y = -1776 + 0,045 X1 + 0,017 X2 + 0,327 X3 + 0,424 X4 + e dan nilai F hitung adalah 27,607 dan nilai koefisien determinasi sebesar 0,505 dimana kemampuan variabel faktor-faktor keberhasilan usaha adalah sebesar 77,4% sedangkan sisanya 22,6% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini. Pada uji t, variabel organisasi dan manajemen merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan usaha (studi kasus pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan).

(13)

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the factors affecting bussiness success (case study: the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village). The Method of analysis used to examine the factors that affect bussiness success (case study: the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village) is Descriptive Analysis and Quantitative Analysis with Multiple Linear Regression Method (Multiple Linear Regression).

The results shows that the desriptive analysis results can see the characteristics of respondents with each of the variables studied. While the Quantitative Analysis by multiple linear regression method, the results showed the existance of a positive and significant influence variables of production, marketing, organization and management, and financial to the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village, with regression equation

Y = -1776 + 0.045 X1 + 0.017 X2 + 0.327 X3 + 0.424 X4 + e and the value of F is 27.607 and the value of determination coefficient of 0.505 where the ability of variable factors success of business amounts to 77.4% while the remaining 22.6% is explained by other factors not included in this study. In the t test, organization and management variable is the most dominant variable in affecting the success of the restaurant entrepreneur at Helvetia Tengah Medan Village.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan kita telah berhasil menghasilkan lulusan dengan tanda lulus belajar untuk masuk ke pasar kerja namun sayangnya kenaikan jumlah lapangan kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan.Sangat ironis bila kita

mengingat fakta bahwa Indonesia tercinta adalah zamrud khatulistiwa yang berlimpah dengan kekayaan alam dan budaya. Namun, masyarakat kita yang belum dapat memaksimalkan kekayaan alam tersebut. Ini adalah sebuah bukti bahwa manfaat ekonomis yang terbesar memang bukan berpihak kepada siapa yang memiliki atau memperoleh kekayaan alam tapi berpihak kepada mereka yang mampu memasarkan produk kepada pasar dengan nilai tambah terbesar. Untuk itu dibutuhkan orang-orang yang memiliki jiwa kewirausahaan tinggi.

(15)

Melalui Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) yang dicanangkan oleh Presiden Yudhoyono, diharapkan dapat meningkatkan jumlah wirausaha minimal 2 persen dari total populasi penduduk kita atau sekitar 4,8 juta penduduk dan diperkirakan perlu waktu hingga 2030 bagi Indonesia untuk memiliki jumlah wirausaha sebanyak 4,8 juta orang. Karena itu perlu upaya-upaya percepatan penciptaan wirausaha baru. Terutama untuk meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Dunia entrepreneur (wirausaha) masih ditakuti oleh sebagian orang karena dianggap bertaruh dengan pendapatan yang fluktuatif, kadang naik, kadang turun dan bisa saja bangkrut. Padahal tidak sedikit entrepreneur yang sukses. Bahkan kebanyakan orang kaya di Indonesia saat ini adalah entrepreneur. Selain itu, saat kita menerjunkan diri menjadi seorang wirausahawan, kita sudah turut andil dalam membuka lapangan pekerjaan yang saat ini telah menjadi permasalahan global.

Kunci utama dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan sekaligus membangun kesejahteraan bangsa adalah pemerintah bersama masyarakat harus sanggup menciptakan anak bangsa menjadi manusia entrepreneur yang mampu menolong dirinya sendiri mencapai cita-cita

kesejahteraannya sekaligus mengangkat seluruh bangsa menjadi makin sejahtera. (Ciputra, 2011:42)

Ada empat komponen utama yang saling berkaitan dan dapat mengubah masa depan sebuah bangsa melalui jiwa entrepreneur (Ciputra, 2011:4) :

(16)

2. Pendidikan keentrepreneuran di dalam program resmi pendidikan nasional yang dilaksanakan para pendidik yang terlatih (Academician Entrepreneur),

3. Sejumlah pelaku bisnis inovatif yang berhasrat dan berhasil menciptakan bisnis-bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang ada, sehingga tumbuh berkelanjutan (Bussiness),

4. Budaya keentrepreneuran yang mendapat dukungan dari para tokoh masyarakat (Society).

Wirausaha mendasari pendobrakan kemiskinan karena wirausaha didorong oleh motif berprestasi, optimisme, sikap nilai dan keberhasilan. Kemampuan berwirausaha menunjukkan perilaku kreatif, berinovasi, bekerja keras dan berani menghadapi resiko untuk memanfaatkan peluang serta untuk menghadapi

tantangan yang mengancam.

Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai

keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan (Zimmerer,2005:4).

(17)

harus disesuaikan dengan minat atau bakat seseorang. Salah satunya adalah bisnis rumah makan.

Seiring dengan berkembangnya tren saat ini, bisnis makanan dan minuman menjadi bisnis yang tetap diminati oleh para calon pengusaha. Apalagi dengan semakin maraknya kebiasaan baru yang terjadi pada kaum muda, para pekerja kantoran, dan ibu-ibu rumah tangga yang mulai sering makan di luar rumah. Ditambah suasana restoran atau kafe yang menawarkan kenyamanan yang

membuat mereka tidak lagi direpotkan untuk menyiapkan masakan di rumah. Jika ada acara bisnis atau pesta, hampir setiap keluarga atau perusahaan lebih memilih ke restoran untuk menjamu dan merayakan acara bagi tamu-tamunya. Kondisi ini juga mempengaruhi menjamurnya bisnis restoran dibandingkan beberapa tahun sebelumnya.

Menjamurnya bisnis restoran dan pedagang makanan khususnya di kota Medan, membuktikan betapa menggiurkannya bisnis ini sebagai alat untuk meraup keuntungan finansial. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan makanan dan minuman serta tren makan di luar rumah yang semakin tinggi, memberikan peluang besar bagi pengusaha yang ingin mencoba keberuntungan di bisnis ini. Namun, tingkat keberhasilannya bergantung pada strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan dalam mendapatkan pengunjung sebanyak-banyaknya. Masing-masing restoran umumnya menyajikan makanan yang bervariasi, namun tetap memiliki ciri khas makanan ataupun menu andalan.

(18)

plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan

mengenai pola dari usaha yang akan digeluti, sasaran dari pengusaha atau entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran serta keberhasilan

dalam usaha. Apapun pilihan usaha baru yang diputuskan, dalam menjamin keberhasilan usaha, harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan cara menyiapkan rencana usaha (Anoraga,2002:154).

Perencanaan merupakan alat untuk menggariskan arah dari perusahaan yang mengarahkan perusahaan kepada suatu kemajuan logis dari titik mulai sampai dengan titik akhir. Rencana yang dikembangkan dengan baik menolong entrepreneur mengetahui apa yang akan terjadi, sehingga mempersiapkannya

untuk meminimalisasikan resiko dan memperbesar peluang keberhasilan usaha (Anoraga,2002:157).

Handriani (2009:155) mengemukakan bahwa strategi adalah pola tindakan utama yang dipilih untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Dengan tindakan berpola, perusahaan dapat mengerahkan mengarahkan seluruh sumber daya secara efektif perwujudan dari visi organisasi. Tanpa strategi yang tepat, sumberdaya organisasi akan terhambur konsumsinya, sehingga akan berakibat pada kegagalan organisasi dalam mewujudkan visinya.

(19)

memiliki masa depan yang pasti jika berwirausaha. Bahkan, sebagian orang yang sudah memiliki jiwa wirausaha merasa bingung dari mana harus memulai usaha.

Anoraga (2002:38) mengemukakan bahwa untuk menjamin keberhasilan dalam usaha, harus dilaksanakan persiapan secara matang yaitu dengan

menyiapkan rencana usaha (bussiness plan). Bussiness Plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama yang menerangkan mengenai pola dari usaha yang digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan (implementasi) untuk mencapai sasaran.

Dari uraian tersebut, maka faktor-faktor yang mempengaruhi usaha baru yaitu dengan adanya rencana bisnis (bussiness plan) yang terdiri atas rencana pemasaran (X1), rencana produksi (X2), rencana organisasi dan manajemen (X3), dan rencana keuangan (X4) (Anoraga, 2002 : 160).

Beberapa usaha rumah makan beroperasi di Kelurahan Helvetia Tengah Medan yang banyak dilalui kendaraan yang melintas sepanjang hari dan padat penduduk. Di kelurahan tersebut banyak beroperasi berbagai jenis usaha mulai dari toko ponsel, kelontong, baju, kue, showroom motor dan terutama rumah makan. Penulis melakukan penelitian pada para pengusaha Rumah Makan yang berada di Kelurahan Helvetia Tengah Medan.

(20)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini, maka permasalahan yang ingin dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan? 2. Faktor manakah yang paling dominan dalam mencapai keberhasilan

usaha pada pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha pada pengusaha rumah makan.

1.4 Manfaat Penelitian

a. Bagi Wirausaha

(21)

kepada para wirausahawan untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru.

b. Bagi Penulis

Penelitian ini memberikan kesempatan yang baik untuk dapat

menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama menjalani perkuliahan dan memperluas wahana berpikir ilmiah dalam bidang manajemen usaha kecil.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Wirausaha

1. Zimmerer (2005) menyatakan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha). Artinya, untuk menciptakan sesuatu, diperlukan suatu kreativitas dan jiwa inovator yang tinggi. Seseorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu berpikir untuk mencari atau menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari sebelumnya.

(23)

3. Soetadi (2010) menyatakan bahwa wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki kemampuan melihat dan menilai

kesempatan-kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya-sumber daya yang dibutuhkan untuk mengambilan tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat, watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif dalam rangka meraih kesuksesan.

2.1.2 Pengertian Usaha Kecil

Pengertian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dijelaskan dalam UU Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) No. 20 tahun 2008 adalah sebagai berikut:

1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.

(24)

atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang- Undang ini.

2.1.3 Kriteria Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

Berdasarkan UU Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) No. 20 Tahun 2008 pada Bab IV pasal 16 menetapkan kriteria UMKM sebagai berikut:

1. Kriteria Usaha mikro adalah sebagai berikut:

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,- (Lima Puluh Juta Rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau;

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,- (Tiga Ratus Juta rupiah).

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut: memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) sampai paling banyak Rp 500.000.000,- (Lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,- (Tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,- (Dua miliar lima ratus juta rupiah). 3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut: memiliki

(25)

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,- (Lima puluh milyar rupiah).

2.1.4 Memulai Usaha Baru

Menurut Hutagalung (2010:59) ada beberapa cara yang dilakukan oleh seseorang untuk memulai suatu usaha atau memasuki suatu usaha, baik secara berkelompok maupun perorangan. Cara memulai usaha yang lazim digunakan yaitu :

1. Merintis usaha baru (starting),

Yaitu membentuk ide dan mendirikan usaha baru dengan menggunakan modal, ide, organisasi dan manajemen yang dirancang sendiri. Yang dimaksud dalam hal ini adalah mencari lokasi yang tepat, menyediakan peralatan dan mesin yang sesuai dengan usahanya, sampai mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan badan usaha dan mengurus izin-izin usaha secara individu. Tidak sedikit cerita yang menyedihkan di balik sukses yang diraih oleh pengusaha. Ada pengusaha yang memulai

usahanya dari nol dengan tertatih-tatih. Bahkan, seringkali pengusaha tersebut menderita kerugian dan nyaris bangkrut. Namun, karena

keberanian, kesabaran, ketekunan, dan kepandaiannya dalam mengelola usaha, dari waktu ke waktu selama bertahun-tahun hingga akhirnya berhasil.

(26)

Tabel 2.1

Tiga bentuk usaha baru yang dapat dirintis

No Bentuk Usaha

Defenisi Keuntungan Kerugian

(27)

3. Korporasi Korporasi adalah

Sumber : (Hutagalung, 2010)

2. Membeli perusahaan orang lain (buying)

Yaitu dengan membeli perusahaan yang telah didirikan atau dirintis dan diorganisir oleh orang lain dengan nama (good will) dan organisasi usaha yang sudah ada.

Pembelian ini dapat dilakukan terhadap perusahaan yang sedang berjalan atau perusahaan yang tidak aktif, tetapi masih memiliki badan usaha. Pembelian tersebut meliputi saham berikut aset yang dimiliki perusahaan.

3. Kerja sama manajemen dengan sistem waralaba (franchising),

(28)

Model ini dikembangkan dengan memakai nama dan manajemen perusahaan lain. Perusahaan pemilik nama disebut sebagai perusahaan induk (franchisor) dan perusahaan yang menggunakan nama disebut sebagai franchisee.

Sistem waralaba memiliki kelebihan dan kelemahan, antara lain :

Tabel 2.2

Kelebihan dan Kelemahan Waralaba (Franchise)

Kelebihan Franchise Deskripsi

Resiko kerugian lebih kecil Risiko kerugian pada bisnis waralaba dapat diturunkan hingga 85% karena pada bisnis ini, sistem manajemen telah tersusun rapi dan telah terprogram secara baik dan teruji melalui pengalaman selama bertahun-tahun oleh pewaralaba yang berkualitas.

Tidak dibutuhkan

pengalaman khusus untuk menjadi penerima lisensi (terwaralaba)

(29)

Mendapatkan keuntungan dari promosi

Jika suatu merek dagang mempromosikan produknya di media massa, maka anda sebagai terwaralaba akan ikut mendapatkan keuntungan dari promosi itu karena masyarakat yang tertarik dengan promosi tersebut, akan membeli di tempat anda.

Memiliki hak usaha penuh Anda berhak menggunakan merek dagang dan produk dari perusahaan induk. Anda tidak perlu membuat merek dagang sendiri dan berusaha membuat merek dagang itu dikenal orang.

Kelemahan Franchise Deskripsi

Berbagi keuntungan Sebagai imbalan jasa yang diberikan kepada pemberi izin waralaba, penerima izin

(franchisee) harus berbagi keuntungan waralaba dengan pemberi izin (franchisor). Biaya

tahunan yang harus dibayar sampai 8% atau lebih dari penerimaan laba yang dihasilkan oleh franchisee.

(30)

waralaba sangat tergantung kepada peraturan ini. Franchisee tidak diperbolehkan mengubah beberapa peraturan tersebut.

Sumber : (Hutagalung, 2010)

2.1.5 Sifat–sifat Wirausaha

Ada beberapa sifat wirausaha yang telah dikelompokkan menjadi enam sifat unggul,yaitu :

Tabel 2.3

Sifat-sifat Wirausaha

Percaya Diri 1. Yakin dan Optimisme

2. Mandiri

3. Kepemimpinan dan Dinamis

Originalitas 1. Kreatif

2. Inovatif

3. Inisiatif/proaktif

Berorientasi Manusia 1. Sifat suka bergaul dengan orang

lain 2. Komitmen

3. Responsive terhadap saran dan kritik

Berorientasi Hasil Kerja 1.Ingin berprestasi

2.Berorientasi keuntungan 3.Teguh, tekun, dan kerja keras 4.Penuh semangat dan penuh energi

Berorientasi Masa Depan 1. Sifat pandangan ke depan

2.Ketajaman persepsi

Berani Ambil Risiko 1.Mampu ambil risiko

2.Suka tantangan

Sumber : (Hutagalung, 2010)

(31)

yang sama. Pelanggan akan mencari produk lain dari perusahaan lain yang dirasakan dapat memuaskan kebutuhan mereka. Untuk itulah diperlukan adanya inovasi terus menerus jika perusahaan akan berlangsung lebih lanjut dan tetap berdiri dengan usahanya. Inovasi adalah sesuatu yang berkenaan dengan barang, jasa atau ide yang dirasakan baru oleh seseorang. Meskipun ide tersebut telah lama ada tetapi ini dapat dikatakan suatu inovasi bagi orang yang baru melihat atau merasakannya.

Perusahaan dapat melakukan inovasi dalam bidang: a. Inovasi produk (barang, jasa, ide dan tempat).

b. Inovasi manajemen (proses kerja, proses produksi, keuangan pemasaran, dll).

2.1.6 Hal – Hal Yang Harus Diperhatikan Agar Sukses Memulai Usaha

Menurut Soegoto (2009:51) kunci sukses memulai suatu usaha yaitu : 1. Modal

Sesuaikan kondisi keuangan / modal awal dengan sasaran usaha awal yang akan kita buka. Modal awal yang ada cukup dibelanjakan untuk keperluan awal usaha.

2. Keahlian / Skill

Membuka usaha sesuai keahlian yang kita miliki merupakan kunci awal suksesnya usaha tersebut. Dengan keahlian kita lebih siap menghadapi medan dan mampu menetralisir ancaman yang mungkin timbul dengan tindakan yang cepat.

(32)

Pilih lokasi usaha yang strategis, mudah dijangkau, dan ramai pengunjung. Hal ini mempengaruhi animo konsumen untuk berbelanja sehingga usaha lebih cepat berkembang.

4. Promosi

Usaha yang baru dibuka, memerlukan upaya-upaya promosi / pemasaran, minimal melalui tampilan depan tempat usaha yang didesain semenarik mungkin.

5. Merek / Brand

Brand usaha meliputi logo dan nama usaha yang merupakan daya tarik calon konsumen untuk mampir dan berbelanja.

6. Membangun Sistem

Sistem usaha yang baik dibangun sejak awal memulai usaha, yang meliputi manajemen usaha, organisasi dan pengelolaan keuangan. 7. Karyawan

Dalam merekrut karyawan akan lebih baik jika telah memiliki keahlian sesuai dengan bidang usaha yang kita buka. Penambahan karyawan disesuaikan dengan perkembangan usaha.

2.1.7 Penyusunan Rencana Usaha

(33)

Apapun pilihan usaha seseorang, untuk menjamin keberhasilan usahanya, maka harus dilaksanakan persiapan secara matang. Setelah mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan pilihan usaha, langkah berikutnya adalah menyiapkan rencana bisnis.

Business plan merupakan dokumen yang disiapkan secara seksama, yang

menerangkan mengenai pola dari usaha kecil yang digeluti, sasaran dari entrepreneur dan rencana tindakan untuk mencapai sasaran.

Rencana bisnis ini selain berguna sebagai alat untuk mengajukan permohonan modal, juga mengandung informasi-informasi penting yang diperlukan untuk mengambil sebuah keputusan strategis sebelum memulai suatu bidang usaha.

Tidak semua entrepreneur menyiapkan business plan sebelum memulai bisnis mereka. Namun, manfaat business plan jauh lebih besar. Dengan business plan, wirausaha diharuskan untuk berpikir kreatif. Dengan demikian isu-isu kritis yang muncul akan bisa ditangani dengan baik.

Menurut Anoraga (2002), suatu rencana usaha (business plan) disusun berdasarkan fungsi-fungsi operasional usaha, yaitu:

1. Rencana Pemasaran

(34)

serta daerah pemasarannya, program pemasaran yang mencakup bauran pemasaran dan kebijaksanaan harga jual yang dikaitkan dengan harga produk / jasa pesaing.

2. Rencana Produksi

merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.

3. Rencana Organisasi dan Manajemen

Merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

4. Rencana Keuangan

(35)

2.2 Penelitian Terdahulu

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Utomo (2009) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-Faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Rumah Kue Maisyaroh dan Al-Baik Bakery and Cakes Medan)” menghasilkan kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (bussiness plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana keuangan. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa rencana organisasi dan manajemen merupakan faktor yang paling dominan sebagai faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru.

Ritonga (2005) melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Kewirausahan Terhadap Keberhasilan Usaha Mikro Non Makanan Di

Lingkungan Pajak USU” dimana peneliti menggunakan empat indikator untuk mengukur kewirausahaan yaitu, perencanaan, resiko, peluang, dan adaptasi. Keberhasilan usaha akan diukur dengan tiga indikator yaitu keuntungan usaha, jumlah usaha, jumlah penjualan, dan pertumbuhan usaha. berdasarkan penelitian diperoleh yaitu bahwa kewirausahaan bukan merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha mikro non makanan di Pajak USU atau dapat dikatakan tidak terdapat hubungan antara kewirausahaan dan keberhasilan usaha yang signifikan.

Ulina (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Faktor-faktor yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus Pada Crispo

(36)

yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan baru yaitu faktor pemasaran.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka pemikiran adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dimana hal ini merupakan jaringan hubungan antara variabel yang secara logis diterangkan dan dikembangkan dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara,

observasi, dan survei literatur. (Kuncoro, 2003 : 44).

Seorang wirausaha adalah seorang yang mempunyai visi, semangat dan melakukan tindakan-tindakan nyata dalam usaha menciptakan dan

mengembangkan sendiri sumber-sumber income-nya tanpa tergantung semata-mata pada orang lain (Hutagalung 2010: 76).

Setiap saat seorang wirausaha mencapai targetnya, maka segera dibuat impian-impian baru yang dapat memacu semangat serta antusiasme untuk mencapainya. Untuk menjadi seorang wirausaha muda, harus memiliki visi dan semangat serta melakukan tindakan nyata (action) saat ini juga, sehingga akan meningkatkan rasa percaya diri dan memiliki keberanian dalam mengatasi segala tantangan.

(37)

Pada kerangka penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa variabel yang mendorong keberhasilan usaha baru, yaitu melalui rencana bisnis (bussiness plan) yang terdiri atas : Rencana Pemasaran (X1), Rencana Produksi (X2), Rencana Organisasi dan Manajemen (X3), dan Rencana Keuangan (X4).

Berdasarkan variabel tersebut, maka kerangka konseptual dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut :

Keberhasilan Usaha Baru (Y)

Rencana Usaha (Business Plan) dan

Implementasinya

Rencana Pemasaran (X1)

Rencana Produksi (X2)

Rencana Organisasi dan Manajemen (X3)

(38)

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian (Sugiyono, 2005 : 51).

Berdasarkan perumusan masalah yang telah ditetapkan, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan dalam usaha barunya adalah rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta rencana keuangan yang tergabung dalam rencana usaha (bussiness plan) dan pengimplementasian dari keempat rencana dalam bussiness plan tersebut.

(39)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis peneltian ini adalah eksplanasi. Eksplanasi adalah tingkat penjelasan. Jadi penelitian menurut tingkat eksplanasi adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya (Sekaran, 2006:147).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pengusaha rumah makan di daerah kelurahan Helvetia Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dari Desember 2011 hingga April 2012.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan

menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru dalam hal ini pada pengusaha rumah makan yang berada di Kelurahan Helvetia Tengah.

(40)

X1 : Rencana Pemasaran X2 : Rencana Produksi

X3 : Rencana Organisasi dan Manajemen X4 : Rencana Keuangan

Y : Keberhasilan Usaha

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang dioperasionalkan adalah semua variabel, yang termasuk dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Untuk memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian, maka perlu defenisi variabel-variabel yang akan diteliti sebagai berikut:

a. Rencana Pemasaran (X1) merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran yang mencakup volume permintaan, baik untuk permintaan (konsumen) industri maupun untuk konsumsi akhir.

b. Rencana Produksi (X2) merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran mengenai mesin atau alat-alat yang digunakan dalam proses

menghasilkan barang atau jasa, mengenai pemasok dan kapasitas pemasok, pemilihan lokasi tempat usaha, desain proses produksi dan karakteristik proses produksi yang dipakai, cara pengaturan persediaan bahan baku, tenaga kerja yang dibutuhkan, serta persoalan peralatan yang digunakan.

(41)

operasional usaha dan kualifikasi keahlian yang diperlukan, gaji / upah dan jaminan / fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja.

d. Rencana Keuangan (X4) merupakan rencana yang berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya

produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum, dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba setelah pajak, arus kas sesudah pajak, pembayaran pokok pinjaman, dan arus kas bersih.

e. Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam suatu bisnis.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Indikator Skala

Ukur 1. Faktor Pemasaran (X1) A. Produk (Product)

B. Harga (Price) C. Lokasi (Place) D. Promosi (Promotion)

Likert

2. Faktor Produksi (X2) A. Bahan mentah (Material) B. Modal kerja (Money) C. Keahlian (Skill) D.Pasar (Market)

Likert

3. Faktor Rencana Organisasi dan manajemen (X3)

A.Pembagian Kerja B.Kedisiplinan

C.Perintah kerja dari satu orang

D.Garis kewenangan tergambar pada struktur

(42)

4. Faktor Keuangan (X4) A. Melakukan penilaian atas

5. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (Y)

A.Keuntungan Usaha B. Perkembangan Usaha C. Jumlah Penjualan D. Pertumbuhan Usaha

E. Peningkatan Hasil Produksi

Likert

Sumber : (Anoraga, 2002) diolah penulis

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu digunakan untuk mengukur sifat, pendapat dan persepsi seseorang ataupun kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2005:104). Untuk keperluan analisis kuantitatif penelitian memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

(43)

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2005)

3.6 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:74), populasi adalah wilayah yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah yang berjumlah tiga puluh dua orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan jumlah sampel, penulis menggunakan rumus Slovin (Umar, 2008:78) sebagai berikut :

n =

2

1 N e N

+

Dimana : n = jumlah sampel

N = ukuran populasi

(44)

Akan tetapi, rumus Slovin berlaku jika populasi yang akan diteliti berjumlah minimal 100 orang. Sehingga dalam penelitian ini, peneliti akan langsung meneliti populasi sebagai sampel. Jadi, jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 32 rumah makan.

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling yaitu metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiyono, 2005:78). Adapun kriteria yang ditentukan adalah rumah makan yang telah berdiri 1 (satu) tahun lamanya dengan modal sendiri. Tujuan dari penetapan kriteria ini adalah karena penulis menganggap pengusaha dapat mempertahankan usahanya yang dimulainya secara mandiri.

3.7Jenis dan Sumber Data

Dalam penelitian yang dilakukan, penulis menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan melakukan

pengamatan (observation) dan wawancara (interview).

(45)

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Wawancara (Interview)

Dalam hal ini peneliti melakukan wawancara melalui tatap muka (face to face) dengan responden terpilih. Wawancara dilakukan dengan

menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau alat tersebut disebut dengan interview guide.

b. Studi Dokumentasi

Yaitu dengan mengumpulkan dan mempelajari jurnal penelitian, literatur perpustakaan dan lain-lain.

c. Pengamatan (Observation)

Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di Kecamatan Medan Helvetia untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

(46)

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada setiap responden untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan sehingga penelitian penulis dapat lebih terstruktur.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji apakah kuesioner layak dilakukan sebagai instrumen penelitian. Instrumen yang valid alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid (Sugiyono, 2005:109). Untuk menguji validitas digunakan pendekatan koefisien korelasi yaitu dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan skor totalnya.

1. Jika

r

hitung >

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

2. Jika

r

hitung <

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

(47)

1. Jika

r

alpha positif atau > dari

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan reliabel

2. Jika

r

alpha negatif atau < dari

r

tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak

reliabel.

3.10 Metode Analisis Data

a. Metode Analisis Deskriptif Kualitatif

Suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasi, dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti.

b. Metode Analisis Kuantitatif

Analisis yang digunakan untuk menyajikan data dalam bentuk angka. Data pada penelitian ini merupakan data ordinal. Penulis menganalisis data dengan menggunakan metode analisis Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) (Sugiyono, 2005:204).

Model regresi berganda yang digunakan yaitu :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Dimana:

(48)

X2 : Faktor Produksi

X3 : Faktor Organisasi dan Manajemen X4 : Faktor Keuangan

a : Nilai konstanta e : Nilai error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila uji statistiknya berada di dalam daerah kritis (daerah dimana Ho ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho diterima.

Dalam penelitian ini data yang ada diuji dengan beberapa tahapan antara lain :

1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan

pengujian mengenai ada tidaknya pelanggaran terhadap asumsi-asumsi klasik dan memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linear berganda dapat digunakan. Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai model yang baik apabila model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik lain yaitu heterokedastisitas, linieritas, dan multikolinieritas, antara lain :

(49)

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel bebas (Independent) dan variabel terikat (dependent) atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal. Uji ini dilakukan melalui analisis

Kolmogorov-Smirnov (K-S) melalui program SPSS.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan dengan pengamatan lainnya. Jika variance berbeda, disebut heteroskedastisitas. Pengujian terhadap asumsi ini dilakukan dengan melihat grafik Scatter Plot. Uji Heteroskedastisitas dimaksudkan untuk mengetahui tingakt penyebaran atau variasi dari semua variabel yang diobservasi.

c. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas merupakan suatu keadaan dimana variabel independent yang satu dengan yang lainnya tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS.

2. Pengujian Hipotesis

(50)

a. Uji F (Uji Serempak)

Merupakan uji serempak dari semua variabel independen yang dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen. Bentuk pengujian :

Ho : βi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan

secara serentak dari variabel independen terhadap variabel dependen. Ho : βi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

serentak dari variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini nilai Fhitung akan dibandingkan dengan Ftabel pada

tingkat signifikan (α) = 0,05.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji F ini adalah :

Terima Ho bila Fhitung ≤ Ftabel dan nilai signifikansi nilai Fhitung > tingkat

kesalahan (α).

b. Uji T (Uji Pengaruh Parsial)

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Dilakukan menggunakan uji statistic t (2 sisi).

Bentuk pengujian :

Ho : βi = 0; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dri

(51)

Ho : βi ≠ 0; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini nilai T hitung akan dibandingkan dengan T tabel pada tingkat signifikan (α) = 5%.

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung > ttabel dan nilai signifikansi thihung > tingkat kesalahan (α).

Ha diterima jika thitung < ttabel dan nilai signifikansi thitung < tingkat kesalahan (α)

c. Pengujian koefisien Determinasi (R²), dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen. Dengan kata lain, koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh dari variabel dependen yaitu faktor pemasaran (X1), faktor produksi (X2), faktor organisasi dan manajemen (X3) dan faktor keuangan (X4) terhadap faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha (Y).

Koefisien Determinasi (R²) berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R² ≤ 1). Bila (R²) mendekati 0, maka pengaruh variabel independen

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

4.1.1 Kelurahan Helvetia Tengah Medan

Kota Medan merupakan ibukota dari Propinsi Sumatera Utara. Perkembangan Kota Medan tidak terlepas dari dimensi historis, ekonomi, dan karakteristik kota Medan itu sendiri, yakni sebagai kota yang mengemban fungsi yang luas dan besar, serta sebagai salah satu dari 3 (tiga) kota metropolitan terbesar di Indonesia. Realitasnya, Kota Medan kini berfungsi sebagai :

1. Pusat pemerintahan daerah, baik pemerintahan Propinsi Sumatera Utara, maupun kota Medan sebagai tempat kedudukan perwakilan/konsulat negara-negara sahabat, serta wilayah kedudukan berbagai perwakilan perusahaan bisnis dan keuangan di Sumatera Utara

2. Pusat pelayanan kebutuhan sosial, ekonomi masyarakat Sumatera Utara seperti : rumah sakit, perguruan tinggi, stasiun TVRI, RRI, dan lain-lain, termasuk berbagai fasilitas yang dikembangkan swasta, khususnya pusat-pusat perdagangan.

3. Pusat pertumbuhan ekonomi, perdagangan, keuangan dan jasa secara regional maupun Internasional.

(53)

Kota medan memiliki luas 26.510 hektar (265,10 km²) atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan kota atau kabupaten lainnya, Kota Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil, tapi dengan jumlah penduduk yang relatif besar. Secara geografis, Kota Medan terletak pada 3º 30’ - 3º 43’ Lintang Utara dan 98º 35’ - 98º 44’ Bujur Timur. Untuk itu topografi Kota Medan cenderung miring ke Utara dan berada di ketinggian 2,5 – 37,5 meter di atas permukaan laut.

Sumber : www.pemkomedan.go.id (2011) Gambar 4.1 Peta Pulau Sumatera Utara

(54)

Medan Deli, Kecamatan Medan Denai, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Kota, Kecamatan Medan Labuhan, Kecamatan Medan Maimun, Kecamatan Medan Marelan, Kecamatan Medan Perjuangan, Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan Polonia, Kecamatan Medan Selayang, Kecamatan Medan Sunggal, Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Tuntungan, Kecamatan Medan Baru dan Kecamatan Medan Tembung.

Sumber : www.asiamaya.com

Gambar 4.2 Kelurahan Helvetia Tengah

Kecamatan Medan Helvetia terletak di wilayah Barat Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut:

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Sunggal

(55)

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Marelan

Kecamatan Medan Helvetia dengan luas wilayahnya 15,44 KM² dan merupakan daerah permukiman, dengan penduduknya berjumlah 142.187 jiwa (2006). Kecamatan Medan Helvetia memiliki 7 (tujuh) kelurahan yaitu : Kelurahan Cinta Damai, Kelurahan Dwikora, Kelurahan Helvetia, Kelurahan Helvetia Tengah, Kelurahan Helvetia Timur, Kelurahan Sei Sikambing C II, Kelurahan Tanjung Gusta.

Pada salah satu Kelurahan yaitu di Kelurahan Helvetia Tengah, termasuk kategori daerah padat penduduk terbukti dengan adanya pasar Tradisional, dan banyaknya berdiri rumah toko (ruko) yang menjual berbagai jenis usaha mulai dari usaha rumah makan, perabot, warnet, hingga supermarket (swalayan). Saat ini, pengembang properti pun sudah mulai merambah kawasan ini untuk dijadikan perumahan. Tidak sedikit perumahan yang dibangun di Kelurahan Helvetia Tengah ini, baik perumahan yang berada di jalan besar ataupun yang terletak di dalam gang.

4.1.2 Rumah Makan yang Berada di Kelurahan Helvetia Tengah

1. Rumah Makan Basamo

(56)

keluarganya juga tinggal di rumah toko yang sama dengan tempat tinggalnya.

2. Rumah Makan Permato Bundo

Rumah makan yang dikelola oleh Ibu Mardianah telah berdiri 2 tahun lamanya. Selain menjual makanan di rumah makannya, juga menerima catering untuk rumahan dan karyawan dengan harga yang sangat terjangkau.

3. Rumah Makan Jaya Minang

Rumah makan yang telah dikelola oleh Bapak Ahmad, seorang sarjana strata 1, selama 4 tahun semakin meningkat penjualannya dari tahun ke tahun. Walaupun yang menjual makanan minang sangat banyak, namun rumah makan ini mengutamakan kebersihan dan higienitas makanan dan ruangan sehingga memberikan nilai tambah bagi calon konsumen.

4. Warung Bakso Nanda Joyo

Warung bakso yang telah dikenal baik oleh masyarakat sekitar telah dibuka sekitar 7 tahun yang lalu. Warung bakso yang beralamat di jln. Tanjung Raya No. 45 Medan ini, memiliki karyawan sebanyak 2 orang. Usaha ini dapat bertahan dikarenakan keramahan dan ketekunan daripada Bapak Nanda, selaku pemilik warung bakso ini.

5. Warung Bakso Melly

(57)

adiknya. Dengan mengutamakan citarasa dan harga yang relatif murah, warung bakso ini ramai dikunjungi pelanggan di sore hari.

6. Warung Pondok Daun

Rumah makan yang dikelola oleh Bapak Budi ini termasuk kategori usaha yang baru. Namun, sebelumnya Bapak Rudi juga telah memiliki rumah makan di daerah lain. Karena terinspirasi dari usahanya yang berjalan cukup baik di daerah lain, maka Bapak Rudi berinisiatif untuk membuka rumah makan di jalan Matahari Raya No. 23 Medan.

7. Warung Kang Haji

Rumah makan yang terletak di ruko ini mengusung nama Warung Kang Haji, dikelola oleh Ibu Febby. Walaupun seorang Sarjana Strata 1, Ibu Febby tidak segan-segan untuk memasak dan bahkan berinteraksi dengan para pelanggannya. Pemilik yang hobi berwisata kuliner ini memiliki 2 orang karyawan dan telah berdiri 1 tahun lamanya.

8. Warung Bakso Mie Ayam Mbak Aas

Warung Bakso yang didirikan oleh Ibu Isnawati telah berdiri selama 1 tahun ini dikelola dengan sangat baik. Seluruh karyawan yang berjumlah 3 orang ini, sangat ramah terhadap para pelanggannya. Seluruh permintaan pelanggannya didengarkan dan dikerjakan oleh para karyawannya dengan ramah dan sabar.

9. Rumah Makan Ratna Sari

(58)

ke rumah-rumah, rumah makan ini juga melayani pelanggan yang datang untuk memesan makanan. Ibu Darni yang telah berusia setengah abad ini, memulai usahanya sejak 30 tahun yang lalu. Namun usaha dan pengorbanannya tidak sia-sia. Ibu Darni telah membuka cabangnya di berbagai tempat yang didukung oleh anak-anaknya.

10.Rumah Makan Pesisir 2

Rumah makan yang berdiri pada pertengahan tahun 2009 ini telah memiliki karyawan yang berjumlah 5 orang. Rumah makan yang menempati sebuah rumah toko ini mengutamakan harga yang sangat terjangkau oleh seluruh kalangan. Harga yang sangat berani ini membuat orang berbondong-bondong membeli makanan di tempat ini walau rela mengantri hingga puluhan menit lamanya.

11.Rumah Makan Kawan Lamo

Rumah makan Padang yang telah berdiri selama 14 tahun ini, terletak di jalan Asrama No. 141 Medan. Dengan mempekerjakan 5 orang karyawan, rumah makan ini tetap dikunjungi oleh pelanggan setianya meskipun menu utama yang disajikan tidak berubah-ubah sesuai dengan ciri khas masakan Minang.

12.Rumah Makan Minang Mulia

(59)

mengandalkan dari pelanggan yang datang saja. Tetapi juga menerima pesanan bungkusan yang lumayan banyak.

13.Rumah Makan Sop kambing Mas Adi

Rumah makan yang menyajikan makanan spesialnya yaitu sop kambing telah berdiri 2 tahun lamanya. Pada awalnya keluarga menyukai masakan sop kambing olahan pemilik yang bernama Adi dan oleh keluarganya disarankan untuk membuka usaha tersebut, dan ternyata banyak peminat. 14.Warung Bakso Sabar Menanti

Warung bakso yang beralamat di jalan Gaperta No. 57 Medan, telah berdiri 1,5 tahun lamanya. Warung bakso ini terletak di dekat kawasan sekolah dan perumahan sehingga banyak pengunjung di sore hari ataupun pada saat pulang sekolah.

15. Rumah Makan MJ Surya

Rumah makan Minang yang terletak tidak jauh dari Warung Sabar Menanti ini memiliki 2 orang karyawan yang bertugas di depan untuk menerima tamu yang memesan makanan. Kebanyakan pengunjung yang datang memesan makanan untuk dibawa pulang.

16.Rumah Makan Pergaulan

Rumah makan yang dikelola oleh sepasang suami istri ini terletak di jalan Gaperta no. 88 Medan. Lokasi rumah makan Pergaulan terletak persis di pinggir jalan besar sehingga banyak dilalui kendaraan dan mulai dikenal oleh orang-orang.

(60)

Rumah Makan yang dikelola oleh Bapak Fakhri ini terletak di pinggir jalan besar, jalan Kapten Sumarsono No. 67A. Rumah makan yang telah berdiri 1 tahun lamanya ini memiliki 3 orang karyawan. Pak Fakhri yang lahir di Bukit Tinggi ini, menyajikan makanan khas dari daerah asalnya yaitu masakan Minang.

18.Warung Bakso Urat Nurjanah

Warung Bakso ini telah berdiri 8 tahun lamanya. Nama yang diambil dari nama salah satu anaknya ini, memiliki lokasi yang bertepatan berdepanan dengan sebuah sekolah negeri. Sehingga banyak pengunjung yang berasal dari murid sekolah tersebut.

19.Warung Bakso Woro-Woro

Warung bakso yang mengusung konsep kaki lima ini, dikelola dengan baik dan promosi yang memadai. Kebersihan ruangan serta meja dan kursi sangat diperhatikan. Demikian juga tulisan yang berada tepat di bagian bawah papan nama yang mengingatkan kendaraan untuk berjalan pelan-pelan. Tulisan tersebutlah, yang menurut Penulis mengundang perhatian setiap pengendara yang lewat.

20.Warung Bakso D’Amor

(61)

walaupun Bu Siska tidak memiliki pendidikan sama sekali namun hal ini tidak mengurungkan niatnya untuk terus berusaha.

21.Rumah Makan Serasi

Rumah makan yang dimiliki oleh Pak Aweng telah berdiri 5 tahun lamanya. Walaupun rumah makan Serasi terlihat sederhana, namun Pak Aweng telah memiliki pelanggan tetap yang lumayan banyak jumlahnya dan pelanggan-pelanggan baru yang datang merupakan hasil promosi dari mulut ke mulut.

22.Rumah Makan Family Saiyo

Rumah makan yang telah berdiri 2 tahun lamanya ini memiliki karyawan yang berjumlah 5 orang. Ruangan yang lumayan sempit ini tidak menjadikan usaha ini sepi pembeli. Sebaliknya, usaha ini malah ramai dikunjungi oleh pelanggan terutama di siang hari. Baik yang makan di tempat ataupun pesanan bungkusan dan kotak.

23. Rumah Makan Padang Panjang

Rumah makan Padang Panjang termasuk rumah makan yang baru berdiri di antara rumah makan Padang lainnya walaupun telah dioperasikan sejak 1,5 tahun lamanya. Lokasi yang cukup strategis dimanfaatkan oleh pemilik untuk membuka usaha rumah makan tersebut. Namun berkat kesabaran dan keyakinan dari pemilik, lambat laun usaha tersebut dapat menyaingi usaha sejenis dan mendapat kepercayaan dari pelanggannya untuk menyediakan nasi kotak di berbagai kesempatan dan acara.

(62)

Rumah makan Mie Aceh Udin yang terletak di jalan Setia Luhur No. 15 Medan ini telah membuka usahanya sejak duabelas tahun silam. Usaha tersebut masih tetap eksis dikarenakan terus memiliki banyak pelanggan dan keuntungan yang cukup menjanjikan. Mie Aceh Udin yang memiliki karyawan sebanyak empat orang ini masih turut memasak pesanan tamu-tamunya. Walaupun Pak Helmi selaku pemilik usaha tersebut mempunyai karyawan yang handal namun baginya memasak selain sebagai mata pencaharian juga merupakan hobi.

25.Rumah Makan Pondok Salero

Rumah makan khas Minang ini selain menyajikan makanan khas Minang juga menyediakan menu bakaran. Masakan bakaran ini baru ditambahkan pada daftar menu sejak dua bulan yang lalu, karena tingginya permintaan para pelanggan.

26.Rumah Makan Kawan Lamo

Rumah makan Kawan Lamo yang berada di jalan Gaperta No. 31 Medan, terletak tepat di daerah Brimob yang ramai dikunjungi oleh pelanggannya, baik di siang maupun malam hari. Selain para tentara juga pelanggan dari kantoran serta banyak para pengendara yang lewat di jalan tersebut singgah untuk menikmati makanan di rumah makan ini.

27.Rumah Makan Mitra Minang

(63)

28.Rumah Makan Bundo Kanduang

Letaknya di jalan Asrama ini memulai usaha pada tahun 2008 oleh Ibu Melda Ria menyediakan masakan khas minang dan masih eksis sampai saat ini.

29.Rumah Makan Nan Kanduang

Ibu Yanti memulai usaha rumah makan sejak enam tahun lalu dengan niat untuk membantu keuangan keluarga , mulai usaha dengan memasak sendiri sampai sekarang memiliki 4 orang karyawan yang berasal dari kampung halamannya.

30.Rumah Makan Indah Saiyo

Rumah makan yang menyajikan masakan khas minang yang didirikan tahun 2009 oleh Ibu Indah Sari, berada di jalan Asrama. Dikenal dengan keramahtamahan dalam menyapa para tamu yang singgah di rumah makannya, sehingga walau pun sudah ada beberapa rumah makan yang menyajikan masakan yang sama, tetapi masih tetap eksis di dunia kuliner 31.Rumah Makan Anak Bukit Tinggi

Sesuai dengan namanya, rumah makan ini diusahakan oleh Ajo Aam yang berasal dari Bukit Tinggi, memulai usaha sejak tiga tahun yang lalu dengan menyajikan masakan khas Bukit Tinggi. Pengunjung rumah makan ini merupakan perantau dari Bukit Tinggi.

32.Mie Aceh Kagura

(64)

4.1.3 Pengusaha Rumah Makan

Para pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah memiliki latar belakang yang berbeda, antara lain meliputi usia, jenis kelamin, status dan pendidikan berbeda satu sama lainnya. Gambaran umum dari 32 responden yang kembali dapat dilihat di tabel berikut ini :

Tabel 4.1

(65)

16. Budi L 41 – 50 Kawin SMP 1

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Dari 32 responden pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan, didominasi oleh 17 orang laki-laki. Hal ini sesuai dengan pendapat beberapa responden yang mengatakan laki-laki lebih kuat karena peralatan masak cukup berat. Yang berstatus kawin berjumlah 29 orang, dari 32 responden didominasi dengan 22 orang yang tamatan SMU . Usia antara 21 sampai 50 tahun berjumlah 29 orang yang berarti para pengusaha rumah makan berada pada usia produktif.

4.1.4 Pelanggan Rumah Makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan

(66)

yang kebetulan singgah dan ibu rumah tangga yang tidak sempat menyiapkan makan siang untuk keluarganya.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Deskriptif

Sesuai dengan judul skripsi ini, yaitu “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha (Studi Kasus Pada Pengusaha Rumah Makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan)”, maka penulis membahas variabel faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha. Analisis dan evaluasi data menggunakan analisis deskriptif dan model regresi linier berganda, dimana dalam menganalisis datanya menggunakan bantuan program SPSS versi 17.0.

Hasil analisis dan evaluasi juga untuk mengetahui variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keberhasilan usaha.

1. Deskriptif Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah para pengusaha rumah makan yang berada di Kelurahan Helvetia Tengah Medan dan yang diambil sebagai sampel yaitu sebanyak 32 orang.

Hal ini dapat terlihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Identitas Responden

No. Karakteristik Jumlah Responden %

(67)

Kelamin

Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa :

a. Total Responden sebanyak 32 orang. Berdasarkan umur responden, maka diperoleh responden yang berumur 21 - 30 sebanyak 9 orang atau 28,1%, berumur 31 – 40 sebanyak 14 orang atau 43,8%, berumur 41 – 50 sebanyak 6 orang atau 18,7%, dan berumur ≥ 50 s ebanyak 3 orang atau 9,4%.

b. Berdasarkan jenis kelamin, dapat diketahui 17 orang atau 53,1% responden adalah laki-laki dan 16 atau 46,9% responden adalah perempuan.

c. Berdasarkan tingkat pendidikan dari responden, diketahui bahwa 1 orang atau 3,1% responden tidak mengecam pendidikan sama sekali, 1 orang atau 3,1% tamatan SD, 6 orang atau 18,8% tamatan SMP, 22 orang atau 68,8% tamatan SMU, 2 orang atau 6,2% tamatan S1.

(68)

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala Likert untuk menanyakan tanggapan responden mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan usaha baru (studi kasus pada pengusaha rumah makan di kelurahan Helvetia Tengah Medan).

Variabel pemasaran (X1) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel produksi (X2) terdiri dari 3 butir pertanyaan, variabel organisasi dan manajemen (X3) terdiri dari 4 butir pertanyaan, variabel keuangan (X4) terdiri dari 2 butir pertanyaan dan variabel keberhasilan usaha (Y) terdiri dari 2 butir pertanyaan. Kuesioner ini disebarkan kepada 32 orang responden yaitu pengusaha rumah makan di Kelurahan Helvetia Tengah Medan.

a. Distribusi Jawaban Responden

1. Distribusi Jawaban Responden terhadap Variabel Faktor Pemasaran

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden terhadap Faktor Pemasaran

No. SS S KS TS STS Total Total

Item F % F % F % F % F % Responden Score

1 15 47 17 53 0 0 0 0 0 0 32 4,5

2 16 50 13 40,6 3 9,4 0 0 0 0 32 4,4 3 10 31,2 18 56,3 4 12,5 0 0 0 0 32 4,2 4 4 12,5 9 28,1 19 59,4 0 0 0 0 32 3,5 Sumber: Hasil pengolahan data primer (2012)

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa :

(69)

menyatakan sangat setuju, 17 orang atau 53% responden menyatakan setuju, 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan kurang setuju, 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan tidak setuju dan 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 17 orang atau 53% responden menyatakan setuju dari pertanyaan pertama, bahwa produk yang ditawarkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pada pernyataan nomor 1, total score adalah 4,5. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut baik.

b. Pada pernyataan “Harga makanan yang anda tawarkan dapat bersaing dan sesuai dengan budget konsumen di daerah tempat usaha Anda”,dapat

digambarkan bahwa 16 orang atau 50% responden menyatakan sangat setuju, 13 orang atau 40,6% responden menyatakan setuju, 3 orang atau 9,4% responden yang menyatakan kurang setuju, 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan tidak setuju dan 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 16 orang atau 50% responden menyatakan setuju dari pertanyaan kedua, bahwa harga makanan yang ditawarkan dapat bersaing dan sesuai dengan budget konsumen di daerah tempat usaha. Pada pernyataan nomor 2, total score adalah 4,4. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut baik.

(70)

menyatakan setuju, 4 orang atau 12,5% responden yang menyatakan kurang setuju, 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan tidak setuju dan 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 18 orang atau 56,3% responden menyatakan setuju dari pertanyaan ketiga, bahwa lokasi usaha cukup strategis dan mudah terlihat oleh calon konsumen. Pada pernyataan nomor 3, total score adalah 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut baik.

d. Pada pernyataan “Promosi yang Anda lakukan menarik minat dan perhatian pengunjung”, dapat digambarkan bahwa 4 orang atau 12,5% responden menyatakan sangat setuju, 9 orang atau 28,1% responden menyatakan setuju, 19 orang atau 59,4% responden yang menyatakan kurang setuju, 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan tidak setuju dan 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 19 orang atau 59,4% responden menyatakan kurang setuju dari pertanyaan keempat, bahwa promosi yang dilakukan menarik minat dan perhatian pengunjung. Pada pernyataan nomor 4, total score adalah 3,5. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut tidak baik.

2. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Faktor Produksi

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden terhadap Faktor Produksi

No. SS S KS TS STS Total Total

(71)

6 17 53,1 9 28,2 5 15,6 1 3,1 0 0 32 4,3 7 22 68,8 7 21,9 3 9,3 0 0 0 0 32 4,6 Sumber: Hasil pengolahan data primer (2012)

a. Pada pernyataan “Letak usaha Anda dekat dengan bahan mentah (raw material) dan para penyedia (supplier).”, dapat digambarkan bahwa 11 orang

atau 34,4% responden menyatakan sangat setuju, 16 orang atau 50% responden menyatakan setuju, 4 orang atau 12,5% responden yang menyatakan kurang setuju, 1 orang atau 3,1% responden yang menyatakan tidak setuju dan 0 orang atau 0,0% responden yang menyatakan sangat tidak setuju. Dari hasil perhitungan tersebut diketahui bahwa 16 orang atau 50% responden menyatakan setuju dari pertanyaan kelima, bahwa letak usaha dekat dengan bahan mentah (raw material) dan para penyedia (supplier). Pada pernyataan nomor 5, total score adalah 4,2. Hal ini menunjukkan bahwa pernyataan tersebut baik.

Gambar

Tabel 2.1
Tabel 2.2
Tabel 2.3
Gambar 1.1 Kerangka Konseptual  Sumber : Anoraga (2002) diolah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh variabel independen yaitu modal, jumlah tenaga kerja, pendidikan, dan pengalaman usaha terhadap variabel dependen yaitu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada α 10%, sedangkan variabel harga surat kabar harian berpengaruh secara

Sedangkan dari Analisis Kuantitatif dengan metode regresi linear berganda, hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari variabel nilai tukar Rupiah /US$ dan

Dari hasil regresi, luas lahan dan tenaga kerja berpengaruh positif dan secara statistik signifikan terhadap hasil produksi kelapa sawit, variabel pupuk berpengaruh positif

Hasil Regresi Linear Berganda Menggunakan SPSS dengan Variabel Bebas, Biaya Produksi, Harga Pasar, dan Keuntungan/Rugi Tahun 2008 - 2012.. Model

Hasil Penelitian berdasarkan metode regresi linear berganda secara simultan menunjukkan variabel modal, lokasi dan pengetahuan berpengaruh positif dan

Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis regresi diperoleh bahwa variabel pupuk SP36 memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap produksi tembakau di

Berdasarkan hasil pengujian dengan analisis regresi diperoleh bahwa variabel pupuk SP36 memiliki pengaruh positif tidak signifikan terhadap produksi tembakau di