UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMINTAAN MASYARAKAT TERHADAP MEDIA CETAK
DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
SHARAH N.M.S 070501092
Departemen : Ekonomi Pembangunan
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the demand of society to the printed media in the District of Medan Helvetia. By using some theory of demand, then the variables observed in this study is the consumer’s income and the price of a dily newspaper.
This study uses primary data obtained from consumers daily newspaper through a questionnaire that had been prepared beforehand. Consumer Daily newspaper at simple random sampling as many as 100 people from five villages of the sample. The size of the factors that influence the level of demand for the print media were analyzed with multiple regression analysis using OLS (Ordinary Least Square).
The result showed that the value of the income variables have positive and significant at α 10%, while the price variables of daily newspaper are no significant influence on the demand for print media in the District of Medan Helvetia.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap media cetak di Kecamatan Medan Helvetia. Dengan menggunakan beberapa teori permintaan, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pendapatan konsumen dan harga surat kabar harian.
Penelitian ini menggunakan data primer diperoleh dari konsumen surat kabar harian melalui kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Konsumen surat kabar harian responden ditentukan secara acak sederhana (Simple
Random Sampling) sebanyak 100 orang dari lima kelurahan sampel. Besarnya
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan media cetak dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada α 10%, sedangkan variabel harga surat kabar harian berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan media cetak di Kecamatan Medan Helvetia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya,
sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai sebagai tugas akhir yang harus
ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara. Dan juga ucapan syukur kepada Yesus Kristus,
keluarga, dan para sahabat.
Adapun judul skripsi ini adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERMINTAAN MASYARAKAT TERHADAP MEDIA
CETAK DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA”.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari
berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
bimbingan, yaitu :
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Wahyu Aryo Pratomo, M.Ec selaku Ketua Jurusan Ekonomi
Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Syarief Fauzi, SE, M.Acc, Ak selaku Dosen Pembimbing yang
telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi
4. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku Dosen pembanding I, Bapak Arifin
Siregar, SE, MSP selaku Dosen pembanding II. Serta seluruh Staff
Pengajar dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara khususnya Kak Leni dan Bang Sugi.
5. Staff dan Pegawai Kantor Camat Medan Helvetia atas bantuannya dalam
memberikan data sehingga skripsi ini dapat selesai.
6. Teristimewa buat orangtua penulis yang tercinta, Ir. Errol Simanjuntak dan
Imelda Sibarani yang telah banyak memberikan kasih sayang, dukungan,
doa dan semangat serta materil selama ini. Serta terimakasih yang tak
terhingga penulis ucapkan kepada Pangeran Simanjuntak (abang) dan
Emmanuella Simanjuntak (adik).
7. Terimakasih kepada Sofyan Jeffri Sianturi atas doa, dukungan, waktu,
tenaga dan kasih yang diberikan kepada saya selama proses perkuliahan
hingga skripsi ini selesai.
8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang banyak memberikan
dukungan kepada saya, yaitu : Rifka Tesalonika, Patricia Alexandra,
Semanpreet Kaur, Meigi Anggita, Ayu Nurul Huda, Henry Sahat, Ryan
Andreas, Anwar Eriwaldy dan Simon Toman.
9. Untuk rekan-rekan EP 2007, terkhusus buat kak Maria Agnes Simatupang
yang sudah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan,
serta seluruh senior dan junior saya.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala budi dan pengorbanan
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk menyempurnakan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat
bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama
rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan.
Medan, 04 Maret 2011
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 7
1.3Hipotesis ... 8
1.4Tujuan Penelitian ... 8
1.5Manfaat Penelitian ... 9
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Ekonomi ... 10
2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 14
2.4 Hukum Permintaan ... 16
2.5 Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan ... 18
2.6 Perubahan Kurva Permintaan ... 21
2.7 Elastisitas Permintaan ... 27
2.8 Media Cetak ... 32
2.8.1 Pengertian Media Cetak ... 32
2.8.2 Jenis-jenis Media Cetak ... 33
BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Daerah Penelitian ... 36
3.2 Metode Penentuan Sampel ... 36
3.3Metode Pengumpulan Data ... 39
3.4 Metode Pengolahan Data ... 39
3.5 Metode Analisis Data ... 40
3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness Fit) ... 40
3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) ... 40
3.6.3 Uji F-statistik ... 42
3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 43
3.7.1 Uji Normalitas ... 44
3.7.2 Uji Linieritas ... 44
3.7.3 Multikolinieritas ... 45
3.7.4 Heterokedastisitas ... 46
3.8 Defenisi Operasional ... 48
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 50
4.2 Karakteristik Responden ... 64
4.2.1 Usia ... 64
4.2.2 Jenis Pekerjaan ... 66
4.2.3 Pendidikan ... 67
4.2.4 Jenis Kelamin ... 68
4.2.5 Tingkat Pendapatan ... 69
4.2.6 Surat Kabar Harian ... 69
4.3.1 Pengujian Pengaruh Variabel Bebas terhadap
Variabel Terikat ... 71
4.3.2 Interpretasi Model ... 72
4.3.3 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 73
4.3.3.1 Koefisien Determinasi (R-Square).. 73
4.3.3.2 Uji T-statistik (Uji Parsial) ... 73
4.3.3.3 Uji F-statistik (Uji Overall) ... 75
4.3.4 Uji Asumsi Klasik ... 77
4.3.4.2 Uji Normalitas ... 77
4.3.4.3 Uji Linieritas ... 78
4.3.4.1 Multikolinieritas ... 79
4.3.4.4 Heteroskedastisitas ... 80
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 83
5.2 Saran ... 84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
2.1 Skedul Permintaan Barang X ... 19
3.1 Distribusi Responden ... 38
4.1.1 Jumlah Pegawai di kantor Camat Medan Helvetia ... 51
4.1.2 Nama-nama Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia ... 54
4.1.3 Luas Wilayah Dirinci per Kelurahann di Kecamatan Medan Helvetia ... 55
4.1.4 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia... 56
4.1.5 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Helvetia ... 57
4.1.6 Komposisi Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan Medan Helvetia ... 59
4.1.8 Banyaknya Perusahaan Industri di Kecamatan
Medan Helvetia ... 61
4.1.9 Jumlah Penduduk Usia 7-12 Tahun yang Sekolah dan Tidak Sekolah Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia ... 63
4.2.1 Distribusi Responden Menurut Usia ... 65
4.2.2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 66
4.2.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 67
4.2.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 68
4.2.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 69
4.2.6 Distribusi Responden Menurut Surat Kabar Harian ... 70
4.3 Hasil Regresi Linier Berganda ... 71
4.3.4.2 Hasil Estimasi Uji Normalitas dengan Jarque-Bera ... 78
4.3.4.3 Hasil Estimasi Uji linieritas dengan Ramsey reset Test ... 78
DAFTAR GAMBAR
2.5. Kurva Permintaan ... 20
2.6.1 Kurva Perubahan Jumlah yang Diminta ... 22
2.6.2 Kurva Perubahan Permintaan ... 23
2.7 Kurva Elastisitas Permintaan ... 29
3.6.2 Uji T-statistik ... 41
3.2 Uji F-statistik ... 43
4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia ... 52
4.2 Kurva Uji T-statistik Variabel Pendapatan ... 74
4.3 Kurva Uji T-statistik Variabel Harga ... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1 Data Variabel Permintaan Media Cetak, Pendapatan
Perkapita Konsumen, dan Harga Surat Kabar Harian di Kecamatan Medan Helvetia.
2 Kuesioner
3 Regresi Linier Berganda
4 Multikolinieritas
5 Uji Normalitas
6 Uji Linieritas
ABSTRACT
This study aims to determine the factors that influence the demand of society to the printed media in the District of Medan Helvetia. By using some theory of demand, then the variables observed in this study is the consumer’s income and the price of a dily newspaper.
This study uses primary data obtained from consumers daily newspaper through a questionnaire that had been prepared beforehand. Consumer Daily newspaper at simple random sampling as many as 100 people from five villages of the sample. The size of the factors that influence the level of demand for the print media were analyzed with multiple regression analysis using OLS (Ordinary Least Square).
The result showed that the value of the income variables have positive and significant at α 10%, while the price variables of daily newspaper are no significant influence on the demand for print media in the District of Medan Helvetia.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap media cetak di Kecamatan Medan Helvetia. Dengan menggunakan beberapa teori permintaan, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pendapatan konsumen dan harga surat kabar harian.
Penelitian ini menggunakan data primer diperoleh dari konsumen surat kabar harian melalui kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Konsumen surat kabar harian responden ditentukan secara acak sederhana (Simple
Random Sampling) sebanyak 100 orang dari lima kelurahan sampel. Besarnya
faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan media cetak dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada α 10%, sedangkan variabel harga surat kabar harian berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan media cetak di Kecamatan Medan Helvetia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Informasi kini menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara
bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi.
Kemajuan teknologi dalam dunia pengetahuan kita tentu berimbas pada kemajuan
informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Informasi
adalah penerangan atau keterangan atau kabar, berita, keseluruhan makna yang
menunjang amanat yang terlihat di dalam amanat-amanat itu”. Sumber-sumber
untuk mendapatkan informasi bisa berasal dari mana saja. Baik itu lingkungan
yang terdekat dengan kita seperti keluarga dan pertemanan, bisa pula melalui
media-media lainnya seperti media cetak. Media cetak dalam hal ini buku,
majalah, dan surat kabar memiliki andil besar dalam penyebaran informasi.
Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena
dengan berkomunikasi memungkinkan terjadinya interaksi antara
individu-individu. Dengan adanya interaksi tersebut, maka sikap, pandangan atau kemauan
dari seseorang dapat diketahui dan dirasakan oleh orang lain yang terlibat
langsung dalam kegiatan timbal-balik tersebut, yaitu menyampaikan serta
menerima pesan.
Hakikat komunikasi adalah proses penyataan manusia. Yang dinyatakan
itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain den menggunakan
bahasa Inggris ‘’Communication’’, yang bersumber dari bahasa Latin
‘’Comunicatio’’ yang berasal dari kata ‘’Communis’’ yang berarti ‘’sama’’
(Effendy, 1984:11). ‘’Sama’’ disini maksudnya adalah sama maknanya. Bahwa
jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka kita haruslah
mengembangkan kesamaan makna (kesamaan persepsi) dengan orang yang
sedang berkomunikasi dengan kita tentang objek-objek tertentu.
Selain itu, perlu kita sadari bahwa tujuan komunikasi bermacam-macam
pula, yakni : menyampaikan informasi dan pengalihan pengetahuan dari
komunikator kepada komunikan, dan bisa pula mengandung tujuan atau
merupakan usaha dari individu atau kelompok untuk mengubah tingkah laku
individu atau kelompok lain.
Media cetak yang paling pertama ditemukan adalah berupa surat kabar
atau majalah, definisi surat kabar tidak bisa lepas dari karakteristiknya, surat kabar
(news paper) dibatasi pengertiannya sebagai berikut : “ Penerbitan yang berupa
lembaran yang berisi berita – berita, karangan – karangan, dan iklan yang dicetak
dan secara tetap atau periodik dan dijual umum”. (Assegaf, 1983 : 140). Sebuah
surat kabar isinya merupakan catatan peristiwa (berita) atau karangan (artikel,
feature, dsb) dan iklan karena biasa memuat hal yang bersifat dagang (promosi)
diterbitkan secara berkala (periodik) waktu penerbitannya akan menggolongkan
sebagai sebuah surat kabar atas harian, mingguan, bulanan, atau mungkin tahunan.
Dijual untuk umum karena surat kabar ditujukan untuk umum atau khalayak luas
Dewasa ini peran surat kabar sebagai salah satu media cetak ditantang
kesanggupannya memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Isi surat kabar
hendaknya adalah apa yang terjadi di masyarakat atau berdasarkan fakta, aktual
dan isinya mengandung 5W + 1H, yakni What, Who, When, Where, Why dan
How. Prinsip “5W + 1H” ini pertama kalinya dikemukakan oleh seorang pakar
ilmu komunikasi bernama Gail Broadman. Hal ini harus benar-benar
dipertimbangkan sebagai pedoman dalam teknik penulisan berita.
Melalui media cetak kita mengetahui informasi segala sesuatu yang kita
tahun tentang dunia di luar lingkungan dekat kita. Warga berpengetahuan
(informed) dan aktif sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya
jika media cetak berjalan dengan baik.
Dalam kegiatan ekonomi global sekarang ini sangat dibutuhkan informasi
untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi baik di
negara maju maupun di negara berkembang. Ini terlihat dari semakin majunya
ekonomi suatu negara, maka usaha media cetak dalam memeberikan informasi
semakin besar.
Media cetak juga dapan dinikmati kapanpun dan dimanapun oleh
masyarakat. Oleh karena meningkatnya permintaan masyarakat akan informasi,
maka tidak jarang terlihat banyaknya jumlah pedagang eceran media cetak
khusunya surat kabar harian dipinggir-pinggir jalan. Selain itu, harga surat kabar
Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalam yang dihadapi masyarakat
adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Biasanya manusia
tidak pernah merasa puas dengan benda yang mereka peroleh dan prestasi yang
mereka yang mereka capai. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah
dipenuhi, maka keinginan-keinginan yang baru akan wujud. (Sadono Sukirno :
2005:6)
Dalam pembangunan bidang informasi, untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam hal ini surat kabar harian sebagai salah satu perusahaan yang
menyajikan informasi di Kota Medan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan
permintaan masyarakat. Oleh karena itu, informasi merupakan kebutuhan vital
dalam era globalisasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yang salah satu
diantaranya adalah semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap sarana
untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan masyarakat.
Masyarakat sudah sangat mengerti arti pentingnya media cetak khususnya
surat kabar harian sebagai sarana informasi. Awalnya masyarakat memadang
media cetak khususnya surat kabar hanya sebagai media informasi, namun saat ini
media cetak sudah tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan primer.
Didalam pembangunan masyarakat maju yang ingin dicapai, dimana
sandang, pangan dan papan akan cukup tersedia dengan harga yang terjangkau,
penyediaan sarana informasi yang memadai akan merupakan kebutuhan yang
yang telah memiliki pengetahuan, kekayaan rohaniah, erta memiliki kekuatan
ideologi dalam jiwa masyarakat.
Dalam peradaban umat manusia, surat kabar merupakan media massa
cetak-media massa cetak lainnya. Seperti buku, majalah, dan tabloid. Dan sampai
hari ini surat kabar merupakan media massa cetak yang paling banyak dinikmati
oleh para pembaca (reader) seluruh dunia. (Paryati Sudarman 2008:10)
Menurut UNESCO, indeks ukuran maju tidaknya sebuah negara dapat
dilihat dari koran yang beredar – minimal 10 persen dari jumlah total
penduduknya. Di negara industri yang sudah maju, tiras korannya mencapai lebih
dari 30 persen jumlah penduduknya. Sedangkan di Indonesia, oplah koran yang
beredar sekitar 20 juta eksemplar atau hanya 8 persen dari jumlah penduduk.
Menurut Serikat Penerbit Indonesia (SPS), kebanyakan responden
berlangganan media cetak karena alasan serupa. Ini ditunjukkan oleh pilihan
mereka terhadap koran (87%), majalah (69%), dan tabloid (66%). Survei ini
memperlihatkan anggaran rata-rata responden dewasa dalam berlangganan koran
lebih besar dibandingkan majalah dan tabloid.
Media cetak, khususnya koran, memang cenderung tidak lagi menjadi
sumber informasi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena adaknya media
elektronik, yaitu televisi dan radio, yang menjadi asumber informasi bagi
Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa,
semestinya pasar media cetak terbentang luas karena hingga 2008, total tiras
media cetak di Indonesia baru mencapai 19,08 juta eksemplar. Jumlah itu terdiri
atas surat kabar harian 7,49 juta eksemplar, surat kabar mingguan 1,03 juta
eksemplar, tabloid 4,62 juta eksemplar, majalah 5,92 juta eksemplar, dan buletin
7.800-an eksemplar. Kenyataannya, pangsa pasar media cetak justru terasa
semakin sempit, baik karena terjadinya persaingan antarmedia cetak sendiri
(sekitar 950 penerbit) maupun persaingan antara media cetak dan media
elektronik dan media baru (internet).
Menurut survei Nielsen Media Research di sembilan kota di Indonesia
(populasi 43,87 juta dengan umur 10 tahun ke atas), pada kuartal-III 2009,
konsumsi justru mencapaki terus menurun tinggal 18 persen pada kuartal III 2009.
Konsumsi majalah pun turun dari 20 persen menjadi 11 persen, tablois turun dari
20 persen menjadi 13 persen).
Sebanyak 34 persen dari pembaca koran adalah pengguna internet dan 41
pembqcq koran juga mengakses berita lokal dari internet. Sejak tahun 2006,
persentase pengguna internet yang berusia muda terus bertambah, dari 12 persen
(usia 10-14 tahun) dan dari 24 persen menjadi 33 persen (usia 15-19 tahun0,
sedangkan untuk usia 20-29 tahun turun dari 40 persen menjadi 30 persen.
Di kota Medan, sekitar 20 surat kabar harian terbit secara rutin, termasuk
tiga legenda hidup koran Sumatera Utara –Analisa, Waspada, dan Sinar Indonesia
Sumatera Utara yang tercermin dari kategori masyarakat pebisnis keturunan
Tionghoa (Analisa), kelas menengah pegawai negeri sipil dan kaum akademis
plus aktivis nasionalis (Waspada), serta masyarakat kaum agamis Protestan (SIB).
Di luar ketiga koran itu, sebenarnya ada beberapa koran penantang yang patut
diperhitungkan seperti Sumut Pos dan Pos Metro Medan milik kelompok Jawa
Pos, maupun Mimbar Umum.
Selebihnya, rata-rata koran-koran harian di Sumatera Utara terbit dengan
penetrasi pembaca di bawah Analisa, Waspada, dan Sinar Indonesia Baru.
Kompetisi antar pemain koran di Sumatera Utara menjadi sangat ketat.
Sayangnya, jumlah penerbit koran sebanyak itu tidak diimbangi oleh populasi
sumber daya pers yang memadai pula. Baik dari sisi jumlah maupun kualitas.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian mengenai permintaan masyarakat akan media
cetak. Adapun judul yang diketengahkan adalah ‘’Analisis Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Permintaan Masyarakat Terhadap Media Cetak di Kecamatan Medan Helvetia’’.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa perumusan
masalah. Adapaun perumusan masalah yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan media cetak
2. Bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan media cetak khususnya surat
kabar harian di Kota Medan?
1.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang
masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Dari
permasalahan yang ada, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan media cetak
khususnya surat kabar harian.
2. Harga surat kabar berpengaruh negatif terhadap permintaan media cetak
khususnya surat kabar harian.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagi berikut :
1.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap
permintaan media cetak khususnya surat kabar harian di kecamatan
Medan Helvetia.
2.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga surat kabar terhadap
permintaan media cetak khususnya surat kabar harian di kecamatan
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.Untuk mengetahui kecenderungan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia
dalam mengkonsumsi surat kabar harian.
2.Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam
disiplin ilmu yang penulis tekuni.
3.Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil
penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama.
4.Sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i Departemen
Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masalah Ekonomi
Masalah ekonomi sebenarnya muncul akibat adanya perbedaan antara
kebutuhan manusia dan sumberdaya (alat pemuas) yang ada, yang mana
kebutuhan manusia mempunyai sifat tak terbatas adanya. Oleh sebab itu manusia
kemudian melakukan pilihan-pilihan agar dapat mencapai tingkat kesejahteraan
yang paling tinggi.
Permasalahan tersebut mengenai tentang :
a. Barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa jumlah yang harus
diproduksi.
b. Bagaimana faktor-faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.
c. Untuk siapa barang-barang dan jasa-jasa tersebut diproduksi, atau bagaimana
barang-barang dan jasa-jasa tersebut akan didistribusikan.
Untuk memecahkan berbagai persoalan tersebut di atas masyarakat
menempuh berbagai cara, diantaranya dengan kebiasaan atau tradisi yang sudah
ada, dengan insting atau naluri, dengan komando atau paksaan. Bagi masyarakat
modern dimana komunikasi dan informasi sudah sedemikian mudah, maka
persoalan-persoalan ekonomi tersebut dapat terpecahkan melalui mekanisme
Mekanisme harga yaitu suatu proses gaya tarik-menarik antara
produsen-produsen dengan konsumen-konsumen yang bertemu di pasar. Adapun hasil gaya
tarik menarik antara produsen-produsen dan konsumen-konsumen tersebut adalah
terjadinya harga. Fluktuasi harga dari setiap barang dan faktor produksi inilah
yang dapat memecahkan masalah ekonomi dari suatu masyarakat.
Dewasa ini masyarakat lebih peka terhadap apa yang terjadi pad
lingkungan sekitarnya, itu sebabnya masyarakat membutuhkan media informasi
yang dapat memberikan segala informasi dan pengetahuan baru bagi masyarakat.
Salah satu informasi yang cenderung ingin diketahui masyarakat adalah masalah
perekonomian.
Masalah ekonomi yang timbul sebagai akibat adanya kenyataan-kenyataan
dibawah ini :
1) Jumlah dan ragam kebutuhan masyarakat sangat banyak, dan
2) Alat pemuas kebutuhan, relatif terbatas dibandingkan dengan kebutuhan
manusia.
Majunya cara berifkir masyarakat akan mendorong masyarakat untuk
menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya dapat digunakan
untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing individu.
Setiap individu senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
namun walau demikian sering sekali muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang
harus dipenuhi oleh masing-masing individu tersebut. Cepatnya peningkatan
menimbulkan keterbatasan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka yang
semakin beraneka ragam.
Fungsi utama daripada barang-barang dan jasa-jasa konsumsi ialah
memenuhi kebutuhan langsung pemakainya. Yang bertindak sebagai pemakai
barang-barang dan jasa-jasa konsumsi pada umumnya adalah rumah tangga
keluarga. Dalam kedudukannya sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa
konsumsi mereka disebut konsumen.
Merupakan suatu pernyataan bahwa kepuasan atas konsumsi sesuatu
barang sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan
kepada tingkat harga barang (normal goods) yang berlaku untuk dikonsumsi.
Konsidi ini dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa
seluruh pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang
sebagai kombinasi.
2.2 Pengertian Permintaan
Permintaan merupakan suatu hal yang timbul dari keinginan. Hal ini
menunjukkan bahwa keinginan dengan permintaan itu adalah dua hal yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Permitaan bukanlah keinginan, sebagaimana
keinginan bukan permintaan. Namun tidak dapat diingkari bahwa keduanya itu
berhubungan erat. Namun peemintaan memiliki pengertian yang lebih mendalam.
Suatu barang mempunyai harga karena barang itu berguna dan langka,
diperlukan. Jika hanya salah satu dari dua syarat tersebut yang dipenuhi, maka
barang itu tidak mempunyai harga.
Menurut Richard G. Lipsey dkk (1993: 61), dalam bukunya yang berjudul
Pengantar Mikro Ekonomi, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam
konsep permintaan. Pertama, jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang
diinginkan. Ini menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh rumah tangga,
atas dasar harga komoditi itu, harga-harga lainnya, penghasilan mereka, selera
mereka dan sebagainya. Kedua, apa yang diinginkan tidak merupakan harapan
kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya merupakan jumlah yang
orang bersedia membelinya pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi
itu. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu.
Oleh karena kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam banyaknya per satuan
waktu.
Suherman Rosyidi, berpendapat ada beberapa hal yang penting yang dapat
dilihat dari defenisi permintaan, yaitu: pertama, bahwa permintaan merupakan
sederetan angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada
beberapa tingkat harga. Kedua, bahwa yang diselidiki dalam suatu pembicaraan
mengenai masalah permintaan adalah satu jenis barang saja, dan bahwa
permintaan itu terjadi di pasar waktu yang tertentu. (Rosyidi, 2000:239).
Banyaknya komoditi yang dibeli oleh semua rumah tangga pada periode
waktu tertentu dipengaruhi oleh variabel penting, antara lain:
1) Harga komoditi itu sendiri
3) Harga komoditi yang berkaitan
4) Selera
5) Distribusi pendapatan
6) Besarnya populasi.
2.3 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Permintaan
Jumlah barang dan jasa yang akan diminta atau dibeli oleh seluruh
masyarakatpada suatu periode tertentu sangat dipengaruhi oleh variabel tertentu,
juga dipengaruhi oleh variabel penting seperti harga barang maupun jasa itu
sendiri, rata-rata penghasilan rumah tangga, harga komoditas yang berkaitan,
selera, distribusi pendapatan antar rumah tangga, dan banyaknya jumlah
penduduk. Faktor-faktor yang memperngaruhi permintaan diantaranya :
1. Selera
Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi maka akan
diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami
peningkatan, demikian sebaliknya. Contohnya : permintaan terhadap telepon
genggam.
2. Pendapatan Konsumen
Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti daya beli konsumen
yang kuat dan mampu untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih
3. Harga barang atau jasa pengganti
Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa pengganti yang harganya
relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan. Contohnya : bila
harga tiket pesawat sama harganya dengan tiket kereta api, mkaa konsumen
akan cenderung memilih pesawat sebagai alat transportasi.
4. Harga barang atau jasa pelengkap
Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling melengkapi.
Contoh : kompor dengan minyak tanah, karena harganya mengalami kenaikan
maka orang beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke
bahan bakar gas.
5. Perkiraan harga di masa yang akan datang
Apabila konsumen menduga harga barang akan terus mengalami kenaikan
dimasa yang akan datang, maka konsumen cenderung menambah jumlah
barang yang dibelinya. Contoh : pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen
memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan melambung tinggi, maka
mereka akan mendorong sembako tersebut hari ini.
6. Intensitas kebutuhan konsumen
Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendadak dan dirasakan
pokok oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan.
Contoh : kebutuhan akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli
dalam jumlah harga yang tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan
2.4 Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang
menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan
terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka
makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno; 2005).
Bila harga suatu barang naik maka permintaan barang tersebut akan turun,
sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaannya akan naik
dengan asumsi ceteris paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan
selain harga dianggap konstan). (Iskandar Putong, 2005:36)
Kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang
dapat digunakan sebagai pengganti ke atas barang yang mengalami kenaikan
harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian ke atas
barang lain dan menambah pembelian ke atas barang yang mengalami penurunan
harga. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riel pembeli berkurang.
Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk men gurangi
pembeliannya ke berbagai jenis barang, dan terutama ke atas barang yang
mengalami kenaikan harga.
Ada dua hal yang diduga keras sebagai kekecualian terhadap hukum
permintaan, yaitu:
a) Yang berhubungan dengan barang-barang bergengsi (prestige goods), dimana
jika harga barang naik maka permintaan akan bertambah, karena barang ini
ini pasti tidak dapat dibenarkan, sebab apabila demikian halnya, maka harga
akan naik tanpa ada batasan.
b) Dampak harapan yang dinamis (dynamic expectational effects). Misalnya jika
harga barang turun maka kuantitas permintaan akan turun apabila orang
memperkirakan bahwa harga akan terus menerus turun. Jadi, kurva
permintaan akan berkemiringan positif.
Karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan itu banyak
sekali, maka di dalam membicarakan mengenai teori permintaan, ahli ekonomi
membuat analisa yang lebih sederhana. Dalam analisa ekonomi, permintaan
terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh harga barang atau jasa itu
sendiri. Sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus).
Sifat perkaitan antara permintaan terhadap suatu barang dan harganya
tersebut juga dijelaskan dalam hukum permintaan. Hukum permintaan tersebut
pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang berbunyi : “Jika harga sesuatu
barang turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan bertambah,
sebaliknya jika harga sesuatu barang naik, maka permintaan terhadap barang
tersebut akan berkurang, ceteris paribus”. Jadi antara harga barang dengan
permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang berlawanan arah (negatif).
Hal demikian sangat logis karena apabila harga suatu barang naik, maka pembeli
akan mencari barang lain sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami
kenaikan, atau jika pendapatan nominal konsumen tetap dan harga barang naik,
maka pendapatan riil konsumen tersebut akan menurun, akibatnya konsumen
apabila harga barang turun, maka konsumen akan mengurangi pembelian terhadap
barang lain dan menambah pembelian terhadap barang yang harganya mengalami
penurunan tersebut.
Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang
dengan tingkat permintaan barang tersebut. (Rahardja, Pratama dan Mandala
Manurung, 2006:23)
2.5 Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan
Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu
barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau
dalam bentuk persamaan matematika. Kalau sebuah permintaan diungkapkan
dalam bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan atau garis permintaan
apabila permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus.
Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk permintaan matematik
maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan.
Katakanlah permintaan terhadap suatu barang x hanya dipengaruhi oleh
harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan,
selera, harga barang-barang lain dianggap tetap (ceteris paribus), maka diperoleh
skedul permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian
kombinasi-kombinasi harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam tabel
Tabel 2.5.1
Skedul Permintaan Barang X
Jenis Barang Harga/Unit (Rp) Jumlah Barang (unit)
A 2000 100
B 3000 90
C 4000 80
D 5000 70
Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungisional antara
harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan berbagai jenis barang
pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat
demikian disebabkan adanya keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta,
Skedul permintaan diatas maka dapat digambarkan kurva permintaannya
sebagai berikut :
Gambar 2.5. Kurva Permintaan
Kurva permintaan berbagai jenis barang berbentuk garis lurus yang miring
dari kiri atas ke kanan bawah atau mempunyai lereng (slope) yang negatif . kurva
yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang
diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau salah satu variabel
naik (misalnya harga) maka variabel yang lainnya yang akan turun (misalnya
jumlah yang diminta). (Sadono Sukirno, 2005:77)
Kalau permintaan digambarkan dengan seluruh kurva, maka jumlah yang
diminta (quantity demanded) adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan
setiap rumah tangga untuk membelinya. P
Q 3000
2000
90 100
4000 3000
Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini ialah (Kadariah, 1994:2) :
1) Jumlah yang diminta (quantity demanded) adalah suatu jumlah yang
diinginkan (a desired quantity) pada harga barang tersebut, sedangkan harga
barang-baarng lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain tetap. Jumlah
ini dapat berbeda dengan jumlah yang dalam kenyataan dapat dibeli para
rumah tangga. Istilah-istilah yang diinginkan (quantity demanded) tidak sama
dengan jumlah yang betul-betul dibeli (quantity actually bought).
2) Jumlah yang diinginkan (desired) berarti permintaan yang efektif (effective
demand) artinya orang mau membeli jumlah itu, dengan harga tertentu yang
dibayar untuk komodity tersebut.
3) Jumlah yang diminta menunjukkan arus pembelian yang terus-menerus (a
continous flow of purchases). Karenanya jumlah ini harus dinyatakan dalam
‘sekian dalam waktu sekian’.
2.6 Perubahan Kurva Permintaan
Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang (output)
yang diminta dengan harga per unit (atau harga per satuan). Kecuali dalam kasus
khusus, kurva permintaan selalu berbentuk garis yang condong ke kanan bawah.
(Suherman Rosyidi, 2000:240)
Kurva permintaan pada berbagai jenis barang pada umumnya menurun
dari atas kekanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat perkaitan
yang terbalik. Kalau satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya turun
(misalnya jumlah yang diminta). Perbedaan seperti itu timbul karena adanya
perbedaan pengertian masalah perubahan atau gerakan kurva permintaan.
1. Gerakan kurva didalam permintaan, dan
2. Gerakan seluruh kurva permintaan.
Hal pertama menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang diminta, sedangkan
hal kedua itu menyebabkan terjadinya perubahan permintaan.
Gambar 2.6.1
Kurva Perubahan Jumlah Yang Diminta
Kurva diatas menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva.
Terjadi bila barang atau jasa yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan
harga tersebut menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga barang atau
jasa tersebut akan mengurangi jumlah yang diminta. P
P1
P2
Q1 Q2
Gambar 2.6.2 Kurva Perubahan Permintaan
Kurva diatas menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke
kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh
faktor-faktor selain harga barang atau jasa tersebut. Permintaan bisa naik (kurva
permintaan bergeser ke kanan menjadi Dn) dan bisa juga turun (kurva permintaan
bergeser ke kiri menjadi Dt). Pada gambar di atas jelas sekali terjadi adanya
pergeseran kurva permintaan yang disebut perubahan permintaan.
Menurut Suherman Rosyidi (2000:245) dalam bukunya Pengantar Teori
Ekonomi, ada banyak sebab mengapa kurva permintaan bergeser, yaitu:
a) Tingkat pendapatan masyarakat (income)
b) Citarasa atau selera masyarakat terhadap barang itu (taste)
c) Harga barang lain, khususnya harga barang-barang perlengkapan dan harga
barang pengganti (price of related commodities).
Dt D Dn
P
QI Q Q
Jadi dapat diambil suatu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan
kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu:
1) Permintaan dikatakan naik, jika:
a) Orang atau masyarakat bersedia membeli sejumlah yang banyak sekalipun
harga barang itu tetap tidak berubah.
b) Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetap
sekalipun harga barang itu sudah naik.
2) Permintaan dikatakan turun, jika:
a) Orang akan membeli jumlah yang lebih sedikit walaupun harga tidak
berubah.
b) Orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu
sudah turun.
Sehubungan dengan adanya perubahan pengaruh-pengaruh yang
ditimbulkan masing-masing variabel, maka pernyataan perubahan permintaan
maupun jumlah permintaan diatas dalam keadaan ceteris paribus.
Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, yaitu seperti yang
ditunjukkan pada gambar 2.6.2 diatas, kalau terdapat perubahan-perubahan
terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang bukan harga,
antara lain:
1. Harga barang lain
a. Barang Pengganti
Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada sesuatu barang lain
barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat
digantikannya.
Apabila harga barang pengganti bertambah mahal, maka barang yang
digantikannya akan mengalami pertambahan dalam permintaan.
b. Barang Penggenap
Apabila sesuatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang
lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang penggenap kepada
barang lain tersebut. Apabila harga penggenap bertambah mahal, maka
barang yang digantikannya akan mengalami penurunan dalam permintaan.
c. Barang Netral
Barang netral yaitu apabila dua macam barang tidak mempunyai perkalian
yang rapat, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak
akan mempengaruhi permintaan barang yang lainnya. Kenaikan atau
penurunan harga akan mempengaruhi atas permintaan barang netral.
2. Pendapatan para pembeli
a.Barang Inferior
Yaitu barang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah.
Jika pendapatannya bertambah tinggi maka permintaan terhadap
barang-barang inferior akan berkurang.
b.Barang Esensial
Yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan sehari-hari.
Permintaan akan barang esensial cenderung tetap walaupun terjadi kenaikan
c.Barang Normal
Yaitu apabila barang tersebut mengalami peningkatan dalam permintaan
sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.
d.Barang Mewah
Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif
tinggi. Apabila pendapatan naik maka permintaan akan mewah akan
bertambah.
3. Distribusi Pendapatan
Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan mempengaruhi
corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut
dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikkan pajak terhadap
orang-orang kaya dan menggunakan hasil pajak ini untuk menaikkan
pendapatan pekerja yang bergaji rendah, corak permintaan terhadap
berbagaibarang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan
oleh orang kaya permintaannya akan berkurang dan barang-barang yang
digunakan orang yang pendapatannya harus mengalami peningkatan akan
bertambah.
4. Citarasa Masyarakat
Citarasa masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan
masyarakat untuk membeli barang-barang.
5. Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk yang diikuti perkembangan kesempatan kerja dpat
6. Ramalan Mengenai Masa Datang
Ramalan para konsumen bahwa barang-barang bertambah tinggi di masa
depan akan mendorong mereka untuk membeli banyak pada masa ini, untuk
menghemat pengeluaran di masa yang akan datang.
2.7 Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan terhadap harga merupakan suatu ukuran mngenai
besarnya tanggapan (respon) terhadap jumlah yang diminta dari suatu komoditas
tertentu, karena terjadinya perubahan harga. Elastisitas itu didefenisikan sebagai
prosentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan
tingkat harga yang menyebabkannya. Perubahan yang dibagi oleh nilai rata-rata.
(Sanusi, 2004:61).
Elastisitas didefenisikan sebagai bilangan positif dan dapat bervariasi dari
nol hingga yang tidak terhingga jumlahnya. Sekiranya elastisitas lebih kecil dari
satu maka permintaan bersifat inelastis. Ini berarti bahwa prosentase perubahan
jumlah yang kecil daripada prosentase perubahan tingkat harga yang
menyebabkannya. Sekiranya bilangan inelastisnya lebih dari satu, permintaannya
bersifat elastis. Ini berarti perubahan jumlah lebih besar daripada prosentase
perubahan tingkat harga yang menyebabkannya.
Umumnya koefisien elastisitas (coefficient of elasticity) dapat
didefenisikan sebagai persentase perubahan dalam variabel tidak bebas
(dependent variable) dibagi dengan persentase perubahan dalam variabel bebas
yang diminta atau ditawarkan terhadap suatu faktor yang mempengaruhi
permintaan dan penawaran. (Sahat Simbolon, 2007:43)
Elastisitas harga permintaan digunakan untuk mengukur besarnya
kepekaan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu
sendiri. Untuk menghitung elastisitas tersebut dapat digunakan dua cara yaitu
dengan menggunakan elastisitas titik atau dengan menggunakan elastisitas busur.
Elastisitas titik, koefisien elastisitasnya dihitung dari satu titik tertentu.
Dibawah ini adalah rumus elastisitas permintaan yang dihitung dengan
cara elastisitas titik :
Ed = Prosentase perubahan jumlah barang yang diminta
Prosentase perubahan harga
Ed = ∆Q/Q
∆P/P
Ed = ∆Q x ∆P
P Q Q1 – Q2
Q1
P1 – P2
P1
Jika dari hasil perhitungan elastisitas permintaan itu angka koefisien elastisitas
menunjukkan:
Ed > 1 disebut elastis
Ed < 1 disebut in-elastis
Ed = 1 disebut unitary elastis
Ed = 0 disebut in-elastis sempurna
Ed = ∞ disebut elastis sempurna
Jika digambarkan dalam kurva, maka bentuk dari masing-masing kriteria elatisitas
tersebut di atas adalah sebagai berikut :
Gambar 2.5 Kurva Elastisitas Permintaan
P
In Elastis Sempurna Elastis Sempurna Elastis Uniter
Ada empat macam konsep elastisitas yang umum dipakai dalam teori ekonomi
mikro :
• Elastisitas harga permintaan (Ed), yaitu persentase jumlah barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.
• Elastisitas harga penawaran (Es), yaitu persentase perubahan jumlah barang
yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.
• Elastisitas silang (Ec), yaitu persentase perubahan jumlah barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan harga barang lain.
• Elastisitas pendapatan (Ey), yaitu persentase perubahan kuantitas barang
yang diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.
Mengetahui besarnya angka-angka koefisien elastisitas tersebut sangat penting
terutama bagi:
Perusahaan. Bagi perusahaan, angka-angka koefisien elastisitas tersebut
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan volume
produksi dan penentuan harga barang yang dijual.
Pemerintah. Bagi pemerintah, dengan mengetahui angka-angka koefisien
elastisitas tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan suatu
Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan :
Permintaan terhadap berbagai macam barang atau jasa akan berbeda-beda tingkat
elastisitasnya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi antara lain :
1. Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk digantikan oleh barang
yang lain.
Dalam suatu perekonomian, jika suatu barang tertentu banyak terdapat barang
penggantinya maka permintaan terhadap barang tersebut cenderung bersifat
elastis, artinya perubahan dalam harga barang tersebut sedikit saja akan
menimbulkan perubahan besar terhadap jumlah barang tersebut karena
konsumen akan cepat beralih terhadap barang penggantinya. Dan sebaliknya
permintaan terhadap barang yang tidak banyak penggantinya akan cenderung
bersifat in-elastis.
2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.
Besarnya bagian darin pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu
barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.
Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu
barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.
3. Jangka waktu analisa.
Jangka waktu didalam permintaan terhadap suatu barang juga berpengaruh
terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu dimana permintaan itu
4. Jenis barang
Jenis barang yang dimaksud adalah jenis barang kebutuhan pokok atau
barang mewah atau barang normal. Untuk jenis barang mewah,
permintaannya cenderung bersifat elastis (perubahan harga sedikit saja akan
diikuti oleh perubahan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang lebih
banyak). Tetapi untuk barang-barang kebutuhan pokok, permintaannya
cenderung bersifat inelastis (perubahan harga tidak banyak berpengaruh
terhadap jumlah yang diminta).
2.8 Media Cetak
2.8.1 Pengertian Media Cetak
Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah
media penyampai informasi yang memiliki dan terkait dengan kepentingan
rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa
melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang didalamnya berisi
informasi yang terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan
terbatas pada kelompok tertentu saja.
Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat
disamping media elektronik dan juga media digital. Dan ditengah dinamika
masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal
dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media
digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu
Dan pengertian media cetak tersebut, maka ada keunggulan media ini
dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan
sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara untuk media
elektronik dan digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi.
Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan
berulang-ulang.
2.8.2 Jenis-jenis Media Cetak
Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan
menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada waktu
terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen
Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan
pengklasifikasiannya.
Kedelapan jenis media cetak tersebut diantaranya adalah :
1) Surat Kabar Harian
Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari, kecuali pada hari-hari
tertentu seperti hari libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi
menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan
Surat Kabar Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita
news atau informasi terkini dan disampaikan dengan sistem straight news
2) Surat Kabar Mingguan
Surat kabar jenis lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloit. Biasanya
berita yang daingkat adalah berita hiburan atau in depth news atau liputan
mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau
deskriptif.
3) Majalah Mingguan
Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali. Berita yang diangkat adalah
berita in depth news dengan jenis berita adalah berita news atau tentang
sebuat peristiwa.
4) Majalah Tengah Bulanan
Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita yang ditampilkan lebih bersifat
informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.
5) Majalah Bulanan
Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan. Jenis pemberitaan yang
disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari
hasil penelitian.
6) Majalah Dwibulanan
Majalah ini terbit sekali dalam dua bulan. Informasi yang disampaikan
dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan dari hasil aktifitas
sesuatu. Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi
7) Majalah Tribulanan
Malajah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwibulanan. Yang
membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga bulan
sekali.
8) Bulletin
Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja.
Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat
dengan konsep sederhana. Bulletin juga tidak dibuat untuk kepentingan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Daerah Penelitian
Penelitian ini dilakukan di kecamatan Medan Helvetia, dengan
pertimbangan bahwa kecamatan medan helvetia merupakan salah satu daerah
yang masyarakatnya banyak melakukan kegiatan ekonomi dikota Medan, dimana
sebagian besar masyarakatnya sudah berpola pikir maju sehingga menggap bahwa
informasi merupakan suatu bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal
inilah yang dapat memudahkan dalam memperoleh data.
3.2 Metode Penentuan Sampel
Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga
yang ada di Medan Helvetia. Jumlah dari populasi ini sendiri adalah sebanyak
144.077 rumah tangga. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan
rumus Slovin, sebagai berikut :
Dimana:
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan, misalnya 10%. n = N
Berikut ini pengambilan sampel menggunakan persen kelonggaran 10% :
n = 99,9 = 100
Dalam penelitian ini Penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang yang
ditetapkan sebagai responden, yaitu masyarakat yang mengkonsumsi surat kabar
harian yang berada di Kecamatan Medan Heletia. Responden yang diteliti
memiliki karakteristik yang sama yaitu yang pendidikannya minimal SMU.
Teknik pengambilan data menggunakan metode penentuan sampel yang
dipilih secara acak sehingga relevan dengan rancangan penelitian (purposive
sampling) dan dengan cara mewawancarai (interview) dengan menggunakan
kuesioner terhadap masyarakat yang mengkonsumsi surat kabar harian sebagai
narasumber.
Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan
cluster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan karena obyek
yang diteliti atau sumber data yang sangat luas. Dari 7 kelurahan, penulis
mengambil 5 kelurahan sebagai sampel dan dipilih secara acak. n = 144.077
1 + (144.077)(0,1)2
n = 144.077
1 + 1440
n = 144.077
Berikut ini sampel kelurahan yang diteliti oleh penulis :
Tabel 3.1 Distribusi Responden
Kelurahan Jumlah Responden Persentase
Helvetia Tengah 32 32 %
Tanjung Gusta 20 20 %
Dwi Kora 19 19 %
Cinta Damai 16 16 %
Sei Sikambing 13 13 %
Total 100 100 %
Sumber : Olahan Data primer
3.3 Metode Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data peneliti mempergunakan metode pengumpulan
data primer yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan
menggunakan alat kuesioner sebagai alat. Jenis data yang dikumpulkan adalah
cross section data.
3.4 Metode Pengolahan Data
Untuk menghitung hasil masing-masing koefisien pada model estimasi,
3.5 Metode Analisis Data
Adapun model analisa yang digunakan adalah metode Regresi Linier
Berganda dimana terdapat hubungan antara dua variabel bebas (independent
variabel) yaitu X1 dan X2.
Adapun modelnya adalah sebagi berikut :
Y = a + β1X1+ β2X2 + µ
Dimana:
Y = Permintaan Surat kabar (Eksemplar)
a = Intercept
β1,β2 = Koefisien Regresi
X1 = Pendapatan keluarga (Rupiah)
X2 = Harga Surat Kabar (Rupiah)
µ = Standar Eror (Term of Error)
Bentuk hipotesa diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :
∂Y > 0, semakin tinggi tingkat pendapatan individu maka semakin besar
permintaan terhadap surat kabar harian.
∂Y < 0, semakin rendah harga surat kabar harian maka semakin besar
permintaan terhadap surat kabar harian. ∂ X1
3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness Fit)
3.6.1 Uji Koefisien Daterminasi (R-Square)
Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar
variabel-variabel independenn secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan
mengenai variabel dependen. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat
dikatakan variabel bebas mempunyai pengaruh besar terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa
pengaruh variabel bebas kecil terhadap variabel terikat.
3.6.2 Uji T-statistik
Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah
masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :
t‘ = bi
Se(bi)
Dimana : bi = koefisien variabel independen yang diuji
b = nilai hipotesis 0
Se (bi) = standar error dari variabel bi
Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t-hitung < t tabel
Gambar 3.1 Uji T-statistik
3.6.3 Uji F-statistik
Uji f-statistik digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai-nilai
variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.
Untuk uji f digunakan hipotesis :
Ho : b1 = b2 = ... = bk = 0
Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas (lx1, lx2) terhadap variabel terikat (Y).
Ha : b1≠ b2 ≠ ... ≠ bk ≠ 0
Nilai f-hitung diperoleh dengan rumus :
F’ = R2 / k-1
Ha diterima
0 Ho diterima
Dimana:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel independen ditambah dari suatu model persamaan
n = jumlah sampel
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho diterima jika t hitung < f tabel
Ha diterima jika t hitung > f tabel
Gambar 3.6.3 Uji F-statistik
Ho diterima
3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi
linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik
yang harus dipenuhi antara lain:
1. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter.
2. Residual variabel pengganggu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol (zero mean
value of disturbance µ)
3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan.
4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ).
5. Kovarian antara µ dan variabel independen (x1) adalah nol.
6. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
parameter yang akan diestimasi.
7. Tidak ada multikolinieritas.
8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau skokastik.
Berdasarkan kondisi diatas tersebut didalam ilmu ekonometrika, agar suatu
model dikatakan baik atau sihih, maka perlu dikatakan beberapa pengujian seperti
3.7.1 Uji Normalitas
Uji ini dilakukan memasatikan µ (error term) tersebar normal. Jika µ
tersebut normal maka koefisien OLS (β OLS) juga tersebar normal dengan
demikian Y juga tersebar normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier
antara µ, β, dan Y. Untuk menguji sebaran µ dapat digunakan uji JB (Jarque
Berra). Error term (µ) disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama
dengan nilai kritis tabel Chi-square (derajat bebas, alpha).
Hipotesis yang dipakai adalah Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai JB
lebih besar dari tabel Chi-square, berarti sebaran error (µ) dan Y tidak
normal dan Ho ditolak sedangkan Ha diterima jika nilai JB lebih kecil dari
nilai tabel Chi-square berarti sebaran error term (µ) dan Y normal.
3.7.2 Uji Linieritas
Uji linieritas sangat penting karena uji ini sekaligus dapat melihat
apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak. Dengan
menggunakan uji ini kita dapat mengetahui bentuk model empiris dan
menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan ke dalam model empiris.
Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linieritas, spesification error atau
miss-specification error. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji
linieritas adalah uji Ramsey atau Ramsey RESET Test (Pratomo, Wahyu Ario
3.7.3 Multikolinieritas
Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel
independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel
independen lainnya.
Adanya multikolinieritas ditandai dengan:
• Standard error tidak terhingga
• Tidak ada t-statistik yang signifikan pada α=5%, α=10%, α=1%
• Terjadi perubahan tanda atau tidak seusai dengan teori
• R2 sangat tinggi.
Pengujian yang lain, yang dapat digunakan untuk melihat multikolinierity
antar variabel adalah dengan menggunakan uji parsial (Pratomo, Wahyu Ario dan
Paidi Hidayat, 2007:90).
3.7.4 Heterokedastisitas
Heterokedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS jika varian
residualnya tidak sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas
dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual
Pada white test terhadap beberapa tahap, antara lain :
- Membuat regresi persamaan dan mendapatkan residualnya.
- Uji dengan chi-square tabel (χ2)
χ2
= n R2
Dimana : n = jumlah observasi
R2 = koefisien determinasi
Keputusan ada tidaknya heterokedastisitas ditemukan jika :
• χ2hitung > χ2
tabel, maka ada heterokedastisitas.
• χ2hitung < χ2
tabel, tidak ada heterokedastisitas.
Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi
linier berdasarkan metode kuadrat terkesil biasa. Heterokedastisitas pada
umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section data yaitu data yang
menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu
survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam
penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat
Menguji Heterokedastisitas
Untuk menguji keberadaan heterokedastisitas dilakukan dengan cara uji
formal yaitu Uji White (white’s general Heterokedastisitas Test).
Uji White memulai pengujiannya dengan membentuk model :
Yi = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + µi
Kemudian persamaan diatas. Dimodifikasi dengan membentuk regresi
bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi :
µi2 = α0+ α1X1+ α2X2+ α3X3+ α4X12+ α5X22+ α6X32+ α7X1X2X3+ υi
Pedoman dari penggunaan uji white ini adalah tidak terdapat masalah
heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dilakukan
dengan jumlah data atau (n.R2 = χ2 hitung) lebih kecil dibandingkan χ2 tabel.
Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi
menunjukkan bahwa χ2 hitung lebih besar dibandingkan χ2 tabel (Pratomo dan
Hidayat, 2007:98).
Cara mengobati masalah heteroskedastisitas jika varians diketahui :
Pada hakekatnya untuk mengatasi heteroskedastisiti kita melakukan
transformasi data. Gujarati (1995: 383) menunjukkan 4 cara untuk mengatasi
heteroskedastisitas, yaitu :
1. Lakukan transformasi logaritma normal, semua data dilogaritma normalkan
LN Y = Ln a+ b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + e
Dengan mentransformasi data kebentuk logaritma normal, maka error akan
mengecil dan akibatnya heteroskedastisitas akan berkurang
2. Bagilah semua data dengan nilai prediksi Y (Yˆ)
Y
Model ini disebut WLS (Weighted Least Squares). Dalam model ini terdapat
variabel baru yaitu 1/ Yˆ . Buatlah data baru dengan membagi angka 1 dengan
Yˆ.
3. Membagi semua variabel dengan variabel lain.
Z
Jika variabel Z tidak tersedia terpaksa kita membagi dengan salah satu
variabel penjelas X1 atau X2 model menjadi,
1
Model ini juga dilakukan tanpa intersep, dan R2 yang diperoleh juga
4. Transformasi dengan membagi semua variabel dengan akar X1.
Dalam model ini juga dilakukan tanpa intersep, dan R2 yang diperoleh juga
merupakan Raw R2. Transformasi-transformasi di atas diharapkan e menjadi
konstan sepanjang observasi.
3.8 Defenisi Operasioanal
Defenisi operasional (batasan defenisi) bertujuan mengarahkan dan
membatasi penelitian, batasan-batasan defenisi dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Permintaan adalah jumlah surat kabar harian yang diminta pada tingkat harga
tertentu oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Medan Helvetia.
Dihitung per eksemplar dalam satu bulan.
2. Pendapatan per kapita adalah pendapatan atau hasil usaha yang diperoleh oleh
kepala keluarga dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rupiah (Jutaan).
3. Harga adalah harga surat kabar harian yang diminta oleh masyarakat.