• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Masyarakat Terhadap Media Cetak Di Kecamatan Medan Helvetia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Masyarakat Terhadap Media Cetak Di Kecamatan Medan Helvetia"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

MEDAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERMINTAAN MASYARAKAT TERHADAP MEDIA CETAK

DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

SHARAH N.M.S 070501092

Departemen : Ekonomi Pembangunan

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

(2)

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence the demand of society to the printed media in the District of Medan Helvetia. By using some theory of demand, then the variables observed in this study is the consumer’s income and the price of a dily newspaper.

This study uses primary data obtained from consumers daily newspaper through a questionnaire that had been prepared beforehand. Consumer Daily newspaper at simple random sampling as many as 100 people from five villages of the sample. The size of the factors that influence the level of demand for the print media were analyzed with multiple regression analysis using OLS (Ordinary Least Square).

The result showed that the value of the income variables have positive and significant at α 10%, while the price variables of daily newspaper are no significant influence on the demand for print media in the District of Medan Helvetia.

(3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap media cetak di Kecamatan Medan Helvetia. Dengan menggunakan beberapa teori permintaan, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pendapatan konsumen dan harga surat kabar harian.

Penelitian ini menggunakan data primer diperoleh dari konsumen surat kabar harian melalui kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Konsumen surat kabar harian responden ditentukan secara acak sederhana (Simple

Random Sampling) sebanyak 100 orang dari lima kelurahan sampel. Besarnya

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan media cetak dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada α 10%, sedangkan variabel harga surat kabar harian berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan media cetak di Kecamatan Medan Helvetia.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan karuniaNya,

sehingga penulisan skripsi ini dapat selesai sebagai tugas akhir yang harus

ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Dan juga ucapan syukur kepada Yesus Kristus,

keluarga, dan para sahabat.

Adapun judul skripsi ini adalah “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI PERMINTAAN MASYARAKAT TERHADAP MEDIA

CETAK DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA”.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan dari

berbagai pihak, baik berupa dorongan semangat maupun sumbangan pemikiran.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

bimbingan, yaitu :

1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Wahyu Aryo Pratomo, M.Ec selaku Ketua Jurusan Ekonomi

Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Syarief Fauzi, SE, M.Acc, Ak selaku Dosen Pembimbing yang

telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk memberi

(5)

4. Bapak Drs. Rujiman, MA selaku Dosen pembanding I, Bapak Arifin

Siregar, SE, MSP selaku Dosen pembanding II. Serta seluruh Staff

Pengajar dan Staff Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera

Utara khususnya Kak Leni dan Bang Sugi.

5. Staff dan Pegawai Kantor Camat Medan Helvetia atas bantuannya dalam

memberikan data sehingga skripsi ini dapat selesai.

6. Teristimewa buat orangtua penulis yang tercinta, Ir. Errol Simanjuntak dan

Imelda Sibarani yang telah banyak memberikan kasih sayang, dukungan,

doa dan semangat serta materil selama ini. Serta terimakasih yang tak

terhingga penulis ucapkan kepada Pangeran Simanjuntak (abang) dan

Emmanuella Simanjuntak (adik).

7. Terimakasih kepada Sofyan Jeffri Sianturi atas doa, dukungan, waktu,

tenaga dan kasih yang diberikan kepada saya selama proses perkuliahan

hingga skripsi ini selesai.

8. Terimakasih kepada sahabat-sahabat saya yang banyak memberikan

dukungan kepada saya, yaitu : Rifka Tesalonika, Patricia Alexandra,

Semanpreet Kaur, Meigi Anggita, Ayu Nurul Huda, Henry Sahat, Ryan

Andreas, Anwar Eriwaldy dan Simon Toman.

9. Untuk rekan-rekan EP 2007, terkhusus buat kak Maria Agnes Simatupang

yang sudah meluangkan waktunya dan memberikan banyak masukan,

serta seluruh senior dan junior saya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala budi dan pengorbanan

(6)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna, oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun

untuk menyempurnakan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat

bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama

rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

Medan, 04 Maret 2011

Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1Latar belakang ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Hipotesis ... 8

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Penelitian ... 9

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masalah Ekonomi ... 10

(8)

2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Permintaan ... 14

2.4 Hukum Permintaan ... 16

2.5 Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan ... 18

2.6 Perubahan Kurva Permintaan ... 21

2.7 Elastisitas Permintaan ... 27

2.8 Media Cetak ... 32

2.8.1 Pengertian Media Cetak ... 32

2.8.2 Jenis-jenis Media Cetak ... 33

BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Daerah Penelitian ... 36

3.2 Metode Penentuan Sampel ... 36

3.3Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4 Metode Pengolahan Data ... 39

3.5 Metode Analisis Data ... 40

3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness Fit) ... 40

3.6.1 Uji Koefisien Determinasi (R-Square) ... 40

(9)

3.6.3 Uji F-statistik ... 42

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 43

3.7.1 Uji Normalitas ... 44

3.7.2 Uji Linieritas ... 44

3.7.3 Multikolinieritas ... 45

3.7.4 Heterokedastisitas ... 46

3.8 Defenisi Operasional ... 48

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ... 50

4.2 Karakteristik Responden ... 64

4.2.1 Usia ... 64

4.2.2 Jenis Pekerjaan ... 66

4.2.3 Pendidikan ... 67

4.2.4 Jenis Kelamin ... 68

4.2.5 Tingkat Pendapatan ... 69

4.2.6 Surat Kabar Harian ... 69

(10)

4.3.1 Pengujian Pengaruh Variabel Bebas terhadap

Variabel Terikat ... 71

4.3.2 Interpretasi Model ... 72

4.3.3 Uji Kesesuaian (Test of Goodness of Fit) ... 73

4.3.3.1 Koefisien Determinasi (R-Square).. 73

4.3.3.2 Uji T-statistik (Uji Parsial) ... 73

4.3.3.3 Uji F-statistik (Uji Overall) ... 75

4.3.4 Uji Asumsi Klasik ... 77

4.3.4.2 Uji Normalitas ... 77

4.3.4.3 Uji Linieritas ... 78

4.3.4.1 Multikolinieritas ... 79

4.3.4.4 Heteroskedastisitas ... 80

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 83

5.2 Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

2.1 Skedul Permintaan Barang X ... 19

3.1 Distribusi Responden ... 38

4.1.1 Jumlah Pegawai di kantor Camat Medan Helvetia ... 51

4.1.2 Nama-nama Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia ... 54

4.1.3 Luas Wilayah Dirinci per Kelurahann di Kecamatan Medan Helvetia ... 55

4.1.4 Jumlah Penduduk, Luas Kelurahan Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia... 56

4.1.5 Banyaknya Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Helvetia ... 57

4.1.6 Komposisi Mata Pencaharian Penduduk di Kecamatan Medan Helvetia ... 59

(12)

4.1.8 Banyaknya Perusahaan Industri di Kecamatan

Medan Helvetia ... 61

4.1.9 Jumlah Penduduk Usia 7-12 Tahun yang Sekolah dan Tidak Sekolah Dirinci Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Helvetia ... 63

4.2.1 Distribusi Responden Menurut Usia ... 65

4.2.2 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan ... 66

4.2.3 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan ... 67

4.2.4 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ... 68

4.2.5 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendapatan ... 69

4.2.6 Distribusi Responden Menurut Surat Kabar Harian ... 70

4.3 Hasil Regresi Linier Berganda ... 71

4.3.4.2 Hasil Estimasi Uji Normalitas dengan Jarque-Bera ... 78

4.3.4.3 Hasil Estimasi Uji linieritas dengan Ramsey reset Test ... 78

(13)

DAFTAR GAMBAR

2.5. Kurva Permintaan ... 20

2.6.1 Kurva Perubahan Jumlah yang Diminta ... 22

2.6.2 Kurva Perubahan Permintaan ... 23

2.7 Kurva Elastisitas Permintaan ... 29

3.6.2 Uji T-statistik ... 41

3.2 Uji F-statistik ... 43

4.1 Struktur Organisasi Pemerintah Kecamatan Medan Helvetia ... 52

4.2 Kurva Uji T-statistik Variabel Pendapatan ... 74

4.3 Kurva Uji T-statistik Variabel Harga ... 75

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Data Variabel Permintaan Media Cetak, Pendapatan

Perkapita Konsumen, dan Harga Surat Kabar Harian di Kecamatan Medan Helvetia.

2 Kuesioner

3 Regresi Linier Berganda

4 Multikolinieritas

5 Uji Normalitas

6 Uji Linieritas

(15)

ABSTRACT

This study aims to determine the factors that influence the demand of society to the printed media in the District of Medan Helvetia. By using some theory of demand, then the variables observed in this study is the consumer’s income and the price of a dily newspaper.

This study uses primary data obtained from consumers daily newspaper through a questionnaire that had been prepared beforehand. Consumer Daily newspaper at simple random sampling as many as 100 people from five villages of the sample. The size of the factors that influence the level of demand for the print media were analyzed with multiple regression analysis using OLS (Ordinary Least Square).

The result showed that the value of the income variables have positive and significant at α 10%, while the price variables of daily newspaper are no significant influence on the demand for print media in the District of Medan Helvetia.

(16)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan masyarakat terhadap media cetak di Kecamatan Medan Helvetia. Dengan menggunakan beberapa teori permintaan, maka variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah pendapatan konsumen dan harga surat kabar harian.

Penelitian ini menggunakan data primer diperoleh dari konsumen surat kabar harian melalui kuesioner yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Konsumen surat kabar harian responden ditentukan secara acak sederhana (Simple

Random Sampling) sebanyak 100 orang dari lima kelurahan sampel. Besarnya

faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat permintaan media cetak dianalisis dengan analisis regresi berganda dengan metode OLS (Ordinary Least Square).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai variabel pendapatan berpengaruh positif dan signifikan pada α 10%, sedangkan variabel harga surat kabar harian berpengaruh secara tidak signifikan terhadap permintaan media cetak di Kecamatan Medan Helvetia.

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Informasi kini menjadi hal penting dalam era globalisasi. Beberapa negara

bahkan memiliki lembaga formal untuk mengatur segala hal mengenai informasi.

Kemajuan teknologi dalam dunia pengetahuan kita tentu berimbas pada kemajuan

informasi. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa “Informasi

adalah penerangan atau keterangan atau kabar, berita, keseluruhan makna yang

menunjang amanat yang terlihat di dalam amanat-amanat itu”. Sumber-sumber

untuk mendapatkan informasi bisa berasal dari mana saja. Baik itu lingkungan

yang terdekat dengan kita seperti keluarga dan pertemanan, bisa pula melalui

media-media lainnya seperti media cetak. Media cetak dalam hal ini buku,

majalah, dan surat kabar memiliki andil besar dalam penyebaran informasi.

Komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena

dengan berkomunikasi memungkinkan terjadinya interaksi antara

individu-individu. Dengan adanya interaksi tersebut, maka sikap, pandangan atau kemauan

dari seseorang dapat diketahui dan dirasakan oleh orang lain yang terlibat

langsung dalam kegiatan timbal-balik tersebut, yaitu menyampaikan serta

menerima pesan.

Hakikat komunikasi adalah proses penyataan manusia. Yang dinyatakan

itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain den menggunakan

(18)

bahasa Inggris ‘’Communication’’, yang bersumber dari bahasa Latin

‘’Comunicatio’’ yang berasal dari kata ‘’Communis’’ yang berarti ‘’sama’’

(Effendy, 1984:11). ‘’Sama’’ disini maksudnya adalah sama maknanya. Bahwa

jika kita melakukan komunikasi dengan seseorang maka kita haruslah

mengembangkan kesamaan makna (kesamaan persepsi) dengan orang yang

sedang berkomunikasi dengan kita tentang objek-objek tertentu.

Selain itu, perlu kita sadari bahwa tujuan komunikasi bermacam-macam

pula, yakni : menyampaikan informasi dan pengalihan pengetahuan dari

komunikator kepada komunikan, dan bisa pula mengandung tujuan atau

merupakan usaha dari individu atau kelompok untuk mengubah tingkah laku

individu atau kelompok lain.

Media cetak yang paling pertama ditemukan adalah berupa surat kabar

atau majalah, definisi surat kabar tidak bisa lepas dari karakteristiknya, surat kabar

(news paper) dibatasi pengertiannya sebagai berikut : “ Penerbitan yang berupa

lembaran yang berisi berita – berita, karangan – karangan, dan iklan yang dicetak

dan secara tetap atau periodik dan dijual umum”. (Assegaf, 1983 : 140). Sebuah

surat kabar isinya merupakan catatan peristiwa (berita) atau karangan (artikel,

feature, dsb) dan iklan karena biasa memuat hal yang bersifat dagang (promosi)

diterbitkan secara berkala (periodik) waktu penerbitannya akan menggolongkan

sebagai sebuah surat kabar atas harian, mingguan, bulanan, atau mungkin tahunan.

Dijual untuk umum karena surat kabar ditujukan untuk umum atau khalayak luas

(19)

Dewasa ini peran surat kabar sebagai salah satu media cetak ditantang

kesanggupannya memenuhi kebutuhan masyarakat akan informasi. Isi surat kabar

hendaknya adalah apa yang terjadi di masyarakat atau berdasarkan fakta, aktual

dan isinya mengandung 5W + 1H, yakni What, Who, When, Where, Why dan

How. Prinsip “5W + 1H” ini pertama kalinya dikemukakan oleh seorang pakar

ilmu komunikasi bernama Gail Broadman. Hal ini harus benar-benar

dipertimbangkan sebagai pedoman dalam teknik penulisan berita.

Melalui media cetak kita mengetahui informasi segala sesuatu yang kita

tahun tentang dunia di luar lingkungan dekat kita. Warga berpengetahuan

(informed) dan aktif sangat mungkin terwujud di dalam demokrasi modern hanya

jika media cetak berjalan dengan baik.

Dalam kegiatan ekonomi global sekarang ini sangat dibutuhkan informasi

untuk mengetahui perubahan struktur ekonomi dan pertumbuhan ekonomi baik di

negara maju maupun di negara berkembang. Ini terlihat dari semakin majunya

ekonomi suatu negara, maka usaha media cetak dalam memeberikan informasi

semakin besar.

Media cetak juga dapan dinikmati kapanpun dan dimanapun oleh

masyarakat. Oleh karena meningkatnya permintaan masyarakat akan informasi,

maka tidak jarang terlihat banyaknya jumlah pedagang eceran media cetak

khusunya surat kabar harian dipinggir-pinggir jalan. Selain itu, harga surat kabar

(20)

Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalam yang dihadapi masyarakat

adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Biasanya manusia

tidak pernah merasa puas dengan benda yang mereka peroleh dan prestasi yang

mereka yang mereka capai. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu sudah

dipenuhi, maka keinginan-keinginan yang baru akan wujud. (Sadono Sukirno :

2005:6)

Dalam pembangunan bidang informasi, untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat dalam hal ini surat kabar harian sebagai salah satu perusahaan yang

menyajikan informasi di Kota Medan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan

permintaan masyarakat. Oleh karena itu, informasi merupakan kebutuhan vital

dalam era globalisasi. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, yang salah satu

diantaranya adalah semakin tingginya kebutuhan masyarakat terhadap sarana

untuk memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan masyarakat.

Masyarakat sudah sangat mengerti arti pentingnya media cetak khususnya

surat kabar harian sebagai sarana informasi. Awalnya masyarakat memadang

media cetak khususnya surat kabar hanya sebagai media informasi, namun saat ini

media cetak sudah tidak kalah pentingnya dengan kebutuhan primer.

Didalam pembangunan masyarakat maju yang ingin dicapai, dimana

sandang, pangan dan papan akan cukup tersedia dengan harga yang terjangkau,

penyediaan sarana informasi yang memadai akan merupakan kebutuhan yang

(21)

yang telah memiliki pengetahuan, kekayaan rohaniah, erta memiliki kekuatan

ideologi dalam jiwa masyarakat.

Dalam peradaban umat manusia, surat kabar merupakan media massa

cetak-media massa cetak lainnya. Seperti buku, majalah, dan tabloid. Dan sampai

hari ini surat kabar merupakan media massa cetak yang paling banyak dinikmati

oleh para pembaca (reader) seluruh dunia. (Paryati Sudarman 2008:10)

Menurut UNESCO, indeks ukuran maju tidaknya sebuah negara dapat

dilihat dari koran yang beredar – minimal 10 persen dari jumlah total

penduduknya. Di negara industri yang sudah maju, tiras korannya mencapai lebih

dari 30 persen jumlah penduduknya. Sedangkan di Indonesia, oplah koran yang

beredar sekitar 20 juta eksemplar atau hanya 8 persen dari jumlah penduduk.

Menurut Serikat Penerbit Indonesia (SPS), kebanyakan responden

berlangganan media cetak karena alasan serupa. Ini ditunjukkan oleh pilihan

mereka terhadap koran (87%), majalah (69%), dan tabloid (66%). Survei ini

memperlihatkan anggaran rata-rata responden dewasa dalam berlangganan koran

lebih besar dibandingkan majalah dan tabloid.

Media cetak, khususnya koran, memang cenderung tidak lagi menjadi

sumber informasi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh karena adaknya media

elektronik, yaitu televisi dan radio, yang menjadi asumber informasi bagi

(22)

Dengan jumlah penduduk Indonesia yang mencapai sekitar 230 juta jiwa,

semestinya pasar media cetak terbentang luas karena hingga 2008, total tiras

media cetak di Indonesia baru mencapai 19,08 juta eksemplar. Jumlah itu terdiri

atas surat kabar harian 7,49 juta eksemplar, surat kabar mingguan 1,03 juta

eksemplar, tabloid 4,62 juta eksemplar, majalah 5,92 juta eksemplar, dan buletin

7.800-an eksemplar. Kenyataannya, pangsa pasar media cetak justru terasa

semakin sempit, baik karena terjadinya persaingan antarmedia cetak sendiri

(sekitar 950 penerbit) maupun persaingan antara media cetak dan media

elektronik dan media baru (internet).

Menurut survei Nielsen Media Research di sembilan kota di Indonesia

(populasi 43,87 juta dengan umur 10 tahun ke atas), pada kuartal-III 2009,

konsumsi justru mencapaki terus menurun tinggal 18 persen pada kuartal III 2009.

Konsumsi majalah pun turun dari 20 persen menjadi 11 persen, tablois turun dari

20 persen menjadi 13 persen).

Sebanyak 34 persen dari pembaca koran adalah pengguna internet dan 41

pembqcq koran juga mengakses berita lokal dari internet. Sejak tahun 2006,

persentase pengguna internet yang berusia muda terus bertambah, dari 12 persen

(usia 10-14 tahun) dan dari 24 persen menjadi 33 persen (usia 15-19 tahun0,

sedangkan untuk usia 20-29 tahun turun dari 40 persen menjadi 30 persen.

Di kota Medan, sekitar 20 surat kabar harian terbit secara rutin, termasuk

tiga legenda hidup koran Sumatera Utara –Analisa, Waspada, dan Sinar Indonesia

(23)

Sumatera Utara yang tercermin dari kategori masyarakat pebisnis keturunan

Tionghoa (Analisa), kelas menengah pegawai negeri sipil dan kaum akademis

plus aktivis nasionalis (Waspada), serta masyarakat kaum agamis Protestan (SIB).

Di luar ketiga koran itu, sebenarnya ada beberapa koran penantang yang patut

diperhitungkan seperti Sumut Pos dan Pos Metro Medan milik kelompok Jawa

Pos, maupun Mimbar Umum.

Selebihnya, rata-rata koran-koran harian di Sumatera Utara terbit dengan

penetrasi pembaca di bawah Analisa, Waspada, dan Sinar Indonesia Baru.

Kompetisi antar pemain koran di Sumatera Utara menjadi sangat ketat.

Sayangnya, jumlah penerbit koran sebanyak itu tidak diimbangi oleh populasi

sumber daya pers yang memadai pula. Baik dari sisi jumlah maupun kualitas.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian mengenai permintaan masyarakat akan media

cetak. Adapun judul yang diketengahkan adalah ‘’Analisis Faktor-faktor Yang

Mempengaruhi Permintaan Masyarakat Terhadap Media Cetak di Kecamatan Medan Helvetia’’.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dibuat beberapa perumusan

masalah. Adapaun perumusan masalah yang akan diteliti adalah :

1. Bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap permintaan media cetak

(24)

2. Bagaimana pengaruh harga terhadap permintaan media cetak khususnya surat

kabar harian di Kota Medan?

1.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang ada yang

masih perlu dikaji kebenarannya melalui data-data yang terkumpul. Dari

permasalahan yang ada, maka hipotesisnya adalah sebagai berikut :

1. Pendapatan per kapita berpengaruh positif terhadap permintaan media cetak

khususnya surat kabar harian.

2. Harga surat kabar berpengaruh negatif terhadap permintaan media cetak

khususnya surat kabar harian.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagi berikut :

1.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pendapatan per kapita terhadap

permintaan media cetak khususnya surat kabar harian di kecamatan

Medan Helvetia.

2.Untuk mengetahui bagaimana pengaruh harga surat kabar terhadap

permintaan media cetak khususnya surat kabar harian di kecamatan

(25)

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.Untuk mengetahui kecenderungan masyarakat Kecamatan Medan Helvetia

dalam mengkonsumsi surat kabar harian.

2.Sebagai tambahan wawasan ilmiah dan ilmu pengetahuan penulis dalam

disiplin ilmu yang penulis tekuni.

3.Sebagai penambah, pelengkap, sekaligus pembanding hasil-hasil

penelitian yang sudah ada menyangkut topik yang sama.

4.Sebagai informasi tambahan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara, khususnya mahasiswa/i Departemen

Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Masalah Ekonomi

Masalah ekonomi sebenarnya muncul akibat adanya perbedaan antara

kebutuhan manusia dan sumberdaya (alat pemuas) yang ada, yang mana

kebutuhan manusia mempunyai sifat tak terbatas adanya. Oleh sebab itu manusia

kemudian melakukan pilihan-pilihan agar dapat mencapai tingkat kesejahteraan

yang paling tinggi.

Permasalahan tersebut mengenai tentang :

a. Barang dan jasa apa yang harus diproduksi dan berapa jumlah yang harus

diproduksi.

b. Bagaimana faktor-faktor produksi yang tersedia harus diolah untuk

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang dibutuhkan.

c. Untuk siapa barang-barang dan jasa-jasa tersebut diproduksi, atau bagaimana

barang-barang dan jasa-jasa tersebut akan didistribusikan.

Untuk memecahkan berbagai persoalan tersebut di atas masyarakat

menempuh berbagai cara, diantaranya dengan kebiasaan atau tradisi yang sudah

ada, dengan insting atau naluri, dengan komando atau paksaan. Bagi masyarakat

modern dimana komunikasi dan informasi sudah sedemikian mudah, maka

persoalan-persoalan ekonomi tersebut dapat terpecahkan melalui mekanisme

(27)

Mekanisme harga yaitu suatu proses gaya tarik-menarik antara

produsen-produsen dengan konsumen-konsumen yang bertemu di pasar. Adapun hasil gaya

tarik menarik antara produsen-produsen dan konsumen-konsumen tersebut adalah

terjadinya harga. Fluktuasi harga dari setiap barang dan faktor produksi inilah

yang dapat memecahkan masalah ekonomi dari suatu masyarakat.

Dewasa ini masyarakat lebih peka terhadap apa yang terjadi pad

lingkungan sekitarnya, itu sebabnya masyarakat membutuhkan media informasi

yang dapat memberikan segala informasi dan pengetahuan baru bagi masyarakat.

Salah satu informasi yang cenderung ingin diketahui masyarakat adalah masalah

perekonomian.

Masalah ekonomi yang timbul sebagai akibat adanya kenyataan-kenyataan

dibawah ini :

1) Jumlah dan ragam kebutuhan masyarakat sangat banyak, dan

2) Alat pemuas kebutuhan, relatif terbatas dibandingkan dengan kebutuhan

manusia.

Majunya cara berifkir masyarakat akan mendorong masyarakat untuk

menghasilkan barang-barang dan jasa-jasa yang selanjutnya dapat digunakan

untuk pemenuhan kebutuhan masing-masing individu.

Setiap individu senantiasa berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

namun walau demikian sering sekali muncul kebutuhan-kebutuhan baru yang

harus dipenuhi oleh masing-masing individu tersebut. Cepatnya peningkatan

(28)

menimbulkan keterbatasan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan mereka yang

semakin beraneka ragam.

Fungsi utama daripada barang-barang dan jasa-jasa konsumsi ialah

memenuhi kebutuhan langsung pemakainya. Yang bertindak sebagai pemakai

barang-barang dan jasa-jasa konsumsi pada umumnya adalah rumah tangga

keluarga. Dalam kedudukannya sebagai pemakai barang-barang dan jasa-jasa

konsumsi mereka disebut konsumen.

Merupakan suatu pernyataan bahwa kepuasan atas konsumsi sesuatu

barang sebagai kombinasi dengan tingkat pendapatan yang dimiliki dihadapkan

kepada tingkat harga barang (normal goods) yang berlaku untuk dikonsumsi.

Konsidi ini dinyatakan pula sebagai optimasi konsumen yang berarti bahwa

seluruh pendapatan akan digunakan secara optimal untuk mengkonsumsi barang

sebagai kombinasi.

2.2 Pengertian Permintaan

Permintaan merupakan suatu hal yang timbul dari keinginan. Hal ini

menunjukkan bahwa keinginan dengan permintaan itu adalah dua hal yang

berbeda satu dengan yang lainnya. Permitaan bukanlah keinginan, sebagaimana

keinginan bukan permintaan. Namun tidak dapat diingkari bahwa keduanya itu

berhubungan erat. Namun peemintaan memiliki pengertian yang lebih mendalam.

Suatu barang mempunyai harga karena barang itu berguna dan langka,

(29)

diperlukan. Jika hanya salah satu dari dua syarat tersebut yang dipenuhi, maka

barang itu tidak mempunyai harga.

Menurut Richard G. Lipsey dkk (1993: 61), dalam bukunya yang berjudul

Pengantar Mikro Ekonomi, ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan dalam

konsep permintaan. Pertama, jumlah yang diminta merupakan kuantitas yang

diinginkan. Ini menunjukkan berapa banyak yang ingin dibeli oleh rumah tangga,

atas dasar harga komoditi itu, harga-harga lainnya, penghasilan mereka, selera

mereka dan sebagainya. Kedua, apa yang diinginkan tidak merupakan harapan

kosong, tetapi merupakan permintaan efektif, artinya merupakan jumlah yang

orang bersedia membelinya pada harga yang mereka harus bayar untuk komoditi

itu. Ketiga, kuantitas yang diminta merupakan arus pembelian yang kontinyu.

Oleh karena kuantitas tersebut harus dinyatakan dalam banyaknya per satuan

waktu.

Suherman Rosyidi, berpendapat ada beberapa hal yang penting yang dapat

dilihat dari defenisi permintaan, yaitu: pertama, bahwa permintaan merupakan

sederetan angka yang menunjukkan banyaknya satuan barang yang diminta pada

beberapa tingkat harga. Kedua, bahwa yang diselidiki dalam suatu pembicaraan

mengenai masalah permintaan adalah satu jenis barang saja, dan bahwa

permintaan itu terjadi di pasar waktu yang tertentu. (Rosyidi, 2000:239).

Banyaknya komoditi yang dibeli oleh semua rumah tangga pada periode

waktu tertentu dipengaruhi oleh variabel penting, antara lain:

1) Harga komoditi itu sendiri

(30)

3) Harga komoditi yang berkaitan

4) Selera

5) Distribusi pendapatan

6) Besarnya populasi.

2.3 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Permintaan

Jumlah barang dan jasa yang akan diminta atau dibeli oleh seluruh

masyarakatpada suatu periode tertentu sangat dipengaruhi oleh variabel tertentu,

juga dipengaruhi oleh variabel penting seperti harga barang maupun jasa itu

sendiri, rata-rata penghasilan rumah tangga, harga komoditas yang berkaitan,

selera, distribusi pendapatan antar rumah tangga, dan banyaknya jumlah

penduduk. Faktor-faktor yang memperngaruhi permintaan diantaranya :

1. Selera

Apabila selera konsumen terhadap suatu barang dan jasa tinggi maka akan

diikuti dengan jumlah barang dan jasa yang diminta akan mengalami

peningkatan, demikian sebaliknya. Contohnya : permintaan terhadap telepon

genggam.

2. Pendapatan Konsumen

Apabila pendapatan konsumen semakin tinggi akan diikuti daya beli konsumen

yang kuat dan mampu untuk membeli barang dan jasa dalam jumlah yang lebih

(31)

3. Harga barang atau jasa pengganti

Konsumen akan cenderung mencari barang atau jasa pengganti yang harganya

relatif lebih murah untuk dijadikan alternatif penggunaan. Contohnya : bila

harga tiket pesawat sama harganya dengan tiket kereta api, mkaa konsumen

akan cenderung memilih pesawat sebagai alat transportasi.

4. Harga barang atau jasa pelengkap

Keduanya merupakan kombinasi barang yang sifatnya saling melengkapi.

Contoh : kompor dengan minyak tanah, karena harganya mengalami kenaikan

maka orang beralih menggunakan bahan bakar minyak tanah dan beralih ke

bahan bakar gas.

5. Perkiraan harga di masa yang akan datang

Apabila konsumen menduga harga barang akan terus mengalami kenaikan

dimasa yang akan datang, maka konsumen cenderung menambah jumlah

barang yang dibelinya. Contoh : pada saat krisis ekonomi, ketika konsumen

memperkirakan harga-harga sembako esok hari akan melambung tinggi, maka

mereka akan mendorong sembako tersebut hari ini.

6. Intensitas kebutuhan konsumen

Bila suatu barang atau jasa sangat dibutuhkan secara mendadak dan dirasakan

pokok oleh konsumen, maka jumlah permintaan akan mengalami peningkatan.

Contoh : kebutuhan akan bahan pokok beras, konsumen bersedia membeli

dalam jumlah harga yang tinggi, walaupun pemerintah sudah menetapkan

(32)

2.4 Hukum Permintaan

Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang

menyatakan : makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan

terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang maka

makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno; 2005).

Bila harga suatu barang naik maka permintaan barang tersebut akan turun,

sebaliknya bila harga barang tersebut turun maka permintaannya akan naik

dengan asumsi ceteris paribus (semua faktor yang mempengaruhi permintaan

selain harga dianggap konstan). (Iskandar Putong, 2005:36)

Kenaikan harga menyebabkan para pembeli mencari barang lain yang

dapat digunakan sebagai pengganti ke atas barang yang mengalami kenaikan

harga. Sebaliknya, apabila harga turun maka orang mengurangi pembelian ke atas

barang lain dan menambah pembelian ke atas barang yang mengalami penurunan

harga. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riel pembeli berkurang.

Pendapatan yang merosot tersebut memaksa para pembeli untuk men gurangi

pembeliannya ke berbagai jenis barang, dan terutama ke atas barang yang

mengalami kenaikan harga.

Ada dua hal yang diduga keras sebagai kekecualian terhadap hukum

permintaan, yaitu:

a) Yang berhubungan dengan barang-barang bergengsi (prestige goods), dimana

jika harga barang naik maka permintaan akan bertambah, karena barang ini

(33)

ini pasti tidak dapat dibenarkan, sebab apabila demikian halnya, maka harga

akan naik tanpa ada batasan.

b) Dampak harapan yang dinamis (dynamic expectational effects). Misalnya jika

harga barang turun maka kuantitas permintaan akan turun apabila orang

memperkirakan bahwa harga akan terus menerus turun. Jadi, kurva

permintaan akan berkemiringan positif.

Karena banyak faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan itu banyak

sekali, maka di dalam membicarakan mengenai teori permintaan, ahli ekonomi

membuat analisa yang lebih sederhana. Dalam analisa ekonomi, permintaan

terhadap suatu barang atau jasa dipengaruhi oleh harga barang atau jasa itu

sendiri. Sedangkan faktor-faktor lainnya dianggap tetap (ceteris paribus).

Sifat perkaitan antara permintaan terhadap suatu barang dan harganya

tersebut juga dijelaskan dalam hukum permintaan. Hukum permintaan tersebut

pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang berbunyi : “Jika harga sesuatu

barang turun, maka permintaan terhadap barang tersebut akan bertambah,

sebaliknya jika harga sesuatu barang naik, maka permintaan terhadap barang

tersebut akan berkurang, ceteris paribus”. Jadi antara harga barang dengan

permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang berlawanan arah (negatif).

Hal demikian sangat logis karena apabila harga suatu barang naik, maka pembeli

akan mencari barang lain sebagai penggantinya yang harganya tidak mengalami

kenaikan, atau jika pendapatan nominal konsumen tetap dan harga barang naik,

maka pendapatan riil konsumen tersebut akan menurun, akibatnya konsumen

(34)

apabila harga barang turun, maka konsumen akan mengurangi pembelian terhadap

barang lain dan menambah pembelian terhadap barang yang harganya mengalami

penurunan tersebut.

Skedul permintaan adalah daftar hubungan antara harga suatu barang

dengan tingkat permintaan barang tersebut. (Rahardja, Pratama dan Mandala

Manurung, 2006:23)

2.5 Skedul Permintaan dan Kurva Permintaan

Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu

barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau

dalam bentuk persamaan matematika. Kalau sebuah permintaan diungkapkan

dalam bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan atau garis permintaan

apabila permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus.

Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk permintaan matematik

maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan.

Katakanlah permintaan terhadap suatu barang x hanya dipengaruhi oleh

harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan,

selera, harga barang-barang lain dianggap tetap (ceteris paribus), maka diperoleh

skedul permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian

kombinasi-kombinasi harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam tabel

(35)

Tabel 2.5.1

Skedul Permintaan Barang X

Jenis Barang Harga/Unit (Rp) Jumlah Barang (unit)

A 2000 100

B 3000 90

C 4000 80

D 5000 70

Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungisional antara

harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan berbagai jenis barang

pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat

demikian disebabkan adanya keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta,

(36)

Skedul permintaan diatas maka dapat digambarkan kurva permintaannya

sebagai berikut :

Gambar 2.5. Kurva Permintaan

Kurva permintaan berbagai jenis barang berbentuk garis lurus yang miring

dari kiri atas ke kanan bawah atau mempunyai lereng (slope) yang negatif . kurva

yang demikian disebabkan oleh sifat hubungan antara harga dan jumlah yang

diminta, yang mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau salah satu variabel

naik (misalnya harga) maka variabel yang lainnya yang akan turun (misalnya

jumlah yang diminta). (Sadono Sukirno, 2005:77)

Kalau permintaan digambarkan dengan seluruh kurva, maka jumlah yang

diminta (quantity demanded) adalah jumlah total suatu komoditi yang diinginkan

setiap rumah tangga untuk membelinya. P

Q 3000

2000

90 100

4000 3000

(37)

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep ini ialah (Kadariah, 1994:2) :

1) Jumlah yang diminta (quantity demanded) adalah suatu jumlah yang

diinginkan (a desired quantity) pada harga barang tersebut, sedangkan harga

barang-baarng lain, pendapatan konsumen, selera, dan lain-lain tetap. Jumlah

ini dapat berbeda dengan jumlah yang dalam kenyataan dapat dibeli para

rumah tangga. Istilah-istilah yang diinginkan (quantity demanded) tidak sama

dengan jumlah yang betul-betul dibeli (quantity actually bought).

2) Jumlah yang diinginkan (desired) berarti permintaan yang efektif (effective

demand) artinya orang mau membeli jumlah itu, dengan harga tertentu yang

dibayar untuk komodity tersebut.

3) Jumlah yang diminta menunjukkan arus pembelian yang terus-menerus (a

continous flow of purchases). Karenanya jumlah ini harus dinyatakan dalam

‘sekian dalam waktu sekian’.

2.6 Perubahan Kurva Permintaan

Kurva permintaan menunjukkan hubungan antara jumlah barang (output)

yang diminta dengan harga per unit (atau harga per satuan). Kecuali dalam kasus

khusus, kurva permintaan selalu berbentuk garis yang condong ke kanan bawah.

(Suherman Rosyidi, 2000:240)

Kurva permintaan pada berbagai jenis barang pada umumnya menurun

dari atas kekanan bawah. Kurva yang demikian disebabkan oleh sifat perkaitan

(38)

yang terbalik. Kalau satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya turun

(misalnya jumlah yang diminta). Perbedaan seperti itu timbul karena adanya

perbedaan pengertian masalah perubahan atau gerakan kurva permintaan.

1. Gerakan kurva didalam permintaan, dan

2. Gerakan seluruh kurva permintaan.

Hal pertama menyebabkan terjadinya perubahan jumlah yang diminta, sedangkan

hal kedua itu menyebabkan terjadinya perubahan permintaan.

Gambar 2.6.1

Kurva Perubahan Jumlah Yang Diminta

Kurva diatas menunjukkan perubahan permintaan sepanjang kurva.

Terjadi bila barang atau jasa yang diminta berubah (naik atau turun). Penurunan

harga tersebut menaikkan jumlah yang diminta dan kenaikan harga barang atau

jasa tersebut akan mengurangi jumlah yang diminta. P

P1

P2

Q1 Q2

(39)

Gambar 2.6.2 Kurva Perubahan Permintaan

Kurva diatas menunjukkan terjadinya pergeseran kurva permintaan ke

kanan atau ke kiri disebabkan oleh perubahan permintaan yang ditimbulkan oleh

faktor-faktor selain harga barang atau jasa tersebut. Permintaan bisa naik (kurva

permintaan bergeser ke kanan menjadi Dn) dan bisa juga turun (kurva permintaan

bergeser ke kiri menjadi Dt). Pada gambar di atas jelas sekali terjadi adanya

pergeseran kurva permintaan yang disebut perubahan permintaan.

Menurut Suherman Rosyidi (2000:245) dalam bukunya Pengantar Teori

Ekonomi, ada banyak sebab mengapa kurva permintaan bergeser, yaitu:

a) Tingkat pendapatan masyarakat (income)

b) Citarasa atau selera masyarakat terhadap barang itu (taste)

c) Harga barang lain, khususnya harga barang-barang perlengkapan dan harga

barang pengganti (price of related commodities).

Dt D Dn

P

QI Q Q

(40)

Jadi dapat diambil suatu asumsi mengenai apa yang dimaksud dengan

kenaikan dan penurunan permintaan, yaitu:

1) Permintaan dikatakan naik, jika:

a) Orang atau masyarakat bersedia membeli sejumlah yang banyak sekalipun

harga barang itu tetap tidak berubah.

b) Orang atau masyarakat bersedia membeli jumlah barang yang tetap

sekalipun harga barang itu sudah naik.

2) Permintaan dikatakan turun, jika:

a) Orang akan membeli jumlah yang lebih sedikit walaupun harga tidak

berubah.

b) Orang akan membeli jumlah barang yang tetap sekalipun harga barang itu

sudah turun.

Sehubungan dengan adanya perubahan pengaruh-pengaruh yang

ditimbulkan masing-masing variabel, maka pernyataan perubahan permintaan

maupun jumlah permintaan diatas dalam keadaan ceteris paribus.

Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, yaitu seperti yang

ditunjukkan pada gambar 2.6.2 diatas, kalau terdapat perubahan-perubahan

terhadap permintaan yang ditimbulkan oleh faktor-faktor yang bukan harga,

antara lain:

1. Harga barang lain

a. Barang Pengganti

Sesuatu barang dinamakan barang pengganti kepada sesuatu barang lain

(41)

barang pengganti dapat mempengaruhi permintaan barang yang dapat

digantikannya.

Apabila harga barang pengganti bertambah mahal, maka barang yang

digantikannya akan mengalami pertambahan dalam permintaan.

b. Barang Penggenap

Apabila sesuatu barang selalu digunakan bersama-sama dengan barang

lainnya, maka barang tersebut dinamakan barang penggenap kepada

barang lain tersebut. Apabila harga penggenap bertambah mahal, maka

barang yang digantikannya akan mengalami penurunan dalam permintaan.

c. Barang Netral

Barang netral yaitu apabila dua macam barang tidak mempunyai perkalian

yang rapat, perubahan terhadap permintaan salah satu barang tersebut tidak

akan mempengaruhi permintaan barang yang lainnya. Kenaikan atau

penurunan harga akan mempengaruhi atas permintaan barang netral.

2. Pendapatan para pembeli

a.Barang Inferior

Yaitu barang banyak diminta oleh orang-orang yang berpendapatan rendah.

Jika pendapatannya bertambah tinggi maka permintaan terhadap

barang-barang inferior akan berkurang.

b.Barang Esensial

Yaitu barang yang sangat penting artinya dalam kehidupan sehari-hari.

Permintaan akan barang esensial cenderung tetap walaupun terjadi kenaikan

(42)

c.Barang Normal

Yaitu apabila barang tersebut mengalami peningkatan dalam permintaan

sebagai akibat dari kenaikan pendapatan.

d.Barang Mewah

Jenis-jenis barang yang dibeli orang apabila pendapatan mereka sudah relatif

tinggi. Apabila pendapatan naik maka permintaan akan mewah akan

bertambah.

3. Distribusi Pendapatan

Sejumlah pendapatan masyarakat yang tertentu besarnya akan mempengaruhi

corak permintaan masyarakat yang berbeda apabila pendapatan tersebut

dirubah corak distribusinya. Sekiranya pemerintah menaikkan pajak terhadap

orang-orang kaya dan menggunakan hasil pajak ini untuk menaikkan

pendapatan pekerja yang bergaji rendah, corak permintaan terhadap

berbagaibarang akan mengalami perubahan. Barang-barang yang digunakan

oleh orang kaya permintaannya akan berkurang dan barang-barang yang

digunakan orang yang pendapatannya harus mengalami peningkatan akan

bertambah.

4. Citarasa Masyarakat

Citarasa masyarakat mempunyai pengaruh yang besar terhadap keinginan

masyarakat untuk membeli barang-barang.

5. Jumlah Penduduk

Pertambahan penduduk yang diikuti perkembangan kesempatan kerja dpat

(43)

6. Ramalan Mengenai Masa Datang

Ramalan para konsumen bahwa barang-barang bertambah tinggi di masa

depan akan mendorong mereka untuk membeli banyak pada masa ini, untuk

menghemat pengeluaran di masa yang akan datang.

2.7 Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan terhadap harga merupakan suatu ukuran mngenai

besarnya tanggapan (respon) terhadap jumlah yang diminta dari suatu komoditas

tertentu, karena terjadinya perubahan harga. Elastisitas itu didefenisikan sebagai

prosentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan prosentase perubahan

tingkat harga yang menyebabkannya. Perubahan yang dibagi oleh nilai rata-rata.

(Sanusi, 2004:61).

Elastisitas didefenisikan sebagai bilangan positif dan dapat bervariasi dari

nol hingga yang tidak terhingga jumlahnya. Sekiranya elastisitas lebih kecil dari

satu maka permintaan bersifat inelastis. Ini berarti bahwa prosentase perubahan

jumlah yang kecil daripada prosentase perubahan tingkat harga yang

menyebabkannya. Sekiranya bilangan inelastisnya lebih dari satu, permintaannya

bersifat elastis. Ini berarti perubahan jumlah lebih besar daripada prosentase

perubahan tingkat harga yang menyebabkannya.

Umumnya koefisien elastisitas (coefficient of elasticity) dapat

didefenisikan sebagai persentase perubahan dalam variabel tidak bebas

(dependent variable) dibagi dengan persentase perubahan dalam variabel bebas

(44)

yang diminta atau ditawarkan terhadap suatu faktor yang mempengaruhi

permintaan dan penawaran. (Sahat Simbolon, 2007:43)

Elastisitas harga permintaan digunakan untuk mengukur besarnya

kepekaan jumlah barang yang diminta akibat adanya perubahan harga barang itu

sendiri. Untuk menghitung elastisitas tersebut dapat digunakan dua cara yaitu

dengan menggunakan elastisitas titik atau dengan menggunakan elastisitas busur.

Elastisitas titik, koefisien elastisitasnya dihitung dari satu titik tertentu.

Dibawah ini adalah rumus elastisitas permintaan yang dihitung dengan

cara elastisitas titik :

Ed = Prosentase perubahan jumlah barang yang diminta

Prosentase perubahan harga

Ed = ∆Q/Q

∆P/P

Ed = ∆Q x ∆P

P Q Q1 – Q2

Q1

P1 – P2

P1

(45)

Jika dari hasil perhitungan elastisitas permintaan itu angka koefisien elastisitas

menunjukkan:

Ed > 1 disebut elastis

Ed < 1 disebut in-elastis

Ed = 1 disebut unitary elastis

Ed = 0 disebut in-elastis sempurna

Ed = ∞ disebut elastis sempurna

Jika digambarkan dalam kurva, maka bentuk dari masing-masing kriteria elatisitas

tersebut di atas adalah sebagai berikut :

Gambar 2.5 Kurva Elastisitas Permintaan

P

In Elastis Sempurna Elastis Sempurna Elastis Uniter

(46)

Ada empat macam konsep elastisitas yang umum dipakai dalam teori ekonomi

mikro :

• Elastisitas harga permintaan (Ed), yaitu persentase jumlah barang yang

diminta akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.

• Elastisitas harga penawaran (Es), yaitu persentase perubahan jumlah barang

yang ditawarkan akibat terjadinya perubahan harga barang itu sendiri.

• Elastisitas silang (Ec), yaitu persentase perubahan jumlah barang yang

diminta akibat terjadinya perubahan harga barang lain.

• Elastisitas pendapatan (Ey), yaitu persentase perubahan kuantitas barang

yang diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.

Mengetahui besarnya angka-angka koefisien elastisitas tersebut sangat penting

terutama bagi:

 Perusahaan. Bagi perusahaan, angka-angka koefisien elastisitas tersebut

dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan volume

produksi dan penentuan harga barang yang dijual.

 Pemerintah. Bagi pemerintah, dengan mengetahui angka-angka koefisien

elastisitas tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk meramalkan suatu

(47)

Hal-hal yang mempengaruhi elastisitas permintaan :

Permintaan terhadap berbagai macam barang atau jasa akan berbeda-beda tingkat

elastisitasnya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi antara lain :

1. Tingkat kemudahan barang yang bersangkutan untuk digantikan oleh barang

yang lain.

Dalam suatu perekonomian, jika suatu barang tertentu banyak terdapat barang

penggantinya maka permintaan terhadap barang tersebut cenderung bersifat

elastis, artinya perubahan dalam harga barang tersebut sedikit saja akan

menimbulkan perubahan besar terhadap jumlah barang tersebut karena

konsumen akan cepat beralih terhadap barang penggantinya. Dan sebaliknya

permintaan terhadap barang yang tidak banyak penggantinya akan cenderung

bersifat in-elastis.

2. Besarnya proporsi pendapatan yang digunakan.

Besarnya bagian darin pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu

barang dapat mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut.

Semakin besar bagian pendapatan yang diperlukan untuk membeli suatu

barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

3. Jangka waktu analisa.

Jangka waktu didalam permintaan terhadap suatu barang juga berpengaruh

terhadap elastisitas. Makin lama jangka waktu dimana permintaan itu

(48)

4. Jenis barang

Jenis barang yang dimaksud adalah jenis barang kebutuhan pokok atau

barang mewah atau barang normal. Untuk jenis barang mewah,

permintaannya cenderung bersifat elastis (perubahan harga sedikit saja akan

diikuti oleh perubahan kuantitas yang diminta dalam jumlah yang lebih

banyak). Tetapi untuk barang-barang kebutuhan pokok, permintaannya

cenderung bersifat inelastis (perubahan harga tidak banyak berpengaruh

terhadap jumlah yang diminta).

2.8 Media Cetak

2.8.1 Pengertian Media Cetak

Secara harfiah pengertian media cetak bisa diartikan sebagai sebuah

media penyampai informasi yang memiliki dan terkait dengan kepentingan

rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa

melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang didalamnya berisi

informasi yang terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan

terbatas pada kelompok tertentu saja.

Media cetak ini merupakan bagian dari saluran informasi masyarakat

disamping media elektronik dan juga media digital. Dan ditengah dinamika

masyarakat yang demikian pesat, media cetak dianggap sudah tertinggal

dibandingkan dengan dua pesaingnya yakni media elektronik dan media

digital. Meski demikian, bukan berarti media cetak sudah tidak mampu

(49)

Dan pengertian media cetak tersebut, maka ada keunggulan media ini

dibandingkan dua pesaingnya tersebut. Media cetak bisa menyampaikan

sebuah informasi secara detail dan terperinci. Sementara untuk media

elektronik dan digital, mereka lebih mengutamakan kecepatan informasi.

Sehingga tak jarang informasi yang disampaikan lebih bersifat sepotong dan

berulang-ulang.

2.8.2 Jenis-jenis Media Cetak

Secara umum, jenis media cetak yang ada di Indonesia diklasifikasikan

menjadi delapan bagian. Pengklasifikasian tersebut didasarkan pada waktu

terbit media tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang dikeluarkan oleh Dirjen

Pembinaan Pers dan Grafika, tentang pembagian media cetak dan

pengklasifikasiannya.

Kedelapan jenis media cetak tersebut diantaranya adalah :

1) Surat Kabar Harian

Ini adalah jenis media cetak yang terbit setiap hari, kecuali pada hari-hari

tertentu seperti hari libur nasional. Jenis media cetak ini masih dibagi lagi

menjadi Surat Kabar Harian Nasional, Surat Kabar Harian Daerah, dan

Surat Kabar Harian Lokal. Berita yang disampaikan adalah jenis berita

news atau informasi terkini dan disampaikan dengan sistem straight news

(50)

2) Surat Kabar Mingguan

Surat kabar jenis lebih banyak dikenal dengan sebutan tabloit. Biasanya

berita yang daingkat adalah berita hiburan atau in depth news atau liputan

mendalam. Tulisan dalam media ini lebih banyak bergaya feature atau

deskriptif.

3) Majalah Mingguan

Jenis majalah ini terbit setiap minggu sekali. Berita yang diangkat adalah

berita in depth news dengan jenis berita adalah berita news atau tentang

sebuat peristiwa.

4) Majalah Tengah Bulanan

Majalah ini terbit sebulan dua kali. Berita yang ditampilkan lebih bersifat

informatif dan biasanya memuat tentang berita life style atau gaya hidup.

5) Majalah Bulanan

Majalah bulanan terbit sekali dalam sebulan. Jenis pemberitaan yang

disampaikan biasanya termasuk investigatif atau berita yang didapat dari

hasil penelitian.

6) Majalah Dwibulanan

Majalah ini terbit sekali dalam dua bulan. Informasi yang disampaikan

dalam majalah ini biasanya terkait dengan laporan dari hasil aktifitas

sesuatu. Misalnya laporan neraca perusahaan atau juga majalah yang berisi

(51)

7) Majalah Tribulanan

Malajah ini berkonsep hampir mirip dengan majalah dwibulanan. Yang

membedakan hanya masalah waktu terbit, yang dilakukan setiap tiga bulan

sekali.

8) Bulletin

Media cetak ini biasanya dibuat untuk kalangan tertentu atau intern saja.

Dan media ini biasanya hanya terdiri dari beberapa halaman, serta dibuat

dengan konsep sederhana. Bulletin juga tidak dibuat untuk kepentingan

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kecamatan Medan Helvetia, dengan

pertimbangan bahwa kecamatan medan helvetia merupakan salah satu daerah

yang masyarakatnya banyak melakukan kegiatan ekonomi dikota Medan, dimana

sebagian besar masyarakatnya sudah berpola pikir maju sehingga menggap bahwa

informasi merupakan suatu bagian yang penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal

inilah yang dapat memudahkan dalam memperoleh data.

3.2 Metode Penentuan Sampel

Yang termasuk populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah tangga

yang ada di Medan Helvetia. Jumlah dari populasi ini sendiri adalah sebanyak

144.077 rumah tangga. Sampel penelitian ini ditentukan dengan menggunakan

rumus Slovin, sebagai berikut :

Dimana:

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

sampel yang masih dapat di tolerir atau diinginkan, misalnya 10%. n = N

(53)

Berikut ini pengambilan sampel menggunakan persen kelonggaran 10% :

n = 99,9 = 100

Dalam penelitian ini Penulis mengambil sampel sebanyak 100 orang yang

ditetapkan sebagai responden, yaitu masyarakat yang mengkonsumsi surat kabar

harian yang berada di Kecamatan Medan Heletia. Responden yang diteliti

memiliki karakteristik yang sama yaitu yang pendidikannya minimal SMU.

Teknik pengambilan data menggunakan metode penentuan sampel yang

dipilih secara acak sehingga relevan dengan rancangan penelitian (purposive

sampling) dan dengan cara mewawancarai (interview) dengan menggunakan

kuesioner terhadap masyarakat yang mengkonsumsi surat kabar harian sebagai

narasumber.

Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan metode pengambilan

cluster sampling (area sampling). Teknik area sampling digunakan karena obyek

yang diteliti atau sumber data yang sangat luas. Dari 7 kelurahan, penulis

mengambil 5 kelurahan sebagai sampel dan dipilih secara acak. n = 144.077

1 + (144.077)(0,1)2

n = 144.077

1 + 1440

n = 144.077

(54)

Berikut ini sampel kelurahan yang diteliti oleh penulis :

Tabel 3.1 Distribusi Responden

Kelurahan Jumlah Responden Persentase

Helvetia Tengah 32 32 %

Tanjung Gusta 20 20 %

Dwi Kora 19 19 %

Cinta Damai 16 16 %

Sei Sikambing 13 13 %

Total 100 100 %

Sumber : Olahan Data primer

3.3 Metode Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data peneliti mempergunakan metode pengumpulan

data primer yaitu dengan melakukan observasi dan wawancara dengan

menggunakan alat kuesioner sebagai alat. Jenis data yang dikumpulkan adalah

cross section data.

3.4 Metode Pengolahan Data

Untuk menghitung hasil masing-masing koefisien pada model estimasi,

(55)

3.5 Metode Analisis Data

Adapun model analisa yang digunakan adalah metode Regresi Linier

Berganda dimana terdapat hubungan antara dua variabel bebas (independent

variabel) yaitu X1 dan X2.

Adapun modelnya adalah sebagi berikut :

Y = a + β1X1+ β2X2 + µ

Dimana:

Y = Permintaan Surat kabar (Eksemplar)

a = Intercept

β1,β2 = Koefisien Regresi

X1 = Pendapatan keluarga (Rupiah)

X2 = Harga Surat Kabar (Rupiah)

µ = Standar Eror (Term of Error)

Bentuk hipotesa diatas secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut :

∂Y > 0, semakin tinggi tingkat pendapatan individu maka semakin besar

permintaan terhadap surat kabar harian.

∂Y < 0, semakin rendah harga surat kabar harian maka semakin besar

permintaan terhadap surat kabar harian. ∂ X1

(56)

3.6 Uji Kesesuaian (Test of Goodness Fit)

3.6.1 Uji Koefisien Daterminasi (R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa besar

variabel-variabel independenn secara bersama-sama mampu memberikan penjelasan

mengenai variabel dependen. Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat

dikatakan variabel bebas mempunyai pengaruh besar terhadap variabel terikat.

Sebaliknya jika R2 semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa

pengaruh variabel bebas kecil terhadap variabel terikat.

3.6.2 Uji T-statistik

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.

Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus :

t‘ = bi

Se(bi)

Dimana : bi = koefisien variabel independen yang diuji

b = nilai hipotesis 0

Se (bi) = standar error dari variabel bi

Kriteria pengambilan keputusan : Ho diterima jika t-hitung < t tabel

(57)

Gambar 3.1 Uji T-statistik

3.6.3 Uji F-statistik

Uji f-statistik digunakan untuk mengetahui seberapa besar nilai-nilai

variabel independent secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen.

Untuk uji f digunakan hipotesis :

Ho : b1 = b2 = ... = bk = 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas (lx1, lx2) terhadap variabel terikat (Y).

Ha : b1≠ b2 ≠ ... ≠ bk ≠ 0

Nilai f-hitung diperoleh dengan rumus :

F’ = R2 / k-1

Ha diterima

0 Ho diterima

(58)

Dimana:

R2 = koefisien determinasi

k = jumlah variabel independen ditambah dari suatu model persamaan

n = jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika t hitung < f tabel

Ha diterima jika t hitung > f tabel

Gambar 3.6.3 Uji F-statistik

Ho diterima

(59)

3.7 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi untuk suatu hasil estimasi regresi

linier agar hasil tersebut dapat dikatakan baik dan efisien. Adapun asumsi klasik

yang harus dipenuhi antara lain:

1. Model regresi adalah linier, yaitu linier di dalam parameter.

2. Residual variabel pengganggu (µ) mempunyai nilai rata-rata nol (zero mean

value of disturbance µ)

3. Homokedastisitas atau varian dari µ adalah konstan.

4. Tidak ada autokorelasi antara variabel pengganggu (µ).

5. Kovarian antara µ dan variabel independen (x1) adalah nol.

6. Jumlah data (observasi) harus lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

parameter yang akan diestimasi.

7. Tidak ada multikolinieritas.

8. Variabel pengganggu harus berdistribusi normal atau skokastik.

Berdasarkan kondisi diatas tersebut didalam ilmu ekonometrika, agar suatu

model dikatakan baik atau sihih, maka perlu dikatakan beberapa pengujian seperti

(60)

3.7.1 Uji Normalitas

Uji ini dilakukan memasatikan µ (error term) tersebar normal. Jika µ

tersebut normal maka koefisien OLS (β OLS) juga tersebar normal dengan

demikian Y juga tersebar normal, hal ini disebabkan adanya hubungan linier

antara µ, β, dan Y. Untuk menguji sebaran µ dapat digunakan uji JB (Jarque

Berra). Error term (µ) disebut normal jika nilai JB lebih rendah atau sama

dengan nilai kritis tabel Chi-square (derajat bebas, alpha).

Hipotesis yang dipakai adalah Ho diterima dan Ha ditolak jika nilai JB

lebih besar dari tabel Chi-square, berarti sebaran error (µ) dan Y tidak

normal dan Ho ditolak sedangkan Ha diterima jika nilai JB lebih kecil dari

nilai tabel Chi-square berarti sebaran error term (µ) dan Y normal.

3.7.2 Uji Linieritas

Uji linieritas sangat penting karena uji ini sekaligus dapat melihat

apakah spesifikasi model yang kita gunakan sudah benar atau tidak. Dengan

menggunakan uji ini kita dapat mengetahui bentuk model empiris dan

menguji variabel yang relevan untuk dimasukkan ke dalam model empiris.

Dengan kata lain, dengan menggunakan uji linieritas, spesification error atau

miss-specification error. Salah satu uji yang digunakan untuk menguji

linieritas adalah uji Ramsey atau Ramsey RESET Test (Pratomo, Wahyu Ario

(61)

3.7.3 Multikolinieritas

Multikolinieritas adalah suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel

independen dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel

independen lainnya.

Adanya multikolinieritas ditandai dengan:

• Standard error tidak terhingga

• Tidak ada t-statistik yang signifikan pada α=5%, α=10%, α=1%

• Terjadi perubahan tanda atau tidak seusai dengan teori

• R2 sangat tinggi.

Pengujian yang lain, yang dapat digunakan untuk melihat multikolinierity

antar variabel adalah dengan menggunakan uji parsial (Pratomo, Wahyu Ario dan

Paidi Hidayat, 2007:90).

3.7.4 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas merupakan salah satu asumsi OLS jika varian

residualnya tidak sama. Untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas

dilakukan dengan white test yaitu dengan cara meregres logaritma residual

(62)

Pada white test terhadap beberapa tahap, antara lain :

- Membuat regresi persamaan dan mendapatkan residualnya.

- Uji dengan chi-square tabel (χ2)

χ2

= n R2

Dimana : n = jumlah observasi

R2 = koefisien determinasi

Keputusan ada tidaknya heterokedastisitas ditemukan jika :

• χ2hitung > χ2

tabel, maka ada heterokedastisitas.

• χ2hitung < χ2

tabel, tidak ada heterokedastisitas.

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi klasik tentang model regresi

linier berdasarkan metode kuadrat terkesil biasa. Heterokedastisitas pada

umumnya lebih banyak ditemui pada data cross section data yaitu data yang

menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu misalnya data hasil suatu

survei. Keberadaan heterokedastisitas akan dapat menyebabkan kesalahan dalam

penaksiran sehingga koefisien regresi menjadi tidak efisien dan dapat

(63)

Menguji Heterokedastisitas

Untuk menguji keberadaan heterokedastisitas dilakukan dengan cara uji

formal yaitu Uji White (white’s general Heterokedastisitas Test).

Uji White memulai pengujiannya dengan membentuk model :

Yi = β0+ β1X1+ β2X2+ β3X3 + µi

Kemudian persamaan diatas. Dimodifikasi dengan membentuk regresi

bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi :

µi2 = α0+ α1X1+ α2X2+ α3X3+ α4X12+ α5X22+ α6X32+ α7X1X2X3+ υi

Pedoman dari penggunaan uji white ini adalah tidak terdapat masalah

heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dilakukan

dengan jumlah data atau (n.R2 = χ2 hitung) lebih kecil dibandingkan χ2 tabel.

Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi

menunjukkan bahwa χ2 hitung lebih besar dibandingkan χ2 tabel (Pratomo dan

Hidayat, 2007:98).

Cara mengobati masalah heteroskedastisitas jika varians diketahui :

Pada hakekatnya untuk mengatasi heteroskedastisiti kita melakukan

transformasi data. Gujarati (1995: 383) menunjukkan 4 cara untuk mengatasi

heteroskedastisitas, yaitu :

1. Lakukan transformasi logaritma normal, semua data dilogaritma normalkan

(64)

LN Y = Ln a+ b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + e

Dengan mentransformasi data kebentuk logaritma normal, maka error akan

mengecil dan akibatnya heteroskedastisitas akan berkurang

2. Bagilah semua data dengan nilai prediksi Y ()

Y

Model ini disebut WLS (Weighted Least Squares). Dalam model ini terdapat

variabel baru yaitu 1/ Yˆ . Buatlah data baru dengan membagi angka 1 dengan

.

3. Membagi semua variabel dengan variabel lain.

Z

Jika variabel Z tidak tersedia terpaksa kita membagi dengan salah satu

variabel penjelas X1 atau X2 model menjadi,

1

Model ini juga dilakukan tanpa intersep, dan R2 yang diperoleh juga

(65)

4. Transformasi dengan membagi semua variabel dengan akar X1.

Dalam model ini juga dilakukan tanpa intersep, dan R2 yang diperoleh juga

merupakan Raw R2. Transformasi-transformasi di atas diharapkan e menjadi

konstan sepanjang observasi.

3.8 Defenisi Operasioanal

Defenisi operasional (batasan defenisi) bertujuan mengarahkan dan

membatasi penelitian, batasan-batasan defenisi dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Permintaan adalah jumlah surat kabar harian yang diminta pada tingkat harga

tertentu oleh masyarakat yang berada di Kecamatan Medan Helvetia.

Dihitung per eksemplar dalam satu bulan.

2. Pendapatan per kapita adalah pendapatan atau hasil usaha yang diperoleh oleh

kepala keluarga dalam waktu satu bulan yang diukur dengan rupiah (Jutaan).

3. Harga adalah harga surat kabar harian yang diminta oleh masyarakat.

Gambar

Tabel 2.5.1
Gambar 2.5. Kurva Permintaan
Gambar 2.6.1
Gambar 2.6.2 Kurva Perubahan Permintaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Semoga Allah SWT juga mecurahkan hidayah-Nya kepada kita semua terlebih pada penulis, berkat rahmat dan hidayat serta bimbingan Allah SWT semata-mata sehingga penulis

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya buat dan serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan- ringkasan yang semuanya telah

Pengobatan Alternatif, yaitu sebuah pengobatan yang dilakukan melalui cara-cara alami seperti ramuan tradisional, pijat refleksi, akupuntur dan sebagainya berbeda dengan

19 Urusan Wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri. Organisasi

SURAT PERNYATAAN TIDAK KEBERATAN DARI ATASAN LANGSUNG TEMPAT BEKERJA PELAKSANA HARIAN RUMAH BERSALIN SWASTA. Yang bertanda tangan di bawah

Maka pada akhirnya C.Den Hammer pegawai pemerintah kolonial Belanda, Inspektur Pengajaran Hindia Belanda di Bandung, datang menyelidiki dan menyaksikan dengan

Istilah penurunan (settlement) digunakan untuk menunjukkan gerakan titik tertentu pada bangunan terhadap titik referensi yang tetap. Penurunan yang tidak seragam

1) Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung, seperti