• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada:

1. Pengusaha kedai kopi, sebagai informasi bagi pemilik kedai kopi untuk mengetahui perilaku konsumen dalam memilih kedai kopi dan sebagai referensi bagi konsumen dalam memlih kedai kopi.

2. Pemerintah, sebagai masukan dan pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang terkait dengan kedai kopi dan konsumennya.

3. Peneliti lain, sebagai sumber informasi untuk meneliti lebih lanjut mengenai konsumen kedai kopi.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kedai Kopi Modern (Coffee Shop)

Pengertian coffee shop adalah suatu tempat yang identik dengan meja-meja dan kursi yang tertata rapi dan juga sofa yang nyaman, menjual aneka varian kopi dan makanan kecil sebagai penunjang disertai alunan musik dan suasana nyaman yang dapat dirasakan oleh konsumen (Soekresno dalam Poniman dan Sentoso, 2017).

Kata kafe (dalam arti kedai kopi) berasal dari bahasa Perancis yaitu Cafe, yang artinya juga kopi. Kafe yang semula selalu di pinggir jalan dan sederhana, sekarang masuk ke dalam gedung hotel berbintang atau mal, dengan berbagai nama. Salah satunya adalah coffee shop yang sekarang praktis menjual makanan berat juga, tapi juga melayani tamu yang memesan minuman dan makanan kecil (Herlyana, 2012).

Coffee Shop dikategorikan ke dalam restoran yang informal dan biasanya buka untuk 24 jam dan sering ditemui di hotel, tetapi karena perkembangan dan kebutuhan pelanggan yang sangat kompleks dan tidak ada habisnya, perkembangan coffee shop seperti sekarang ini yaitu suatu restoran informal yang menyediakan beberapa makanan ringan, minuman dan menyediakan tempat untuk bersantai dan belum tentu berlokasi di hotel tetapi bisa di ruko atau mall. Konsep tersebut sudah berbeda dengan coffee shop yang dahulu yaitu yang mempunyai tujuan utama untuk menjual kopi dan bisa dibilang coffee shop yang sekarang hampir sama konsepnya dengan kafe (Cousins, Foskett dan Gillepie dalam Poniman dan Sentoso 2017).

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dalam Tangko dan Christiany (2017), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan terus-menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Kotler dalam Tangko dan Christiany (2017), mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok variabel yang di kenal dengan 4P yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar konsumen. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh produk. Tempat mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran dan promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen sasaran.

Zeithaml dalam Tangko dan Christiany (2017) menyatakan bahwa bauran pemasaran untuk produk barang nyata. Namun bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Bauran pemasaran untuk jasa ditambah tiga unsur lagi yaitu People, Physical Evidence dan Process.

Bauran pemasaran untuk suatu barang adalah strategi produk, promosi, tempat/lokasi dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk

menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan (Kotler dalam Sarinah dkk, 2013).

Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran untuk menyampaikan informasi secara luas, memperkenalkan suatu produk barang dan jasa, merangsang konsumen untuk memberi bahkan menciptakan preferensi pribadi terhadap image suatu produk. Oleh karena itu bauran pemasaran dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang paling potensial di dalam memasarkan produk (Selang, 2013).

Komponen bauran pemasaran ialah produk, harga, promosi, distribusi, dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen dari pasar sasaran; merupakan kombinasi dari semua komponen (elemen) yang memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen dan memberikan nilai superior (Supranto dan Limakrisna, 2011).

Bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang dikenal dengan istilah 4P, yaitu :

a. Product (Produk)

Menurut Kotler dalam Oktavita dkk (2013), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan suatu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk.

Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

Keputusan-keputusan tentang produk mencakup penentuan bentuk penawaran produk secara fisik bagi produk berupa barang, merek yang akan ditawarkan

atau ditempelkan pada produk tersebut, fitur yang ditawarkan di dalam produk tersebut menyangkut pengemasan produk, penataan dan servis yang diberikan dalam memberikan produk. Keputusan pemilihan produk merupakan langkah awal yang harus ditentukan perusahaan untuk terus berkembang. Setelah produk telah ditentukan, langkah selanjutnya yaitu mengenai harga, tempat, dan promosi yang akan diambil.

b. Price (Harga)

Menurut Kotler dalam Oktavita dkk (2013), harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut.

c. Place (Tempat)

Menurut Tjiptono dalam Selang (2013), lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.

Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi dengan komitmen jangka pajang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus

mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.

d. Promotion (Promosi)

Menurut Hurriyati dalam Oktavita dkk (2013), promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pemasaran modern, produsen bukan saja bertanggung jawab menciptakan produk yang menarik akan tetapi produsen harus juga dapat berkomunikasi dengan konsumennya yang diharapkan nanti bisa menjadi konsumen tetap. Dalam hal ini diperlukan yang namanya komunikasi pemasaran. Dengan adanya komunikasi pemasaran, seorang produsen tidak akan kehilangan pangsa pasarnya sehingga dapat meningkatkan volume penjualan barang produksinya.

2.2.2. Perilaku Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:

“The term consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs”.

“Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.

Sedangkan menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2002) mengartikannya sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”.

Menurut Supranto dan Limakrisna (2011), definisi tentang perilaku memuat 3 hal penting, yaitu:

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis, sehingga susah ditebak/diramalkan.

2. Melibatkan interaksi: kognisi, afeksi, perilaku dan kejadian di sekitar/lingkungan konsumen.

3. Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli.

Definisi yang sederhana tentang perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Menurut Setiadi (2003), studi tentang perilaku konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk:

1. Merancang bauran pemasaran 2. Menetapkan segmentasi

3. Merumuskan positioning dan pembedaan produk

4. Memformulasikan analisis lingkungan bisnisnya 5. Mengembangkan riset pemasarannya.

Selain itu analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Bagi penguasa bidang ekonomi suatu negara memerlukan kajian ini untuk merumuskan kebijakannya dalam kerangka perlindungan konsumen. Studi tentang perilaku konsumen ini akan menghasilkan tiga informasi penting, yaitu a) Orientasi atau cara pandang konsumen (a consumer orientation); b) Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (facts about buying behavior); c) Konsep yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam berkeputusan (theories to guide the thinking process) (Setiadi, 2003).

Istilah perilaku erat dihubungkan dengan permasalahan manusia. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi di dalam kotak hitam pembeli antara rangsangan dari luar dengan keputusan pembelian pembeli. Perilaku konsumen adalah tindakan yang terlibat langsung dalam menempatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan prosuk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2003).

Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus dipahami apa yang konsumen pikirkan (kognisi), konsumen rasakan (pengaruh), konsumen lakukan (perilaku), dan apa (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen.

Durianto dkk dalam Bangun (2015), mengatakan niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen di masa yang akan datang.

2.3. Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Effendy dkk (2018) yang berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk Impor Di Kota Palu, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang terdiri dari selera, pendapatan, jumlah tanggungan, dan tingkat pendidikan terhadap perilaku konsumen. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa faktor selera, pendapatan, dan tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen sedangkan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata.

Menurut hasil penelitian Watae dkk (2017) yang berjudul Pengaruh Faktor-Faktor Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Kopi Billy Samrat Di Manado, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) terhadap keputusan pembelian pada Rumah Kopi Billy Samrat di Manado. Teknik pengambilan sampel adalah non probability sampling yaitu dengan metode accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Penelitian ini

menggunakan analisis linear berganda. Hasil penelitian yakni produk dan promosi berpengaruh positif namun tidak nyata sedangkan harga dan tempat berpengaruh positif dan nyata terhadap keputusan pembelian pada Rumah Kopi Billy Samrat di Manado. Saran bagi pengelola Rumah Kopi Billy Samrat di Manando diharapkan mampu memahami produk, harga, tempat dan promosi, karena keempat hal ini dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, dan harus mampu menciptakan harga yang sesuai dengan kualitas dan mampu memberikan nilai yang baik kepada konsumen sesuai dengan kualitas yang diberikan.

2.4. Kerangka Pemikiran

Kopi merupakan salah satu jenis minuman global yang disukai oleh sebagian besar masyarakat di dunia dan sudah menjadi bagian dari life style. Untuk menemukan minuman ini tidaklah sulit, dari mulai warung pinggir jalan, cafe, sampai restoran mewah maupun hotel berbintang pasti menyediakan kopi dengan variasi jenis dan harga yang berbeda.

Dengan semakin meningkatnya trend meminum kopi di Indonesia mulai dari kalangan remaja hingga dewasa, membuat semakin banyaknya bermunculan kedai-kedai kopi di berbagai kota besar dan kota kecil di Indonesia. Hal ini mengakibatkan semakin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi minuman kopi setiap harinya. Masyarakat yang mengkonsumsi kopi memiliki karakteristik yang dapat menggambarkan perilakunya dalam melakukan pembelian yang dapat dilihat dari frekuensi pembeliannya dalam satu bulan terakhir serta jumlah uang yang dibelanjakan pada produk minuman kopi.

Kemudian terdapat konsep bauran pemasaran yang juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Konsep bauran pemasaran ini terdiri dari empat komponen yaitu product, price, place, dan promotion. Setiap komponen bauran pemasaran ini memiliki atribut yaitu: pada komponen product terdapat atribut rasa, aroma, ukuran, tampilan, wadah, dan variasi menu; pada komponen price terdapat atribut harga yang murah dan harga sesuai kualitas; pada komponen place terdapat atribut mudah dijangkau, fasilitas, area outdoor, kebersihan, kenyamanan, dan parkir yang luas; serta pada komponen promotion terdapat atribut merek dan promosi iklan. Keseluruhan atribut ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian minuman kopi di kedai kopi.

Secara rinci kajian ini digambarkan dalam skema kerangka pemikiran pada gambar 1 berikut ini:

KARAKTERISTIK Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan sesuai dengan identifikasi masalah penelitian, maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik konsumen kedai kopi modern (usia, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan, jarak rumah ke kedai kopi) berhubungan nyata dengan perilaku konsumen.

2. Komponen bauran pemasaran (product, price, place, promotion) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen di lokasi penelitian.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara.

Padangsidimpuan merupakan salah satu kota di Sumatera Utara dengan jumlah penduduk sebanyak 216.013 jiwa. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilakukan di Kota Padangsidimpuan dengan pertimbangan karena di kota ini terdapat 16 kedai kopi modern yang telah terdaftar resmi di Dinas Pariwisata Kota Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan di kedai kopi yang berlokasi di V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Cafe, dan Warkop Simpang 99. Kedai kopi ini dipilih karena merupakan kedai kopi terpopuler yang ada di Kota Padangsidimpuan.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau disebut juga sebagai responden dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling yaitu teknik Accidental Sampling.

Metode ini dilakukan dengan cara memperoleh data dari sekumpulan populasi kemudian menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapa pun yang sedang mengkonsumsi kopi di kedai kopi tersebut.

Dilakukannya teknik accidental sampling karena jumlah populasi penikmat kopi di Kota Padangsidimpuan yang tidak terdata secara pasti. Melalui pra survey di kedai-kedai kopi yang menjadi tempat penelitian, diperoleh rata-rata pengunjung per kedai kopi sebanyak 300 orang per bulan dengan total pengunjung empat kedai kopi sebanyak 1200 orang per bulan. Dengan menggunakan metode Slovin diperoleh besar sampel sebanyak 92 orang. Sampel yang telah diperoleh

kemudian didistribusikan secara proporsional pada empat kedai kopi sehingga diperoleh sampel sebanyak 23 orang per kedai kopi.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

e = Tingkat kesalahan (10%)

Tabel 3. Jumlah dan Distribusi Sampel Penelitian No. Nama Kedai Kopi

Jumlah Pengunjung (Populasi) 1200 92 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2018.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen kopi (responden) di lokasi penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian seperti Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Dinas

Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, dan Dinas Pariwisata Kota Padangsidimpuan.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1, yaitu hubungan antara setiap karakteristik konsumen kopi dengan perilaku konsumen kopi digunakan analisis korelasi Rank Spearman.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan bila datanya berskala ordinal.

Karakteristik konsumen kopi yang dianalisis yaitu usia, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, pendapatan per bulan dan jarak dari rumah ke kedai kopi.

Tabel 4. Skor Karakteristik Konsumen Kedai Kopi

No. Karakteristik Rincian Rank

1. Usia 18-27 Tahun 1 4. Pendapatan Per Bulan (Rp) <Rp.1000.000 1 Rp.1.000.000 – < Rp.3.000.000 2 Rp.3.000.000 – Rp.< 5.000.000 meranking setiap variabel dalam bentuk skor kemudian dikuadratkan. Kemudian hasil-hasil kuadrat selisih ranking tersebut digunakan untuk proses perhitungan yang dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

rs = koefisien korelasi rank spearman di = selisih peringkat setiap data n = jumlah data

Diuji dengan uji signifikansi, dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

t = rs

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai Sig. ≥ α (0,05); H0 diterima dan H1 ditolak; (tidak ada hubungan) Jika nilai Sig. < α (0,05); H0 ditolak dan H1 diterima; (ada hubungan).

Kemudian untuk mengukur kekuatan hubungannya yaitu dengan melihat nilai correlation coefficient dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 0,00-0,25 = korelasi lemah Nilai 0,26-0,50 = korelasi cukup Nilai 0,51-0,75 = korelasi kuat Nilai 0,76-0,99 = korelasi sangat kuat Nilai 1,00 = korelasi sempurna

Untuk menguji hipotesis 2, yaitu pengaruh setiap komponen bauran pemasaran kopi (product, price, place, promotion) terhadap perilaku konsumen kopi (frekuensi pembelian dan jumlah uang yang dibelanjakan) di lokasi penelitian digunakan analisis regresi logistik. Data diperoleh melalui metode skoring dan dengan menggunakan teknik penskalaan Likert melalui instrumen kuesioner atas

pernyataan-pernyataan yang dibuat sebelumnya. Jawaban-jawaban tersebut diberi skor seperti tabel dibawah ini:

Tabel 5. Skala Likert

Jawaban Pertanyaan/Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Hasil tabulasi data komponen bauran pemasaran merupakan data ordinal. Kategori yang digunakan pada variabel perilaku konsumen (frekuensi pembelian dan jumlah uang yang dibelanjakan) adalah 0 untuk kategori frekuensi pembelian rendah dan 1 untuk kategori frekuensi pembelian tinggi. Kemudian 0 untuk jumlah uang yang dibelanjakan adalah sedikit dan 1 untuk jumlah uang yang dibelanjakan adalah banyak. Hasil data primer tersebut kemudian diolah dalam model persamaan regresi logistik berikut ini:

ln(

)=

B0 + B1X1 + e

Keterangan:

Ln = Logaritma natural B0 = Konstanta

B1X1 = Koefisien Regresi Logit e = standar error

p’ = Probabilitas logistik yang didapat dari rumus probabilitas logistik sebagai berikut:

p’ =

=

Keterangan:

Exp atau e = fungsi eksponen

Dari model persamaan di atas, hasil dari fungsi eksponen dapat dipermudah dengan melihat nilai Odds Ratio atau biasa disingkat dengan Exp(B) yang juga merupakan eksponen dari koefisien regresi (Suharjo, 2013)

Atribut yang diberi skor untuk setiap komponen bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Atribut Bauran Pemasaran

No. Komponen Atribut

1. Product Cita Rasa, Aroma, Ukuran, Tampilan, Wadah dan Variasi Menu

2. Price Harga yang murah dan Harga sesuai kualitas

3. Place Mudah dijangkau, Fasilitas, Area Outdoor, Kebersihan, Kenyamanan, Parkir yang luas

4. Promotion Merek kedai kopi dan Promosi iklan 3.4.1. Uji Regresi Logistik

Atas hasil regresi kemudian dapat dilihat dan diinterpretasikan berdasarkan uji Kesesuaian Model (Hosmer and Lemeshow Test), Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square), Uji parsial, dan Uji Serempak (Omnibus Test).

a. Uji Kesesuaian Model (Hosmer and Lemeshow Test)

Hosmer and Lemeshow Test adalah uji goodness of fit, yaitu uji untuk menentukan apakah model yang dibentuk sudah tepat atau tidak. Dikatakan tepat apabila tidak ada perbedaan nyata antara model dengan nilai observasi. Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu:

Jika nilai Sig. < α (0,05), maka model tidak tepat Jika nilai Sig. ≥ α (0,05), maka model tepat

b. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Koefisien determinasi ini mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Variabel Y. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Dan sebaliknya jika nilai mendekati 1 artinya variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

c. Uji Parsial (Variables in the Equation)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

H0 = artinya variabel independen (X) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

H1 = artinya variabel independen (X) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Jika nilai Sig. > α (0,05) maka H0 diterima, yang artinya secara parsial variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Jika nilai Sig. ≤ α (0,05) maka H1 diterima, yang artinya secara parsial variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

d. Uji Serempak (Omnibus Test)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

H0 = artinya variabel independen (X) secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

H1 = artinya variabel independen (X) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Jika nilai Sig. > α (0,05) maka H0 diterima, yang artinya secara serempak variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Jika nilai Sig. ≤ α (0,05) maka H1 diterima, yang artinya secara serempak variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu ditampilkan definisi dan batasan operasional, yaitu sebagai berikut:

3.5.1. Definisi

1. Bauran pemasaran adalah strategi pemasaran yang terdiri dari empat komponen yaitu produk, harga, tempat, dan promosi yang masing-masing komponen terdiri dari berbagai atribut yang terkait dengan pemasaran minuman kopi.

2. Atribut adalah unsur-unsur yang melekat pada komponen bauran pemasaran minuman kopi (Product, Price, Place, Promotion).

3. Produk adalah minuman kopi yang memiliki atribut tertentu yaitu dalam hal:

rasa, aroma, ukuran, tampilan, wadah, dan variasi menu.

4. Harga adalah besaran uang yang dibelanjakan untuk mengkonsumsi minuman kopi dan memiliki atribut tertentu yaitu dalam hal: harga yang murah dan

4. Harga adalah besaran uang yang dibelanjakan untuk mengkonsumsi minuman kopi dan memiliki atribut tertentu yaitu dalam hal: harga yang murah dan

Dokumen terkait