• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN KOPI (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN KOPI (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan)"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

OLEH:

BANIA AHMAD RIDHO LUBIS 150304019

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(2)

SKRIPSI

OLEH:

BANIA AHMAD RIDHO LUBIS 150304019

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2019

(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

BANIA AHMAD RIDHO LUBIS (150304019/AGRIBISNIS) dengan judul

“Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern Di Kota Padangsidimpuan”.

Dibimbing oleh Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen, menganalisis hubungan karakteristik dengan perilaku konsumen, serta menganalisis pengaruh bauran pemasaran terhadap perilaku konsumen kedai kopi. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling dan diperoleh sampel sebanyak 92 orang. Lokasi penelitian dilakukan di empat kedai kopi di Kota Padangsidimpuan yaitu V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Café, dan Warkop Simpang 99. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, korelasi Rank Spearman, dan Regresi Logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen kedai kopi didominasi oleh laki-laki, berusia 18-27 tahun (pemuda), pendidikan terakhir/sedang dijalani adalah sarjana, pekerjaan sebagai pegawai swasta, pendapatan Rp.1.000.000 - < Rp.3.000.000, tidak memiliki tanggungan dan jarak rumah ke kedai kopi antara 1-3 km. Karakteristik usia dan pendapatan konsumen berhubungan nyata dengan perilaku konsumen sedangkan tingkat pendidikan, jumlah tanggungan dan jarak rumah ke kedai kopi tidak berhubungan nyata. Komponen product, price, dan place berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen kopi sedangkan komponen promotion tidak berpengaruh nyata. Atribut kopi yang harus dipertahankan adalah atribut tampilan minuman kopi yang menarik, harga kopi yang sesuai kualitas, dan area outdoor yang nyaman.

Kata Kunci: Konsumen, Bauran Pemasaran, Kedai Kopi.

(6)

ABSTRACT

BANIA AHMAD RIDHO LUBIS (150304019/AGRIBUSINESS) with the thesis entitled is “Analysis of The Influence of Marketing Mix on Coffee Consumer Behavior (Case: Consumers of Modern Coffee Shop in Padangsidimpuan City”. Guided by Bapak. Ir. Thomson Sebayang, MT as the Chairman of the Advisory Committee and Ibu. Ir. Lily Fauzia, M.Si as a Member of Supervising Commission.

This study aims to determine the characteristics of consumers, analyze the correlations of characteristics and consumer behavior, and analyze the influence of marketing mix on coffee consumer behavior. The sampling method done by accidental technique and 92 samples were obtained. The location of the study was conducted in 4 coffee shops in Padangsidimpuan city namely V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Café, and Warkop Simpang 99. The method of this study was descriptive method, Rank Spearman correlation, and Logistic Regression.

The results showed that coffee shop consumers were dominated by men, aged 18- 27 years (youth), last education/being undertaken was bachelor, job as a private employee, income of Rp.1.000.000 - < Rp.3.000.000, no children, and the distance of the house to the coffee shop between 1-3 km. Age and income of consumers are significantly related to consumer behavior while the level of education, the number of dependents, and the distance of the house to the coffee shop is not significantly related. Product, price, and place have a significant effect on coffee consumer behavior while promotion does not have a significant effect. The coffee attributes that must be maintained are attractive coffee drink display, coffee price according to quality, and comfortable outdoor area.

Keywords: Consumer, Marketing Mix, Coffee Shop.

(7)

vii

RIWAYAT HIDUP

BANIA AHMAD RIDHO LUBIS, lahir di Kota Medan, pada tanggal 17 April

1997. Penulis adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Dr. Zulkifli Lubis, MA dan Ibu Enni Syarifah Harahap, SH, M.Kn.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh dan kegiatan yang pernah diikuti penulis adalah sebagai berikut:

1. Tahun 2004 masuk SD Negeri Percobaan Medan dan lulus tahun 2009.

2. Tahun 2009 masuk SMP Negeri 1 Medan dan lulus tahun 2012.

3. Tahun 2012 masuk SMA Negeri 13 Medan dan lulus tahun 2015.

4. Tahun 2015 diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SNMPTN.

5. Melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa Sidomulyo, Kecamatan Sei Balai, Kabupaten Batu Bara, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juli – Agustus tahun 2018.

6. Melakukan penelitian di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara pada bulan Juni 2019.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan)”.

Skripsi ini disusun dalam rangka memperoleh gelar Sarjana di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Bapak Ir. Thomson Sebayang, MT selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran, memotivasi penulis tanpa mengenal lelah, serta mendukung dan membantu penulis sejak masa perkuliahan hingga dalam penyelesaian skirpsi ini. Kebijaksanaan, ketegasan dan ketepatan sikap bapak menjadi panutan bagi penulis. Terima kasih juga kepada Ibu Ir. Lily Fauzia, M.Si selaku anggota komisi pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberikan motivasi, memberikan pengarahan dan memberi kemudahan kepada penulis selama penulisan skripsi ini. Kesabaran dan keikhlasan ibu menjadi panutan bagi penulis.

Ungkapan rasa terima kasih yang sama juga disampaikan kepada :

1. Kepada Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU dan Bapak Ir. M. Jufri, M.Si selaku Sekertaris Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

(9)

ix

USU yang memberikan banyak kemudahan selama mengikuti masa perkuliahan.

2. Kepada seluruh dosen Fakultas Pertanian USU khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan ilmu - ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan serta kepada seluruh pegawai Fakultas Pertanian, khususnya Program Studi Agribisnis yang telah memberikan banyak kemudahan dalam menjalankan perkuliahan dan penyelesaian skripsi.

3. Kepada orang tua tercinta Ayahanda Dr. Zulkifli Lubis, MA dan Ibunda Enni Syarifah Harahap, SH, M.Kn, yang selalu memberikan semangat, nasihat, doa yang tiada putus-putusnya serta dukungan baik secara materi maupun non materi yang tiada henti-hentinya, juga kasih sayang dan perhatiannya yang membawa penulis hingga sampai pada proses akhir pendidikan sarjana ini.

4. Kepada Abangda Ammar Yasser Lubis dan Adik-adik tercinta Chairunnisa Zulfitasari Lubis dan Danis Juangga Habibie Lubis yang telah memberikan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan proses pendidikan ini.

Curahan kasih sayang dan dorongan semangat dari mereka yang selalu menguatkan penulis.

5. Kepada sahabat saya Fitri Andani Simarmata, Charunia Fadhilah Tobing, Dwi Rizki Anisa Pandia, Fitri Ayu Dianti, Wulan Annisa, M. Afandi, M.

Zaky Arshan, Rifqi Fadhli, Miftahul Fauzan, Adji Prayogi, Azhar Afandy Matondang, Gilang Ramadhani, Husni Mubarroq Lubis, Ismail Khairuddin Harahap, Khalid Al Asri, M. Iqbal Rivai, Palguno Widodo, M. Hafizur Rasyid, Riziah Dendi Pulungan, dan Zodi Agra Ginting yang telah banyak memberi motivasi dan meluangkan waktu kepada penulis selama masa

(10)

perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.

6. Kepada teman-teman seperjuangan Agribisnis stambuk 2015, yang telah banyak membantu dan menjadi penyemangat penulis selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini. Sepenggal waktu bersama begitu berharga dan segala yang telah dilalui akan terkenang di dalam hati.

7. Kepada pemilik V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Café, dan Warkop Simpang 99, yang telah memberikan izin melaksanakan penelitian sehingga skripsi ini dapat berguna bagi seluruh pihak yang membutuhkannya.

8. Kepada responden penelitian yang telah meluangkan waktu dan kesempatan untuk diwawancarai oleh penulis demi kesempurnaan penelitian penulis serta kepada semua pihak yang terlibat yang telah mendukung yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Namun demikian penulis menyadari masih terdapat kekurangan karena keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Medan, Agustus 2019

Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

RIWAYAT HIDUP ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ...xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ...1

1.2. Perumusan Masalah ...5

1.3. Tujuan Penelitian ...5

1.4. Manfaat Penelitian ...6

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kedai Kopi Modern ...7

2.2. Landasan Teori ...8

2.2.1. Bauran Pemasaran ...8

2.2.2. Perilaku Konsumen ...11

2.3. Penelitian Terdahulu ...14

2.4. Kerangka Pemikiran ...15

2.5. Hipotesis Penelitian ...15

III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ...19

3.2. Metode Pengambilan Sampel ...19

3.3. Metode Pengumpulan Data ...20

3.4. Metode Analisis Data ...21

3.5. Definisi dan Batasan Operasional ...26

3.5.1. Definisi ...26

3.5.2. Batasan Operasional ...29

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis ...30

4.2. Keadaan Penduduk ...30

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidempuan….... ...32

(12)

5.2 Hubungan Antara Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Modern dengan Perilaku Konsumen ...36

5.2.1. Hubungan Usia dengan Perilaku Konsumen (Frekuensi

Pembelian) ...37 5.2.2. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen

(Frekuensi Pembelian)………..………38 5.2.3. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen (Frekuensi

Pembelian)……….39 5.2.4. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Perilaku Konsumen

(Frekuensi Pembelian)……….…………..41 5.2.5. Hubungan Jarak Rumah ke Kedai Kopi dengan Perilaku

Konsumen (Frekuensi

Pembelian)………..…..………...42 5.2.6. Hubungan Usia dengan Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)………...…...43 5.2.7. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen

(Jumlah Uang yang Dibelanjakan)………....45 5.2.8. Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen………….46 5.2.9. Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Perilaku Konsumen

(Jumlah Uang yang Dibelanjakan)……….………...47 5.2.10. Hubungan Jarak Rumah ke Kedai Kopi dengan Perilaku

Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)……….….49 5.3. Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran (product, price, place,

promotion) Terhadap Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian dan Jumlah Uang yang Dibelanjakan)………...…50 5.3.1. Pengaruh Product Terhadap Frekuensi Pembelian…………....50 5.3.2. Pengaruh Product Terhadap Jumlah Uang yang

Dibelanjakan………..54 5.3.3. Pengaruh Price Terhadap Frekuensi Pembelian………....58 5.3.4. Pengaruh Price Terhadap Jumlah Uang yang Dibelanjakan…..61 5.3.5. Pengaruh Place Terhadap Frekuensi Pembelian………....64 5.3.6. Pengaruh Place Terhadap Jumlah Uang yang Dibelanjakan….68 5.3.7. Pengaruh Promotion Terhadap Frekuensi Pembelian…………71 5.3.8. Pengaruh Promotion Terhadap Jumlah Uang yang

Dibelanjakan………..75 VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ...79 6.2 Saran ...80 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Keterangan Halaman

1 Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kopi di Sumatera

Utara Tahun 2012-2016 1

2 Konsumsi Kopi di Indonesia Tahun 2012-2016 3

3 Jumlah dan Distribusi Sampel Penelitian 20

4 Skor Karakteristik Konsumen Kedai Kopi 21

5 Skala Likert 23

6 Atribut Bauran Pemasaran 24

7 Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan Menurut Kecamatan

dan Jenis Kelamin 31

8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin 32

9 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia 33

10 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan 33 11 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan 34 12 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan 35 13 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jumlah Tanggungan 35 14 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jarak Rumah ke Kedai

Kopi 36

15 Hubungan Usia dengan Perilaku Konsumen (Frekuensi

Pembelian) 37

16 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen

(Frekuensi Pembelian) 39

17 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen (Frekuensi

Pembelian) 40

18 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Perilaku Konsumen

(Frekuensi Pembelian) 41

(14)

19 Hubungan Jarak Rumah ke Kedai Kopi dengan Perilaku

Konsumen (Frekuensi Pembelian) 42

20 Hubungan Usia dengan Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang

Dibelanjakan) 44

21 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Perilaku Konsumen

(Jumlah Uang yang Dibelanjakan) 45

22 Hubungan Pendapatan dengan Perilaku Konsumen (Jumlah

Uang yang Dibelanjakan) 46

23 Hubungan Jumlah Tanggungan dengan Perilaku Konsumen

(Jumlah Uang yang Dibelanjakan) 48

24 Hubungan Jarak Rumah ke Kedai Kopi dengan Perilaku

Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan) 49

25 Hosmer and Lemeshow Test 52

26 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 52

27 Uji Parsial 53

28 Uji Serempak (Omnibus Test) 54

29 Hosmer and Lemeshow Test 55

30 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 56

31 Uji Parsial 56

32 Uji Serempak (Omnibus Test) 57

33 Hosmer and Lemeshow Test 59

34 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 59

35 Uji Parsial 60

36 Uji Serempak (Omnibus Test) 60

37 Hosmer and Lemeshow Test 62

38 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 62

39 Uji Parsial 63

40 Uji Serempak (Omnibus Test) 64

41 Hosmer and Lemeshow Test 65

42 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 66

43 Uji Parsial 67

(15)

xv

44 Uji Serempak (Omnibus Test) 67

45 Hosmer and Lemeshow Test 69

46 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 70

47 Uji Parsial 70

48 Uji Serempak (Omnibus Test) 71

49 Hosmer and Lemeshow Test 72

50 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 73

51 Uji Parsial 74

52 Uji Serempak (Omnibus Test) 74

53 Hosmer and Lemeshow Test 76

54 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) 76

55 Uji Parsial 77

56 Uji Serempak (Omnibus Test) 77

(16)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1 Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi

17

(17)

17

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan

1 Karakteristik Konsumen dan Perilaku Konsumen Kedai Kopi Modern 1a Rincian Karakteristik dengan Perilaku Konsumen Kedai Kopi Modern

2 Tabulasi Skor Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Modern 3 Tabulasi Skor Atribut Bauran Pemasaran Kedai Kopi Modern 4 Tabulasi Skor Perilaku Konsumen Kedai Kopi Modern

5a Hasil Olahan SPSS Korelasi Rank Spearman Karakteristik Konsumen dengan Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian)

5b Hasil Olahan SPSS Korelasi Rank Spearman Karakteristik Konsumen dengan Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)

6a Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Product Terhadap Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian) 6b Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran

Pemasaran Product Terhadap Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)

7a Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Price Terhadap Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian) 7b Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran

Pemasaran Price Terhadap Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)

8a Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Place Terhadap Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian) 8b Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran

Pemasaran Place Terhadap Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)

xiii

(18)

9a Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran Pemasaran Promotion Terhadap Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian) 9b Hasil Olahan SPSS Uji Regresi Logistik Pengaruh Komponen Bauran

Pemasaran Promotion Terhadap Perilaku Konsumen (Jumlah Uang yang Dibelanjakan)

(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kopi (Coffea spp) merupakan komoditas ekspor yang memberikan devisa cukup tinggi khususnya dari komoditas perkebunan yang melibatkan beberapa negara produsen dan banyak negara konsumen. Kopi adalah komoditas perkebunan yang peranannya dalam perekenomian nasional sangat penting. Enam kontribusi komoditas kopi terhadap ekonomi nasional, yaitu: sebagai sumber devisa negara, pendapatan petani, penciptaan lapangan kerja, pembangunan wilayah, pendorong

agribisnis dan agroindustri, dan pendukung konservasi lingkungan (Sudjarmoko, 2013).

Menurut Wulandari dalam Meiri (2013), kopi juga merupakan salah satu komoditas perkebunan Indonesia dengan volume produksi terbesar keenam setelah kelapa sawit, karet, kelapa, tebu, dan kakao. Tingginya produksi kopi tersebut menempatkan Indonesia sebagai produsen kopi terbesar ketiga di dunia dan masuk ke dalam empat pemasok kopi terbesar di dunia bersama Brazil, Kolombia, dan Vietnam.

Tabel 1. Perkembangan Luas Areal dan Produksi Kopi di Sumatera Utara Tahun 2012-2016

Tahun

Arabika Robusta

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton)

Luas Areal (Ha)

Produksi (Ton) 2012 60.652.60 48.063.49 20.758.95 8.430.03 2013 53.907.20 42.638.30 20.257.47 60.739.60 2014 61.231.44 49.176.51 20.853.81 8.887.52 2015 62.731.00 52.902.10 21.161.85 9.830.34 2016 44.922.94 38.213.52 4.782.50 3.104.52 Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, 2018.

(20)

Salah satu provinsi penghasil kopi di Indonesia adalah provinsi Sumatera Utara.

Berdasarkan Tabel 1 diatas diperolah informasi yang menunjukkan bahwa perkembangan luas areal dan produksi kopi di Sumatera Utara selama 5 tahun cenderung mengalami peningkatan walaupun mengalami penurunan pada tahun 2016 yang disebabkan oleh kendala-kendala yang terjadi di lapangan.

Sektor perkebunan memiliki peranan yang sangat tinggi terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia, salah satunya adalah tanaman kopi. Kopi selain diekspor ke negara lain juga dikonsumsi oleh penduduk di Indonesia. Konsumsi tersebut mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya taraf hidup dan pergeseran gaya hidup masyarakat perkotaan di Indonesia (Santoso, dkk 2013).

Dengan melihat prospek agribisnis kopi di Indonesia ini akan membuka peluang usaha bagi setiap produsen untuk memanfaatkan kopi mulai dari sektor hulu hingga sektor hilirnya. Demi mengikuti keinginan konsumen, produsen kopi terus melakukan inovasi dan memberikan banyak pilihan kepada konsumen.

Budaya minum kopi saat ini merupakan suatu trend baru yang muncul diberbagai kalangan masyarakat. Meningkatnya permintaan akan kopi, memancing munculnya berbagai brand, cafe dan coffee shop di kota-kota besar. Meskipun banyak brand yang bemunculan namun pangsa pasar yang dituju berbeda-beda.

Dalam hal ini budaya konsumsi kopi ini biasanya dilakukan masyarakat di cafe dan coffee shop di kota-kota besar, dan di kedai atau warung kopi pada masyarakat desa ataupun kota-kota kecil (Kurniawan, 2017).

Pada saat ini banyak yang menganggap kopi sebagai suatu life style dan menjadikannya sebagai menu wajib dikala berkunjung ke suatu cafe. Pola

(21)

konsumsi kopi saat ini bukan hanya diminum di pagi hari saja namun di setiap waktu. Trend ini bukan hanya ada di kalangan konsumen dewasa namun juga di kalangan remaja.

Tabel 2. Konsumsi Kopi di Indonesia Tahun 2012-2016 No. Tahun

Jumlah Penduduk

(Jiwa)

Kebutuhan Kopi (Kg)

Konsumsi Kopi (Kg/Kapita/tahun)

1 2012 245.000.000 230.000.000 0.94

2 2013 249.000.000 250.000.000 1.00

3 2014 253.000.000 260.000.000 1.03

4 2015 257.000.000 280.000.000 1.09

5 2016 260.000.000 300.000.000 1.15

Sumber: http://www.aeki-aice.org

Berdasarkan Tabel 2 diatas diperoleh informasi secara umum yang menunjukkan bahwa perkembangan tingkat konsumsi kopi di Indonesia 5 tahun terakhir terus meningkat. Hal ini membuat seluruh sub sektor agribisnis terus dikembangkan untuk memenuhi seluruh permintaan konsumen terhadap kopi, yang mana hal ini berdampak pada maraknya pelaku bisnis kedai kopi yang muncul.

Dewasa ini, pelaku bisnis kedai kopi harus mampu menyiapkan strategi agar dapat menyenangkan hati dan membangun rasa antusias konsumen dalam mengkonsumsi produk sehingga akan membuat konsumen terkesan. Penciptaan suasana yang nyaman yang didukung dengan desain interior unik dan tersedianya berbagai fasilitas tambahan seperti hiburan live music, wifi serta sejenisnya merupakan daya tarik khusus bagi para customer yang pada akhirnya akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Semakin ketatnya persaingan bisnis yang ada, terutama persaingan yang berasal dari usaha sejenis, membuat usaha semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalam hal menarik konsumen. Sehingga usaha yang menerapkan konsep

(22)

pemasaran perlu mencermati perilaku konsumen dalam memilih dan melakukan pembelian terhadap suatu produk. Hal tersebut sesuai dengan konsep, bahwa salah satu cara untuk mencapai tujuan dalam usaha adalah dengan mengetahui apa kebutuhan dan keinginan konsumen serta dapat memberikan kepuasan yang lebih dibandingkan para pesaing.

Dalam upaya mencapai target pasar, diperlukan adanya konsep bauran pemasaran yang terdiri dari variabel Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi) yang dapat diterapkan dalam menjalankan usaha kedai kopi di lokasi penelitian. Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan suatu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk. Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen. Harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang yang ditawarkan. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk yang ditawarkan. Kemudian pemilihan lokasi yang tepat berarti mendapatkan lokasi yang memungkinkan paling banyak efek positifnya bagi usaha. Promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau mengingatkan pasar sasaran atas usaha dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan.

Namun pada kenyataannya di lapangan sering ditemui usaha yang tidak mampu bersaing dan mempertahankan eksistensinya dan pada akhirnya tutup. Hal ini

(23)

dikarenakan pelaku usaha tersebut tidak memanfaatkan kontribusi bauran pemasaran dengan baik sehingga target pasar tidak tercapai.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi (Kasus: Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan).

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kondisi karakteristik konsumen kedai kopi modern di lokasi penelitian?

2. Bagaimana hubungan antara karakteristik konsumen kedai kopi modern (usia, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan, dan jarak rumah ke kedai kopi) dengan perilaku konsumen di lokasi penelitian?

3. Bagaimana pengaruh komponen bauran pemasaran (product, price, place, promotion) terhadap perilaku konsumen kedai kopi modern di lokasi penelitian?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk menguraikan kondisi karakteristik konsumen kedai kopi modern di lokasi penelitian.

2. Untuk menganalisis hubungan antara karakteristik konsumen kedai kopi modern (usia, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan, dan jarak rumah ke kedai kopi) dengan perilaku konsumen di lokasi penelitian.

3. Untuk menganalisis pengaruh komponen bauran pemasaran (product, price, place, promotion) terhadap perilaku konsumen kedai kopi modern di lokasi penelitian.

(24)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat kepada:

1. Pengusaha kedai kopi, sebagai informasi bagi pemilik kedai kopi untuk mengetahui perilaku konsumen dalam memilih kedai kopi dan sebagai referensi bagi konsumen dalam memlih kedai kopi.

2. Pemerintah, sebagai masukan dan pertimbangan dalam penentuan kebijakan yang terkait dengan kedai kopi dan konsumennya.

3. Peneliti lain, sebagai sumber informasi untuk meneliti lebih lanjut mengenai konsumen kedai kopi.

(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Kedai Kopi Modern (Coffee Shop)

Pengertian coffee shop adalah suatu tempat yang identik dengan meja-meja dan kursi yang tertata rapi dan juga sofa yang nyaman, menjual aneka varian kopi dan makanan kecil sebagai penunjang disertai alunan musik dan suasana nyaman yang dapat dirasakan oleh konsumen (Soekresno dalam Poniman dan Sentoso, 2017).

Kata kafe (dalam arti kedai kopi) berasal dari bahasa Perancis yaitu Cafe, yang artinya juga kopi. Kafe yang semula selalu di pinggir jalan dan sederhana, sekarang masuk ke dalam gedung hotel berbintang atau mal, dengan berbagai nama. Salah satunya adalah coffee shop yang sekarang praktis menjual makanan berat juga, tapi juga melayani tamu yang memesan minuman dan makanan kecil (Herlyana, 2012).

Coffee Shop dikategorikan ke dalam restoran yang informal dan biasanya buka untuk 24 jam dan sering ditemui di hotel, tetapi karena perkembangan dan kebutuhan pelanggan yang sangat kompleks dan tidak ada habisnya, perkembangan coffee shop seperti sekarang ini yaitu suatu restoran informal yang menyediakan beberapa makanan ringan, minuman dan menyediakan tempat untuk bersantai dan belum tentu berlokasi di hotel tetapi bisa di ruko atau mall. Konsep tersebut sudah berbeda dengan coffee shop yang dahulu yaitu yang mempunyai tujuan utama untuk menjual kopi dan bisa dibilang coffee shop yang sekarang hampir sama konsepnya dengan kafe (Cousins, Foskett dan Gillepie dalam Poniman dan Sentoso 2017).

(26)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Bauran Pemasaran

Menurut Kotler dalam Tangko dan Christiany (2017), bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan terus-menerus untuk mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Sedangkan Kotler dan Amstrong menyatakan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran.

Kotler dalam Tangko dan Christiany (2017), mengklasifikasikan alat-alat itu menjadi empat kelompok variabel yang di kenal dengan 4P yaitu: Produk (Product), Harga (Price), Tempat (Place), dan Promosi (Promotion). Produk berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan kepada pasar konsumen. Harga adalah jumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen untuk memperoleh produk. Tempat mencakup aktivitas perusahaan untuk menyediakan produk bagi konsumen sasaran dan promosi berarti aktivitas yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk konsumen sasaran.

Zeithaml dalam Tangko dan Christiany (2017) menyatakan bahwa bauran pemasaran untuk produk barang nyata. Namun bauran pemasaran pada produk barang berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa. Bauran pemasaran untuk jasa ditambah tiga unsur lagi yaitu People, Physical Evidence dan Process.

Bauran pemasaran untuk suatu barang adalah strategi produk, promosi, tempat/lokasi dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk

(27)

menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan (Kotler dalam Sarinah dkk, 2013).

Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran untuk menyampaikan informasi secara luas, memperkenalkan suatu produk barang dan jasa, merangsang konsumen untuk memberi bahkan menciptakan preferensi pribadi terhadap image suatu produk. Oleh karena itu bauran pemasaran dianggap sebagai salah satu unsur strategi yang paling potensial di dalam memasarkan produk (Selang, 2013).

Komponen bauran pemasaran ialah produk, harga, promosi, distribusi, dan pelayanan yang diberikan kepada konsumen dari pasar sasaran; merupakan kombinasi dari semua komponen (elemen) yang memenuhi kebutuhan dan

keinginan konsumen dan memberikan nilai superior (Supranto dan Limakrisna, 2011).

Bauran pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok yang dikenal dengan istilah 4P, yaitu :

a. Product (Produk)

Menurut Kotler dalam Oktavita dkk (2013), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan dipasar dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Kepuasan konsumen tidak hanya mengacu pada bentuk fisik produk, melainkan suatu paket kepuasan yang didapat dari pembelian produk.

Kepuasan tersebut merupakan akumulasi kepuasan fisik, psikis, simbolis, dan pelayanan yang diberikan oleh produsen.

Keputusan-keputusan tentang produk mencakup penentuan bentuk penawaran produk secara fisik bagi produk berupa barang, merek yang akan ditawarkan

(28)

atau ditempelkan pada produk tersebut, fitur yang ditawarkan di dalam produk tersebut menyangkut pengemasan produk, penataan dan servis yang diberikan dalam memberikan produk. Keputusan pemilihan produk merupakan langkah awal yang harus ditentukan perusahaan untuk terus berkembang. Setelah produk telah ditentukan, langkah selanjutnya yaitu mengenai harga, tempat, dan promosi yang akan diambil.

b. Price (Harga)

Menurut Kotler dalam Oktavita dkk (2013), harga merupakan sejumlah nilai (dalam mata uang) yang harus dibayar konsumen untuk membeli atau menikmati barang atau jasa yang ditawarkan. Penentuan harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan bauran pemasaran. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknya produk atau jasa yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak lakunya produk tersebut.

c. Place (Tempat)

Menurut Tjiptono dalam Selang (2013), lokasi atau tempat seringkali ikut menentukan kesuksesan perusahaan, karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial sebuah perusahaan. Disamping itu, lokasi juga berpengaruh terhadap dimensi-dimensi strategi seperti flexibility, competitive, positioning, dan focus.

Fleksibilitas suatu lokasi merupakan ukuran sejauh mana suatu perusahaan dapat bereaksi dengan komitmen jangka pajang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif, maka perusahaan benar-benar harus

(29)

mempertimbangkan dan menyeleksi lokasi yang responsif terhadap situasi ekonomi, demografi, budaya, dan persaingan di masa mendatang.

d. Promotion (Promosi)

Menurut Hurriyati dalam Oktavita dkk (2013), promosi merupakan aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk atau mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.

Dalam pemasaran modern, produsen bukan saja bertanggung jawab menciptakan produk yang menarik akan tetapi produsen harus juga dapat berkomunikasi dengan konsumennya yang diharapkan nanti bisa menjadi konsumen tetap. Dalam hal ini diperlukan yang namanya komunikasi pemasaran. Dengan adanya komunikasi pemasaran, seorang produsen tidak akan kehilangan pangsa pasarnya sehingga dapat meningkatkan volume penjualan barang produksinya.

2.2.2. Perilaku Konsumen

Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2002) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut:

“The term consumer behavior refers to the behavior that consumers display in searching for, purchasing, using, evaluating, and disposing of products and services that they expect will satisfy their needs”.

“Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan

(30)

menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka”.

Sedangkan menurut Engel, Blackwell dan Miniard dalam Sumarwan (2002) mengartikannya sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini”.

Menurut Supranto dan Limakrisna (2011), definisi tentang perilaku memuat 3 hal penting, yaitu:

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis, sehingga susah ditebak/diramalkan.

2. Melibatkan interaksi: kognisi, afeksi, perilaku dan kejadian di sekitar/lingkungan konsumen.

3. Melibatkan pertukaran, seperti menukar barang milik penjual dengan uang milik pembeli.

Definisi yang sederhana tentang perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi) dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Menurut Setiadi (2003), studi tentang perilaku konsumen akan menjadi dasar yang amat penting dalam manajemen pemasaran. Hasil dari kajiannya akan membantu para pemasar untuk:

1. Merancang bauran pemasaran 2. Menetapkan segmentasi

3. Merumuskan positioning dan pembedaan produk

(31)

4. Memformulasikan analisis lingkungan bisnisnya 5. Mengembangkan riset pemasarannya.

Selain itu analisis perilaku konsumen juga memainkan peranan penting dalam merancang kebijakan publik. Bagi penguasa bidang ekonomi suatu negara memerlukan kajian ini untuk merumuskan kebijakannya dalam kerangka perlindungan konsumen. Studi tentang perilaku konsumen ini akan menghasilkan tiga informasi penting, yaitu a) Orientasi atau cara pandang konsumen (a consumer orientation); b) Berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (facts about buying behavior); c) Konsep yang memberi acuan pada proses berpikirnya manusia dalam berkeputusan (theories to guide the thinking process) (Setiadi, 2003).

Istilah perilaku erat dihubungkan dengan permasalahan manusia. Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi di dalam kotak hitam pembeli antara rangsangan dari luar dengan keputusan pembelian pembeli. Perilaku konsumen adalah tindakan yang terlibat langsung dalam menempatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan prosuk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2003).

Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi pemasaran yang tepat harus dipahami apa yang konsumen pikirkan (kognisi), konsumen rasakan (pengaruh), konsumen lakukan (perilaku), dan apa (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan konsumen.

(32)

Durianto dkk dalam Bangun (2015), mengatakan niat untuk membeli merupakan sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu, serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu.

Pengetahuan akan niat beli sangat diperlukan pemasar untuk mengetahui niat konsumen terhadap suatu produk maupun untuk memprediksikan penolakan konsumen di masa yang akan datang.

2.3. Penelitian Terdahulu

Menurut hasil penelitian Effendy dkk (2018) yang berjudul Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Perilaku Konsumen Dalam Mengkonsumsi Buah Jeruk Impor Di Kota Palu, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor yang terdiri dari selera, pendapatan, jumlah tanggungan, dan tingkat pendidikan terhadap perilaku konsumen. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi logistik. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa faktor selera, pendapatan, dan tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen sedangkan jumlah tanggungan tidak berpengaruh nyata.

Menurut hasil penelitian Watae dkk (2017) yang berjudul Pengaruh Faktor- Faktor Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Pembelian Pada Rumah Kopi Billy Samrat Di Manado, dengan tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor bauran pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) terhadap keputusan pembelian pada Rumah Kopi Billy Samrat di Manado. Teknik pengambilan sampel adalah non probability sampling yaitu dengan metode accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Penelitian ini

(33)

menggunakan analisis linear berganda. Hasil penelitian yakni produk dan promosi berpengaruh positif namun tidak nyata sedangkan harga dan tempat berpengaruh positif dan nyata terhadap keputusan pembelian pada Rumah Kopi Billy Samrat di Manado. Saran bagi pengelola Rumah Kopi Billy Samrat di Manando diharapkan mampu memahami produk, harga, tempat dan promosi, karena keempat hal ini dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, dan harus mampu menciptakan harga yang sesuai dengan kualitas dan mampu memberikan nilai yang baik kepada konsumen sesuai dengan kualitas yang diberikan.

2.4. Kerangka Pemikiran

Kopi merupakan salah satu jenis minuman global yang disukai oleh sebagian besar masyarakat di dunia dan sudah menjadi bagian dari life style. Untuk menemukan minuman ini tidaklah sulit, dari mulai warung pinggir jalan, cafe, sampai restoran mewah maupun hotel berbintang pasti menyediakan kopi dengan variasi jenis dan harga yang berbeda.

Dengan semakin meningkatnya trend meminum kopi di Indonesia mulai dari kalangan remaja hingga dewasa, membuat semakin banyaknya bermunculan kedai-kedai kopi di berbagai kota besar dan kota kecil di Indonesia. Hal ini mengakibatkan semakin banyaknya masyarakat yang mengkonsumsi minuman kopi setiap harinya. Masyarakat yang mengkonsumsi kopi memiliki karakteristik yang dapat menggambarkan perilakunya dalam melakukan pembelian yang dapat dilihat dari frekuensi pembeliannya dalam satu bulan terakhir serta jumlah uang yang dibelanjakan pada produk minuman kopi.

(34)

Kemudian terdapat konsep bauran pemasaran yang juga dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian. Konsep bauran pemasaran ini terdiri dari empat komponen yaitu product, price, place, dan promotion. Setiap komponen bauran pemasaran ini memiliki atribut yaitu: pada komponen product terdapat atribut rasa, aroma, ukuran, tampilan, wadah, dan variasi menu; pada komponen price terdapat atribut harga yang murah dan harga sesuai kualitas; pada komponen place terdapat atribut mudah dijangkau, fasilitas, area outdoor, kebersihan, kenyamanan, dan parkir yang luas; serta pada komponen promotion terdapat atribut merek dan promosi iklan. Keseluruhan atribut ini dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian minuman kopi di kedai kopi.

Secara rinci kajian ini digambarkan dalam skema kerangka pemikiran pada gambar 1 berikut ini:

(35)

KARAKTERISTIK KONSUMEN KOPI

Frekuensi Pembelian

Jumlah Uang yang Dibelanjakan Cita Rasa

Aroma

Ukuran

Variasi Menu Tampilan

Harga Murah

Harga Sesuai Kualitas

Mudah Dijangkau

Fasilitas Lengkap

Kebersihan

Kenyamanan

Parkir Luas

Merek

Promosi Iklan

= Menyatakan pengaruh/hubungan Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Perilaku Konsumen Kopi

17

PERILAKU KONSUMEN

KOPI BAURAN

PEMASARAN PRODUCT

PRICE

PLACE

PROMOTION

KONSUMEN KEDAI KOPI

Wadah

Area Outdoor

(36)

2.5. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan dan sesuai dengan identifikasi masalah penelitian, maka hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Karakteristik konsumen kedai kopi modern (usia, tingkat pendidikan, pendapatan, jumlah tanggungan, jarak rumah ke kedai kopi) berhubungan nyata dengan perilaku konsumen.

2. Komponen bauran pemasaran (product, price, place, promotion) berpengaruh nyata terhadap perilaku konsumen di lokasi penelitian.

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara.

Padangsidimpuan merupakan salah satu kota di Sumatera Utara dengan jumlah penduduk sebanyak 216.013 jiwa. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive). Penelitian ini dilakukan di Kota Padangsidimpuan dengan pertimbangan karena di kota ini terdapat 16 kedai kopi modern yang telah terdaftar resmi di Dinas Pariwisata Kota Padangsidimpuan. Penelitian ini dilakukan di kedai kopi yang berlokasi di V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Cafe, dan Warkop Simpang 99. Kedai kopi ini dipilih karena merupakan kedai kopi terpopuler yang ada di Kota Padangsidimpuan.

3.2. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau disebut juga sebagai responden dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling yaitu teknik Accidental Sampling.

Metode ini dilakukan dengan cara memperoleh data dari sekumpulan populasi kemudian menentukan sampel berdasarkan orang yang ditemui secara kebetulan atau siapa pun yang sedang mengkonsumsi kopi di kedai kopi tersebut.

Dilakukannya teknik accidental sampling karena jumlah populasi penikmat kopi di Kota Padangsidimpuan yang tidak terdata secara pasti. Melalui pra survey di kedai-kedai kopi yang menjadi tempat penelitian, diperoleh rata-rata pengunjung per kedai kopi sebanyak 300 orang per bulan dengan total pengunjung empat kedai kopi sebanyak 1200 orang per bulan. Dengan menggunakan metode Slovin diperoleh besar sampel sebanyak 92 orang. Sampel yang telah diperoleh

(38)

kemudian didistribusikan secara proporsional pada empat kedai kopi sehingga diperoleh sampel sebanyak 23 orang per kedai kopi.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

=

92 sampel

Keterangan:

n = Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e = Tingkat kesalahan (10%)

Tabel 3. Jumlah dan Distribusi Sampel Penelitian No. Nama Kedai Kopi

Populasi Pengunjung/bulan

(orang)

Jumlah Sampel (per Kedai Kopi)

1. V-Coffee Shop 300 23

2. Bagas Kopi 300 23

3. Free Kicks Café 300 23

4. Warkop Simpang 99 300 23

Jumlah Pengunjung (Populasi) 1200 92 Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2018.

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung menggunakan kuesioner yang diberikan kepada konsumen kopi (responden) di lokasi penelitian. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh dari instansi terkait dengan penelitian seperti Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Dinas

(39)

Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, Badan Pusat Statistik Kota Padangsidimpuan, dan Dinas Pariwisata Kota Padangsidimpuan.

3.4. Metode Analisis Data

Untuk menguji hipotesis 1, yaitu hubungan antara setiap karakteristik konsumen kopi dengan perilaku konsumen kopi digunakan analisis korelasi Rank Spearman.

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan bila datanya berskala ordinal.

Karakteristik konsumen kopi yang dianalisis yaitu usia, jumlah tanggungan, tingkat pendidikan, pendapatan per bulan dan jarak dari rumah ke kedai kopi.

Tabel 4. Skor Karakteristik Konsumen Kedai Kopi

No. Karakteristik Rincian Rank

1. Usia 18-27 Tahun 1

28-37 Tahun 38-47 Tahun

2 3

2. Jumlah Tanggungan (orang) Tidak Ada 1

1-3 orang >3 orang

2 3 3. Tingkat Pendidikan

(Terakhir/Sedang Dijalani)

SMP/SMA Diploma

Sarjana

1 2 3 4. Pendapatan Per Bulan (Rp) <Rp.1000.000 1 Rp.1.000.000 – < Rp.3.000.000 2 Rp.3.000.000 – Rp.< 5.000.000

>Rp.5.000.000

3 4 5. Jarak dari Rumah ke Kedai

Kopi (Km)

<1 km 1

1-3 km 2

>3 km 3

Menurut Suharjo (2013), langkah yang dilakukan pada analisis ini yaitu meranking setiap variabel dalam bentuk skor kemudian dikuadratkan. Kemudian hasil-hasil kuadrat selisih ranking tersebut digunakan untuk proses perhitungan yang dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

(40)

Keterangan:

rs = koefisien korelasi rank spearman di = selisih peringkat setiap data n = jumlah data

Diuji dengan uji signifikansi, dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

t = rs

Kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

Jika nilai Sig. ≥ α (0,05); H0 diterima dan H1 ditolak; (tidak ada hubungan) Jika nilai Sig. < α (0,05); H0 ditolak dan H1 diterima; (ada hubungan).

Kemudian untuk mengukur kekuatan hubungannya yaitu dengan melihat nilai correlation coefficient dengan ketentuan sebagai berikut:

Nilai 0,00-0,25 = korelasi lemah Nilai 0,26-0,50 = korelasi cukup Nilai 0,51-0,75 = korelasi kuat Nilai 0,76-0,99 = korelasi sangat kuat Nilai 1,00 = korelasi sempurna

Untuk menguji hipotesis 2, yaitu pengaruh setiap komponen bauran pemasaran kopi (product, price, place, promotion) terhadap perilaku konsumen kopi (frekuensi pembelian dan jumlah uang yang dibelanjakan) di lokasi penelitian digunakan analisis regresi logistik. Data diperoleh melalui metode skoring dan dengan menggunakan teknik penskalaan Likert melalui instrumen kuesioner atas

(41)

pernyataan-pernyataan yang dibuat sebelumnya. Jawaban-jawaban tersebut diberi skor seperti tabel dibawah ini:

Tabel 5. Skala Likert

Jawaban Pertanyaan/Pernyataan Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Netral (N) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Hasil tabulasi data komponen bauran pemasaran merupakan data ordinal. Kategori yang digunakan pada variabel perilaku konsumen (frekuensi pembelian dan jumlah uang yang dibelanjakan) adalah 0 untuk kategori frekuensi pembelian rendah dan 1 untuk kategori frekuensi pembelian tinggi. Kemudian 0 untuk jumlah uang yang dibelanjakan adalah sedikit dan 1 untuk jumlah uang yang dibelanjakan adalah banyak. Hasil data primer tersebut kemudian diolah dalam model persamaan regresi logistik berikut ini:

ln(

)=

B0 + B1X1 + e

Keterangan:

Ln = Logaritma natural B0 = Konstanta

B1X1 = Koefisien Regresi Logit e = standar error

p’ = Probabilitas logistik yang didapat dari rumus probabilitas logistik sebagai berikut:

p’ =

=

(42)

Keterangan:

Exp atau e = fungsi eksponen

Dari model persamaan di atas, hasil dari fungsi eksponen dapat dipermudah dengan melihat nilai Odds Ratio atau biasa disingkat dengan Exp(B) yang juga merupakan eksponen dari koefisien regresi (Suharjo, 2013)

Atribut yang diberi skor untuk setiap komponen bauran pemasaran adalah sebagai berikut:

Tabel 6. Atribut Bauran Pemasaran

No. Komponen Atribut

1. Product Cita Rasa, Aroma, Ukuran, Tampilan, Wadah dan Variasi Menu

2. Price Harga yang murah dan Harga sesuai kualitas

3. Place Mudah dijangkau, Fasilitas, Area Outdoor, Kebersihan, Kenyamanan, Parkir yang luas

4. Promotion Merek kedai kopi dan Promosi iklan 3.4.1. Uji Regresi Logistik

Atas hasil regresi kemudian dapat dilihat dan diinterpretasikan berdasarkan uji Kesesuaian Model (Hosmer and Lemeshow Test), Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square), Uji parsial, dan Uji Serempak (Omnibus Test).

a. Uji Kesesuaian Model (Hosmer and Lemeshow Test)

Hosmer and Lemeshow Test adalah uji goodness of fit, yaitu uji untuk menentukan apakah model yang dibentuk sudah tepat atau tidak. Dikatakan tepat apabila tidak ada perbedaan nyata antara model dengan nilai observasi. Uji ini memiliki kriteria pengambilan keputusan yaitu:

Jika nilai Sig. < α (0,05), maka model tidak tepat Jika nilai Sig. ≥ α (0,05), maka model tepat

(43)

b. Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Nagelkerke R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Koefisien determinasi ini mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen atau dengan kata lain untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel X terhadap Variabel Y. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas.

Dan sebaliknya jika nilai mendekati 1 artinya variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.

c. Uji Parsial (Variables in the Equation)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

H0 = artinya variabel independen (X) secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

H1 = artinya variabel independen (X) secara parsial berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Jika nilai Sig. > α (0,05) maka H0 diterima, yang artinya secara parsial variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Jika nilai Sig. ≤ α (0,05) maka H1 diterima, yang artinya secara parsial variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

(44)

d. Uji Serempak (Omnibus Test)

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

H0 = artinya variabel independen (X) secara serempak tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

H1 = artinya variabel independen (X) secara serempak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen (Y).

Kriteria pengambilan keputusannya adalah:

Jika nilai Sig. > α (0,05) maka H0 diterima, yang artinya secara serempak variabel independen tidak berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

Jika nilai Sig. ≤ α (0,05) maka H1 diterima, yang artinya secara serempak variabel independen berpengaruh nyata terhadap variabel dependen.

3.5. Definisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami penelitian ini, maka perlu ditampilkan definisi dan batasan operasional, yaitu sebagai berikut:

3.5.1. Definisi

1. Bauran pemasaran adalah strategi pemasaran yang terdiri dari empat komponen yaitu produk, harga, tempat, dan promosi yang masing-masing komponen terdiri dari berbagai atribut yang terkait dengan pemasaran minuman kopi.

2. Atribut adalah unsur-unsur yang melekat pada komponen bauran pemasaran minuman kopi (Product, Price, Place, Promotion).

(45)

3. Produk adalah minuman kopi yang memiliki atribut tertentu yaitu dalam hal:

rasa, aroma, ukuran, tampilan, wadah, dan variasi menu.

4. Harga adalah besaran uang yang dibelanjakan untuk mengkonsumsi minuman kopi dan memiliki atribut tertentu yaitu dalam hal: harga yang murah dan harga sesuai kualitas.

5. Tempat adalah suatu lokasi fisik bangunan kedai kopi dan lingkungannya yang digunakan dalam menjual minuman kopi yang memiliki atribut tertentu yaitu: mudah dijangkau, kelengkapan fasilitas, area outdoor, kebersihan, kenyamanan, dan parkir yang luas.

6. Promosi adalah sebuah sarana pemasaran minuman kopi yang memiliki atribut tertentu yaitu merek kedai kopi dan promosi iklan.

7. Konsumen adalah individu yang membeli dan mengkonsumsi kopi dalam bentuk minuman di kedai kopi.

8. Perilaku konsumen adalah tindakan langsung konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi kopi yang diukur dari frekuensi membeli kopi dan jumlah uang yang dibelanjakan untuk membeli kopi di kedai kopi dalam satu bulan terakhir.

9. Frekuensi pembelian adalah intensitas berulang yang dilakukan konsumen dalam membeli minuman kopi dan dirincikan menjadi 2 kategori yaitu: 0 untuk kategori frekuensi pembelian rendah (1-4 kali pembelian dalam satu bulan) dan 1 untuk kategori frekuensi pembelian tinggi (> 4 kali pembelian dalam satu bulan).

10. Jumlah uang yang dibelanjakan adalah total besaran uang yang dikeluarkan konsumen untuk membeli minuman kopi dalam sebulan terakhir yang

(46)

dirincikan menjadi 2 kategori yaitu: 0 untuk kategori jumlah uang yang dibelanjakan adalah sedikit (< Rp 100.000) dan 1 untuk kategori jumlah uang yang dibelanjakan adalah banyak (> Rp 100.000).

11. Karakteristik konsumen adalah ciri individu yang berperan sebagai pembentuk perilaku seorang konsumen dalam membeli dan mengkonsumsi minuman kopi di kedai kopi.

12. Karakteristik usia adalah konsumen yang dikategorikan menjadi 3 kategori

yaitu: Usia 18-27 tahun (Remaja Akhir/Pemuda), usia 28-37 tahun (Dewasa Awal), dan usia 38-47 tahun (Dewasa Akhir/Tua). (Depkes RI,

2009).

13. Karakteristik tingkat pendidikan adalah konsumen yang memiliki tingkat pendidikan terakhir/sedang dijalani dan dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: Tingkat SMP/SMA, Diploma, dan Sarjana.

14. Karakteristik pendapatan adalah konsumen yang memiliki pendapatan/uang

saku per bulan dan dikategorikan menjadi 4 kategori yaitu: Pendapatan

<Rp 1.000.000, pendapatan Rp 1.000.000 - < Rp 3.000.000, pendapatan Rp 3.000.000 - < Rp 5.000.000, dan pendapatan > Rp 5.000.000.

15. Karakteristik jumlah tanggungan adalah konsumen yang memiliki jumlah tanggungan anak yang dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: Tidak ada tanggungan, 1-3 orang anak, dan >3 orang anak.

16. Karakteristik jarak dari rumah ke kedai kopi adalah konsumen yang memiliki jarak dari tempat tinggal ke kedai kopi yang dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu: < 1 km, 1-3 km, dan >3 km.

(47)

17. Kedai kopi modern adalah kedai atau cafe yang menjual minuman kopi dengan beragam jenis olahannya yang proses pembuatannya sudah menggunakan mesin pembuat minuman kopi.

3.5.2. Batasan Operasional

1. Penelitian dilaksanakan di kedai kopi modern V-Coffee Shop, Bagas Kopi, Free Kicks Cafe, dan Warkop Simpang 99 di Kota Padangsidimpuan.

2. Sampel penelitian adalah konsumen yang sedang membeli atau mengkonsumsi kopi di kedai kopi modern.

3. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2019.

(48)

BAB IV

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak dan Keadaan Geografis

Kota Padangsidimpuan merupakan salah satu dari 33 Kabupaten/Kota di Sumatera Utara dengan luas daerah sekitar 159,28 km2 yang dikelilingi oleh beberapa bukit serta dilalui oleh beberapa sungai dan anak sungai. Secara astronomis, Kota Padangsidimpuan terletak antara 01o18'07'' – 01o28'19'' Lintang Utara dan antara 99o18'53'' – 99o20'35'' Bujur Timur dengan ketinggian wilayah sekitar ± 522,8 m di atas permukaan laut. Adapun batas-batas wilayah Kota Padangsidimpuan adalah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Angkola Barat Kabupaten Tapanuli Selatan

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Angkola Timur Kabupaten Tapanuli Selatan

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Batang Angkola Kabupaten Tapanuli Selatan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan

4.2. Keadaan Penduduk

Jumlah penduduk Kota Padangsidimpuan pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 216.013 jiwa dengan kepadatan penduduknya mencapai 1.356 jiwa/km2. Rasio perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan yaitu sebesar 95,10 persen yang artinya jumlah penduduk perempuan lebih banyak dibanding

(49)

jumlah penduduk laki-laki sekitar 4,60 persen. Berikut adalah tabel jumlah penduduk menurut kecamatan dan jenis kelamin di Kota Padangsidimpuan:

Tabel 7. Jumlah Penduduk Kota Padangsidimpuan Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No. Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah

1 Padangsidimpuan Tenggara 17.541 18.616 36.157 2 Padangsidimpuan Selatan 33.363 34.062 67.425 3 Padangsidimpuan Batunadua 11.435 11.594 23.029

4 Padangsidimpuan Utara 31.022 33.952 64.974

5 Padangsidimpuan Hutaimbaru 7.925 8.204 16.129 6 Padangsidimpuan Angkola Julu 4.007 4.292 8.299

Total Penduduk 105.293 110.720 216.013 Sumber: BPS Kota Padangsidimpuan Dalam Angka, 2018.

Berdasarkan Tabel 7 diatas diketahui bahwa jumlah penduduk di Kota Padangsidimpuan sebanyak 216.013 jiwa yang terdiri dari 105.293 jiwa laki-laki dan 110.720 jiwa perempuan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan dengan jumlah 67.425 jiwa sedangkan jumlah penduduk terkecil terdapat di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu dengan jumlah 8.299 jiwa.

(50)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Karakteristik Konsumen Kedai Kopi Modern di Kota Padangsidimpuan Karakteristik konsumen merupakan sejumlah ciri konsumen yang melakukan pembelian produk minuman kopi pada kedai kopi terpilih yang dirangkum berdasarkan hasil survey di lapangan. Karakteristik konsumen yang diuraikan meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, jumlah tanggungan, dan jarak rumah ke kedai kopi.

Karakteristik konsumen berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini:

Tabel 8. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Laki-Laki 79 85,8

2 Perempuan 13 14,2

Jumlah 92 100

Sumber: Lampiran 1

Pada Tabel 8 dapat dilihat bahwa jumlah konsumen yang paling banyak adalah konsumen dengan jenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 79 orang (85,8%). Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan minum kopi di kedai kopi masih didominasi dilakukan oleh kaum laki-laki.

Pengelompokan karakteristik konsumen berdasarkan usia dibagi menjadi 3 batasan usia yang diperoleh melalui perhitungan yang disesuaikan dengan data hasil survey di lapangan. Rincian karakteristik konsumen berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini:

(51)

Tabel 9. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia

No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 18 – 27 64 69,5

2 28 – 37 19 20,7

3 38 – 47 9 9,8

Jumlah 92 100

Sumber: Lampiran 1

Pada tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah konsumen paling banyak berada pada rentang usia 18-27 tahun atau kategori pemuda yaitu sebanyak 64 orang (69,5%).

Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung kedai kopi di lokasi penelitian adalah kalangan pemuda yang pada umumnya merupakan usia produktif pekerja muda yang dapat menyesuaikan kemampuannya untuk melakukan pembelian di kedai kopi.

Tingkat pendidikan dapat menentukan pendapatan dan status sosial yang juga dapat mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup seseorang. Hal ini akan membuka pandangan baru bahwa kebiasaan minum kopi tidak hanya dapat dilakukan dirumah pada sore hari setelah lelah seharian bekerja melainkan dapat juga dilakukan di kedai kopi di sela-sela waktu istirahat kerja. Karakteristik konsumen berdasarkan tingkat pendidikan (pendidikan terakhir/yang sedang diikuti) dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 SMP/SMA 14 15,2

2 Diploma 15 16,3

3 Sarjana 63 68,5

Jumlah 92 100

Sumber: Lampiran 1

Pada Tabel 10 dapat dilihat bahwa konsumen yang paling banyak mengunjungi kedai kopi di lokasi penelitian adalah konsumen dengan tingkat pendidikan

(52)

sarjana yaitu sebanyak 63 orang (68,5%). Kategori ini merupakan orang-orang dengan tingkat pendidikan terakhir atau yang sedang dijalani adalah sarjana.

Karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan dapat dilihat melalui status pekerjaan yang pada umumnya dimiliki oleh konsumen. Rincian karakteristik konsumen berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)

1 Pelajar/Mahasiswa 20 21,8

2 BUMN/Pegawai Negeri 23 25

3 Pegawai Swasta 24 26,1

4 Wiraswasta/Pengusaha 22 24,1

6 Lainnya 3 3

Jumlah 92 100

Sumber: Lampiran 1

Pada Tabel 11 dapat dilihat bahwa konsumen yang paling banyak mengunjungi kedai kopi adalah konsumen dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta yaitu sebanyak 24 orang (26,1%). Namun berdasarkan survey di lokasi penelitian juga menunjukkan bahwa hasil yang diperoleh tidak jauh berbeda dengan status pekerjaan lain seperti BUMN/pegawai negeri yaitu sebanyak 23 orang, wiraswasta/pengusaha sebanyak 22 orang, dan pelajar/mahasiswa sebanyak 20 orang. Kemudian terdapat 3 orang konsumen dengan status pekerjaan diluar kategori yaitu sebagai dokter, notaris, dan TNI.

Pendapatan merupakan faktor paling krusial dalam mempengaruhi pola konsumsi seseorang karena dapat menentukan kemampuan seseorang dalam membeli sesuatu. Karakteristik konsumen berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada Tabel 12 berikut ini:

Gambar

Tabel 15. Hubungan Usia dengan Perilaku Konsumen (Frekuensi Pembelian)
Tabel  16.  Hubungan  Tingkat  Pendidikan  dengan  Perilaku  Konsumen  (Frekuensi Pembelian)
Tabel  17.  Hubungan  Pendapatan  dengan  Perilaku  Konsumen  (Frekuensi  Pembelian)
Tabel  18.  Hubungan  Jumlah  Tanggungan  dengan  Perilaku  Konsumen  (Frekuensi Pembelian)
+6

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis dari penelitian ini adalah Bauran pemasaran, yang terdiri dari jasa ( product ), harga ( price ), promosi ( promotion ), lokasi ( place ), orang ( people ), proses dalam

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh positif dan signifikan antara bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, promotion, people, physical

Hal ini menunjukkan bauran pemasaran jasa ( product , price , place , promotion , people , process , dan physical evidence ) berpengaruh secara simultan terhadap niat

“ Manajemen pemasaran adalah pertukaran produk yang dilakukan melalui aktivitas dari bauran pemasaran, yaitu product, price,.. promotion

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh positif dan signifikan antara bauran pemasaran yang terdiri dari product, price, place, promotion, people, physical

Perumusan dalam penelitian ini adalah apakah variabel bauran pemasaran meliputi 4P, yaitu produk (product), harga (price) , tempat/lokasi (place) , dan promosi

Hipotesis Kedelapan {Bauran Pemasaran Product, Price, Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan pada Rumah Makan Mr.Teto Pusat} Hasil

Atribut product, price, place, promotion, presentation, dan personnel yang merupakan atribut bauran pemasaran ritel berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan dan secara