• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis

Secara teoritis diharapkan penulisan tesis ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pemilikan dan peralihan saham Perseroan Terbatas anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas.

2. Secara Praktis

Manfaat penelitian yang bersifat praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi, praktisi maupun masyarakat umumnya serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan Penelusuran kepustakaan, khususnya dilingkungan Fakultas Hukum Program Megister Kenotariatan dan Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara belum ada Penelitian sebelumnya dengan judul: “ Analisis Yuridis Atas Peralihan Saham Perseroan Terbatas anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas(Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011)”.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis. Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses

tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.8 Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis. Kerangka teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi perbandingan/pegangan teoritis.9

Seiring dengan perkembangan masyarakat hukum yang sifatnya dinamis mengalami perkembangan dengan perubahan dan perkembangan.Dalam hubungannya dengan perkembangan tersebut maka timbul teori-teori yang baru.Suatu teori juga mungkin memberikan pengarahan pada aktivitas penelitian yang dijalankan dan memberikan taraf pemahaman tertentu.10

Dalam setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis, teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi.11Jadi teori adalah seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefenisikan dan saling berhubungan antar variabel sehingga menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variabel dan variabel lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variabel tersebut.12

8JJJ. M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisyam, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Jilid I), (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), Hal. 203

9M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung : Mandar Maju, 1994), Hal. 80.

10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal 6.

11Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta, 1986, Hal. 122..

12Maria S. W. Sumardjono, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta, 1989, Hal 12-13, bandingkan dengan Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT.

Gramedia, Jakarta, 1989, Hal.19.

Sedangkan fungsi teori dalam penelitian adalah untuk mensistimatiskan penemuan-penemuan penelitian, membuat ramalan atau prediksi atas dasar penemuan dan menyajikan penjelasan yang dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan. Artinya teori merupakan penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskan dan harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.13

Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (Problem)yang menjadi bahan perbandinganpegangan teoritis.Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori Positivisme Hukum.

Teori Positivisme Hukum adalah teori murni yang merupakan realitas radikal.Dimana teori murni memperlihatkan kecondongannya dengan menyajikan hukum positif yang bebas dari ketercampurannya dengan menyajikan hukum positif yang bebas dari ketercampuran hukum”ideal” atau hukum yang “benar”.Dalam konteks ini, teori murni bermaksud menyajikan hukum sebagaimana adanya, bukan sebagaimana seharusnya.14

Dalam Pandangan positivis, tidak ada hukum lain, kecuali perintah penguasa.bahkanbagian dari aliran Hukum Positif yang dikenal dengan nama positivism Perundang-undangan ( Legisme)berpendapat lebih tegas, bahwa hukum itu identik dengan Undang-Undang.

13M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 80.

14Has Kelsen, Teori Hukum Murni Dasar-dasar Ilmu Hukum NormatifI dengan judul buku asli Pure Theory of Law, Alih bahsa Raisul Muttaqin, Nusa Media, Bandung, 2008, hal. 121.

John Austin mengemukakan :15Hukum adalah peraturan-peraturan yang diadakan untuk memberikanbimbingan kepada mahluk yang berakal oleh mahluk yang berkuasa atasnya”. Hukum merupakan perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau dari pemegang kedaulatan.Austin menganggap hukum sebagai suatu sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup.

Kaitan teori positivism dengan penelitian ini adalah karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam hukum perseroan. Hal ini terkait dengan keadaan ekonomi di Indonesia, kemajuan dibidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta perkembangan era globalisasi yang mengharuskan perubahan terhadap peraturan perundangan-undangan tentang perseroan sehingga Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dipandang perlu disempurnakan guna untuk meningkatkan tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum serta perkembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip good coporate govermance sehingga dilahirkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas kemudian sekaligus menyatakan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tidak berlaku lagi.16

Selain itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertanggungjawaban hukum. Pertanggungjawaban sebagai suatu keabsahan bertindak untuk melaksanakan tugas yang dibebankan, tetapi pada akhirnya tidak dapat melepaskan diri dari resultante kebebasan bertindak, berupa penuntutan untuk

15https://justitia1.wordpress.com/sistem-hukum-indonesia/, dilihat pada tanggal 10April 2016.

16Hasbullah F. Sjawie, Direksi Perseroan Terbatas serta Pertanggungjawabannya Pidana Korporas, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2013.

melaksanakan secara layak apa yang telah diwajibkan kepadanya. Pandangan tersebut bersesuaian dengan batasan Ensiklopedia Administrasi yang melaksanakan secara layak apa yang telah diwajibkan kepadanya.17

Selain manusia sebagai subyek hukum, badan hukum (rechtpersoon) juga merupakan subyek hukum, yaitu memiliki hak dan kewajiban seperti manusia. Badan Hukum dapat menjadi subyek hukum dengan memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

a. Jika badan hukum tersebut memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan orang perorangan yang bertindak dalam badan hukum itu.

b. Jika badan Hukum tersebut mempunyai kepentingan yang sama dengan kepentingan orang perorangan yaitu kepentingan sekelompok orang dengan perantara pengurusnya.

Badan Hukum dapat turut serta dalam pergaulan hidup di masyarakat, dapat menjual atau membeli barang, dapat sewa atau menyewakan barang, dapat tukar menukar barang, dapat dipertanggungjawabkan atas tindakan melanggar hukum yang merugikan orang lain.18

Teori organ mengakui dalam badan hukum terdapat orang disamping anggotanya, orang tersebut mempunyai kecakapan untuk bertindak dan juga memiliki kehendaknya bertindak selaku organ, yakni sebagai bagian dari organisme yang

17Sutarto, Encylopedia Administrasi, MCMLXXVII, Jakrta, Hal. 291.

18 Wirjono Projodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Sumur Bandung, Bandung, 1960, Hal 51.

berwujud orang, maka kehendak tersebut juga merupakan kehendak dari badan hukum.19

Organ perseroan masing-masing memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan dalam perseroan baik direksi, komisaris maupun persero/

pesaham. Apabila suatu perseroan ada anak dibawah umur maka untuk mewakili kepentingannya diwakili oleh walinya namun dalam pengalihan hak atas saham yang dimiliki oleh anak dibawah umur, dituntut pertanggungjawaban wali yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri agar dalam mengalihkan tanggung jawabnya harus sesuai ketentuan yang berlaku dengan maksud hak anak dibawah umur tersebut terlindungi.

2. Kerangka Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian adalah untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan, sedangkan konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang disebut definisi operasional.20Menurut Burhan Ashshofa, suatu konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari jumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.21

Pada penelitian ini dikemukakan beberapa konsep dasar sebagai berikut :

19M. A. Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan Hukum cetakan kedua, Pradnya Paramita, Jakarta 1982, Hal 25-26.

20 Samadi Suryabrata, Metedologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Hal.28.

21Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996) hal. 19.

a. Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk organisasi yang ada dan dikenal dalam sistem hukum dagang Indonesia. 22

b. Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.23

c. Menurut KUH Perdata Pasal 330 menerangkan seseorang belum dapat dikatakan dewasa jika orang tersebut umurnya belum genap 21 tahun, kecuali seseorang tersebut telah menikah sebelum umur 21 tahun.

d. Perwalian adalah “pengawasan terhadap anak – anak yang di bawah umur yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut sebagaimana diatur oleh undang – undang”.24

e. Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan anggaran dasar.25

f. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

22 I.G Rai Widjaja, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Jakarta: Megapoin, 2000), Hal.1.

23Sawidji Widoatmojo, Cara Shat Investasi di pasar Modal, Jakarta, Media Komputindo, Hal.

2454

Subekti, Pokok – Pokok Dari Hukum Perdata,Cet.9, PT. Pembimbing Masa, Makassar, 1953, Hal.35.

25Pasal 1 ayat 5, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Nomor 40 tahun 2007

g. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.26

h. Jual beli adalah Suatu Perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pihak pembeli.27

i. Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini, atas berdasarkan UU lainnya (pasal 1 UU No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris).28

G. Metode Penelitian

Penelitian (research) sesuai dengan tujuannya dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.Usaha mana dilakukan dengan metode-metode ilmiah yang disebut dengan metodologi penelitian.29 Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu

“methods” yang berarti cara atau jalan sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

26Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Perseroan Terbatas, Nomor 40 tahun 2007

27 Salim H.S.,Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, Hal. 49.

28Team Tatanusa, Jabatan Notaris, Jakarta: PT. Tatanusa. 2014, Hal3.

29Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1973), Hal.5.

metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.30

Penelitian Hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari beberapa gejala hukum tertentu dengan jelas menganalisanya.31

Langkah-langkah penelitian mencakup apa yang diteliti, bagaimana penelitian dilakukan serta untuk apa hasil penelitian digunakan :

1. Jenis dan sifat penelitian

Jenis Penelitian dalam tesis ini adalah deskriptif analitis .Penelitian yang bersifat Deskriptif Analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis suatu peraturan hukum.32

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan pendekatan yang bersifat kualitatif.Metode penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam perundang-undangan.33Penelitian dengan metode yuridis normatif ialah dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statue approach),34Dalam penelitian Yuridis Normatif yang dipergunakan adalah merujuk pada sumber bahan hukum, yakni

30Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997), Hal. 16.

31Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1981, Hal.43

32Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, Hal.63

33 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004, Hal. 14

34Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), Hal.

39.

penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam berbagai perangkat hukum.

2. Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam tesis ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research )bertujuan untuk mendapatkan konsep-konsep, teori-teori dan informasi-informasi serta pemikiran konseptual dari peneliti pendahulu baik berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya. Data sekunder penelitian yang digunakan terdiri dari :35

a. Bahan Hukum Primer yakni bahan hukum yang terdiri dari aturan Hukum yang terdapat pada berbagai perangkat hukum atau peraturan perundang-undangan, yaitu:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

3) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.

b. Bahan Hukum sekunder adalah bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk ke mana peneliti akan mengarah. Bahan sekunder diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana, dan hasil-hasil penelitian.36

35 Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya:

Bayumedia, 2006, Hal. 192.

36 https://lawmetha.wordpress.com/2011/05/19/metode-penelitian-hukum-normatif/, dilihat tanggal 10April 2016.

c. Bahan Hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum, ensiklopedia, dan lain-lain.37

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan meneliti sumber bacaan yang berhubungan dengan topik dalam tesis ini: Buku-buku Hukum, Majalah Hukum, Artikel-artikel, Pendapat para sarjana, dan Bahan-bahan lainnya.

4. Analisa Data

Seluruh data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan selanjutnya akan ditelaah dan dianalisis secara kualitatif dengan mempelajari seluruh jawaban kemudian diolah dengan menggunakan metode deduktif dan terakhir dilakukan pembahasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan demikian kegiatan analisis ini diharapkan akan memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini.

37Ibid

BAB II

KEDUDUKAN HUKUM ANAK DIBAWAH UMUR SELAKU PEMEGANG SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Tinjauan Umum tentang Perseroan Terbatas

1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Saham

Badan hukum dalam masyarakat kini bukanlah hal yang asing lagi untuk di jumpai.Dalam praktek sangat banyak dijumpai Perusahaan yang pada umumnya melakukan kegiatan bisnis dengan membentuk Perseroan Terbatas.Sehingga Perseroan Terbatas merupakan wadah bagi setiap orang yang ingin melakukan kegiatan bisnis/ usaha baik dalam skala kegiatan usaha kecil maupun usaha besar.

Dalam Ilmu Hukum Perdata terdapat 2 Subjek Hukum yakni Orang Perseorangan (Naturlicht Persoon) dan Badan Hukum (Recht Persoon). Badan Hukum sebagai salah satu Subjek Hukum memiliki Kewajiban & Hak yang harus dipenuhi sebagaimana yang dimuat di dalam Akta Pendirian Badan Hukum Tersebut.Sebuah Badan Hukum dikatakan sebagai Pendukung Kewajiban dan Hak namun tidak berjiwa layaknya seorang manusia.Hal ini dikarenakan setiap Perbuatan Hukum dari sebuah Badan Hukum dilakukan oleh pihak – pihak yang menjadi Pengurus dalam Anggaran Dasar Badan Hukum tersebut.Sehingga dalam hal pertanggungjawaban setiap Perbuatan Hukum yang dilakukan oleh sebuah Badan Hukum maka pertanggungjawabannya dilaksanakan oleh para Pengurus Badan Hukum tersebut.Perseroan terbatas merupakan badan usaha yang besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar.Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan Setiap orang dapat memiliki

lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.

Perseroan Terbatas merupakan sekumpulan Modal yang berbentuk Saham.Terdapat beberapa pendapat yang mendefenisikan tentang Perseroan Terbatas, diantaranya yakni :

a. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas ialah Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksana lainnya.38

b. Perseroan terbatas (PT) (dalam bahasa Belanda disebut Naamloze Vennootschap) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya, karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan

perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.39 Bila kita melihat peraturan lama pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), maka tidak ditemukan pengertian mengenai Perseroan Terbatas dalam setiap pasalnya. Namun menurut Sutantyo dan Sumatoro (1991:40) dari pasal

38Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

39https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas diperiksa pada tanggal 8 November 2016

36,40,42, dan 45 KUHD dapat disimpul bahwa suatu PT memiliki unsur-unsur sebagai berikut :40

a. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing peserta (pemegang saham) dengan tujuan untuk membentuk sejumlah dana sebagai jaminan bagi semua perikatan perseroan.

b. Adanya persero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan mereka semua di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi perseroan, yang berwenang mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris, berhak menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan menjalankan perusahaan menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar dan lain-lain.

c. Adanya pengurus (direksi) dan pengawas (komisaris) yang merupakan satu kesatuan pengurusan dan pengawasan terhadap perseroan dan tanggung jawabnya terbatas pada tugasnya, yang harus sesuai dengan anggaran dasar atau keputusan RUPS.

Dari beberapa pandangan di atas tentang Pengertian Perseroan Terbatas maka kita dapat pula mengetahui bahwasanya tujuan dari Perseroan Terbatas yakni untuk menjalankan suatu perusahaan dengan modal tertentu yang terbagi atas sebuah saham-saham, yang dimana para pemegang saham (persero) ikut serta dalam mengambil satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibuat

40 Agus Budiarto,SH,M.Hum, Kedudukan Hukum Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Ghalia Indonesia,Jakarta,2002,Hal. 24

oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung jawab sendiri dalam persetujuan-persetujuan perseroan itu (dengan tanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka setorkan). Modal Perseroan tersebut terbagi atas Modal dasar,Modal disetor & Modal ditempatkan.41Modal dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, sedangkan Modal disetor & ditempatkan merupakan nilai nominal saham yang harus disetor penuh pada saat pengesahan perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Defenisi tentang arti dari Saham, diantaranya yakni :

a. Menurut Husnan (2005:29), bahwa “Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.”42

b. Sahamdiartikan sebagai kertas berharga yang merupakan tanda bahwa pemiliknya ikut penyertaan modal suatu perseroan.43

c. Sahamadalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas.44

Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan.Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.Apabila hutang perusahaan melebihi kekayaan

41

I.G. Rai Widajaja,S.H,M.A, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Kesaint Blanc,Jakarta,2003,Hal. 26

42 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27690/Chapter%20II.pdf;jsession id=5E177AEBD5B36BCEC2F10E2F6A0BC061?sequence=4diakses tanggal 11 Februari

2017

43Gatot Supramono,S.H, Hukum Perseroan Terbatas, Djambatan,Jakarta,1996,Hal. 46

44Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990)

perusahaan, maka kelebihan hutang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham.Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Setiap saham yang dikeluarkan oleh perseroan harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang No. 40 tahun 2007, yaitu harus mencantumkan saham dalam mata uang rupiah. Dengan memiliki sejumlah saham, maka pemegangnya akan mengetahui besarnya bagian modal yang dimasukkan ke dalam perseroan.45 Jika suatu saham dikeluarkan tanpa mencantumkan nilai nominalnya, maka saham yang demikian tentunya tidak dapat diketahui berapa besarnya nilai saham dan tidak dapat diketahui pula berapa banyak atau lembar saham yang dikeluarkan sebuah perseroan.

Setiap saham yang telah dikeluarkan tersebut memberikan hak bagi pemiliknya untuk dapat mengeluarkan hak suara dalam RUPS, menerima pembayaran deviden dan sisa hasil likuidasi, serta menjalankan hak lainnya yang diatur dalam undang-undang, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat (1) huruf a,b dan c.

2. Modal pada Perseroan Terbatas

Dalam pendirian perseroan terbatas sebagai badan hukum yang di sahkan oleh Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM, harus memiliki unsur unsur pemenuhan persyaratan yang dinyatakan dalam Undang undang perseroan terbatas salah satunya ialah Modal.46

45Ibid. Hal. 46 46Ibid, Hal. 26

Modal dalam perseroan terbatas merupakan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.Namun juga tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal mengatur modal perseroan yang terdiri atas saham tanpa nilai nominal.Maka daripada itu pendirian perseroan tidak dapat dilakukan tanpa pemenuhan syarat modal minimum yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan tersebut.

Pemenuhan syarat modal minimum bertujuan agar pada waktu perseroan didirikan setidak-tidaknya sudah mempunyai modal, yaitu sebesar modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal disetor yang akan menjadi jaminan bagi pihak ketiga terhadap perseroan.

Pemenuhan syarat modal minimum bertujuan agar pada waktu perseroan didirikan setidak-tidaknya sudah mempunyai modal, yaitu sebesar modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal disetor yang akan menjadi jaminan bagi pihak ketiga terhadap perseroan.

Dokumen terkait