• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS YURIDIS ATAS PENGALIHAN SAHAM PERSEROAN TERBATAS ANAK DIBAWAH UMUR PADA PERSEROAN TERBATAS (STUDI PUTUSAN MA NOMOR 1262K/PDT/2011) TESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS YURIDIS ATAS PENGALIHAN SAHAM PERSEROAN TERBATAS ANAK DIBAWAH UMUR PADA PERSEROAN TERBATAS (STUDI PUTUSAN MA NOMOR 1262K/PDT/2011) TESIS"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

OLEH : DANA BARUS 157011218 / M.Kn

MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

TESIS

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

DANA BARUS 157011218 / M.Kn

MAGISTER KENOTARIATAN FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2018

(3)
(4)

Nama : DANA BARUS

NIM : 157011218

Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU

JudulTesis : ANALISIS YURIDIS ATAS PENGALIHAN SAHAM PERSEROAN TERBATAS ANAK DIBAWAH UMUR

UMUR PADA PERSEROAN TERBATAS( STUDI PUTUSAN MA NOMOR 1262 K/PDT/2011)

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang saya perbuat adalah asli karya saya sendiri bukan plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya terbukti Plagiat, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. Saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.

Demikian surat pernyataan ini saya perbuat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat

Medan,

Yang Membuat Pernyataan

Nama : DANA BARUS Nim : 1570211218

(5)

Pengalihan Saham Perseroan Anak dibawah Umur disebabkan oleh adanya suatu peristiwa hukum oleh sebuah Perseroan Terbatas yang disebut PT.

PEMBORONG MOEIS. Dimana terdapat permasalahan yakni saham pemberian orang tua kepada anak di bawah umur yang kemudian dialihkan oleh Wali anak dibawah umur tersebut tanpa terlebih dahulu mendapat Penetapan Persetujuan oleh Pengadilan Negeri Medan yang kemudian setelah anak tersebut dewasa melakukan penuntutan untuk pembatalan karena merasa telah dirugikan.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kedudukan Hukum anak dibawah umur sebagai pemegang Saham pada Perseroan Terbatas, Bagaimana Peran wali terhadap peralihan Saham anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas serta Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam putusan Mahkamah Agung dengan Nomor Putusan (Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011).

Jenis penelitian hukum dengan metode pendekatan yuridis normatif.

Penelitian dengan metode yuridis normatif ialah dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statue approach), penelitian hukum doktrine yang mengacu kepada norma-norma hukum. Dengan Sifat penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan Data sekunder. Selanjutnya ditarik kesimpulan dengan menggunakan metode berpikir deduktif.

Dalam hal melakukan pengurusan terhadap saham tersebut seorang anak yang masih dikategorikan/diklasifikasikan sebagai anak di bawah umur haruslah dilakukan oleh walinya. Sehingga wali tersebutlah yang nantinya melakukan pengurusan terhadap segala harta benda anak yang berada di bawah perwaliannya tersebut.

Demikian juga penjualan atau perlaihan hak atas saham Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh anak dibawah umur, orang tuanya harus terlebih dahulu dilakukan melalui persidangan. Dasar pertimbangan hakim dan akibat hukum terhadap pihak yang berperkara (Putusan BMA No. 203 pk/pdt/2007) yaitu Alasan Pemohon Kasasi I tidak dapat dibenarkan karena judex facti tidak salah menerapkan hukum dan putusannya telah tepat dan benar.

Kata Kunci : Pengalihan saham, Perseroan terbatas, Anak dibawah Umur Wali Anak.

(6)

Stock transfer of a limited liability company owned by a minor is caused by a juristic fact in a limited liability company as occurred at PT.

PEMBORONG MOEIS in which the parents give stocks to their child whose guardian transfer it without the approval of the Medan District Court that has the authority to do it. After the child becomes an adult, he files a complaint about its revocation because it has harmed him. The research problems were as follows: how about legal domicile of a minor as the share holder in a limited liability company, how about the role of a guardian in stock transfer owned by a minor in a limited liability company, and what was the judge’s basic consideration on the Supreme Court’s Ruling (Study on the Supreme Court’s Ruling No. 1262K/Pdt/2011) so that the deeds made by the Limited liability company management was considered legally defective and void.

The research used juridical normative method which used statue approach, a doctrine legal research which is referred to legal norms, and descriptive analytic method which used secondary data. The conclusion is drawn deductively.

In the case of stocks owned by a person categorized or classified as a minor, they will handled by his guardian. The same is true to the sale or transfer of the stocks of a Limited liability company owned by a minor. The right of his parents or guardian should be done through the verdict of the District Court. In this case, the child’s guardian does not do in the PT. MOEIS Limited liability company. The judge’s decision and the legal consequence on the litigants (the Supreme Court’s Ruling No. 203 PK/Pdt/2007) is that there is no approval of the Court so that the guardian’s action is legally defective or void. The reason of the applicant of the first Cassation in the case also cannot be approved since judex facti is not wrong in applying law and the decision is accurate and correct.

Keywords: Transfer of Share, Limited Liability Company, Minor, Guardian

(7)

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Didalam memenuhi tugas ini maka penulis menyusun dan memilih judul “ANALISIS YURIDIS ATAS PENGALIHAN SAHAMPERSEROAN TERBATAS ANAK DIBAWAH UMUR UMUR PADA PERSEROAN TERBATAS ( Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011 )”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan didalam penulisan Tesis ini. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik dari semua pihak agar Tesis ini dapat menjadi pedoman di masa yang akan datang.

Didalam penulisan dan penyusunan Tesis ini, penulis mendapatkan bimbingan dan pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar- besarnya secara khusus kepada Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum, selaku Ketua Komisi Pembimbing, Bapak Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, M.S, CN dan Bapak Notaris Suprayitno, SH, M.Kn, selaku Anggota Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum dan Bapak Dr.Mahmul Siregar ,SH, M.Hum selaku dosen penguji yang banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis dalam penulisan Tesis ini.

Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara

(8)

Hukum Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Dr. Muhammad Ihsan, SH, M.Hum selaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara

5. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, M.Hum selaku Sekreataris Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara

6. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staff Pengajar dan juga para Karyawan Biro pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.

Secara khusus penulis ucapkan terimakasih tak terhingga kepada Ayahanda tercinta Alm.Kayat Barus dan Ibunda tercinta Suang Br.Sembiring yang telah bersusah payah melahirkan dan membesarkan dengan penuh pengorbanan,kesabaran dan kasih sayang serta doa restu, sehingga penulis bisa meraih gelar Sarjana dan melanjutkan pendidikan Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Isteri tercinta Rosmita Br.

Tarigan dan anak-anakku tersayang Juantha Dharma Putra Barus, Agung Marchelyno Barus, Louise Gavinella Barus dan Eunike Agnesia Barus yang selalu memberikan dorongan dan semangat kepada penulis untuk penyelesaian tesis ini.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada kawan-kawan seperjuangan dan sahabat-sahabat, serta seluruh kawan-kawan di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara kelas khusus

(9)

saran yang dari awal masuk di Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis menyusun tesis ini.

Saya berharap semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa agar selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah.

Akhir kata penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna bagi diri dan semua pihak, baik dari kalangan yang mengembangkan ilmu hukum, khususnya dalam bidang kenotariatan.

Medan, Agustus 2017

Dana Barus NIM. 157011218

(10)

Alamat : Jl.Pintu Air IV, Gg. Maduma No.3, Kel.Kwala bekala, Kec.Medan Johor, Medan

JenisKelamin : Laki-Laki

Agama : Kristen

Umur : 53 tahun.

Kewarganegaraan : Indonesia

II. KELUARGA

Nama Ayah : Alm.KayatBarus

Nama Ibu : Suang Br. Sembiring

Istri : RosmitaBr.Tarigan

Anak : Juantha Dharma Putra Barus, SH.

Agung Marchelyno Barus Louise Gavinella Barus Eunike Agnesia Barus III. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Durian Tunggal(4 Desember1976) 2. SMP Negeri 1 PancurBatu (7 Mei 1980) 3. SMA Negeri 1 PancurBatu (28 April1983)

4. FakultasHukumUniversitasDarmaAgung(6 Oktober 1988)

5. Program Spesialisasi Notariat Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (21 Juni2001)

6. Program Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ( 2015-2017 )

(11)

ABSTRACT. ... ii

KATA PENGANTAR ...iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. ... vi

DAFTAR ISI. ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Keaslian Penulisan ... 11

F. Kerangka Teori dan Konsepsi. ... 11

1. Kerangka Teori ... 11

2. Konsepsi ... 16

G. Metode Penelitian ... 18

1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 18

2. Sumber Data ... 19

4. Teknik Pengumpulan Data ... 20

5. Analisis Data ... 20

BAB II KEDUDUKAN HUKUM ANAK DIBAWAH UMUR SELAKU PEMEGANG SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS. ... 21

A. Tinjauan Umum tentang Perseroan Terbatas dan Saham. .. 22

1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Saham ... 21

2. Modal pada Perseroan Terbatas ... 25

(12)

C. Kedudukan Hukum Anak dibawah Umur sebagai pemegang Saham pada Perseroan Terbatas. ... 34 1. Pengertian Anak di bawah Umur ... 34 2. Anak dibawah umur sebagai pemegang hak atas

saham di Perseroan Terbatas. ... 36

BAB III PERAN WALI TERHADAP PERALIHAN SAHAM ANAK DIBAWAH UMUR MENURUT HUKUM PERDATA ATAU HUKUM ISLAM PADA PERSEROAN TERBATAS. ... 45 A. Pengertian Wali dan Syarat – syarat menjadi Wali anak

dibawah umur ... 45 B. Peran Wali dalam menjalankan Perwalian Anak di bawah

Umur ... 54 C. Peran Wali Terhadap Peralihan Saham Anak Dibawah

Umur Pada Perseroan Terbatas ... 58 1. Batas Kewenangan Perwalian Dalam Melaksanakan

Kewajiban Sebagai Wali Anak Di Bawah Umur ... 58 2. Mekanisme Peralihan Hak atas Saham anak

dibawah Umur pada Perseroan terbatas ... 60

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG DENGAN NOMOR PUTUSAN (STUDI PUTUSAN MA NOMOR 1262 K/PDT/2011). ... 78 A. Deskripsi Kasus ... 78 B. Dasar Pertimbangan Hakim Dalam Putusan MA

NOMOR 1262 K/PDT/2011. ... 103 C. Analisis Pertimbangan Hakim. ... 109

(13)
(14)

A. Latar Belakang

Di era globalisasi sekarang ini perkembangan terhadap badan usaha semakin meningkat. Banyak jenis badan usaha yang berkembang di Indonesia, bentuk – bentuk badan usaha yang dikenal di Indonesia bergerak di berbagai bidang beberapa diantaranya adalah Perseroan Terbatas (untuk selanjutnya disebut PT) atau sering disebut Perseroan, Firma dan Perseroan Komanditer (Commanditaire Vennootschap).

Bentuk – bentuk badan usaha ini diatur dalam Buku Kesatu Bab III Bagian I Kitab Undang – Undang Hukum Dagang, Undang – Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata yang disebut Maatschap ( Persekutuan Perdata ). Di Indonesia sendiri bentuk badan usaha yang lazim dipakai dalam dunia Usaha di Indonesia yakni Perseroan Terbatas. Perseroan Terbatas (PT) (dalam bahasa Belandadisebut Naamloze Vennootschap), adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham- saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya, karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan. 1

Perseroan terbatas merupakan badan usaha dan besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar.2Syarat-syarat Pendirian Perseroan Terbatas (PT)

1Wikipedia, Perseroan Terbatas,https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas,dilihat tanggal 10 April 2016

2Ibid

(15)

secara formal berdasarkan UU NO. 40 Tahun 2007 tentang Perseroaan Terbatas (PT), yaitu :3

1. Pendiri minimal 2 orang atau lebih (pasal 7 ayat 1).

2. Anggaran Dasar Perseroan dibuat denganAkta Notaris yang berbahasa Indonesia.

3. Setiap pendiri harus mengambil bagian atas saham, kecuali dalam rangka peleburan (pasal 7 ayat 2 dan ayat 3).

4. Akta pendirian harus disahkan oleh Menteri kehakiman (sekarang Menkumham RI) dan diumumkan dalam BNRI (ps. 7 ayat 4).

5. Modal dasar perseroan minimal Rp. 50 juta dan modal disetor minimal 25%

dari modal dasar (pasal 32 dan pasal 33).

6. Pengurus Perseroan minimal 1 orang direktur dan 1 orang komisaris (pasal 92 ayat 3 & pasal 108 ayat 3).

7. Pemegang saham harus WNI atau badan hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia, kecuali Perseroan Terbatas Penanaman Modal Asing (PMA).

Ciri – ciri suatu perseroan adalah : 4

1. Pemegang saham perseroan tidak bertanggung jawab secara pribadi atas perikatan yang dibuat atas nama perseroan, dan

3UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

4I.G. Rai Widjaja,SH,M.A, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas.Kesaint Blanc.

(16)

2. Pemegang saham tidak bertanggung jawab atas kerugian perseroan melebihi nilai saham yang telah diambilnya dan tidak meliputi harta kekayaan milik pribadinya.

Dalam Menjalankan usaha perseroan dibutuhkan suatu modal dan modal ini merupakan salah satu syarat pendirian suatu Perseroan Terbatas, karena dalam perseroan harta pribadi dibedakan dengan harta perseroan (terpisah).Modal utama Perseroan Terbatas adalah Saham.Saham merupakan satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan.5 Saham sebagai suatu modal perseroan dapat dialihkan kepemilikannya kepada pihak lain dan mekanisme peralihan tersebut ditentukan dalam Anggaran Dasar sebuah Perseroan sesuai dengan peraturan Undang – Undang yang berlaku.

Kepemilikan saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemegangnya.6 Dalam pelaksanaan Jual- Beli terdapat ketentuan yang harus di ikuti oleh pihak yang mengadakannya, yang mana ketentuan tersebut di atur dalam Pasal 1320 Kitab Undang – Undang Hukum Perdata yang berbunyi :

Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat : 1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu hal tertentu;

4. Suatu sebab yang halal.

5https://id.wikipedia.org/wiki/Saham, Dilihat pada tangal 10 April 2016.

6I.G. Rai Widjaja,SH,M.A, Op. Cit hal. 42

(17)

Pada point 1 dan ke 2 merupakan syarat formill dalam suatu mekanisme suatu perikatan, sehingga apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka suatu perjanjian tersebut dapat dibatalkan, sedangkan untuk point ke 3 dan ke 4 merupakan syarat materill sehingga apabila syarat tersebut tidak terpenuhi maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan demi hukum. Dalam hal kecakapan seseorang untuk dapat melakukan tindakan hukum, terdapat beragam versi pengaturan di yang terdapat di Indonesia diantaranya yakni :

1. Menurut pasal 330 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dijelaskan bahwa seseorang dianggap sudah dewasa jika sudah berusia 21 tahun atau sudah (pernah) menikah.

2. Menurut Undang – Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, dimana dalam Undang – Undang tersebut diatur bahwa usia dewasa bagi laki-laki 18 tahun, sedangkan bagi perempuan usia dewasa tersebut ialah16 tahun.

3. Menurut Undang – Undang No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan Pasal 1 angka 26 dinyatakan bahwa Anak ialah setiap orang yang berumur 18 tahun.

4. Menurut Undang - Undang No. 8 tahun 2012 Pasal 12 huruf a, tentang Pemilu dijelaskan bahwa batasusia dinyatakan dewasa ialah 21 tahun atau telah berumah tangga.

5. Menurut Undang - Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 1 juga dijelaskan bahwa Anak adalah seseorang yang belum berumur 18 tahun, termasuk yang masih di dalam kandungan.

(18)

6. Menurut Undang - Undang Perlindungan Anak No. 23 tahun 2002 Pasal 1 ayat 1 juga dikatakan bahwa anak ialah seorang yang belum berusia 18 tahun termasuk anak yang masih di dalam kandungan.

Akibat dari banyaknya pengaturan tentang kecakapan untuk melakukan tindakan hukum tersebut, menimbulkan beragam opini dalam masyarakat, sehingga haruslah dapat dicermati dalam hal apa tindakan hukum tersebut dilakukan, apakah dikaji dalam melakukan suatu perikatan sehingga tunduk pada ketentuan yang berlaku dalam Kitab Undang – Undang Hukum Perdata, atau dalam hal Pemilihan Umum dan sebagainya. Secara umum dan penerapannya di lapangan dalam penentuan kecakapan bertindak hukum oleh seseorang diakui apabila seseorang tersebut telah berumur 21 tahun. Bertahun-tahun batas usia dewasa tersebut diikuti oleh seluruh ahli hukum di Indonesia. Sehingga, jika ada tanah dan bangunan yang terdaftar atas nama seorang anak yang belum berusia 21 tahun, maka untuk melakukan tindakan penjualan atas tanah dan bangunan tersebut dibutuhkan izin/penetapan dari Pengadilan Negeri setempat. Demikian pula untuk melakukan pendirian suatu Perseroan Terbatas /Commanditaire Vennootschap/ FIRMA/ YAYASAN, jika salah seorang pendirinya adalah seseorang yang belum berusia 21 tahun, harus diwakili oleh salah satu orang tuanya.7 Namun sesuai dengan perkembangan hukum sekarang umur dewasa tersebut berubah menjadi 18 tahun.

Ketertarikan dalam menganalisa Pengalihan Saham Perseroan Anak dibawah Umur disebabkan oleh adanya suatu peristiwa hukum oleh sebuah Perseroan Terbatas yang disebut PT. PEMBORONG MOEIS. Dimana terdapat permasalahan yakni

7

http://irmadevita.com/2008/batas-usia-dewasa/, diakses pada tanggal 30 Januari 2016.

(19)

saham pemberian orang tua kepada anak di bawah umur yang kemudian dialihkan oleh Wali anak dibawah umur tersebut tanpa terlebih dahulu mendapat Penetapan Persetujuan oleh Pengadilan Negeri Medan yang kemudian setelah anak tersebut dewasa melakukan penuntutan untuk pembatalan karena merasa telah dirugikan.

Adapun riwayat kasusnya yaitu semasa hidupnya Abdoel Moeis Nasution alias Abdul Muis Nasution telah melangsungkan perkawinan dengan 5(lima) orang perempuan (isteri) dan perkawinan tersebut dikaruniakan dengan 13 (tiga belas) orang anak, yakni :

1. Dari Isteri pertama Almarhumah Aisjah Batubara alias Aisyah Batubara mempunyai anak bernama :

a. Dahlina Nasution (Penggugat I) b. Dahlia Nasution (Penggugat II) c. Valentino Nasution (Penggugat III) d. Abdul Munir Nasution (Penggugat IV)

2. Dari isteri kedua Almarhumah Asmah Lubis mempunyai anak bernama Zulkarnaen Nasution;

3. Dari isteri ketiga almarhumah Hj. Chairidar Dahlan mempunyai anak bernama :

a. Istihsanah Nasution (turut Tergugat I) b. Muchrid Nasution (Tergugat I)

c. Nurmizani Nasution (turut Tergugat I) d. Nasrullah Nasution (Turut Tergugat I)

(20)

4. Dari isteri keempat Sarifah fadlon Alsegaf mempunyai anak bernama : a. Shamunasti Nasution (turut Tergugat I)

b. Shamuddin Nasution (Turut tergugat I)

5. Dari isteri kelima Anita Mardiana mempunyai anak bernama : a. Muani Nasution (Turut Tergugat I)

b. Mualimah nasution (turut Tergugat I)

Abdul Moeis ada mendirikan perusahaan yang bergerak dibidang pemborong bangunan niaga dan industri atau dikenal dengan nama PT. Perusahaan Pemborong

Pada tanggal 11 Maret 1964 Tuan Abul Moeis memberikan Saham PT. Moeis kepada anak-anaknya yaitu :

1. Dahlina Nasution, sebanyak : 10 lembar saham 2. Zulkarnaen Nasution, sebanyak : 10 lembar saham;

3. Yusuf Valentino Nasution, sebanyak : 10 lembar saham;

4. Dahlia Nasution, sebanyak : 10 lembar saham;

5. Abdul Munir Nasution, sebanyak : 10 lembar saham;

Pada tanggal 14 Maret 1964 Abdul Moeis sebagai orang tua dari Dahlina dan anak-anak lainnya yang masih dibawah umur menjual saham PT. Moeis kepada pihak lain tanpa adanya penetapan pengadilan.

Setelah Dahlina dan adik-adiknya dewasa ada mengetahui bahwa mereka adalah pemegang saham PT. Moeis, yang mana saham yang mereka miliki telah dijual oleh ayah mereka semasa hidupnya kepada pihak lain.

(21)

Merasa dirugikan haknya maka Dahlina, dkk Menggugat PT. Moeis dan pemilik saham yang membeli saham mereka dahulu ke Pengadilan Negeri Medan, dengan perkara Nomor : 124/PdtG/2009/PN.Mdn, tanggal 9 Oktober 2009.

Yang mana putusan Pengadilan Negeri Medan memenangkan gugatan Dahlina, dkk dengan putusan :

1. Membatalkan jual beli saham tanggal 11 Maret 1964 atas saham Dahlina, Dkk dan dinyatakan jual beli saham cacat hukum;

2. Menyatakan sah saham Dahlina, dkk dan mengembalikan keposisi semula;

3. Memerintahkan PT. Moeis untuk menyerahkan semua saham dan aset Dahlina, dkk.

Selanjutnya Pihak tergugat melakukan Banding ke Pengadilan Tinggi Medandengan nomor putusan 423/PDT/2009/PT-MDN dan putusan Banding di Pengadilan Tinggi Medan tetap menguatkan putusan dari Pengadilan Negeri Medan, selanjutnya pada tahun 2011 tergugat melakukan upaya hukum kasasi ke Mahkamah Agung dengan Nomor 1262k/Pdt/2011 dan pada tingkat Kasasi memutuskan permohonan kasasi pemohon kasasi/dahulu tergugat/pembanding di tolak.

Dari uraian diatas maka penulis melakukan penelitian dengan judul

„‟ANALISIS YURIDIS ATAS PENGALIHAN SAHAM PERSEROAN TERBATAS ANAK DIBAWAH UMUR PADA PERSEROAN TERBATAS (Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011)‟‟

(22)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Kedudukan Hukum anak dibawah umur sebagai pemegang Saham pada Perseroan Terbatas ?

2. Bagaimana Peran wali terhadap peralihan Saham anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas?

3. Apa yang menjadi dasar pertimbangan hakim dalam putusan Mahkamah Agung dengan Nomor Putusan (Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan Permasalahan yang dikemukakan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuibagaimana Kedudukan Hukum anak dibawah umur sebagai pemegang Saham pada Perseroan Terbatas.

2. Untuk mengetahui bagaimana Peran wali terhadap peralihan Saham anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas.

3. Untuk mengetahui bagaimana dasar pertimbangan hakim dalam putusan Mahkamah Agung dengan Nomor Putusan (Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011)

(23)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis

Secara teoritis diharapkan penulisan tesis ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan terutama mengenai pemilikan dan peralihan saham Perseroan Terbatas anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas.

2. Secara Praktis

Manfaat penelitian yang bersifat praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan bagi kalangan akademisi, praktisi maupun masyarakat umumnya serta dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian dibidang yang sama.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan Penelusuran kepustakaan, khususnya dilingkungan Fakultas Hukum Program Megister Kenotariatan dan Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara belum ada Penelitian sebelumnya dengan judul: “ Analisis Yuridis Atas Peralihan Saham Perseroan Terbatas anak dibawah umur pada Perseroan Terbatas(Studi Putusan MA Nomor 1262 K/Pdt/2011)”.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi 1. Kerangka Teori

Setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis. Teori adalah untuk menerangkan atau menjelaskan mengapa gejala spesifik atau proses

(24)

tertentu terjadi dan suatu teori harus diuji dengan menghadapkannya pada fakta-fakta yang dapat menunjukkan ketidakbenarannya.8 Kerangka teori merupakan landasan dari teori atau dukungan teori dalam membangun atau memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis. Kerangka teori dimaksud adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori, tesis, mengenai suatu kasus atau permasalahan yang menjadi perbandingan/pegangan teoritis.9

Seiring dengan perkembangan masyarakat hukum yang sifatnya dinamis mengalami perkembangan dengan perubahan dan perkembangan.Dalam hubungannya dengan perkembangan tersebut maka timbul teori-teori yang baru.Suatu teori juga mungkin memberikan pengarahan pada aktivitas penelitian yang dijalankan dan memberikan taraf pemahaman tertentu.10

Dalam setiap penelitian harus disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis, teori adalah untuk menerangkan dan menjelaskan gejala spesifik untuk proses tertentu terjadi.11Jadi teori adalah seperangkat preposisi yang berisi konsep abstrak atau konsep yang sudah didefenisikan dan saling berhubungan antar variabel sehingga menghasilkan pandangan sistematis dari fenomena yang digambarkan oleh suatu variabel dan variabel lainnya dan menjelaskan bagaimana hubungan antar variabel tersebut.12

8JJJ. M. Wuisman, dengan penyunting M. Hisyam, Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial (Jilid I), (Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1996), Hal. 203

9M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, (Bandung : Mandar Maju, 1994), Hal. 80.

10 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Suatu Tinjauan Singkat, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003, Hal 6.

11Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum. UI Press. Jakarta, 1986, Hal. 122..

12Maria S. W. Sumardjono, Pembuatan Usulan Penelitian, Gramedia, Yogyakarta, 1989, Hal 12-13, bandingkan dengan Koentjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, PT.

Gramedia, Jakarta, 1989, Hal.19.

(25)

Sedangkan fungsi teori dalam penelitian adalah untuk mensistimatiskan penemuan-penemuan penelitian, membuat ramalan atau prediksi atas dasar penemuan dan menyajikan penjelasan yang dalam hal ini untuk menjawab pertanyaan. Artinya teori merupakan penjelasan rasional yang berkesesuaian dengan objek yang dijelaskan dan harus didukung oleh fakta empiris untuk dapat dinyatakan benar.13

Kerangka teori adalah kerangka pemikiran atau butir-butir pendapat, teori tesis mengenai sesuatu kasus atau permasalahan (Problem)yang menjadi bahan perbandinganpegangan teoritis.Teori yang digunakan dalam tesis ini adalah teori Positivisme Hukum.

Teori Positivisme Hukum adalah teori murni yang merupakan realitas radikal.Dimana teori murni memperlihatkan kecondongannya dengan menyajikan hukum positif yang bebas dari ketercampurannya dengan menyajikan hukum positif yang bebas dari ketercampuran hukum”ideal” atau hukum yang “benar”.Dalam konteks ini, teori murni bermaksud menyajikan hukum sebagaimana adanya, bukan sebagaimana seharusnya.14

Dalam Pandangan positivis, tidak ada hukum lain, kecuali perintah penguasa.bahkanbagian dari aliran Hukum Positif yang dikenal dengan nama positivism Perundang-undangan ( Legisme)berpendapat lebih tegas, bahwa hukum itu identik dengan Undang-Undang.

13M. Solly Lubis, Filsafat Ilmu dan Penelitian, Mandar Maju, Bandung, 1994, Hal. 80.

14Has Kelsen, Teori Hukum Murni Dasar-dasar Ilmu Hukum NormatifI dengan judul buku asli Pure Theory of Law, Alih bahsa Raisul Muttaqin, Nusa Media, Bandung, 2008, hal. 121.

(26)

John Austin mengemukakan :15Hukum adalah peraturan-peraturan yang diadakan untuk memberikanbimbingan kepada mahluk yang berakal oleh mahluk yang berkuasa atasnya”. Hukum merupakan perintah dari mereka yang memegang kekuasaan tertinggi atau dari pemegang kedaulatan.Austin menganggap hukum sebagai suatu sistem yang logis, tetap dan bersifat tertutup.

Kaitan teori positivism dengan penelitian ini adalah karena adanya perubahan- perubahan yang terjadi dalam hukum perseroan. Hal ini terkait dengan keadaan ekonomi di Indonesia, kemajuan dibidang-bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi serta perkembangan era globalisasi yang mengharuskan perubahan terhadap peraturan perundangan-undangan tentang perseroan sehingga Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 dipandang perlu disempurnakan guna untuk meningkatkan tuntutan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum serta perkembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip good coporate govermance sehingga dilahirkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas kemudian sekaligus menyatakan Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 tidak berlaku lagi.16

Selain itu, teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pertanggungjawaban hukum. Pertanggungjawaban sebagai suatu keabsahan bertindak untuk melaksanakan tugas yang dibebankan, tetapi pada akhirnya tidak dapat melepaskan diri dari resultante kebebasan bertindak, berupa penuntutan untuk

15https://justitia1.wordpress.com/sistem-hukum-indonesia/, dilihat pada tanggal 10April 2016.

16Hasbullah F. Sjawie, Direksi Perseroan Terbatas serta Pertanggungjawabannya Pidana Korporas, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti, 2013.

(27)

melaksanakan secara layak apa yang telah diwajibkan kepadanya. Pandangan tersebut bersesuaian dengan batasan Ensiklopedia Administrasi yang melaksanakan secara layak apa yang telah diwajibkan kepadanya.17

Selain manusia sebagai subyek hukum, badan hukum (rechtpersoon) juga merupakan subyek hukum, yaitu memiliki hak dan kewajiban seperti manusia. Badan Hukum dapat menjadi subyek hukum dengan memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

a. Jika badan hukum tersebut memiliki kekayaan sendiri yang terpisah dari kekayaan orang perorangan yang bertindak dalam badan hukum itu.

b. Jika badan Hukum tersebut mempunyai kepentingan yang sama dengan kepentingan orang perorangan yaitu kepentingan sekelompok orang dengan perantara pengurusnya.

Badan Hukum dapat turut serta dalam pergaulan hidup di masyarakat, dapat menjual atau membeli barang, dapat sewa atau menyewakan barang, dapat tukar menukar barang, dapat dipertanggungjawabkan atas tindakan melanggar hukum yang merugikan orang lain.18

Teori organ mengakui dalam badan hukum terdapat orang disamping anggotanya, orang tersebut mempunyai kecakapan untuk bertindak dan juga memiliki kehendaknya bertindak selaku organ, yakni sebagai bagian dari organisme yang

17Sutarto, Encylopedia Administrasi, MCMLXXVII, Jakrta, Hal. 291.

18 Wirjono Projodikoro, Perbuatan Melanggar Hukum, Sumur Bandung, Bandung, 1960, Hal 51.

(28)

berwujud orang, maka kehendak tersebut juga merupakan kehendak dari badan hukum.19

Organ perseroan masing-masing memiliki tanggung jawab dalam menjalankan kegiatan dalam perseroan baik direksi, komisaris maupun persero/

pesaham. Apabila suatu perseroan ada anak dibawah umur maka untuk mewakili kepentingannya diwakili oleh walinya namun dalam pengalihan hak atas saham yang dimiliki oleh anak dibawah umur, dituntut pertanggungjawaban wali yang ditetapkan oleh Pengadilan Negeri agar dalam mengalihkan tanggung jawabnya harus sesuai ketentuan yang berlaku dengan maksud hak anak dibawah umur tersebut terlindungi.

2. Kerangka Konsepsi

Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsepsi dalam penelitian adalah untuk menghubungkan teori dan observasi, antara abstrak dan kenyataan, sedangkan konsep diartikan sebagai kata yang menyatukan abstraksi yang disebut definisi operasional.20Menurut Burhan Ashshofa, suatu konsep merupakan abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari jumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu.21

Pada penelitian ini dikemukakan beberapa konsep dasar sebagai berikut :

19M. A. Moegni Djojodirdjo, Perbuatan Melawan Hukum cetakan kedua, Pradnya Paramita, Jakarta 1982, Hal 25-26.

20 Samadi Suryabrata, Metedologi Penelitian, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998, Hal.28.

21Burhan Ashshofa, Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta : Rineka Cipta, 1996) hal. 19.

(29)

a. Perseroan Terbatas adalah suatu bentuk organisasi yang ada dan dikenal dalam sistem hukum dagang Indonesia. 22

b. Saham adalah tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.23

c. Menurut KUH Perdata Pasal 330 menerangkan seseorang belum dapat dikatakan dewasa jika orang tersebut umurnya belum genap 21 tahun, kecuali seseorang tersebut telah menikah sebelum umur 21 tahun.

d. Perwalian adalah “pengawasan terhadap anak – anak yang di bawah umur yang tidak berada di bawah kekuasaan orang tua serta pengurusan benda atau kekayaan anak tersebut sebagaimana diatur oleh undang – undang”.24

e. Direksi adalah organ Perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan anggaran dasar.25

f. Dewan Komisaris adalah organ perseroan yang bertugas melakukan pengawasan secara umum dan/atau khusus sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi.

22 I.G Rai Widjaja, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, (Jakarta: Megapoin, 2000), Hal.1.

23Sawidji Widoatmojo, Cara Shat Investasi di pasar Modal, Jakarta, Media Komputindo, Hal.

2454

Subekti, Pokok – Pokok Dari Hukum Perdata,Cet.9, PT. Pembimbing Masa, Makassar, 1953, Hal.35.

25Pasal 1 ayat 5, Undang-Undang Perseroan Terbatas, Nomor 40 tahun 2007

(30)

g. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah Organ Perseroan yang mempunyai wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Dewan Komisaris dalam batas yang ditentukan dalam Undang-Undang ini dan/atau anggaran dasar.26

h. Jual beli adalah Suatu Perjanjian yang dibuat antara pihak penjual dan pihak pembeli.27

i. Notaris adalah Pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta autentik dan memiliki kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam UU ini, atas berdasarkan UU lainnya (pasal 1 UU No. 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris).28

G. Metode Penelitian

Penelitian (research) sesuai dengan tujuannya dapat didefinisikan sebagai usaha untuk menentukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan.Usaha mana dilakukan dengan metode-metode ilmiah yang disebut dengan metodologi penelitian.29 Kata metode berasal dari bahasa Yunani yaitu

“methods” yang berarti cara atau jalan sehubungan dengan upaya ilmiah, maka

26Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang Perseroan Terbatas, Nomor 40 tahun 2007

27 Salim H.S.,Hukum Kontrak Teori dan Teknik Penyusunan Kontrak, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, Hal. 49.

28Team Tatanusa, Jabatan Notaris, Jakarta: PT. Tatanusa. 2014, Hal3.

29Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1973), Hal.5.

(31)

metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan.30

Penelitian Hukum pada dasarnya merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode, sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari beberapa gejala hukum tertentu dengan jelas menganalisanya.31

Langkah-langkah penelitian mencakup apa yang diteliti, bagaimana penelitian dilakukan serta untuk apa hasil penelitian digunakan :

1. Jenis dan sifat penelitian

Jenis Penelitian dalam tesis ini adalah deskriptif analitis .Penelitian yang bersifat Deskriptif Analitis merupakan suatu penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis suatu peraturan hukum.32

Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif, dengan pendekatan yang bersifat kualitatif.Metode penelitian yuridis normatif adalah metode penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam perundang- undangan.33Penelitian dengan metode yuridis normatif ialah dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statue approach),34Dalam penelitian Yuridis Normatif yang dipergunakan adalah merujuk pada sumber bahan hukum, yakni

30Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997), Hal. 16.

31Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1981, Hal.43

32Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI Press, 1986, Hal.63

33 Soerjono Soekanto, Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2004, Hal. 14

34Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), Hal.

39.

(32)

penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam berbagai perangkat hukum.

2. Sumber Data

Data yang dipergunakan dalam tesis ini adalah data sekunder, yang diperoleh dari penelitian kepustakaan (library research )bertujuan untuk mendapatkan konsep-konsep, teori-teori dan informasi-informasi serta pemikiran konseptual dari peneliti pendahulu baik berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya. Data sekunder penelitian yang digunakan terdiri dari :35

a. Bahan Hukum Primer yakni bahan hukum yang terdiri dari aturan Hukum yang terdapat pada berbagai perangkat hukum atau peraturan perundang- undangan, yaitu:

1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2) Kitab Undang-Undang Hukum Dagang

3) UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas.

b. Bahan Hukum sekunder adalah bahan hukum yang tidak mengikat tetapi menjelaskan mengenai bahan hukum primer yang merupakan hasil olahan pendapat atau pikiran para pakar atau ahli yang mempelajari suatu bidang tertentu secara khusus yang akan memberikan petunjuk ke mana peneliti akan mengarah. Bahan sekunder diperoleh dari buku teks, jurnal-jurnal, pendapat sarjana, dan hasil-hasil penelitian.36

35 Jhony Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Surabaya:

Bayumedia, 2006, Hal. 192.

36https://lawmetha.wordpress.com/2011/05/19/metode-penelitian-hukum- normatif/, dilihat tanggal 10April 2016.

(33)

c. Bahan Hukum tersier adalah bahan hukum yang mendukung bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder dengan memberikan pemahaman dan pengertian atas bahan hukum lainnya. Bahan hukum yang dipergunakan oleh penulis adalah Kamus Besar Bahasa Indonesia dan Kamus Hukum, ensiklopedia, dan lain-lain.37

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan penelitian kepustakaan (library research), yaitu dengan meneliti sumber bacaan yang berhubungan dengan topik dalam tesis ini: Buku-buku Hukum, Majalah Hukum, Artikel-artikel, Pendapat para sarjana, dan Bahan-bahan lainnya.

4. Analisa Data

Seluruh data yang sudah diperoleh dan dikumpulkan selanjutnya akan ditelaah dan dianalisis secara kualitatif dengan mempelajari seluruh jawaban kemudian diolah dengan menggunakan metode deduktif dan terakhir dilakukan pembahasan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Dengan demikian kegiatan analisis ini diharapkan akan memberikan solusi atas permasalahan dalam penelitian ini.

37Ibid

(34)

BAB II

KEDUDUKAN HUKUM ANAK DIBAWAH UMUR SELAKU PEMEGANG SAHAM PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Tinjauan Umum tentang Perseroan Terbatas

1. Pengertian Perseroan Terbatas dan Saham

Badan hukum dalam masyarakat kini bukanlah hal yang asing lagi untuk di jumpai.Dalam praktek sangat banyak dijumpai Perusahaan yang pada umumnya melakukan kegiatan bisnis dengan membentuk Perseroan Terbatas.Sehingga Perseroan Terbatas merupakan wadah bagi setiap orang yang ingin melakukan kegiatan bisnis/ usaha baik dalam skala kegiatan usaha kecil maupun usaha besar.

Dalam Ilmu Hukum Perdata terdapat 2 Subjek Hukum yakni Orang Perseorangan (Naturlicht Persoon) dan Badan Hukum (Recht Persoon). Badan Hukum sebagai salah satu Subjek Hukum memiliki Kewajiban & Hak yang harus dipenuhi sebagaimana yang dimuat di dalam Akta Pendirian Badan Hukum Tersebut.Sebuah Badan Hukum dikatakan sebagai Pendukung Kewajiban dan Hak namun tidak berjiwa layaknya seorang manusia.Hal ini dikarenakan setiap Perbuatan Hukum dari sebuah Badan Hukum dilakukan oleh pihak – pihak yang menjadi Pengurus dalam Anggaran Dasar Badan Hukum tersebut.Sehingga dalam hal pertanggungjawaban setiap Perbuatan Hukum yang dilakukan oleh sebuah Badan Hukum maka pertanggungjawabannya dilaksanakan oleh para Pengurus Badan Hukum tersebut.Perseroan terbatas merupakan badan usaha yang besarnya modal perseroan tercantum dalam anggaran dasar.Kekayaan perusahaan terpisah dari kekayaan pribadi pemilik perusahaan sehingga memiliki harta kekayaan Setiap orang dapat memiliki

(35)

lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan. Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.

Perseroan Terbatas merupakan sekumpulan Modal yang berbentuk Saham.Terdapat beberapa pendapat yang mendefenisikan tentang Perseroan Terbatas, diantaranya yakni :

a. Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2007 menyebutkan bahwa Perseroan Terbatas ialah Badan Hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksana lainnya.38

b. Perseroan terbatas (PT) (dalam bahasa Belanda disebut Naamloze Vennootschap) adalah suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki bagian sebanyak saham yang dimilikinya, karena modalnya terdiri dari saham-saham yang dapat diperjualbelikan, perubahan kepemilikan

perusahaan dapat dilakukan tanpa perlu membubarkan perusahaan.39 Bila kita melihat peraturan lama pada Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD), maka tidak ditemukan pengertian mengenai Perseroan Terbatas dalam setiap pasalnya. Namun menurut Sutantyo dan Sumatoro (1991:40) dari pasal

38Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

39https://id.wikipedia.org/wiki/Perseroan_terbatas diperiksa pada tanggal 8 November 2016

(36)

36,40,42, dan 45 KUHD dapat disimpul bahwa suatu PT memiliki unsur-unsur sebagai berikut :40

a. Adanya kekayaan yang terpisah dari kekayaan pribadi masing-masing peserta (pemegang saham) dengan tujuan untuk membentuk sejumlah dana sebagai jaminan bagi semua perikatan perseroan.

b. Adanya persero atau pemegang saham yang tanggung jawabnya terbatas pada jumlah nominal saham yang dimilikinya. Sedangkan mereka semua di dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), merupakan kekuasaan tertinggi dalam organisasi perseroan, yang berwenang mengangkat dan memberhentikan direksi dan komisaris, berhak menetapkan garis-garis besar kebijaksanaan menjalankan perusahaan menetapkan hal-hal yang belum ditetapkan dalam anggaran dasar dan lain-lain.

c. Adanya pengurus (direksi) dan pengawas (komisaris) yang merupakan satu kesatuan pengurusan dan pengawasan terhadap perseroan dan tanggung jawabnya terbatas pada tugasnya, yang harus sesuai dengan anggaran dasar atau keputusan RUPS.

Dari beberapa pandangan di atas tentang Pengertian Perseroan Terbatas maka kita dapat pula mengetahui bahwasanya tujuan dari Perseroan Terbatas yakni untuk menjalankan suatu perusahaan dengan modal tertentu yang terbagi atas sebuah saham-saham, yang dimana para pemegang saham (persero) ikut serta dalam mengambil satu saham atau lebih dan melakukan perbuatan-perbuatan hukum dibuat

40 Agus Budiarto,SH,M.Hum, Kedudukan Hukum Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Ghalia Indonesia,Jakarta,2002,Hal. 24

(37)

oleh nama bersama, dengan tidak bertanggung jawab sendiri dalam persetujuan- persetujuan perseroan itu (dengan tanggung jawab yang semata-mata terbatas pada modal yang mereka setorkan). Modal Perseroan tersebut terbagi atas Modal dasar,Modal disetor & Modal ditempatkan.41Modal dasar Perseroan terdiri atas seluruh nilai nominal saham, sedangkan Modal disetor & ditempatkan merupakan nilai nominal saham yang harus disetor penuh pada saat pengesahan perseroan dengan bukti penyetoran yang sah. Defenisi tentang arti dari Saham, diantaranya yakni :

a. Menurut Husnan (2005:29), bahwa “Saham merupakan secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya.”42

b. Sahamdiartikan sebagai kertas berharga yang merupakan tanda bahwa pemiliknya ikut penyertaan modal suatu perseroan.43

c. Sahamadalah penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas.44

Setiap orang dapat memiliki lebih dari satu saham yang menjadi bukti pemilikan perusahaan.Pemilik saham mempunyai tanggung jawab yang terbatas, yaitu sebanyak saham yang dimiliki.Apabila hutang perusahaan melebihi kekayaan

41

I.G. Rai Widajaja,S.H,M.A, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Kesaint Blanc,Jakarta,2003,Hal. 26

42 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/27690/Chapter%20II.pdf;jsession id=5E177AEBD5B36BCEC2F10E2F6A0BC061?sequence=4diakses tanggal 11 Februari

2017

43Gatot Supramono,S.H, Hukum Perseroan Terbatas, Djambatan,Jakarta,1996,Hal. 46

44Keputusan Menteri Keuangan No. 1548/KMK.013/1990)

(38)

perusahaan, maka kelebihan hutang tersebut tidak menjadi tanggung jawab para pemegang saham.Apabila perusahaan mendapat keuntungan maka keuntungan tersebut dibagikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. Pemilik saham akan memperoleh bagian keuntungan yang disebut dividen yang besarnya tergantung pada besar-kecilnya keuntungan yang diperoleh perseroan terbatas. Setiap saham yang dikeluarkan oleh perseroan harus memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan oleh Pasal 49 ayat (1) Undang-Undang No. 40 tahun 2007, yaitu harus mencantumkan saham dalam mata uang rupiah. Dengan memiliki sejumlah saham, maka pemegangnya akan mengetahui besarnya bagian modal yang dimasukkan ke dalam perseroan.45 Jika suatu saham dikeluarkan tanpa mencantumkan nilai nominalnya, maka saham yang demikian tentunya tidak dapat diketahui berapa besarnya nilai saham dan tidak dapat diketahui pula berapa banyak atau lembar saham yang dikeluarkan sebuah perseroan.

Setiap saham yang telah dikeluarkan tersebut memberikan hak bagi pemiliknya untuk dapat mengeluarkan hak suara dalam RUPS, menerima pembayaran deviden dan sisa hasil likuidasi, serta menjalankan hak lainnya yang diatur dalam undang-undang, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat (1) huruf a,b dan c.

2. Modal pada Perseroan Terbatas

Dalam pendirian perseroan terbatas sebagai badan hukum yang di sahkan oleh Pemerintah melalui Menteri Hukum dan HAM, harus memiliki unsur unsur pemenuhan persyaratan yang dinyatakan dalam Undang undang perseroan terbatas salah satunya ialah Modal.46

45Ibid. Hal. 46 46Ibid, Hal. 26

(39)

Modal dalam perseroan terbatas merupakan terdiri atas seluruh nilai nominal saham.Namun juga tidak menutup kemungkinan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal mengatur modal perseroan yang terdiri atas saham tanpa nilai nominal.Maka daripada itu pendirian perseroan tidak dapat dilakukan tanpa pemenuhan syarat modal minimum yang ditentukan oleh anggaran dasar perseroan tersebut.

Pemenuhan syarat modal minimum bertujuan agar pada waktu perseroan didirikan setidak-tidaknya sudah mempunyai modal, yaitu sebesar modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal disetor yang akan menjadi jaminan bagi pihak ketiga terhadap perseroan.

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1995 mengatur besarnya modal dasar yaitu minimal Rp. 20.000.000 (dua puluh juta rupiah). Sedangkan melalui pasal 32 ayat (1) Undang-undang nomor 40 tahun 2007 mengatur bahwa besarnya modal dasar yaitu minimal Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Akan tetapi hal ini ternyata bukan ketentuan yang pasti, karena Undang-undang yang mengatur kegiatan usaha tertentu dapat menentukan jumlah minimum modal Perseroan yang lebih besar daripada ketentuan modal dasar sebagaimana dimaksud pada pasal 32 ayat (1).47 Yang dimaksud dengan “kegiatan usaha tertentu” antara lain usaha perbankan,asuransi, atau freight forwading.48

47Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Ibid, Hal 43.

48Undang-undang Nomor 1 tahun 1995 dan Pasal 32 ayat (1) Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas

(40)

Menurut undang-undang Perseroan terbatas nomor 1 tahun 1995, pada waktu dilakukan pendirian perseroan terbatas, sekurang-kurangnya 25% dari modal dasar sudah harus ditempatkan. Artinya, sudah diambil oleh orang atau badan hukum tertentu yang menjadi pendiri, serta harus sudah disetor sekurang-kurangnya 50% dari modal yang ditempatkan itu. Sedangkan menurut Undang-undang nomor 40 tahun 2007 dikatakan bahwa paling sedikit 25% dari modal dasar sebagaimana maksud dalam Pasal 32 ayat (1) harus ditempatkan (issued capital) dan seluruhnya (100% dari modal ditempatkan tersebut) harus disetorkan ke dalam kas perseroan sebagai paid capital. Hal ini berbeda dengan ketentuan Undang-undang nomor 1 tahun 1995 yang hanya wajib disetor sejumlah 50% dari modal yang ditempatkan. Sehingga sisanya (50%) wajib disetor penuh pada saat pengesahan perseroan sebagai badan hukum oleh Menteri.

B. Tata cara Perolehan Hak atas saham pada Perseroan Terbatas 1. Saham sebagai benda bergerak

Secara konseptual kebendaan berwujud dibedakan dari kebendaan tidak berwujud berdasarkan pada sifat dan dilihat atau tidaknya (konkrit-abstraksnya) kebendaan tersebut.Namun kepentingan praktis telah banyak menciptakan materialisasi dari kebendaan tidak berwujud dalam bentuk surat atau akta yang menjadi bukti kepemilikan dar kebendaan tidak berwujud tersebut Jika kita telusuri makna kata saham kita akan menemukan bahwa yang dimaksud dengan saham adalah suatu tanda penyertaan atau pemilikan seorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan atau beberapa perusahaan.

(41)

Wujud saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemegang atau pemilik kertas tersebut adalah salah satu pemilik perusahaan yang menerbitkan saham.Kalau seseorang memiliki 1% dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan berarti kepemilikannya juga sebesar 1%. Kepemilikan tesebut meliputi hak klaim atas aktiva dan penghasilan dari operasional perusahaan, dengan demikian pendapatan yang akan diperoleh (return) dan dividen berdasarkan porsi saham yang dikuasainya.

Saham sebagai suatu hak yang merupakan benda yang dapat dikuasai dengan hak milik juga dapat ditentukan dasarnya pada ketentuan umum yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Pasal 511 angka (4) yang berbunyi:

“Sero-sero atau andil-andil dalam persekutuan perdagangan uang, persekutuan dagang atau persekutuan perusahaan, sekalipun benda-benda persekutuan yang bersangkutan dan perusahaan itu adalah kebendaan tidak bergerak.Sero-sero atau andil-andil itu dianggap merupakan kebendaan bergerak, akan tetapi hanya terhadap para pesertanya selama persekutuan berjalan.”49

Oleh karena itu saham sebagai benda bergerak dijadikan sebagai jaminan hutang dengan gadai atau jaminan fidusia sebagai jaminannya. Hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 60 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 ayat (1) tentang Perseroan Terbatas yang berbunyi: ”saham merupakan benda bergerak dan memberikan hak yang sebagai mana dimaksud dalam pasal 52 kepada pemiliknya.50

49Pasal 511 Kitab Undang-undang Hukum Perdata

50Pasal 60 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang PerseroanTerbatas

(42)

Untuk itu perlu ditegaskan tentang saham sebagai benda bergerak yang pada akhirnya memberikan ketegasan tentang lembaga jaminan yang dapat dibebankan atas saham tersebut.51

Ketentuan mengenai saham yang sebagai benda yang dapat dimiliki dipertegas kembali dalam rumusan pasal 60 Undang-undang nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Bahwa kepemilikan atas saham sebagai benda bergerak memberikan hak kebendaan kepada pemegangnya yang dapat dipertahankan kepada setiap orang. Pemegang saham yang memiliki saham mempunyai hak kebendaan terhadap saham tersebut.Sebagai subjek hukum pemegang saham memiliki hak dan kewajiban yang timbul atas saham tersebut.Selaku pemegang hak, pemegang saham berhak mempertahankan haknya terhadap setiap orang.Hak dan kewajiban pemegang saham baik terhadap perseroan maupun terhadap pemegang saham lainnya berada dalam hubungan perikatan, sebagai mana diatur dalam UU dan anggaran dasar perseroan.

2. Tata cara Perolehan Saham dan Jenis-Jenis Saham

Dalam akta pendirian suatu Perseroan Terbatas (PT) pasti dicantumkan jumlah modal PT yang terbagi atas saham-saham. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa saham sebagai penyertaan modal dalam pemilikan suatu Perseroan Terbatas memiliki tahapan/ prosedur dalam pemilikannya dan sebelumnya

51Ahmad Yani dan Gunawan Widjaya, Ibid, Hal. 64

(43)

kita harus terlebih dahulu mengetahui bahwa Saham harus dikeluarkan dalam mata uang Republik Indonesia dengan :52

a. Atas nama b. Atas tunjuk

Tahapan pemindahan/perolehan hak atas saham dibedakan dari yang tidak diperdagangkan di pasar modal dengan yang diperdagangkan di pasar modal. Cara pemindahan/perolehan hak atas saham yang tidak diperdagangkan di pasar modal adalah sebagai berikut (Pasal 613 KUH Perdata):53

a. Saham atas nama caranya ialah :

1) Pemindahan/Perolehan hak atas saham atas nama dilakukan dengan akta pemindahan hak, baik akta notaris maupun akta di bawah tangan;

2) Salinan akta disampaikan kepada Perseroan Terbatas;

3) Direksi wajib mencatat pemindahan hak atas saham tersebut dalam Daftar Pemegang Saham atau Daftar Khusus.

b. Pemindahan/ Perolehan hak saham atas tunjuk dilakukan dengan penyerahan surat saham secara fisik. Cara pemindahan hak atas saham yang diperdagangkan di pasar modal diatur sesuai dengan ketentuan undang-undang yang mengatur pasar modal.

Ketentuan mengenai saham atas tunjuk ini mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam Pasal 534 KUH Perdata yang menentukan bahwa :

52 Hardijan Rusli,S.H, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1997,Hal. 79.

53Ibid,Hal, 80.

(44)

“Seseorang dianggap menguasai sesuatu bagi dirinya selama belum terbukti bahwa dia hanya memegang bagi kepentingan orang lain.”

Pasal 613 ayat (3) KUH Perdata yang mengatur tentang peralihan saham atas tunjuk cukup dilakukan penyerahan secara fisik, dari tangan ke tangan tanpa diperlukan proses balik nama, yang berbunyi :

“ Penyerahan tiap-tiap piutang karena surat bawa dilakukan dengan penyerahan surat itu; penyerahan tiap-tiap piutang karena surat tunjuk, dilakukan dengan penyerahan surat disertai dengan endosemen.”

Sementara itu ketentuan seperti yang dikehendaki oleh Pasal 613 ayat (1) KUH Perdata tersebut di dalam Undang-Undang Perseroan Terbatas diatur dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 menyatakan :

“ Pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak“

Akan tetapi dalam Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 memberikan keluasan atau ruang kepada setiap persero untuk dapat mengatur secara khusus terkait peralihan saham yang dimiliki oleh para persero, hal ini sebagaimana tercantum dalam Pasal 56 yang berbunyi :

“ Dalam Anggaran Dasar Perseroan ditentukan cara pemindahan hak atas saham sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”

Undang-Undang No. 40 tahun 2007 juga memberikan penjelasan terkait cara pemindahan hak atas saham, yang dalam hal ini diatur dalam Pasal 57 ayat (1) yang berbunyi :

a. Keharusan menawarkan terlebih dahulu kepada pemegang saham dengan klasifikasi tertentu atau pemegang saham lainnya;

(45)

b. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari organ perseroan dan/atau;

c. Keharusan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari instansi yang berwenang sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.

Setiap nominal saham yang dikeluarkan mempunyai satu hak suara, kecuali dalam hal saham tersebut dimiliki oleh lebih dari satu orang maka haruslah ditunjuk satu orang sebagai wakil bersama atas kepemilikan saham tersebut, hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 52 ayat (5).

Saham sebagai tanda bukti kepemilikan penyertaan modal suatu perseroan yang apabila hendak dialihkan kepada pihak lain oleh pemegang saham tersebut, dalam undang-undang No, 40 tahun 2007 diatur agar saham yang hendak dijual tersebut dinilai dengan harga yang wajar. Kategori wajar yang dimaksud dalam undang-undang ini yakni tidak mengakibatkan kerugian bagi pemilik saham.

Ketentuan tentang saham dalam Undang-undang No. 40 tahun 2007 masih terdapat kelemahan dimana tidak terdapat ketentuan yang mengatur tentang bagaimana saham yang rusak atau hilang atau tidak dapat lagi menunjukkan identitasnya sebagai saham, akan tetapi hal ini tidak perlu dijadikan kekhawatiran bagi pemegang saham, karena dalam undang-undang No. 40 tahun 2007 terdapat ketentuan bahwasanya Direksi dalam menjalankan tugasnya wajib mengadakan dan menyimpan daftar pemegang saham yang memuat nama dan alamat pemegang saham. Sehingga meskipun saham yang dipegang oleh seorang persero telah rusak/hilang atau tidak dapat lagi dipergunakan maka Direksi masih menyimpan daftar nama pemegang saham. Di sisi lain meskipun undang-undang tidak mengatur

(46)

ketentuan tentang bagaimana saham yang rusak tersebut para pendiri dan pengurus perseroan dapat memuat ketentuan tersebut di dalam Anggaran Dasar Perseroan Terbatas tetapi tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.

Saham juga terbagi atas beberapa karakteristik yang membuatnya masuk dalam golongan klasifikasi. Yang dimaksud dengan klasifikasi/ jenis-jenis saham adalah kelompok saham yang satu sama lain mempunyai karakteristik yang sama dan karakateristik mana membedakannya dengan saham yang merupakan kelompok saham dari klasifikasi yang berbeda.54 Dalam anggaran dasar harus ditetapkan klasifikasi saham apabila terdapat lebih dari 1 (satu) klasifikasi saham, dimana pengklasifikasian ini dapat terdiri atas saham biasa (common stock) dan saham preferen/ istimewa (preferred stock).55

Dalam Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 53 huruf (4) disebutkan bahwa klasifikasi saham dapat dikategorikan dengan :56

a. Saham dengan hak suara atau tanpa hak suara;

b. Saham dengan hak khusus untuk mencalonkan anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris;

c. Saham yang setelah jangka waktu tertentu ditarik kembali atau ditukar dengan klasifikasi saham lain;

54Gatot Supramono,S.H, Hukum Perseroan Terbatas, Djambatan,Jakarta,1996,Hal. 52

55Hardijan Rusli,S.H, Perseroan Terbatas dan Aspek Hukumnya,Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1997,Hal. 89.

56Undang-Undang No. 40 tahun 2007 Pasal 53.

(47)

d. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima deviden lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian deviden secara kumulatif atau nonkumulatif

e. Saham yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima lebih dahulu dari pemegang saham klasifikasi lain atas pembagian sisa kekayaan Perseroan dalam likuidasi.

C. Kedudukan Hukum Anak dibawah Umur sebagai pemegang Saham pada Perseroan Terbatas

1. Pengertian Anak di Bawah Umur

Anak adalah anugerah titipan Tuhan Yang Maha Esa, mereka adalah buahhati yang perlu dijaga.Dalam menyiapkan generasi penerus keluarga dan bangsa anak merupakan aset utama.Tumbuh kembang anak sejak dini adalah tanggung jawab keluarga, masyarakat dan negara. Namun dalam proses tumbuh kembang anak banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik biologis, psikis, sosial, ekonomi maupun kultural yang menyebabkan tidak terpenuhinya hak – hak anak. Terdapat beberapa ketentuan yang dapat menggiring kita untuk memahami tentang yang disebut dengan anak di bawah umur, diantaranya yakni :

a. Menurut R. Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-Undang Hukum Pidana serta komentar-komentar lengkapnya menyebutkan bahwa belum dewasa ialah mereka yang belum berumur 21 tahun dan belum kawin. Jika orang kawin sebelum umur 21 tahun, ia tetap dipandang dewasa.57

57Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Pasal 45

(48)

b. Undang-Undang No. 1 tahun 1974 Pasal 47 menyebutkan bahwa Anak yang dimaksud dalam Undang-Undang Perkawinan ialah yang belum mencapai 18 tahun.58

c. Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 26 menyebutkan bahwa anak adalah setiap orang yang berumur masih 18 tahun.59

d. Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 angka 5 menyebutkan bahwa anak adalah setiap manusia yang berumur di bawah 18 tahun dan belum menikah, termasuk anak yang masih dalam kandungan.60

e. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 330 menyebutkan bahwa yang belum dewasa ialah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan tidak kawin sebelumnya.61

f. Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak ayat (1) menyebutkan bahwa anak ialah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.62

g. Undang-Undang Pemilu No. 8 tahun 2012 Pasal 19 menyebutkan bahwa Warga Negara Indonesia yang pada hari pemungutan suara telah genap berumur 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin mempunyai hak memilih.

58Undang-Undang No. 1 tahun 1974 tentang Perkawinan,Pasal 47

59Undang-Undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 angka 26 60Undang-Undang No. 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

61Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 330

62Undang-Undang No. 35 tahun 2014 tentang Perlindungan Anak

Referensi

Dokumen terkait

Penulis berterima kasih kepada Tuhan Yesus,karena semua berkat yang dilakukann-Nya adalah baik adanya baik Tuhan telah begitu banyak berkarya dalam kehidupan penulis dan

Untuk hubungan antara variabel kondisi kerja dengan variabel motivasi kerja, menunjukkan bahwa jumlah responden yang menyatakan bahwa kondisi kerja baik dengan

The measurement results were compared with electrochemical cells using Cu-Zn Electrodes without electroplating1. Sea water that has been used has a salinity level

Ini kerana pemimpin sebagai orang yang mempunyai pengaruh yang besar dari aspek politik mampu untuk memberi pengaruh serta tanggapan yang baik

Mahasiswa dapat menjelaskan tentang konsep pusat laba, unit bisnis sebagai pusat laba dan pengukuran profitabilitas3. Tujuan Penentuan harga

Hasil penelitian memperoleh bahwa pemberian pupuk nitrogen berpengaruh sangat nyata terhadap seluruh komponen pengamatan, pemberian berbagai dosis nitrogen meningkatkan

Potensi Hasil Penelitian sebagai Rancangan Modul Pembelajaran Biologi SMA Berdasarkan analisis Silabus Mata Pelajaran Biologi di SMA yang dilakukan, hasil penelitian

Hasil analisis kimia pada batuan granit di bagian timur Pulau Singkep dan sedimen permukaan dasar laut yang didominasi mineral kuarsa (pasir kuarsa) menunjukkan hasil sebagaimana