• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bagi pemerintah sebagai sumber informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat dalam mengatasi permasalahan lingkungan yang sedang dihadapi dan untuk pengelolaan SDAL danau secara berkelanjutan.

2. Bagi masyarakat, sebagai sumber informasi untuk menentukan besarnya kompensasi yang dapat diklaimnya atas kerugian yang ditimbulkan akibat pemanfaatan Danau Maninjau.

3. Sebagai sumber informasi untuk menentukan besarnya kewajiban atau kompensasi yang seharusnya dibayarkan kepada masyarakat yang menderita kerugian sebagai akibat operasionalnya.

4. Sebagai sumber informasi untuk pengembangan ilmu pengelolaan SDAL pada masa mendatang, khususnya dalam pengembangan pemanfaatan SDAL danau secara berkelanjutan.

1.7. Novelty

Secara garis besar, penelitian-penelitian yang telah dilakukan dalam upaya mengkaji lebih dalam tentang eksistensi sumberdaya air sebagai input produksi pertanian dan untuk kebutuhan domestik dapat diklasifikasikan atas 3 aspek, yaitu (1) aspek ekonomi, (2) aspek sosial kelembagaan, dan (3) aspek teknis.

Pada umumnya penelitian lebih banyak dititik beratkan pada eksistensi sistem irigasi dan pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakat petani, sedangkan penelitian yang dititik beratkan pada penentuan nilai ekonomi air serta pendugaan kurva permintaannya masih relatif sedikit

Penelitian-penelitian yang dilakukan di Danau Maninjau selama ini masih bersifat sporadik dan parsial. Kebaruan utama dalam penelitian ini terdapat pada pemanfaatan Danau Maninjau dari berbagai aspek khususnya yang berkaitan dengan ekonomi lingkungan.

Berikut ini akan dikemukakan beberapa penelitian yang terkait dengan aspek ekonomis, sebagai berikut;

1) Wardin (1989) telah melakukan penelitian untuk mengetahui kemampuan petani dalam membayar biaya operasional dan pemeliharaan irigasi di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa besarnya biaya irigasi untuk daerah irigasi sederhana ternyata lebih mahal apabila dibandingkan dengan daerah irigasi teknis. Penelitian tersebut pendekatan perhitungan investasi melalui amortisasi pada berbagai tingkat suku bunga dan kemampuan petani untuk membayar iuran irigasi yang tercermin dari kebutuhan hidup minimum dan adanya kelebihan pendapatan dari usaha taninya, maka disimpulkan bahwa sebenarnya petani mampu untuk membayar iuran irigasi. Dari pengujian efisiensi irigasi disimpulkan bahwa pada daerah irigasi teknis variable yang mempunyai pengaruh besar terhadap keuntungan adalah: upah tenaga kerja pria, ternak, dan obat-obatan. Pada daerah irigasi sederhana, variable yang berpengaruh adalah kesuburan lahan. Pada daerah irigasi teknis menunjukkan tingkat efisiensi teknis yang lebih baik jika dibandingkan dengan daerah irigasi sederhana.

2) Ismintarti (1992) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menduga faktor- faktor yang mempengaruhi permintaan air rumah tangga, membuat kurva permintaan air dan menduga nilai air sebagai salah satu manfaat hidrologi Gunung Gede Pangrango khususnya dari sektor rumah tangga. Dari penelitian yang dilakukan di Sub-DAS Cisokan Tengah-Hilir DAS Citarum, Jawa Barat ditemukan bahwa ada tiga faktor yang mempengaruhi pemintaan air untuk keperluan rumah tangga, yaitu biaya pengadaan air, tingkat pendapatan dan jumlah anggota rumah tangga. Dengan anggapan perubah bebas lainnya tetap (cateris paribus), maka hubungan antara jumlah air yang dikonsumsi dengan biaya pengadaannya pada periode tertentu diestimetkan

sebagai ln Y = 8,647 – 0,550- ln X1. Kurya permintaan air yang dibatasi oleh tingkat biaya minimum berdasarkan perhitungan biaya secara langsung dan biaya maksimum berdasarkan hasil wawancara terhadap penawaran kesediaan membayar untuk satu satuan air, maka nilai air dapat diduga sebesar Rp 146,9 milyar dan surplus konsumen sebesar Rp 131,9 milyar. Berarti keberadaan Gunung Gede Pangrango dilihat dari fungsi hidrologi khususnya dari segi produk air yang dikonsumsi masyarakat untuk keperluan rumah tangga di Sub-DAS Cisokan Tengah-Hilir DAS Citarum, Jawa Barat bernilai ekonomi sebesar Rp 146,9 milyar dan keuntungan yang dapat dinikmati oleh masyarakat setempat adalah sebesar surplus konsumen yaitu sebesar Rp 131,9 milyar. Sedangkan berdasarkan metode kontingensi nilai air sebagai manfaat hidrologi adalah sebesar kesediaan masyarakat untuk membayar terhadap sejumlah air yang dikonsumsi yaitu Rp 1,11 triliyun dan sebesar kesediaan masyarakat untuk menerima kompensasinya sebesar Rp 1,16 triliyun.

3) Darusman (1991), dalam penelitiannya telah mengkaji nilai ekonomi air untuk keperluan pertanian dan rumah tangga di daerah Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Dengan menggunakan pendekatan willingness to pay dirumuskan kurva permintaan untuk aktivitas pertanian dan rumah tangga. Dari hasil analisis regresi dengan menggunakan model logaritma linear diperoleh hasil bahwa permintaan air untuk rumah tangga sangat nyata dipengaruhi oleh faktor-faktor; (a) biaya pengadaan air, (b) tingkat pendapatan keluarga, dan (c) jumlah anggota keluarga. Untuk aktivitas pertanian, permintaan air sangat nyata dipengaruhi oleh faktor-faktor (a) biaya pengadaan air, (b) luas lahan pertanian, dan (c) jenis usaha tani. Dari studi tersebut dihasilkan kurya permintaan untuk kedua aktivitas yang dikaji, sehingga dapat diperkirakan (manfaat) air dan juga besarnya surplus konsumen yang terjadi. Perkiraan nilai manfaat ekonomi air dari Taman Nasional Gunung Gede Pangrango untuk keperluan rumah tangga sebesar Rp 4,181 milyar dan pertanian sebesar Rp 4,248 milyar.

4) Idris (2002) dalam penelitiannya telah mengkaji pemanfaatan sumberdaya danau singkarak yang terdapat di Provinsi Sumatera Barat diperoleh Nilai

Ekonomi Total Rp 175,21 milyar pertahun terdiri dari nilai ekonomi pemanfaatan perikanan Rp 7,59 milyar, nilai ekonomi pemanfaatan irigasi Rp 0,78 milyar, nilai ekonomi pemanfaatan rekreasi Rp 4,18 milyar, nilai ekonomi untuk pemanfaatan kebutuhan domestik Rp 7,72 milyar, dan nilai ekonomi pemanfaatan listrik Rp 154,95 milyar.

5) Ismail (2007), dalam penelitiannya penilaian ekonomi dan kebijakan pengelolaan lingkungan waduk dalam pembangunan studi kasus Waduk Ir.H.Juanda Hasil penelitian dari pemanfaatan langsung sumberdaya waduk diperoleh Nilai Ekonomi Total adalah Rp 160.197.824.439 dari nilai guna langsung, nilai pemanfaatan tertinggi yaitu dari listrik yaitu Rp 72.131.819.815, disusul berturut-turut hasil dari pemanfaatan perikanan Rp 44.524.512.963, pemanfaatan untuk irigasi Rp 27.427.796.000, pemanfaatan untuk transportasi air Rp 3.081.045.600, pemanfaatan untuk industri Rp 1.477.723.900, pemanfaatan untuk rekreasi Rp 652.912.510, nilai terkecil adalah pemanfaatan air baku bernilai negatif Rp 29.421.032.

Dokumen terkait