• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perbankan

Untuk memberikan masukan pada bank syariah agar masyarakat dapat meningkatkan minat menabung pada perbankan syariah. Sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat meningkatkan kinerja perbankan syariah yang ada di Indonesia.

2. Bagi Perguruan Tinggi

Untuk dapat menambah informasi dan perbendaharaan kepustakaan Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.

3. Bagi Pihak Lain

Bermanfaat sebagai referensi untuk penelitian berikutnya dan memberikan tambahan ilmu pengetahuan serta dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.

4. Bagi Diri Sendiri

Bermanfaat untuk mengimplementasikan pengetahuan penulis tentang penulisan skripsi, metode penelitian, serta pengolahan data.

2.1 Teori Perbankan Syariah 2.1.1 Pengertian Perbankan Syariah

Definisi bank dan perbankan disebutkan pasal 1 Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyak banyak.” Sedangkan,

“Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.”

Bank berdasarkan Prinsip Syariah (BPS) adalah Bank Umum Syariah (BUS) atau Bank Perkreditan rakyak Syariah (BPRS) yang beroperasi sesuai dengan prinsip – prinsip syariah islam atau dengan kata lain, yaitu bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan – ketentuan Islam (Al – Quran dan Hadis). Dalam tata cara tersebut, dijauhi praktek – praktek yang dikhawatirkan mengandung unsur – unsur riba untuk diisi dengan kegitan – kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dari kegiatan perdagangan (Malayu S. P. Hasibuan, 2002 : 39)

Antonio dan Perwataatmadja membedakan antara bank Islam dan bank yang beroperasi dengan prinsip syariah Islam. Bank Islam adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan bank yang tatacara beroperasinya mengacu kepada ketentuan Al-Quran dan Hadist. Sementara bank yang beroperasi

sesuai prinsip syariah Islam adalah bank yang dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam (Muhammad, 2014 : 2)

Bank Syariah atau Bank Islam adalah badan usaha yang fungsinya sebagai penghimpun dana dari masyarakat dan penyalur dana kepada masyarakat, yang sistem dan mekanisme kegitan usahanya berdasarkan hukum Islam sebagaimana yang diatur dalam Al – Quran dan Al – Hadis (Usman, 2002 : 11)

Tabel 2.1

Perbedaan antara Perbankan Konvensional dan Perbankan Syariah

No. Perbankan Konvensional No. Perbankan Syariah 1

Investasi tidak mempertimbangkan halal dan haram asalkan proyek yang dibiayai menguntungkan

1

Investasi, hanya untuk proyek dan produk yang halal serta menguntungkan

2

Return baik yang dibayar kepada nasabah penyimpan dana return yang diterima dari nasabah pengguna dana berupa bunga

2

Return yang dibayar dan /atau diterima berasal dari bagi hasil atau pendapatan

lainnya berdasrkan prinsip syariah

3 Perjanjian menggunakan hubungan

Positif 3 Perjanjian dibuat dalam bentuk

akad sesuai dengan syariat islam

4 5 Hubungan antara bank dan nasabah

adalah kreditor dan debitur 5 Hubungan antara bank dan nasabah adalah mitra 6 Dewan pengawas terdiri dari

BI,Bapepam, dan Komisaris serta OJK 6

Dewan pengawas terdiri dari BI, Bapepam, Komisaris, dan DPS serta OJK

7 Penyelesaian sengketa melalui

pengadilan negeri setempat 7

Penyelesaian sengketa

diupayakan diselesaikan secara musyawarah antara

bank dan nasabah melalui peradilan agama

Sumber : Ismail, (2011 : 38)

Tabel 2.2

Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

Penentuan

keuntungan Pada waktu perjanjian harus

selalu untung Pada waktu akad dengan pedoman kemungkinan untung rugi

Besarnya

persentase Berdasarkan jumlah uang (modal)

yang dipinjamkan Berdasrkan jumlah

keuntungan yang diperoleh Pembayaran Seperti perjanjian tanpa

pertimbangan untung atau rugi Bergantung pada ketentuan proyek bila rugi ditanggung bersama

Jumlah

pembayaran Tetap, tidak meningkat walau

keuntungan meningkat Sesuai dengan peningkatan jumlah pendapatan

Eksistensi Diragukan oleh semua agama Tidak ada yang meragukan keabsahannya

Sumber : Antonio (2001 : 61)

2.1.2 Tujuan Bank Syariah

Bank syariah mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut: (Haris, 2013 : 6) a. Mengarahkan kegiatan ekonmi masyarakat untuk bermuamalat yang berhubungan dengan perbankan, dengan tujuan agar dapat terhindar dari praktik riba atau jenis usaha yang mengandung unsur gharar (penipuan) yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan masyarakat juga merupakan larangan dalam Islam.

b. Menciptakan keadilan dalam bidang ekonomi dengan pemerataan pendapatan hal ini dilakukan dengan cara melakukan kegiatan investasi, dengan tujuan tidak terjadi kesenjangan yang mencolok antara pemilik modal dengan pihak yang membutuhkan dana.

c. Meningkatkan kualitas hidup umat dengan membuka peluang usaha yang lebih besar diperuntukkan untuk kelompok miskin, yang diarahakan pada usaha produktif dengan tujuan menciptakan.

d. Menanggulangi masalah kemiskinan, yang menjadi program utama bagi negara yang sedang berkembang.

e. Menjaga stabilitas ekonomi dan moneter.

f. Menyelamatkan ketergantungan umat Islam pada bank konvensional.

2.1.3 Karakteristik Bank Syariah

Bank syariah bukan sekedar bank bebas bunga, tetapi juga memiliki orientasi pencapaian keseahteraan. Secara fundamental terdapat beberapa karakteristik bank syariah (Soemitra : 2009 : 67 ) sebagai berikut :

1. Penghapusan riba

2. Pelayanan kepentingan publik dan merealisasikan sasaran sosio-ekonomi Islam

3. Bank syariah bersifat universal yang merupakan gabungan dari bank komersil dan bank investasi

4. Bank syariah akan melakukan evaluasi yang lebih berhati- hati terhadap permohonan pembiayaan yang berorientasi kepada penyertaan modal, karena bank komersil syariah menerapkan profit and loss sharing dalam konsinyasi, ventura, bisnis atau industri

5. Bagi hasil cendrung mempererat hubungan antara bank syariah dan pengusaha

6. Kerangka yang dibangun dalam membantu bank untuk mengatasi kesulitan perihal likuiditasnya dengan memanfaatkan instrumen bank pasar uang yaitu antar bank syariah dan instrumen bank syariah berbasis syariah.

2.1.4 Produk - Produk Bank Syariah

Secara garis besar, pengembangan produk bank syariah dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu (Karim, 2014 : 97) :

1. Produk Penyaluran Dana 1) Prinsip Jual Beli (Ba’i)

Jual beli terjadi karena adanya pemindahan kepemilikian barang.

Dalam prinsip ini, keuntungan yang diperoleh bank dan harga jual disebutkan di awal akad. Terdapat tiga jenis jual beli dalam pembiayaan komsumtif, modal kerja dan investasi dalam bank syariah, yaitu:

a) Ba’i Al-Murabahah

Jual beli dengan harga asal ditambah dengan keuntungan yang disepakati antara pihak bank dengan nasabah, dalam hal ini bank menyebutkan harga barang kepada nasabah kemudian bank memberikan laba dalam jumlah tertentu sesuai kesepakatan bersama.

b) Ba’i As-salam

Dalam jual beli ini, nasabah sebagai pembeli dan pemesan memberiikan uangnya di tempat akad sesuai dengan harga barang yang dipesan dan sifat barang telah disebutkan di awal.

Uang yang telah diserahkan telah menjadi tanggungan bank sebagai penerima pesanan dan pembayaran akan dilakukan dengan segera.

c) Ba’i Al-Istishna’

Ba’i Al-Istishna’ merupakan bagian dari Ba’i As-salam, yang membedakan penggunaan Ba’i Al-Istishna’ dalam bidang manufaktur.

d) Untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan, diperlukan akad pelengkap. Akad-akad pelengkap ini, antara lain (Karim, 2014 : 105-107):

(1) Hiwalah (Alih Utang-Piutang)

Tujuan diadakan fasilitas hiwalah adalah membantu suppier memperoleh modal agar dapat melanjutkan produksinya.

(2) Rahn (Gadai)

Tujuan akad rahn adalah memberikan jaminan pembayaran kembali kepada bank dalam memberikan pembiayaan.

(3) Qardh

Qard adalah pinjaman uang. Aplikasi qardh dalam perbankan biasanya dalam empat hal, yaitu sebagai pinjaman talangan haji, sebagai pinjaman tunai (cash advanced) dari produk kartu kredit syariah, sebagai pinjaman kepada pengusaha kecil, dan sebagai pinjaman kepada pengurus bank.

(4) Wakalah (Perwakilan)

Wakalah terjadi apabila nasabah memberikan kuasa kepada bank untuk mewakili dirinya melalakukan pekerjaan jasa tertentu, seperti L/C, inkaso dan transfer uang.

(5) Kafalah (Garansi Bank)

Tujuan diberikan garansi bank untuk menjamin atas pembayaran suatu kewajiban pembayaran. maka bank mendapatkan pengganti biaya atas jasa yang telah diberikan oleh bank.

2) Prinsip Sewa (Ijarah)

Ijarah adalah kesepakatan pemindahan hak guna atas suatu barang atau jasa melalui sewa tetapi tanpa diikuti denan pemindahan kepemilikan barang yang disewa.

3) Prinsip Bagi Hasil (Syirkah)

Dalam prinsip bagi hasil terdapat dua macam produk, yaitu:

a) Musyarakah

Merupakan produk bagi hasil di mana terdapat dua pihak atau lebih yang melakukan kerjasama untuk memadukan sumber daya yang mereka miliki baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Dalam hal ini semua pihak yang bekerja sama memberukan kontribusi yang mereka miliki baik dana, barang, skill, atau aset lainnya.

b) Mudharabah

Mudharabah adalah kerja sama dua pihak atau lebih di mana pemilik

modal memperayakan dananya kepada pengelola dengan sebuah perjanjian pembagian keuntungan. Perbedaan yang mendasar antara musyarakah dan mudharabah terletak pada kontribusi

dana dan manajemen pada mudharabah modal hanya dimilii satu pihak saja, sedangkan pada musyarakah dimiliki oleh dua orang atau lebih.

2. Produk Penghimpunan Dana

Produk penghimpunan dana bank syariah meliputi giro, tabungan, dan deposito. Prinsip yang diterapkan dalam bank syariah adalah:

a) Prinsip Wadiah

Penerapan prinsip wadiah yang dilakukan adalah wadiah yad dhamanah diterapkan pada rekening produk giro. Dalam prinsip ini bank sebagai pihak yang dititipi bertanggung jawab atas keutuhan dana titipan sehingga ia boleh memanfaatkan dana titipan tersebut.

Sedangkan pada wadiah yad amanah, dana titipan tidak boleh dimanfaatkan oleh pihak bank.

b) Prinsip Mudharabah

Dalam prinsip mudharabah, penyimpan sebagai pemilik modal sedangkan bank sebagai pengelola dana. Dana yang tersimpan digunakan bank untuk melalukan pembiayaan yaitu pembiayaan mudharabah, dan bank bertanggung jawab atas kerugian yang mungkin akan terjadi. Prinsip mudharabah dibagi menjadi tiga, yaitu:

(1) Mudharabah Mutlaqah

Tidak ada pembatasan bagi bank untuk menggunakan dana yang telah terhimpun. Prinsipnya dapat berupa tabungan dan deposito,

sehingga ada dua jenis yaitu tabungan mudharabah dan deposito mudharabah.

(b) Mudharabah Muqayyadah on Balance Sheet

Dalam prinsip ini simpanan khusus dan pemilik dapat menerapkan syarat-syarat khusus yang harus dipatuhi oleh pihak bank. Sebagai contoh disyaratkan untuk bisnis tertentu atau untuk adak tertentu.

(c) Mudharabah Muqayyadah off Balance Shett

Prinsip ini merupakan penyaluran dana langsung kepada pengelola usaha dan bank sebagai perantara pemilik dana dengan pengelola usaha.

3. Jasa Perbankan

Selain dapat melakukan kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, bank juga memberikan jasa kepada nasabah dengan mendapatkan imbalan, seperti :

a) Sharf (Jual Beli Valuta Asing)

Adalah jual beli mata uang yang tidak sejenis yang dilakukan dalam waktu yang sama (spot), dan bank mengambil keuntungan untuk jasa jual beli tersebut.

b) Ijarah (Sewa)

Kegiatan dalam ijarah ini menyewakan simpanan (safe deposit box) dan jasa tata laksana administrasi dokumen (custodian), dalam hal ini bank mendapatkan imbalan sewa dari sewa tersebut.

2.2 Minat

Minat (Intersest) berarti kecenderungan atau kegiatan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai sebuah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah atau keinginan (Moeliono, 1999 : 225)

Minat merupakan keiginan yang timbul dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari orang lain untuk mencapai tujuan tertentu. Minat adalah rasa suka (senang) dan tertarik pda suatu objek atau aktivitas tanp ada yang menyuruh atau biasanya ada kecenderungan untuk mencari objek yang disenangi tersebut. Minat lebih di kenal sebagai keputusan pemakaian atau pembelian jasa atau produk tertentu.

Keputusan pembelian merupakan “suatu proses pengambilan keputusan atas pembelian yang mencakup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak melakukan pembelian dan keputusan tersebut diperoleh dari kegiatan-kegiatan sebelumnya yaitu kebutuhan dan dana yang dimiliki (Assauri, 2001 : 85). Dapat disimpulkan bahwa kurangnya minat yaitu kurangnya keinginan atau ketertarikan individu untuk memilih suatu hal terhadap apa yang diinginkannya dalam memenuhi kebutuhan.

2.3 Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kurangnya Minat Masyarakat Menabung di Bank Syariah

2.3.1 Harga

Dalam banyak peneliatian dibidanng perbankan, harga merupakan aspek penting yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam pemilihan peoduk dan perbankan. Suku bunga tabungan atau besarnya bagi hasil bagi nasabah pada

Bank Syariah menjadi pertimbangan penting dalam menabung (Suryani, 2017 : 137).

Dalam menghimpun dana masyarakat, Bank Syariah akan membayar biaya bagi hasil atau bonus atas simpanan dari masyarakat. Pembayaran bonus dan/atau bagi hasil kepada pihak ketiga tergatung pada akad antara pemilik dana (nasabah) dengan pengguna dana (Bank Syariah) (Ismail, 2010: 43).

Secara umum, prinsip bagi hasil dalam Perankan Syariah dapat dilakukan dalam empat akad utama, yaitu al - musyarakah, al – mudharabah, al – muzara’ah dan al – musaqah. Sungguhpun demikian prinsip yang paling banyak dipakai adalah al – musyarakah dan al – mudharabah sedangkan al – muzara’ah dan al – musaqah dipergunakan khusus untukk plantation financing atau pembiayaan pertanian oleh beberapa bank Islam.

1. Al – Musyarakah

Al – Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing – masing pihak memberikan kontribusi dana (atau amal / expertise) dengan kesepakatan bahwa keuntunngan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan.

2. Al – Mudharabah

Secara teknis al – mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak dimana pihak pertama (shahibul maal) menediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. keuntungan usaha secara al – mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak.

2.3.2 Preferensi

Selera dan Preferensi merupakan kata – kata yang sering digunakan secara sinonim. Jelas, selera adalah determinan permintaan non harga (miller & Meiners, 2000 : 27). Preferensi konsumen jelas berhubungan erat dengan permasalahan penetapan pilihan, sikap dasar yang digunakan untuk menerangkan pilihan menentukan tingkah laku individu dalam masalah penetapan pilihan.

Priansa (2016 : 153) menjelaskan bahwa presepsi konsumen terdiri dari sejumlah karaktristik yaitu :

1. Bersifat Selektif

Konsumen cenderung memperhatikan aspek lingkungan yang berhubungan dengan urusan pribadi mereka sehingga mereka cendung mengesampingkan berbagai urusan lain yang tidak memiliki kaitan dengan ursan pribadinya.

2. Terorganisir dan Teratur

Suatu prangsang atau pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari perangsang lain. Ransangan – ransangan dikelompokkan kedalam suatu pola ataupun informasi yang membentuk keseluruhan presepsi yang dimiki konsumen.

3. Subyektif

Presepsi merupakan fungsi dari faktor pribadi yang berhubungan dengan perasaan, kebutuhan, nilai- nilai, motif, pengalaman, masa lalu, pola pikir, dan kepribadian seseoang.

4. Pengaruh Lingkungan

Presepsi sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang ada, tumbuh, dan berkembang.

Proses pmbentukan pesepsi menurut setiadi dalam (Priansa, 2016: 151 – 152) terdiri dari sejumlah tahap, yaitu :

1. Seleksi Persepsi

Terjadi ketika konsumen menangkap dan memilih stimulus berdasarakan berbagai informasi yang ada dimemori yang dimiliki oleh kosumen.

2. Pengorganisasian Persepsi

Konsumen menglompokkan informasi dari berbagai sumber kedalam pengertian yang menyeluruh untuk memahami lebih baik dan bertindak atas pemahaman itu.

3. Interprestasi Persepsi

Setiap simulus yang diterima oleh konsumen baik disadari maupun tidak disadari akan di interpretasikan oleh konsumen.

Jika pada ekonomi konvensional menjelaskan konsumen cenderungmemilih untuk memperoleh kepuasaan (utility) dalam kegiatan konsumsinya. Berbeda dengan ekonomi Islam, dimana Sedangkan berbeda dengan ekonomi Islam, dimana yang menjadi tujuan dari kegiatan konsumsinya adalah kecenderung untuk mendapatkan kemaslahatan. (Al – Arif, 2011 : 156 – 157)

Keynes (dalam Mankiw, 2007) mengemukakan yang menghubungkan konsumsi dan pendapatan saat ini memiliki hubungan yang tidak utuh dikarenakan ketika seseorang memutuskan berapa banyak mengkonsumsi dan berapa banyak yang ditabung, mereka mempertimbangkan masa kini dan masa

depan. Sehingga seseorang perlu membuat tradeoff agar dapat memperkirakan pendapatan.

2.3.3 Produk

Produk menurut Hermawan (2012: 36) adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memuaskan suatu kebutuhan atau keinginan. Produk itu sendiri memiliki sifat dan karakteristik yang beragam tergantung seberapa besar kepuasan atau kebutuhan akan produk itu dalam kehidupan konsumen sehingga konsumen tertarik dan memutuskan untuk mengkonsumsi suatu produk.

Meurut Wahjono (2010 : 15) produk bank yaitu jasa yang di tawarkan kepada nasabah utuk mendapatkan perhatian, untuk dimiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.

Pengetahuan konsumen terhadap produk merupakan hal yang sangat penting dalam memutuskan penggunaan suatu produk. Peter dan Olson (1999) mendefinisikan pengetahuan produk sebagai pengetahuan konsumen yang berkaitan dengan pengetahuan tentang ciri atau karakter produk, konsekuensi menggunakan produk dan nilai tingkat kepuasan yang akan dicapai oleh produk.

Pengetahuan konsumen mengenai karakter atau ciri suatu produk menyebabkan konsumen dapat membedakan produk satu dengan lainnya.

Peter dan Olson (1999) membagi pengatahuan menjadi tiga jenis pengetahuan produk yaitu :

1. Pengetahuan tentang karakteristik atau atribut produk.

2. Pengetahuan tentang manfaat produk, dan

3. Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan oleh produk / jasa bagi konsumen.

2.3.4 Lokasi

Meurut Kasmir (2010 : 145) lokasi bank adalah tempat dimana diperjual belikannya produk cabang bank dan pusat pengendalian perbankan. Dalam praktiknya ada beberapa macam lokasi kantor bank, yaitu lokasi kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas, dan lokasi mesin-mesin Anjungan Tunai Mandiri. Bank yang terletak dalam lokasi yang strategis akan memudahkan nasabah atau masyarakat dalam menggunakan layanan perbankan.

Secara umum pertimbangan dalam menentukan letak suatu lokasi adalah sebagai berikut:

a. Jenis usaha yang dijalankan b. Dekat dengan pasar

c. Dekat dengan bahan baku d. Dekat dengan tenaga kerja

e. Tersedia sarana dan prasarana (transportasi, listrik, dan air) f. Dekat pemerintahan

g. Dekat dengan lembaga keuangan h. Dekat dengan kawasan industri i. Kemudahan untuk ekspansi

j. Adat istiadat / budaya / sikap masyarakat

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan dan penentuan lokasi suatu bank adalah dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Dekat dengan kawasan industri atau pabrik 2. .Dekat dengan perkantoran

3. Dekat dengan pasar

4. Dekat dengan perumahan atau masyarakat

5. Mempertimbangkan jumlah pesaing yang ada di suatu lokasi ( Kasmir, 2010 : 239 - 240)

Penentuan lokasi pada hakikatnya untuk mendekatkan diri dengan nasabah, baik nasabah sumber dana maupun nasabah kredit, namun selain itu terdapat beberapa tujuan dalam penentuan lokasi bank, yaitu (wahjono, 2010 : 128) :

a. Memudahkan pelayanan nasabah dengan mendekati dan memudahkan pencapaianya (aksesibilitas). Termasuk dalam pengertian aksesibilitas ini adalah bukan hanya dekatnya jarak, tetapi juga kemudahan menjangkaunya dari angkutan umum, terletak di jalan yang mudah di jangaku dari arah mana saja, terletak di tengah kota, dan banyak dilewati angkutan kota sepanjang jam kerja kantor bank. Termasuk kemudahan dalam hal parkir kendaraan.

b. Kemudahan pemasangan dan ketersambungan dengan jejaring teknologi.

c. Lokasi memungkinkan bank menata kantor dan tata letak in/out-door dengan leluasa sehingga mendukung ketersediaan parkir ruang layanan, ruang tunggu dan sarana layanan lainya sehingga mampu membuat kenyamanan dan kepuasan nasabah dalam memanfaatka produk dan jasa bank.

d. Tata letak di dalam kantor memungkinkan sistem antrian yang efektif tapi sekaligus efisien. Dukungan penataan udara ruangan, kelapangan lokasi antrian, dukdungan hiburan ditempat antrian (audio-vodio) adalah hal yang perlu di perhatikan.

e. Memudahkan tenaga kerja penggerak kanror bank dalam mencapainya.

Hal ini diharapkan dapat mempermudah karyawan dalam melayani nasabah dengan baik tanpa di ganggu dengan keterlambatan masuk kantor dengan alasan jalanan ramai dan padat.

2.3.5 Promosi

Menurut Fandy Tjiptono, pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang di maksud komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan pasar sasaran atas produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan (Jaiz, 2014 : 43).

Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk menarik dan mempertahankan nasabahnya. Dalam kegiatan ini setiap bank berusaha untuk mempromosikan seluruh produk dan jasa yang dimilikinya baik langsung maupun tidak langsung (Kasmir, 2010 : 246). Secara garis besar terdapat empat sarana promosi yang digunakan oleh perbankan sebagai berikut (Kasmir, 2010 : 176).

1. Periklanan (advertising)

Merupakan promosi yang dilakukan dalam bentuk tayangan atau gambar atau kata – kata yang tertuang.

2. Promosi penjualan (sales promotion),

Merupakan promosi yang digunakan untuk meningkatkan penjualan melalui potongan harga.

3. Publisitas (publicity)

Merupakan promosi yang dilakukan untuk meningkatkan citra bank di depan para calon nasabah atau nasabahnya melalui kegiatan sponsorship terhadap suatu kegiatan amal atau sosial atau olahraga.

4. Penjualan pribadi (personal selling)

Merupakan promosi yang dilakukan melalui pribadi-pribadi karyawan bank dalam melayani serta ikut memengaruhi nasabah.

Salah satu tujuan promosi bank adalah menginformasikan segala jenis produk yang ditawarkan dan berusaha menarik calon nasabah yang baru.

Kemudian promosi juga berfungsi mengingatkan nasabah terhadap produk, mempengaruhi nasabah untuk membeli dan akhirnya promosi akan meningkatkan citra bank dimata para nasabahnya (Kasmir, 2010 : 175).

2.4 Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini, Penulis menggunakan beberapa konsep rujukan, yaitu penelitian terdahulu yang berkaitan dengan judul penelitian dan sudah dipublikasikan. Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan:

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu No Tahun

Penelitian Judul HASIL PENELITIAN 1 2012 Analisis Faktor –

Faktor yang Mempengaruhi Non Muslim

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat seberapa besar pengaruh fasilitas, promosi dan produk mempengaruhi komunitas non muslim untuk menjadi nasabah Bank Syariah Mandiri.

Menjadi Nasabah Bank Syariah Mandiri di Medan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah non probability sampling atau non random sampling. Pengambilan sampel teknik dari teknik purposive sampling (Judgment Sampling). Metode analisis data yang digunakan adalah uji rank spearmant dengan alat SPSS 16. Berdasarkan hasil faktor faktor yang paling kuat mempengaruhi non muslim menjadi pelanggan. Pelanggan di Bank Syariah Mandiri berpengaruh kuat 0,370 promosi, baik 0,529 produk memiliki pengaruh kuat dan yang terakhir 0,469 fasilitas memiliki pengaruh kuat.

2014 Analisis Faktor-

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan dari instrumen kusioner kepada nasabah Bank Muamalat Cabang Gorontalo. Penelitian ini menggunakan empat

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data primer yang dikumpulkan dari instrumen kusioner kepada nasabah Bank Muamalat Cabang Gorontalo. Penelitian ini menggunakan empat