• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat menjadi pengetahuan yang bermanfaat dalam pengembangan pemberian pelayanan kepada konsumen khususnya di bidang pemasaran jasa.

2. Manfaat Praktis 1. Bagi Penulis

Penulis dapat memperoleh pemahaman wawasan mengenai Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) melalui layanan Drive Thru.

2. Bagi Instansi

Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam pembayaran pajak kendaraan bermotor.

3. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu rekan rekan mahasiswa maupun pihak pihak lain yang membutuhkan informasi dan sebagai bahan perbandingan dalam penelitian sejenis dengan penelitian ini.

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pajak Kendaraan Bermotor

Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) merupakan pajak yang atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor, yaitu kendaraan yang beroda dua atau lebih beserta gandengannya yang digunakan di semua jenis jalan darat dan yang dapat digerakkan oleh peralatan teknik berupa motor atau peralatan lainnya yang berfungsi untuk mengubah suatu sumber daya energi tertentu menjadi tenaga gerak kendaraan bermotor yang bersangkutan, termasuk alat-alat besar yang bergerak.

Pajak Kendaraan Bermotor Didefinisikan dalam Pasal 1 angka 12 dan 13 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2009 adalah pajak atas kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor. Dalam pelaksanaan pemungutannya dilakukan di kantor 4embaga samsat.

Pajak kendaraan bermotor merupakan pajak atas kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor sehingga secara otomatis yang menjadi objek dari pajak kendaraan bermotor adalah kepemilkan kendaraan bermotor atau pun penguasaan kendaraan bermotor, akan tetapi atas pajak ini terdapat juga beberapa jenis objek pajak yang akan dikecualikan dari pengenaan pajak, yaitu kepemilikan atau penguasaan kendaraan bermotor sebagai berikut :

a. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah

b. Kedutaan konsultan perwakilan Negara asing, dan perwakilan 4embaga 4embaga internasional berdasarkan timbal balik.

c. Subjek pajak lainnya yang ditetapkan oleh peraturan daerah.

Yang menjadi subjek pajak merupakan orang atau badan yang memiliki serta menguasai kendaraan tersebut sekaligus menjadi wajib pajak atas kendaraan tersebut.

Dasar Hukum Pajak Kendaraan Bermotor diatur dalam :

a. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.

b. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah c. Peraturan daerah provinsi yang mengatur tentang PKB. Peraturan

Daerah ini dapat menyatu yaitu satu peraturan daerah untuk PKB. Tetapi dapat juga dibuat secara terpisah misalnya Peraturan Daerah tentang PKB.

d. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 2006 tentang Perhitungan Dasar Pengenaan Pajak Kendaraan Bermotor dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor tahun 2006.

e. Peraturan Gubernur yang mengatur tentang PKB sebagai aturan pelaksanaan peraturan daerah tentang PKB pada provinsi yang dimaksud.

Berdasarkan pasal 3 UU No. 28 Tahun 2009, Obyek Pajak Kendaraan Bermotor adalah kepemilikan dan/atau penguasaan kendaraan bermotor.

Seperti dengan pengertian kendaraan bermotor adalah kendaraan bermotor beroda beserta gandengannya, yang dioperasikan di semua jenis jalan darat dan kendaraan bermotor yang dioperasikan di air dengan ukuran isi kotor GT 5 (Gross Tonnage 5) sampai dengan GT 7 (Gross

6

Tonnage 7). Yang dikecualikan dari obyek Pajak Kendaraan Bermotor adalah:

1. Kereta Api

2. Kendaraan bermotor semata mata digunakan untuk pertahanan keamanan dan keperluan negara

3. Kendaraan bermotor yang dimiliki atau dikuasai kedutaan, konsultan, perwakilann negara asing dengan asas timbal balik dan 6 embaga -lembaga internasional yang memperoleh fasilitas pembebasan pajak dari pemerintah

4. Objek pajak lainnya yang ditetapkan dalam peraturan daerah.

Berdasarkan pasal 4 Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2009 yang mengatur bahwa subjek pajak kendaraan bermotor adalah orang pribadi atau badan yang memiliki dan/atau menguasai kendaraan bermotor. Tahun pajak dan saat pajak terutang :

1. Masa pajak atau tahun pajak untuk Pajak Kendaraan Bermotor adalah jangka waktu 12 bulan berturut-turut, mulai dari pendaftaran kendaraan bermotor.

2. Kewajiban pajak yang terakhir sebelum 12 bulan, besarnya pajak yang terutang terhitung berdasarkan jumlah bulan berjalan. Sedangkan bagian bulan yang melebihi 15 hari terhitung berdasarkan bulan penuh.

3. Saat pajak terutang yaitu saat terjadinya penyerahan kendaraan bermotor atau Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD).

2. Pajak Daerah

Pajak daerah menurut Undang-Undang No. 28 tahun 2009 adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Karakteristik karakteristik pajak wilayah ialah:

1. Pajak wilayah yang berasal dari Pemasukan Asli Wilayah( PAD) ataupun pajak pusat yang diserahkan kepada wilayah selaku pajak daerah

2. Pajak wilayah yang dipungut Cuma pada wilayah daerah administrasi yang dipahami.

3. Pajak wilayah yang digunakan buat membiayai urusan rumah tangga wilayah ataupun buat membiayai pengeluaran wilayah.

4. Pajak wilayah yang dipungut oleh pemerintah wilayah bersumber pada Peraturan Wilayah( PERDA), sehingga pajak wilayah bertabiat memforsir serta bisa dipaksakan kepada harus pajak.

Berikut ada beberapa Jenis pajak daerah yang dipungut oleh pemerintah daerah baik provinsi atau kabupaten/kota :

1. Pajak Provinsi :

a. Pajak kendaraan bermotor (PKB) b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor d. Pajak Air Permukaan

8

j. Pajak Penerangan Jalan

k. Pajak Mineral bukan Logam dan Bantuan l. Pajak Parkir

m. Pajak Air Tanah

n. Pajak Sarang Burung Walet

o. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan / Perkotaan p. Bea Perolehan Ha katas Tanah dan Bangunan.

Adapun Objek, Subjek, dan Wajib Pajak Pajak Daerah sebagai berikut :

Objek pajak adalah manifestasi dari taatbestand (Keadaan Nyata).

Taatbeastand merupakan keadaan dan peristiwa. Peristiwa yang menurut peraturan perundang – undangan pajak yang dapat dikenakan pajak. Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 dengan tegas menyatakan apa yang menjadi objek pajak suatu jenis pajak daerah. Hal ini memberikan kepastian guna ketetapan peraturan daerah yang menjadi dasar hukum pemungutan suatu jenis pajak daerah yang menjadi dasar hukum pemungutan suatu jenis pajak daerah pada suatu provinsi, kabupaten dan Kota. Selain apa yang dapat menjadi objek pajak, juga tegas disebutkan apa yang dikeculikan oleh objek pajak.

(M.Tungka,H.sabijono (2015:931)

3. Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan yang didapat dari sumber-sumber pendapatan di daerah itu sendiri. Penerimaan asli daerah ini dipungut berdasarkan peraturan daerah yang berlaku sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

Pendapatan asli daerah (PAD) merupakan penerimaan yang diperoleh dari sumber-sumber dalam wilayahnya sendiri, semakin tinggi peranan PAD dalam struktur keuangan daerah, maka semakin tinggi pula kemampuan keuangan yang dimiliki oleh daerah untuk melaksanakan kegiatan pembangunan daerahnya (Carunia, 2017).

Pendapatan Asli Daerah atau yang biasa disebut dengan PAD adalah penerimaan yang dapat diperoleh daerah dari sumber-sumber daerah dalam wilayahnya sendiri yang dapat dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan daerah atau peruundang-undangan yang berlaku. Sektor pendapatan daerah memegang peranan yang sangat penting, karena melalui sektor ini agar dapat dilihat sejauh mana suatu daerah dapat membiayai kegiatan pemerintah dan pembangunan daerah (Baldric, 2017).

Menurut undang undang Nomor 33 Tahun 2004 pasal 1 angka 18, Pendapatan Asli Daerah, selanjutnya disebut PAD adalah pendapatan dan/atau yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundang undang.

Dari pendapat para ahli dan menurut undang undang diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah merupakan hasil dari sumber daya

10

yang dimiliki oleh daerah itu sendiri yang dapat dikembangkan sehingga dapat menjadi sumber pendapatan yang berdasarkan dengan undang undang.

4. Samsat Drive Thru

Samsat Drive Thru merupakan salah satu bentuk penerapan dan pelaksanan Program Quick Wins dan juga merupakan salah satu bentuk peningkatan kepuasan layanan yang diberikan kepada wajib pajak dalam pemungutan pajak kendaraannya.

Sistem Samsat drive thru merupakan salah satu layanan dalam upaya pengoptimalan kepuasan wajib pajak kendaraan bermotor dengan layanan yang diberi kemudahan kenyamanan dan keamanan dari program tersebut. Wajib pajak akan merasa puas dengan kualitas pelayanan karena layanan yang dirasakan lebih efektif dan efisien dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan bermotor (wardani dan Rumiyatun, 2017).

B. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 : Kerangka Konseptual

Beberapa faktor yang menyebabkan wajib pajak tidak membayarkan pajak kendaraannya adalah menurunnya kepuasaan wajib pajak terhadap layanan yang disediakan oleh pemerintah, dengan itu pemerintah mengeluarkan layanan yang dapat mempermudah wajib pajak dalam membayarkan pajak kendaraan yaitu Layanan Drive thru yang dapat dilakukan wajib pajak dari atas kendaraan

tanpa harus turun dari kendaraannya dan tanpa menghabiskan waktu yang lama karena layanan ini hanya memerlukan waktu kurang lebih 5 menit saja.

C. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kantor Samsat UPT Pendapatan Makassar 1 Selatan,Jalan Andi Mappanyukki No.79,Kunjungmae,Mariso,Mario,Kota Makassar. Penelitian ini berlangsung kurang dari 1 bulan dimulai 29 Juli – 10 Agustus.

12

2. Alur Penelitian

Adapun alur penelitian dalam beberapa tahap mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga tahap terakhir dapat dilihat sebagai berikut :

PERUMUSAN MASALAH

PERANCANGAN PENELITIAN

PENGUMPULAN DATA

PENGOLAHAN DATA

PENYAJIAN DATA

ANALISIS DATA

LAPORAN PENELITIAN

Gambar 2.2 : Alur Penelitian 3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian yang bersifat kualitatif ini adalah teknik Wawancara dan Dokumentasi. Wawancara adalah pertemuan yang dilakukan oleh dua orang yang bertukar informasi maupun ide dengan cara tanya jawab.dalam wawancara tersebut peneliti memilih untuk menggunakan teknik snowball sampling untuk mendapatkan informasi dari sampel pertama hingga sample berikutnya, secara terus menerus hingga kebutuhan sampel penelitihan terpenuhi , maka dari itu peneliti melakukan wawancara kepada Kepala Seksi Pelayanan dan Penetapandan Wajib Pajak yang telah menggunakan layanan SAMSAT Drive Thru dalam melakukan pembayaran pajak kendaraan.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah proses mencari data yang kkemudian disusun secara sistematis data yang diperoleh dari sesi wawacara, data dari catatan lapangan, dan bahan bahan lainnya sehingga mudah untuk dipahami dan diinformasikan kepada orang lain.(Sugiyono, 2018)

Teknis analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini memiliki empat tahap yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajin data dan kemudian penarikan kesimpulan. Adapun Langkah Langkah tersebut sebagai berikut.

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah mencari,mencatat dan mengumpulkan semua bentuk data yang ada dilapangan sesuai hasil dari wawancara yang dilakukan.

14

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses berfikir sensitif yang membutuhkan kecerdasan dan wawasan yang luas. Bagi peneliti yang masih baru, dalam mereduksi data dapat didiskusikan terlebih dahulu oleh teman atau orang yang dipandang ahli. (Sugiyono:2015).

3. Penyajian Data

Penyajian data dalam penelitian kualitatif ini adalah dengan teks yang bersifat naratif sehingga mudah untuk dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan

Dalam tahap penarikan kesimpulan ini yaitu menguraikan data data yang didapatkan dalam penelitian ini, disusun secara sistematis dan analisis dan kemudian diambil kesimpulan.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Singkat UPT Pendapatan Wilayah Makassar I Selatan

Samsat Makassar merupakan salah satu unit pelayanan teknis daerah yang berada dibawah naungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berdiri sejak Tahun 1976, yang merupakan hasil realisasi kantor Bersama Samsat di indonesia berdasarkan keputusan bersama Menhankam/Pangab, Menteri Dalam Negeri tanggal 28 Desember 1976 Nomor Pol.Kep. 1693/MK/1976 dan Nomor 311 tahun 1976 tentang peningkatan kerja sama antara pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, Kepala Daerah Kepolisian, dan Aparat Departemen Keuangan dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat, serta peningkatan daerah khusus mengenai Pajak Kendaraan Bermotor.

Pelaksanaan Samsat Oleh Pemerintah Sulawesi Selatan dalam penertiban STNK terkait dengan pembayaran PKB dan BBNKB serta SWDKJJ yang di laksanakan terpusat di Makassar, dimulai pada tanggal 16 Oktober 1978. Samsat Wilayah I Makassar telah memiliki kantor pelayanan sebanyak 2 unit masing – masing terletak di Jalan Andi Mappanyukki dan Jalan AP Pettarani sehingga pelayanan kepada wajib pajak di daerah ini semakin meningkat, kemudian didirikan Kantor Samsat pembantu sebanyak 8 unit se Sulawesi Selatan. Didirikan lima belas cabang kantor samsat untuk melayani masyarakat pemilik kendaraan bermotor yang tersebar di dua puluh tiga daerah tingkat II kabupaten/Kota Madya.

15

Pada tahun 2009 Nomor 141 tentag organisasi dan tata kerja Unit Pelaksanaan Teknis Dinas (UPTD) merupakan unit operasional dinas pendapatan dan pengelolah asset daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang berada disetiap Kabupaten/Kota, dalam pelaksanaan tugas pokoknya selain melayani pemungutan pajak daerah juga melayani pemungutan retribusi daerah dan pendapatan lain lain yang sah. Kemudian pada tahun 2011 tentang pemungutn pajak progresif. Maksud dan tujuan pengenaan pajak progresif di Sulawesi Selatan adalah untuk memenuhi rasa keadilan dan pertimbangan Azas kemampuan wajib pajak atas kepemilikan kedua dan seterusnya, di mana orang yang memiliki kemampuan ekonomi lebih besar yang presentasikan dengan jumlah kendaraan yang dimiliki wajib pajak.

1. Visi Misi Samsat Makassar a) Visi

“Terwujudnya Pelayanan Prima sebagai Bukti Pengabdian Kepada Masyarakat”.

b) Misi

a. Memberikan Pelayanan Kepada Masyarakat Dengan Menjunjung Tinggi Etika Profesi

b. Melaksanakan Proses Administrasi Kendaraan Bermotor Secara Cepat dan Tepat.

c. Mewujudkan Aparat Pelaksanaan Samsat Yang Bersih,Jujur, dan Cakap, Bertanggung Jawab dan Profesional.

d. Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Dalam Membayar Pajak

e. Penetapan Arsip Kendaraan Yang Tertib Untuk Memudahkan Identifikasi dan Keamanan Dokumen.

17

B. Struktur Organisasi Samsat Makassar

Struktur Organisasi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Pendapatan Wilayah Makassar 1 Selatan, sebagai berikut :

GAMBAR 3.1

Struktur Organisasi UPT Pendapatan Wilayah Makassar I Selatan

C. Job Description

Berdasarkan Struktur organisasi di atas, maka dapat dilihat bahwa struktur organisasi Pada Kantor Samsat Makassar terdiri dari :

a. Kepala UPTD Samsat Makassar

Melaksanakan sebaga tugas teknis operasional dinas dalam bidang menjalankan kebijaksanaan yang di tetapkan oleh kepala Dinas. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Kepala UPTD mempunyai 6 fungsi, yaitu sebagai berikut :

1. Pengordinasian pelaksanaan kegiatan

2. Pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian 3. Pengelolaan pendapatan

4. Pengordinasian dan penyusunan program serta pengelolaaan dan penyajia data

5. Pengelolaan dan pembinaan organisasi tatalaksana

6. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang usahanya.

b. Kepala Sub Bagian Tata Usaha

Melakukan Administrasi ketatausahaan, koordinasi dan pengendalian, monitoring, dan evaluasi, dan pengukuran kinerja lingkup UPTD pada dinas pendapatan daerah serta penyusunan laporan. Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Menyusun rencana kegiatan Tata Usaha dan mendistribusikan serta mengevaluasi pelaksanaan tugas kepada bawahan.

2. Melaksanakan urusan administrasi kepegawaian, organisasi dan tatalaksana.

3. Melaksanakan urusan administrasi umum dan rumah tangga 4. Melaksanakan urusan penyusunan laporan UPTD

5. Melaksanakan penatausahaan keuangan.

6. Melaksanakan urusan dokumentasi perkantoran c. Kepala Seksi Pendapatan dan Penagihan

Melaksanakan Sebagian tugas UPTD didalam bidang pendapatan dan penagihan. Yang dimaksud dalam tugas pokok seksi pendapatan dan penagihan sebagai berikut :

19

1. Melaksankana penagihan dan pendapatan pajak daerah, retribusi daerah, dan pendapatan lainnya

2. Menyiapkan surat penagihan dan surat tegur terhadap wajib pajak yang tidak memenuhi kewajiban tepat waktu.

3. Membuat laporan pelaksanaan penagihan dan pendapatan setiap bulan 4. Melaksanakan tugas operasional pemeriksaan pelunasan pajak kendaraan

bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) dijalan raya bekerja sama dengan instansi terikat.

D. Hasil Penelitian

1. Penerapan Program Layanan Samsat Drive Thru

Kota Makassar merupakan salah satu daerah dengan jumlah kendaraan bermotor yang tinggi. Di Kota Makassar ini kendaraan bermotor adalah penunjang masyarakat dalam melakukan aktifitas sehari hari baik itu aktifitas ekonomi ataupun aktifitas lainnya. Dengan banyaknya kendaraan bermotor ini diharapkan dapat mengoptimalkan pendapatan daerah dalam sektor pajak kendaraan bermotor. Ini dapat dilihat dari table sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jumlah Kendaraan Bermotor Terdaftar Tahun 2018 - 2020

No. Tahun Jumlah Kendaraan

1. 2018 687

2. 2019 2,745

3. 2020 2,427

Jumlah 5,759

Gambar 3.2

Jumlah Kendaraan yang terdaftar tahun 2018 – 2020

Berdasarkan data diatas dilihat bahwa jumlah kendaraan bermotor pada tahun 2018 sebesar Rp.368.747.357.005, dan kendaraan bermotor di tahun 2019 sebesar Rp.390.465.226.073 mengalami peningkatan sebesar Rp.21.717.869.065 dan pada tahun 2020 sebesar Rp.334,878,656,299 mengalami penurunan sebesar Rp.55.586.569.774 dikarenakan keadaan Covid -19 yang begitu meningkat membuat masyarakat mengalami permasalahan ekonomi.

Kantor Bersama Samsat UPT Pendapatan Wilayah Makassar 1 Selatan merupakan Lembaga penghimpun Pajak Kendaraan Bermotor. Dalam upaya ataupun usaha dalam meningkatkan pelayanan kantor Bersama samsat memberikan layanan drive thru yang sangat memudahkan wajib pajak dalam pemungutan pajak kendaraan bermotor.

0

21

Pajak Kendara Bermotor (PKB) di Kota Makassar semakin mudah dengan adanya Layanan Samsat Drive Thru, hal ini seperti yang dikatakan oleh Bapak Makmur Majid.S.Sos.MM selaku Kepala Seksi Pelayanan :

“Drive Thru itu adalah salah satu layanan unggulan Samsat UPTD Makassar 1 jadi mekanisme pelayanan di Samsat Drive Thru itu adalah memungkinkan wajib pajak tanpa harus turun dari kendaraan apakah itu roda 4 apakah itu roda 2 jadi dia sama saja makanan cepat saji dia hanya masuk memperlihatkan STNK dan SKPD notis pajaknya langsung dilayani oleh petugas Drive Thru waktu pelayanannya di bawah 5 menit.”

2. Penyederhanaan Pelayanan pada Layanan Stationer dan Layanan Drive Thru

a) Tinjauan penyederhanaan Persyaratan Pelayanan Stationer pada pelaksanaan pelayanan Kantor Samsat UPT Pendapatan Makassar 1 Selatan telah menetapkan administrative yang diperlukan Ketika melakukan suatu pelayanan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). Adapun persyaratan dalam pelayanan pembayaran pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor Samsat Pendapatan Makassar 1 Selatan adalah sebagai berikut :

1) Foto Copy KTP dan STNK 2) STNK Asli

3) Map Pendaftaran

b) Persyaratan dalam Pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Layanan Samsat Drive Thru :

1) STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan) 2) SKPD (Surat Ketetapan Pajak Daerah)

c) Prosedur Alur pembayaran Stasioner pada Kantor Samsat UPT

Pendapatan Makassar 1 Selatan dan Layanan Samsat Drive Thru 1. Prosedur alur pelayanan Stasioner Kantor Samsat UPT

Pendapatan Makassar 1 Selatan

Prosedur alur pembayaran merupakan langkah yang harus dilalui dalam melakukan pembayaran pajak, tidak terkecuali pada alur pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) pada Kantor Samsat UPT Pendapatan Makassar 1 Selatan. Adapun alur Pembayaran Pajak yang harus dikuti oleh wajib pajak kendaraan bermotor sebagai berikut :

(Sumber : Kantor Samsat UPT Pendapatan Makassar 1 Selatan) GAMBAR 3.3 : Alur Pembayaran Samsat Stasioner pada Kantor Samsat

Alur pembayaran Pajak Kendaraan Bermotor setiap satu tahun sekali bagi wajib pajak kendaraan, sebagai berikut :

LOKET 1

23

1. Loket 1

Pada Loket pertama wajib pajak menyerahkan beberapa persyaratan berkas seperti Foto Copy KTP, STNK dan notis pajak sebelumnya pada loket 1 sebagai syarat pendaftaran .

2. Loket 2

Pada Loket 2 ini ada 2 hal yang dilakukan oleh pegawai yaitu penetapan dan pengesahan notis Pajak dan STNK. Wajib pajak memberikan notis pajak ataupun STNK kepada pegawai yang berada di loket 2 untuk melakukan penetapan dan mengeluarkan resi pebayaran.

3. Kasir/Bank

Pada tahap ini Wajib Pajak memperlihatkan resi yang telah di berikan ke Loket Kasir/Bank dan kemudian pihak loket kasir/Bank memberi tahu jumlah pajak kendaraan yang harus dibayarkan oleh wajib pajak kendaraan bermotor dan wajib pajak menyelesaikan pembayaran.

2. Loket 2

Setelah menyelesikan pembayaran wajib pajak Kembali ke Loket 2 untuk memperlihatkan bukti tanda pembayaran pajak kendaraan Bermotor kepada petugas loket 2 untuk di cetakkan Notis Pajak baru maupun STNK baru. Setelah dicetak akan dilakukan pengesahan Notis Pajak maupun STNK baru dari 3 instansi yaitu Kepolisian,UPTD, dan Jasa Raharja.

3. Arsip

Setelah melakukan pencetakan Notis pajak maka notis ini terbagi menjadi 5 notis pajak dengan warna yang berbed dengan tujuan

untuk memudahkan pengarsipan, berikut merupakan warna dan tujuan instansi Notis pajak :

a) Notis Pajak Warna Coklat keemasan untuk pemilik kendaraan bermotor

b) Notis pajak warna pink untuk arsip UPTD c) Notis pajak warna biru untuk arsip pusat

d) Notis pajak warna kuning untuk pihak kepolisian e) Notis pajak warna hijau untuk pihak Jasa Raharja 2. Alur Layanan Samsat Drive Thru

Adapun alur pembayaran pajak kendaraan berrmotor melalui layanan Drive Thru yang hanya dilakukan dari atas kendaraan tanpa harus turun dari kendaraan untuk membayarkan pajak kendaraannya dan waktu yang dihabiskan hanya kurang lebih 5 menit saja dengan melengkapi berkas yaitu KTP/SIM dan STNK, berikut alur pembayarannya :

(Sumber dari : Kantor Samsat UPT Pendapatan Makassar 1 Selatan) Gambar 3.4 Alur Pendaftaran Layanan Samsat Drive Thru

Wajib Pajak Pendaftaran Penetapan Kasir dan Cetak TBPKB

25

Adapun Alur pembayaran samsat Drive thru sebagai berikut :

1. Siapkan dokumen berupa Kartu Tanda Penduduk atau KTP asli, Surat Tanda Nomor Kendaraan atau STNK asli, dan Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor atau BPKB asli.

2. Bawalah kendaraan yang akan didaftarkan perpanjangannya ke Drive Thru Samsat.

3. Lakukan proses identifikasi dan verifikasi dengan mendaftarkan perpanjangan kendaraan ke loket pendaftaran pertama.

4. Selanjutnya, untuk melakukan pembayaran, bawa kendaraan yang akan didaftarkan perpanjangan ke loket kedua.

5. Serahkan fotokopi STNK, BKPB dan KTP kepada petugas di loket pembayaran

6. Jumlah tagihan pajak kendaraan bermotor yang harus dibayar akan ditampilkan melalui layar monitor di loket pembayaran.

7. Wajib pajak dapat membayar secara tunai atau melalui ATM Bank DKI.

8. Setelah pajak kendaraan bermotor sudah dibayar, STNK dapat diterima oleh wajib pajak.

3. Waktu Pelayanan Samsat Stasioner dan Samsat Drive Thru a) Waktu pelayanan Samsat Stasioner

Waktu pelayanan merupakan waktu yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggaraan pelayanan publik dalam memberikan pelayanan kepada wajib pajak pengguna layanan Stasioner pada Kantor Samsat UPT Pendapatan Makassar 1 Selatan. Waktu pelayanan Kantor Samsat UPT Pendaftaran Makassar 1 Selatan sebagai berikut :

Table 3.2

Table 3.2

Dokumen terkait