• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Penelitian

Dalam dokumen LAPORAN TUGAS AKHIR. Lutfi Fauzi R (Halaman 11-0)

BAB I. PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Penulis

a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan lock out tag out unit dump truck ditempat kerja.

b. Berhadapan langsung dengan permasalahan yang nyata di lapangan beserta kompleksitasnya bukan hanya sebatas teori yang di ajarkan di bangku kuliah.

commit to user

c. Menggunakan keilmuan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah didapat dan dipelajari di bangku kuliah pada khususnya untuk merumuskan konsep, menganalisis permasalahan dan merumuskan kemungkinan solusi terhadap permasalahan tersebut.

2. Perusahaan

a. Dapat mengembangkan identifikasi aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan lock out tag out unit dump truck sehingga cidera atau cacat, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di cegah.

c. Diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan evaluasi mengenai penerapan lock out tag out unit dump truck di perusahaan sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja di tempat kerja yang aman dan nyaman.

3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja

a. Dapat menambah referensi kepustakaan yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar khususnya masalah lock out tag out unit dump truck.

b. Dapat menjadi sarana pengembangan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja.

commit to user 5 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja

Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dalam pasal 1 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya, sedangkan yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.

2. Potensi Bahaya

Bahaya pekerjaan adalah fakor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan, bahaya tersebut potensial jika fakor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan (Suma`mur P.K, 1993).

Potensi bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Tarwaka, 2008).

Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kejadian yang merugikan.

Kejadian tersebut tidak begitu saja tanpa ada penyebabnya. Sebagaimana diterangkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 bahwa ditempat kerja

commit to user

terdapat sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Adapun sumber dari kejadian yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :

a. Bangunan, Peralatan dan Instalasi

Bahaya dari bangunan, peralatan dan instalasi perlu mendapat perhatian. konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat.

Desain ruangan dan tempat kerja harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Instalasi harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja baik dalam desain maupun konstruksi. Sebelum operasi harus dilakukan percobaan untuk menjamin keselamatan serta dioperasikan oleh orang yang ahli dibidangnya agar memenuhi standar yang ditentukan.

Peralatan meliputi mesin dan alat atau sarana lain yang digunakan.

Elemen ini merupakan faktor penyebab utama terjadinya insiden.

Perawatan peralatan bukan hanya menurut waktu pemakaian melainkan juga didasarkan pada kondisi bagian-bagiannya. Tanpa perawatan yang teratur, keadaan mesin berubah menjadi penyebab bahaya. Peralatan haruslah digunakan semestinya serta dilengkapi dengan alat pelindung dan pengaman, peralatan itu dapat menimbulkan macam-macam bahaya seperti : kebakaran, sengatan listrik, ledakan, luka-luka dan cedera.

b. Material

Tiap-tiap material mempunyai bahaya dengan tingkat yang berbeda-beda sesuai sifat bahaya, antara lain :

a) Mudah terbakar

commit to user b) Menimbulkan energi

c) Mudah meledak

d) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan e) Menyebabkan kanker

f) Menyebabkan kelainan pada janin

g) Bersifat racun dan radioaktif (Sahab, Syukri. 1997).

c. Proses Produksi

Bahaya dari proses produksi sangat bervariasi tergantung dari teknologi yang digunakan. Proses yang digunakan dalam industri ada yang berbahaya dan ada pula proses yang kurang berbahaya. Bahaya yang sering ditimbulkan dalam proses produksi antara lain : debu, asap, panas, bising, dan mekanis seperti terjepit, terpotong, tergores, serta tertimpa material.

d. Manusia dan Cara kerja

Termasuk pekerja dan manajemen, penyebab utama kecelakaan sebagian besar yang terjadi terletak pada karyawan, yang meliputi : a) Karyawan yang kurang bergairah.

b) Kurang terampil.

c) Sedang terganggu emosinya. (Bennet dan Rumondang, 1995).

Cara kerja yang tidak benar dapat membahayakan tenaga kerja, orang lain, dan lingkungan sekitar. Cara kerja yang demikian yang sering terjadi antara lain mengangkat dan mengangkut, apabila dilakukan

commit to user

dengan cara yang salah dapat mengakibatkan cedera, dan yang paling sering adalah cedera pada tulang punggung (Sahab, Syukri. 1997).

e. Lingkungan kerja

Bahaya dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja serta penurunan produktifitas dan efisiensi kerja.

Bahaya tersebut adalah :

a) Faktor Fisik : Bahaya ini timbul dari keadaan fisik di lingkungan kerja, meliputi : Penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara.

b) Faktor Kimia : Bahaya ini bisa berasal dari bahan yang digunakan atau hasil produksi, yang meliputi : Gas, uap, debu, kabut, asap, cairan dan benda padat.

c) Faktor Biologi : Bahaya ini bisa berasal dari golongan hewan dan tumbuhan. Misalnya : virus, jamur, serta parasit.

d) Faktor Fisiologi : Bahaya ini berasal dari ketidaksesuaian antara konstruksi mesin dengan ukuran tubuh tenaga kerja yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan. Misalnya : posisi kerja yang tidak sesuai, konstruksi mesin yang tidak ergonomi.

e) Faktor Mental Psikologis : Bahaya yang berasal dari psikologis tenaga kerja yang meliputi suasana kerja, pekerjaan yang monoton, ketidaksesuaian hubungan kerja antar pekerja dan atasan dengan bawahan (Suma’mur P.K, 1993).

commit to user 3. Insiden/Kecelakaan

1) Kecelakaan kerja

Kecelakaan (insiden) adalah semua kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi menimbulkan kerugian (harta maupun benda) baik dalam derajat apapun. Dalam hal ini kejadian yang nyaris celaka dan yang sudah menimbulkan kerugian dapat disebut juga sebagai insiden.

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga disini, oleh karena tidak ada unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan disini dikarenakan kecelakaan itu disertai kerugian material atau penderitaan korban kecelakaan (Suma’mur P.K,1993).

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan itu terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. terkadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya sehingga meliputi juga kecelakaan tenaga kerja pada saat perjalanan.

Kecelakaan mempunyai ciri-ciri :

a) Merupakan kejadian yang tidak diinginkan

b) Mengakibatkan bahaya fisik terhadap manusia, kerusakan harta benda atau terganggunya proses.

c) Karena suatu sumber energi atau bahan yang melampaui nilai ambang batas.

commit to user

Dalam safety manajemen, kata kecelakaan sebaiknya tidak digunakan karena lebih merujuk pada sesuatu yang reaktif, sementara insiden bersifat proaktif. Terlepas dari itu maka manajemen akan menyadari bahwa kecelakaan dapat dicegah, sedangkan kata accident akhirnya lebih merujuk pada sesuatu yang tidak disengaja atau nasib.

Padahal kecelakaan di tempat kerja semuanya bisa dicegah dengan menghindari bertemunya sub standar action dan sub standart condition.

Sub standar berarti merujuk pada suatu standar tertentu. Unsafe lebih bersifat kualitatif dan kira-kira, dengan menyebutkan sub standart, maka akan melihat kesalahan dari sistem, bukan kesalahan pada seseorang.

Menurut Teori Frank E. Bird, 1990

Gambar 1. Piramida kecelakaan Frank Bird (Sumber : Frank E. Bird, 1990)

Piramida kecelakaan dari Frank Bird menyatakan kecelakaan diibaratkan dengan angka 1 : 10 : 30 : 600 yang berarti bahwa, jika terjadi kecelakaan dan insiden sebanyak 641 kasus, maka :

1 Kasus adalah cidera serius, cacat tetap bahkan meninggal dunia.

10 Kasus cedera ringan.

30 Kasus adalah kerusakan harta benda (property damage) 1

10 30 600

commit to user 600 Kasus insiden nyaris celaka.

Kecelakan yang terjadi mempunyai urutan-urutan tertentu. Teori urutan ini sering dikenal sebagai teori domino. Dalam teori ini dijelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena ada faktor pendukung sebelumnya.

Faktor dalam urutan kecelakaan tersebut meliputi :

Gambar 2 : Teori Domino (Sumber : Frank E. Bird, 1990)

Adapun penyebab dari kecelakaan antara lain : 1) Kurangnya Kontrol Pimpinan

Bila penyebab kecelakaan dicari sampai penyebab dasarnya maka akan menuju pada fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Actualing dan Controlling (Sahab, Syukri 1997). Kontrol adalah salah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting. Tanpa adanya control, rangkaian kecelakaan akan dimulai dan akan memicu faktor penyebab berikutnya yang mengakibatkan kerugian. Tanpa pengendalian yang kuat penyebab kecelakaan dan rangkaian efek Lack Of

commit to user

akan memulai dan memicu berkelanjutan faktor penyebab kecelakaan.

Kurangnya pengendalian dapat disebabkan oleh fakor : a) Kurangnya program

b) Kurangnya standar pada perusahaan

c) Kurangnya pemenuhan terhadap standar program 2) Penyebab Dasar

Sebab dasar dianggap sebagai akar permasalahan, penyebab riil, penyebab tidak langsung dan penyebab pendukung. Penyebab dasar membantu menjelaskan mengapa terdapat kondisi yang kurang standar. Sebab dasar dibagi menjadi dua, yaitu :

a) Faktor manusia (Personal Factor)

(1) Kurangnya kemampuan fisik dan mental.

(2) Kurangnya pengetahuan (3) Kurangnya ketrampilan (4) Stres fisik dan mental (5) Kurangnya motivasi b) Faktor Pekerjaan

(1) Kepemimpinan dan pengawasan kurang tepat.

(2) Engineering kurang memadai.

(3) Maintenance kurang memadai.

(4) Peralatan dan perlengkapan kurang memadai.

(5) Standar kurang memadai (6) Pembelian Kurang memadai

commit to user (7) Penyalahgunaan wewenang.

2) Penyebab langsung

Penyebab langsung dari kecelakaan adalah sesuatu yang secara langsung menyebabkan kontak. Penyebab langsung itu berupa :

a) Tindakan tidak aman

Yaitu pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan, meliputi :

(1) Menjalankan peralatan yang bukan tugasnya.

(2) Menjalankan mesin/peralatan yang melebihi kecepatan.

(3) Membuat alat tidak berfungsi.

(4) Melepas alat pengaman.

(5) Menggunakan peralatan rusak (6) Tidak memakai APD.

(7) Muatan yang berlebihan.

(8) Mengunakan peralatan secara tidak layak.

(9) Pengangkatan yang tidak layak.

(10) Posisi kerja yang salah.

(11) Bersendau gurau.

(12) Berada dalam pengaruh obat-obatan atau alkohol.

b) Kondisi Tidak Aman

Yaitu suatu kondisi yang diluar standar yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan, meliputi :

(1) Pelindung atau pembatas tidak aman.

commit to user (2) Alat pelindung diri tidak layak (3) Peralatan, mesin, material rusak.

(4) Sistem peringatan tidak berfungsi.

(5) Kebersihan, tata ruang kerja tidak layak.

(6) Kondisi lingkungan mengandung debu, gas, asap atau uap melebihi NAB.

(7) Bising.

(8) Paparan Radiasi.

(9) Temperatur yang terlalu tinggi atau rendah.

(10) Penerangan yang kurang atau berlebihan.

(11) Ventilasi yang kurang.

4. Kerugian (Loss)

Jika terjadi suatu kecelakaan maka akan mengakibatkan kerugian terhadap manusia dan harta benda yang akan mempengaruhi kualitas dan produksi sebagaimana pengaruhnya tehadap keselamatan, kesehatan dan keamanan.

Kecelakaan menurut Suma’mur P.K, (1993) menyebabkan lima jenis kerugian yaitu :

a. Kecelakaan

b. Kekacauan organisasi.

c. Keluhan dan kesedihan.

d. Kelainan dan kecatatan.

e. Kematian.

commit to user

Biaya yang timbul sebagai akibat kecelakaan dapat digambarkan seperti Gunung es yang kemudian sering disebut Teori Gunung Es yang artinya biaya langsung sebagai bongkahan gunung es yang terlihat pada permukaan laut, sedang biaya tidak langsung yaitu bongkahan gunung es yang berada di bawah permukaan laut yang jauh lebih besar.

Gambar 3 : Teori Gunung Es (Sumber : Frank E. Bird, 1990)

Dari kecelakaan yang ditimbulkan dapat diketahui kerugian yang dicapai baik ekonomi maupun non ekonomi. Kerugian ekonomi dapat berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung.

1) Biaya Langsung meliputi : a) Perawatan dokter b) Biaya kompensasi

Biaya langsung

$ 1

 Perawatan dokter

 Biaya kompensasi atau ganti rugi Biaya tidak langsung (biaya yang tidak terasumsi)

$ 5 to $ 50

 Kerusakan bangunan

 Kerusakan perawatan

 Kerusakan hasil produksi

 Gangguan dan keterlambatan produksi

 Biaya untuk pemenuhan aturan

 Biaya peralatan untuk keadaan darurat

 Biaya sewa peralatan

 Waktu untuk penyelidikan Biaya lain (biaya tidak langsung)

$ 1 to $ 3

 Gaji selama tidak bekerja

 Biaya penggantian/pelatihan

 Overtime

 Waktu untuk investigasi

 Pemenuhan hasil kerja yang celaka

commit to user 2) Biaya tidak langsung meliputi :

a) Kerusakan dan kerugian harta benda, meliputi : (1) Kerusakan bangunan

(2) Kerusakan perkakas

(3) Kerusakan hasil produksi dan material (4) Gangguan dan keterlambatan produksi (5) Biaya untuk pemenuhan aturan

(6) Biaya untuk peralatan gawat darurat.

(7) Biaya sewa peralatan (8) Waktu untuk penyelidikan b) Biaya-biaya lain terdiri dari :

(1) Gaji selama tidak bekerja (2) Biaya pergantian serta pelatihan.

(3) Lembur.

(4) Ekstra waktu untuk Supervisor.

(5) Penurunan hasil kerja bagi yang celaka sewaktu memulai kerja 5. Pencegahan Kecelakaan

Menurut Suma`mur P.K, (1996) kecelakaan dapat dicegah dengan berbagai cara antara lain :

1) Peraturan Perundangan yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja.

2) Standarisasi yaitu penerapan standar-standar resmi

commit to user

3) Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.

4) Penelitian teknik yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya 5) Riset medis yang meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis,

patologis, faktor lingkungan, teknologi dan keadaan-keadaan fisik yang dapat mengakibatkan kecelakaan.

6) Penelitian psikologis yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang mengakibatkan kecelakaan.

7) Penelitian statistik untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai apa saja, dalam pekerjaan apa dan apa sebabnya.

8) Pendidikan yaitu menyangkut pendidikan keselamatan teknik.

9) Pelatihan yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi tenaga kerja baru.

10) Penggairahan yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menumbuhkan kesadaran akan keselamatan kerja.

11) Asuransi yaitu intensif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan.

12) Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja.

6. Lock Out Tag Out atau Isolasi Energi

Tiap tempat kerja, peralatan/unit memerlukan perawatan.

Pemasangan, perbaikan dan perawatan mesin atau perlengkapan yang

commit to user

dilakukan, dapat saja membahayakan pekerja saat melaksanakan pekerjaan tersebut. Cidera serius dapat saja disebabkan oleh mesin atau peralatan yang hidup atau start-up secara tidak terduga, kontak dengan sirkit yang beraliran listrik atau terlepasnya energi yang tersisa di mesin atau peralatan. Peralatan yang sudah dimatikan dapat saja dengan ceroboh dihidupkan kembali lagi oleh pekerja lainnya, atau peralatan yang awalnya sudah dimatikan dimana dikontrol oleh program komputer otomatis dapat saja hidup kembali secara otomatis dan tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu.

Bahaya tersebut bisa kita hindari dengan menggunakan Lock Out Tag Out (LOTO). LOTO ini dipasang atau dilakukan saat pekerja maintenance melakukan perbaikan mesin maka berfungsi untuk menjaga mesin tersebut tidak hidup atau start-up selama melakukan pekerjaan maintenance/repair.

a. Definisi

Sumber Energi adalah setiap sumber listrik, mekanik, hidrolik, kimia, panas, gravitasi atau sumber energi lain.

Lock Out (penguncian) adalah proses pemasangan LOTO pada alat pengisolasi energi sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan untuk memastikan bahwa alat pengisolasi energi dan peralatan yang sedang dikendalikan tidak dapat dioperasikan hingga alat LOTO itu dilepas.

Alat pengunci adalah alat yang dapat mengunci, dapat berupa gembok dan anak kuncinya/kunci kombinasi, untuk menahan suatu alat pengisolasi energi pada posisi aman dan mencegah pelepasan energi pada mesin atau peralatan.

commit to user

Label tanda bahaya adalah suatu tanda peringatan yang jelas, berupa label dan perlengkapannya yang dapat dipasangkan dengan kuat pada alat pengisolasi energi sehingga dapat menunjukkan bahwa alat pengisolasi energi dan peralatan yang sedang dikendalikan tidak boleh dioperasikan hingga label dilepas.

Pemasangan label adalah proses memasang suatu label (tanda bahaya) ke suatu alat pengunci yang dipasang ke alat pengisolasi energi untuk melarang orang mengoperasikan atau mengalirkan energi pada suatu peralatan yang dirawat, dipelihara, diperbaiki atau dimodifikasi tanpa izin (PT. Riung Mitra Lestari, 2009).

Lock Out Tag Out adalah gabungan antara penerapan metode mekanis (pemasangan gembok) dan sistem peringatan tertulis (pemasangan label), yang dipasang pada suatu peralatan sebagai peringatan kepada orang lain bahwa peralatan bersumber energi berbahaya dimaksud, sedang diisolasi dan tidak boleh dioperasikan selama gembok dan label terpasang pada peralatan tersebut (University of Arkansas, 2007).

Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Per.

04/MEN/1985 Pasal 6, “Pada Pesawat Tenaga dan Produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus segera dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menjalankan pada tempat yang mudah dibaca sampai Pesawat Tenaga dan Produksi atau alat pengaman tersebut selesai diperbaiki”.

commit to user

Inti dari bunyi undang-undang tersebut, isolasi merupakan bagian dari pengendalian bahaya ditempat kerja. Isolasi yang dimaksud adalah mengisolasi sumber energi yang berbahaya sehingga dapat memberikan perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi di mana gerakan yang tidak sengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cedera/sakit atau kerugian lain yang tidak diinginkan.

b. Tujuan

Untuk melindungi orang yang sedang bekerja atau berada disekitar alat dan/atau instalasi listrik atau sumber energi lain yang sedang diperbaiki. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau dengan pemasangan LOTO pada sumber energi yang dapat mencederai seseorang (PT. Riung Mitra Lestari, 2009).

1. Tujuan Umum

a) Menjelaskan secara rinci proses umum dalam mengisolasai energi yang berbahaya dan menyediakan persyaratan khusus dalam melaksanakan isolasi secara individu maupun kelompok.

b) Peraturan ini bertujuan untuk memberi perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak disengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cedera atau sakit.

commit to user 2. Tujuan Khusus

a) Mencegah terlepasnya potensi bahaya atau energi yang tersimpan secara tiba-tiba.

b) Menghindari pengoperasian mesin yang tidak terduga.

c) Menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja atau d) Menyebabkan kerusakan pada alat itu sendiri.

c. Manfaat

Program Lock Out Tag Out yang efektif dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :

1. Pencegahan Kecelakaan

Tujuan utama dari Lock Out Tag Out adalah untuk memberi perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak disengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cidera atau sakit.

2. Komitmen Manajemen

Program Keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif merupakan suatu cara yang bisa ditunjukkan oleh manajemen kepada semua karyawan atas komitmennya terhadap terciptanya kondisi kerja yang aman, selamat dan sehat. Program Lock Out Tag Out adalah salah satu elemen dalam program K3 yang bertujuan untuk mewujudkan komitmen tersebut.

commit to user 3. Mengurangi Biaya Pengeluaran

Dengan dilaksanakannya program Lock Out Tag Out yang dapat mencegah terjadinya suatu insiden maka hal ini secara tidak langsung dapat mengurangi biaya penegluaran yang untuk penggantian atau perbaikan property damage, biaya pengobatan akibat cidera akibat kecelakaan ataupun biaya yang dikeluarkan

4. Pemenuhan Terhadap Peraturan, Kebijakan, Standart dan Prosedur 5. Reputasi Perusahaan Meningkat

d. Penggunaan dan Pelaksanaan Lock Out Tag Out

1) Unit atau alat yang dikerjakan secara pararel oleh beberapa orang mekanik/group, dengan obyek kerja yang berbeda. Yaitu ketika service atau pemeliharaan sedang dilakukan pada mesin atau sekitar mesin, dimana cidera dapat terjadi akibat start up mesin yang tidak terduga atau lepasnya energi yang masih tersimpan.

2) Unit yang dikerjakan memiliki dimensi besar atau instalasi luas, dimana teknisi tidak terlihat.

3) Pekerjaan tidak selesai dalam sekali waktu sehingga harus ditunda dan dilanjutkan lain waktu.

4) Ketika mesin atau peralatan baru sedang diinstall.

5) Ketika pengaman atau alat keselamatan lainnya harus dipindahkan.

e. Ruang Lingkup

Ruang Lingkup dari Lock Out Tag Out untuk service dan perawatan alat atau unit dimana ada potensi terlepasnya energi/start up

commit to user

secara tidak terduga dan menciderai pekerja. Lock Out Tag Out ini tidak berlaku pada :

1) Unit atau alat yang tidak memiliki energi tersimpan.

2) Alat yang berenergi tunggal dan cukup sekali isolasi untuk menonaktifkannya.

f. Jenis energi yang wajib diisolasi 1) Elektrikal

Energi listrik di anggap berbahaya bila arus listrik dapat menimbulkan cedera dengan cara melewati tubuh. Energi listrik dapat berbentuk :

a) Sirkuit hidup b) Arus residu

Klasifikasi energi listrik :

a) Tegangan tinggi (lebih dari 650 V) b) Tegangan rendah (tidak lebih dari 650 V) c) Tegangan sangat rendah (tidak lebih dari 32 V) 2) Panas

Energi panas ini dapat berbahaya bila melampaui kemampuan tubuh untuk menahan temperatur itu. Energi panas bisa berbentuk temperatur panas atau dingin.

commit to user 3) Bahan kimia

Bahan kimia dianggap berbahaya bila berisi bahan bahan yang dapat menimbulkan cedera atau penyakit melalui kontak dengan cara dihirup, diserap atau dicerna.

Klasifikasi : a) Korosif

b) Mudah terbakar c) Beracun d) Oksidasi

e) Mudah meledak 4) Radiasi

Radiasi atau sumber Radioaktif dianggap berbahaya bila secara spontan mengeluarkan energi dalam jumlah cukup banyak untuk menimbulkan perubahan terhadap struktur molekul tubuh yang merusak organ-organ.

Klasifikasi : a) Ionisasi b) Non Ionisasi 5) Mekanikal

Energi mekanis dianggap berbahaya bila energinya cukup besar untuk menimbulkan cedera fisik pada orang.

Klasifikasi :

a) Gravitasi (karena posisi)

commit to user b) Tersimpan/Potensial

c) Hidrolik d) Pneumatik g. Jenis LOTO

1. LOTO Perorangan

Tipe LOTO ini semua individu yang terlibat memasang gembok dan labelnya sendiri pada pengisolasian listrik dan atau mekanis.

2. LOTO Group

Tipe LOTO ini melibatkan kelompok besar pekerja yang diwakili oleh crew leader atau crew foreman dan penggunaan gembok dan label wakil-wakil pekerja tersebut.

h. Peralatan

Adapun jenis Lock dan Tag yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Jenis Lock & penggunaanya

Adapun jenis Lock dan Tag yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Jenis Lock & penggunaanya

Dalam dokumen LAPORAN TUGAS AKHIR. Lutfi Fauzi R (Halaman 11-0)

Dokumen terkait