BAB III. METODE PENELITIAN
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian yang bersifat deskriptif, maka penulis mencari dan mengumpulkan data yang diperoleh dari :
commit to user 1. Observasi Lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap petugas yang melakukan prosedur lock out tag out unit dump truck di lapangan.
2. Wawancara
Melakukan wawancara dengan cara tanya jawab atau dialog dengan pihak yang terkait mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan lock out tag out unit dump truck.
3. Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dan mempelajari dokumen-dokumen ataupun catatan perusahaan yang berhubungan dengan lock out tag out unit dump truck.
4. Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari referensi-referensi seperti laporan-laporan yang sudah ada, dokumen-dokumen dari perusahaan, dan buku-buku kepustakaan yang memiliki hubungan dengan lock out tag out unit dump truck.
F. Pelaksanaan Penelitian
Magang atau praktek kerja lapangan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak, Kalimantan Timur dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2012 sampai dengan 30 April 2012.
commit to user G. Analisa Data
Hasil data yang didapatkan dari penelitian mengenai implementasi lock out tag out unit dump truck area workshop sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja yang selanjutnya dibandingkan dengan peraturan perundangan. Peraturan Perundangan yang dimaksud adalah Permenaker No.
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
commit to user 41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
PT. Riung Mitra Lestari merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan dengan produk yang dihasilkan adalah batu bara yang dalam proses produksinya membutuhkan tenaga mesin disamping tenaga kerja. Dalam menunjang keberlangsungan proses produksinya, perusahaan melakukan pemeliharaan dan perawatan pada alat-alat berat supaya alat berat selalu dalam keadaan siaga siap pakai. Pekerjaan pemeliharaan/perawatan unit alat-alat berat dilakukan di workshop dan dibutuhkan petugas maintenance/mekanik terlatih dimana pekerjaan perbaikan/perawatan berpotensi terjadi kecelakaan yang bisa mencederai semua orang terutama petugas maintenance/mekanik dikarenakan pada unit alat-alat berat terutama dump truck/truk produksi terdapat sumber energi berbahaya.
1. Jenis Sumber Energi Berbahaya pada Dump Truck a. Energi Gravitasi
Energi mekanis dianggap berbahaya bila energinya cukup besar untuk menimbulkan cedera fisik pada orang. Bagian/sumber energi yang harus dilakukan upaya pengendalian adalah :
commit to user 1) Parking Brake
Parking Brake diaktifkan untuk mencegah dump truck bergerak berpindah sendiri dikarenakan medan yang kurang rata atau landai.
2) Pengganjalan ban
Pengganjalan ban dilakukan untuk mencegah dump truck tergelincir atau bergerak berpindah ketika rem parkir tidak berfungsi sesuai semestinya dikarenakan kondisi medan yang landai atau tidak rata, sehingga dapat mencederai mekanik saat melakukan maintenance atau repair.
3) Dump body
a) Tail Gate terkunci dengan pengaman rantai
Tail gate dipasang pada bagian belakang dump body, sebagai pintu yang akan tertutup saat posisi dump body seating (duduk pada chasis) sehingga material muatan tidak tumpah, sedangkan saat posisi dumping, tail gate akan terbuka dengan mekanisme tarikan rantai yang dipasang pada kedua sisi arm mounting. Penguncian bertujuan untuk mengamankan tail gate tidak terbuka yang dapat mencedarai orang yang sedang melakukan perbaikan.
b) Safety dump pin/hoist stand
Safety dump yang dipasang saat dump body diposisikan raise/naik dan melakukan aktivitas repair atau maintenance
commit to user
pada chasis atau komponen yang berada dibawah dump body, sehingga mencegah bahaya terjepit, karena dump body turun dengan sendirinya atau terjadi kesalahan prosedur repair.
4) Melakukan demarkasi/memasang safety line atau safety line di areal maintenance/repair.
Tujuan dilakukan pemasangan demarkasi/safety line atau safety cone adalah agar orang lain yang tidak berkepentingan tidak memasuki atau mendekati dump truck yang sedang dilakukan perawatan atau perbaikan sehingga orang lain tidak mengoperasikan unit tersebut.
b. Energi Elektrikal
Energi listrik dianggap berbahaya bila arus listrik dapat menimbulkan cedera dengan cara melewati tubuh.
Bagian-bagian yang harus dilakukan pengamanan : 1) Saklar Utama/Lock Out Switch
Saklar utama/Lock Out Switch adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik yang terdapat pada dump truck, atau untuk menghubungkannya. Saklar utama/Lock Out switch sangat berperan untuk menjaga keamanan jaringan listrik karena mencegah komponen kelistrikan yang lain tidak aktif atau menyala sendiri saat dilakukan perawatan/perbaikan walaupun mesin telah dimatikan sehingga tidak mencederai petugas maintenance/mekanik.
commit to user 2) Battery
Battery atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen utama dalam setiap kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo starter kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
c. Energi Panas
Energi panas ini dapat berbahaya bila melampaui kemampuan tubuh untuk menahan temperatur itu. Energi panas bisa berbentuk temperatur panas atau dingin. Energi panas yang tersimpan pada dump truck adalah :
1) Exhaust Manifold
Exhaust manifold atau exhaust header, adalah komponen pipa bercabang yang mengalirkan/dilalui gas buang dari beberapa ruang bakar/silinder, dihimpun menjadi satu pipa dan dikeluarkan ke udara melalui exhaust muffler. Karena dilalui gas hasil pembakaran maka komponen ini menjadi sangat panas.
2) Exhaust muffler
Exhaust muffler disebut juga peredam suara, yaitu pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran dari exhaust manifold keluar ke udara bebas. Pada komponen tersebut telah terpasang alat pengaman berupa plat safety guarding/cover yang menutupi komponen tersebut
commit to user
dan mencegah petugas maintenance/mekanik atau secara tidak sengaja mekanik menyentuh komponen tersebut ketika masih panas.
3) Turbochargher
Turbocharger adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk meningkatkan pasokan udara yang dibutuhkan oleh mesin dalam proses peningkatan tekanan pembakaran untuk meningkatkan tenaga/daya mesin.
Karena perangkat turbocharger terhubung dengan saluran gas buang (exhaust muffler) yang merupakan sumber panas, komponen ini juga menyimpan energi panas.
4) Radiator
Radiator adalah suatu bagian atau komponen dari sistem pendinginan yang menggunakan sistem pendinginan air, karena itu fungsi radiator adalah mendinginkan mesin. Radiator digunakan pada mesin-mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama memerlukan pendingin ekstra.
Komponen radiator ini menyimpan energi panas untuk dibuang ke udara sekitar.
d. Energi Tekanan
1) Tangki Penyimpan Udara
Tangki penyimpan udara merupakan tempat untuk menyimpan udara bertekanan yang akan digunakan oleh sistem pengereman.
Sistem pengereman ini pada unit dump truck menggunakan rem udara.
commit to user
Rem udara pada memiliki prinsip kerja udara bertekanan dikumpulkan dalam tangki penyimpan udara. Cara kerja yang dilakukan adalah dengan mengosongkan tangki udara yang bertujuan menghilangkan tekanan udara yang ada di dalam tangki penyimpan udara, sehingga sistem pengereman bekerja.
2) Tangki Hidrolik
Dump Truck adalah truk yang digunakan untuk mengangkut (membawa dan memindahkan) material dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Terdapat bak khusus sebagai tempat menampung material yang diangkut yang disebut dengan dump body. Truk dapat dengan mudah menumpahkan material dengan cara mengangkat dump body yang diatur melalui sistem hidrolik. Sistem hidrolik menyuplai fluida/oli ke sistem hidrolik dump body
Tangki hidrolik sebagai bagian dari sistem hidrolik yaitu wadah fluida/oli baik yang akan menuju suatu sistem hidrolik maupun yang meninggalkan sistem hidrolik kembali ke tangki hidrolik.
Dalam upaya pencegahan terhadap timbulnya risiko kecelakaan pada pekerjaan maka PT. Riung Mitra Lestari menerapkan upaya pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan cara :
a. Engineering Control
1) Pemeliharaan/perawatan mesin produksi
commit to user
2) Melakukan pengisolasian pada sumber-sumber potensi bahaya yaitu dengan menerapkan prosedur lock out tag out agar dapat menjaga keselamatan karyawan, alat-alat milik perusahaan, dan mencegah timbulnya kecelakaan kecelakaan selama melaksanakan pekerjaan perawatan/perbaikan.
b. Administrative Control 1) Menentukan shift kerja.
2) Membuat Standar Operating Procedure (SOP).
3) Membuat Job Safety Analysis (JSA).
4) Penerapan ijin kerja.
5) Membuat instruksi kerja/petunjuk kerja khusus.
6) Mengadakan pelatihan bagi karyawan.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
PT. Riung Mitra Lestari menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) secara cuma-cuma kepada karyawannya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pemberian APD ini diberikan kepada semua orang yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di PT. Riung Mitra Lestari.
Pengeluaran APD di bawah tanggung jawab departemen Health Safety Environment (HSE).
Penerapan Lock Out Tag Out sebagai upaya pencegahan terhadap kecelakaan kerja dimana dalam melaksanakan lock out tag out/isolasi energi terdapat prosedur lock out tag out/isolasi. PT. Riung Mitra Lestari memberlakukan lock out tag out untuk melindungi orang yang sedang
commit to user
bekerja atau berada disekitar alat dan/atau instalasi listrik atau sumber energi lain yang sedang diperbaiki. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau dengan pemasangan LOTO pada sumber energi yang dapat mencederai seseorang serta memungkinkan terlaksananya pekerjaan yang aman dan terbebas dari energi berbahaya akibat pekerjaan tersebut.
Lock Out Tag Out hanya dilakukan pada saat perbaikan dan perawatan alat atau unit dimana ada potensi terlepasnya energi/start up secara tidak terduga dan menciderai pekerja. Lock Out Tag Out ini tidak berlaku pada : 1) Unit atau alat yang tidak memiliki energi tersimpan.
2) Alat yang berenergi tunggal dan cukup sekali isolasi untuk menonaktifkannya.
2. Dasar Lock Out Tag Out
Golden Rules merupakan bentuk peraturan untuk pekerja, mitra kerja, maupun tamu pada saat berada di area tambang PT. Riung Mitra Lestari, guna terciptanya kondisi aman dan nyaman. Di dalam isi Golden Rules tercantum peraturan yang mendasari dilaksanakannya lock out tag out.
Adapun isi dari Golden Rules, yaitu : a. Aturan Umum
1) Dengan sengaja merusak rambu lalu lintas, peringatan, dan rambu lainnya di Lingkungan Perusahaan.
2) Melanggar rambu lalu lintas atau rambu lainnya selain yang sudah diatur secara khusus.
commit to user
3) Menggunakan tools/peralatan (power tolls, sling/rantai, hook/shackle, stand, tangga/perancah, peralatan listrik, alat las, hammer) tidak layak, serta tools/peralatan yang dimodifikasi atau buatan sendiri yang belum disetujui.
4) Tidak memiliki Surat Ijin Kerja (Work Permit) untuk pekerjaan yang mewajibkannya (Ijin Kerja dengan Panas, Gangguan Tanah, Bekerja di dekat atau di atas air, Bekerja dengan listrik lebih dari 380 volt, Bekerja di Ketinggian lebih dari 5 m dan Bekerja di ruang Tebatas).
5) Merokok atau menyalakan api terbuka pada area fuel tank, gudang bahan peledak, area peledakan aktif, kendaraan angkutan bahan bakar/peledak, gudang tabung gas, dan gudang bahan kimia lainnya yang mudah terbakar atau meledak.
6) Melanggar SOP (Standard Operating Procedure) Blasting yaitu melanggar jarak aman evakuasi, lalai dalam mengisolasi area batas aman peledakan, menerobos Blocker, melakukan atau memerintahkan orang untuk melakukan kegiatan blasting tanpa lisensi, lalai dalam melakukan pemeriksaan hasil peledakan sehingga bahan peledak/detonator yang tidak meledak tertinggal di tanah.
commit to user b. Aturan Alat Pelindung Diri
7) Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan keselamatan yang telah ditentukan kecuali yang sudah diatur khusus.
8) Tidak memakai Alat Pelindung Diri (APD) dan peralatan keselamatan yang telah ditentukan saat bekerja, jenis APD tersebut yaitu : jaket pelampung pada saat di dekat atau di atas air, Full Body Harness di ketinggian lebih dari 5 m.
c. Aturan Alat Pengangkatan dan Penyangga Beban
9) Melanggar prosedur pengangkatan (lifting) dan penyanggan beban yaitu : tidak ada Rigger dalam aktivitas pengangkatan, menggunakan alat angkat yang tidak sesuai, tidak mengisolasi lokasi yang terdapat aktivitas pengangkatan dan penyanggan, menggunakan penyangga beban yang tidak sesuai dengan SWL (Safe Working Load) nya.
d. Aturan Pengoperasian Peralatan
10) Tidak menjalankan prosedur P2H/Pre-use check untuk unit sarana/alat produksi dan peralatan lain dengan benar yang
mengharuskan pelaksanaan P2H sebelum
mengendarai/mengopersikan unit/peralatan tersebut.
11) Menumpang/membawa penumpang di alat produksi dan alat support (kecuali dalam rangka training, ground test, inspeksi, observasi, audit).
commit to user
12) Menumpang/membawa penumpang melebihi kapasitas tempat duduk/seat belt.
13) Tidak melaporkan ke atasan terhadap kondisi fisiknya dalam keadaan fatigue (lelah/mengantuk) dan tetap mengoperasikan peralatan bergerak bermotor sehingga berpotensi menyebabkan kecelakaan.
14) Menggunakan/mengoperasikan peralatan bergerak bermotor yang belum lulus komisioning.
15) Menggunakan/mengoperasikan peralatan bergerak bermotor yang telah dinyatakan tidak layak pakai (terpasang tanda *Tidak Aman*).
16) Mendahului kendaraan lain tidak sesuai dengan prosedur.
17) Melanggar jarak aman beriringan antar kendaraan.
18) Melanggar prosedur mendekati alat produksi atau jarak aman parkir dengan alat produksi.
19) Mengoperasikan/mengemudikan kendaraan bergerak bermotor dengan kecepatan melebihi 6-20 km/jam dari batas kecepatan maksimum yang telah ditentukan.
20) Mengoperasikan/mengemudikan kendaraan bergerak bermotor dengan kecepatan melebihi 21-30 km/jam dari batas kecepatan yang telah ditentukan.
commit to user
21) Mengoperasikan/mengemudikan kendaraan bergerak bermotor dengan kecepatan melebihi 31 km/jam ke atas dari batas kecepatan yang telah ditentukan.
22) Melanggar jarak aman dumping ke air/lumpur dan atau dumping di ketinggian sesuai dengan peraturan yang berlaku.
23) Menggunakan telepon genggam, menggunakan headseat pada saat mengoperasikan kendaraan bergerak bermotor.
24) Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor tanpa memiliki lisensi perusahaan yang sesuai kecuali pada saat training yang didampingi oleh instruktur atau pekerja lain yang ditunjuk untuk menjadi instruktur.
25) Memerintahkan bawahannya yang tidak memiliki lisensi perusahaan untuk mengoperasikan peralatan bergerak bermotor.
26) Mengoperasikan peralatan bergerak bermotor dalam keadaan fatigue (lelah/mengantuk) hingga menyebabkan kecelakaan.
e. Aturan Lingkungan
27) Membuang limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) tidak pada tempatnya.
28) Melakukan tindakan yang menyebabkan pencemaran lingkungan yang berdampak besar, yaitu : dengan sengaja atau karena kelalaiaanya mengakibatkan dilampauinya baku mutu lingkungan atau kriteria baku mutu kerusakaan lingkungan hidup.
commit to user f. Aturan Insiden dan Pelaporan
29) Tidak melaporkan insiden yang dialaminya dan atau insiden yang terjadi di areal tanggungjawabnya dengan segera setelah terjadi insiden, selambat-lambatnya akhir shift sejak insiden itu terjadi.
30) Memindahakan/mengubah.merusak barang bukti di tempat kejadian insiden kecuali atas seijin Project Manager.
g. Aturan Pengisolasian (Log Out & Tag Out)
31) Tidak memasang label Danger Tag dan Lock Out sesuai prosedur.
32) Melepas label Danger Tag dan Lock Out orang lain tanpa mengikuti prosedur atau mengabaikan Danger Tag dan Lock Out.
33) Melepas label Danger Tag dan Lock Out orang lain tanpa mengikuti prosedur atau mengabaikan Danger Tag dan Lock Out sehingga mengakibatkan kecelakaan.
Pada poin (g) atau ketujuh dari Golden Rules tersebut menjadi dasar peraturan untuk menerapkan Lock Out Tag Out sebagai upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di area tambang PT. Riung Mitra Lestari. Upaya ini dilakukan untuk memberi perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak disengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cidera atau sakit yaitu pada pekerjaan perawatan/perbaikan unit atau peralatan.
commit to user
3. Langkah Mengisolasi Dan Mengunci Unit Dump Truck
Dalam upaya pencegahan terhadap timbulnya risiko kecelakaan kerja pada pekerjaan perawatan dan perbaikan truk produksi maka terdapat ketentuan PT. Riung Mitra Lestari sebagai berikut :
1) Peralatan Pelindung Diri
Semua orang yang masuk di wilayah kerja workshop diharuskan mengunakan alat pelindung diri termasuk petugas maintenance berupa topi pengaman (safety helmet), kacamata pelindung (safety glasss), masker, sarung tangan, sepatu safety (safety shoes).
2) Peralatan Kerja
Petugas maintenance/mekanik menggunakan peralatan kerja standar perusahaan yang tersimpan pada tools box. Peralatan kerja tersebut merupakan peralatan yang berasal dari perusahaan dan tidak diperkenankan pekerja membuat atau memakai peralatan kerja buatan sendiri dengan tujuan untuk melakukan perawatan/perbaikan unit alat berat.
3) Peralatan Administrasi
Dalam melaksanakan repair&maintenance, bisa menggunakan alat bantu administrasi berupa, check sheet : suatu form (daftar) yang dipergunakan untuk mencatat hasil operasi dari tiap-tiap unit alat berat dalam periode operasi, aktivitas yang dilakukan misalnya pengecekan kondisi mesin dan spare part lain, pelumasan/penambahan pelumas
commit to user
mesin, penggantian spare part, pengantian oli, kebersihan bagian-bagian mesin atau spare part lain.
Tata cara dan hirarki pelaksanaan Lock Out Tag Out Unit Dump Truck tidak terlepas dengan prosedur perawatan dan perbaikan yang aman sehingga diperlukan (Job Safety Analysis) perawatan dan perbaikan truk produksi. Adapaun JSA (Job Safety Analysis) perawatan dan perbaikan truk produksi terdapat dalam Lampiran 7.
Langkah mengisolasi dan mengunci unit dump truck yang dilakukan petugas maintenance/mekanik pada saat melakukan perawatan atau perbaikan dari hasil observasi adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
1) Areal perbaikan dalam kondisi aman.
2) Truk bebas dari material berbahaya yang bila jatuh dan menimpa orang, yaitu dengan menumpahkan semua muatan.
3) Terdapat Isolation Officer/petugas berwenang atau Group Leader yang bertanggung jawab dan dalam keadaan dimana harus dilakukan pemindahan unit ke tempat yang lebih aman atau luas sesuai kebutuhan, maka hanya operator yang mempunyai SIMPER (Surat Izin Mengemudi Perusahaan) atau mekanik khusus yang diizinkan mengoperasikan unit.
commit to user b. Parkir Unit
Melakukan prosedur parkir dengan benar setelah itu pastikan transmisi netral, parking brake posisi ON dan pasang wheel chock (ganjal ban) minimal dua depan dan belakang.
c. Mengenali Sumber Energi dan Melakukan Pengendalian Apabila Diperlukan
1) Energi Gravitasi
a) Mengaktifkan Parking Brake b) Melakukan pengganjalan ban c) Pengaman dump body :
(1) Tail Gate terkunci dengan pengaman rantai (2) Memasang safety dump pin/hoist stand
d) Melakukan demarkasi/memasang safety line atau safety line di areal maintenance/repair.
2) Energi Elektrikal
a) Posisikan Saklar Utama/Lock Out Switch pada posisi OFF b) Posisikan Battery/aki pada posisi OFF
3) Energi Panas
a) Exhaust Manifold b) Exhaust muffler c) Turbochargher d) Radiator
commit to user 4) Energi Tekanan
a) Tangki Penyimpan Udara b) Tangki Hidrolik
d. Melakukan Pengisolasian Pada Titik Utama
Posisikan katup/switch valve tabung penyimpan angin, tangki hidrolik pada posisi OFF.
e. Melakukan tes untuk memastikan truk tidak bisa dinyalakan.
f. Petugas Maintenance/petugas isolasi memasang Personal Danger Tag diikuti oleh Personal Lock Holder lainnya.
g. Melakukan pekerjaan maintenance dan repair.
h. Menyelesaikan pekerjaan maintenance dan repair.
i. Mengamankan daerah pekerjaan.
Semua material dan peralatan disingkirkan dari daerah kerja dan dikembalikan ke tempat penyimpanan
j. Melepas Lock dan Personal Danger Tag.
k. Mengembalikan sumber energi yang diisolasi pada titik-titik isolasi l. Melakukan Performance Test
1) Melakukan performance test tuntuk memastikan pekerjaan telah berhasil dan truk siap untuk dioperasikan.
2) Mengikuti prosedur pengoperasian truk.
3) Jika pekerjaan tidak berhasil (masih perlu perbaikan lagi), maka harus memasang kembali lock dan personal danger tag pada titik isolasi.
commit to user
m. Menginformasikan ke pihak produksi (pemilik truk) bahwa truk siap untuk dioperasikan kembali.
4. Perlengkapan Lock Out Tag Out
Di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak sistem Lock Out Tag Out digunakan untuk melindungi orang yang sedang bekerja atau berada disekitar alat dan/atau instalasi listrik atau sumber energi lain yang sedang diperbaiki atau sedang melakukan perawatan. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya yang tiba-tiba dan tidak diharapkan dari mesin, peralatan listrik atau fasilitas proses produksi.
Adapun perlengkapan Lock Out Tag Out yang ada di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak adalah : satu Lock dan satu Personal Danger Tag.
a. Lock
Di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak hanya terdapat satu jenis lock. Lock digunakan untuk mengunci titik isolasi utama setelah titik tersebut di nonaktifkan. Dari hasil observasi, terdapat deviasi yaitu kadangkala kunci/gembok terpasang pada ikat pinggang bersamaan dengan label Danger Tag dan pada jobsite Melak belum ada nama serta nomor pemilik gembok. Gambar Lock terdapat dalam Lampiran 5.
b. Personal Danger Tag
Dalam observasi yang dilakukan, dapat dilihat bahwa Pesonal Danger Tag disini dikenakan oleh karyawan biasanya dipasang pada titik isolasi utama bersamaan dengan pemasangan lock/gembok sebagai penanda bahwa karyawan tersebut sedang melakukan perbaikan atau
commit to user
perawatan terhadap suatu unit/peralatan yang rusak. Pada pemasangan Personal Danger Tag terdapat deviasi, kadangkala Personal Danger Tag dipasang pada ikat pinggang bersamaan dengan kunci/gembok. Gambar Personal Danger Tag terdapat pada Lampiran 4.
Pesonal Danger Tag berisi informasi : 1. Foto Pemilik Label
2. Nama Pemilik Label 3. NRP Pemilik Label 4. Occupation/Jabatan
5. Jobsite/Lokasi Kerja Pemilik Label 6. Nomor Label
Untuk petugas maintenance/mekanik yang kunci/gembok masih terpasang pada ikat pinggang bersamaan dengan label Danger Tag yang masih terpasang pada ikat pinggang pada saat proses perawatan/unit maka pengawas/Group Leader menegur langsung mekanik tersebut untuk menempatkan kunci/gembok dan label Danger Tag pada titik isolasi.
5. Pelaksana Lock Out Tag Out Dump Truck
Prosedur Lock Out Tag Out berhubungan dengan prosedur perawatan dan perbaikan truk produksi. Adapun pelaksana/personil yang ditentukan oleh pihak PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak untuk melakukan
Prosedur Lock Out Tag Out berhubungan dengan prosedur perawatan dan perbaikan truk produksi. Adapun pelaksana/personil yang ditentukan oleh pihak PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak untuk melakukan