BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pembahasan
PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak menerapkan Lock Out Tag Out pada pekerjaan perawatan/perbaikan unit alat berat terutama unit dump truck/truk produksi. Lock Out Tag Out yang merupakan program bersifat pro-aktif yaitu melakukan tindakan preventif dengan mengidentifikasi/menemukan sumber energi berbahaya dan melakukan tindakan pencegahan, sehingga sumber energi berbahaya tersebut tidak menimbulkan insiden/kecelakaan bagi petugas maintenance/mekanik yang melakukan perawatan/perbaikan.
Sumber energi berbahaya yang terdapat pada dump truck meliputi energi gravitasi, energi elektrikal, energi panas, energi tekanan. Petugas maintenance diharapkan mengetahui sumber energi berbahaya yang terdapat pada dump truck dan melakukan pengendalian apabila diperlukan karena dianggap lebih
commit to user
tahu dengan kondisi dump truck dan berpengalaman dalam melakukan aktivitas maintenance/repair.
1. Golden Rules
Sebagai bentuk komitmen dari PT. Riung Mitra Lestari untuk meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dan membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan, mitra kerja, maupun tamu, maka PT. Riung Mitra Lestari jobsite membuat peraturan di dalam area tambang. Dalam peraturan ini diwajibkan memasang label Danger Tag dan Lock Out di PT. Riung Mitra Lestari dimana pemasangan label Danger Tag dan Lock Out pada saat dilakukan perawatan/perbaikan unit alat-alat berat mencegah unit alat-alat berat tersebut tidak dioperasikan sampai pekerjaan perawatan/perbaikan selesai sehingga mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
2. Langkah Mengisolasi Dan Mengunci Unit Dump Truck
Prosedur Lock Out Tag Out bertujuan untuk menjelaskan secara rinci proses umum dalam mengisolasi energi yang berbahaya dan menyediakan persyaratan khusus dalam melaksanakan isolasi secara individu maupun kelompok.
Langkah mengisolasi dan mengunci atau Lock Out Tag Out Unit Dump Truck tidak terlepas dengan prosedur perawatan dan perbaikan truk produksi yang aman sehingga diperlukan JSA (Job Safety Analysis) perawatan dan perbaikan truk produksi. Job Safety Analysis (JSA) perawatan dan perbaikan dump truck dibuat dengan melibatkan pihak
commit to user
petugas maintenance/repair langsung yaitu mekanik, pengawas yaitu Plant Group Leader, dan ditinjau ulang oleh HSE Manager Pusat dan menggunakan prinsip urun rembang (brainstorming). Pembuatan Job Safety Analysis (JSA) dilakukan dengan 4 (empat) langkah dasar, yaitu :
1) Memilih pekerjaan yang akan dianalisa.
2) Menguraikan pekerjaan menjadi langkah-langkah kerja secara berurutan.
3) Mengidentifikasi bahaya potensial yang timbul pada tiap-tiap langkah pekerjaan.
4) Memberikan saran pencegahan dan pengendalian terhadap bahaya yang teridentifikasi.
Dari hasil Pembuatan Job Safety Analysis (JSA) tersebut telah sesuai dengan Permenaker No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Lampiran II poin 6.1.6 “Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan masukan dari tenaga kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk” dan poin 6.1.2 “Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian”.
3. Perlengkapan Lock Out Tag Out
Perlengkapan yang digunakan dalam pelaksanaan Lock Out Tag Out merupakan perlengkapan penguncian dan pelabelan yang telah dikeluarkan/diterbitkan oleh pihak perusahaan untuk digunakan sebagai peralatan pengisolasi pada saat dilakukan perawatan dan perbaikan dump
commit to user
truck yaitu Lock dan Personal Danger Tag. Dari hasil observasi, masih terdapat deviasi yaitu masih ada petugas maintenance yang tidak memasang Lock dan Personal Danger Tag pada titik isolasi tetapi pada ikat pinggang.
Akan tetapi untuk deviasi tindakan petugas maintenance/mekanik tersebut pengawas/Group Leader mengambil tindakan menegur mekanik tersebut..
Dengan adanya Lock dan terbitnya Personal Danger Tag serta penggunaannya pada saat perbaikan/perawatan unit alat-alat berat, maka pihak perusahaan sudah menunjukkan komitmen dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dan hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No.
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II poin 6.5.7 “Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat yang sudah tidak aman lagi jika digunakan atau yang sudah tidak digunakan lagi” dan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II poin 6.5.8 “Apabila diperlukan, dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya”.
Dengan adanya pengawasan yang dilakukan Wheel Group Leader terhadap deviasi tindakan yang dilakukan petugas maintence/mekanik seperti tidak terpasangnya kunci/gembok dan label Danger Tag pada titik isolasi berupa teguran langsung. Hal ini sesuai dengan Permenaker No.
05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II poin 6.2.1 “Dilakukan pengawasan untuk menjamin
commit to user
bahwa setiap pekerjaan dilaksanakan dengan aman dan mengikuti setiap prosedur dan petunjuk kerja yang telah ditentukan”.
4. Pelaksana Lock Out Tag Out Unit Dump Truck
Personil yang telah ditentukan untuk terlibat dalam pelaksanaan Lock Out Tag Out Unit Dump Truck adalah petugas maintenance/mekanik merupakan personil yang sudah mengetahui tentang pekerjaan perawatan dan perbaikan truk produksi, mempunyai kredibilitas dengan kelompok kerja. Penentuan personil dalam pelaksanaan Lock Out Tag Out Unit Dump Truck telah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran I poin 3 “Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan harus menunjuk personil yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem yang diterapkan”.
commit to user 65 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil observasi dan data-data tentang Lock Out Tag Out Unit Dump Truck dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. PT. Riung Mitra Lestari mempunyai peraturan/kebijakan (Golden Rules) di area tambang untuk melaksanakan lock out tag out sebagai bentuk komitmen perusahaan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja dan membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja kepada seluruh karyawan, mitra kerja maupun tamu.
2. Perusahaan telah menerapkan lock out tag out/isolasi energi sebagai salah satu alat rekayasa teknik untuk mengisolasi sumber bahaya sebagai upaya pencegahan terhadap kecelakaan hal ini sudah sesuai dengan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II poin 6.5.7 “Terdapat suatu sistem penandaan bagi alat yang sudah tidak aman lagi jika digunakan atau yang sudah tidak digunakan lagi” dan Permenaker No. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja lampiran II poin 6.5.8 “Apabila diperlukan, dilakukan penerapan sistem penguncian pengoperasian (lock out system) untuk mencegah agar sarana produksi tidak dihidupkan sebelum saatnya”.
commit to user
3. Prosedur lock out tag out/isolasi energi digunakan pada saat pekerjaan perawatan/perbaikan peralatan/unit alat berat dimana potensi terlepasnya energi/start up secara tidak terduga dan menciderai pekerja.
4. Dalam melakukan langkah mengisolasi dan mengunci unit dump truck diperlukan prosedur kerja yang aman sehingga perusahaan membuat Job Safety Analysis (JSA) perawatan dan perbaikan truk produksi. Dari hasil Pembuatan Job Safety Analysis (JSA) tersebut telah sesuai dengan Permenaker No. Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Lampiran II poin 6.1.6 “Prosedur kerja dan instruksi kerja dibuat oleh petugas yang berkompeten dengan masukan dari tenaga kerja yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas dan prosedur disahkan oleh pejabat yang ditunjuk” dan poin 6.1.2 “Apabila upaya pengendalian risiko diperlukan maka upaya tersebut ditetapkan melalui tingkat pengendalian”.
5. Lock/gembok belum ada nama maupun nomor pemilik gembok.
6. Pesonal Danger Tag berisi informasi : a. Foto Pemilik Label
b. Nama Pemilik Label c. NRP Pemilik Label d. Occupation/Jabatan
e. Jobsite/Lokasi Kerja Pemilik Label f. Nomor Label
commit to user
7. Petugas maintenance/mekanik yang kunci/gembok masih kadangkala masih ditemui terpasang pada ikat pinggang bersamaan dengan label Danger Tag yang juga terpasang pada ikat pinggang pada saat proses perawatan/unit maka pengawas/Group Leader menegur langsung mekanik tersebut untuk menempatkan kunci/gembok dan label Danger Tag pada titik isolasi.
B. Saran
Guna lebih meningkatkan efektifitas pelaksanaan lock out tag out dan untuk lebih menjamin keselamatan kerja pada pekerjaan perawatan/perbaikan unit dump truck, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Sebaiknya diberikan penomoran dan penamaan pada setiap gembok/lock sehingga setiap gembok teridentifikasi siapa pemiliknya dan dari bagian apa.
2. Sebaiknya meningkatkan sosialisasi tentang pelaksanaan lock out tag out khususnya petugas maintenance yaitu mekanik setiap kegiatan safety talk dan P5M (Pembicaraan 5 Menit) untuk memasang lock/gembok dan label Danger Tag pada saat melakukan perawatan/perbaikan unit dump truck.
3. Pengawas/Group Leader hendaknya meningkatkan pengawasan dan monitoring pada mekanik dalam pelaksanaan lock out tag out unit dump truck.