commit to user
LAPORAN TUGAS AKHIR
IMPLEMENTASI LOCK OUT TAG OUT UNIT DUMP TRUCK AREA WORKSHOP SEBAGAI UPAYA
PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA DI PT. RIUNG MITRA LESTARI JOBSITE MELAK, KALIMANTAN
TIMUR
Lutfi Fauzi R.0009059
PROGRAM DIPLOMA III HIPERKES DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta 2012
commit to user vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat dan berkahnya sehingga penulis dapat melaksanakan praktek kerja lapangan dan dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir dengan judul “ Implementasi Lock Out Tag Out Unit Dump Truck Area Workshop Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja di PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur”.
Laporan ini disusun sebagai syarat untuk menyelesaikan studi di Program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Disamping itu praktek kerja lapangan ini dilaksanakan untuk menambah wawasan penulis di bidang keselamatan dan kesehatan kerja.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam memberikan bimbingan dan dukungan, baik bersifat meterial dan spiritual kepada penulis.
Untuk itu ucapan terima kasih penulis haturkan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan keridhoannya dan perlindungannya sehingga memberikan kelancaran pada kegiatan praktek kerja lapangan dan penyusunan laporan praktek kerja lapangan.
2. Bapak, Ibu dan Saudaraku tercinta yang tidak henti-hentinya memberikan curahan kasih sayang, cinta kasih, dukungan dan do’a demi kesuksesan penulis.
3. Bapak Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, Dr.,Sp.Pd-Kr-Finasim selaku Dekan Fakultas Kedoteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
4. Bapak Sumardiyono, SKM., M.Kes, selaku ketua program D.III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Ibu Lusi Ismayeti, ST., M.Kes selaku dosen pembimbing I dalam penulisan laporan ini.
6. Bapak Widodo Prayitno, Drs selaku dosen pembimbing II dalam penulisan laporan ini.
7. Bapak Tarwaka, PGDipl.,Sc.,M.Erg selaku dosen penguji dalam penulisan laporan ini.
8. Bapak Ibu Dosen Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Fakultas kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta yang senantiasa memberi bimbingan dan ilmunya kepada penulis.
9. PT. Riung Mitra Lestari yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek kerja lapangan.
10. Bapak Bambang Aji Pamungkas selaku Health Safety Environment (HSE) Manajer Head Office dan Bapak Esra selaku Human Resource Department (HRD) Manajer Head Office yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek kerja lapangan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak, Kalimantan Timur.
commit to user vii
11. Bapak Tri Artoko selaku HSE Department Head yang telah memberikan kesempatan penulis untuk melakukan praktek kerja lapangan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak terimakasih atas bimbingannya selama ini.
12. Bapak Hendri Prayoga, Bapak Arif Lukman, Bapak R. Edhityo M. selaku HSE Officer yang telah membimbing penulis dalam melaksanakan praktek kerja lapangan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak.
13. Bapak Abdul Rahman dan Bapak Sem Berti Lei selaku Helper dan Admin HSE PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak yang telah membantu penulis selama melaksanakan praktek kerja lapangan.
14. Bapak-bapak karyawan PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak yang membantu penulis selama melaksanakan praktek kerja lapangan.
15. Sahabat-sahabatku praktek kerja lapangan di PT. Riung Mitra Lestari Aditya, Mustika, Yusuf Andriana Agil yang selalu memberiku semangat, dukungan dan motivasi.
16. Sahabat-sahabatku Yogi, Adin, Adi, Rudi, Nanang, Setiyono, Resa, Fahmi, Ardi, Mas Budi Evitya kost yang selalu memberiku semangat, dukungan dan motivasi serta teman-temanku angkatan 2009 dan seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan dukungan sehingga penulis dapat melaksanakan magang dan menyelesaikan laporan ini.
Surakarta, Juli 2012 Penulis,
Lutfi Fauzi
commit to user iv ABSTRAK
IMPLEMENTASI LOCK OUT TAG OUT UNIT DUMP TRUCK AREA WORKSHOP SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KECELAKAAN
KERJA DI PT. RIUNG MITRA LESTARI JOBSITE MELAK, KALIMANTAN TIMUR
Lutfi Fauzi *), Lusi Ismayenti**), Widodo Prayitno*)
Tujuan : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kebijakan lock out tag out, prosedur/langkah mengisolasi dan mengunci unit dump truck di PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur.
Metode : Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran yang sejelas-jelasnya mengenai lock out tag out unit dump truck melalui observasi langsung ke lapangan, wawancara dengan karyawan, dokumentasi dan studi kepustakaan tentang data sekunder yang berasal dari dokumen-dokumen resmi milik perusahaan yang berkaitan dengan lock out tag out unit dump truck di PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur.
Hasil : Hasil penelitian ini menggambarkan implementasi lock out tag out unit dump trck area workshop sebagai upaya pencegahan kerja di PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur meliputi, jenis sumber energi berbahaya pada dump truck, kebijakan/peraturan lock out tag out, langkah mengisolasi dan mengunci unit dump truck, perlengkapan lock out tag out, pelaksana lock out tag out dump truck. Kemudian data dibahas dengan menilai dan membandingkannya dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-05/Men/1996 tentang
“Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja”.
Simpulan : Perusahaan telah menerapkan lock out tag out sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada pekerjaan perawatan/perbaikan unit dump truck sesuai dengan Permenaker No. PER-05/MEN/1996 mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Kata Kunci : Lock Out Tag Out, Pencegahan Kecelakaan
*) Prodi Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
**) Prodi Diploma IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
commit to user v ABSTRACT
IMPLEMENTATION OF LOCK OUT TAG OUT DUMP TRUCK UNIT WORKSHOP AREA AS THE ATTEMPT OF PREVENTION
ACCIDENT WORK IN PT. RIUNG MITRA LESTARI JOBSITE MELAK, KALIMANTAN TIMUR Lutfi Fauzi *), Lusi Ismayenti**), Widodo Prayitno*)
Purpose: The purpose of this study was to determine lock out tag out policy, procedures/steps to isolate and lock the dump truck unit in the PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur.
Methods : The method used is descriptive method is to give a very clear picture of the lock out tag out unit dump truck directly to the field observations, interviews with employees, documentation and study of the literature on secondary data derived from official documents belonging companies associated with the lock out tag out dump truck unit in PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur.
Results : The results of this study illustrate the implementation of lock out tag out dump truck unit workshop area for prevention work in PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur incluiding, the type of hazardous energy sources on a dump truck, policy/regulations lock out tag out, measures to isolate and lock the dump truck unit, gear lock out tag out, lock out tag out executing the dump truck. Then the data is discussed by assessing and comparing it with the Minister of Manpower Regulation No. PER-05/Men/1996 of "Safety Management System and Occupational Health”.
Conclusion : The company has implemented a lock out tag out so as to prevent the occurrence of occupational accidents in the work of maintenance / repair unit dump truck in accordance with the Minister of Manpower No. PER- 05/MEN/1996 on Safety Management System and Occupational Health.
Keywords: Lock Out Tag Out, Accident Prevention
*) Hiperkes and Work Safety Diploma III Program
**) Hiperkes and Work Safety Diploma IV Program
commit to user viii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian... 3
D. Manfaat Penelitian ... 3
BAB II. LANDASAN TEORI ... 5
A. Tinjauan Pustaka ... 5
B. Kerangka Pemikiran ... 36
BAB III. METODE PENELITIAN... 37
A. Metode Penelitian ... 37
B. Lokasi Penelitian ... 37
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian ... 37
D. Sumber Data ... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ... 38
D. Pelaksanaan ... 39
E. Analisa Data ... 40
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 41
A. Hasil Penelitian ... 41
B. Pembahasan ... 60
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ... 65
A. Simpulan ... 65
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68 LAMPIRAN
commit to user ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Piramida kecelakaan ... 10
Gambar 2. Teori Domino ... 11
Gambar 3. Teori Gunung Es ... 15
Gambar 4. Kerangka Pemikiran ... 36
commit to user x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Garis Pedoman Disiplin K3LH/Golden Rules Lampiran 2. Tanda Terima Master Lock
Lampiran 3. Tools Box Kit Set
Lampiran 4. Label Personal Danger Tag Lampiran 5. Gambar Lock/Gembok
Lampiran 6. Check Sheet Periodical Service
Lampiran 7. JSA Perbaikan/Perawatan Truk Produksi Lampiran 8. Prosedur Isolasi
commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan sektor pertambangan saat ini merupakan salah satu andalan dalam pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Di sisi lain kegiatan pertambangan dalam proses produksinya selalu disertai faktor-faktor yang mengandung resiko bahaya dengan terjadinya kecelakaan maupun penyakit akibat kerja yang bisa berpengaruh pada produktivitas kerja dari tenaga kerja.
Semakin tinggi tingkat teknologi yang digunakan, maka semakin tinggi pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan agar tidak mendatangkan dampak negatif bagi manusia dan lingkungan (Suma’mur P.K, 1993).
PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak, Kalimantan Timur adalah salah satu proyek yang dimiliki oleh PT. Riung Mitra Lestari, sebuah perusahaan kontraktor pertambangan yang didalam proses produksinya perusahaan menggunakan peralatan-peralatan yang berkapasitas besar, baik berupa alat- alat berat maupun peralatan pengangkutnya yang menggunakan unit dengan kapasitas yang besar pula. Hal itu dikarenakan proses operasional penambangan berhubungan langsung dengan alam dan menuntut hasil produksi setinggi-tingginya. Produksi penambangan dilakukan dengan menggunakan
commit to user
alat berat dimana dalam pengoperasiannya banyak terdapat bahaya yang memiliki potensi untuk terjadinya kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja. Dalam kaitannya dengan proses produksi tersebut, unit-unit yang digunakan dalam kegiatan produksi selalu dilakukan perawatan ataupun perbaikan untuk menunjang keberlangsungan proses produksi serta meminimalisir terjadinya kegagalan yang tidak direncanakan.
Mengingat bahwa kegiatan maintenance dan repair pada unit/peralatan produksi merupakan suatu kegiatan yang memiliki potensi dan faktor bahaya yang besar bila pekerjaan dilakukan tanpa mengetahui sumber energi berbahaya sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja. Salah satu cara pencegahan kecelakaan kerja pada pekerjaan perawatan/perbaikan adalah dengan menerapkan lock out tag out. Lock Out Tag Out merupakan porsedur sebelum melakukan pekerjaan maintenance atau repair unit/peralatan produksi agar pekerja dapat bekerja secara aman, efisien, dan produktif.
Workshop merupakan bagian yang bertugas melakukan perbaikan unit- unit alat berat yang mengalami kerusakan atau yang sering disebut dengan istilah breakdown. Di bagian ini juga mempunyai andil yang besar dalam pencapaian produktifitas perusahaan. Dikarenakan semakin cepat perbaikan atas unit-unit yang rusak maka kelangsungan produksi juga akan lancar.
Oleh karena itu penulis mencoba mempelajari implementasi Lock Out Tag Out unit dump truck yang diterapkan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak sebagai bahan pembuatan laporan khusus dengan mengambil judul
“Implementasi Lock Out Tag Out Unit Dump Truck Area Workshop
commit to user
Sebagai Upaya Pencegahan Kecelakaan Kerja Di PT. Riung Mitra Lestari Jobsite Melak, Kalimantan Timur”.
B. Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pelaksanaan lock out tag out unit dump truck area workshop sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak, Kalimantan Timur?
C. Tujuan Penelitian
1. Mempelajari kebijakan/peraturan perusahaan tentang Lock Out Tag Out di PT. Riung Mitra Lestari.
2. Mengetahui pelaksanaan prosedur atau langkah mengisolasi dan mengunci unit dump truck area workshop di PT. Riung Mitra Lestari.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : 1. Penulis
a. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan lock out tag out unit dump truck ditempat kerja.
b. Berhadapan langsung dengan permasalahan yang nyata di lapangan beserta kompleksitasnya bukan hanya sebatas teori yang di ajarkan di bangku kuliah.
commit to user
c. Menggunakan keilmuan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah didapat dan dipelajari di bangku kuliah pada khususnya untuk merumuskan konsep, menganalisis permasalahan dan merumuskan kemungkinan solusi terhadap permasalahan tersebut.
2. Perusahaan
a. Dapat mengembangkan identifikasi aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dengan lock out tag out unit dump truck sehingga cidera atau cacat, kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat di cegah.
c. Diharapkan dapat memberikan masukan sebagai bahan pertimbangan evaluasi mengenai penerapan lock out tag out unit dump truck di perusahaan sehingga dapat menciptakan kegiatan kerja di tempat kerja yang aman dan nyaman.
3. Program Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja
a. Dapat menambah referensi kepustakaan yang bermanfaat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan peningkatan program belajar mengajar khususnya masalah lock out tag out unit dump truck.
b. Dapat menjadi sarana pengembangan ilmu keselamatan dan kesehatan kerja.
commit to user 5 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja
Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja dalam pasal 1 tempat kerja adalah tiap ruangan atau lapangan yang tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya, sedangkan yang termasuk tempat kerja adalah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
2. Potensi Bahaya
Bahaya pekerjaan adalah fakor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang dapat mendatangkan kecelakaan, bahaya tersebut potensial jika fakor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan (Suma`mur P.K, 1993).
Potensi bahaya adalah suatu keadaan yang memungkinkan atau berpotensi terhadap terjadinya kejadian kecelakaan berupa cedera, penyakit, kematian, kerusakan atau kemampuan melaksanakan fungsi operasional yang telah ditetapkan (Tarwaka, 2008).
Ada banyak hal yang dapat menyebabkan kejadian yang merugikan.
Kejadian tersebut tidak begitu saja tanpa ada penyebabnya. Sebagaimana diterangkan dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970 bahwa ditempat kerja
commit to user
terdapat sumber bahaya yang dapat mengancam keselamatan maupun kesehatan tenaga kerja. Adapun sumber dari kejadian yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja adalah sebagai berikut :
a. Bangunan, Peralatan dan Instalasi
Bahaya dari bangunan, peralatan dan instalasi perlu mendapat perhatian. konstruksi bangunan harus kokoh dan memenuhi syarat.
Desain ruangan dan tempat kerja harus menjamin keselamatan dan kesehatan kerja. Instalasi harus memenuhi persyaratan keselamatan kerja baik dalam desain maupun konstruksi. Sebelum operasi harus dilakukan percobaan untuk menjamin keselamatan serta dioperasikan oleh orang yang ahli dibidangnya agar memenuhi standar yang ditentukan.
Peralatan meliputi mesin dan alat atau sarana lain yang digunakan.
Elemen ini merupakan faktor penyebab utama terjadinya insiden.
Perawatan peralatan bukan hanya menurut waktu pemakaian melainkan juga didasarkan pada kondisi bagian-bagiannya. Tanpa perawatan yang teratur, keadaan mesin berubah menjadi penyebab bahaya. Peralatan haruslah digunakan semestinya serta dilengkapi dengan alat pelindung dan pengaman, peralatan itu dapat menimbulkan macam-macam bahaya seperti : kebakaran, sengatan listrik, ledakan, luka-luka dan cedera.
b. Material
Tiap-tiap material mempunyai bahaya dengan tingkat yang berbeda-beda sesuai sifat bahaya, antara lain :
a) Mudah terbakar
commit to user b) Menimbulkan energi
c) Mudah meledak
d) Menimbulkan kerusakan pada kulit dan jaringan e) Menyebabkan kanker
f) Menyebabkan kelainan pada janin
g) Bersifat racun dan radioaktif (Sahab, Syukri. 1997).
c. Proses Produksi
Bahaya dari proses produksi sangat bervariasi tergantung dari teknologi yang digunakan. Proses yang digunakan dalam industri ada yang berbahaya dan ada pula proses yang kurang berbahaya. Bahaya yang sering ditimbulkan dalam proses produksi antara lain : debu, asap, panas, bising, dan mekanis seperti terjepit, terpotong, tergores, serta tertimpa material.
d. Manusia dan Cara kerja
Termasuk pekerja dan manajemen, penyebab utama kecelakaan sebagian besar yang terjadi terletak pada karyawan, yang meliputi : a) Karyawan yang kurang bergairah.
b) Kurang terampil.
c) Sedang terganggu emosinya. (Bennet dan Rumondang, 1995).
Cara kerja yang tidak benar dapat membahayakan tenaga kerja, orang lain, dan lingkungan sekitar. Cara kerja yang demikian yang sering terjadi antara lain mengangkat dan mengangkut, apabila dilakukan
commit to user
dengan cara yang salah dapat mengakibatkan cedera, dan yang paling sering adalah cedera pada tulang punggung (Sahab, Syukri. 1997).
e. Lingkungan kerja
Bahaya dari lingkungan kerja dapat digolongkan atas berbagai jenis bahaya yang dapat mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja serta penurunan produktifitas dan efisiensi kerja.
Bahaya tersebut adalah :
a) Faktor Fisik : Bahaya ini timbul dari keadaan fisik di lingkungan kerja, meliputi : Penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi dan tekanan udara.
b) Faktor Kimia : Bahaya ini bisa berasal dari bahan yang digunakan atau hasil produksi, yang meliputi : Gas, uap, debu, kabut, asap, cairan dan benda padat.
c) Faktor Biologi : Bahaya ini bisa berasal dari golongan hewan dan tumbuhan. Misalnya : virus, jamur, serta parasit.
d) Faktor Fisiologi : Bahaya ini berasal dari ketidaksesuaian antara konstruksi mesin dengan ukuran tubuh tenaga kerja yang dapat menimbulkan beban kerja tambahan. Misalnya : posisi kerja yang tidak sesuai, konstruksi mesin yang tidak ergonomi.
e) Faktor Mental Psikologis : Bahaya yang berasal dari psikologis tenaga kerja yang meliputi suasana kerja, pekerjaan yang monoton, ketidaksesuaian hubungan kerja antar pekerja dan atasan dengan bawahan (Suma’mur P.K, 1993).
commit to user 3. Insiden/Kecelakaan
1) Kecelakaan kerja
Kecelakaan (insiden) adalah semua kejadian yang tidak diinginkan yang berpotensi menimbulkan kerugian (harta maupun benda) baik dalam derajat apapun. Dalam hal ini kejadian yang nyaris celaka dan yang sudah menimbulkan kerugian dapat disebut juga sebagai insiden.
Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan. Tak terduga disini, oleh karena tidak ada unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam bentuk perencanaan. Tidak diharapkan disini dikarenakan kecelakaan itu disertai kerugian material atau penderitaan korban kecelakaan (Suma’mur P.K,1993).
Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang berhubungan dengan hubungan kerja pada perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan itu terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. terkadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya sehingga meliputi juga kecelakaan tenaga kerja pada saat perjalanan.
Kecelakaan mempunyai ciri-ciri :
a) Merupakan kejadian yang tidak diinginkan
b) Mengakibatkan bahaya fisik terhadap manusia, kerusakan harta benda atau terganggunya proses.
c) Karena suatu sumber energi atau bahan yang melampaui nilai ambang batas.
commit to user
Dalam safety manajemen, kata kecelakaan sebaiknya tidak digunakan karena lebih merujuk pada sesuatu yang reaktif, sementara insiden bersifat proaktif. Terlepas dari itu maka manajemen akan menyadari bahwa kecelakaan dapat dicegah, sedangkan kata accident akhirnya lebih merujuk pada sesuatu yang tidak disengaja atau nasib.
Padahal kecelakaan di tempat kerja semuanya bisa dicegah dengan menghindari bertemunya sub standar action dan sub standart condition.
Sub standar berarti merujuk pada suatu standar tertentu. Unsafe lebih bersifat kualitatif dan kira-kira, dengan menyebutkan sub standart, maka akan melihat kesalahan dari sistem, bukan kesalahan pada seseorang.
Menurut Teori Frank E. Bird, 1990
Gambar 1. Piramida kecelakaan Frank Bird (Sumber : Frank E. Bird, 1990)
Piramida kecelakaan dari Frank Bird menyatakan kecelakaan diibaratkan dengan angka 1 : 10 : 30 : 600 yang berarti bahwa, jika terjadi kecelakaan dan insiden sebanyak 641 kasus, maka :
1 Kasus adalah cidera serius, cacat tetap bahkan meninggal dunia.
10 Kasus cedera ringan.
30 Kasus adalah kerusakan harta benda (property damage) 1
10 30 600
commit to user 600 Kasus insiden nyaris celaka.
Kecelakan yang terjadi mempunyai urutan-urutan tertentu. Teori urutan ini sering dikenal sebagai teori domino. Dalam teori ini dijelaskan bahwa kecelakaan terjadi karena ada faktor pendukung sebelumnya.
Faktor dalam urutan kecelakaan tersebut meliputi :
Gambar 2 : Teori Domino (Sumber : Frank E. Bird, 1990)
Adapun penyebab dari kecelakaan antara lain : 1) Kurangnya Kontrol Pimpinan
Bila penyebab kecelakaan dicari sampai penyebab dasarnya maka akan menuju pada fungsi manajemen yaitu Planning, Organizing, Actualing dan Controlling (Sahab, Syukri 1997). Kontrol adalah salah salah satu fungsi manajemen yang sangat penting. Tanpa adanya control, rangkaian kecelakaan akan dimulai dan akan memicu faktor penyebab berikutnya yang mengakibatkan kerugian. Tanpa pengendalian yang kuat penyebab kecelakaan dan rangkaian efek Lack Of
Control Inadequate
Program Inadequate
Standart Inadequate Compliance
Basic Causes Personal
Factor
Job Factor
Immediate Causes
Sub standart Practise
Sub standart Condition
Accident
Contact With Energy or
Subtance
Loss
People Property
Procces Environme
nt
commit to user
akan memulai dan memicu berkelanjutan faktor penyebab kecelakaan.
Kurangnya pengendalian dapat disebabkan oleh fakor : a) Kurangnya program
b) Kurangnya standar pada perusahaan
c) Kurangnya pemenuhan terhadap standar program 2) Penyebab Dasar
Sebab dasar dianggap sebagai akar permasalahan, penyebab riil, penyebab tidak langsung dan penyebab pendukung. Penyebab dasar membantu menjelaskan mengapa terdapat kondisi yang kurang standar. Sebab dasar dibagi menjadi dua, yaitu :
a) Faktor manusia (Personal Factor)
(1) Kurangnya kemampuan fisik dan mental.
(2) Kurangnya pengetahuan (3) Kurangnya ketrampilan (4) Stres fisik dan mental (5) Kurangnya motivasi b) Faktor Pekerjaan
(1) Kepemimpinan dan pengawasan kurang tepat.
(2) Engineering kurang memadai.
(3) Maintenance kurang memadai.
(4) Peralatan dan perlengkapan kurang memadai.
(5) Standar kurang memadai (6) Pembelian Kurang memadai
commit to user (7) Penyalahgunaan wewenang.
2) Penyebab langsung
Penyebab langsung dari kecelakaan adalah sesuatu yang secara langsung menyebabkan kontak. Penyebab langsung itu berupa :
a) Tindakan tidak aman
Yaitu pelanggaran terhadap tata cara kerja yang aman yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan, meliputi :
(1) Menjalankan peralatan yang bukan tugasnya.
(2) Menjalankan mesin/peralatan yang melebihi kecepatan.
(3) Membuat alat tidak berfungsi.
(4) Melepas alat pengaman.
(5) Menggunakan peralatan rusak (6) Tidak memakai APD.
(7) Muatan yang berlebihan.
(8) Mengunakan peralatan secara tidak layak.
(9) Pengangkatan yang tidak layak.
(10) Posisi kerja yang salah.
(11) Bersendau gurau.
(12) Berada dalam pengaruh obat-obatan atau alkohol.
b) Kondisi Tidak Aman
Yaitu suatu kondisi yang diluar standar yang berpeluang akan terjadinya kecelakaan, meliputi :
(1) Pelindung atau pembatas tidak aman.
commit to user (2) Alat pelindung diri tidak layak (3) Peralatan, mesin, material rusak.
(4) Sistem peringatan tidak berfungsi.
(5) Kebersihan, tata ruang kerja tidak layak.
(6) Kondisi lingkungan mengandung debu, gas, asap atau uap melebihi NAB.
(7) Bising.
(8) Paparan Radiasi.
(9) Temperatur yang terlalu tinggi atau rendah.
(10) Penerangan yang kurang atau berlebihan.
(11) Ventilasi yang kurang.
4. Kerugian (Loss)
Jika terjadi suatu kecelakaan maka akan mengakibatkan kerugian terhadap manusia dan harta benda yang akan mempengaruhi kualitas dan produksi sebagaimana pengaruhnya tehadap keselamatan, kesehatan dan keamanan.
Kecelakaan menurut Suma’mur P.K, (1993) menyebabkan lima jenis kerugian yaitu :
a. Kecelakaan
b. Kekacauan organisasi.
c. Keluhan dan kesedihan.
d. Kelainan dan kecatatan.
e. Kematian.
commit to user
Biaya yang timbul sebagai akibat kecelakaan dapat digambarkan seperti Gunung es yang kemudian sering disebut Teori Gunung Es yang artinya biaya langsung sebagai bongkahan gunung es yang terlihat pada permukaan laut, sedang biaya tidak langsung yaitu bongkahan gunung es yang berada di bawah permukaan laut yang jauh lebih besar.
Gambar 3 : Teori Gunung Es (Sumber : Frank E. Bird, 1990)
Dari kecelakaan yang ditimbulkan dapat diketahui kerugian yang dicapai baik ekonomi maupun non ekonomi. Kerugian ekonomi dapat berupa biaya langsung dan biaya tidak langsung.
1) Biaya Langsung meliputi : a) Perawatan dokter b) Biaya kompensasi
Biaya langsung
$ 1
Perawatan dokter
Biaya kompensasi atau ganti rugi Biaya tidak langsung (biaya yang tidak terasumsi)
$ 5 to $ 50
Kerusakan bangunan
Kerusakan perawatan
Kerusakan hasil produksi
Gangguan dan keterlambatan produksi
Biaya untuk pemenuhan aturan
Biaya peralatan untuk keadaan darurat
Biaya sewa peralatan
Waktu untuk penyelidikan Biaya lain (biaya tidak langsung)
$ 1 to $ 3
Gaji selama tidak bekerja
Biaya penggantian/pelatihan
Overtime
Waktu untuk investigasi
Pemenuhan hasil kerja yang celaka sewaktu bekerja, menurunya bisnis
$ 1
$ 5 HINGGA $ 50
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI (BIAYA YANG TAK DIASURANSIKAN)
$ 1 HINGGA $ 3
commit to user 2) Biaya tidak langsung meliputi :
a) Kerusakan dan kerugian harta benda, meliputi : (1) Kerusakan bangunan
(2) Kerusakan perkakas
(3) Kerusakan hasil produksi dan material (4) Gangguan dan keterlambatan produksi (5) Biaya untuk pemenuhan aturan
(6) Biaya untuk peralatan gawat darurat.
(7) Biaya sewa peralatan (8) Waktu untuk penyelidikan b) Biaya-biaya lain terdiri dari :
(1) Gaji selama tidak bekerja (2) Biaya pergantian serta pelatihan.
(3) Lembur.
(4) Ekstra waktu untuk Supervisor.
(5) Penurunan hasil kerja bagi yang celaka sewaktu memulai kerja 5. Pencegahan Kecelakaan
Menurut Suma`mur P.K, (1996) kecelakaan dapat dicegah dengan berbagai cara antara lain :
1) Peraturan Perundangan yaitu ketentuan-ketentuan yang diwajibkan mengenai kondisi kerja.
2) Standarisasi yaitu penerapan standar-standar resmi
commit to user
3) Pengawasan yaitu pengawasan tentang dipatuhinya ketentuan perundang-undangan yang diwajibkan.
4) Penelitian teknik yaitu meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya 5) Riset medis yang meliputi penelitian tentang efek-efek fisiologis,
patologis, faktor lingkungan, teknologi dan keadaan-keadaan fisik yang dapat mengakibatkan kecelakaan.
6) Penelitian psikologis yaitu penyelidikan tentang pola-pola kejiwaan yang mengakibatkan kecelakaan.
7) Penelitian statistik untuk menetapkan jenis-jenis kecelakaan yang terjadi, banyaknya, mengenai apa saja, dalam pekerjaan apa dan apa sebabnya.
8) Pendidikan yaitu menyangkut pendidikan keselamatan teknik.
9) Pelatihan yaitu latihan praktek bagi tenaga kerja khususnya bagi tenaga kerja baru.
10) Penggairahan yaitu penggunaan aneka cara penyuluhan atau pendekatan lain untuk menumbuhkan kesadaran akan keselamatan kerja.
11) Asuransi yaitu intensif financial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan.
12) Usaha keselamatan pada tingkat perusahaan yang merupakan ukuran utama efektif tidaknya penerapan keselamatan kerja.
6. Lock Out Tag Out atau Isolasi Energi
Tiap tempat kerja, peralatan/unit memerlukan perawatan.
Pemasangan, perbaikan dan perawatan mesin atau perlengkapan yang
commit to user
dilakukan, dapat saja membahayakan pekerja saat melaksanakan pekerjaan tersebut. Cidera serius dapat saja disebabkan oleh mesin atau peralatan yang hidup atau start-up secara tidak terduga, kontak dengan sirkit yang beraliran listrik atau terlepasnya energi yang tersisa di mesin atau peralatan. Peralatan yang sudah dimatikan dapat saja dengan ceroboh dihidupkan kembali lagi oleh pekerja lainnya, atau peralatan yang awalnya sudah dimatikan dimana dikontrol oleh program komputer otomatis dapat saja hidup kembali secara otomatis dan tanpa memberikan peringatan terlebih dahulu.
Bahaya tersebut bisa kita hindari dengan menggunakan Lock Out Tag Out (LOTO). LOTO ini dipasang atau dilakukan saat pekerja maintenance melakukan perbaikan mesin maka berfungsi untuk menjaga mesin tersebut tidak hidup atau start-up selama melakukan pekerjaan maintenance/repair.
a. Definisi
Sumber Energi adalah setiap sumber listrik, mekanik, hidrolik, kimia, panas, gravitasi atau sumber energi lain.
Lock Out (penguncian) adalah proses pemasangan LOTO pada alat pengisolasi energi sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan untuk memastikan bahwa alat pengisolasi energi dan peralatan yang sedang dikendalikan tidak dapat dioperasikan hingga alat LOTO itu dilepas.
Alat pengunci adalah alat yang dapat mengunci, dapat berupa gembok dan anak kuncinya/kunci kombinasi, untuk menahan suatu alat pengisolasi energi pada posisi aman dan mencegah pelepasan energi pada mesin atau peralatan.
commit to user
Label tanda bahaya adalah suatu tanda peringatan yang jelas, berupa label dan perlengkapannya yang dapat dipasangkan dengan kuat pada alat pengisolasi energi sehingga dapat menunjukkan bahwa alat pengisolasi energi dan peralatan yang sedang dikendalikan tidak boleh dioperasikan hingga label dilepas.
Pemasangan label adalah proses memasang suatu label (tanda bahaya) ke suatu alat pengunci yang dipasang ke alat pengisolasi energi untuk melarang orang mengoperasikan atau mengalirkan energi pada suatu peralatan yang dirawat, dipelihara, diperbaiki atau dimodifikasi tanpa izin (PT. Riung Mitra Lestari, 2009).
Lock Out Tag Out adalah gabungan antara penerapan metode mekanis (pemasangan gembok) dan sistem peringatan tertulis (pemasangan label), yang dipasang pada suatu peralatan sebagai peringatan kepada orang lain bahwa peralatan bersumber energi berbahaya dimaksud, sedang diisolasi dan tidak boleh dioperasikan selama gembok dan label terpasang pada peralatan tersebut (University of Arkansas, 2007).
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor Per.
04/MEN/1985 Pasal 6, “Pada Pesawat Tenaga dan Produksi yang sedang diperbaiki tenaga penggerak harus dimatikan dan alat pengontrol harus segera dikunci serta diberi suatu tanda larangan untuk menjalankan pada tempat yang mudah dibaca sampai Pesawat Tenaga dan Produksi atau alat pengaman tersebut selesai diperbaiki”.
commit to user
Inti dari bunyi undang-undang tersebut, isolasi merupakan bagian dari pengendalian bahaya ditempat kerja. Isolasi yang dimaksud adalah mengisolasi sumber energi yang berbahaya sehingga dapat memberikan perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi di mana gerakan yang tidak sengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cedera/sakit atau kerugian lain yang tidak diinginkan.
b. Tujuan
Untuk melindungi orang yang sedang bekerja atau berada disekitar alat dan/atau instalasi listrik atau sumber energi lain yang sedang diperbaiki. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau dengan pemasangan LOTO pada sumber energi yang dapat mencederai seseorang (PT. Riung Mitra Lestari, 2009).
1. Tujuan Umum
a) Menjelaskan secara rinci proses umum dalam mengisolasai energi yang berbahaya dan menyediakan persyaratan khusus dalam melaksanakan isolasi secara individu maupun kelompok.
b) Peraturan ini bertujuan untuk memberi perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak disengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cedera atau sakit.
commit to user 2. Tujuan Khusus
a) Mencegah terlepasnya potensi bahaya atau energi yang tersimpan secara tiba-tiba.
b) Menghindari pengoperasian mesin yang tidak terduga.
c) Menyebabkan terjadinya cidera pada pekerja atau d) Menyebabkan kerusakan pada alat itu sendiri.
c. Manfaat
Program Lock Out Tag Out yang efektif dapat memberikan beberapa manfaat, yaitu :
1. Pencegahan Kecelakaan
Tujuan utama dari Lock Out Tag Out adalah untuk memberi perlindungan dalam pekerjaan yang menuntut suatu bagian tubuh berada dalam posisi dimana gerakan yang tidak disengaja atau lepasnya energi berbahaya yang tersimpan dapat menimbulkan cidera atau sakit.
2. Komitmen Manajemen
Program Keselamatan dan kesehatan kerja yang efektif merupakan suatu cara yang bisa ditunjukkan oleh manajemen kepada semua karyawan atas komitmennya terhadap terciptanya kondisi kerja yang aman, selamat dan sehat. Program Lock Out Tag Out adalah salah satu elemen dalam program K3 yang bertujuan untuk mewujudkan komitmen tersebut.
commit to user 3. Mengurangi Biaya Pengeluaran
Dengan dilaksanakannya program Lock Out Tag Out yang dapat mencegah terjadinya suatu insiden maka hal ini secara tidak langsung dapat mengurangi biaya penegluaran yang untuk penggantian atau perbaikan property damage, biaya pengobatan akibat cidera akibat kecelakaan ataupun biaya yang dikeluarkan
4. Pemenuhan Terhadap Peraturan, Kebijakan, Standart dan Prosedur 5. Reputasi Perusahaan Meningkat
d. Penggunaan dan Pelaksanaan Lock Out Tag Out
1) Unit atau alat yang dikerjakan secara pararel oleh beberapa orang mekanik/group, dengan obyek kerja yang berbeda. Yaitu ketika service atau pemeliharaan sedang dilakukan pada mesin atau sekitar mesin, dimana cidera dapat terjadi akibat start up mesin yang tidak terduga atau lepasnya energi yang masih tersimpan.
2) Unit yang dikerjakan memiliki dimensi besar atau instalasi luas, dimana teknisi tidak terlihat.
3) Pekerjaan tidak selesai dalam sekali waktu sehingga harus ditunda dan dilanjutkan lain waktu.
4) Ketika mesin atau peralatan baru sedang diinstall.
5) Ketika pengaman atau alat keselamatan lainnya harus dipindahkan.
e. Ruang Lingkup
Ruang Lingkup dari Lock Out Tag Out untuk service dan perawatan alat atau unit dimana ada potensi terlepasnya energi/start up
commit to user
secara tidak terduga dan menciderai pekerja. Lock Out Tag Out ini tidak berlaku pada :
1) Unit atau alat yang tidak memiliki energi tersimpan.
2) Alat yang berenergi tunggal dan cukup sekali isolasi untuk menonaktifkannya.
f. Jenis energi yang wajib diisolasi 1) Elektrikal
Energi listrik di anggap berbahaya bila arus listrik dapat menimbulkan cedera dengan cara melewati tubuh. Energi listrik dapat berbentuk :
a) Sirkuit hidup b) Arus residu
Klasifikasi energi listrik :
a) Tegangan tinggi (lebih dari 650 V) b) Tegangan rendah (tidak lebih dari 650 V) c) Tegangan sangat rendah (tidak lebih dari 32 V) 2) Panas
Energi panas ini dapat berbahaya bila melampaui kemampuan tubuh untuk menahan temperatur itu. Energi panas bisa berbentuk temperatur panas atau dingin.
commit to user 3) Bahan kimia
Bahan kimia dianggap berbahaya bila berisi bahan bahan yang dapat menimbulkan cedera atau penyakit melalui kontak dengan cara dihirup, diserap atau dicerna.
Klasifikasi : a) Korosif
b) Mudah terbakar c) Beracun d) Oksidasi
e) Mudah meledak 4) Radiasi
Radiasi atau sumber Radioaktif dianggap berbahaya bila secara spontan mengeluarkan energi dalam jumlah cukup banyak untuk menimbulkan perubahan terhadap struktur molekul tubuh yang merusak organ-organ.
Klasifikasi : a) Ionisasi b) Non Ionisasi 5) Mekanikal
Energi mekanis dianggap berbahaya bila energinya cukup besar untuk menimbulkan cedera fisik pada orang.
Klasifikasi :
a) Gravitasi (karena posisi)
commit to user b) Tersimpan/Potensial
c) Hidrolik d) Pneumatik g. Jenis LOTO
1. LOTO Perorangan
Tipe LOTO ini semua individu yang terlibat memasang gembok dan labelnya sendiri pada pengisolasian listrik dan atau mekanis.
2. LOTO Group
Tipe LOTO ini melibatkan kelompok besar pekerja yang diwakili oleh crew leader atau crew foreman dan penggunaan gembok dan label wakil-wakil pekerja tersebut.
h. Peralatan
Adapun jenis Lock dan Tag yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Jenis Lock & penggunaanya
a) Master Series Lock/Penguncian Kelompok
Master Series Lock digunakan di mana isolasi dilakukan oleh lebih dari dari satu orang dan pekerjaan akan berlangsung lebih dari satu shift. Isolation Officer harus menjadi orang pertama yang memasang Master Series Lock dan orang yang terakhir melepasnya setelah tugas selesai dilakukan.
Kunci-kunci untuk Master Series Lock hanya boleh dipegang oleh para Isolation Officer yang ditugaskan untuk instalasi atau alat
commit to user
itu karena lock tetap terpasang pada instalasi atau alat pada waktu penyerahan tugas kepada shift berikutnya.
Gembok atau Lock berisi Informasi : a. Nama dan karyawan pemilik gembok b. Departemen karyawan pemilik gembok c. Kode warna gembok :
Warna kuning untuk “Perhatian”
Warna merah untuk “Bahaya”
Warna oranye untuk “Peringatan”
Warna orange-flourescent atau oranye-merah untuk “Bahaya Biologi”
[Standar OSHA (Occupational Safety & Health Administration) 1.910,145 (f) “Kode Warna Yang Direkomendasikan”]
2) Jenis Tag & penggunaanya
a) Personal Danger Tag/Label Bahaya Perorangan (1) Apa tujuan Personal Danger Tag ?
Tujuan pemasangan Personal Danger Tag dimaksudkan untuk memberi informasi kepada personil bahwa orang yang namanya tertulis pada Personal Danger Tag sedang melakukan melakukan pekerjaan yang mewajibkan titik isolasi (dimana Tag itu dipasang) tetap terisolasi.
commit to user
(2) Siapa yang menggunakan Personal Danger Tag ?
Orang yang berhak memasang Personal Danger Tag adalah semua personil yang bermaksud melakukan pekerjaan yang mewajibkan isolasi. Personil yang menggunakan Personal Danger Tag harus terlatih dan kompeten sebagai seorang Personal Lock Holder.
(3) Dimana Personal Danger Tag dipasang ?
Lokasi pemasangan Personal Danger Tag hanya boleh dipasang pada titik isolasi utama.
(4) Bagaimana Personal Danger Tag dipasang ?
Personal Danger Tag digunakan bersamaan dengan Personal Lock. Maka Personal Lock harus dipasang pada peralatan isolasi dan di tempatkan pada titik isolasi utama.
Personal Danger Tag hanya dipasang dan di lepas oleh orang yang namanya tertulis di tag itu.
Pelepasan Personal Danger Tag dapat dilakukan apabila pekerjaan telah selesai dilaksanakan dan semua orang telah meninggalkan daerah kerja, atau bila orang ditransfer ke pekerjaan yang lain, serta pada pergantian shift.
Personal Danger Tag berisi informasi : 1. Foto Pemilik Label
2. Nama Pemilik Label 3. NRP Pemilik Label
commit to user 4. Occupation/Jabatan
5. Jobsite/Lokasi Kerja Pemilik Label 6. Nomor Label
i. Pelaksanaan/prosedur Lock Out Tag Out
Prosedur Lock Out Tag Out (LOTO) merupakan serangkaian langkah umum ditetapkan sebagai pendekatan yang konsisten untuk melakukan isolasi & lockout sumber sumber energi yang berbahaya yang berhubungan dengan instalasi dan alat.
Setiap kali prosedur kerja aman untuk isolasi disusun atau ditinjau ulang, langkah umum isolasi lockout harus digunakan sebagai dasar untuk memastikan bahwa syarat syarat keselamatan diterapkan dengan urutan logis.
Semua personil yang diminta untuk melakukan isolasi dan lockout pada instalasi dan alat, kecuali disebutkan langkah-langkah khusus dalam prosedur kerja aman untuk mengisolasi sebuah instalasi/alat.
1) Tujuan Langkah Dasar Mengisolasi Dan Mengunci
Rangkaian tahapan secara umum yang dibuat untuk memberikan pengenalan mengenai pelaksanaan isolasi dan penggembokan sumber energi berbahaya yang berhubungan dengan plant, peralatan dan unit alat-alat berat. Proses ini dikenal dengan istilah dua belas langkah aman mengisolasi dan mengunci.
2) Kapan Langkah Dasar Untuk Isolasi Dan Penggembokan Digunakan ? a) Setiap saat melakukan isolasi dan pembukaan isolasi
commit to user
b) Setiap saat prosedur kerja aman untuk mengisolasi sedang dibuat atau diriview, langkah dasar mengisolasi dan mengunci harus digunakan sesuai dengan tahapannya untuk memastikan tindakan dilakukan dengan aman
3) Siapa Yang Menggunakan Langkah Dasar Untuk Mengisolasi Dan Mengunci ?
Semua personil yang diperlukan untuk melaksanakan isolasi dan penggembokan pada semua alat berat/bergerak, Fixed Plant &
peralatan harus mengikuti Langkah Dasar ini.
4) Langkah Dasar Untuk Mengisolasi Dan Mengunci : Langkah 1
Mengidentifikasi Sumber-sumber Energi
a) Mengidentifikasi semua sumber energi berbahaya yang utama dan memastikan titik-titik isolasinya. Seperti : Switch, Circuit Braker, Field isolator Valve, dsb.
b) Mengidentifikasi setiap hubungan unit atau peralatan yang dapat menimbulkan bahaya. Isolasi hanya bisa dilakukan dengan mengisolasi fixed plant atau peralatan dari semua sumber energi.
c) Menentukan tipe isolasi yang diperlukan (individu atau kelompok).
d) Jika ada kemungkinan pengecekan terhadap skema gambar, survey terhadap pekerjaan yang besar maka isolasi harus dilakukan secara keseluruhan pada isolatornya.
commit to user Langkah 2
Menginformasikan kepada pihak-pihak terkait
a) Memberitahukan semua personil yang terlibat pengisolasian untuk memastikan tidak terjadi masalah keselamatan masalah operasional b) Jika diperlukan, berikan informasi mengenai pekerjaan yang berhubungan dengan semua alat berat/bergerak, Fixed Plant atau peralatan yang harus diisolasi tersebut dilakukan dengan aman dan mesin-mesin harus ditinggalkan dalam posisi yang aman.
c) Jika ada kemungkinan pengecekan terhadap skema gambar, survey terhadap pekerjaan yang besar maka isolasi harus dilakukan secara keseluruhan pada isolatornya.
Langkah 3
Mengisolasi dan Mengamankan Energi (titik isolasi khusus)
a) Mengisolasi isolator primary dengan cara yang benar. Termasuk pengosongan beban terlebih dahulu.
b) Mengisolasi atau mengamankan semua sumber energi secondary.
Termasuk menutup tekanan hidrolik atau pneumatik yang tersimpan. Termasuk penahan ban, penumpu berdiri, dll.
c) Pada saat pekerjaan isolasi melibatkan lebih dari 3 orang, maka prosedur isolasi kelompok harus digunakan dalam situasi yang melibatkan pengisolasian plant tetap atau peralatan.
commit to user
Jangan menggunakan peralatan yang tidak diizinkan untuk isolasi seperti peralatan control circuit, tombol stop darurat, dan switch kabel tarikan conveyor.
Untuk mengisolasi peralatan berat, gembok perorangan pada petugas isolasi akan dilengkapi dengan gembok utama. Jika pada kapan saja petugas isolasi diperlukan untuk mencabut gembok perorangan mereka, maka petugas isolasi akan menginstruksikan kepada semua personil untuk mencabut gembok mereka. Untuk memulai pekerjaan kembali maka isolasi harus diulangi dari langkah 1 setiap saat. Contoh : pergantian shift, petugas isolasi yang ditugaskan dengan pekerjaan baru, dsb.
Langkah 4
Menguji Isolasi (Potensi Nol)
a) Semua pengisolasian energi berbahaya harus diuji untuk memastikan mereka diawasi (potensi energi nol). Memastikan pengujian peralatan dalam kondisi kerja yang baik
b) Mencoba isolasi yang efektif dengan :
1) Pemeriksaan adanya tegangan untuk isolasi listrik
2) Mencoba menghidupkan peralatan contoh : Alat bergerak jika aman untuk dilakukan
3) Memeriksa semua energi yang disimpan telah diamankan, misalnya : chocking (menarik tuas), purging (pembersihan area),
commit to user
bleeding off pressure (mengeluarkan tekanan), barricading (barikade/penghalang), dsb.
Langkah 5
Memasang Gembok dan tag yang sesuai (kotak gembok, perlengkapan isolasi kombinasi)
a) Gembok Perorangan dan tag setiap individu harus dipasang pada titik-titik isolasi yang telah ditentukan atau perlengkapan gembok ganda untuk alat berat/ bergerak atau pada kotak gembok pada saat mengisolasi plant/ peralatan.
b) Untuk kasus isolasi kelompok :
1) Gembok dan tag isolasi dipasang pada setiap titik isolasi yang sesuai.
2) Petugas isolasi akan memasang gembok yang telah digunakan di kotak gembok dan mengamankan kotak gembok dengan sebuah gembok utama, tag isolasi dan tag bahaya perorangan.
3) Semua anggota kelompok kerja akan meletakan tag bahaya perorangan mereka dan gemboknya ke kotak gembok/peralatan Langkah 6
Memulai pekerjaan
a) Melaksanakan pekerjaan perawatan yang diminta, memperbaiki atau memasang.
b) Mengawasi daerah kerja yang memiliki bahaya baru/tambahan
commit to user Langkah 7
Menyelesaikan Pekerjaan
Memastikan semua pekerjaan telah diselesaikan dengan sempurna.
Langkah 8
Memeriksa Daerah Pekerjaan
a) Memeriksa kembali semua pekerjaan yang telah dilakukan untuk memastikan daerah kerja dalam keadaan aman misal : pengaman dan penutup telah dipasang.
b) Semua alat peralatan dan material telah dipindahkan dari daerah kerja
Langkah 9
Membersihkan Daerah pekerjaan
Memeriksa kembali semua pekerjaan yang telah dilakukan dan memastikan semua personil berada dalam posisi aman dari peralatan.
Langkah 10
Melepas gembok & tag yang sesuai
a) Masing-masing pemegang gembok perorangan harus mencabut gembok perorangan mereka dari kotak penggembokan atau peralatan gembok.
b) Pengunjung hanya dapat mencabut gembok pengunjung mereka di bawah pengawasan langsung dari seorang petugas isolasi.
commit to user Langkah 11
Mengembalikan Energi
a) Memberikan informasi kepada semua pihak yang terkait bahwa pengisian/pemasangan energi akan dilakukan kembali dan dapat menjadi perhatian.
b) Petugas isolasi akan memastikan semua gembok perorangan telah dilepas dari kotak gembok, melepas gembok seri utama, mencari kunci gembok tersebut dan melepas semua gembok isolasi dari titik-titik isolasi tertentu.
c) Membuka pengisolasian dan mengembalikan energi pada unit dan peralatan.
d) Memindahkan gembok dan kunci ke kotak gembok dan menghitung semua gembok yang telah dikembalikan.
e) Mengunci kotak gembok dengan menggunakan gembok utama.
Untuk kasus peralatan berat bergerak petugas isolasi adalah orang terakhir yang mencabut gembok perorangan mereka.
Langkah 12
Memeriksa pengoperasian alat yang dioperasikan
a) Menguji peralatan/unit untuk memastikan pekerjaan yang telah
dilakukan berhasil dan unit/peralatan beroperasi secara normal.
b) Memberitahukan pada orang yang terkait bahwa unit atau peralatan telah diperbaiki dan beroperasi kembali.
commit to user
c) Serah terima unit/peralatan setelah perbaikan (maintenance plant) usulan dari isolator.
commit to user B. Kerangka Pemikiran
Ya Tidak
Gambar 4 : Kerangka Pemikiran Perawatan dan Perbaikan
Unit Dump Truck
Sumber Energi Berbahaya
Profit
Penerapan Lock Out Tag Out
Kerugian Sumber Energi
Berbahaya Terkendali
Kecelakaan Kerja Sumber Energi Berbahaya Tidak
Terkendali
Pekerjaan Aman
commit to user 37 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah deskriptif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran secara jelas berdasarkan oleh suatu fakta dan data yang ada yang dipergunakan untuk penulisan laporan.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak Kampung Muara Lawa, Kecamatan Muara Lawa, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
C. Objek dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Objek penelitian ini berupa :
a. Sumber energi berbahaya dump truck pada saat maintenance&repair.
b. Golden Rules/peraturan perusahaan.
c. Langkah mengisolasi dan mengunci d. perlengkapan lock out tag out.
e. Pelaksana lock out tag out.
commit to user 2. Ruang lingkup penelitian :
Ruang lingkup penelitian ini adalah pelaksanaan lock out tag out unit dump truck area workshop sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak, Kalimantan Timur.
D. Sumber Data
Dalam melaksanakan penelitian, penulis menggunakan data-data sebagai berikut :
1. Data Primer
Data primer diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung dan juga melakukan wawancara dengan cara tanya jawab atau dialog dengan karyawan dan dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari data-data dan dokumen perusahaan serta literatur lain sebagai sumber data dan melalui studi kepustakaan di perpustakaan Diploma III Hiperkes dan Keselamatan Kerja Universitas Sebelas Maret yang berhubungan dengan Lock Out Tag Out.
E. Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan jenis penelitian yang bersifat deskriptif, maka penulis mencari dan mengumpulkan data yang diperoleh dari :
commit to user 1. Observasi Lapangan
Melakukan pengamatan secara langsung terhadap petugas yang melakukan prosedur lock out tag out unit dump truck di lapangan.
2. Wawancara
Melakukan wawancara dengan cara tanya jawab atau dialog dengan pihak yang terkait mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan lock out tag out unit dump truck.
3. Dokumentasi
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data dan mempelajari dokumen-dokumen ataupun catatan perusahaan yang berhubungan dengan lock out tag out unit dump truck.
4. Studi Kepustakaan
Dengan mempelajari referensi-referensi seperti laporan-laporan yang sudah ada, dokumen-dokumen dari perusahaan, dan buku-buku kepustakaan yang memiliki hubungan dengan lock out tag out unit dump truck.
F. Pelaksanaan Penelitian
Magang atau praktek kerja lapangan di PT. Riung Mitra Lestari jobsite Melak, Kalimantan Timur dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2012 sampai dengan 30 April 2012.
commit to user G. Analisa Data
Hasil data yang didapatkan dari penelitian mengenai implementasi lock out tag out unit dump truck area workshop sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja yang selanjutnya dibandingkan dengan peraturan perundangan. Peraturan Perundangan yang dimaksud adalah Permenaker No.
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
commit to user 41 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
PT. Riung Mitra Lestari merupakan perusahaan swasta yang bergerak di bidang kontraktor pertambangan dengan produk yang dihasilkan adalah batu bara yang dalam proses produksinya membutuhkan tenaga mesin disamping tenaga kerja. Dalam menunjang keberlangsungan proses produksinya, perusahaan melakukan pemeliharaan dan perawatan pada alat-alat berat supaya alat berat selalu dalam keadaan siaga siap pakai. Pekerjaan pemeliharaan/perawatan unit alat-alat berat dilakukan di workshop dan dibutuhkan petugas maintenance/mekanik terlatih dimana pekerjaan perbaikan/perawatan berpotensi terjadi kecelakaan yang bisa mencederai semua orang terutama petugas maintenance/mekanik dikarenakan pada unit alat-alat berat terutama dump truck/truk produksi terdapat sumber energi berbahaya.
1. Jenis Sumber Energi Berbahaya pada Dump Truck a. Energi Gravitasi
Energi mekanis dianggap berbahaya bila energinya cukup besar untuk menimbulkan cedera fisik pada orang. Bagian/sumber energi yang harus dilakukan upaya pengendalian adalah :
commit to user 1) Parking Brake
Parking Brake diaktifkan untuk mencegah dump truck bergerak berpindah sendiri dikarenakan medan yang kurang rata atau landai.
2) Pengganjalan ban
Pengganjalan ban dilakukan untuk mencegah dump truck tergelincir atau bergerak berpindah ketika rem parkir tidak berfungsi sesuai semestinya dikarenakan kondisi medan yang landai atau tidak rata, sehingga dapat mencederai mekanik saat melakukan maintenance atau repair.
3) Dump body
a) Tail Gate terkunci dengan pengaman rantai
Tail gate dipasang pada bagian belakang dump body, sebagai pintu yang akan tertutup saat posisi dump body seating (duduk pada chasis) sehingga material muatan tidak tumpah, sedangkan saat posisi dumping, tail gate akan terbuka dengan mekanisme tarikan rantai yang dipasang pada kedua sisi arm mounting. Penguncian bertujuan untuk mengamankan tail gate tidak terbuka yang dapat mencedarai orang yang sedang melakukan perbaikan.
b) Safety dump pin/hoist stand
Safety dump yang dipasang saat dump body diposisikan raise/naik dan melakukan aktivitas repair atau maintenance
commit to user
pada chasis atau komponen yang berada dibawah dump body, sehingga mencegah bahaya terjepit, karena dump body turun dengan sendirinya atau terjadi kesalahan prosedur repair.
4) Melakukan demarkasi/memasang safety line atau safety line di areal maintenance/repair.
Tujuan dilakukan pemasangan demarkasi/safety line atau safety cone adalah agar orang lain yang tidak berkepentingan tidak memasuki atau mendekati dump truck yang sedang dilakukan perawatan atau perbaikan sehingga orang lain tidak mengoperasikan unit tersebut.
b. Energi Elektrikal
Energi listrik dianggap berbahaya bila arus listrik dapat menimbulkan cedera dengan cara melewati tubuh.
Bagian-bagian yang harus dilakukan pengamanan : 1) Saklar Utama/Lock Out Switch
Saklar utama/Lock Out Switch adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk memutuskan jaringan listrik yang terdapat pada dump truck, atau untuk menghubungkannya. Saklar utama/Lock Out switch sangat berperan untuk menjaga keamanan jaringan listrik karena mencegah komponen kelistrikan yang lain tidak aktif atau menyala sendiri saat dilakukan perawatan/perbaikan walaupun mesin telah dimatikan sehingga tidak mencederai petugas maintenance/mekanik.
commit to user 2) Battery
Battery atau sering disebut aki, adalah salah satu komponen utama dalam setiap kendaraan bermotor, baik mobil atau motor, semua memerlukan aki untuk dapat menghidupkan mesin mobil (mencatu arus pada dinamo starter kendaraan). Aki mampu mengubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik.
c. Energi Panas
Energi panas ini dapat berbahaya bila melampaui kemampuan tubuh untuk menahan temperatur itu. Energi panas bisa berbentuk temperatur panas atau dingin. Energi panas yang tersimpan pada dump truck adalah :
1) Exhaust Manifold
Exhaust manifold atau exhaust header, adalah komponen pipa bercabang yang mengalirkan/dilalui gas buang dari beberapa ruang bakar/silinder, dihimpun menjadi satu pipa dan dikeluarkan ke udara melalui exhaust muffler. Karena dilalui gas hasil pembakaran maka komponen ini menjadi sangat panas.
2) Exhaust muffler
Exhaust muffler disebut juga peredam suara, yaitu pipa untuk mengalirkan gas hasil pembakaran dari exhaust manifold keluar ke udara bebas. Pada komponen tersebut telah terpasang alat pengaman berupa plat safety guarding/cover yang menutupi komponen tersebut
commit to user
dan mencegah petugas maintenance/mekanik atau secara tidak sengaja mekanik menyentuh komponen tersebut ketika masih panas.
3) Turbochargher
Turbocharger adalah sebuah komponen yang berfungsi untuk meningkatkan pasokan udara yang dibutuhkan oleh mesin dalam proses peningkatan tekanan pembakaran untuk meningkatkan tenaga/daya mesin.
Karena perangkat turbocharger terhubung dengan saluran gas buang (exhaust muffler) yang merupakan sumber panas, komponen ini juga menyimpan energi panas.
4) Radiator
Radiator adalah suatu bagian atau komponen dari sistem pendinginan yang menggunakan sistem pendinginan air, karena itu fungsi radiator adalah mendinginkan mesin. Radiator digunakan pada mesin-mesin produksi atau mesin mesin lainnya yang bekerja dalam kondisi kerja berat atau lama memerlukan pendingin ekstra.
Komponen radiator ini menyimpan energi panas untuk dibuang ke udara sekitar.
d. Energi Tekanan
1) Tangki Penyimpan Udara
Tangki penyimpan udara merupakan tempat untuk menyimpan udara bertekanan yang akan digunakan oleh sistem pengereman.
Sistem pengereman ini pada unit dump truck menggunakan rem udara.
commit to user
Rem udara pada memiliki prinsip kerja udara bertekanan dikumpulkan dalam tangki penyimpan udara. Cara kerja yang dilakukan adalah dengan mengosongkan tangki udara yang bertujuan menghilangkan tekanan udara yang ada di dalam tangki penyimpan udara, sehingga sistem pengereman bekerja.
2) Tangki Hidrolik
Dump Truck adalah truk yang digunakan untuk mengangkut (membawa dan memindahkan) material dari satu lokasi ke lokasi lainnya. Terdapat bak khusus sebagai tempat menampung material yang diangkut yang disebut dengan dump body. Truk dapat dengan mudah menumpahkan material dengan cara mengangkat dump body yang diatur melalui sistem hidrolik. Sistem hidrolik menyuplai fluida/oli ke sistem hidrolik dump body
Tangki hidrolik sebagai bagian dari sistem hidrolik yaitu wadah fluida/oli baik yang akan menuju suatu sistem hidrolik maupun yang meninggalkan sistem hidrolik kembali ke tangki hidrolik.
Dalam upaya pencegahan terhadap timbulnya risiko kecelakaan pada pekerjaan maka PT. Riung Mitra Lestari menerapkan upaya pengendalian bahaya dan risiko kecelakaan kerja sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam upaya pencegahan kecelakaan kerja dengan cara :
a. Engineering Control
1) Pemeliharaan/perawatan mesin produksi
commit to user
2) Melakukan pengisolasian pada sumber-sumber potensi bahaya yaitu dengan menerapkan prosedur lock out tag out agar dapat menjaga keselamatan karyawan, alat-alat milik perusahaan, dan mencegah timbulnya kecelakaan kecelakaan selama melaksanakan pekerjaan perawatan/perbaikan.
b. Administrative Control 1) Menentukan shift kerja.
2) Membuat Standar Operating Procedure (SOP).
3) Membuat Job Safety Analysis (JSA).
4) Penerapan ijin kerja.
5) Membuat instruksi kerja/petunjuk kerja khusus.
6) Mengadakan pelatihan bagi karyawan.
c. Alat Pelindung Diri (APD)
PT. Riung Mitra Lestari menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) secara cuma-cuma kepada karyawannya. Hal ini untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Pemberian APD ini diberikan kepada semua orang yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di PT. Riung Mitra Lestari.
Pengeluaran APD di bawah tanggung jawab departemen Health Safety Environment (HSE).
Penerapan Lock Out Tag Out sebagai upaya pencegahan terhadap kecelakaan kerja dimana dalam melaksanakan lock out tag out/isolasi energi terdapat prosedur lock out tag out/isolasi. PT. Riung Mitra Lestari memberlakukan lock out tag out untuk melindungi orang yang sedang
commit to user
bekerja atau berada disekitar alat dan/atau instalasi listrik atau sumber energi lain yang sedang diperbaiki. Perlindungan itu dilakukan dengan mengisolasi energi berbahaya atau dengan pemasangan LOTO pada sumber energi yang dapat mencederai seseorang serta memungkinkan terlaksananya pekerjaan yang aman dan terbebas dari energi berbahaya akibat pekerjaan tersebut.
Lock Out Tag Out hanya dilakukan pada saat perbaikan dan perawatan alat atau unit dimana ada potensi terlepasnya energi/start up secara tidak terduga dan menciderai pekerja. Lock Out Tag Out ini tidak berlaku pada : 1) Unit atau alat yang tidak memiliki energi tersimpan.
2) Alat yang berenergi tunggal dan cukup sekali isolasi untuk menonaktifkannya.
2. Dasar Lock Out Tag Out
Golden Rules merupakan bentuk peraturan untuk pekerja, mitra kerja, maupun tamu pada saat berada di area tambang PT. Riung Mitra Lestari, guna terciptanya kondisi aman dan nyaman. Di dalam isi Golden Rules tercantum peraturan yang mendasari dilaksanakannya lock out tag out.
Adapun isi dari Golden Rules, yaitu : a. Aturan Umum
1) Dengan sengaja merusak rambu lalu lintas, peringatan, dan rambu lainnya di Lingkungan Perusahaan.
2) Melanggar rambu lalu lintas atau rambu lainnya selain yang sudah diatur secara khusus.