• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manfaat Penelitian

Dalam dokumen PENGARUH CURRENT RATIO, (Halaman 22-0)

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan memperkaya referensi tentang pengaruh current ratio, pertumbuhan pendapatan, dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Manfaat Teoritis

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berkonstribusi terhadap perkembangan dunia pendidikan serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam hal pengembangan di bidang penelitian khususnya yang terkait dengan pengaruh current ratio, pertumbuhan pendapatan, dan earning per share terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Teori Pasar Efisien (Efficient Market)

Menurut (Hanafi, 2004) Teori pasar efisien adalah teori yang membahas tentang harga atau nilai mencerminkan secara penuh semua informasi yang tersedia pada informasi tersebut. Pada perubahan harga saham di dalam pasar efisien mengikuti pola random walk, dimana penaksiran harga saham tidak dapat dilakukan dengan melihat kepada harga-harga historis dari saham tersebut, tetapi lebih berdasarkan pada semua informasi yang tersedia dan muncul dipasar.

Pasar efisien adalah pasar tempat harga sekuritas sama dengan nilai investasi sepanjang waktu yang berarti bahwa setiap sekuritas dijual pada harga yang wajar setiap waktu. Pasar modal dikatakan efisien apabila pasar mampu bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencermintak seluruh informasi yang tersedia (Suganda, T. R. 2018). Sedangkan menurut (Wijaya, D. 2017) untuk mewujudkan pasar modal yang efektif, empat syarat yang harus dipenuhi, yaitu:

a. Banyak investor yang rasional dan berusaha memaksimalkan keuntungan.

b. Semua peserta dapat memperoleh informasi dengan cara yang sederhana dan murah sekaligus,

c. Informasi yang muncul bersifat random.

d. Investor merespon dengan cepat informasi baru, dan harga sekuritas akan berubah dengan nilai informasi yang sebenarnya.

Dalam pasar modal yang efektif, seseorang tidak dapat selalu mengungguli pasar. Gunakan informasi yang sudah diketahui pasar, kecuali jika orang tersebut beruntung. Teori pasar yang efisien didasarkan pada asumsi bahwa semua pelaku pasar memproses informasi secara rasional. Melalui pembelajaran, dalam berbagai periode.

Pasar modal yang efektif membutuhkan sekelompok peserta yang dapat dengan cepat melakukan arbitrase. Ketika kemungkinan arbitrase (tidak ada risiko keuntungan besar) muncul. Rata-rata semua pelaku pasar memiliki informasi yang benar (walaupun tidak semua investor memiliki informasi pasar modal yang benar). Beberapa investor memiliki informasi yang baik, sementara yang lain memiliki informasi yang buruk tentang perusahaan. Sekitar setengah dari investor yang ada akan mendapatkan pengembalian yang lebih baik dari pasar, dan setengahnya akan mendapatkan pengembalian yang lebih buruk karena keberuntungan/kemalangan. Tentu saja, membahas pasar efektif akan menimbulkan pertanyaan, yaitu mengapa harus ada konsep pasar efektif, dan apakah pasar efektif mungkin ada dalam kehidupan nyata. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, menurut (Tatang, 2002), idealnya harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1) Ada banyak investor yang rasional dan berorientasi padai keuntungan maksimal yang secara aktif berpartisipasi di pasar

dengan menganalisis, menilai, dan memperdagangkan saham.

Investor ini adalah price taker, yang artinya pelaku tersebut tidak akan dapat mempengaruhi harga suatu sekuritas.

2) Untuk mendapatkan informasi tidak memerlukan biaya dan informasi akan tersedia bagi pelaku pasar pada waktu yang hampir sama (tidak jauh berbeda).

3) Informasi didapat dalam bentuk acak, bisa diartikan bahwa setiap pengumuman yang ada di pasar tersebut adalah bebas atau tidak terpengaruh oleh pengumuman lainnya.

4) Harga saham akan melakukan penyesuaian ketika Investor bereaksi terhadap informasi baru yang masuk di pasar

Berdasarkan klasifikasi hipotesis pasar efektif yang akan diuji, Pengujian hipotesis pasar efektif dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

1) Pengujian prefiktabilitas imbal hasil pada pasar efisien dalam bentuk lemah dengan:

a) Mempelajari pola imbal hasil musiman (pola harian, mingguan, atau bulanan).

b) Menggunakan data imbal hasil dimasa lalu.

c) Mempelajari hubungan imbal hasil dengan karakteristik perusahaan.

2) Pengujian event studies pada dasar efisien dalam bentuk setengah kuat agar dapat mengamati pengaruh pengumuman informasi terhadap perubahan harga dengan:

a) Mengumpulkan sampel.

b) Menentukan hari pengumuman atau event.

c) Menentukan periode pengamatan.

d) Setiap hari menghitung return dari masing-masing sampel.

e) Terkadang return abnormal harian tersebut digabungkan untuk menghitung return abnormal kumulatif selama periode tertentu.

f) Mempelajari dan mendiskusikan hasil yang diperoleh.

3) Pengujian Informasi Pribadi

Pengujian informasi pribadi antara lain mencakup pengujian apakah pihak perusahaan dan grup investor tertentu yang dipercaya memiliki akses informasi yang lebih baik, bisa memperoleh return abnormal dibandingkan menggunakan return pasar pada umumnya.

Jika pasar dikatakan efisien artinya harga sekuritas saat ini tidak dapat mencerminkan perubahan harga dimasa lalu. Dengan demikian, harga saham saat ini tidak mencerminkan informasi historis. Kondisi krusialnya adalah perubahan harga masa depan tidak dapat ditentukan pada harga masa lalu. Itu berarti harga sekuritas bersifat acak.

Harga saham bergerak secara acak artinya fluktuasi harga saham bergantung pada informasi baru yang akan diterima, namun informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima sehingga informasi baru dan harga saham dikatakan tidak dapat diprediksi. Jika diketahui, maka informasi tersebut disebut sebagai informasi terkini dan akan segera mempengaruhi harga saham saaat ini.

Harga saham tidak hanya dipengaruhi oleh psikologi investor, bad news, atau good news, namun juga ditentukan oleh output analisis

investor. Harga saham pada bursa, bisa terjadi beberapa kali pada sehari menggunakan rentang yang lebar antara harga pasar terendah dan harga pasar tertinggi.

Pada umumnya pasar modal yang efisien memiliki ciri-ciri bahwa harga saham bersifat acak, sehingga harga tidak mengikuti beberapa isu terkini dan saham yang menguntungkan tidak mudah untuk diprediksi.

2. Nilai Perusahaan (Firm Value)

Menurut (Hemastuti, 2014) Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga saham. Pengertian perusahaan di sini maksudnya suatu lembaga yang diorganisasikan dan dijalankan untuk menyediakan barang atau jasa untuk masyarakat dengan motif atau intensif keuntungan. Selain sebagai suatu lembaga perusahaan juga merupakan suatu wadah yang diorganisasikan, didirikan dan diterima dalam tata kehidupan masyarakat (Herujito, Y. M.). Perusahaan Itu ada karena sangat tidak efisien dan mahal bagi pengusaha untuk menandatangani kontrak dengan pekerja dan pemilik modal, tanah dan sumber daya lainnya di setiap tahap produksi dan distribusi individu. Sebaliknya, pengusaha biasanya menandatangani kontrak jangka panjang yang besar dengan pekerja untuk melakukan berbagai tugas dengan biaya tetap dan tunjangan lainnya. Kontrak umum ini jauh lebih murah daripada kontrak khusus, dan sangat menguntungkan bagi pengusaha serta pekerja dan pemilik sumber daya lainnya. Perusahaan ada karena mereka menghemat biaya transaksi. Dengan menginternalisasi berbagai transaksi (yaitu dengan

menjalankan berbagai fungsi di dalam perusahaan), perusahaan juga dapat menghemat pajak dan menghindari pengendalian harga dan peraturan pemerintah yang hanya berlaku untuk transaksi antar perusahaan (Yuni, 2011).

Nilai. perusahaan sering dikaitkan dengan harga saham yang pengukurannya dapat dilakukan dengan melihat perkembangan harga saham di bursa jika harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat. Peningkatan harga saham menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan baik, sehingga masyarakat mau membayar lebih tinggi, hal ini sesuai dengan harapan masyarakat untuk mendapatkan return yang tinggi pula (Indrarini, 2011).

3. Harga Saham

Menurut Anoraga (2001 : 100) harga saham adalah uang atau nilai yang dikeluarkan untuk memperoleh bukti penyertaan atau pemilikan suatu perusahaan. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan perusahaan, yaitu jika harga saham suatu perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka investor atau calon investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya.

Kepercayaan investor atau calon investor sangat bermanfaat bagi perusahaan, karena semakin banyak orang yang percaya terhadap perusahaan, maka keinginan untuk berinvestasi pada perusahaan semakin kuat. Semakin banyak permintaan terhadap saham suatu perusahaan mengakibatkan naiknya harga saham tersebut. Jika harga saham yang tinggi dapat dipertahankan, maka kepercayaan investor atau calon investor terhadap perusahaan juga semakin tinggi dan hal ini

dapat menaikkan nilai perusahaan. Sebaliknya, jika harga saham mengalami penurunan terus menerus, berarti dapat menurunkan nilai perusahaan di mata investor atau calon investor (Utami, 2018).

Maka harga saham tersebut cenderung dipengaruhi oleh tekanan psikologis pembeli atau penjual. Untuk mencegah hal tersebut, sebaiknya perusahaan setiap saat memberi informasi yang cukup dan intens ke bursa efek, sepanjang informasi tersebut berpengaruh terhadap harga pasar sahamnya. Upaya untuk menghitung harga saham yang sesungguhnya, telah dilakukan oleh setiap analisis dengan tujuan untuk dapat memperoleh tingkat keuntungan yang memuaskan. Namun hal itu sangat sulit bagi investor untuk dilakukan terus menerus bila mengalahkan pasar dan memperoleh tingkat keuntungan di atas normal.

Hal ini disebabkan karena adanya variabel-variabel yang mempengaruhi harga saham tersebut, sebenarnya variabel-variabel tersebut ke dalam suatu model perhitungan yang bisa dipergunakan dalam memiliki saham mana yang akan dimasukkan ke dalam portofolio (Rahmawati,2018)

4. Analisis Rasio Keuangan

Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan (mathematical relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Munawir, 2010). Dalam penelitian ini rasio yang akan dibahas adalah:

a. Current Ratio

Menurut (Kariyoto, 2017) current ratio merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya. current ratio merupakan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo.

Sedangkan menurut (Wijaya, 2017) bahwa current ratio dimaksudkan sebagai perbandingan antara jumlah uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai disatu pihak dengan jumlah utang lancar di lain pihak (likuiditas badan usaha), juga dengan pengeluaran-pengeluaran untuk menyelenggarakan perusahaan di lain pihak (likuiditas perusahaan).

Berdasarkan definisi-definisi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah perbandingan antara uang tunai dan aktiva lain yang dapat disamakan dengan uang tunai, dengan jumlah utang lancar dan pengeluaran-pengeluaran untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

b. Pertumbuhan Pendapatan

Pertumbuhan pendapatan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dari suatu perusahaan. Pertumbuhan pendapatan dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Bagi perusahaan, peramalan pendapatan adalah budget yang direncanakan, sedangkan bagi analis merupakan target yang harus dicapai perusahaan pada masa yang akan datang (Manurung, 2007).

Pertumbuhan pendapatan dimaksudkan untuk ekspansi kapasitas sehingga dibutuhkan sejumlah capital untuk membiayai ekspansi ini. Apabila pertumbuhan pendapatan tinggi maka ini dapat diandalkan untuk kecukupan capital oleh karena maksimisasi pertumbuhan berkolerasi positif dengan maksimisasi laba. (Haetoro, 2017)

Pertumbuahn pendapatan terkait dengan nilai sekarang (present value) dari aliran hasil penjualan dimasa yang akan datang.

Ini berarti bahwa nilai uang dari penjualan sekarang lebih tinggi daripada di masa yang akan datang sehingga mendorong manajer untuk terus memacu pertumbuhan pendapatan. (Haetoro, 2017) c. Earning Per Share

Laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

B. Tinjauan Empiris

Tabel 1. 3 Tinjauan Empiris

No.

Nama Penulis dan

Tahun

Judul

Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Ilham Thaib,

berganda dan

Objek penelitian ini Earning Per Share

Hasil penelitian ini menunjukkan

Industri

Teknik analisis yang digunakan adalah

Hasil dari penelitian ini menunjukkan

Harga Saham

terhadap penelitian ini adalah perusahaan yang penelitian ini yaitu teknik purposive

sampling. diterima.

Jenis penelitian ini merupakan dalam penelitian ini adalah seluruh

Harga Saham merupakan salah satu faktor investasi jangka panjang.

Mempunyai produk yang dikenal dan dipakai oleh masyarakat banyak merupakan hal positif yang dipandang investor. Harga saham sendiri adalah hak kepemilikan atas aset suatu perusahaan sehingga bagi sebuah perusahaan, harga saham menjadi titik tolak dari nilai perusahaan yang artinya semakin tinggi harga saham maka semakin baik nilai perusahaan tersebut.

Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan aset lancar perusahaan dengan jatuh tempo utangnya. Current Ratio merupakan salah satu rasio yang mengukur kinerja keuangan.

Pertumbuhan pendapatan (growth) memegang peranan penting dalam menentukan pencapaian perusahaan. Pendapatan yang masuk akan menjadi sumber dana dan keuntungan pemilik perusahaan. Dengan mengetahui seberapa besar pendapatan yang meningkat, perusahaan dapat memprediksi berapa keuntungan yang akan diperoleh dan menentukan harga saham perusahaan.

Laba per lembar saham (Earning Per Share) adalah Rasio yang menunjukkan seberapa besar keuntungan (return) yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham dengan cara membagi laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar. Laba per lembar saham (Earning Per Share) dapat dijadikan sebagai indikator tingkat nilai perusahaan. Laba per lembar saham (Earning Per Share) juga merupakan salah satu cara untuk mengukur keberhasilan dalam mencapai keuntungan bagi para pemiliki saham dalam perusahaan.

Gambar 2. 1 Kerangka Konsep

D. Hipotesis

Diduga hipotesis menurut penulis pada penelitian ini yaitu : 1. Pengaruh current ratio terhadap Harga Saham

Current Ratio adalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dalam jangka pendek, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada waktu ditagih (Kariyanto, 2017). Semakin tinggi likuiditas perusahaan (yang salah satunya tercermin dalam rasio kas atas aktiva lancar), semakin banyak dana tersedia bagi perusahaan untuk membayar dividen, membiayai operasi dan investasinya, sehingga persepsi investor pada kinerja perusahaan akan meningkat.

(Asman et al, 2016) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh likuditas dan profitabilitas terhadap harga saham pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia subsektor pakan

ternak 2010 – 2015. Hasil menunjukkan Current Ratio berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham.

H1 : Diduga current ratio berpengaruh terhadap harga saham 2. Pengaruh Pertumbuhan Pendapatan terhadap Harga Saham

Pertumbuhan pendapatan mencerminkan keberhasilan investasi periode masa lalu dari suatu perusahaan. Pertumbuhan pendapatan dapat digunakan untuk meramalkan pertumbuhan perusahaan pada masa yang akan datang. Bagi perusahaan, peramalan pendapatan adalah budget yang direncanakan, sedangkan bagi analis merupakan target yang harus dicapai perusahaan pada masa yang akan datang (Manurung, 2007).

(Nurmasari, 2017) melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh current ratio, return on equity,debt to equity ratio dan pertumbuhan pendapatan terhadap return saham pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 – 2014. Hasil menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel pertumbuhan pendapatan terhadap variabel harga saham.

H2 : Diduga pertumbuhan pendapatan berpengaruh terhadap harga saham

3. Pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

Earning Per Share (EPS) sebagai suatu rasio yang biasa digunakan dalam prospektus, bahan penyajian, dan laporan tahunan kepada pemegang saham yang merupakan laba bersih dikurangi dividen (laba tersedia bagi pemegang saham biasa) dibagi dengan rata-rata tertimbang dari saham biasa yang beredar yang akan

menghasilkan laba per saham. Sehingga Earning Per Share (EPS) merupakan jumlah pendapatan yang diperoleh dalam satu periode untuk tiap lembar saham yang beredar.

(Badruzaman, 2017) melakukan penelitian tentang pengaruh earning per share terhadap harga saham pada perusahaan industri dasar dan kimia. Hasil menunjukkan bahwa earning per share berpengaruh positif.

H3 : Diduga Earning Per Share (EPS) berpengaruh terhadap harga saham.

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Explanatory. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang didasarkan pada filosofi positivis, yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, menggunakan alat penelitian untuk mengumpulkan data, dan menganalisis data untuk tujuan pengujian hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2017). Explanatory adalah penelitian yang bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis guna memperkuat atau menolak hasil penelitian yang ada (Hartono, 2018).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penelitian ini mengumpulkan data laporan keuangan yang menjadi objek penelitian pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam periode 2018 – 2020. Laporan keuangan tersebut didapat dari website resmi perusahaan makanan dan minuman ataupun Bursa Efek Indonesia melalui www.idx.co.id. Waktu penelitian ini dimulai pada bulan September hingga November 2021.

C. Defenisi Operasional Variabel Penelitian 1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah adalah pengertian variable (yang diungkap dalam definisi konsep) tersebut, secara operasional, secara

praktik, secara nyata dalam lingkup objek penelitian/objek yang diteliti.

Berdasarkan definisi tersebut maka variable yang akan digunakan untuk penelitian ini yaitu variable bebas dan terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas (x) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi penyebab terjadinya perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini variable bebas yaitu :

1. Current Ratio (Rasio Lancar)

Rasio lancar adalah rasio yang membandingkan aset lancar perusahaan dengan jatuh tempo utangnya. Current Ratio merupakan salah satu rasio yang mengukur kinerja keuangan. Menurut (Kasmir, 2015), Current Ratio berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Menurut (Kasmir, 2015), rumus untuk menghitung rasio lancar adalah sebagai berikut:

Current Ratio =

x 100%

2. Pertumbuhan Pendapatan

Pertumbuhan pendapatan (growth) memegang peranan penting dalam menentukan pencapaian perusahaan.

Pendapatan yang masuk akan menjadi sumber dana dan keuntungan pemilik perusahaan. Dengan mengetahui seberapa besar pendapatan yang meningkat, perusahaan dapat memprediksi berapa keuntungan yang akan diperoleh

dan menentukan harga saham perusahaan. Rumus perhitungan pertumbuhan pendapatan perusahaan adalah :

Peningkatan Pendapatan = x 100 3. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) atau laba per saham merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham. EPS menunjukkan besarnya laba bersih yang akan dibagikan perusahaan kepada seluruh pemegang saham perusahaan. EPS adalah rasio laba bersih setelah pajak dengan jumlah saham perusahaan yang diterbitkan. Berikut rumus menghitung EPS menurut (Kasmir, 2015)

Earning per share =

b. Variabel Terikat

Variabel terikat sering disebut juga dengan variabel terpengaruh atau dependent, tergantung, efek, tak bebas, dan disingkat dengan nama variabel Y. Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel terikat adalah harga saham. Harga saham sendiri adalah hak kepemilikan atas aset suatu perusahaan sehingga bagi sebuah perusahaan.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan objek maupun subjek penelitian.

Populasi pada penelitian ini seluruh saham perusahaan makanan dan

minuman dengan jumlah 56 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 – 2020.

Tabel 3. 1 Daftar Perusahaan Makanan dan Minuman

No. Kode Saham

35. WIIM 18/12/2012 Lengkap x

Sampel merupakan bagian atau jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik penentuan sampel berdasarkan purposive sampling, denggan menentukan kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan yang termasuk dalam sub sektor makanan dan

minuman dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2018 – 2020.

b. Menerbitkan laporan keuangan lengkap tahun 2018-2020.

c. Tidak dikeluarkan selama periode penelitian.

d. Merupakan 10 perusahaan makanan dan minuman selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, ada 10 perusahaan yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Selanjutnya dari ke 10 perusahaan

yang ditetapkan, maka diambil 3 tahun laporan keuangan tahunan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan jumlah perusahaan dan jumlah laporan keuangan, maka jumlah sampel pada penelitian ini adalah (10 x 3 = 30) 30 sampel. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain:

Tabel 3. 2 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian

NO. KODE SAHAM NAMA EMITEN

1. ADES Akasha Wira International Tbk.

2. AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk.

3. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk.

4. MYOR Mayora Indah Tbk.

5. ROTI Nippon Indosari Corpindo Tbk.

6. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk.

7. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trading Tbk.

8. SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

9. KINO Kino Indonesia Tbk

10. UNVR Unilever Indonesia Tbk

Sumber : https://www.invesnesia.com

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Tidak Langsung

Observasi tidak langsung dilakukan oleh penulis dengan cara mengumpulkan informasi laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018 – 2020 dengan mengakses ke situs www.idx.co.id.

2. Studi Keputustakaan (Library Research)

Studi kepustakaan adalah pengumpulan data yang sumbernya berupa sumber-sumber tertulis. Studi ini dilakukan dengan cara

membaca, mempelajari, meneliti dan menelaah berbagai literatur-literatur, teori-teori, serta data data berupa buku-buku, jurnal serta penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data 1. Uji Asumsi Klasik

Menurut (Riduwan dan Akdon, 2015) uji asumsi klasik memiliki tujuan dalam memperoleh model regresi yang baik, untuk menghindari kesalahan dalam pengujian asusmsi klasik. Pada uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Menurut (Riduwan dan Akdon, 2015) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel terikat, variabel bebas atau keduanya memilisi distribusi yang normal. Ada beberapa cara untuk mengetahui apakah residual normal atau tidak yaitu salah satunya dengan menggunakan analisis grafik.

b. Uji Autokorelasi

Menurut (Riduwan dan Akdon, 2015) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalah pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin Waston

Menurut (Riduwan dan Akdon, 2015) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah model regresi linier ada korelasi antara kesalah pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Untuk menguji ada tidaknya gejala autokorelasi maka dapat dideteksi dengan uji Durbin Waston

Dalam dokumen PENGARUH CURRENT RATIO, (Halaman 22-0)

Dokumen terkait