BAB I PENDAHULUAN
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan adalah:
1. Manfaat teoritis
Adapun manfaat teoritis dari penelitian ini adalah menambah khasanah pustaka didunia ekonomi dan dapat memberikan sumber informasi yang selanjutnya dapat dijadika motivasi bagi peneliti yang mengkaji masalah sejenis yang dapat menyempurnakan penelitian ini.
2. Manfaat empiris
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para petani jagung tentang pengaruh pengetahuan dan sikap keuangan terhadap perilaku manajemen keuangan petani jagung terkhusus pada Lingkungan Kaluku lohe kelurahan Laiakang Kabupaten Bulukumba.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori 1. Manajemen
Manajemen adalah sebuah perencanaan, proses organisasi, proses koordinasi, dan proses control terhadap sumber daya untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efisien. Manajemen adalah sebuah seni untuk menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang di kutip oleh suryatama, manajemen adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran, kata manjemen berasal dari bahasa perancis kuno, yaitu management, yang memiliki arti “seni melaksanakan dan mengatur”. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal.
Sebagaimana definisi yang dikemukakan oleh Athoillah, bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proseses pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif, dengan didukung oleh sumber-sumber lainnya dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan.
Menurut Afandi (2018:1) manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (controlling). Manajemen adalah suatu proses khas, yang terdiri dari tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk
menentukan serta mencapai sasasran yang telah ditentukan melalui pemenfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
2. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi operasional perusahaan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yang pada dasarnya dilakukan oleh induvidu, perusahaan, maupun pemerintah.
Manajemen keuangan memiliki peranan penting dalam perkembangan sebuah perusahaan. Manajemen keuangan adalah salah satu bidang ilmu pengetahuan yang penting dengan mempelajari ilmu manajemen keuangan, seseorang akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam pekerjaan dan perkembangan karirnya.
Menurut agus Harjito dan Martono (2012) “manajemen keuangan (financial manangement), atau dalam literature lain disebut pembelajaran, adalah segala aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh dana, menggunakan dana, dan mengelola asset sesuai dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Dengan kata lain manajemen keuangan merupakan manajemen (pengelolaan) mengenai bagaimana memperoleh asset, mendanai asset dan mengelola asset untuk mencapai tujuan perusahaan.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manjemen keuangan adalah ilmu mendapatkan dana dan mengelola dana perusahaan supaya produktif.
3. Pengetahuan Keuangan
Pengetahuan mengacu pada apa yang diketahui induvidu tentang masalah keuangan pribadi, yang diukur dengan tingkat pengetahuan mereka tentang berbagai konsep keuangan pribadi (Marsh dalam Pradiningtyas dan Lukiastuti, 2019). Finansial knowledge adalah penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia keuangan pemuda belajar tentang uang sebagian besar dari sekolah dan orang tua, dengan penekanan pada penghematan (Kholilah dan Iramani, 2013). Pada perkembangannya, pengetahuan mengenai keuangan mulai diperkenalkan di berbagai jenjang pendidikan.
Pengetahuan keuangan merupakan segala sesuatu tentang keuangan yang dialami atau terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Pengetahuan keuangan juga dapat didefinisikan sebagai penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia keuangan yang terdiri dari finansial tools dan finansial skills. Pengetahuan keuangan yaitu sebuah argumen tentang praktik-praktik keuangan yang berkaitan dengan pengaturan manajemen arus kas, pegaturan manajemen kredit, tabungan dan investasi (Higler dan Hogarth, 2003). Pengetahuan keuangan yaitu sebuah dasar dalam pengambilan keputusan keuangan dengan baik dan tidak hanya bagaimana cara menggunakan uang dengan bijak, akan tetapi harus memiliki manfaat pada bidang ekonomi (Siahaan, 2013).
“Pengetahuan keuangan memiliki konsep keuangan bunga majemuk, perbedaan nilai nominal rill, pengetahuan diversifikasi resiko, dan nilai waktu uang” (Pritazahara dan Sriwidodo, 2015). Pengetahuan keuangan adalah hal yang penting, karena digunakan dalam mengambil keputusan, jika seseorang memiliki pengetahuan keuangan yang baik maka sikap yang diambil dalam mengambil keputusan keuangan akan memiliki dampak yang baik untuk jangka Panjang.
Pengetahuan keuangan sebagai penguasaan seseorang atas berbagai hal tentang dunia keuangan, alat keuangan, dan keterampilan keuangan (Kholilah dan Iramani, 2013). “Individu dengan pengetahuan yang memadai akan memiliki perilaku manajemen keuangan yang lebih baik, seperti membayar tagihan tepat waktu, melakukan pembukuan terhadap pengeluaran yang dilakukan setiap bulan, dan memiliki cadangan dana untuk kondisi darurat” (Yulianti dan Silvy, 2013).
Berdasarkan definisi-definisi para ahli dan peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa pengetahuan keuangan adalah dasar pengambilan keputusan keuangan secara baik yang tidak hanya menggunakan uang secara bijak akan tetapi bermanfaat pada sektor ekonomi. Selain itu, pengetahuan keuangan juga sangat berperan dalam menentukan kesejahteraan seseorang dalam bermasyarakat.
Setiap individu yang memiliki pengetahuan keuangan yang baik akan cenderung lebih bijak dalam perilaku keuangannya jika dibandingkan dengan individu yang pengetahuan keuangannya buruk. Jika individu memiliki kemampuan keterampilan pengethauan keuangan yang baik
maka perilaku manajemen keuangannya akan lebih terarah, contohnya membayar tagihan tepat waktu, membukukan pengeluaran dan pemasukan setiap bulannya, serta memiliki dana cadangan untuk kondisi darurat.
Adapun indikator dalam variabel ini, yaitu pengetahuan pengelolaan keuangan, pengetahuan tentang perencanaan keuangan, pengetahuan tentang pengeluaran dan pemasukan, pengetahuan uang dan asset, pengetahuan tentang suku bunga, pengetahuan tentang kredit, pengetahuan dasar tentang asuransi, pengetahuan tentang macam-macam asuransi, pengetahuan dasar tentang investasi, pengetahuan investasi depasito, pengetahuan investasi pada saham, pengetahuan investasi pada obligasi, dan pengetahuan investasi pada properti.
2. Sikap Keuangan
Sikap keuangan merupakan pengetahuan seseorang yang berkaitan dengan keuangan yang dibentuk dengan fokus dalam mengelola keuangan. “Pelaku keuangan yang memiliki sikap keuangan yang baik akan memiliki kepercayaan diri yang baik pula akan mendatangkan keuntungan dalam mengelola dan mengembangkan keuangan dimasa depan” Courchene dalam (Aminatuzzahra, 2014). Penulis lain mendefenisikan “sikap keuangan dalam mengambil keputusan keuangan akan memiliki nilai positif dan negative atas perilaku keuangan yang dilakukan dan akan menunjukkan sikap yang baik dalam mengelola keuangan yang dilakukan” (Sutanti, 2009)
“Sikap keuangan adalah keadaan pikiran, pendaapat serta penilaian tentang keuangan” (Pankow dalam Pradiningtyas dan Lukiastuti, 2019). “Sikap keuangan dapat dicerminkan oleh 6 konsep berikut yaitu, obsession, power, effort, inadequacy, retention, security. Sikap keuangan yang di milki oleh seseorang akan membantu individu tersebut dalam menentukan sikap dan perilaku mereka dalam hal keuangan, baik dalam hal manajemen keuangan, penganggaran keuangan pribadi, atau keputusan individu mengenai bentuk investasi yang akan diambil” (Pankow dalam Pradiningtyas dan Lukiastuti, 2019).
Sikap keuangan menurut Pankow yaitu diartikan sebagai keadaan pikiran, pendapat, serta penilaian tentang keuangan. “Sikap keuangan adalah kecenderungan psikologis yang diekspresikan ketika mengevaluasi praktik manajemen keuangan yang direkomendasikan dengan beberapa tingkatan kesepakatan dan ketidaksepakatan” (Ningsih dan Rita, 2010).
Berdasarkan definisi-definisi para ahli dan peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa sikap keuangan adalah kemampuan seseorang menyikapi keuangan yang dimiliki, dalam hal lain pengambilan keputusan keuangannya.
Adapun indikator dalam variabel ini, yaitu orientasi terhadap keuangan pribadi, filsafat utang, keamanan uang, dan menilai keuangan pribadi.
3. Perilaku Manajemen Keuangan
Perilaku manajemen keuangan adalah suatu kegiatan mengatur keuangan dari dua sudut pandang yaitu psikologi dan kebiasaan. Selain
itu perilaku manajemen sering diartikan sebagai suatu tindakan seseorang
dalam pengambilan keputusan keuangan, harmonisasi moti individu dan tujuan sebuah perusahaan. Perilaku manajemen seringkali dikaitkan dengan efektivitas manajemen dana, dimana arus dana diarahkan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
“Perilaku manajemen keuangan didefinisikan sebagai a financial setting yaitu mempelajari bagaimana perilaku keuangan seseorang untuk menentukan keuangan secara actual” (Nofsinger dalam Syuliswati, 2020).
“Perilaku manajemen keuangan adalah kemempuan seseorang dalam mengatur, yaitu: perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencairan dan penyimpanan dana keuangan sehari-hari”
(Kholilah dan Iramani, 2013). Perilaku manajemen keuangan sesorang dapat dilihat dari empat hal yaitu: consumption, cash-flow manangemen, saving and investment, credit management (Dew dan xiao, 2011).
Jika individu menjalankan sikap yang tidak baik dalam mengelola keungannya maka akan sulit memiliki surplus keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk tabungan jangka Panjang, modal berinvestasi dan pengembangan usaha. Oleh karena itu jika setiap individu menerapkan perilaku manajemen keuangan yang baik maka individu tersebut mampu merencanakan dan mengatur dengan baik keuangan yang dia miliki.
Berdasarkan definisi-definisi para ahli dan peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa perilaku manajemen keuangan adalah kemampuan seseorang dalam mengelola keuangan yang memilki perencanaan,
pengendalian, dan penyimpanan dana keuangan,
menyusun perencanaan keuangan, kegiatan menabung, kegiatan asuransi, pension dan pengeluaran tidak terduga, kegiatan investasi, kredit/hutang, dan tagihan, monitoring pengelolaan keuangan, dan evaluasi pengelolaan keuangan.
B. Tinjauan Empiris
Penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam melakukan penelitian ini adalah:
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Nama Judul Penelitian Jenis nilai yang
berbeda-beda yaitu,
memiliki persentase hal yang paling utama yang harus kita miliki
manajemen
3. Tifani Enno
positif dan
Kepribadian
perilaku keuangan dan tingkat pendidikan dan inovatif sehingga dapat menentukan skala prioritas dalam
pemenuhan
keuangan pada
berpengaruh
C. Kerangka Pikir
Pengetahuan keuangan adaIah pengambilan keputusan keuangan secara baik, yang bukan hanya menggunakan uang secara benar akan tetapi bermanfaat pada sektor ekonomi. Seseorang yang memiliki pengetahuan keuangan akan mampu mengolah keuangannya secara bijak dan terarah.
Sedangkan orang yang memiliki kemampuan pengetuan keuangan yang kurung baik maka akan memiliki periIaku manajemen keuangan yang tidak baik dan tidak terarah dengan baik.
Pengetahuan keuangan memiliki pengaruh yang baik terhadap perilaku manajemen keuangan seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Iklima humairah yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif antara pengetahuan keuangan terhadap perilaku manajemen keuangan seseorang. Jadi, pengetahuan keuangan memilki pengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan.
Sikap keuagan adalah kemampuan seseorang menyikapi keuangan yang dimiliki, dalam hal lain pengambilan keputusan keuangannya. Sikap keuangan sangat penting dalam pengambilan keputusan karena sikap konsisten dalam menyikapi suatu kondisi sangat diperlukan. Seseorang yang memilki sikap keuangan yang baik maka akan memiliki perilaku manajemen keuangan yang baik. Namun, seseorang yang memilki sikap keuangan yang buruk maka akan memiliki perilaku manajemen keuangan yang buruk.
Sikap keuangan memiliki pengaruh yang baik terhadap perilaku manajemen keuangan seseorang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang di lakukan oleh Nisa dkk dan Iklima humaira, menyatakan bahwa sikap
keuangan berpengaruh terhadap periIaku manajemen keuangan secara signifikan. Jadi, sikap keuangan turut berpengaruh terhadap perilaku manajemen keuangan.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
D. HIPOTESIS
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengetahuan keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan
2. Sikap keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku manajemen keuangan
Pengetahuan Keuangan (X1)
Sikap Keuangan (X2)
Perilaku Manajemen Keuangan
(Y)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan Ex post facto. Ex post facto adalah suatu peneltian yang berarti sesudah sebuah fakta terjadi. Artinya, penelitian ini tidak memberikan perlakuan apapun, melainkan hanya mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi secara ilmiah dan telah berlangsung dan kembali melihat data-data untuk menentukan faktor-faktor yang mendahului.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan di lakukan di Kaluku Lohe Kelurahan Laikang Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba pada bulan Agustus 2021.
C. Definisi Operational Variabel dan Pengukuran Variabel 1. Definisi Operational Variabel
Adapun untuk mengetahui gambaran setiap variabel, berikut dikemukakan definisi operational tiap variabel:
a. Pengetahuan keuangan (X1)
Pengetahuan keuangan adalah pondasi atau dasar pengambilan keputusan keuangan secara bijak dan tidak hanya menggunakan uang secara bijak akan tetapi bermanfaat pada
sektor ekonomi. Adapun indikator dalam variabel ini, yaitu pengetahuan pengelolaan keuangan, pengetahuan tentang perencanaan keuangan, pengetahuan tentang pengeluaran dan pemasukan, pengetahuan uang dan asset, pengetahuan tentang suku bunga, pengetahuan tentang kredit, pengetahuan dasar tentang asuransi, pengetahuan tentang macam-macam asuransi, pengetahuan dasar tentang investasi, pengetahuan investasi depasito, pengetahuan investasi pada saham, pengetahuan investasi pada obligasi, dan pengetahuan investasi pada properti.
b. Sikap keuangan (X2)
Sikap keuangan adalah kemampuan seseorang menyikapi keuangan yang dimiliki, dalam hal lain pengambilan keputusan keuangannya. Adapun indikator dalam variabel ini, yaitu orientasi terhadap keuangan pribadi, filsafat utang, keamanan uang, dan menilai keuangan pribadi.
c. Perilaku Manajemen Keuangan (Y)
Perilaku manajemen keuangan adalah kemampuan dalam mengelolah keuangan yang termjuat perencanaan, pengendalian, dan penyimpanan dana keuangan. Adapun indikator dalam variabel ini, yaitu jenis-jenis perencanaan dan anggaran keuangan yang dimilki, teknik dalam menyusun perencanaan keuangan, kegiatan menabung, kegiatan asuransi, pension dan pengeluaran tidak terduga, kegiatan investasi, kredit/hutang, dan tagihan,
monitoring pengelolaan keuangan, dan evaluasi pengelolaan keuangan.
2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel merupakan skala pengukuran yang digunakan untuk menentukan panjang pendeknya interval dalam pengukuran sehingga memperoleh data kuantitatif. Variabel yang diteliti diukur menggunakan skala likert guna mengukur sikap responden dalam memberikan tanggapan terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diberikan.
Jawaban setiap item instrument menggunakan skala likert, yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3.2 Skor Alternatif Jawaban
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Kaluku Lohe Kelurahan Laikang Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.
2. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling,
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pemberian kuisioner digunakan untuk memperoleh data tentang pengetahuan keuangan, sikap keuangan dan pengetahuan manajemen keuangan.
Kuisioner yang digunakan mencakup beberapa pernyataan dalam bentuk skala likert.
F. Teknik Analisis Data
Untuk menjawab permasalahan penelitian, maka digunakan alat analisis sebagai berikut :
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendskripsikan karakteristik skor responden penelitian untuk masing-masing variabel yang terdiri atas mean, median, variansi, minimum dan maksimum.
2. Uji Asumsi Klasikal
Sebelum melakukan uji hipotesis, akan dilakukan uji asumsi klasikal yang terdiri dari uji multikolineritas, heterokedastisitas.
a. Uji multikolinearitas
Uji multikolineritas digunakan untuk menunjukkan ada atau tidaknya hubungan langsung antar variabel bebas dalam model regresi.
Dengan ketentuan yaitu nilai VIF masing-masing variable kurang dari 10 maka variabel bebas tersebut terbebas dari masalah multikolineritas.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Untuk mengetahui apakah terjadi heterokedastisitas pada regresi digunakan dengan melihat hasil uji menggunakan SPSS tabel coefisient, jika sig>alpha untuk semua variabel independent maka tidak terjadi heterokedastisitas.
c. Uji Normalitas.
Uji normalitas meggunakan kolmogrov-smirnov test, tujuan pengujian tersebut adalah untuk menentukan apakah data-data dari masing-masing variabel terdistribusi normal atau tidak.
3. Analisis Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian. Dalam penelitian ini digunakan regresi linear berganda.
Keterangan:
Y = Variabel Perilaku manajemen keuangan
X1 = Variabel Pengetahuan keuangan
X2 = Variabel Sikap Keuangan Y = a + b1X1 + b2X2 + e
b1 = Koefisien Regresi Variabel Pengetahuan keuangan b2 = Koefisien Regresi Variabel Sikap Keuangan.
e = Eror
4. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk mengetahui apakah variable-variabel independent secara parsial berpengaruh nyata atau tidak terhadap variable dependen. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah:
1) Membandingkan hipotesis dengan membaningkan nilai thitung dengan nilai ttabel
thitung > ttabel maka H0 ditolak artinya H1 diterima Jika thitung < ttabel maka H0 diterima artinya H1 ditolak.
2) Menentukan tingkat signifikansi. Tingkat signifikansi menggunakan alpha = 5% artinya penelitian ini menentukan resiko kesalahan dalam mengambil keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis yang benar sebanyak-banyaknya 5% dan mengambil keputusan sedikitnya 95% (tingkat kepercayaan).
Jika probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak artinya H1
diterima
Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima artinya H1
ditolak.
b. Uji determinasi (R2)
Untuk mengetahui seberapa besar presentase dari variable independent secara Bersama-sama terhadap variabel dependen dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2) atau R square menjelaskan seberapa besar variabel independent yang digunakan dalam penelitian ini mampu menjelaskan variabel dependen.
33 BAB IV
Hasil dan Pembahasan
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Bulukumba merupakan salah satu daerah tingkat II di provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di kota Bulukumba. Berdasarkan data BPS kabupaten Bulukumba tahun 2019, kabupaten Bulukumba memiliki luas wilayah 1.154,58 km2 dan berpenduduk 418.326 jiwa. Kabupaten Bulukumba terdiri atas 10 kecamatan, 27 kelurahan, serta 109 desa.
Kajang adalah salah satu kecamatan yang terletak di kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Letaknya sekitar 200 km arah timur kota Makassar. Daerah Kajang terbagi dalam 8 desa, dan 2 kelurahan. Kajang dibagi dua geografis, yaitu Kajang dalam (mereka disebut tau kajang) dan kajang luar (orang-orang yang berdiam disekitar suku kajang yang relatif modern, mereka disebut tau lembang)
Wilayah pemukiman suku kajang secara umum memiliki ciri geologis berupa lahan berpasir, gambut, dan sebagian wilayah merupakan tanah bebatuan. Dari keseluruhan wilayah yang ada, Kawasan hutan merupakan yang terbesar dan terluas yang terdiri dari Kawasan hutan adat, hutan lindung dan hutan rakyat. Tanah hutan tersebut banyak mereka pergunakan untuk sector pertanian dan perkebunan. Adapun salah satu kelurahan yang penduduknya rata-rata berpropesi sebagai petani yaitu kelurahan Laikang.
Laikang merupakan daerah yang sebelumnya bernama Malakuna yang di perintah seorang gallarang. Menurut beberapa sumber kalau di ujung kaki pulau Sulawesi bagian selatan dimana terdapat sebuah kampung bernama cikoang. Cikoang mula-mula dibangun oleh seorang karaeng Binamu, kabupaten Jeneponto membawa 40 kepala keluarga, dan sesampainya di Cikoang beliau dan pengikutnya membuka hutan untuk pemukiman dan lahan pertanian. Ketika itu perkampungan baru ini belum mempunyai pemerintahan sendiri, mereka hidup dengan mata pencaharian Bertani dan menangkap ikan di laut, disebelah selatan perkampungan ini, telah berkembang lebih awal yang bernama laikang.
Kelurahan laikang cukup potensial yaitu berupa daratan dan laut pesisir. Daratan berupa lahan perkebunan dan persawahan, akan tetapi kedua potensi ini belum dikelola secara optimal, disebabkan pengairan untuk keperluan pertanian masih sangat terbatas. Lahan tegalan atau kebun di keluraha laikang merupakan potensi yang terluas yaitu sebesar 5.071 ha atau 39,29%.
Tegalan dan kebun di kelurahan laikang pada umumnya yang menjadi tanaman utama adalah jagung dua kali musim selama setahun dengan tanaman sambilan utama adalah kacang Panjang, selain jagung sebagai tanaman utama, terkadang pada periode tanaman anatara bulan April sampai Agustus tanaman palawija dengan berbagai jenis kacang-kacangan dan sayur-sayuran yang orang laikang sebut musim tanam leha-leha yang artinya tanam musim menjelang kemarau. Dimana jagung adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Pada masa kini, jagung juga sudah menjadi
komponen penting pakan ternak. Penggunaan lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena. Sejak awal abad ke-20, tanaman ini menjadi objek penelitian genetika yang intensif, dan membantu terbentuknya teknologi kultivar hibrida yang revolusioner. Dari sisi fisiologi, tanaman ini tergolong tanaman C4 sehingga sangat efisien memanfaatkan sinar matahari.
Secara ekologis pengembangan tanaman jagung di kelurahan laikang sangat potensial, akan tetapi sistem pengelolaannya belum dilakukan secara optimal dan terpadu. Sebaiknya sistem pengelolaan dilakukan secara terpadu, dalam arti terintegrasi antara aspek ekologi, ekonomi, dan sosial yaitu bagaimana memanfaatkan sumberdaya alam secara ekonomi optimal yaitu menguntungkan dan secara ekologi berkelanjutan. Selain itu yang perlu di benahi adalah system pemasaran setelah panen tersedia pasar dengan harga jual yang menguntungkan petani.
Kaluku lohe merupakan salah satu lingkungan yang terletak di kelurahan laikang yang memiliki penduduk sekitar 252 orang dari 63 kepala keluarga yang mayoritas dari penduduk tersebut berprofesi sebagai petani jagung.
B. Penyajian Data (Hasil Penelitian) 1. Deskripsi Responden
Data dalam penelitian ini di peroleh melalui penyebaran kuesioner.
Adapun karakteristik responden yang diamati dalam penelitian ini yaitu berdasarkan beberapa kriteria sebagai berikut.
Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Jumlah
SMP/MTS 2
SMA/MA 18
Diploma/Sarjana 2
Total 22
Sumber: Hasil Olah Data 2021
Tabel diatas, menjelaskan bahwa keadaan responden dilihat dari tingkat pendidikannya terdiri atas SMP, SMA, dan Diploma/Sarjana. Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 22 responden terdapat 2 orang responden yang bersekolah SMP, 18 orang responden yang bersekolah SMA, dan 2 orang responden yang pendidikannya diploma/sarjana.
Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki 5
Perempuan 17
Total 22
Sumber: Hasil Olah Data 2021
Tabel tersebut diatas, menjelaskan bahwa keadaan responden dilihat dari jenis kelamin terdiri atas laki-laki dan perempuan. Tabel diatas menunjukkan bahwa sebanyak 5 orang responden berjenis kelamin laki-laki dan 17 orang responden yang berjenis kelamin perempuan.
Tabel 4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah
20-30 thn 2
31-45 thn 13
46-60 thn 7
Total 22
Sumber: Hasil Olah Data 2021
Tabel diatas, menjelaskan keadaan responden dilihat dari tingkat usianya terdiri atas beberapa kategori yaitu, sebanyak 2 orang