• Tidak ada hasil yang ditemukan

27 Maret 2013 jam 15

Dalam dokumen Mushaf KDZA (Halaman 169-172)

KG:

@All. Diskusi deui ah. Topik masih tentang bagaimana teknis/cara agar segala do’a (niat, bacaan shalat dsb) kita sampai pada tataran molekular tubuh. Jadi tidak hanya sampai tenggorokan saja atau berputar di angan-angan saja.

K’Jody:

Menurut pendapat saya sih Kang startnya itu dari niatnya dulu...hrs benar2 dgn niat karena Allah semata...pada saat niat itu pun hrs lah dibarengi dgn

pemahaman yg benar mengenai niat Lillaahi Ta’alla itu seperti apa...utk bisa memahami niat Lillaahi Ta’alla itu seperti apa tentu saja hrs faham dulu Deinisi Tuhan itu apa...lalu aplikasikan ke dlm diri apakah niat kita itu sudah sesuai dgn ke-4 point Deinisi Tuhan atau blm Apabila sudah faham mengenai Deinisi Tuhan ini lalu selanjutnya masuk ke tahapan niat Lillaahi Ta’alla yg benar2 sejalan dgn pemahaman Deinisi Tuhan tadi,maka menurut saya secara otomatis seluruh kegiatan tubuh dari tingkat molekular hingga tingkat organ tubuh secara penuh akan melaksanakan niat tsb krn tubuh dan jiwa nya benar benar Lillaahi Ta’alla Karena semuanya merupakan satu kesatuan yg utuh... tubuh yg dikendalikan oleh Jiwa...Jiwanya harus Lillaahi Ta’alla dulu maka tubuhnya pun akan demikian.

28 Maret 2013 jam 09.13 KG:

“Berdoa itu seharusnya sampai tingkatan molekular tubuh kita, jangan hanya sampai sebatas tenggorokkan” “Semua manusia dan segala yg ada di alam semesta ini saling terhubung dalam perspektif molekular”

Dua pernyataan diatas adalah clue yg KD berikan untuk menjawab pertanyaan mengapa do’a itu ada yg dikabulkan dan ada yang tidak.

Dilain kesempatan KD juga pernah mengatakan pada saya bahwa:

“Segala sesuatu itu ada prosesnya. Termasuk dikabulkan dan tidak dikabulkannya do’a itu ada prosesnya, dan Allah selalu mengabulkan do’a hamba Nya”

Nah, dari sini yg kita pahami pertama bahwa ada proses yg diciptakan Allah SWT untuk terkabulnya do’a-do’a kita.

Bagaimana prosesnya? Ini yg belum kita ketahui. Tetapi dengan menganalisa dua clue pertama KD diatas kita dapat menyusun hipotesa bagaimana prosesnya kan? Semua ciptaan Allah SWT di alam ini dari perspektif molekular saling terhubung, begitu yg dapat kita tangkap dari clue KD. Artinya bisa kita simpulkan bahwa ada komunikasi yg terjadi antara segala sesuatu di alam semesta yg terjadi di tingkatan molekular. Nah, do’a adalah informasi. Jadi jika do’a ini bisa sampai ke tingkatan molekular di tubuh kita maka informasi ini tentunya akan tersebar ke segala sesuatu di alam semesta kan?

Lalu setelah informasi ini sampai apa yang terjadi? Dan bagaimana segala sesuatu di alam semesta yg menerima informasi tersebut membuat do’a kita terjadi?

Ini dua pertanyaan selanjutnya yg harus kita ketahui lah. Kita tidak tahu yg sebenarnya, tetapi kita dapat menggunakan akal kita untuk berpikir dengan

melakukan pendekatan-pendekatan hipotesa untuk menjelaskan ini. Dan selanjutnya lah.

Cara berpikir seperti ini yang saya tangkap diinginkan KD untuk kita lakukan mengapa beliau selalu

memberikan kita informasi sepotong-sepotong.

Lalu setelah informasi ini sampai apa yang terjadi? Dan bagaimana segala sesuatu di alam semesta yg menerima informasi tersebut membuat do’a kita terjadi?

Dengan sedikit berhipotesa kita dapat menguraikannya begini:

Ketika informasi (do’a) dari molekular tubuh (jasad) kita diterima molekular manusia-manusia lain dan segala sesuatu di alam semesta secara teknis informasi ini tentunya akan ‘dibaca’ oleh molekular-molekular yang menerima informasi tersebut.

Nah, setelah ‘dibaca’ atau ‘terbaca’ molekular- molekular yg menerima informasi ini tentunya akan mengeluarkan reaksi thd informasi tsb.

Seperti apa reaksi individualnya kita sendiri masih belum jelas detailnya, hanya kita dapat merasakan dan melihat akumulasi reaksi-reaksi dari molekular- molekular tsb membentuk ‘sesuatu’ yg sering kita namakan sebagai ‘kondisi’, ‘keadaan’, ‘situasi’ yang mengarahkan, membimbing, menuntun kita pada do’a- do’a kita tadi.

Dengan cara begini setidaknya kita punya gambaran global proses terkabul atau tidak nya do’a berdasarkan sedikit clue yg KD sampaikan.

Langkah selanjutnya apa? Mengujinya. Bagaimana mengujinya? Banyak cara nya yg bisa kita lakukan. Misal kita mengamati fenomena-fenomena yg pernah terjadi pada diri kita. Atau melakukan experimen dan lain sebagainya.

Kira-kira beginilah runutan cara berpikirnya. So, katakanlah hipotesa kita ini berdasarkan clue yg KD sampaikan sudah cukup bagi kita untuk menggambarkan dan memberikan pemahaman pada kita bagaimana proses terbentuknya do’a tadi.

Barulah kita coba uraikan lebih detail lagi prosesnya satu persatu. Misalnya kita mulai dari bagaimana do’a atau informasi bisa sampai ke molekular tubuh kita. Nah, mengapa kita perlu tahu gambaran besarnya dulu sebelum membahas detail? Tujuan agar saat kita menganalisa, kita punya batas dan gak kemana-mana. Runut lah.

27 Maret 2013 jam 11.48 KG:

“Berdoa itu seharusnya sampai tingkatan molekular tubuh kita, jangan hanya sampai sebatas tenggorokkan”

Ini clue KD. Maksudnya kiasan lah bahwa do’a itu jangan hanya berada di daerah tenggorakan ke atas (kepala) doang, tapi usahakan do’a itu sampai ke tingkatan molekular tubuh kita.

Mengapa harus sampai molekular? Penjelasan di hipotesa awal sudah membantu kita menjawabnya. Lalu bagaimana teknisnya biar sampai ke molekular tubuh kita?

Kalau dianalogikan pengertiannya itu maksudnya kan gimana caranya biar seluruh bagian terkecil tubuh kita (molekular) menerima informasi ini. Atau dengan kata lain do’a yg muncul di jiwa kita atau yg kita ucapkan juga sampai ke molekular seluruh tubuh kita. Nah, jika do’a kita analogikan sebagai informasi. Maka informasi yg terbentuk di jiwa ini selain sampai ke mulut dan terucapkan juga sampai ke seluruh molekular tubuh kita dari ujung rambut sampai ujung kaki kita.

Agar informasi sampai berarti dibutuhkan ‘saluran komunikasi’ antara jiwa (pikiran) dan seluruh molekular tubuh. Lancar dan gak lancarnya ‘saluran komunikasi’ ini tentunya menjadi kunci atau penentu sampai tidaknya informasi dari pikiran (jiwa) ke seluruh molekular tubuh.

Dari hipotesa ini sekarang kita tahu bahwa teknis sampainya informasi dari jiwa (pikiran) ke seluruh molekular tubuh adalah melalui ‘saluran komunikasi’. Lalu pertanyaan selanjutnya kan, Apa yang paling mungkin menjadi ‘saluran komunikasi’ ini di sitem tubuh kita?

Semoga makin kebayang cara menganalisanya. Lalu pertanyaan selanjutnya kan, Apa yang paling mungkin menjadi ‘saluran komunikasi’ ini di sitem tubuh kita?

System saraf adalah tersangka yang paling mungkin kan?

System syaraf ditubuh kita terangkai mulai dari otak lalu ke tulang sumsum belakang dan akhirnya menyebar ke seluruh bagian tubuh lainnya.

Agar ‘saluran komunikasi’ ini lancar maka saluran ini mesti selalu dipelihara kelancarannya. Kalau gak lancar maka perlu dilancarkan dulu.

Nah, kalo kita kaitkan dengan latihan-latihan Tenaga Dalam di LSBD HI maka kita dapat melihat bahwa latihan tsb membantu proses melancarkan ‘saluran komunikasi’ ini.

Merasakan hawa panas di perut, dada dan diapraghma secara langsung melatih system syaraf dibagian tubuh tsb untuk menjadi peka atau lebih peka lagi. Mengapa? Karena kita hanya bisa merasakan hawa panas jika

system syaraf di bagian perut, dada dan diapraghma tsb peka.

Nah, peka disini jika dianalogikan ke ‘saluran komunikasi’ tadi artinya connection nya lancar lah. Hehehe

Begitu juga saat kita berlatih penyaluran hawa panas ke tangan, kaki, kepala dan seluruh bagian tubuh lainnya. Maka latihan tersebut akan membuat system syaraf di tempat-tempat kita menyalurkan hawa panas tsb menjadi peka atau lebih peka lagi.

Nah saat seluruh system syaraf diseluruh tubuh kita sudah peka, maka tidaklah sulit bagi kita untuk merasakan seluruh bagian tubuh kita, karena connection nya bagus.

Sekarang bayangkan bagaimana informasi mau sampai ke seluruh molekular tubuh jika salurannya gak lancar. Merasakan hawa panas aja sudah kesulitan. Nyamuk hinggap di punggung sampai buncit penuh darah kita gak tahu, kita baru tahu digigit nyamuk ketika ngeliat nyamuk nya jatuh gak bisa terbang karena keberatan darah yg dihisapnya dari tubuh kita.

Logikanya jika salurannya lancar maka seluruh niat yg ada dipikiran (jiwa) tanpa kita paksakanpun akan langsung nyampe ke tingkat molekular.

Point nya materi di LSBD HI itu pondasi yg KD siapkan untuk kita agar proses belajar selanjutnya kokoh dan mudah.

Jadi jangan tinggalkan yang dasar ini. Gimana caranya? LATIHAN

Kan KD gak ngomong soal lemuria, tauri dll dulu tapi mendirikan LSBD HI untuk menyiapkan pondasinya. KG:

Pemahaman do’a yg kita coba uraikan dengan berbekal beberapa clue yg pernah KD sampaikan juga dapat kita gunakan untuk menerjemahkan bagaimana seharusnya kita bershalat, karena bukankah shalat itu juga adalah do’a. Hehehehe

KD pernah menyampaikan bahwa jika kita shalat beliau menganjurkan untuk bersatu dengan alam semesta lalu menghadap kepada Allah SWT.

Sekarang coba kita analisa bagaimana hal ini dapat kita lakukan dengan melakukan beberapa pendekatan berdasarkan pemahaman yg sudah kita miliki saat ini. Dengan pemahaman saat ini, sekarang kita tahu bahwa apa yang KD sampaikan itu maksudnya adalah kita menyatukan diri kita ditingkatan molekular dengan alam semesta.

Pengertian menyatukan ini bukan berarti kita meleburkan diri kita secara kasat mata lah, tetapi maksudnya secara molekular kita menghubungkan

jasad kita ditingkatan molekular untuk berkomunikasi dengan alam semesta.

Nah, dengan berkomunikasi tersebut artinya jasad kita ditingkatan molekular terhubung dengan segala sesuatu di alam semesta ini. Dengan terhubungnya jasad kita ditingkatan molekular ini kan artinya kita menyatu dengan alam semesta ditingkatan molekular. Lalu bagaimana caranya kita berkomunikasi secara molekular dengan alam semesta?

Dalam dokumen Mushaf KDZA (Halaman 169-172)