BAB II: KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
2. Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Menurut bahasa, akidah berasal dari bahasa Arab: „aqada
-ya‟qidu-uqdatan-wa „aqidatan artinya ikatan atau perjanjian.
Sedangkan pengertian akidah menurut A. zainuddin yang dikutip oleh Rosihon Anwar dalam bukunya yang berjudul Akidah Akhlak adalah “sesuatu yang menjadi tempat bagi hati dan hati nurani terikat kepadanya”.12
Istilah akidah di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Jika keputusan pikiran yang mantap itu benar, itulah yang disebut akidah yang benar, seperti keyakinan umat Islam tentang keesaan Allah. Namun jika salah, itulah yang disebut akidah yang batil, seperti keyakinan umat Nashrani bahwa Allah adalah salah satu dari tiga oknum tuhan (trinitas).13
Akidah adalah kumpulan dari hukum-hukum kebenaran yang jelas yang dapat diterima oleh akal, pendengaran dan perasaan yang diyakini oleh hati manusia, dan dipujinya dipastikan kebenarannya, ditetapkan keshahihannya dan tidak melihat ada yang menyalahinya, dan bahwa ia itu benar serta berlaku selamanya.14
Seperti keyakinan manusia akan adanya Sang pencipta, keyakinan akan ilmu kekuasaan-Nya, keyakinan akan pertemuan
12
Rosihon Anwar, Akidah Akhlak (Bandung: Pustaka Setia, 2014), Hal. 13
13
Ibid, Hal. 13 14
Syaikh Abu Bakar Al-Jauhari, Akidah Mukmin (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2002), Hal. 17
18
dengan-Nya sesudah mati dan berakhirnya kehidupan, balasan-Nya atas perbuatan yang dia usahakan.
Juga seperti keyakinan manusia akan wajibnya taat kepada-Nya, yaitu terhadap apa yang telah disampaikan kepadanya dari perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya melalui kitab-kitab dan rasul-rasul-Nya, ketaatan yang dapat menyucikan jiwanya, mendidik perasaan, menyempurnakan akhlak dan mengatur hubungan antara penciptaan dan kehidupan.
Juga keyakinan manusia akan ketidakbutuhan Allah kepadanya, sementara dia selalu membutuhkan-Nya dalam setiap urusannya sehingga dalam setiap napas yang dia hidup secara terus menerus karena Allahlah dia bisa hidup dan hanya kepad-Nya dia berserah diri dan bersandar. Karena Dialah tempat harapannya ketika mengharapkan sesuatu, dan tempat mencari perlindungan ketika dia merasa takut, dengan cinta-Nya dia mencintai, dengan benci-Nya dia membenci.
Dialah Tuhan bagi manusia yang tidak ada Tuhan selain-Nya, Dia adalah Sesembahan manusia yang tidak ada Sesembahan selain-Nya. Tidak ada Rabb dan Ilah diyakini selain Dia.
b. Pengertian Akhlak
Menurut Hamzah Ja‟cub yang dikutip oleh Rosihon Anwar
dalam bukunya yang berjudul Ethika Islam kata “akhlak” berasal
dari bahasa Arab “khuluq”, jamaknya “khuluqun”, menurut lughat
diartikan sebagai budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat.15 Adapun menurut Zainuddin dalam bukunya yang berjudul Al-Islam 2; Muamalah dan Akhlak kata “akhlak” ini lebih luas artinya
daripada moral atau etika yang sering dipakai dalam bahasa
Indonesia sebab “akhlak” meliputi segi-segi kejiwaan dari tingkah laku lahiriah dan batiniah seseorang.16
15
Op.Cit Rosihon Hal. 205 16
Akhlak, secara etimologi (arti bahasa) berasal dari kata
khalaqa, yang kata asalnya khuliqun, yang berarti: perangai, tabiat, adat atau khalqun yang berarti kejadian, buatan, ciptaan. Jadi, secara etimologi akhlak itu berarti perangai, adat, tabiat atau sistem perilaku yang dibuat.17
Sedangkan pengertian akidah menurut Imam Ghazali yang dikutip oleh Zakiah Daradjat dalam bukunya yang berjudul Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, akhlak adalah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku), bukan karena suatu pertimbangan.18
Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya, meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah mengandung konotasi baik. Jadi, orang yang berakhlak berarti orang yang berakhlak baik.
Bandingkan dengan Al Qur‟an surat Al-Qalam : 4 dan Asy
Syu‟ara : 137. yang berbunyi:
Artinya: “dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
yang agung”. (Q.S Al-Qalam : 4)
Dan Surat Asy Syu‟ara: 137
Artinya: “dan Dialah Tuhan (yang disembah) di langit dan Tuhan
(yang disembah) di bumi dan Dia-lah yang Maha
Bijaksana lagi Maha mengetahui”. (Surat Asy Syu‟ara:
137)
17
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, MKDU, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Hal. 198
18
20
Akhlak atau sistem perilaku dapat didik atau diteruskan melalui sekurang-kurangnya melalui 2 pendekatan, yaitu:19
1. Rangsangan-jawaban (stimulus-response) atau yang disebut proses mengkondisi sehingga terjadi automatisasi dan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a) Melalui latihan b) Melalui tanya jawab c) Melalui mencontoh
2. Kognitif, yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:
a) Melalui da‟wah
b) Melalui ceramah
c) Melalui diskusi dan lain-lain c. Pengertian Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran agama bukanlah mata pelajaran yang dipelajari untuk menumbuhkan pengetahuan atau memperoleh ketangkasan, akan tetapi pelajaran agama adalah roh dan pengaruh. Jadi sukses dan tidaknya seorang guru tidak diukur dengan banyaknya murid-murid yang menghafal ayat-ayat Al-Qur‟an, hadis-hadis nabi dan hukum-hukum agama, akan tetapi diukur dengan apa yang tercetak dalam hati murid-murid, yaitu keimanan yang teguh dan yang tertancap dalam amal perbuatannya yang baik dan kelakuan yang elok. Secara umum tujuan pendidikan agama menurut dalam segala tingkat pengajaran umum adalah sebagai berikut:20 1) Menyempurnakan hubungan manusia dengan Khaliknya, atau
muamalah ma‟al Khalik. Semakin dekat dan terpelihara hubungan
dengan Khaliknya akan semakin tumbuh dan berkembang keimanan seseorang dan semakin terbuka pulalah kesadaran akan penerimaan rasa ketaatan dan ketundukan kepada segala perintah dan
19
Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Op. Cit. Hal. 199
20
Nya, sehingga dengan demikian peluang untuk memperoleh kejayaan semakin menjadi terbuka.
2) Menyempurnakan hubungan manusia dengan sesama manusia atau
muamalah ma‟al Insan. Memelihara, memperbaiki dan meningkatkan
hubungan antar manusia dan lingkungan merupakan upaya manusia yang harus senantiasa dikembangkan terus-menerus. Di sinilah terjadi interaksi antara sesama manusia, baik dengan muslim maupun bukan, sehingga tampak betapa citra Islam dalam masyarakat yang ditunjukkan oleh tingkah laku para pemeluknya.
3) Mewujudkan keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara kedua hubungan itu dan mengaktifkan kedua-keduanya sejalan dan menjalin dalam diri pribadi. Ini berarti upaya yang terus-menerus untuk mengenal dan memperbaiki diri atau muamalah ma‟al nafsi. Upaya untuk mengenal, memperbaiki diri dan mengaktualisasikan kedua aspek tersebut di atas secara serasi, seimbang dan selaras dalam bentuk tindakan dan kegiatan sehari-hari memberi petunjuk atas
sejauh manakah tingkat “hamba Allah” itu telah dicapai oleh
seseorang.
Jadi dari beberapa tujuan pendidikan agama di atas, mata pelajaran Akidah Akhlak adalah suatu bidang studi yang mengajarkan dan membimbing untuk dapat mengetahui, memahami dan menyakini akidah Islam serta dapat membentuk dan mengamalkan tingkah laku yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.21 Selain itu mata pelajaran Akidah Akhlak merupakan satu-satunya materi pelajaran yang mempunyai peranan yang besar dalam mendidik dan menciptakan siswa menjadi manusia yang berbudi luhur, berakhlak mulia, serta berpegang teguh dengan ajaran agama. Pendidikan Akidah Akhlak adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapakan para siswa untuk mengenal, memahami, menghayati dan mengimani Allah SWT, dan merealisasikannya dalam perilaku akhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari melalui bimbingan,
21
22
pengajaran, latihan, penggunaan pengalaman dan kebiasaan. Dalam kehidupan masyarakat yang majemuk dalam bidang keagamaan, pendidikan ini juga diarahkan pada peneguhan akidah di satu sisi dan peningkatan toleransi serta saling menghormati dengan penganut agama lain dalam rangka mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.
d. Tujuan Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah Akhlak bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan siswa yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, serta pengalaman siswa tentang akidah dan akhlak Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. e. Fungsi Mata Pelajaran Akidah Akhlak
Mata pelajaran Akidah Akhlak di madrasah berfungsi untuk : 1) Penanaman nilai dan ajaran Islam sebagai pedoman mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
2) Peneguhan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, serta pengembangan akhlak mulia para siswa seoptimal mungkin, melanjutkan pendidikan yang telah lebih dahulu dilaksanakan dalam keluarga.
3) Penyesuaian diri siswa terhadap lingkungan fisik dan sosial dengan bekal akidah.
4) Perbaikan masalah-masalah, kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
5) Pencegahan para siswa dari hal-hal negatif dari lingkungannya atau budaya asing yang dihadapi sehari-hari.
6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak, serta sistem fungsionalnya.
7) Pembekalan para siswa untuk mendalami Akidah Akhlak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
f. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Ibtidaiyah berisi bahan pelajaran yang dapat mengarahkan pada pencapaian kemampuan dasar siswa untuk dapat memahami rukun iman dengan sederhana serta pengamalan dan pembiasaan berakhlak Islam secara sederhana, untuk dapat dijadikan landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
g. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Adapun Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Akidah Akhlak di kelas 5 (MI) meliputi:
1) Semester I
Tabel. 2.1
SK-KD Kelas 5 Semester I Tingkat Madrasah Ibtidaiyah
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membiasakan akhlak terpuji 1.1 Membiasakan sikap optimis, qanaah, dan tawakal dalam kehidupan sehari- hari
1. Membiasakan akhlak terpuji
1.2 Membiasakan akhlak yang baik ketika di tempat ibadah dan di tempat umum
2) Semester II
Tabel. 2.2
SK-KD Kelas 5 Semester I Tingkat Madrasah Ibtidaiyah
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
1. Membiasakanakhlak terpuji 1.2 Membiasakan sikap teguh pendirian dan dermawan dalam kehidupan sehari-hari
24
1. Membiasakan akhlak terpuji 1.2 Membiasakan akhlak yang baik dalam hidup bertetangga dan bermasya rakat