Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Produksi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Waktu penelitian yaitu pada akhir bulan Juli hingga Oktober 2005.
Materi
Penelitian ini menggunakan tepung daun beluntas yang dicampurkan ke dalam pakan. Daun beluntas yang diperoleh berasal dari daerah Cinagara, Bogor. Selain itu digunakan pula itik lokal jantan umur satu hari (Day Old Duck) sebanyak 90 ekor yang berasal dari kota Cianjur Jawa Barat.
Pakan yang digunakan dalam penelitian adalah pakan jenis BP 11 yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand Indonesia dan pakan itik yang diproduksi
oleh PT. Indofeed dengan kompisisi nutrisi yang disesuaikan dengan kebutuhan itik menurut standar. Pakan jenis kedua kemudian ditambahkan tepung daun beluntas
dengan dosis 0%; 1% dan 2%. Komposisi nutrisi pakan perlakuan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Nutrisi Pakan Perlakuan Komponen TDB* Pakan Kontrol** 99% Pakan + 1% TDB 98% Pakan + 2% TDB Bahan Kering (%) 85,83 85,52 85,52 85,53 Abu (%) 15,69 6,17 6,27 6,36 Protein Kasar (%) 19,02 20,18 20,17 20,16 Serat Kasar %) 15,80 2,85 2,98 3,11 Lemak Kasar (%) 3,70 3,25 3,25 3,26 Beta-N (%) 31,62 53,07 52,86 52,64 Kalsium (%) 2,40 0,97 0,98 1,00 Fosfor (%) 0,29 0,94 0,93 0,93 Energi Bruto (kkal/kg) 3.448 4.108 4.101 4.095 Keterangan : *) Gunawan (2005)
**) Hasil analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2005)
Kandang yang digunakan selama penelitian berjumlah 18 buah dengan ukuran masing-masing 100 x 100 x 75 cm. Setiap kandang berisi lima ekor itik dan dilengkapi dengan tempat pakan, tempat minum dan lampu yang berkekuatan 60 watt. Peralatan lain yang digunakan terdiri atas alat semprot (sprayer), plastik ukuran 500 g dan timbangan, sedangkan untuk pembuatan tepung daun beluntas digunakan mesin penggiling dan plastik wadah. Peralatan yang digunakan dalam pemrosesan karkas terdiri atas pisau, kompor, panci, ember, termometer, nampan plastik dan timbangan elektrik kapasitas 5 kg dan 120 g.
Rancangan Perlakuan
Itik diberi tepung daun beluntas dalam pakannya dengan dosis 0%; 1% dan 2% saat berumur empat minggu. Pemberian pakan perlakuan pada saat itik mencapai umur tersebut disebabkan organ pencernaan itik telah berkembang secara sempurna. Tiap-tiap perlakuan terdiri atas enam ulangan dan masing-masing ulangan terdiri atas lima ekor itik, sehingga total itik yang digunakan sebanyak 90 ekor.
Model
Model rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah dengan tiga taraf perlakuan dosis penambahan tepung daun beluntas dalam pakan yaitu 0%; 1% dan 2%. Masing-masing perlakuan terdiri atas enam ulangan dan masing-masing ulangan terdiri atas lima ekor itik. Model rancangan menurut Mattjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut :
Yij = µ + σi + εij Keterangan :
Yij = nilai pengamatan pada penambahan tepung daun beluntas dalam pakan ke-i dan ulangan ke-j
µ = rataan umum
σi = pengaruh penambahan tepung daun beluntas dalam pakan ke-i (i=1,2,3) εij = pengaruh acak pada penambahan tepung daun beluntas ke-i dan ulangan ke-
Peubah yang Diamati
1. Konsumsi ransum
Ransum sisa setiap hari dikeringkan di bawah sinar matahari kemudian dikumpulkan selama satu minggu. Pada akhir minggu dihitung konsumsi ransum dengan rumus sebagai berikut :
Konsumsi Ransum (g) = ] 2 1 2 [ 1 Ka Ka R R − ×
Keterangan : R1 = Ransum pemberian (g) R2 = Ransum sisa (g)
Ka1 = Kadar air ransum pemberian (%) Ka2 = Kadar air ransum sisa (%) 2. Bobot badan akhir
Bobot badan akhir itik diperoleh dengan menimbang setiap ekor itik sesaat sebelum pemotongan (g/ekor)
3. Pertambahan bobot badan
Pertambahan bobot badan diperoleh dengan mengurangi bobot badan minggu akhir perlakuan dengan bobot badan minggu sebelum perlakuan (g).
4. Konversi ransum
Konversi ransum dihitung dengan membagi banyaknya konsumsi ransum dengan pertambahan bobot badan selama perlakuan.
5. Persentase karkas dan bagian-bagiannya
Nilai persentase karkas diukur dengan membandingkan bobot karkas dengan bobot potong dikali 100%, sedangkan persentase bagian-bagian karkas (paha, dada, sayap dan punggung) diperoleh dengan menimbang masing-masing bagian karkas tersebut dan membandingkannya dengan bobot karkas dikali 100%.
6. Persentase daging dan tulang bagian dada
Nilai persentase daging dan tulang bagian dada diperoleh dengan membagi bobot daging dan tulang pada bagian dada dengan bobot dada dikali 100%. 7. Persentase daging dan tulang bagian paha
Nilai persentase daging dan tulang bagian paha diperoleh dengan membagi bobot daging dan tulang pada bagian paha dengan bobot paha dikali 100%.
Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji normalitas dan homogenitasnya kemudian dilakukan Analysis of Variance (ANOVA) dengan menggunakan program Minitab versi 14. Hasil analisis yang menunjukkan perbedaan nyata diuji lebih lanjut dengan Uji Duncan menggunakan program SAS.
Prosedur Pembuatan Tepung Daun Beluntas
Tanaman beluntas diambil daunnya kemudian dilayukan selama dua hari pada suhu kamar. Daun yang telah layu kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 60 0C selama kurang lebih lima jam. Daun yang telah kering digiling menjadi tepung daun beluntas.
Gambar 2. Tepung Daun Beluntas
Persiapan Kandang dan Peralatan
Sebelum ternak datang, kandang dan peralatan yang terdiri atas tempat pakan dan tempat minum dibersihkan terlebih dahulu. Pengapuran dan penyemprotan menggunakan larutan desinfektan dilakukan pada kandang, sedangkan tempat pakan dan tempat air minum dicuci terlebih dahulu sebelum disemprot dengan larutan desinfektan.
Pembentukan Unit Perlakuan
Itik yang digunakan berjumlah 90 ekor. Itik diberikan nomor sayap (wing band) dan ditimbang pada umur satu hari untuk mendapatkan bobot badan awal dari masing-masing ternak, lalu dihitung rataan dan standar deviasinya. Data rataan dan standar deviasi tersebut digunakan untuk menentukan keseragaman bobot awal itik yang akan digunakan dalam penelitian. Itik dibagi ke dalam 18 kandang berdasarkan homogenitas bobot badan awal dan didistribusikan secara acak. Perlakuan yang dicobakan berupa penambahan tepung daun beluntas dengan dosis 0%, 1% dan 2%,
masing-masing perlakuan terdapat enam ulangan, sedangkan masing-masing ulangan berisi lima ekor itik percobaan.
Pemeliharaan dan Pengambilan Data
Itik dipelihara dari umur satu hari hingga 10 minggu. Pada umur 0-3 minggu itik diberi pakan BP 11 ad libitum. Padaumur 3-4 minggu dilakukan adaptasi dengan mengganti pakan BP 11 dengan pakan itik masa pertumbuhan produksi PT. Indofeed yang telah ditambahkan tepung daun beluntas dengan dosis 0%; 1% dan 2%. Prosedur penggantian pakan dilakukan secara bertahap dengan perbandingan 25:75; 50:50; 75:25 dan 0:100 masing-masing selama dua hari. Pada umur 4-10 minggu pakan yang diberikan adalah pakan yang telah ditambahkan tepung daun beluntas ad libitum. Sisa pakan itik dikumpulkan, dijemur di bawah sinar matahari dan ditimbang setiap hari untuk memperolah data konsumsi. Itik ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik setiap minggu selama penelitian untuk memperoleh data bobot badan, sehingga diketahui pertambahan bobot badannya.
Pemotongan dilakukan saat itik berumur 10 minggu. Sebelumnya itik dipuasakan selama kurang lebih selama 12 jam. Sesaat sebelum dipotong dilakukan penimbangan guna mengetahui bobot akhir. Pemotongan dilakukan dengan memotong trachea, arteri carotidae, vena jugolaris dan oesophagus di daerah perbatasan antara kepala dan leher. Setelah itik mati dan darah berhenti menetes, itik dicelupkan ke dalam air panas dengan suhu 60 0C selama 30 detik dan dilakukan pembuluan. Bobot karkas didapatkan setelah proses pemotongan, pembuluan, pengeluaran darah, pemotongan kepala, leher dan kaki serta pengeluaran jeroan. Bagian dada dan paha serta punggung dipotong kemudian ditimbang. Pada bagian paha dan dada selanjutnya dilakukan deboning kemudian ditimbang bobot daging dan tulangnya masing-masing.