• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemajuan pesat pada dunia teknologi tidak terlepas dari andilnya ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pada dunia internasional, salah satunya yaitu ilmu pengetahuan alam baik Fisika, Kimia, dan Biologi. Khususnya semakin bertambahnya pengetahuan Fisika maka akan bertambah pula perkembangan akan dunia teknologi pada kehidupan manusia.

http://www.ijern.com/journal/2014/November-2014/44.pdf, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:20 WIB.

53 Alga Nawangsih Fauziah, “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Digital Book Bilingual dengan Memanfaatkan Kvisoft Flipbook untuk Siswa Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Hukum Newton” (On-line), tersedia di: http://eprints.uns.ac.id/16141/1/346382301201402321.pdf, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:22 WIB.

54 Yohanes Andri, Syamswisna, Laili Fitri Yeni. “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa Sistem Gerak

Manusia di SMP” (On-line), tersedia di:

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/2350. Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:47 WIB.

“Fisika adalah ilmu yang mengembangkan konsep dan hukum untuk memahami alam. Hukum-hukum Fisika merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki keterbatasan. Dengan demikian, hukum Fisika tidak tebal terhadap perubahan.”55

Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam, interaksi yang terjadi diantara bagianbagian tersebut termasuk menerangkan sifat-sifat dan gejala fisis lainnya yang dapat diamati.56

Fisika seperti halnya Matematika merupakan disiplin ilmu yang banyak melibatkan angka dan perhitungan.

Perbedaannya adalah, di dalam Fisika angka dan perhitungan pada umumnya diperoleh dari hasil pengukuran dan percobaan (secara langsung ataupun tidak dan percobaan riil ataupun dalam fikiran), sedangkan dalam Matematika kita tidak harus melakukan pengukuran dan percobaan. Dapatkah kita katakan bahwa matematika merupakan suatu “alat” yang digunakan Fisika.5758

Jadi, fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang berupa disiplin ilmu yang banyak menggunakan angka atau perhitungan

55 Kusminarto, Esensi Fisika Modern (Yogyakarta: Andi, 2011), h. 1. 56 Sutejo, Fisika 1 (Jakarta:Balai Pustaka,2007), h. 4.

57 Mohamad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 58 .

(matematis) untuk mempelajari bagian-bagian alam, interaksi serta gejala fisis dari alam.

Pembelajaran fisika mempunyai karakteristik tersendiri dari pembelajaran pada mata pelajaran lain.

Secara garis besar pembelajaran fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu Hamid adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.

2. Pada hakikatnya mengajar fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi- kondisi dan situasi belajar fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pada hakikatnya hasil belajar fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.59

59 “Karakteristik Pembelajaran Fisika” (On-line), Tersedia di http://digilib.unila.ac.id/

Jadi, pembelajaran fisika adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip, dan hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran

yang efektif dan efisien.

Nilai-nilai keislaman yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu berpatokan dengan materi pokok mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat dikarenakan:

a. Fleksibel terhadap kebutuhan bagi pembaca yang masih mengenyam pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat.

b. Bagi Mahasiswa yang mengenyam di Pergurusn Tinggi lebih mudah memahami dikarenakan materi yang disampaikan sudah pernah di pelajari dan khusus mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan fisika kelak bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan dalam memotivasi anak didik

ketika menjadi tenaga didik untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.

c. Mempermudah tenaga pendidik yang mengampu pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat menyesuaikan kebutuhan dalam mengajar.

Berikut pembahasan sebagian materi fisika yang kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman:

a. Pengukuran Massa

Pada kehidupan sehari-hari kehidupan tidak terlepas dari berbagai jenis pengukuran yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen.59

Pada ilmu fisika, pengukuran dilakukan dengan

59 “Pengukuran” (On-line), tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran. Tanggal 24 Mei 2015, pukul 13:20 WIB.

menggunakan alat-alat ukur yaitu alat-alat ukur panjang, massa, waktu, suhu, bunyi atau cahaya, dan listrik.

Materi yang disajikan kali ini akan memfokus sekilas pengetahuan mengenai pengukuran massa.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang masih belum memahami penggunaan kata massa dan berat bahkan seseorang yang sering berinteraksi dengan fisika, akan merasa canggung atau terkesan aneh bila bertanya “berapa massa

Andi?”. Hal tersebut disebabkan dalam bahasa sehari-hari sudah terbiasa mengatakan massa suatu benda disebut sebagai berat.

Berikut adalah salah satu contoh kalimat yang menyebutkan kerancuan penggunaan kata massa dan berat. “Berapa tinggi dan berat badan Andi?” tentu untuk tinggi badan dapat diukur dengan meteran, misalnya 168 cm. kemudian bagaimana dengan berat badan? Di dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud berat badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda.

Massa adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Sedangkan, berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda

tersebut.60

Untuk keperluan sehari-hari, pencampuradukan pengertian massa dan berat tidak menjadi masalah. Namun, pada fisika atau ilmu pengetahuan eksak maka definisi massa dan berat harus benar-benar dibedakan.

Berikut adalah beberapa jenis alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur massa (menimbang):

1. Neraca Ohauss.

Neraca ohauss adalah neraca yang digunakan untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktik

laboratorium.

60 Syahrul A R, Ahmad Gumrowi, Alat-alat ukur (Bandar Lampung: Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2011), h. 14.

Neraca Ohauss terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g. Benda yang akan ditimbang diletakkan diatas piringan.

Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat dibaca pada skala neraca.

Gambar 2.2 Neraca Ohauss

2. Neraca Sama Lengan

Neraca sama lengan bisa ditemukan di toko-toko emas. Bentuknya seperti lambang dewi keadilan atau logo kemenkumham. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari

logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Jadi, neraca ini masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan neraca ohauss dua lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakukan pengukuran massa.

Gambar 2.3 Neraca Sama Lengan

3. Neraca Pegas

Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skala N (newton) dan g (gram). Untuk menimbang beban (benda), atur terlebih dahulu skala 0 (nol) dengan cara memutar sekrup

pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada pengait

neraca. Selanjutnya, baca hasil pengukuran.

Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas

yaitu dalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa dan

berat benda sekaligus.

Gambar 2.4 Neraca Pegas

Pengukuran massa dalam kehidupan sehari-hari secara umum disebut dengan mengukur massa yang selanjutnya disebut menimbang. Pada kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan menimbang terutama dipasar, bahkan menimbang adalah hal yang banyak dilakukan didalam kegiatan jual-beli. Seperti menimbang emas, besi, ataupun bahan pangan lainnya seperti: beras, tepung, bawang, dan lain-lain pasti menggunakan timbangan atau takaran

Betapa pentingnya mempelajari pokok bahasan pertama ini yaitu pengukuran karena jika tidak memahami dengan baik maka akan mengalami kerugian bagi untuk diri sendiri atau orang lain. Tidak hanya kerugian secara materi akan tetapi akan mengalami celaka juga. Celaka baik karena melakukan kecurangan ataupun ketidaktahuan dalam menimbang.

Diriwayatkan bahwa di Madinah ada seseorang laki-laki bernama Abu Juhainah. Ia mempunyai dua macam takaran yang besar dan yang kecil. Bila ia membeli gandum atau kurma dari petani, ia mempergunakan takaran yang besar, akan tetapi jika ia menjual kepada orang lain ia mempergunakan takaran yang kecil. Inilah asbabun nuzul dari turunnya Surah Al-Mutaffifiin.61

Islam adalah agama yang sempurna, Allah SWT memperingatkan manusia agar berhati-hati serta jujur dalam melakukan pengukuran atau menimbang, sebagaimana Firman Allah SWT pada Surah al-muthaffifiin 83 : 1 yaitu:

 



Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang

curang". (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 1)

61 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30 (Jakarta: Departemen Agama RI, 2010), h. 586.

Akar kata muthaffifin adalah tbaffafa, yang berarti 'membuat kurang, memberikan takaran kurang, bakhil'. Artinya, sengaja melakukan ketidakadilan dalam suatu transaksi. Tathfif berarti 'kekikiran, hemat', dan thafif berarti 'kurang, sedikit, kecil, tidak berarti'.62

Hal di atas adalah gambaran tentang kecenderungan alamiah manusia dalam jual-beli dan perdagangan untuk mencoba memanipulasi timbangan demi keuntungannya pribadi dengan

sering kali tidak jujur.

 

 

 

 Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima

takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi”. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 2)

Akar kata yastawfun adalah istawfa yang berarti 'menerima sepenuhnya, lengkap, sampai nilai penuhnya, memenuhi'. Akar

kata asalnya adalah wafa berarti 'sempurna, memenuhi, ketaatan, kesetiaan'.63

Takaran yang dimaksud pada ayat di atas yaitu mencakup segala ukuran dan timbangan yang biasa dipakai dalam jual beli dan terkait dengan pengurangan hak orang lain. Banyak sekali dijumpai pada kehidupan sekarang ini penguranganpengurangan yang merugikan orang lain. Seperti menjual tabung gas yang isinya tidak sesuai dengan standar, mengurangi literan bensin yang dijual, penjual kain yang mengurangi ukuran kain yang dijualnya. Termasuk mengurangi takaran yang sangat merugikan dan berbahaya adalah korupsi. Pelaku korupsi mengurangi dana sebuah proyek dari perencanaan semula demi memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau mengurangi kualitas bahan yang diperlukan dalam proyek tersebut dan menggantinya dengan bahan yang berkualitas rendah.64

Dalam kisah Nabi Ibrahim yang kadang-kadang disebut Ibrahim wafa' (wafd di sini artinya iman dia), dikatakan bahwa ketika dimasukkan ke dalam api beliau berteriak, 'Hasbi Allah' (cukup Allah bagiku) dan ia tetap tidak terluka oleh api. Itulah arti wafa’.66

  

 

 63 Ibid.

64 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30. Op.Cit, h. 587. 66 Al-Qur’an Digital (Surat al-muthaffifiin: 21)

Artinya: “Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”. (Q.S. almuthaffifiin 83 : 3)

Kala artinya 'menakar'. Yukhsirun berasal dari kata kerja khasira, 'membuat rugi, kehilangan, tidak sampai, binasa'. Ketika muthaffifiin (orang yang mengurangi takaran) berada dalam keadaan mampu memberi dan menerima secara adil, yang mereka lakukan dalam transaksi malah merugikan pihak lain dan menguntungkan diri mereka sendiri.65

Kemudian apa balasan bagi yang melakukan kecurangan, simaklah ulasan ayat keempat dari surah al-muthaffifiin.

  

  

Artinya: “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa

Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan”. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 4)

Ayat ini mencela manusia yang mengurangi takaran atau timbangan dengan pertanyaan apakah manusia itu menyangka hari kebangkitan itu tidak akan pernah ada. Sebab, jika manusia menyangka saja belum adanya keyakinan adanya hari kebangkitan, tentu mereka tidak tergugah untuk menghindari kecurangan. Umat manusia akan dibangkitkan untuk dihisab pada hari pembalasan. Allah menerangkan bahwa ketika itu semua umat manusia berdiri menghadap Allah Rabbul Alamin untuk dihisab dan diperiksa segala amal perbuatannya selama hidup didunia. Semua dihisab dengan penuh keadilan karena

65 “Surah Al-Muthaffifiin” (On-line), tersedia di: http://www.al shia.org/html/id/ quran/tafsir/juz30/083.htm. Tanggal 25 Januari 2015,

Allah Maha Adil. Timbangan itu adalah lambang keadilan yang senantiasa harus ditegakkan dan dipertahankan.66

Berdasarkan paparan di atas, maka dengan senang hati mari memahami tentang pengukuran khususnya pengukuran massa agar tidak termasuk orang-orang yang merugi serta bersyukur karena Islam telah menjaga penganutnya agar tidak merugikan orang lain, serta juga bisa menyadari betapa pentingnya dan butuhnya kesungguhan dalam belajar pengukuran agar

terhindar dari kesalahan yang tidak disengaja.

b. Vektor

Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah serta dapat memenuhi aturan-aturan operasi matematika vektor.67

Sebuah besaran vektor dapat dinyatakan oleh huruf di cetak tebal (misal A) atau diberi tanda panah di atas huruf (misal Ā).

66 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30, Op. Cit. h. 588.

67 Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 24.

“Setiap vektor dapat diuraikan menjadi 2 vektor yang saling tegak lurus.”6869

Pada koordinat kartesian, vektor dapat diuraikan ke arah sumbu x, sumbu y dan sumbu z jika 3 dimensi. Vektor-vektor hasil penguraian inilah yang disebut dengan vektor komponen. Vektor yang terletak di sumbu x, disebut dengan vektor komponen sumbu x, dan vektor yang terletak di sumbu y disebut dengan vektor komponen sumbu y. Besar dari vektor komponen tergantung dari vektor bersangkutan, tetapi arahnya selalu diketahui dan konstan.

1. Penentuan Vektor Resultan

Hasil penjumlahan atau hasil pengurangan dari dua vektor atau lebih disebut resultan vektor. Untuk menentukan vektor resultan yakni dengan metode grafis. Metode grafis dapat dibagi menjadi 3 metode yakni metode segitiga, metode jajar genjang dan metode polygon.

a. Metode Jajar Genjang

68 Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA Kelas X (Jakarta: Erlangga, 2002), h. 69 .

Metode jajar genjang digunakan untuk menentukan resultan 2 buah vektor. Jadi satu lukisan, yang nantinya akan berbentuk seperti jajar genjang, hanya dapat melukiskan 2 buah vektor Aturan menentukan vektor resultan dengan metode jajar genjang adalah sebagai berikut:

1. Melukis vektor F1 dan F2 dengan titik tangkap berimpit di titik O.

Gambar 2.5 Metode Jajar Genjang 1

2. Membuat jajar genjang dengan sisi-sisi vektor F1 dan F2.

Gambar 2.6 Metode Jajar Genjang 2

3. Diagonal jajar genjang merupakan resultan atau hasil penggabungan vektor F1 dan vektor F2

Gambar 2.7 Metode Jajar Genjang 3

4. Sudut α arah resultan kedua vektor terhadap vektor F1.

b. Metode Segitiga

Metode segitiga yaitu metode dimana vektor dibuat berbentuk segitiga, adapun langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Melukis vektor F1 dengan titik tangkap di titik O.

Gambar 2.8 Metode Segitiga 1

2. Melukis vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1.

Gambar 2.9 Metode Segitiga 2

3. Sudut α menunjukkan arah resultan kedua vektor terhadap arah vektor F1.

c. Metode Poligon

Jika ada tiga vektor atau lebih, tidak mungkin menjumlahkan vektor-vektor tersebut dengan metode jajar genjang atau metode segitiga. Oleh karena itu harus digunakan metode segibanyak (poligon). Untuk lebih jelasnya, perhatikanlah gambar berikut

Gambar 2.10 Metode Poligon 1

Pada gambar di atas terdapat tiga buah vektor yang akan dicari resultannya. Adapun resultan ketiga vektor tersebut seperti tampak pada gambar berikut:

Gambar 2.11 Metode Poligon 2

Berikut adalah tahap-tahap dalam menentukan resultan vektor menggunakan metode poligon:

1. Melukis vektor F1 dengan titik tangkap di O. 2. Melukis vektor F2 dengan titik tangkap di ujung vektor F1.

3. Melukis vektor F3 dengan titik tangkap di ujung vektor F2.

4. Menghubungkan titik tangkap di O dengan ujung vektor F3.

5. Melukis garis penghubung antara titik tangkap O dan ujung vektor F3. Garis penghubung ini merupakan resultan vektor F1, F2, dan F3.

P Q

Gambar 2.12 Vektor PQ

Suatu vektor memiliki titik pangkal dan ujung. Suatu vektor PQ memiliki pangkal P dan ujung vektornya adalah Q.

Vektor di atas sangat sederhana namun bila dianalisis dengan sederhana secara islami maka akan mendapatkan pesan dalam bentuk nilai-nilai keislaman.

Dalam sebuah hadits dijelaskan bahwa:

لا أ َ هيَ أ َِ أي أ أي أ ا أس س لا ِ أ ه َ هيَ أ هأ لاِ أ أُه أّ ًَ ِ

اأ َسَ أني لا لاِ اأ َ أ أ لا لاِ أً أِّ أ لا أ ا نأيلاِ َِ أّ أّنأ أ

أّ ّ أسَّ َ َّ أسأ ََ أ هأ ا س أْ لاس ْأ ّ لان أَْأ أسأ نيلَ َ أِ ّ أ ي لا لاِ أ ي أ

ا س أ أ لاِ أ لان ت َس َت َ ا س أ أ لاِ أ نأ، أِ تأ أنر ْلا هلأي أ َ

--ِناه ًأ م َِ نو نَأ ََ َني ل ِ ن اَأ غ

Artinya : “Abi Hurairah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW. bersabda setiap anak dilahirkan menurut fitrah (potensi beragama Islam). Selanjutnya, kedua orang tuanyalah yang membelokkannya menjadi Yahudi, Nasrani, atau Majusi bagaikan binatang melahirkan binatang, apakah kamu melihat kekurangan padanya?”. (H.R Bukhori, Muslim, Abu Daud, Turmidzi, Nasaa‘i, Malik dan lainlain)71

Dengan memahami secara benar dan menghayati sepenuhnya asal-usul manusia, maka konsep lahirnya manusia ini dapat dimisalkan sebagai titik awal sebuah vektor di mana seorang bayi yang baru lahir masih suci dan belum mengerti apapun sehingga dilahirkan oleh orang tuanya dalam keadaan rendah hati, mawas diri dan selalu mensyukuri nikmat Allah dikala

71 Muhammad Ibn Ismi'il Abu Abdillah al-Bukhari. Safah Bukhari. (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), h. 104, dikutip oleh Mujahid, Konsep Fitrah dalam Islam dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam (On–line), tersedia di: http://digilib.uinsuka.ac.id/8688/1/MUJAHID%

KONSEP%20FITRAH%20DALAM%20ISLAM%20DAN%20IMPLIKASINYA %20TERHADAP%20PENDIDIKAN%20ISLAM.pdf. Tanggal 24 Mei 2015, pukul 14:42 WIB.

lapang ataupun sempit, ataukah sebaliknya menjadi orang yang fasik dan tidak mengikuti agama Allah SWT sebagaimana

dijelaskan dalam hadits tersebut di atas.

Sementara itu, ibarat sebuah vektor yang memiliki suatu terminus atau titik akhir, maka dalam proses hidupnya manusia hendaknya juga memiliki tujuan yang jelas untuk menuju ke titik terminal akhir tersebut. Adapun yang dimaksud dengan titik terminal akhir manusia adalah maut atau kematian. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah, Q.S. ali-‘imran 3 : 185 berikut:



 

  

  

 

  

 

           Artinya: “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. dan

sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, Maka sungguh ia telah beruntung. kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan

yang

memperdayakan”. (Q.S. ali-‘imran 3 : 185)

Hal ini ditegaskan juga dalam firman Allah, Q.S. al-jumu’ah 62 : 8 berikut:

  

  

  

  

 



 

  

Artinya: “Katakanlah: "Sesungguhnya kematian yang kamu

lari daripadanya, Maka Sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan

dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". (Q.S.

al-jum’ah 62 : 8)

Pada ayat di atas menerangkan bahwa orang-orang Yahudi sangat takut menghadapi kematian dan berusaha

menghindarinya. Oleh sebab itu, Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW agar menyampaikan kepada mereka bahwa kematian pasti datang menemui mereka.70

Selain itu, dalam Q.S. al-mu’minun 23 : 15 Allah SWT berfirman yaitu:

   

 

Artinya: “Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu

sekalian benar-benar akan mati.” Q.S. al-mu’minun 23 : 15)

Apakah yang menjadi bekal untuk dapat mencapai tujuan akhir dalam proses kehidupan? Apakah yang harus terkonsep dalam

pikiran manusia untuk landing dengan tepat pada tujuan akhirnya? Jawabannya adalah satu, yakni amal perbuatannya.

Telah dibahas sebelumnya bahwa vektor memiliki nilai dan arah, untuk arah telah dijelaskan diatas kemudian nilai vektor dijelaskan bahwa dalam islam sebuah perjalanan mesti memiliki nilai yang baik. Nilai seperti apa yang islam maksud yaitu nilai ibadah dimata Allah. Sebab manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk beribadah kepada Allah sebagaimana tujuan diciptakan manusia juga laksana vektor yang selalu memilki arah (tujuan), sebagaimana dijelaskan pada Q.S. al-zdariyat 51 : 56 berikut:   

    Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia

melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. az-zdariyat 51 : 56)

Jadi, vektor memberikan sebuah makna proses kehidupan manusia, baik dari awal hingga akhir serta tujuan hidup manusia.

Pada bagian ini akan disajikan gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan.

1. Gerak Lurus Beraturan

Gerak lurus beraturan adalah gerak yang lintasannya berbentuk lurus dengan kecepatan yang selalu tetap. Jadi, karena kecepatannya tetap gerak ini disebut gerak lurus beraturan.

Berikut persamaan-persamaan yang berlaku pada gerak lurus beraturan:   Keterangan:71 s = Jarak t = Waktu a = Percepatan = Kecepatan

2. Gerak Lurus Berubah Beraturan

71 “Bahan Ajar Gerak Lurus” (On-line), tersedia di: http://nifthaputrytadrisfisikawalisongo.

blogspot.com/2012/06/bahan-ajar-materi-fisika-tentang-gerak.html. Tanggal 15 Juni 2015, pukul 01:49 WIB.

Gerak lurus berubah beraturan (GLBB) adalah gerak yang lintasannya berbentuk garis lurus dengan kecepatan yang selalu berubah secara beraturan. Dengan demikian pada gerak lurus berubah beraturan terjadi perubahan kecepatan tetapi beraturan sehingga disebut gerak lurus berubah beraturan.

Persamaan yang berlaku pada persamaan GLBB adalah sebagai berikut:   a  Keterangan:72 = Kecepatan mula-mula

= Kecepatan pada waktu tertentu s = Jarak t = Waktu a = Percepatan

Apabila gerak lurus pada materi fisika dikaitkan dengan nilainilai kehidupan maka tanpa terasa hidup ini selalu berada di suatu posisi tertentu. Keberadaan posisi dapat dinyatakan dalam suatu koordinat relatif terhadap acuan tertentu. Di dunia ini

72 Ibid.

memiliki dimensi yang tak pernah berhenti. Dimensi ini dinamakan dimensi waktu, Dimensi yang senantiasa berjalan tanpa dipengaruhi apapun.

Jika ada waktu maka seperti halnya pada rumus matematis Gerak Lurus Beraturan (GLB) atau Gerak Lurus Berubah Baraturan (GLBB) akan ada pula dimensi kecepatan atau percepatan. Namun, perlu diketahui semua itu terserah diri masing-masing ingin memiliki kecepatan yang konstan atau kecepatan yang berubah yaitu percepatan. Serta mesti diingat bahwa kecepatan dan percepatan dapat bernilai negatif. Apa artinya? Berarti masing-masing individu juga bisa bergerak terhadap waktu dengan perbuatan yang baik maupun yang buruk.

Dokumen terkait