• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Ruang Lingkup Penelitian

2. Taksonomi Media Pembelajaran

menyampaikan dan menyalurkan pengetahuan sehingga peserta didik dapat menerima dengan efektif dan efisien.

2. Taksonomi Media Pembelajaran

Pada media pembelajaran agar mempermudah pemahaman pada praktisi pendidikan maka beberapa ahli membagi media pembelajaran berdasarkan jenis dan karakternya yaitu sebagai berikut:

a. Taksonomi Media Berdasarkan Rangsangan Belajar Taksonomi berdasarkan rangsangan belajar dikemukakan oleh Edling.

Taksonomi berdasarkan Edling beranggapan bahwa peserta didik, rangsangan belajar, dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi untuk objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif

audio dan kodifikasi subjektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.28

Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kondifikasi subjektif visual dan kondifikasi objektif audio dan untuk pengalaman visual meliputi kondifikasi subjektif audio dan kondifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut Edling merupakan suatu kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.29

Jadi, Peneliti menyimpulkan media berdasarkan belajar menurut Edling dibagi menjadi enam yaitu kodifikasi subjektif visual atau audio, kodifikasi objektif audio atau visual, pengalaman langsung dengan benda atau orang.

b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran

28 Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 23-26. 29 Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 50.

Taksonomi Media Pembelajaran berdasarkan fungsi pembelajaran yaitu dilakukan oleh Gagne, Gagne membagi taksonomi seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Taksonomi Menurut Fungsi Pembelajaran Beberapa Jenis Media

(R. M. Gagne. The Condition of Learning, 1965)30

MEDIA

Fungsi Demon-strasi Penyam-paian Lisan Media Cetak Gambar Diam Gambar Gerak Fil m Den gan Suar a Mesin Pembelajaran

Stimulus Ya Terbatas Terbatas Ya Ya Ya Ya

Pengarahan Perhatian/Kegiatan

Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Kemampuan Terbatas Yang Diharapkan Terbat as Ya Ya Terbata s Terbata s Ya Ya

Isyarat Eksternal Terbat as Ya Ya Terbata s Terbata s Ya Ya Tuntutan Cara Berpikir

Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Alih Kemampuan Terbat as Ya Terbatas Terbata s Terbata s Ter bata s Terbatas

Penilaian Hasil Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Umpan Balik Terbat as

Ya Ya Tidak Terbata

s

Ya Ya

Gagne membuat membuat tujuh macam pengelompokan

media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Dimana ketujuhnya dikaitkan dengan hierarki belajar yang kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.31

Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa Gagne membuat 7 macam pengelompokan media yang

dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkan.

c. Taksonomi Media Berdasarkan Manfaat untuk Pendidikan

Taksonomi Media lainnya yaitu yang dikemukakan oleh Duncan.

Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu

pihak dan kemudahan pengadaan serta

penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak tingkat kerumitan perangkat media dalam satu hierarki.32

Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Dengan bahasa awam dapat kiranya dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaanya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas33

Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa pada dasarnya hierarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan.

d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat

32 Ibid, h. 20.

Pada klasifisinya Rudi Bretz membuat 8 klasifikasi media, yakni media audio visual gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak seperti tampak pada Tabel berikut:

Tabel 2.2

Taksonomi Rudy Bretz34 MEDIA TRANSMIS I SUAR A GAMBA R GARI S SIMBO L GERA K MEDIA REKAMAN AUDIO VISU AL GERA K

Televisi (Tv) Film/Suara

Pita Video, Film

Tv Gambar/Suar

a Holografi AUDIO VISU AL DIAM

Slow-Scan Tv Tim e- Shared Tv Tv Diam Film Rangkai/Suara Film Binngkai/Suara Halaman/ Suara Buku Dengan Audio

AUDIO SEMI GERAK Tulisan Jauh Rekaman Tullisan Jauh Audio Pointer VISUAL GER AK Film Bisu VISUAL DIA M Halaman Cetak Film Rangkai Seri Gambar Microform Arsip Video SEMI GERAK Teleautograp h AUDIO Telepon Radio Cakram(Piringan ) Audio Pita Audio CETAK

Teletip Pia Berlubang

Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan dan indera penglihatan. Kedua inderawi ini ada kalanya bekerja sendirisendiri dan ada kalanya bekerja bersama-sama. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) saja kita sebut sebagai media audio; media yang melibatkan indera penglihatan (mata) saja kita sebut sebagai media visual; dan media yang melibatkan keduanya dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audio visual. Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya telinga dan

mata saja maka yang demikian itu dinamakan sebagai multimedia.35

Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, multimedia, sebagaimana

terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.3

Taksonomi Media Berdasarkan Media yang Terlibat36

Indera Yang Terlibat

Nama

Media Sifat Pesan

Program (Software) Penyalur (Hardware) Peralatan Proyeksi Pendengaran Media Audio Audio Verbal Dan Nonverbal

Program Radio - Siaran Langsung

- Siaran Tunda (Rekam) Radio

Penglihatan Media Visual Tulisan Verbal Buku Opaque

Visual Verbal Visual NonverbalGrafis Visual Nonverbal Tiga Dimensi Sketsa, Photo, Diagram, Peta Lukisan, Grafik, Bagan, Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Project Transparansi OHP Komputer Digital Project Model Maket (Miniatur) Mock U p (Alat Tiruan)

35 Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 54. 36 Ibid.

Specimen (Barang Contoh) Diorama Pendengaran Dan Penglihatan Media Audio Visual Verbal Dan Nonverbal, Terdengar Dan Gregetan Program Visual: -Film Documenter - Docudokumenter - Film Drama Dan Lain -Audio Film Lain Film 8 Mm, 16 Mm, 35 Mm Film Projector Video: -Pita Magnetic -Video Disc -Chip Memory Digital Project Televisi

Multiindera Multimedia Pengalaman Langsung

Computer

Pengalaman Berbuat: Lingkunngan Nyata Dan

Karyawisata

Pengalaman Terliba:T Permainan Dan Simulasi, Bermain Peran Dan Bermain Teater

Berdasarkan taksonomi di atas maka peneliti akan menjabarkan secara dalam masing-masing media.

“Media audio berasal dari kata media dan audio. Audio berasal dari bahasa audible yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia”.37

Audio mencakup apa yang bisa didengar seperti suara orang, musik, suara mekanis (deru mesin mobil), suara berisik, dan sebagainya.38

37 Daryanto, Op. Cit. h. 37.

Media audio merupakan media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal, contohnya antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.39

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yanng diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.40

Jadi, Media Audio adalah segala jenis media yang mengirim informasi khusus hanya melibatkan indera pendengaran saja.

Selanjutnya yaitu Media Visual, visual rutin digunakan untuk memicu belajar, visual meliputi diagram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah buku, kartun, dan sebagainya.41

39 Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 49. 40 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 55.

Media visual adalah suatu penyajian secara grafis yang menggunakan titik-titik, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol grafis yang lain dengan maksud mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian yang berfungsi khusus untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan/diabaikan jika tidak digrafiskan.42

Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat daya ingat.43

Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbolsimbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.44

42 Daryanto. Op.Cit. h. 17-18. 43 Azhar Arsyad, Op. Cit. h. 89. 44 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 56.

Jadi, Media visual adalah media yang digunakan untuk memberikan informasi dengan memanfaatkan indera

penglihatan saja.

Media audio visual yaitu tehnik yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual45

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media audio di atas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi (projecttable aids).46

Jadi, media audio visual adalah media yang dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan pesan melalui pendengaran dan penglihatan.

45 Azhar Arsyad, Op. Cit. h.32. 46 Yudhi Munadhi. Op.Cit.. h. 56-57.

Selanjutnya yaitu media yang disebut dengan multimedia. Multimedia, yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata; sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.47

Multimedia terbagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif, multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi oleh alat pengontrol atau berjalan secara sekuensial (televisi dan film). Sedangkan multimedia interaktif adalah media yang dilengkapi dengan pengontrol sehingga dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.48

Manfaat multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, mengefisiensi waktu belajar, meningkatkan proses belajar siswa, dan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja.49

47 Ibid, h. 57.

48 Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 51. 49 Ibid. h. 52.

Jadi, Multimedia adalah media yang melibatkan semua panca indera, secara spesifik dibagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif.

Berdasarkan paparan di atas maka media yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu kvisoft flipbook maker adalah termasuk multimedia berjenis software. Secara khusus yaitu softftware multimedia interaktif.

Dokumen terkait