• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Hasil Penelitian. Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Laporan Hasil Penelitian. Peneliti Dr. Yuberti, M.Pd. Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015"

Copied!
159
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Hasil Penelitian

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BEBASIS KVISOFT FLIKBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN

DI PERGURUAN TINGGI NEGERI LAMPUNG

Peneliti

Dr. Yuberti, M.Pd

Penelitian ini dibiayai oleh DIPA IAIN Raden Intan Lampung

Tahun 2015

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2015

RINGKASAN

(2)

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KVISOFT

FLIPBOOK MAKER YANG MERUJUK PADA NILAI-NILAI KEISLAMAN

DI PERGURUAN TINGGI NEGERI BANDAR LAMPUNG

Oleh Dr. Yuberti, M.Pd

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung.

Penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan (Research and

Development). Hal tersebut dikarenakan mahasiswa pendidikan fisika merasa jarang

mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, dan ditemukan potensi bahwa mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran yang dianggap baru. Jadi, jenis penelitian dan pengembangan yang tepat dengan permasalahan dan potensi di atas adalah penelitian dan pengembangan. Setelah mencari informasi maka peneliti menemukan media pembelajaran kvisoft flipbook maker yang dianggap baru dilingkungan mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Lampung. Sementara itu, untuk memenuhi kompetensi mahasiswa serta menjalankan dakwah bagi peneliti maka peneliti mengembangkan materi fisika yang merujuk pada nilainilai keislaman. Pengembangan dengan materi tersebut juga dikarenakan materi fisika dan keagamaan masih nampak terpisah bagi mahasiswa muslim. Sehingga, Penelitian ini menyempurnakan produk yang telah ada yaitu kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman menggunakan model penelitian Borg and Gall. Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian dapat disimpulkan bahwa:

1. Pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman dinyatakan layak. Persentase pada masing-masing hasil penelitian yaitu hasil validasi media kvisoft flipbook maker memperoleh

persentase 86,67%, validasi materi agama 80,91%, validasi materi fisika 69%, ujicoba produk 89,90%, dan ujicoba pemakaian 88,17%.

2. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker dapat menambah variasi media pembelajaran untuk berbagai jenis mata kuliah.

3. Media pembelajaran kvisoft flipbook maker adalah media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

(3)

1. Bagi dosen

a. Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran.

b. Sebaiknya pada proses pembelajaran untuk mengintegrasikan materi fisika dengan materi agama.

2. Bagi Mahasiswa

Sebaiknya untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Sebaiknya untuk mengembangkan media kvisoft flipbook maker versi terbaru baik untuk laptop maupun smartphone.

b. Sebaiknya untuk mengembangkan pada materi fisika yang belum diintegrasikan dengan nilai-nilai keislaman.

c. Sebaiknya mengembangkan materi fisika berupa komik elektronik menggunakan media pembelajaran kvisoft flipbook maker.

(4)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Atas segala rahmat dan karunia-Nya, Akhirnya Peneliti dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Kvisoft Flikbook Maker yang merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. Penelitian ini dibiayai berdasarkan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) IAIN Raden Intan Lampung Tahun 2015.

Peneliti menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Peneliti berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi dalam penyelesaian penelitian ini.

Semogalaporan hasil penelitian ini benar-benar dapat dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan mutu hasil penelitian dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Dikarenakan informasi yang diperoleh berdasarkan hasil nanti, kelak akan menambah khazanah ragam jenis penelitian, dan berguna serta bermanfaat bagi insan akademisi yang berbasis iman, ilmu dan akhlak mulia.

Bandar Lampung, Oktober 2015 Peneliti DAFTAR ISI

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Identifikaasi Masalah ... 6 C. Pembatasan Masalah ... 6 D. Rumusan Masalah ... 7 E. Tujuan Penelitian ... 7 F. Manfaat Penelitian ... 7 1. Teoritis ... 7 2. Praktis ... 8 a. Bagi Peneliti ... 8 b. Bagi Mahasiswa... 8

c. Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran... 10

1. Pengertian Media Pembelajaran ... 10

2. Taksonomi Media Pembelajaran ... 17

a. Taksonomi Media Berdasarkan Ransangan Belajar ... 17

b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran ... 18

c. Taksonomi Media Berdasarkan Manfaat untuk Pendidikan ... 19

d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat ... 20

B. Kvisoft Flipbook Maker ... 25

C. Materi Fisika Yang Merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman ... 29

a. Pengukuran Massa ... 31 b. Vektor ... 39 c. Gerak Lurus ... 46 d. Hukum Newton ... 49 D. Kerangka Pemikiran ... 55 BAB III METODE PENELITIAN A. Model Penelitian Dan Pengembangan ... 58

B. Prosedur Penelitian Dan Pengembangan ... 60

1. Potensi Dan Masalah ... 60

2. Mengumpulkan Informasi ... 61 3. Desain Produk ... 62 4. Validasi Desain ... 62 5. Revisi Desain... 64 6. Ujicoba Produk ... 64 7. Revisi Produk ... 65

(6)

8. Ujicoba Pemakaian ... 65

9. Revisi Produk ... 66

C. Jenis Data ... 66

D. Instrumen Pengumpulan Data ... 67

1. Kuisioner Pra Penelitian ... 67

2. Instrumen Validasi Produk ... 67

3. Kuisioner Respon Mahasiswa ... 68

4. Dokumentasi... 68

E. Tehnik Analisis Data ... 69

1. Analisis Hasil Kuisioner Pra Penelitian ... 69

2. Analisis Hasil Instrumen Validasi Ahli ... 70

3. Analisis Data Respon Mahasiswa ... 73

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 76

1. Validasi Desain ... 76

a. Validasi Ahli Media ... 76

b. Validasi Ahli Agama ... 77

c. Validasi Ahli Fisika ... 79

2. Respon Mahasiswa ... 80

a. Ujicoba Produk ... 80

b. Ujicoba Pemakaian ... 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 82

1. Validasi Desain ... 82

a. Validasi Ahli Media ... 82

b. Validasi Ahli Agama ... 84

c. Validasi Ahli Fisika ... 92

d. Perbandingan Ahli Media, Agama dan Fisika ... 99

2. Respon Mahasiswa ... 101

a. Ujicoba Produk ... 101

b. Ujicoba Pemakaian ... 103

c. Perbandingan Hasil Ujicoba Produk dan Ujicoba Pemakaian ... 106

C. Keterbatasan Penelitian ... 108 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 109 B. Saran ... 109 DAFTAR PUSTAKA

(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi yang pesat dalam dunia kerja tidak hanya menuntut lulusan Perguruan Tinggi memiliki pengetahuan yang luas akan tetapi juga memiliki keterampilan profesional yang

siap digunakan di lapangan pekerjaan. Kenyataan ini mengharuskan Perguruan Tinggi secara terus-menerus perlu melakukan peningkatan kualitas lulusan agar memiliki kompetensi seperti yang diinginkan. UNESCO (United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization) mengemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh lulusan Perguruan Tinggi yaitu: (1)

Pengetahuan yang memadai (to know), (2) Keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional (to do), (3) Kemampuan untuk tampil dalam kesejawatan bidang

(8)

ilmu/profesi (to be), dan (4) Kemampuan memanfaatkan bidang ilmu untuk kepentingan bersama secara etis (to live together).1

Untuk dapat menghasilkan lulusan dengan kompetensi tersebut, Perguruan Tinggi perlu melakukan perbaikan yang terusmenerus terhadap fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Salah satu bentuk fasilitas pembelajaran yang dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas kemampuan dan keterampilan mahasiswa adalah ketersediaan serta pemanfaatan media pembelajaran.

Pemanfaatan media pembelajaran merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dan sudah merupakan suatu integrasi terhadap metode belajar yang dipakai. Kedudukan media pembelajaran memiliki peranan yang penting karena dapat mempermudah proses pembelajaran seperti membuat suasana belajar yang tidak menarik menjadi menarik. Media belajar mandiri pada era kemajuan teknologi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Hal ini dibutuhkan

1 Benny A. Pribadi. “Ketersediaan dan Pemanfaatan Media dan Teknologi Pembelajaran di Perguruan Tinggi” (On-line), tersedia di: http://belajartuntas.tripod.com/MEDIATEK.htm, Tanggal 16 Februari 2015, Pukul 13:40 WIB.

(9)

untuk menciptakan kualitas manusia yang tidak hanya bergantung melalui transfer ilmu secara verbal di Perguruan Tinggi.

Salah satu media pembelajaran yang sering digunakan adalah media pembelajaran berbasis komputer dengan bantuan program/software. Pada saat ini software komputer berkembang semakin pesat, dunia pendidikan juga telah memanfaatkan software komputer dalam pembuatan berbagai alat bantu pembelajaran yang interaktif dengan konsep multimedia. Teknologi multimedia telah menjanjikan potensi besar dalam merubah cara seseorang untuk belajar, untuk memperoleh informasi, menyesuaikan informasi dan sebagainya. Multimedia juga menyediakan peluang bagi pendidik

untuk mengembangkan teknik pembelajaran sehingga menghasilkan hasil yang maksimal. Demikian juga bagi mahasiswa, dengan multimedia diharapkan akan mempermudah menentukan dengan apa dan bagaimana untuk dapat menyerap informasi secara cepat dan efisien. Oleh karena itu, kehadiran multimedia dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat.

(10)

Berdasarkan hasil pra penelitian tentang penerapan media pembelajaran khususnya media pembelajaran berbasis software pada 55 Mahasiswa Pendidikan Fisika IAIN Raden Intan Lampung yaitu Semester 6 Kelas B dan Semester 4 kelas A Tahun pelajaran 2014/2015 tentang media pembelajaran di Jurusan Pendidikan Fisika.

Hasil kuesioner yang diperoleh memberikan informasi bahwa adanya multimedia (software) dalam proses belajar menjadi sangat bermanfaat. Karena waktu belajar lebih efisiensi, mempermudah pemahaman materi yang membutuhkan kejelasan suara, menarik untuk diperhatikan, penggunaannya mudah baik secara operasional maupun persentase di kelas.

Namun, mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah, sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul, jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri, dan sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif. Hal yang perlu diperhatikan yaitu mahasiswa selalu merasa senang dengan media pembelajaran

(11)

software yang dianggap baru.2 Kemudian peneliti mencari melalui

internet ataupun bertanya kepada dosen dari kampus yang berbasis ilmu teknologi untuk mendapatkan media pembelajaran software yang dianggap jarang ditemukan pada proses pembelajaran. Sehingga mendapatkan media pembelajaran berbasis kvisoft flipbook maker.

Pada sisi lain, untuk memenuhi kompetensi keterampilan dalam melaksanakan tugas secara profesional maka peneliti akan mengembangkan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Hal ini sebagai modal sekaligus pemenuhan kompetensi tersebut sehingga kelak mahasiswa lulusan pendidikan fisika merupakan generasi yang berkualitas, watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa

sebagaimana tertuang dalam tujuan pendidikan Indonesia.

(12)

Penyampaian materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa pendidikan fisika masih jarang ditemukan bahkan pada Jurusan Pendidikan Fisika Institut Agama

Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung materi fisika dan keagamaan masih nampak terpisah. Belum ada mata kuliah wajib ataupun pilihan yang disajikan dalam bentuk satuan kredit semester (SKS) yang khusus berisikan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman. Sekaligus penyampaian materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di IAIN Raden Intan Lampung dan Mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Lampung yang beragama Islam tentang pengetahuan keislaman untuk memenuhi perintah bagi umat Islam untuk berdakwah walau hanya satu ayat. Sebagaimana terdapat pada hadits berikut:

أ لاَ لاسأ هي ا لاا أ ّ اأ ا أس س لا أ أ هي ال َِ أِ أ أس

أ ا

، أ س أ أسأ ّ ئِأنو ، أ أ َن أ ا اأ َلا أن لاآِ أ أ ِأ أ أّ أ

نأه َلن

ا أّ أ أ لَ لاّ أا ا أس س ي

س أ أ ّ أ أ ّ ا أً أِّ أ أ هأ َلعأ أ و ْأ اأَ

Artinya: Daripada ‘Abdulah bin ‘Amr, sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “Sampaikan dari ku walaupun satu ayat, ceritakan dari Bani Israel dan tiada dosa, dan barang siapa berbohong atasku dengan sengaja, maka hendaknya dia mempersiapkan diri tempat di neraka.” (HR.

Bukhari).3

(13)

3 Abu Abdillah Ismail bin Ibrahim Al Bukhari, Shahih Bukhari, (Maktabah Syamilah), juz 11, h. 277. Dikutip oleh Abdul Hakim, Tugas Guru Dalam Perspektif Al-Qur’an Surah Ali Imran 161-164 (On-line), tersedia di:

http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl-abdulhakim-5817-1073111536.pdf. Tanggal 1 Juni 2015, pukul 23:08 WIB.

Berdasarkan paparan di atas maka peneliti akan melaksanakan penelitian dengan judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Berbasis Kvisoft Flipbook Maker yang merujuk pada Nilai-Nilai Keislaman di Perguruan Tinggi Negeri

Bandar Lampung”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka ada beberapa masalah yang peneliti identifikasi, yaitu:

1. Kebutuhan mahasiswa akan media pembelajaran software baru.

2. Mahasiswa merasa jarang mendapatkan media

pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah.

(14)

3. Mahasiswa sering mendapatkan media pembelajaran hanya berupa modul.

4. Mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri.

5. Mahasiswa sering mendapatkan media pembelajaran software yang kurang inovatif.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dengan menyesuaikan tingkat kesulitan penelitian maka peneliti membatasi permasalahan sebagai fokus penelitian yaitu:

1. Mahasiswa merasa jarang mendapatkan media pembelajaran yang bervariasi untuk berbagai jenis mata kuliah

2. Mahasiswa jarang mendapatkan media pembelajaran software yang mempermudah belajar mandiri.

(15)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu : Bagaimanakah pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi

Negeri Bandar Lampung? E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman pada Mahasiswa

Pendidikan Fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung. F. Manfaat Penelitian

1. Teoritis

Hasil penelitian dapat mendukung teori sebelumnya bahwa media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis, mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, dan mengatasi sifat pasif, dengan demikian kemampuan dalam menyerap ilmu pengetahuan akan

(16)

2. Praktis

a. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman langsung akan pengembangan media pembelajaran berbasis kvisoft flipbook maker pada pembelajaran fisika. serta menunaikan sunah yaitu berdakwah. b. Bagi Mahasiswa

Dapat mempermudah proses pembelajaran, serta memenuhi kompetensi lulusan yang lebih berkarakter sesuai dengan kompetensi UNESCO dan tujuan pendidikan

Indonesia.

c. Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah

Menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan media kvisoft flipbook maker pada proses pembelajaran serta dapat memberikan ketertarikan pada mahasiswa terhadap materi perkuliahan.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan, maka peneliti membatasi ruang lingkup penelitian, yaitu sebagai berikut:

(17)

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker dengan materi fisika yang merujuk pada nilai-nilai keislaman di Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung.

2. Subjek penelitian

Mahasiswa pendidikan fisika Perguruan Tinggi Negeri Bandar Lampung.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran berasal dari dua suku kata yaitu media dan pembelajaran. Berikut akan dijelaskan tentang media, pembelajaran, dan media pembelajaran.

Media adalah kata yang tidak asing dalam kehidupan seharihari. Namun, pemahaman media memiliki konsep tersendiri

(18)

pada setiap individu. Berikut adalah pengertian media menurut beberapa ahli.

Media diartikan sebagai alat informasi dan komunikasi, sarana prasarana, fasilitas, penunjang, penghubung, penyalur dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari, kata media sering digunakan untuk beberapa hal yang berbeda-beda pula, misalnya sebagai ukuran (size) pakaian dan tanda pengaturan mesin pendingin (air condisioner) yang biasanya disingkat menjadi “M” sebagai kepanjangan dari medium”; ada juga yang menjelaskan kata “pertengahan seperti dalam kalimat “media abad 19” (atau pertengahan abad 19): ada yang memakai kata media dalam istilah “mediasi”, yakni sebagai kata yang biasa dipakai dalam proses perdamaian dua belah pihak yang sedang bertikai dan lain-lain.3

Media berasal dari Bahasa Latin, yakni medius yang berarti secara harfiahnya berarti ‘tengah’, ‘pengantar’ atau ‘perantara’. Dalam Bahasa Arab media disebut ‘wasail’ bentuk ‘jamak’ dari ‘wasilah’yakni sinonim al-wasth yang artinya juga ‘tengah’. Kata ‘tengah’ itu sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut juga sebagai ‘perantara’ (wasilah) atau yang mengantarai kedua sisi tersebut. Karena posisinya berada ditengah ia juga bisa disebut

(19)

sebagai pengantar atau penghubung, yakni yang mengantarkan atau menghubungkan

atau menyalurkan sesuatu hal dari satu sisi ke sisi lainnya.4

Media merupakan bentuk jamak dari kata medium, medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima.5

Media adalah segala segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang untuk belajar.6

Media berasal dari kata medium yang berarti perantara. Oleh karena itu secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan.7

Pada komponen pembelajaran online, media diartikan sebagai pesan pembelajaran yang dikomunikasikan. E-learning bisa disampaikan melalui media yang berbeda, termasuk internet dan

4 Ibid. h. 6.

5 Daryanto, Media Pembelajaran (Bandung: Satu Nusa, 2011), h. 4.

6 Arief S Sadiman, Media Pendidikan (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h. 6.

7 Dewi S Prawiradilaga, Diana Ariani, Hilman Handoko, Mozaik Teknologi

(20)

teknologi digital lainnya. Dengan kata lain, media seperti buku dan materi cetak bisa dikombinasikan dengan e-learning.8

Media bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium (“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima.9

Kata media jika dipahami secara umum adalah manusia, materi, atau cara membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus pengertian media dalam pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.10

8 Dewi S Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran (Jakarta: Kencana, 2007), h.45. Mengutip Dewi S Prawiradilaga, Diana Ariani, Hilman Handoko, Mozaik Teknologi Pendidikan e-learning (Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2013), h. 114.

9 Sharon E. Smaldino, Deborah L.Lowther, James D. Russell. Instructional

Technology & Media For Learning Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar Edisi Kesembilan (Jakarta: Prenada Media Group, 2011), h. 7.

(21)

Jadi, berdasarkan paparan di atas media adalah alat-alat yang digunakan sebagai penghubung atau yang menjembatani suatu

informasi dari satu sisi ke sisi lain.

Pendidikan merupakan himpunan kultural yang sangat kompleks yang dapat digunakan sebagai perencanaan kehidupan manusia. Sedangkan peristiwa atau proses interaksi

pendidikannya adalah suatu proses teknis.

Didalam proses teknis inilah secara spesifik disebut proses pembelajaran. Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan kata dari kata instruction (Bahasa Inggris). Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas daripada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks gurumurid dikelas (ruang) formal, pembelajaran mencakup pula kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh karena itu, dalam pembelajaran yang ditekankan adalah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa kita sebut pembelajaran.11

Pembelajaran atau pengajaran adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam

(22)

pengajaran terdapat kegiatan memilih, menetapkan mengembangkan metode untuk mencapai hasil yang

diinginkan.12

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh sebab itu, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang mungkin dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.13

Pembelajaran sepadan dengan kata instruction yang berarti mencakup kegiatan belajar mengajar yang tidak dihadiri guru secara fisik. Oleh sebab itu yang ditekankan yaitu proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumbersumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik disebut pembelajaran.14

Menurut Winkel, Pembelajaran adalah seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstrim yang berperanan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang langsung dialami siswa. Sementara Gagne, mendefinisikan

12 I Nyoman Sudana Degeng, Buku Pegangan Teknologi Pendidikan (Jakarta: Depdikbud RI, Dirjen Dikti, Jakarta, 1993), h. 1.

13 Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 134-135.

(23)

pembelajaran sebagai pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud dengan maksud agar terjadi belajar dan membuatnya berhasil guna.15

“Menurut Miarso, Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaanya terkendali.”16

Pembelajaran adalah proses kerjasama antara pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi yang bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri seperti minat, bakat dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada diluar diri siswa seperti lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan belajar tertentu.17

15 Yuberti, Teori Belajar dan Pembelajaran (Bandar Lampung, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung, 2013), h. 9.

16 Ibid, h. 10.

17 Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 26.

(24)

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan

pembelajaran.18

Pembelajaran merupakan salah satu bentuk program, karena pembelajaran yang baik memerlukan perencanaan yang matang dan dalam pelaksanaannya melibatkan berbagai orang, baik guru maupun siswa, memiliki keterkaitan antara kegiatan pembelajaran yang satu dengan pembelajaran yang lain, yaitu untuk mencapai kompetensi bidang studi yang pada akhirnya untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan, serta berlangsung dalam organisasi.19

Kata pembelajaran berasal dari kata belajar mendapat awalan “pem” dan akhiran “an” menunjukkan bahwa ada unsur dari luar (eksternal) yang bersifat “intervensi” sehingga terjadi proses belajar. Jadi, pembelajaran merupakan upaya yang dilakukan oleh faktor eksternal agar terjadi proses belajar pada diri individu yang belajar.20

Jadi, Pembelajaran adalah proses interaksi bertukar informasi

18 Oemar Hamalik. Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 57.

19 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran Panduan Praktis

Bagi Pendidik dan Calon Pendidik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h. 9.

20 Karwono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), h. 19-20.

(25)

(pengetahuan) antar manusia atau mencari informasi (pengetahuan) melalui sumber-sumber belajar yang terencana.

Setelah memahami tentang media dan pembelajaran selanjutnya akan dijabarkan tentang media pembelajaran.

Pendidik tidaklah dipahami sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi dengan posisinya sebagai peran penggiat ia pun harus mampu merencana dan mencipta sumber-sumber belajar lainnya sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sumber-sumber belajar selain pendidik inilah yang disebut sebagai penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara terencana oleh para pendidik, biasanya dikenal sebagai “media pembelajaran”. Dengan demikian, komponen-komponen komunikasi pembelajaran menjadi komunikator, komunikan, pesan dan media.21

Media Pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan sehingga membantu mengatasi gaya belajar, minat, inteligensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh, atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan lain-

lain.22

21 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 5. 22 Arief S Sadiman. Op. Cit. h. 12.

(26)

Media Pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.23

Media pembelajaran merupakan sarana yang digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran.24

Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang peserta didik untuk belajar, atau suatu alat sebagai perantara untuk pemahaman makna dari materi yang disampaikan oleh pendidik atau baik media cetak ataupun media elektronik untuk memperlancar dari penerapan komponen-komponen dari sistem pembelajaran tersebut, sehingga proses pembelajaran dapat bertahan lama dan efektif dan suasana pembelajaran menjadi menyenangkan. 25

23 Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 7.

24 Daryanto, Op.Cit, h. 4. 25 Azhar Arsyad, Op. Cit. h. 7.

(27)

Media pembelajaran dapat dipahami sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.26

Media dalam konteks pembelajaran, dengan demikian adalah bahasa pendidik. Bahasa pendidik dalam proses pembelajaran tersebut dapat secara verbal maupun non-verbal. Bahasa verbal, adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih, dan bahasa non-verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata-kata atau selain dari kata-kata yang digunakan. Dengan demikian proses penyampaian pikiran dan atau perasaan dapat dilakukan secara tatap mata (proses komunikasi primer) dan bisa dilakukan melalui saluran lain (proses komunikasi skunder).27

26 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 7-8. 27 Ibid. h. 9.

(28)

Jadi, media pembelajaran adalah bahasa pendidik menyampaikan dan menyalurkan pengetahuan sehingga peserta didik dapat menerima dengan efektif dan efisien.

2. Taksonomi Media Pembelajaran

Pada media pembelajaran agar mempermudah pemahaman pada praktisi pendidikan maka beberapa ahli membagi media pembelajaran berdasarkan jenis dan karakternya yaitu sebagai berikut:

a. Taksonomi Media Berdasarkan Rangsangan Belajar Taksonomi berdasarkan rangsangan belajar dikemukakan oleh Edling.

Taksonomi berdasarkan Edling beranggapan bahwa peserta didik, rangsangan belajar, dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi untuk objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subjektif

(29)

audio dan kodifikasi subjektif visual, dan dua pengalaman belajar 3 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda.28

Menurut Edling, media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kondifikasi subjektif visual dan kondifikasi objektif audio dan untuk pengalaman visual meliputi kondifikasi subjektif audio dan kondifikasi objektif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda-benda. Dipandang dari banyaknya isyarat yang diperlukan, pengalaman subjektif, objektif, dan langsung tersebut menurut Edling merupakan suatu kesinambungan pengalaman belajar yang dapat disejajarkan dengan kerucut pengalaman Edgar Dale.29

Jadi, Peneliti menyimpulkan media berdasarkan belajar menurut Edling dibagi menjadi enam yaitu kodifikasi subjektif visual atau audio, kodifikasi objektif audio atau visual, pengalaman langsung dengan benda atau orang.

b. Taksonomi Media Berdasarkan Fungsi Pembelajaran

28 Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 23-26. 29 Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 50.

(30)

Taksonomi Media Pembelajaran berdasarkan fungsi pembelajaran yaitu dilakukan oleh Gagne, Gagne membagi taksonomi seperti tampak pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Taksonomi Menurut Fungsi Pembelajaran Beberapa Jenis Media

(R. M. Gagne. The Condition of Learning, 1965)30

MEDIA

Fungsi Demon-strasi Penyam-paian Lisan Media Cetak Gambar Diam Gambar Gerak Fil m Den gan Suar a Mesin Pembelajaran

Stimulus Ya Terbatas Terbatas Ya Ya Ya Ya

Pengarahan Perhatian/Kegiatan

Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Kemampuan Terbatas Yang Diharapkan Terbat as Ya Ya Terbata s Terbata s Ya Ya

Isyarat Eksternal Terbat as Ya Ya Terbata s Terbata s Ya Ya Tuntutan Cara Berpikir

Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Alih Kemampuan Terbat as Ya Terbatas Terbata s Terbata s Ter bata s Terbatas

Penilaian Hasil Tidak Ya Ya Tidak Tidak Ya Ya

Umpan Balik Terbat as

Ya Ya Tidak Terbata

s

Ya Ya

Gagne membuat membuat tujuh macam pengelompokan

(31)

media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Dimana ketujuhnya dikaitkan dengan hierarki belajar yang kembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik.31

Berdasarkan tabel di atas peneliti menyimpulkan bahwa Gagne membuat 7 macam pengelompokan media yang

dikaitkannya dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkan.

c. Taksonomi Media Berdasarkan Manfaat untuk Pendidikan

Taksonomi Media lainnya yaitu yang dikemukakan oleh Duncan.

(32)

Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu

pihak dan kemudahan pengadaan serta

penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak tingkat kerumitan perangkat media dalam satu hierarki.32

Duncan menjajarkan biaya investasi, kelangkaan, dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hirarki. Dengan bahasa awam dapat kiranya dijelaskan bahwa semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin sulit pengadaanya, tetapi juga semakin umum penggunaanya dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya, semakin sederhana perangkat media yang digunakan biayanya akan lebih murah, pengadaannya lebih mudah, sifat penggunaanya lebih khusus, dan lingkup sasarannya lebih terbatas33

Jadi, peneliti menyimpulkan bahwa pada dasarnya hierarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunakan.

d. Taksonomi Media Berdasarkan Indera yang Terlibat

32 Ibid, h. 20.

(33)

Pada klasifisinya Rudi Bretz membuat 8 klasifikasi media, yakni media audio visual gerak, audio visual diam, audio semi gerak, visual gerak, visual diam, semi gerak, audio, dan media cetak seperti tampak pada Tabel berikut:

Tabel 2.2

Taksonomi Rudy Bretz34

MEDIA TRANSMIS I SUAR A GAMBA R GARI S SIMBO L GERA K MEDIA REKAMAN AUDIO VISU AL GERA K

Televisi (Tv)      Film/Suara     

Pita Video, Film

Tv Gambar/Suar

a      Holografi AUDIO VISU AL DIAM

Slow-Scan Tv Tim e- Shared Tv      Tv Diam      Film Rangkai/Suara      Film Binngkai/Suara      Halaman/ Suara      Buku Dengan Audio

(34)

AUDIO SEMI GERAK Tulisan Jauh     Rekaman Tullisan Jauh     Audio Pointer VISUAL GER AK     Film Bisu VISUAL DIA M    Halaman Cetak    Film Rangkai    Seri Gambar    Microform    Arsip Video SEMI GERAK Teleautograp h    AUDIO Telepon Radio  Cakram(Piringan ) Audio Pita Audio CETAK

Teletip Pia Berlubang

Bila dilihat dari intensitasnya, maka indera yang paling banyak membantu manusia dalam perolehan pengetahuan dan pengalaman adalah indera pendengaran dan dan indera penglihatan. Kedua inderawi ini ada kalanya bekerja sendirisendiri dan ada kalanya bekerja bersama-sama. Media pembelajaran yang melibatkan indera pendengaran (telinga) saja kita sebut sebagai media audio; media yang melibatkan indera penglihatan (mata) saja kita sebut sebagai media visual; dan media yang melibatkan keduanya dalam satu proses pembelajaran kita sebut sebagai media audio visual. Kemudian, bila dalam proses pembelajaran tersebut melibatkan banyak indera dalam arti tidak hanya telinga dan

(35)

mata saja maka yang demikian itu dinamakan sebagai multimedia.35

Dengan demikian, media dalam proses pembelajaran dikelompokkan menjadi 4 kelompok besar, yakni media audio, media visual, media audio visual, multimedia, sebagaimana

terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.3

Taksonomi Media Berdasarkan Media yang Terlibat36 Indera

Yang Terlibat

Nama

Media Sifat Pesan

Program (Software) Penyalur (Hardware) Peralatan Proyeksi Pendengaran Media Audio Audio Verbal Dan Nonverbal

Program Radio - Siaran Langsung

- Siaran Tunda (Rekam) Radio

Penglihatan Media Visual Tulisan Verbal Buku Opaque

Visual Verbal Visual NonverbalGrafis Visual Nonverbal Tiga Dimensi Sketsa, Photo, Diagram, Peta Lukisan, Grafik, Bagan, Majalah Koran Poster Modul Komik Atlas Papan Visual Project Transparansi OHP Komputer Digital Project Model Maket (Miniatur) Mock U p (Alat Tiruan)

35 Yudhi Munadi, Op.Cit. h. 54. 36 Ibid.

(36)

Specimen (Barang Contoh) Diorama Pendengaran Dan Penglihatan Media Audio Visual Verbal Dan Nonverbal, Terdengar Dan Gregetan Program Visual: -Film Documenter - Docudokumenter - Film Drama Dan Lain -Audio Film Lain Film 8 Mm, 16 Mm, 35 Mm Film Projector Video: -Pita Magnetic -Video Disc -Chip Memory Digital Project Televisi

Multiindera Multimedia Pengalaman Langsung

Computer

Pengalaman Berbuat: Lingkunngan Nyata Dan

Karyawisata

Pengalaman Terliba:T Permainan Dan Simulasi, Bermain Peran Dan Bermain Teater

Berdasarkan taksonomi di atas maka peneliti akan menjabarkan secara dalam masing-masing media.

“Media audio berasal dari kata media dan audio. Audio berasal dari bahasa audible yang artinya suara yang dapat didengarkan secara wajar oleh telinga manusia”.37

Audio mencakup apa yang bisa didengar seperti suara orang, musik, suara mekanis (deru mesin mobil), suara berisik, dan sebagainya.38

37 Daryanto, Op. Cit. h. 37.

(37)

Media audio merupakan media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (dalam kata-kata/bahasa lisan) maupun non verbal, contohnya antara lain radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam, dan laboratorium bahasa.39

Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan yanng diterimanya media audio ini menerima pesan verbal dan non verbal. Pesan verbal audio yakni bahasa lisan atau kata-kata, dan pesan nonverbal audio adalah seperti bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam, musik, dan lain-lain.40

Jadi, Media Audio adalah segala jenis media yang mengirim informasi khusus hanya melibatkan indera pendengaran saja.

Selanjutnya yaitu Media Visual, visual rutin digunakan untuk memicu belajar, visual meliputi diagram pada sebuah poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah buku, kartun, dan sebagainya.41

39 Arief S Sadiman, Op. Cit. h. 49. 40 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 55.

(38)

Media visual adalah suatu penyajian secara grafis yang menggunakan titik-titik, gambar-gambar, tulisan-tulisan, atau simbol grafis yang lain dengan maksud mengikhtisarkan, menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian yang berfungsi khusus untuk menarik perhatian, memperjelas ide, mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat

dilupakan/diabaikan jika tidak digrafiskan.42

Media visual memegang peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat daya ingat.43

Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan. Termasuk dalam jenis media ini adalah media cetak-verbal, media cetak-grafis, dan media visual non-cetak. Pertama media visual-verbal, adalah media visual yang memuat pesan-pesan verbal (pesan linguistik berbentuk tulisan). Kedua, media visual-nonverbal-grafis adalah media visual yang memuat pesan nonverbal yakni berupa simbolsimbol visual atau unsur-unsur grafis, seperti gambar (sketsa, lukisan, dan photo), grafik, diagram, bagan, dan peta. Ketiga, media visual nonverbal-tiga dimensi adalah media visual yang memiliki tiga dimensi, berupa model, seperti miniatur, mock up, specimen, dan diorama.44

42 Daryanto. Op.Cit. h. 17-18. 43 Azhar Arsyad, Op. Cit. h. 89. 44 Yudhi Munadhi. Op.Cit. h. 56.

(39)

Jadi, Media visual adalah media yang digunakan untuk memberikan informasi dengan memanfaatkan indera

penglihatan saja.

Media audio visual yaitu tehnik yang menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual45

Media audio visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan dan pendengaran sekaligus dalam satu proses. Sifat pesan yang dapat disalurkan melalui media dapat berupa pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media visual juga pesan verbal dan non verbal yang terlihat layaknya media audio di atas. Pesan visual yang terdengar dan terlihat itu dapat disajikan melalui program audio visual seperti film dokumenter, film drama, dan lain-lain. Semua program tersebut dapat disalurkan melalui peralatan seperti film, video, dan juga televisi dan dapat disambungkan pada alat proyeksi (projecttable aids).46

Jadi, media audio visual adalah media yang dibuat dengan tujuan untuk menyampaikan pesan melalui pendengaran dan penglihatan.

45 Azhar Arsyad, Op. Cit. h.32. 46 Yudhi Munadhi. Op.Cit.. h. 56-57.

(40)

Selanjutnya yaitu media yang disebut dengan multimedia. Multimedia, yakni media yang melibatkan berbagai indera dalam sebuah proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah segala sesuatu yang memberikan pengalaman secara langsung bisa melalui komputer dan internet, bisa juga melalui pengalaman berbuat dan pengalaman terlibat. Termasuk dalam pengalaman berbuat adalah lingkungan nyata dan karyawisata; sedangkan termasuk dalam pengalaman terlibat adalah permainan dan simulasi, bermain peran dan forum teater.47

Multimedia terbagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif, multimedia linier adalah multimedia yang tidak dilengkapi oleh alat pengontrol atau berjalan secara sekuensial (televisi dan film). Sedangkan multimedia interaktif adalah media yang dilengkapi dengan pengontrol sehingga dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya.48

Manfaat multimedia adalah proses pembelajaran lebih menarik, lebih interaktif, mengefisiensi waktu belajar, meningkatkan proses belajar siswa, dan proses belajar dapat dilakukan dimana dan kapan saja.49

47 Ibid, h. 57.

48 Daryanto, Media Pembelajaran (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 51. 49 Ibid. h. 52.

(41)

Jadi, Multimedia adalah media yang melibatkan semua panca indera, secara spesifik dibagi menjadi multimedia linier dan multimedia interaktif.

Berdasarkan paparan di atas maka media yang dikembangkan pada penelitian ini yaitu kvisoft flipbook maker adalah termasuk multimedia berjenis software. Secara khusus yaitu softftware multimedia interaktif.

B. Kvisoft Flipbook Maker

Kvisoft flipbook maker adalah software untuk membuat file PDF (Portable Document Format) menjadi halaman flash, tiap halaman PDF bisa di flip (bolak-balik) seperti buku sesungguhnya. Software ini akan mengkonversi file PDF seperti majalah online, esurat kabar, katalog online, buku digital, dan publikasi lainnya untuk berbagi online. Penggunaan sangat mudah untuk membuat flash yang realistis membalik halaman buku tanpa keterampilan

pemrograman. Cukup dengan 3 langkah mengimpor PDF/gambar/FLV, menyesuaikan gaya dan penerbitan, pengguna dapat mengkonversi PDF ke flash publikasi berbasis digital dengan antarmuka pengguna yang intuitif.

(42)

Fitur impor dengan berbagai pilihan, Impor file PDF untuk mengkonversi ke halaman-balik buku flip. Impor file gambar (*.jpg, *.bmp, jpeg*, *.png) untuk buku foto flip. Impor flash film dan video (*. swf, *. flv). Menambahkan musik latar untuk flipbook, Menambahkan latar belakang dinamis untuk flipbook.

Sesuaikan tampilan output yang 20 lebih template membalik buku, termasuk template pernikahan, belajar, atau lainnya sesuai kebutuhan atau minat.

Tombol kontrol gaya dikustomisasi. Mengatur warna latar belakang dan gambar. Buku kertas disesuaikan gaya: Tutup halaman dan pengaturan halaman. Navigasi bar gaya disesuaikan: latar belakang pengaturan, Judul nama dan pengaturan font, dan pengaturan halaman teks. Menetapkan ukuran output dari buku flip. Simpan template yang disesuaikan agar dapat digunakan di lain waktu.

Format output yang fleksibel, format output PDF/gambar/flash untuk membalik buku ke berbagai format seperti flash, HTML, EXE, Email, dan Screensaver. Output flash

(43)

membalik buku sebagai format SWF.

Output ke dalam format. EXE untuk pengiriman CD. Menerbitkannya sebagai HTML yang memungkinkan untuk

mengunggah ke website untuk dilihat online. Paket (hasil) bisa untuk pengiriman email cepat untuk berbagi secara luas. Output ke file screensaver yang menakjubkan sebagai pilihan screen saver.

Halaman-flipping fitur. Tarik atau klik pada sudut halaman untuk flip ke halaman berikutnya. Lihat dengan pra-loading halaman yang diperlukan untuk membuka cepat, tidak perlu menunggu semua halaman dimuat. Gunakan tombol untuk mengontrol halaman, misalnya: sebelumnya, tutup berikutnya, Backcover dll. Membolak-balikan halaman secara otomatis atau manual. Otomatisasi lingkaran buku kebentuk flip atau tidak. Lihat halaman-flipping e-book dengan layar penuh. Gunakan thumbnail untuk menavigasi. Zoom in/out kedua halaman. Mengaktifkan atau menonaktifkan suara ketika melakukan proses membalikkan halaman. Double klik untuk mengubah ke mode thumbnail.

(44)

Gambar 2.1 Kvisoft Flipbook Maker

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan media pembelajaran fisika berbasis kvisoft flipbook maker memberikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Flipbook maker mendapatkan penilaian positif dikarenakan materi pembelajaran menjadi sangat mudah dipahami, pengoperasian sangat mudah, unsur musik dan animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat dan aktivitas belajar peserta didik.50

50 Wijayanto. Muhammad Saifuddin Zuhri, “Pengembangan E-Modul Berbasis FlipBook Maker dengan Model Project Based Learning untuk Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika” (On-line), tersedia di: http://prosiding.upgrismg.ac.id/index.php/

(45)

2. Pada flipbook virtual baik dan layak digunakan, dikarenakan proses pembuatan produk telah melalui tahapan perencanaan pembuatan media yang baku dan telah melalui pengujian para expert. Selain itu, mendapatkan penilaian positif dikarenakan materi pembelajaran menjadi sangat mudah dipahami oleh peserta didik. Selain itu, pengoperasian modul ini sangat mudah. Unsur musik dan animasi dinilai dapat meningkatkan motivasi, minat, dan aktivitas belajar para peserta didik.51

3. Pengembangan berbasis flipbook maker dianggap efektif karena kemampuan berpikir kritis siswa pada kelas percobaan dengan kelas kontrol berbeda secara signifikan unggul kelas percobaan. Selain itu, penggunaan flipbook maker dapat membentuk karakter pada peserta didik.52

masif2014/masif2014/paper/viewFile/487/436, Tanggal 17 Juni 2015, pukul 01:46 WIB.

51 Doni Sugianto, “Multimedia Flipbook Dasar Teknik Digital” (On-line), tersedia di: http://jurnal.upi.edu/file/01._Doni_Sugianto_101-116_.pdf , Tanggal 26 Maret 2015, pukul 14:05 WIB.

52 Rasiman, Agnita Siska Pramasdyahsari, “Development of Mathematics Learning Media E- Comic Based on Flip Book Maker to Increase the Critical Thinking Skill and Character of Junior High School Students” (On-line), tersedia di:

(46)

4. Hasil penelitian menggunakan kvisoft flipbook dari 30 siswa mendapatkan 27 respon yang sangat baik dan 3

lainnya baik.53

5. Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Memberikan pengaruh yang positif. 54

C. Materi Fisika yang Merujuk pada Nilai-nilai Keislaman

Kemajuan pesat pada dunia teknologi tidak terlepas dari andilnya ilmu pengetahuan yang semakin berkembang pada dunia internasional, salah satunya yaitu ilmu pengetahuan alam baik Fisika, Kimia, dan Biologi. Khususnya semakin bertambahnya pengetahuan Fisika maka akan bertambah pula perkembangan akan dunia teknologi pada kehidupan manusia.

http://www.ijern.com/journal/2014/November-2014/44.pdf, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:20 WIB.

53 Alga Nawangsih Fauziah, “Pengembangan Media Pembelajaran Fisika

Digital Book Bilingual dengan Memanfaatkan Kvisoft Flipbook untuk Siswa Kelas X Semester 1 Pokok Bahasan Hukum Newton” (On-line), tersedia di: http://eprints.uns.ac.id/16141/1/346382301201402321.pdf, Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:22 WIB.

54 Yohanes Andri, Syamswisna, Laili Fitri Yeni. “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Flipbook Terhadap Hasil Belajar Siswa Sistem Gerak

Manusia di SMP” (On-line), tersedia di:

http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/2350. Tanggal 5 Mei 2015, pukul 01:47 WIB.

(47)

“Fisika adalah ilmu yang mengembangkan konsep dan hukum untuk memahami alam. Hukum-hukum Fisika merupakan hasil pemikiran manusia yang memiliki keterbatasan. Dengan demikian, hukum Fisika tidak tebal terhadap perubahan.”55

Fisika sebagai ilmu pengetahuan yang tujuannya mempelajari bagian-bagian dari alam, interaksi yang terjadi diantara bagianbagian tersebut termasuk menerangkan sifat-sifat dan gejala fisis lainnya yang dapat diamati.56

Fisika seperti halnya Matematika merupakan disiplin ilmu yang banyak melibatkan angka dan perhitungan.

Perbedaannya adalah, di dalam Fisika angka dan perhitungan pada umumnya diperoleh dari hasil pengukuran dan percobaan (secara langsung ataupun tidak dan percobaan riil ataupun dalam fikiran), sedangkan dalam Matematika kita tidak harus melakukan pengukuran dan percobaan. Dapatkah kita katakan bahwa matematika merupakan suatu “alat” yang digunakan Fisika.5758

Jadi, fisika adalah cabang ilmu pengetahuan alam yang berupa disiplin ilmu yang banyak menggunakan angka atau perhitungan

55 Kusminarto, Esensi Fisika Modern (Yogyakarta: Andi, 2011), h. 1. 56 Sutejo, Fisika 1 (Jakarta:Balai Pustaka,2007), h. 4.

57 Mohamad Ishaq, Fisika Dasar Edisi 2 (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), h. 58 .

(48)

(matematis) untuk mempelajari bagian-bagian alam, interaksi serta gejala fisis dari alam.

Pembelajaran fisika mempunyai karakteristik tersendiri dari pembelajaran pada mata pelajaran lain.

Secara garis besar pembelajaran fisika seperti yang diungkapkan oleh Abu Hamid adalah sebagai berikut:

1. Proses belajar fisika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.

2. Pada hakikatnya mengajar fisika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisi- kondisi dan situasi belajar fisika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Pada hakikatnya hasil belajar fisika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep fisika melalui eksplorasi dan eksperimentasi, serta kesadaran murid untuk menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang

dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.59

59 “Karakteristik Pembelajaran Fisika” (On-line), Tersedia di http://digilib.unila.ac.id/

(49)

Jadi, pembelajaran fisika adalah suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip, dan hukum-hukum fisika sehingga dalam proses pembelajarannya harus mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran

yang efektif dan efisien.

Nilai-nilai keislaman yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu berpatokan dengan materi pokok mata pelajaran fisika pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat dikarenakan:

a. Fleksibel terhadap kebutuhan bagi pembaca yang masih mengenyam pendidikan jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sederajat.

b. Bagi Mahasiswa yang mengenyam di Pergurusn Tinggi lebih mudah memahami dikarenakan materi yang disampaikan sudah pernah di pelajari dan khusus mahasiswa yang mengambil program studi pendidikan fisika kelak bermanfaat untuk digunakan sebagai bahan dalam memotivasi anak didik

(50)

ketika menjadi tenaga didik untuk jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat.

c. Mempermudah tenaga pendidik yang mengampu pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat menyesuaikan kebutuhan dalam mengajar.

Berikut pembahasan sebagian materi fisika yang kemudian dikaitkan dengan nilai-nilai keislaman:

a. Pengukuran Massa

Pada kehidupan sehari-hari kehidupan tidak terlepas dari berbagai jenis pengukuran yang bisa dilakukan dimana dan kapan saja.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau satuan ukur. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau indeks kepercayaan konsumen.59

Pada ilmu fisika, pengukuran dilakukan dengan

59 “Pengukuran” (On-line), tersedia di http://id.wikipedia.org/wiki/Pengukuran. Tanggal 24 Mei 2015, pukul 13:20 WIB.

(51)

menggunakan alat-alat ukur yaitu alat-alat ukur panjang, massa, waktu, suhu, bunyi atau cahaya, dan listrik.

Materi yang disajikan kali ini akan memfokus sekilas pengetahuan mengenai pengukuran massa.

Dalam kehidupan sehari-hari banyak orang yang masih belum memahami penggunaan kata massa dan berat bahkan seseorang yang sering berinteraksi dengan fisika, akan merasa canggung atau terkesan aneh bila bertanya “berapa massa

Andi?”. Hal tersebut disebabkan dalam bahasa sehari-hari sudah terbiasa mengatakan massa suatu benda disebut sebagai berat.

Berikut adalah salah satu contoh kalimat yang menyebutkan kerancuan penggunaan kata massa dan berat. “Berapa tinggi dan berat badan Andi?” tentu untuk tinggi badan dapat diukur dengan meteran, misalnya 168 cm. kemudian bagaimana dengan berat badan? Di dalam kehidupan sehari-hari yang dimaksud berat badan adalah massa, sedangkan dalam fisika pengertian berat dan massa berbeda.

(52)

Massa adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan satuan. Sedangkan, berat adalah besarnya gaya yang dialami benda akibat gaya tarik bumi pada benda

tersebut.60

Untuk keperluan sehari-hari, pencampuradukan pengertian massa dan berat tidak menjadi masalah. Namun, pada fisika atau ilmu pengetahuan eksak maka definisi massa dan berat harus benar-benar dibedakan.

Berikut adalah beberapa jenis alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur massa (menimbang):

1. Neraca Ohauss.

Neraca ohauss adalah neraca yang digunakan untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktik

laboratorium.

60 Syahrul A R, Ahmad Gumrowi, Alat-alat ukur (Bandar Lampung: Prodi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan Lampung, 2011), h. 14.

(53)

Neraca Ohauss terdiri atas tiga batang skala. Batang pertama berskala ratusan gram, batang kedua berskala puluhan gram, dan batang ketiga berskala satuan gram. Neraca ini mempunyai ketelitian hingga 0,1 g. Benda yang akan ditimbang diletakkan diatas piringan.

Setelah beban geser disetimbangkan dengan benda, massa benda dapat dibaca pada skala neraca.

Gambar 2.2 Neraca Ohauss

2. Neraca Sama Lengan

Neraca sama lengan bisa ditemukan di toko-toko emas. Bentuknya seperti lambang dewi keadilan atau logo kemenkumham. Ada dua lengan dengan wadah kecil dari

(54)

logam untuk menimbang. Lengan satu digunakan untuk meletakkan benda/logam yang akan ditimbang, lengan dua untuk meletakkann bobot timbangan. Jadi, neraca ini masih memerlukan pemberat untuk ukuran timbangannya. Cara menggunakan neraca ohauss dua lengan sama seperti menggunakan timbangan biasa. Hal yang perlu diperhatikan adalah memastikan bahwa timbangan dalam posisi seimbang sebelum dilakukan pengukuran massa.

Gambar 2.3 Neraca Sama Lengan

3. Neraca Pegas

Neraca pegas mempunyai dua baris skala, yaitu skala N (newton) dan g (gram). Untuk menimbang beban (benda), atur terlebih dahulu skala 0 (nol) dengan cara memutar sekrup

(55)

pengatur skala. Setelah itu gantungkan benda pada pengait

neraca. Selanjutnya, baca hasil pengukuran.

Kelebihan menimbang beban dengan neraca pegas

yaitu dalam sekali menimbang benda dapat diketahui massa dan

berat benda sekaligus.

Gambar 2.4 Neraca Pegas

Pengukuran massa dalam kehidupan sehari-hari secara umum disebut dengan mengukur massa yang selanjutnya disebut menimbang. Pada kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari kegiatan menimbang terutama dipasar, bahkan menimbang adalah hal yang banyak dilakukan didalam kegiatan jual-beli. Seperti menimbang emas, besi, ataupun bahan pangan lainnya seperti: beras, tepung, bawang, dan lain-lain pasti menggunakan timbangan atau takaran

(56)

Betapa pentingnya mempelajari pokok bahasan pertama ini yaitu pengukuran karena jika tidak memahami dengan baik maka akan mengalami kerugian bagi untuk diri sendiri atau orang lain. Tidak hanya kerugian secara materi akan tetapi akan mengalami celaka juga. Celaka baik karena melakukan kecurangan ataupun ketidaktahuan dalam menimbang.

Diriwayatkan bahwa di Madinah ada seseorang laki-laki bernama Abu Juhainah. Ia mempunyai dua macam takaran yang besar dan yang kecil. Bila ia membeli gandum atau kurma dari petani, ia mempergunakan takaran yang besar, akan tetapi jika ia menjual kepada orang lain ia mempergunakan takaran yang kecil. Inilah asbabun nuzul dari turunnya Surah Al-Mutaffifiin.61

Islam adalah agama yang sempurna, Allah SWT memperingatkan manusia agar berhati-hati serta jujur dalam melakukan pengukuran atau menimbang, sebagaimana Firman Allah SWT pada Surah al-muthaffifiin 83 : 1 yaitu:

 



Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang

curang". (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 1)

61 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30 (Jakarta: Departemen Agama RI, 2010), h. 586.

(57)

Akar kata muthaffifin adalah tbaffafa, yang berarti 'membuat kurang, memberikan takaran kurang, bakhil'. Artinya, sengaja melakukan ketidakadilan dalam suatu transaksi. Tathfif berarti 'kekikiran, hemat', dan thafif berarti 'kurang, sedikit, kecil, tidak berarti'.62

Hal di atas adalah gambaran tentang kecenderungan alamiah manusia dalam jual-beli dan perdagangan untuk mencoba memanipulasi timbangan demi keuntungannya pribadi dengan

sering kali tidak jujur.

 





 

 Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima

takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi”. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 2)

Akar kata yastawfun adalah istawfa yang berarti 'menerima sepenuhnya, lengkap, sampai nilai penuhnya, memenuhi'. Akar

(58)

kata asalnya adalah wafa berarti 'sempurna, memenuhi, ketaatan, kesetiaan'.63

Takaran yang dimaksud pada ayat di atas yaitu mencakup segala ukuran dan timbangan yang biasa dipakai dalam jual beli dan terkait dengan pengurangan hak orang lain. Banyak sekali dijumpai pada kehidupan sekarang ini penguranganpengurangan yang merugikan orang lain. Seperti menjual tabung gas yang isinya tidak sesuai dengan standar, mengurangi literan bensin yang dijual, penjual kain yang mengurangi ukuran kain yang dijualnya. Termasuk mengurangi takaran yang sangat merugikan dan berbahaya adalah korupsi. Pelaku korupsi mengurangi dana sebuah proyek dari perencanaan semula demi memperoleh keuntungan untuk diri sendiri, atau mengurangi kualitas bahan yang diperlukan dalam proyek tersebut dan menggantinya dengan bahan yang berkualitas rendah.64

Dalam kisah Nabi Ibrahim yang kadang-kadang disebut Ibrahim wafa' (wafd di sini artinya iman dia), dikatakan bahwa ketika dimasukkan ke dalam api beliau berteriak, 'Hasbi Allah' (cukup Allah bagiku) dan ia tetap tidak terluka oleh api. Itulah arti wafa’.66

  

 

 63 Ibid.

64 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30. Op.Cit, h. 587. 66 Al-Qur’an Digital (Surat al-muthaffifiin: 21)

(59)

Artinya: “Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi”. (Q.S. almuthaffifiin 83 : 3)

Kala artinya 'menakar'. Yukhsirun berasal dari kata kerja khasira, 'membuat rugi, kehilangan, tidak sampai, binasa'. Ketika muthaffifiin (orang yang mengurangi takaran) berada dalam keadaan mampu memberi dan menerima secara adil, yang mereka lakukan dalam transaksi malah merugikan pihak lain dan menguntungkan diri mereka sendiri.65

Kemudian apa balasan bagi yang melakukan kecurangan, simaklah ulasan ayat keempat dari surah al-muthaffifiin.

  

  

Artinya: “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa

Sesungguhnya mereka akan dibangkitkan”. (Q.S. al-muthaffifiin 83 : 4)

Ayat ini mencela manusia yang mengurangi takaran atau timbangan dengan pertanyaan apakah manusia itu menyangka hari kebangkitan itu tidak akan pernah ada. Sebab, jika manusia menyangka saja belum adanya keyakinan adanya hari kebangkitan, tentu mereka tidak tergugah untuk menghindari kecurangan. Umat manusia akan dibangkitkan untuk dihisab pada hari pembalasan. Allah menerangkan bahwa ketika itu semua umat manusia berdiri menghadap Allah Rabbul Alamin untuk dihisab dan diperiksa segala amal perbuatannya selama hidup didunia. Semua dihisab dengan penuh keadilan karena

65 “Surah Al-Muthaffifiin” (On-line), tersedia di: http://www.al shia.org/html/id/ quran/tafsir/juz30/083.htm. Tanggal 25 Januari 2015,

(60)

Allah Maha Adil. Timbangan itu adalah lambang keadilan yang senantiasa harus ditegakkan dan dipertahankan.66

Berdasarkan paparan di atas, maka dengan senang hati mari memahami tentang pengukuran khususnya pengukuran massa agar tidak termasuk orang-orang yang merugi serta bersyukur karena Islam telah menjaga penganutnya agar tidak merugikan orang lain, serta juga bisa menyadari betapa pentingnya dan butuhnya kesungguhan dalam belajar pengukuran agar

terhindar dari kesalahan yang tidak disengaja.

b. Vektor

Besaran vektor adalah besaran yang memiliki nilai dan arah serta dapat memenuhi aturan-aturan operasi matematika vektor.67

Sebuah besaran vektor dapat dinyatakan oleh huruf di cetak tebal (misal A) atau diberi tanda panah di atas huruf (misal Ā).

66 Alquran dan tafsirnya jilid X juz 28-29-30, Op. Cit. h. 588.

67 Douglas C Giancoli, Fisika Edisi Kelima Jilid 1 (Jakarta: Erlangga, 2001), h. 24.

Gambar

Gambar 2.2 Neraca Ohauss
Gambar 2.4 Neraca Pegas
Gambar 2.9 Metode Segitiga 2
Gambar 2.12 Vektor PQ
+7

Referensi

Dokumen terkait

“ Analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara data yang satu dengan data yang lain, antara variabel yang satu dengan variabel yang lain untuk mendapatkan kesamaan

Antara profil responden dengan profil konsentrasi terjadi kecocokan yaitu karakter CD namun dibutuhan karakter I sementara responden memiliki karakter S sehingga

Strategi Pertama :Peningkatan kualitas dokumen kebijakan pengelolaan Pendapatan Asli Daerah. Kebijakan Pertama :Merumuskan dokumen-dokumen kebijakan pengelolaan

Bila Pihak menyampaikan kepada Sekretariat informasi yang tidak tersedia pada saat keputusan untuk mencantumkan suatu bahan kimia dalam Lampiran III dan informasi tersebut

Berdasarkan hasil simulasi dapat dilihat bahwa peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 10 persen untuk masing-masing dua sektor ini mampu meningkatkan PDB sebesar

Sedangkan untuk hubungan kedua variabel yaitu complain dengan Flushing toilet rusak /air terus mengalir , Beberapa lampu tidak menyala , Akses internet seharusnya gratis ,

Terlihat pada grafik di atas, hasil tes keterampilan bermain bola basket pemain Club NBC Kota Semarang secara keseluruhan terdapat 0 pemain berkategori baik

(Forssen & Laine & Tähtinen 2002, 83.) Tuulikki Kärkkäinen (2004) esittelee kasvatustieteen väitöskirjassaan sosiaalisen perimän käsitettä Gustav Jonssonin 3