Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kandang Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor mulai bulan Juli sampai dengan September 2008. Pemeriksaan sampel darah dilaksanakan di Laboratorium Patologi Klinik Departemen Klinik, Reproduksi dan Patologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Materi Penelitian Hewan Penelitian
Ayam broiler ( 0diperoleh dari PT. Manggis Farm strain / sebanyak 200 ekor. Ayam dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan, dan
setiap perlakuan terdiri dari 40 ekor ayam kemudian dibagi dalam 4 ulangan yang masing – masing terdiri dari 10 ekor ayam.
Alat dan Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengambilan sampel dan pemeriksaan darah adalah sebagai berikut kapas, alkohol 70%, pelarut # , HCl 0,1N,
dan aquades. Alat yang digunakan dalam pengambilan sampel dan pemeriksaan darah adalah sebagai berikut, 3 cc, mengandung antikoagulan EDTA ( ), *, hemositometer,
kamar hitung 6 , mikroskop cahaya, alat hitung, tabung Sahli, alat
mikrohematokrit dan alat .
Pembuatan Serbuk Kunyit dan Bawang Putih
Serbuk kunyit dan bawang putih diperoleh dari Balitro - Cimanggu Bogor. Serbuk kunyit dan bawang putih yang digunakan diperoleh melalui beberapa proses. Pertama dilakukan pencucian kunyit segar hingga bersih dari tanah yang melekat, ditiriskan kemudian diiris tipis - tipis. Bawang putih dikupas kulit luarnya lalu diiris tipis - tipis. Irisan kunyit dan bawang putih dijemur yang sebelumnya dilapisi dengan plastik hitam tipis untuk kemudian dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Kunyit dan bawang putih yang telah kering digiling
untuk dibuat serbuk agar mudah tercampur dengan bahan pakan dan siap digunakan.
Pakan
Pakan basal terdiri dari jagung, dedak, bungkil kedelai, tepung ikan, minyak, lysin, methionin, DCP ( & " ' ) dan ' * (Tabel 2).
Pakan basal yang telah disusun dicampur dengan serbuk kunyit, serbuk bawang putih, dan mineral zink dalam bentuk ZnO, yang dibuat dalam bentuk
(butiran pecah / kasar). Formula ransum perlakuan terdiri dari : K0 = Pakan basal
K(-) = Pakan basal + infeksi (kontrol negatif)
P1 = Pakan basal + serbuk kunyit 1.5% + ZnO 180 ppm + infeksi
P2 = Pakan basal + serbuk bawang putih 2.5% + ZnO 180 ppm + infeksi
K(+) = Pakan basal + infeksi + antibiotik
Penggunaan mineral zink adalah dalam bentuk ZnO (mengandung 80% zink), mengingat ZnO tidak bersifat toksik jika digunakan dalam taraf yang relatif tinggi dan mudah terdapat di pasaran dengan harga relatif murah.
Tabel 2 Komposisi ransum penelitian
Bahan Pakan K0 K(-) P1 P2 K(+) ---%--- Jagung 50 50 50 50 50 Dedak 3 3 3 3 3 Minyak Kelapa 6 6 6 6 6 Tepung Ikan 11 11 11 11 11 Bungkil Kedelai 28 28 28 28 28 CaCO3 1 1 1 1 1 DCP 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 Premiks 0.3 0.3 0.3 0.3 0.3 Lysin 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 Methionin 0.1 0.1 0.1 0.1 0.1 Total 100 100 100 100 100 Kunyit - - 1.5 - - Bawang Putih - - - 2.5 ZnO - - 0.018 0.018 - Antibiotik - - - - √
Preparasi Bakteri
Bakteri diinokulasikan ke dalam 100 ml - / 1
(BHI), kemudian diinkubasi dengan suhu 37°C selama 24 jam. Setelah itu, biakan
disentrifuse selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm hingga terbentuk pellet. Cairan supernatan dibuang lalu ditambahkan NaCl fisiologis sampai 10 ml dan disentrifuse kembali selama 15 menit dengan kecepatan 5000 rpm. Perlakuan diulang hingga dua kali. Pellet ditambahkan NaCl fisiologis sebanyak 2 ml dan disetarakan dengan larutan BaSO4 10% (620 nm) sehingga diasumsikan suspensi
mengandung bakteri dengan konsentrasi 108
% 7 (CFU) /ml
suspensi. Kemudian suspensi disimpan di dalam lemari es pada suhu 40C dan siap
digunakan. Darah tersebut di ambil sebanyak 1000 µl ke dalam tabung reaksi steril dengan menggunakan mikropipet, kemudian ditambahkan suspensi bakteri sebanyak 1000 µl. Mulut tabung ditutup dengan aluminium foil, kemudian campuran dalam tabung dihomogenkan, setelah itu diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370C selama satu jam.
Metode Penelitian
Pelaksanaan Penelitian
Ayam DOC sebanyak 200 ekor ditimbang untuk mengetahui bobot awal kemudian dibagi secara acak ke dalam 5 perlakuan. Masing-masing kelompok perlakuan terdiri dari 40 ekor ayam DOC. Perlakuan pakan diberikan sejak ayam umur 1 hari sampai dengan akhir penelitian. Pakan dan air minum diberikan
Pemberian vaksin ND diberikan saat ayam berumur 4 hari melalui tetes mata dan pada umur 21 hari melalui mulut. Vaksin Gumboro diberikan saat ayam berumur 14 hari melalui tetes mata.
Pada umur 3 minggu ayam diinfeksi dengan bakteri Infeksi
dilakukan secara oral dengan dosis 108 CFU / ml. Antibiotik Colimas® diberikan 1 hari setelah diinfeksi
Sampel darah diambil melalui vena brachialis dengan menggunakan spoit yang mengandung antikoagulan untuk memperoleh . Pengambilan darah dilakukan pada setiap kelompok yang diambil secara acak pada 6 ekor
ayam, pada umur 3 minggu sebelum infeksi (P0) dan dilakukan seminggu (Pi 1) dan dua minggu (Pi 2) setelah infeksi.
Peubah yang diamati meliputi jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit. Pemeriksaan jumlah eritrosit menggunakan metode hemositometer, kadar haemoglobin dengan metode Sahli dan nilai hematokrit diukur dengan menggunakan metode mikrohematokrit.
Jumlah eritrosit
Darah dihisap dengan pipet eritrosit sampai batas 0.5. Kemudian dicampur dengan pelarut # sampai dengan batas 101 yang tertera pada pipet.
Isi pipet dikocok dengan membuat gerakan angka 8 hingga larutan homogen. Setelah itu satu tetes darah diteteskan ke dalam hemositometer. Kemudian didiamkan beberapa saat hingga cairan mengendap, lalu perhitungan dapat dimulai di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 40 kali. Perhitungan eritrosit dalam hemositometer, menggunakan kotak eritrosit pada 5 kotak : satu kotak pojok kanan atas, satu kotak pojok kiri atas, satu kotak di tengah, satu kotak pojok kanan bawah, satu kotak pojok kiri bawah. Jumlah eritrosit dikalikan dengan 104, untuk mengetahui jumlah eritrosit dalam 1 mm3 darah (Coles 1986).
Jumlah Eritrosit per mm3 darah = a x 104 butir
Kadar Hemoglobin
Metode yang digunakan adalah metode Sahli. Larutan HCl 0.1 N diteteskan pada tabung Sahli sampai garis batas bawah, kemudian sampel darah dihisap menggunakan pipet Sahli hingga mencapai tanda tera 20. Sampel darah segera dimasukkan ke dalam tabung dan ditunggu selama 3 menit atau hingga berubah warna menjadi coklat kehitaman akibat reaksi antara HCl dengan hemoglobin membentuk . Setelah itu larutan diencerkan dengan aquades hingga warna larutan sama dengan warna standar hemoglobinometer. Nilai hemoglobin dilihat dengan membaca tinggi permukaan cairan tabung Sahli, dengan melihat skala jalur g %, yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml darah (Coles 1986).
Nilai Hematokrit
Darah dimasukkan ke dalam pipet mikro kapiler, diisi sampai mencapai 4/5 bagian kemudian ujung pipet disumbat dengan Kemudian mikrokapiler disentrifuse selama 15 menit dengan kecepatan putaran 2500 rpm. Nilai hematokrit ditentukan dengan mengukur % volume eritrosit (lapisan merah) dari volume darah dengan menggunakan alat (Coles 1986).
Analisis Data
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan acak lengkap. Data yang diperoleh yaitu jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, dan nilai hematokrit dianalisis dengan analisis ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji jarak Duncan (Mattjik 2002).
Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial Dua Faktor
Model Linier Aditif
Keterangan:
= pengamatan pada perlakuan taraf ke-i dan minggu taraf ke-j dan ulangan ke-k
= rataan umum
= pengaruh utama perlakuan = pengaruh utama minggu
= komponen interaksi antara perlakuan dan mingguan = pengaruh acak