• Tidak ada hasil yang ditemukan

Percobaan I dengan perlahan lama pengangkutan delapan jam, mulai dari persiapan masa adaptasi dan pengangkutan dilaksanakan selama 26 hari pada bulan September 2003 di penangkaran Pusat Studi Satwa Primata (PSSP)-LPPM IPB Bogor dan Kabupaten Kuningan, sedangkan Percobaan II (mulai dari persiapan, masa adaptasi sampai pengangkutan) dengan lama pengangkutan 24 jam dilaksanakan selama 28 hari pada bulan Oktober sampai November 2003 di penangkaran CV New Inquatex, Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, ke daerah Puncak, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Analisis sampel pakan dilakukan di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan IPB Bogor.

Materi dan Alat

Hewan Coba

Materi yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 60 ekor MEP dewasa berjenis kelamin betina dengan bobot badan antara 2,5 sampai 3,1 kg, berumur antara 4 sampai 5 tahun dalam kondisi fisik sehat, bebas dari penyakit patogen, khususnya tuberkulosis (TBC) dan simian retrovirus (SRV). Semua monyet berasal dari hasil penangkaran, ditandai dengan nomor yang di tatoo, pada bagian dada, dan dipelihara dalam kandang individu, dan sudah teradaptasi terhadap kandang dimana individu dan pakan yang diberikan sebelum pe ngangkutan.

Pakan

Selama penelitian MEP diberi pakan buatan berbentuk biskuit padat, kering dan agak keras yang mengandung protein dan energi yang tinggi (monkey chow), serta buah-buahan segar berupa pisang, tebu, apel, jeruk dan jambu biji. Selama monyet berada dalam masa adaptasi (karantina), pemberian pakan dilakukan dua kali sehari (pagi dan siang hari). Perbedaan pakan yang diberi sebagai perlakuan didasarkan pada pemberian pakan para eksportir satwa primata dengan alasan:

1) eksportir A, memberikan paka n buah-buahan saja selama pengangkutan dengan pertimbangan tidak bau dan memiliki kandungan air yang tinggi,

20 2) eksportir B, memberikan pakan monkey chow saja selama pengangkutan

karena merasa praktis, dan

3) eksportir C, memberikan pakan buah-buahan dan monkey chow, dengan penambahan multivitamin dan obat penenang selama pengangkutan dengan pertimbangan kesehatan dan ketenangan.

Gambar 3 Monkey chow, pakan monyet dalam bentuk biskuit.

Berdasarkan kondisi di lapangan, maka selama pengangkutan monyet diberikan pakan berbeda sebagai perlakuan (Tabel 2a dan 2b):

R0: buah-buahan (pisang, jambu biji) + Monkey chow (standar),

R1: Monkey chow,

R2: buah-buahan (pisang, jambu biji) + Monkey chow + multivitamin, R3: buah-buahan (tebu, pisang, jambu biji, apel, jeruk), dan

R4: buah-buahan (tebu, pisang, jambu biji, apel, jeruk) + multivitamin + obat penenang.

Multivitamin dengan merek dagang Hematopan (vitamin B12) dan

Biosolamine, serta obat penenang (tranquilizer) ketamin (asam hidroklorit)

dengan perbandingan dosis yang sama, diberikan dengan injeksi intramuskular. Selama pengangkutan monyet ditempatkan dalam kandang angkut tertutup

(closed cage) sehingga monyet tidak dapat saling melihat, tetapi khusus untuk

perlakuan R4 digunakan juga perlakuan kandang angkut berjendela (windowed cage), sehingga monyet dapat saling melihat karena pada kedua sisi samping terbuka diberi jendela bersekat kawat kasa.

21 Tabel 2a Komposisi pakan percobaan lama pengangkutan delapan jam

Perlakuan Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4A R4B Tebu 0 0 0 250 250 250 Pisang (g) 300 0 300 250 250 250 Jambu biji (g) 300 0 300 250 250 250 Apel (g) 0 0 0 250 250 250 Jeruk (g) 0 0 0 250 250 250 Monkey chow (g) 100 100 100 0 0 0 Multivitamin (ml/kg BB) 0 0 1a) 0 1a) 1a) Obat Penenang (ml/kg BB) 0 0 0 0 0,04b) 0,04b) Keterangan: a) Biosolamin®, b) Ketamil 100mg/ml ketamin (asam hidroklorit), R4A=Kandang Tertutup, R4B=Kandang Berjendela.

Tabel 2b Komposisi pakan percobaan lama pengangkutan 24 jam Perlakuan Bahan Pakan R0 R1 R2 R3 R4A R4B Tebu 0 0 0 300 300 300 Pisang (g) 400 0 400 300 300 300 Jambu biji (g) 400 0 400 300 300 300 Apel (g) 0 0 0 300 300 300 Jeruk (g) 0 0 0 300 300 300 Monkey chow (g) 100 150 100 0 0 0 Multivitamin (ml/kg BB) 0 0 1a) 0 1a) 1a) Obat Penenang (ml/kg BB) 0 0 0 0 0,04b) 0,04b) Keterangan: a) Biosolamin®, b) Ketamil 100mg/ml ketamin (asam hidroklorit), R4A=Kandang Tertutup, R4B=Kandang Berjendela.

Tabel 3 Kandungan zat-zat makanan dalam pakan percobaan

Jenis buah MC

I )

Tebu II) PisangII) Jambu biji II)

Apel II) Jeruk II)

BK (%) 88,74 9,00 36,00 14,00 16,00 13,00 Serat Kasar (%) 5,74 7,00 12,00 14,00 9,00 18,00 Protein (%) 27,74 4,60 4,50 0,90 0,30 0,60 Lemak (%) 3,99 0,40 0,20 0,30 0,40 0,20 Karbohidrat (%) 48,22 3,00 33,60 12,20 14,90 12,40 Energi (kal/g) 4.649,00 350,00 750,00 550,00 640,00 510,00 Ca (%) 0,99 40,00 7,00 14,00 6,00 33,00 P (%) 1,16 80,00 25,00 28,00 10,00 23,00 Sumber: I)Monkey chow, hasil analisis Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan IPB 2004, II) Oey, (1992), BK=Bobot kering.

22 Tabel 4 Komposisi dan kandungan vitamin (Biosolamine R) tiap 100 ml. buatan Romindo Primavetcom Merial Indonesia

Peralatan

Alat Pengangkutan

Pengangkutan yang dilakukan dengan kendaraan angkut darat berupa mobil truk yang dipergunakan selama ini sebagai kendaraan angkut monyet, berbentuk boks tertutup berventilasi pada bagian sampingnya, dan depan.

Kandang

Kandang-kandang yang digunakan selama penelitian ini adalah kandang individu untuk karantina yang terbuat dari terali baja berukuran panjangxlebar x tinggi (77x45x77 cm), di bagian bawah diberi tempat penampung kotoran monyet. Kandang angkut terbuat dari papan kayu lapis berbentuk peti empat persegi panjang dan disekat menjadi lima kotak berukuran panjangxlebarxtinggi (60x30x60 cm). Setiap kotak diberi ventilasi bagian depan seluas 12x20 cm dan dibatasi dengan kawat kasa, bagian dasar kandang juga dipakai kawat kasa dan diberi alas seng untuk penampungan kotoran padat. Kandang angkut yang dipakai ada yang pada kedua sisinya diberi ventilasi dengan dibatasi dengan kawat kasa

(windowed cage) sehingga monyet bisa saling melihat, dan yang tidak berventilasi

bagian sampingnya (closed cage) sehingga monyet tidak dapat saling melihat. Komposisi Kandungan ATP (g) 0,100 Mg aspartat (g) 1,500 K aspartat (g) 1,000 Na selenit (g) 0,100 Vitamin B 12 (g) 0,050 Eksipien qs (ml) 100,000

23 Gambar 4 Kandang tertutup (atas) dan berjendela (bawah)

24

Metode

Pelaksanaan penelitian ini terdiri atas dua percobaan yang didasarkan pada lama pengangkutan, terbagi tiga tahap yaitu: sebelum pengangkutan, pengangkutan, dan sesudah pengangkutan (Gambar 6)

Gambar 6 Bagan Prosedur kerja selama penelitian

Jalur yang dilalui Percobaan I adalah Darmaga-Bogor-Jakarta lewat pantai utara Pulau Jawa sampai ke Kabupaten Kuningan yang berjarak tempuh lebih kurang 300 km, sedangkan untuk Percobaan II dari Desa Mekarsari, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor-Serpong-Kota Bogor-Cisarua, Kabupaten Bogor, mengalami pengangkutan statis (monyet tetap di dalam mobil angkut dengan mesin mobil tetap hidup tetapi tidak melakukan perjalanan) selama 16 jam di Cisarua, dan empat jam kembali lagi dengan jalur yang sama. Untuk memperoleh waktu yang tepat dan menghindari fluktuasi suhu, perjalanan berlangsung malam hari mulai pukul 22.00 WIB.

Pemindahan monyet dari kandang kelompok kekandang individu

Proses adaptasi:

Kandang, peralatan, dan peneliti (14 hari),

pakan percobaan (7 hari)

Percobaan I Pengangkutan 8 jam

Pengamatan tingkah laku setelah pengangkutan

(4hari)

Pengamatan tingkah laku setelah pengangkutan

(5 hari) Percobaan II Pengangkutan 24 jam

25

Peubah yang Diukur

I. Konsumsi pakan (g/ekor): pakan yang dikonsumsi selama 8 jam dan 24 jam perjalanan dihitung dari selisih jumlah pakan yang diberi sebelum perjalanan dikurangi jumlah pakan yang sisa setelah perjalanan.

II. Kecernaan semu zat makanan (g/ekor): dihitung dari jumlah zat pakan yang dikonsumsi dikurangi jumlah zat pakan dalam feses.

III. Perubahan bobot badan (g/ekor): perbedaan bobot badan yang terjadi selang pengangkutan yang didapatkan dari timbangan bobot badan sebelum pengangkutan dikurangi dengan setelah perjalanan.

IV. Tingkah laku harian: melihat perubahan tingkah laku harian monyet setelah mengalami pengangkutan dengan membandingkan dengan tingkah laku harian sebelum pengangkutan. Tingkah laku harian yang diamati adalah tingkah laku makan dan tingkah laku agresif.

1) Tingkah laku makan:

a) respon terhadap pakan (jam/ekor): reaksi langsung mengambil dan makan; dan

b) penggunaan waktu makan (jam/ekor): waktu yang digunakan memakan habis pakan (kurang dari dua menit)

Pengambilan data pukul 07.00 dan pukul 13.00, (selama 48 jam)

2) Tingkah laku agresivitas (jam/ekor): reaksi agresif marah dan menantang setelah diberikan penggangguan.

Pengambilan data pukul 09.00 dan pukul 15.00 (sp selama 48 jam)

Analisis Data

Data penelitian dianalisis secara deskriptif untuk pengamatan tingkah laku dengan membandingkan hasil Percobaan I dan II, serta dijelaskan. Untuk pengaruh terhadap perubahan bobot badan, konsumsi, dan kecernaan zat makanan, data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) berfaktor dan dilanjutkan dengan pengujian Beda Nyata Terkecil (BNT) (Mattjik dan Sumertajaya 2000).

26 Model matematika untuk rancangan tersebut adalah sebagai berikut :

Yijk = ì+ Ai + Bj + ABij + Eijk

Keterangan:

Y ijk = respon pengaruh kandang taraf ke-i, pengaruh pakan pada taraf ke-j pada ulangan ke -k

ì = nilai rerata sesungguhnya A = pengaruh pakan ke-i B = pengaruh kandang ke-j

i = perlakuan1,2,3,4 dan5 (1= pakan standar, 2=obat penenang, 3= multivitamin, pakan 4= buah, 5= Monkey chow)

j = kandang 1,2 (tertutup, berjendela)

ABij = interaksi pemberian pakan dengan bentuk kandang Eijk = galat

Dokumen terkait