• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan bulan September sampai dengan November 2005, di Balai Besar Diklat Agribisnis Peternakan dan Kesehatan Hewan (BBDAPK) Cinagara, Bogor. Analisis pakan dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan (Fapet) IPB Bogor dan Balai Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Cimanggu Bogor. Analisis darah dilakukan di Laboratorium Histologi dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor. Analisis kolesterol karkas (daging dada) dan serum darah dilakukan di Balai Besar Teknologi Pascapanen Cimanggu Bogor.

Materi Penelitian Ternak Percobaan

Materi penelitian yang digunakan adalah ayam pedaging umur sehari (DOC) Strain Hubbard sebanyak 160 ekor, yang di bagi ke dalam lima perlakuan pakan dimana setiap perlakuan terdiri dari empat ulangan dan setiap ulangan terdiri dari delapan ekor.

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan adalah kandang litter sebanyak 20 unit dengan ukuran 1 x 1 x 1 meter, dengan alas sekam padi setebal ±10 cm dan ditutup koran sampai satu minggu agar anak ayam (DOC) tidak memakan sekam. Setiap unit kandang diberi no mor perlakuan dan nomor ulangan serta dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum, perlengkapan kandang terdiri dari lampu yang berfungsi sebagai penerang an sekaligus sebagai pemanas, tempat pakan dan air minum, timbangan, ember. Pemanas yang digunakan bola lampu pijar berdaya 75 watt yang dipasang pada setiap unit kandang dengan ketinggian diatur dan disesuaikan dengan cara melihat kondisi ayam tersebut. Apabila ayam terlihat bergerombol di bawah lampu menandakan panasnya kurang, sehingga lampu diturunkan, begitu juga jika ayam berpencar terlalu jauh dari lampu menandakan ayam kepanasan sehingga lampu harus dinaikan dan apabila ayam menyebar

merata menandakan panas yang dibutuhkan ayam cukup. Dinding kandang di tutup dengan plastik sampai umur dua minggu agar ayam tidak kedinginan dan menghindari hembusan angin.

Ransum Penelitian

Ransum yang digunakan dalam penelitian ini adalah ransum basal tanpa antibiotik, dengan kandungan protein 21%, kadar air 13%, lemak 6%, abu 6.5%, phospor 0.7%, calcium dan serat kasar 4%. Semua ransum perlakuan menggunakan bahan pakan yang sama, hanya berbeda pada konsentrasi penambahan tepung daun sambiloto. Bahan ransum yang digunakan terdiri dari jagung, dedak, tepung ikan, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung daging dan tulang, pollard, bungkil kacang tanah, vitamin, calcium, phosphate, dan premix. Daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees) kering d iperoleh dari Balai Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Cimanggu Bogor. Tepung daun sambiloto dibuat dengan cara digiling menggunakan cutter grinder. Ransum perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut : Perlakuan 0 (P0) : Ransum Basal (tanpa penambahan tepung daun sambiloto), Perlakuan 1 (P1) : Ransum basal + 0.2 % tepung daun sambiloto , Perlakuan 2 (P2) : Ransum Basal + 0.4 % tepung daun sambiloto, Perlakuan 3 (P3) : Ransum Basal + 0.6 % tepung daun sambiloto, Perlakuan 4 (P4) : Ransum Basal + 0.8 % tepung daun sambiloto

Tabel 2. Kandungan nutrisi tepung daun sambiloto (Andrographis paniculata Nees)

Kandungan Nurisi Jumlah

Bahan kering (%) Protein kasar (%) Serat kasar (%) Lemak kasar (%) Beta- N (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%)

Energi Metabolis (kkal/kg) Andrografolida (%) * 89.04 8.24 18.98 0.78 43.72 17.32 3.84 0.28 2 287.82 0.86

Hasil analisa : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2005)

Tabel 3. Kandungan nutrisi ransum penelitian

Kandungan Nurisi Jumlah

Bahan kering (%) Protein kasar (%) Serat kasar (%) Lemak kasar (%) Beta- N (%) Abu (%) Calsium (%) Phosphor (%) NaCl (%)

Energi Metabolis (kkall/kg)

85.40 22.09 3.57 5.96 47.48 5.90 1.84 1.72 0.19 2 889.70

Hasil analisa : Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (2005)

Metode Penelitian

Pelaksanaan Penelitian

Sebelum penelitian dilaksanakan kandang dan perlengkapannya terlebih dahulu dibersihkan, dikapur dan disucihamakan dengan menggunakan disinfektan. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah penyimpangan hasil penelitian akibat kemungkinan adanya gangguan penyakit. Hal ini dilakukan satu minggu sebelum ayam datang. Anak- anak ayam (DOC) yang baru datang di timbang dan diberi nomor (tag) pada bagian sayap, kemudian DOC ditempatkan pada masing-masing kelompok secara acak. Lampu dinyalakan terus selama 3 minggu pertama dan selanjutnya hanya dinyalakan pada malam hari. Ransum dan air minum diberikan secara cukup setiap hari dengan menimbang jumlah pakan yang diberikan dan sisa ransum juga ditimbang untuk mengetahui konsumsi ransum yang dihabiskan. Penimbangan sisa ransum dilakukan setiap seminggu sekali.

Obat-obatan secara khusus tidak ada, namun untuk mencegah terjadinya stres diberi obat yaitu Vitastres. Pemberian vitastres dilakukan pada saat anak ayam (DOC) baru datang, setelah penimbangan dan setelah vaksinasi. Untuk mencegah penyakit ND (Newcastle Desease) ayam di vaksin dua kali yaitu pada umur 3 hari melalui tetes mata dan umur 21 hari melalui air minum. Vaksin ND yang digunakan adalah vaksin ND lasota.

Penimbangan berat badan ayam dilakukan setiap seminggu sekali selama berlangsung penelitian (35 hari). Penimbangan bobot badan dilakukan secara individu. Pengambilan darah selama penelitian dilaksanakan pada minggu 1, 3 dan 5. Darah diambil dari vena axillaris yang terletak dibawah sayap dan dibuat preparatulas darah tipis, untuk mengetahui jumlah sel darah putih (leukosit).

Pada akhir minggu ke-5 (umur 35 hari) setelah penimbangan, dua ekor ayam per ulangan dipilih secara acak dan dipotong untuk pengambilan sampel darah. Selanjutnya darah tersebut disentrifus untuk memisahkan antara serum dan darah, kemudian serum dianalisa kadar kolesterolnya. Sebelum ayam dipotong, ayam dipuasakan terlebih dahulu selama 12 jam, selanjutnya setelah dipotong direndam dalam air panas dengan suhu 50-60 0C selama 1-2 menit, dilanjutkan dengan pembersihan bulu serta pemotongan kepala dan kaki. Karkas, hati, jantung, ampela, usus dan lemak abdomen ditimbang untuk diambil datanya. Bagian karkas yang diambil adalah bagian daging dada untuk dianalisa kandungan kolesterolnya.

Peubah yang diamati :

1. Konsumsi ransum (g/ekor/minggu)

Konsumsi ransum setiap kelompok ulangan dihitung setiap minggu berdasarkan selisih ransum yang diberikan dengan sisa ransum.

2. Pertambahan bobot badan (g/ekor/minggu)

Pertambahan bobot badan dihitung setiap minggu berdasarkan bobot akhir dikurangi bobot badan awal setiap minggu selama penelitian.

3. Konversi ransum

Koversi ransum dihitung berdasarkan perbandingan antara rataan konsumsi ransum dengan rataan pertambahan berat badan setiap minggu.

4. Persentase mortalitas

Persentase mortalitas dihitung berdasarkan perbandingan jumlah ayam mati dengan jumlah ayam total (pada saat datang) x 100 %.

5. Indeks Prestasi

Indeks prestasi diperoleh dari :

Persentase ayam hidup x rataan bobot badan akhir Konversi pakan x lama pemeliharaan Keterangan :

= 120 : Prestasi sangat jelek 121 – 140 : Prestasi jelek 141 – 160 : Prestasi cukup 161 – 180 : Prestasi baik 181 – 200 : Prestasi sangat baik

= 200 : Prestasi Istimewa (North dan Bell 1990) 6. Persentase lemak abdomen

Persentase lemak abdomen dihitung berdasarkan perbandingan berat lemak abdomen dengan berat hidup x 100 %

7. Kandungan total kolestero l, High Density Lipoprotein (HDL) dan Low Density Lipoprotein (LDL).

Pengukuran kad ar kolesterol daging dilakukan berdasarkan metode Lieberman Burchard ( Kleiner dan Dotti 1962 )

8. Jumlah leukosit (103/mm3)

Pengambilan darah dilakukan dengan pipet leukosit darah dicampur dengan larutan pengencer modifikasi nees dan echer. Kemudian dengan menggunakan hemasitometer (kamar hitung), banyaknya leukosit dihitung dibawah mikroskop.

Jumlah leukosit/mm3 darah = 20 x 10/4 x b butir. (Sastradipraja et al. 1989) Keterangan :

20 : Faktor pengenceran

10/4 : Volume kamar hitung ( hemasito meter )

b : Hasil perhitungan jumlah leukosit di dalam kamar hitung. 9. Persentase heterofil

Persentase heterofil didapat dari butir heterofil dib agi dengan leukosit dikali 100 %.

10.Persentase limfosit

Persentase limfosit didapat dari butir limfosit dibagi dengan leukosit dikali 100%

11.Rasio heterofil/limfosit

Rasio heterofil/limfosit didapat dari perbandingan jumlah heterofil dengan limfosit.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas lima macam perlakuan dan empat ulangan.

Model matematisnya adalah sebagai berikut:

Yij : nilai pengamatan pada satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ransum ke-i

µ : nilai rata-rata sesungguhnya

αi : pengaruh perlakuan ransum ke-i

εij : pengaruh galat dari satuan percobaan ke-j yang mendapat perlakuan ransum ke-i

Analisis Data

Analisis data dengan menggunakan sidik ragam (Analisis of Variance) jika hasilnya terdapat perbedaan yang nyata antara perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan‘s Multiple Range Test menurut Steel dan Torrie (1991). Data diolah dengan menggunakan komputer program Minitab Statistical Software Release 13.30

Dokumen terkait