• Tidak ada hasil yang ditemukan

UNTUK MENGHASILKAN TELUR AYAM ARAB RENDAH KOLESTEROL

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan. Pemeliharaan di kandang dilakukan selama 7 minggu dengan 1 minggu masa adaptasi pakan dan 6 minggu berikutnya menggunakan ransum perlakuan.

Materi

Ternak

Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam arab silver periode pullet umur 19 minggu sebanyak 80 ekor yang dialokasikan ke dalam 4 perlakuan dengan 4 ulangan secara acak. Setiap ulangan terdiri dari 5 ekor ayam arab silver.

Kandang

Kandang yang digunakan adalah kandang baterai. Masing-masing kandang disediakan tempat pakan dan tempat air minum. Peralatan yang digunakan di kandang adalah tempat pakan yang terbuat dari bambu, tempat air minum, lampu penerangan, timbangan, tangki untuk penyimpanan air berukuran 30 liter, dan ember.

Ransum

Ransum yang diberi pada ternak sesuai dengan perlakuan, yang terdiri dari konsentrat ayam petelur dicampur dengan bahan pakan sumber energi, yaitu jagung, pollard, CPO (Crude Palm Oil), dan tepung kulit pisang. Jenis kulit pisang yang digunakan adalah pisang uli yang diperoleh dari limbah pengolahan pisang aroma dan pisang goreng di daerah sekitar kampus. Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan tepung kulit pisang adalah pisau, oven 60 oC, dan alat pengiling. Tepung kulit pisang yang telah diproduksi dilakukan analisis proksimat dan kadar beta- karoten. Hasil analisis proksimat dan kadar beta-karoten tepung kulit pisang dapat dilihat pada Tabel 7.

Konsentrat ayam petelur merupakan hasil formulasi ransum dengan kandungan protein kasar sebesar 36,87%. Formula dan kandungan nutrien konsentrat dan ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.

16 Tabel 8. Kandungan Nutrien dan Beta-Karoten Tepung Kulit Pisang Uli (as fed)

Kandungan Nutrien Jumlah

Bahan Kering (%) 80,98 Protein Kasar (%) 6,76 Lemak Kasar (%) 1,18 Serat Kasar (%) 11,51 BETN (%) 45,48 Abu (%) 16,05 Kalsium (%) 0,65 Phospor Total (%) 0,44

Gross energi (kkal/kg) 3842

Beta-Karoten (mg/100 g)* 5,127

Sumber: Hasil analisis proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Perternakan, IPB (2011) *) Hasil analisis Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan, IPB (2011)

Tabel 7. Formula dan Kandungan Nutrien Konsentrat Ayam Petelur

Bahan Pakan Jumlah

Bungkil Kedelai (%) 29

Bungkil Kelapa (%) 11

Tepung Ikan (%) 40

CaCO3 (%) 19

Premix (%) 1

Kandungan Nutrien (as fed)

Bahan Kering (%) 90,73 Protein Kasar (%) 36,87 Lemak Kasar (%) 4,22 Serat Kasar (%) 3,89 BETN (%) 33,69 Abu (%) 12,05 Kalsium (%) 9,36 Phospor Tersedia (%) 1,30 Lysin (%) 2,63 Methionin (%) 0,86

Energi Metabolis (kkal/kg) 1914

17 Tabel 9. Formula dan Kandungan Nutrien Ransum Perlakuan

Bahan Pakan R0 R1 R2 R3

Jagung (%) 50 30 20 10

Tepung Kulit Pisang (%) 0 20 30 40

Pollard (%) 15 11 9 5,3

CPO (Crude Palm Oil) (%) 5 9 11 13,2

Konsentrat (%) 30 30 30 31,5

Kandungan Nutrien (as fed)

Bahan Kering (%)1 89,78 89,03 85,33 86,74 Protein Kasar (%)2 15,12 14,56 14,54 14,43 Lemak Kasar (%)1 6,48 9,24 10,81 11,07 Serat Kasar (%)2 3,56 6,15 6,32 7,42 BETN (%)2 53,48 46,54 41,44 40,61 Abu (%)2 11,34 12,54 12,22 13,21 Kalsium (%)2 3,93 4,08 4,16 4,42 Phospor Total (%)2 1,26 1,10 1,03 0,75 Phospor Tersedia (%)3 0,46 0,46 0,46 0,48 Lysin (%)3 1,01 0,96 0,89 0,89 Methionin (%)3 0,38 0,34 0,31 0,30

Gross Energi (kkal/kg)2 3624 3766 3667 3694 Energi Metabolis (kkal/kg)3 2794 2766 2752 2760 Beta-Karoten (mg/100 g)* 4,634 7,438 6,453 6,189

Sumber : (1)Analisis proksimat Laboratorium Ilmu Hayati, PAU, IPB (2011). (2) Analisis proksimat Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Perternakan, IPB (2011) (3)Hasil perhitungan formulasi ransum *)Analisis beta-karoten Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan, IPB (2011)

Prosedur

Pembuatan Tepung Kulit Pisang

Pembuatan tepung kulit pisang dilakukan sebelum pemeliharaan. Limbah kulit pisang yang digunakan adalah limbah kulit pisang uli yang didapatkan dari limbah pengolahan pisang aroma dan pisang goreng di daerah sekitar kampus. Secara singkat, pembuatan tepung kulit pisang dapat dilihat pada Gambar 4.

18 Limbah kulit pisang uli

Dipotong hingga berukuran kecil dengan ukuran 3-5 cm

Ditiriskan

Pengeringan pada oven 60 oC selama 2 hari

Digiling

Tepung kulit pisang

Penjemuran sinar matahari selama ± 9 jam

Gambar 4. Proses Pembuatan Kulit Pisang

Persiapan Kandang

Kegiatan yang dilakukan dalam mempersiapkan kandang adalah sanitasi kandang, peralatan kandang, dan lingkungan sekitar kandang. Peralatan kandang yang disiapkan berupa kandang baterai, tempat pakan, tempat air minum, dan bambu yang digunakan untuk menyangga kandang baterai dan sebagai tempat pakan. Kegiatan persiapan kandang ini dilakukan sekitar 2 minggu sebelum pemeliharaan dilaksanakan.

Pencampuran Pakan

Pencampuran pakan dilakukan dengan cara pencampuran manual. Pertama, dilakukan pencampuran konsentrat terlebih dahulu. Setelah konsentrat dicampur secara merata, dilakukan pencampuran ransum yang berasal dari konsentrat dan bahan sumber energi, yaitu jagung, pollard, CPO (Crude Palm Oil), dan tepung kulit pisang.

Pemeliharaan

Pemeliharaan ayam arab periode pullet umur 19 minggu di kandang dilaksanakan selama 7 minggu. Pada minggu pertama, dilakukan adaptasi pakan, sedangkan 6 minggu berikutnya, diberi ransum sesuai dengan perlakuan. Pada awal

dan akhir pemeliharaan, dilakukan penimbangan bobot badan ayam arab. Setiap hari, ayam arab diberi pakan sekitar 100 g/ekor/hari yang diberi pada pagi dan sore hari. Air minum diberi ad libitum. Setiap hari, juga dilakukan penimbangan berat telur yang diproduksi. Setiap minggu, dilakukan penimbangan sisa pakan untuk mengetahui konsumsi pakan. Pada minggu ke-2, ke-4, dan ke-6 dilakukan pengamatan skor warna kuning telur dengan menggunakan yolk color fan.

Perhitungan Performa Ayam Arab

Performa ayam arab yang diukur pada penelitian ini adalah produksi hen day (%), berat telur (g/butir), konsumsi ransum (g/ekor/hari), dan konversi ransum. Produksi Hen Day (%) = x 100

Konversi ransum =

Analisis Kolesterol, Vitamin A, dan Asam Lemak Kuning Telur

Kolesterol Kuning Telur. Pengukuran kadar kolesterol dilakukan berdasarkan metode Libermann-Buchard. Sampel telur untuk analisis kolesterol didapatkan dari produksi minggu ke-6 pemberian ransum pelakuan. Setiap ulangan kurang lebih mempunyai 3 butir telur dan kemudian dikomposit menjadi 1 sampel. Sampel telur yang digunakan sebanyak 16 sampel. Telur dipecah kemudian diambil kuningnya untuk dianalisis. Cara kerjanya adalah sampel ditimbang sebanyak 0,2 g dan dimasukkan ke dalam tabung sentrifuse berskala 15. Kemudian ditambahkan cairan alkohol eter 3:1 sebanyak 12 ml, diaduk hingga homogen. Larutan didiamkan sambil dikocok satu sampai dua kali selama 30 menit. Pengaduk dibilas dengan menggunakan alkohol eter 3:1 dan disetarakan menjadi 15 ml, lalu disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan dipindahkan ke dalam gelas piala 50 ml dan dipanaskan pada penangas air sampai kering. Ekstrak residu dilarutkan dengan 2,5 ml kloroform sedikit demi sedikit atau dicuci sebanyak dua kali dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi 10 ml untuk disetarakan volumenya menjadi 5 ml. Selanjutnya kolesterol standar 5 ml (0,4 mg kolesterol dalam 5 ml klorofrom) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain. Keduanya ditambahkan 2 ml asetat anhidrida dan 100µl H2SO4 pekat, kemudian dikocok sampai timbul warna

hijau, lalu disimpan selama 15 menit di dalam ruang gelap. Selanjutnya dilakukan pembacaan dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 420

nm. Nilai kolesterol tersebut diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan persamaan kurva standar kolesterol sebagai berikut:

Kadar Kolesterol(mg/100mg)

= [(0,214 x Absorbansi Sampel) + 0,005] :

Vitamin A Kuning Telur. Penentuan kandungan vitamin A dalam kuning telur dilakukan analisis dengan menggunakan HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Sampel yang digunakan untuk analisis sebanyak 4 sampel, yaitu 1 sampel untuk setiap perlakuan yang dikomposit dari setiap ulangan. Prosedur analisis yang dilakukan adalah sampel ditimbang kira-kira 0,5 g, kemudian dimasukkan ke dalam labu dan ditambahkan 30 ml ethanol 95%. Labu digoyang agar tercampur merata. Kemudian dipanaskan selama 30 menit suhu 80 oC menggunakan penangas air dan pendingin balik. Setelah selesai dipanaskan, kondensor dibilas dengan 20 ml air. Sampel diekstrak dengan diethyl ether. Kemudian sampel disaring dengan kertas saring berlipat untuk menghilangkan sisa air yang ada. Pelarut ekstrak vitamin diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator. Residu dilarutkan dengan ethanol dan kemudian diinjekkan ke alat HPLC. Hasil vitamin A kuning telur akan dianalisis secara deskriptif.

Asam Lemak Kuning Telur. Kandungan asam lemak kuning telur dianalisis dengan menggunakan metode AOAC. Sampel yang digunakan untuk analisis ini sebanyak 4 sampel, yaitu 1 sampel untuk setiap perlakuan yang dikomposit dari setiap ulangan. Telur tersebut dipecah dan diambil kuningnya untuk dianalisis. Prosedur analisis yang dilakukan adalah sampel ditimbang kira-kira 0,5 g, kemudian ditambahkan NaOH 0,5 N sebanyak 5 ml, setelah itu dipanaskan dalam waterbath pada suhu 80 oC selama 20 menit. Kemudian diangkat dan dibiarkan dingin. Setelah itu, ditambahkan BF3 sebanyak 5 ml, dipanaskan kembali dalam waterbath pada suhu 80 oC selama 20

menit. Kemudian didinginkan pada suhu kamar dan ditambahkan NaCl jenuh sebanyak 2 ml. Selanjutnya ditambahkan n-HEXAN 2 ml, lalu dikocok dan didiamkan. Setelah itu, diambil fase atas (lapisan n-HEXAN), kemudian larutan siap untuk diinjekkan ke alat GC. Hasil asam lemak kuning telur akan dianalisis secara deskriptif.

21 Rancangan dan Analisis Data

Perlakuan

Penelitian ini menggunakan 4 ransum perlakuan berdasarkan taraf penggunaan jagung dan tepung kulit pisang dalam ransum. Perlakuan kontrol menggunakan 50% jagung dan tanpa tepung kulit pisang, sedangkan pada perlakuan 2, 3, dan 4, penggunaan jagung menurun dan disubstitusi dengan penggunaan tepung kulit pisang yang meningkat. Penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang meningkat dengan meningkatnya tepung kulit pisang dalam ransum untuk mencapai kondisi isoenergi pada keempat ransum perlakuan. Hal ini karena tepung kulit pisang memiliki energi metabolis yang lebih rendah dari pada jagung. Ransum perlakuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

R0 = Ransum mengandung 50% jagung + 0% tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30% jagung + 20% tepung kulit pisang R2 = Ransum mengandung 20% jagung + 30% tepung kulit pisang R3 = Ransum mengandung 10% jagung + 40% tepung kulit pisang

Rancangan Percobaan

Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan yang disusun secara acak untuk seluruh satuan percobaan. Adapun model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993):

Yij = μ + τi + εij

Keterangan:

Yij = nilai pengamatan untuk perlakuan yang diberi

μ = rataan umum τi = efek perlakuan ke-i

εij = eror perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Analisis Data

Data hasil analisis performa ayam arab, kolesterol kuning telur, skor warna kuning telur yang diperoleh dianalisis menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan jika terdapat perbedaan nyata, maka dilakukan uji lanjut Duncan. Data hasil analisis kadar asam lemak dan vitamin A kuning telur dianalisis secara deskriptif.

22 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah kolesterol kuning telur, skor warna kuning telur, vitamin A kuning telur, asam lemak kuning telur, dan performa ayam arab petelur. Performa ayam arab petelur terdiri dari produksi hen day (%), berat telur (g/butir), konsumsi pakan (g/ekor/hari), dan konversi pakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ransum Perlakuan

Tepung kulit pisang memiliki kandungan beta-karoten dan serat kasar yang cukup tinggi, yaitu 5,127 mg/100g dan 11,51%, dibandingkan dengan kandungan beta-karoten jagung hanya 3,3 mg/100g (Nuraini et al., 2008) dan serat kasar 2,20% (NRC, 1994). Hal ini menunjukkan tepung kulit pisang dapat mengganti sebagian beta-karoten dalam jagung.

Tepung kulit pisang memiliki kandungan energi yang lebih rendah dibandingkan jagung, sehingga diperlukan kontribusi sumber energi lain yang lebih besar, yaitu CPO (Crude Palm Oil) untuk memenuhi kebutuhan energi ayam arab. Penggunaan CPO (Crude Palm Oil) dalam ransum tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan energi, tetapi akan mempengaruhi lemak kasar ransum. Penggunaan tepung kulit pisang pada penelitian ini adalah 0%, 20%, 30%, dan 40%. Pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terhadap serat kasar, lemak kasar, dan beta-karoten ransum dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Pisang Terhadap Serat kasar, Lemak Kasar, dan Beta-Karoten Ransum

Penggunaan Tepung Kulit Pisang

(%) Serat Kasar Ransum (%) Lemak Kasar Ransum (%) β-karoten Ransum (mg/100g) 0 3,56 6,48 4,634 20 6,15 9,24 7,438 30 6,32 10,81 6,453 40 7,42 11,07 6,189

Tabel 10 menunjukkan penggunaan tepung kulit pisang dapat meningkatkan kandungan serat kasar, lemak kasar, dan beta-karoten ransum dibandingkan ransum kontrol. Peningkatan serat kasar ransum disebabkan oleh peningkatan tepung kulit pisang yang memiliki serat kasar cukup tinggi. Peningkatan lemak kasar ransum disebabkan oleh peningkatan penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang memiliki kandungan lemak kasar yang sangat tinggi. Peningkatan beta-karoten ransum disebabkan karena peningkatan tepung kulit pisang yang memiliki beta-karoten yang cukup tinggi. Peningkatan tepung kulit pisang yang dapat meningkatan serat kasar,

24 lemak kasar, dan beta-karoten ransum dapat mempengaruhi kandungan kolesterol, skor warna, vitamin A, komposisi asam lemak, dan performa ayam arab.

Kolesterol Kuning Telur

Sintesis kolesterol kuning telur dapat dipengaruhi beberapa faktor. Salah satu faktornya adalah pakan, terutama pakan yang memiliki kandungan beta-karoten tinggi dan serat kasar yang tinggi. Pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terhadap kandungan kolesterol kuning telur ayam arab dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Pisang terhadap Kandungan Kolesterol Kuning Telur Ayam Arab

Perlakuan Konsumsi SK (g/ekor/hari) Konsumsi β-karoten (mg/ekor/hari) Rataan kolesterol kuning telur (mg/100mg) R0 3,24 4,22 0,558± 0,042 R1 6,00 7,26 0,649 ± 0,059 R2 6,13 6,25 0,642 ± 0,067 R3 7,39 6,17 0,647 ±0,047

Keterangan: R0 = Ransum mengandung 50% jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30% jagung + tepung kulit pisang 20% R2 = Ransum mengandung 20% jagung + tepung kulit pisang 30% R3 = Ransum mengandung 10% jagung + tepung kulit pisang 40%

Rataan kandungan kolesterol kuning telur ayam arab pada penelitian ini berkisar dari 0,558-0,649 mg/100mg. Penelitian Rusmana (2000) menunjukkan kandungan kolesterol kuning telur ayam kampung yang diberi ransum minyak kelapa sawit sebesar 0,464 mg/100mg, sedangkan kandungan kolesterol ayam kampung yang diberi minyak ikan dan kombinasi minyak ikan dengan minyak jagung, yaitu berkisar 1,044–1,054 mg/100mg dan 0,938-0,951 mg/100mg. Kandungan kolesterol kuning telur kedua penelitian ini lebih rendah dari kandungan kolesterol pada umumnya adalah 1,602 mg/100mg (Piliang dan Djojosoebagio, 2006).

Faktor yang dapat mempengaruhi kandungan kolesterol kuning telur adalah serat kasar, lemak kasar, dan beta-karoten ransum. Hasil analisis ragam (Tabel 11) menunjukkan bahwa penggunaan tepung kulit pisang pada ransum ayam arab petelur tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan kolesterol kuning telur. Konsumsi serat kasar dan beta-karoten ransum hingga 7,39 dan 7,26 mg/ekor/hari belum mampu

menurunkan kandungan kolesterol kuning telur. Kolesterol kuning telur memiliki peranan penting untuk unggas, yaitu diperlukan untuk perkembangan embrio, sebagai penyusun membran sel, dan bahan pembentuk dari hormon adrenal, hormon kelamin, vitamin D, dan asam empedu. Anak ayam yang muda tidak memiliki cukup enzim untuk membentuk kolesterol, sehingga kolesterol harus disimpan dalam telur (Amrullah, 2004). Mekanisme penurunan kolesterol cukup sulit, karena unggas akan tetap mensintesis kolesterol di dalam tubuhnya untuk memenuhi kebutuhannya. Pengaruh beta-karoten dan serat kasar terhadap rataan kolesterol kuning telur ayam arab dapat dilihat pada Gambar 5.

0 1 2 3 4 5 6 7 8 R0 R1 R2 R3 Hasil Penelitian Perlakuan Rataan Kolesterol Kuning Telur (mg/100mg)

Konsumsi Beta Karoten (mg/ekor/hari)

Konsumsi SK (g/ekor/hari)

Gambar 5. Pengaruh Beta-Karoten dan Serat Kasar terhadap Rataan Kolesterol Kuning Telur Ayam Arab

R0 = Ransum mengandung 50% jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30% jagung + tepung kulit pisang 20% R2 = Ransum mengandung 20% jagung + tepung kulit pisang 30% R3 = Ransum mengandung 10% jagung + tepung kulit pisang 40%

Penelitian ini menunjukkan konsumsi beta-karoten ransum 7,26 mg/ekor/hari belum mampu menghambat kerja enzim HMG-KoA (hidroksimetil glutaril-KoA) reduktase yang berperan penting dalam pembentukan mevalonat pada biosintesis kolesterol. Pembentukan mevalonat yang terhambat akan menghambat pembentukan skualen dan lanostreol yang akan mengalami serangkaian reaksi untuk membentuk kolesterol. Nuraini et al. (2008) menyatakan kandungan beta-karoten ransum hingga 8,020 mg/100g dapat menurunkan kandungan kolesterol pada kuning telur.

Faktor yang menyebabkan kandungan kolesterol kuning telur ayam arab tidak berbeda nyata adalah semakin banyak penggunaan tepung kulit pisang juga

26 meningkatkan penggunaan CPO (Crude Palm Oil), yang mengandung asam lemak jenuh, yaitu palmitat yang cukup tinggi sebesar 46,4% dari total asam lemak (NRC, 1994). Peningkatan CPO (Crude Palm Oil) yang tinggi dapat menyebabkan kandungan asam lemak jenuh ransum, yaitu asam lemak palmitat meningkat yang dapat meningkatkan kandungan kolesterol kuning telur. Asam lemak palmitat mengalami beta-oksidasi, yaitu proses pemecahan asam lemak untuk diubah ke dalam bentuk energi. Asam lemak palmitat terjadi pemecahan berulang selama 7 kali, yang menghasilkan 8 molekul asetil Koa. Asetil Koa diperlukan juga untuk sintesis kolesterol. Asam lemak jenuh dapat menaikkan kadar kolesterol dalam plasma sedangkan asam lemak tidak jenuh tunggal tidak berpengaruh nyata terhadap kandungan kolesterol (Piliang dan Djojosoebagio, 2006). Hal ini yang menyebabkan kandungan beta-karoten dan serat kasar ransum yang meningkat tidak memberikan pengaruh terhadap penurunan kandungan kolesterol kuning telur.

Skor Warna Kuning Telur

Skor warna kuning telur pada penelitian ini diukur dari hasil rata-rata skor warna kuning telur ayam arab yang diamati pada minggu ke-2, ke-4, dan ke-6 selama pemberian ransum perlakuan. Pengaruh penggunaan tepung kulit pisang terhadap rataan skor warna kuning telur ayam arab dapat dilihat pada Tabel 12.

Skor warna kuning telur ayam arab pada penelitian ini berkisar 7,6-8,0. Penelitian Wardiny (2006) menunjukkan skor warna telur ayam petelur yang tidak diberi tepung daun mengkudu menghasilkan skor warna kuning telur 1,04 meningkat menjadi 8,79 dengan penggunaan 9% tepung daun mengkudu dalam ransum ayam petelur. Wardiny (2006) menyatakan peranan beta-karoten dalam tepung daun mengkudu sebesar 161 ppm atau 16,1 mg/100g, selain berperan sebagai prekusor vitamin A, juga sebagai sumber pigmen pada kuning telur. Skor warna kuning telur dipengaruhi oleh kandungan dan konsumsi xantofil dan beta-karoten ransum. Xantofil dan beta-karoten merupakan senyawa karotenoid yang dapat memberikan warna kuning, jingga, dan merah. Senyawa karotenoid dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu carotene, xanthophyll, ester xanthopyll, dan likopen. Wiradimadja et al. (2004) menyatakan kandungan beta-karoten hingga 10,46 mg/100g yang terdeposisi dalam kuning telur dapat meningkatkan skor warna kuning telur. Beta-karoten akan disimpan dalam jaringan lemak di seluruh tubuh dan

27 mengakibatkan warna kekuningan pada lapisan jaringan lemak, termasuk pada kuning telur (Sutama, 2008).

Tabel 12. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Pisang terhadap Skor Warna Kuning Telur Ayam Arab

Perlakuan Konsumsi β-karoten (mg/ekorhari)

Rataan Skor Warna Kuning Telur

R0 4,22 8,0 ± 0,2

R1 7,26 7,6 ± 0,2

R2 6,25 7,8 ± 0,8

R3 6,17 7,7± 0,5

Keterangan: R0 = Ransum mengandung 50% jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30% jagung + tepung kulit pisang 20% R2 = Ransum mengandung 20% jagung + tepung kulit pisang 30% R3 = Ransum mengandung 10% jagung + tepung kulit pisang 40%

Hasil analisis ragam (Tabel 12) menunjukkan penggunaan tepung kulit pisang tidak berpengaruh nyata terhadap skor warna kuning telur ayam arab. Kandungan beta-karoten ransum pada penelitian ini tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor warna kuning telur karena peningkatan tepung kulit pisang diikuti dengan penurunan kandungan jagung dalam ransum. Jagung mengandung xantofil sebesar 20 mg/kg (Leeson dan Summer, 2005) yang juga berfungsi sebagai pigmen pada kuning telur. Kandungan jagung yang menurun menyebabkan kandungan xantofil ransum menurun yang dapat mengakibatkan penurunan skor warna kuning telur. Peningkatan beta-karoten sebagai pigmen pada kuning telur dalam ransum perlakuan dapat meningkatkan skor warna kuning telur, sehingga tidak terjadinya penurunan skor warna kuning telur ayam arab dan menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata dengan kontrol.

Vitamin A Kuning Telur

Vitamin A kuning telur pada penelitian ini diukur menggunakan HPLC. Pengaruh penggunaan tepung kulit pisang vitamin A kuning telur ayam arab dapat dilihat pada Tabel 13.

Berdasarkan analisis deskriptif, kandungan vitamin A kuning telur semakin meningkat dengan meningkatnya kandungan tepung kulit pisang pada ransum. Kandungan vitamin A kuning telur pada penelitian ini berkisar 0,428–0,639 mg/100g dengan peningkatan kandungan vitamin A kuning telur hingga 49,29%. Penelitian

28 Wardiny (2006) menunjukkan kandungan vitamin A telur ayam petelur yang tidak diberi tepung daun mengkudu menghasilkan vitamin A kuning telur 0,693 mg/100g dan meningkat menjadi 1,16 mg/100g dengan penggunaan tepung daun mengkudu 9%. Peningkatan kandungan vitamin A kuning telur pada peneltian Wardiny (2006) mencapai 67,38%. Peningkatan vitamin A kuning telur pada penelitian tersebut karena kandungan beta-karoten tepung daun mengkudu mencapai 161 ppm atau 16,1 mg/100g dan lebih tinggi dibandingkan kandungan beta-karoten tepung kulit pisang sebesar 5,127 mg/100g.

Tabel 13. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Pisang terhadap Vitamin A Kuning Telur Ayam Arab

Perlakuan Konsumsi β-karoten (mg/ekor/hari) Vitamin A Kuning Telur (mg/100 g) Peningkatan (%) R0 4,22 0,428 - R1 7,26 0,433 1,17 R2 6,25 0,560 30,84 R3 6,17 0,639 49,29

Sumber : Hasil analisis Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan, IPB

Keterangan: R0 = Ransum mengandung 50% jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30% jagung + tepung kulit pisang 20% R2 = Ransum mengandung 20% jagung + tepung kulit pisang 30% R3 = Ransum mengandung 10% jagung + tepung kulit pisang 40%

Kandungan vitamin A kuning telur dipengaruhi oleh konsumsi beta-karoten. Konsumsi beta-karoten pada perlakuan yang menggunakan tepung kulit pisang lebih tinggi dari pada ransum yang tanpa penggunaan tepung kulit pisang. Beta-karoten merupakan karotenoid yang dapat berperan sebagai pro-vitamin A yang akan diubah menjadi vitamin A di dalam mukosa usus dan diserap dalam bentuk vitamin A. Beta- karoten yang dikonsumsi dipecah melalui reaksi oksidasi oleh enzim beta-karoten dioksigenase yang menghasilkan vitamin A (Sahara, 2006).

Salah satu faktor yang mempengaruhi konversi karotenoid menjadi vitamin A adalah konsumsi karoten. Efesiensi konversi vitamin A dari beta-karoten akan menurun jika konsumsi beta-karoten tinggi. Peningkatan beta-karoten menyebabkan efesiensi konversi menurun dari rasio 2:1 menjadi 5:1 (McDowell, 2000). Hal ini yang menunjukkan konsumsi beta-karoten yang tinggi pada perlakuan R1, yaitu 7,26 mg/ekor/hari dapat menyebabkan vitamin A yang dideposit dalam kuning telur lebih

29 rendah dibandingkan pada perlakuan R2 dan R3 dengan konsumsi beta-karoten yang lebih rendah, yaitu 6,25 dan 6,17 mg/ekor/hari.

Asam Lemak Kuning Telur

Analisis asam lemak telur dianalisis dengan menggunakan alat GC. Hasil analisis asam lemak kuning telur ayam arab selama pemberian ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Pengaruh Penggunaan Tepung Kulit Pisang terhadap Asam Lemak Kuning Telur Ayam Arab

Asam Lemak R0 R1 R2 R3 Telur*

---% --- Miristat (C14:0) 0,475 0,499 0,71 0,399 -

Palmitat (C16:0) 24,839 24,157 27,992 26,817 31,7 Stearat (C18: 0) 7,846 7,809 9,377 7,328 8,3

∑ asam lemak jenuh (%) 33,160 32,465 38,079 34,544 40 Oleat (18:1) 44,585 43,68 41,776 45,328 42,2

Linoleat (18:2 ω6) 15,503 17,721 17,847 11,092 13,9 Linolenat (18:3 ω3) 0,411 0,399 0,268 0,126 0,3

∑ asam lemak tidak jenuh (%) 60,499 61,800 59,891 56,546 56,4 Asam lemak dan lain-lain (%) 6,341 5,735 2,030 8,910 3,60

ω3 : ω6 1: 37,72 1: 44,41 1:66,59 1:88,03 1:46,3 Sumber : Hasil analisis Laboratorium Terpadu Fakultas Peternakan, IPB

Keterangan: R0 = Ransum mengandung 50% jagung + tanpa tepung kulit pisang R1 = Ransum mengandung 30% jagung + tepung kulit pisang 20% R2 = Ransum mengandung 20% jagung + tepung kulit pisang 30% R3 = Ransum mengandung 10% jagung + tepung kulit pisang 40% *) Amrullah (2004)

Hasil analisis asam lemak pada kuning telur ayam arab menunjukkan kuning telur ayam arab memiliki asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Asam lemak yang paling banyak ditemukan pada kuning telur ayam arab adalah palmitat,

Dokumen terkait