• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN

D. Materi Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an

Rahmat Taufik Hidayat29mengatakan bahwa dalam garis besarnya, akhlak dibagi menjadi dua bagian; akhlak terhadap Kholiq (Yang Menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan). Adapun uraian lebih jelasnya, sebagai berikut:

1. Akhlak manusia kepada Allah & . 2. Akhlak manusia kepada Rasulullah &. 3. Akhlak manusia kepada diri sendiri. 4. Akhlak manusia kepada sesama manusia. 5. Akhlak manusia kepada alam sekitarnya.

1. Akhlak manusia kepada Allah M

Alam ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang diyakini ada-Nya, yakni Allah 3k. Dialah yang menurunkan rahmat dan hidayah di dunia dan Dialah yang mengatur segala isi yang ada di alam ini. Kepada-Nya manusia berhutang budi besar, karena berkat rahmat dan rahim-Nya Ia telah menganugerahkan nikmat yang diberikan pada manusia dengan tak terhitung nilainya, sehingga manusia harus mengucapkan rasa syukur terhadap-Nya.

Allah & berfirman:

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, menentukan jumlahnya." (QS. An-Nahl: 18)

58** T ' > 3 'f ' ' r,& p ) .... y Ij JLju

niscaya kamu tak dapat

manusia dengan Allah diatur Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi30menjelaskan bahwa syukurnya seorang muslim kepada Rabb-nya atas nikmat yang diberikan, rasa malu kepada-Nya untuk condong berbuat maksiat, kembali kepada-Nya secara benar, bertawakkal kepada-Nya serta mengharap rahmat-Nya, kemudian takut terhadap siksa-Nya, berbaik sangka kepada-Nya akan kebenaran janji-Nya serta pelaksanaan ancaman bagi siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya, maka ini merupakan akhlak kepada Allah

Kehidupan bermasyarakat, hubungan antara

oleh agama, agamalah yang mengatur bagaimana cara manusia berinteraksi dengan Allah. Hubungan manusia dengan Allah merupakan prioritas pertama yang merupakan hubungan vertikal antara makhluq dan Khaliq. Dan hubungan makhluq dengan Khaliq telah menempatkan manusia pada posisi yang jauh lebih rendah daripada Sang Khaliqnya.

2. Akhlak manusia kepada Rasulullah gs

Setiap umat Islam yakin, bahwa Muhammad adalah Rasul Allah dan merupakan kewajiban bagi muslim dan muslimah untuk beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.

Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, tetapi harus pula dibuktikan dengan amal perbuatan yang dijelaskan di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits tentang bagaimana bersikap kepada

dinamakan akhlak kepada Rasulullah gs.

Rasulullah. Itulah yang

30 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi: Minhajul Muslim (Pedoman irv. Teij. M. Abdul Ghofar E. M dan Abu Ihsan al-Atsari. Cet. I. Syafil, 1419H, him. 126

Hidup Seorang Muslim) Jilid

Jakarta: Pustaka Imam

N abi M u ham m ad $s adalah m anusia istim ew a dari y an g lainnya, karena

Allah yang harus di cintai, Kedudukan sebagai nabi dan beliau seorang nabi dan rasul Allah, seorang pi

diikuti dan ditaati oleh setiap muslim dan mus

rasul inilah yang menjadikan Nabi Muhammad & mempunyai posisi tersendiri d i antara manusia lainnya. Ajaran Islam memberikan tuntunan kepada setiap muslim dan muslimah untuk berprilaku baik

nabi dan rasul Allah. Diantara perilaku atau setiap muslim dan muslimah terhadap Rasulullah M

a. Menerima dan mengamalkan ajaran yang

....

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka

Nabi Muhammad M sebagai yang harus dilakukan oleh ialah sebagai berikut:

dibawanya.

* 'i *\ * *\ 1 > *

» % tf.f f > 7/ „ Oy wL>*_3 I I f

terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tin g g a lka n la h(QS. Al-Hasyr: 7)

b. Mengikuti dan mengamalkan sunnahnya.

Merupakan keharusan bagi umatnya yaitu umat Islam untuk mengikuti jejaknya baik Ibadah maupun akhlak.

Imam Asy-Syathibi31 mengatakan bahwa :

"Berpegang dengan sunnah adalah keselamatan." Ucapan ini sesuai dengan hadits Rasulullah % teijadi fitnah perpecahan :

) ^ . r ,, r *

31

Imam Asy-Syathibi: Al-I'tisham, 1986, hlm:77

j > o •'

yang menjelaskan ketika

3 U j 0 ^ ? 'V} ‘- H ^ 5' o ljj . ^ J J I 4 iiij} ^ \ ± \ "sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian nanti, akan melihat perselisihan yang banyak. Maka (wajib) atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku" (HR. Ashabus Sunan kecuali Nasa’I berkata Turmidzi: Hadits ini hasan shahih, dan berkata Imam Hakim: hadits ini shahih dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dalam hadits ini Rasulullah % menjelaskan bahwa keselamatan di kala perpecahan adalah dengan berpegang dengan sunnah Rasulullah M.

c. Mengucapkan shalawat dan salam kepadanya.

Setiap muslim dan muslimah diperintahkan untuk membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah £5, terutama diwaktu mereka melakukan shalat.

Sesungguhnya tidak berakhlak seseorang diantara umat Islam yang tidak mengucapkan shalawat dan salam atas Rasulullah M, sedangkan dirinya diberi Allah M rahmat agama yang tidak ternilai harganya melalui Rasulullah &

Perintah ini (mengucapkan shalawat dan salam atas nabi Muhammad) tertuang dalam firman Allah

s

' i ' * * ' s * '4 1 * ,

IUj 4JJI (Jj

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya "Minhajul Muslim” 3 2 menjelaskan bahwa berakhlak terhadap Rasulullah 3 3 dapat dilakukan dengan hal- hal sebagai berikut:

baik di dalam urusan dunia menghormatinya dan 1. Mentaatinya, menelusuri jejaknya, dan mengimplementasikan segenap

langkah-langkahnya di dalam seluruh aktivitas, maupun agama.

2. Mengutamakan kecintaan kepadanya,

mengagungkannya melebihi kecintaan, penghormatan dan pegagungan kepada makhluk yang lainnya.

3. Membela dan menolong orang yang membela dan menolongnya. 4. Mengagungkan dan memuliakan namanya ketika disebut. 5. Membenarkan setiap apa-apa yang dia kabarkan.

6 . Menghidupkan sunnahnya dan menyebarkan dakwahnya. 7. Merendahkan suara di sisi kuburannya.

8. Mencintai orang-orang shaleh, membela dan menolong mereka dengan kecintaannya.

3. Akhlak manusia kepada diri sendiri

Konsep akhlak pada diri sendiri di dalam Al-Qur’an cukup luas jangkauannya, bersifat positif dan aktif yang dengan sendirinya dapat menumbuhkan suatu kepercayaan diri sendiri dalam berbagai aktivitas hidup individu manusia. Karena pada prinsipnya akhlak kepada diri sendiri merupakan kontrol diri yang harus dilaksanakan demi keselamatan diri sendiri, baik itu berupa perintah atau kewajiban yang erat hubungannya dengan tanggung jawab individu maupun kalangan-kalangan yang harus dihindari. Allah berfirman :

P

i-» < ^ . ■£ *' t t . Z’ f i ^ . . t» i t .

JJ !-LLaI bj

J *

^vay ^

\ y * \ l

JiOlI lf.ll»

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk.

32

Hcmya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Maa'idah: 105).

Ayat di atas menunjukkan bahwa setiap individu manusia mempunyai hak kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan pribadinya, memelihara keselamatan jiwanya, mencari jalan perkembangan dan kemajuan dirinya, memiliki suatu kepribadian luhur sebagai manifestasi dari perbuatannya yang terpuji.

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa langkah-langkah yang ditempu dalam berakhlak kepada diri sendiri33, antara lain :

a. Taubat

Yaitu membersihkan diri dari segenap dosa dan maksiat, menyesali atas setiap dosa yang telah dilakukannya, bertekad untuk

dosa itu di dalam sisa umurnya. Hal ini berdasarkan At-Tahnm ayat 8 :

tidak mengulangi perbuatan firman Allah & dalam surat

p * & j p j &

^ % s

$

j ] i p ;

< k

% / , ( y . / < <

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semumi-muminya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At-Tahrim: 8)

b. Muraqabah (merasa selalu diawasi)

Yaitu seorang muslim merasa dirinya diawasi oleh Allah M , ia senantiasa merasakannya di setiap saat dari kehidupannya sehingga keyakinannya menjadi sempurna bahwa Allah &> selalu melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya,

33

. Abu Bakar Jabir Al- Jazairi : op. cit him. 137-143

memperhatikan amal-amalnya, menegakkan putusan terhadapnya dan terhadap jiwa-jiwa dengan apa yang telah dilakukan. Inilah makna "menyerahkan diri". Hal

ini sebagaimana firman Allah & :

'j» * * ' * 9 f * * * I *

S p •••• ^ f- * - 1 Cr4.?

"/)o« siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangdiapun mengerjakan kebaikan..." (QS. An-Nisa: 125)

c. Muhasabah (intropeksi diri)

Muhasabah salah satu metode memperbaiki diri, melatih, mensucikan dan membersihkan diri. Allah & berfirman :

r ias

i i i o j ij & j & c: ^ i ) i i ^ T i £ i ;

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

d. Mujahadah (perang terhadap nafsu/jiwa)

Yaitu hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa musuh bebuyutannya adalah nafsu (diri)nya sendiri. Nafsu menurut tabiatnya selalu condong kedalam keburukan, dan lari dari kebaikan serta senantiasa menyuruh kepada kejelekan. Allah & berfirman:

jD y .. * ' E , tf , v t* ® ^ ^ i - .

f g - j j y * ' ( j j Oj L* O]

"Dan Aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), Karena Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat

oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. "(QS. Y usuf: 53)

Apabila seorang muslim mengetahui hal itu, niscaya dia akan menyiapkan dirinya kemudian mengumumkan terhadapnya, mengangkat senjata untuk memeranginya, bercita-cita tetap untuk melawan kebodohannya dan memerangi syahwatnya.

4. Akhlak manusia kepada sesama manusia

Ajaran sosial dan pembinaan akhlak dalam Al-Qru'an bertujuan untuk memperkuat keijasama dalam lingkungan keluarga dengan mengatur anggota- anggota keluarga melalui pembentukan kepribadian individu yang baik sebagai salah satu bagian dari masyarakat.

Untuk lebih jelasnya kondisi masyarakat itu ada beberapa uraian : a. Akhlak di lingkungan keluarga.

Pembinaan akhlak di lingkungan keluarga secara umum adalah pembinaan kasih sayang diantara sesama anggota keluarga yang berjalan dengan keutuhannya, karena pada prinsipnya Allah telah melengkapi sikap tersebut diantara anggota keluarga masing-masing, sehingga masing-masing individu hanya tinggal mengembangkannya di dalam lingkungan masyarakat yang dijelaskan dalam Al-Qur'an firman Allah :

* i * 9

si*■ o i ^ 3

'c e

0

0 J o j 3 s ^ r

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya

sebagai makluk sosial yang pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir."(QS. Ar-Ruum: 21)

Pembinaan akhlak di lingkungan keluarga sangatlah mendasar sekali dalam pola hidup yang penuh kasih sayang diantara sesama anggota keluarga, hormat menghormati, sopan santun dan tanggung jawab diantara suami dan istri atau sebaliknya orang tua dengan anaknya.

b. Akhlak di lingkungan keluarga dan kerabat Manusia diciptakan Allah & di dunia ini

selalu membutuhkan hubungan komunikasi atau saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, untuk itu merekan membentuk suatu wadah yang biasa dinamakan dengan istilah masyarakat. Masyarakat tupun mempunyai ciri khas dalam menciptakan rasa persaudaraan dan ukhuwah antar sesama individu. Di dalam Al-Qur'an Allah & berfirman :

* 3 ow l'jJlj " a 4 i l / / s

%

tfT

J ^ r J j j L. j d - b

c .j "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. An-Nisaa': 36)

Ayat di atas dapat disimpulkan bahwa di an ara sesama manusia, baik dengan kedau orang tua, tetangga dekat maupun jauh, anak yatim dan lainnya, baik itu miskin atau kaya kita harus berbuat baik dan tidak membeda-bedakannya.

c. Akhlak kepada manusia secara umum. Terbentuknya suatu masyarakat yang luas saling melengkapi kebutuhan masing-masing,

di mana satu sama lainnya saling menolong, saling menghormati, saling komitmen dalam kebersamaan sehingga terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis serta tumbuh sikap persaudaraan. Manusia yang bersatu dan menggalang agar terciptanya kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan yang dapat menjadikan masyarakat yang diidamkan.

5. Akhlak manusia kepada alam sekitar

Allah & tidak hanya menciptakan manusia saja di muka bumi ini, tetapi juga menciptakan makhluk-makhluk yang lain seperti : tumbuh-tumbuhan, binatang, semuanya itu membutuhkan perlindungan dan pemeliharaan dari manusia. Karena manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Tugas manusia adalah mensyukuri karunia Allah, berbuat baik dan dapat membudidayakan serta dilarang untuk merusak maupun memusnahkan juga tidak boleh menyia-nyiakan makhluk yang lainnya. Sebagaimana Allah & berfirman :

.f * .

U , y J i j $ \ j iu liJ T ^

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum :

41)

Dapat disimpulkan bahwa materi maupun teori

itu mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan di dunia ini. Karena dalam pendidikan akhlak

manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, diharapkan dengan kesempurnaannya dapat mengembangkan amanat yang diberikan oleh Sang Pencipta dengan berakhlak baik terhadap sesama makhluk dan makhluk lainnya.

Untuk itu dibutuhkan keteladanan dalam pendidikan dengan metode inklusif sehingga dapat mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini dikarenakan pendidikan akhlak adalah contoh terbaik dalam pandangan anak, dalam tindak tanduknya dan tata santunnya baik yang disadari maupun tidak. Tentunya yang lebih penting bagi yang bersifat material maupun spiritual.

Allah mengutus Nabi Muhammad $ 5 sebagai suri tauladan yang baik untuk umat manusia sepanjang sejarah dan bagi umat manusia disetiap saat dan tempat, sebagai pelita yang meneragi dan memberi petunjuk.

Pendidika dengan mengajarkan dan pembiasaan adalah pilar terkuat untuk pendidikan dan metode yang paling efektif dalam membentuk iman anak dan meluruskan akhlaknya.

Metode lain yang juga penting dalam pendidikan akhlak adalah pemberian nasehat. Sebab itu dapat membukakan mata anak pada hakekatnya sesuatu untuk mendorongnya menuju situasi luhur dan menghiasinya

dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam

dengan akhlak yang mulia Kita juga tidak heran > yang

mendapatkan Al-Qur'an yang memakai metode ini dan mengulang-ulang dalam berbagai ayat dan tempat.

berbicara tentang jiwa Al-Qur'an penuh dengan

ayat-ayat yang menjadikan metode nasehat sebagai dasar dakwah jalan menuju usaha melestarikannya.

Dokumen terkait