• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN (Telaah Surat Al-Hujuraat Ayat 9, 10,11 dan 12)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN (Telaah Surat Al-Hujuraat Ayat 9, 10,11 dan 12)"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

Perpustakaan STAIN Salatiga

*WM> SAUK*»* 08TD1011760.01

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN

(Telaah Surat Al-Hujuraat Ayat 9, 10,11 dan 12)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syara Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

-Syarat Guna Memperoleh 3ada Jurusan Tarbiyah

S » *

Oleh: HAMZAH

11404012

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

(STAIN) SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIG,

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323 Website : www.stainsalatiua.ac.id E-mail : fit

433 Fax 323433 Salatiga 50721 im i n istrasi(2)stai nsalati ua.ac. i d

Dra. Djamiatul lslamiyah. M. Ag DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Saudara HAMZAH

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu'alaikum. Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi s

perbaikan seperlunya, maka audara;

Nama : Hamzah

NIM : 11404012

Jurusan/Progdi : Tarbiyah / PAI Judul

(Telaah Surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12) Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.

(3)

D E PA R T E M E N A G A M A RI

S E K O L A H T IN G G I A G A M A ISL A M N E G E R I (S T A IN ) S A L A T IG A

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : HAMZAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 114 04 012 yang berjudul : “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Telaah Surat Al-Hujuraat ayat 9-12)”. Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari :

Rabu, 2 April 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 26 Rabiul Awal 1429 H

dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah.

Salatiga,

Panitia Ujian

2 April 2008 M

26 Rabiul Awal 1429 H

Sekretaris Sidang

Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd Fatcbttrrohman, M.Pd

NIP. 150 284 602 1 NTP. 150 303 024

Pembimbing

Dra. Diamiatul Islamivah, M.Ag

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

Jl. Tentara Pelajar 02 Telp (0298) 323706,323433 Fax 323433 Salatiga 50721

jawag, peneliti menyatakan ditulis oleh orang lain atau

DEKLARASI

jJl (jA*jil 4J)I fVMU Dengan penuh kejujuran dan tanggung bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah

pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat meteri atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 19 Maret 2008 Peneliti

(5)

MOTTO

^ o*^ c A 5j-^' 4jjl J_ ^* j (j 0 ^ - til 0 y g ' M y y 3

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah."

(QS. Al Ahzab)

' • - />. j ; . /£,

Cj j j u La jI

“Sesungguhnya aku di utus tidak lain hanya untuk me. baik”. (HR. Bukhari, Hakim, Baihaqi dari sahabat Abu

(6)

<

VEtRSEMBJMyw

Skripsi inipenutis persem6akkgn kepada:

1. I6u dan 6apak^ tercinta yang tekak mekmpakkgn kasik sayangnya

serta doanya.

2. didik, ku tercinta yang tekak memSerikgn dorongannya serta

do 'anya.

(7)

KATA PENGANTAR

M a ! Sj L 'j j-j C J ij , i b V! 5 > ^ j J >

Puja dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Subhaanahu W ata’ala yang telah memberikan berbagai nikmat-Nya, shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad Sallallahu A laihi Wasalam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang selalu beijalan di atas sunnahnya hingga akhir kelak. Tidak ada kemampuan dan kekuatan yang dimiliki penulis kecuali itu semua datang dari Allah, Subhaanahu W ata’ala dengan kehendak-Nya penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik, mudah-mudahan skripsi ini bisa bermanfaat untuk penulis sendiri dan bagi yang lainnya.

Skripsi ini beijudul Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an (Telaah Surat Al- Hujuraat Ayat 9, 10, 11 dan 12), membahas tentang konsep pendidikan akhlak dalam Al- Q ur’an lebih khususnya membahas nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-Hujuraat ayat 9 ,1 0 ,1 1 dan 12.

Berbagai pihak telah memberikan dorongan, bimbingan dan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah Subhaanahu W ata’ala yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

2. Ketua STAIN Salatiga yang telah memberikan ijin dalam pelaksanaan penelitian ini.

3. Ketua Progdi Ekstensi Tarbiyah STAIN Salatiga kemudahan pada penulis untuk menyelesaikan semua

(8)

4. Ibu Djamiatul Islamiyah, selaku pembimbing skripsi, dengan kesabarannya telah membimbing penulis dan meluangkan waktunya, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Ibu dan Bapak dosen, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.

6. Segenap karyawan perpustakaan STAIN Salatiga, karyawan perpustakaan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan kemudahan dalam peminjaman buku.

7. Ibu dan Bapak yang telah memberikan do’anya untuk penulis sehingga penulisan skripsi ini beijalan dengan lancar.

8. Pimpinan Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah memberikan tempat untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi.

9. Teman-teman di Pesantren Islam Al-Irsyad yang telah membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

10. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan, yang secara langsung atau tidak langsung ikut membantu terselesaikannya penulisan skripsi ini.

Akhirnya dengan memohon kepada Allah Subhaanahu Wata 'ala, agar membalas amal mereka yang tiada tara, dengan pahala yang sebesar-besarnya, dengan demikian semoga Allah Subhaanahu Wata 'ala melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, dan mudah-mudahan skripsi yang telah penulis tulis

dalam bidang pendidikan dan perbaikan akhlak umat Islam sekarang ini.

bias menambah pengetahuan

(9)

DAFTAR

(10)

D. Materi Pendidikan Akhlak... ... 21

1. Akhlak manusia kepada A lla h ... ... 21

2. Akhlak manusia kepada Rasulullah £ 3. Akhlak manusia kepada diri sendin.. i ... 22

... 25

4. Akhlak manusia kepada sesama man usia... 28

5. Akhlak manusia kepada alam sekitar E. Metode Pendidikan Akhlak Dalam A1-Q F. Macam-macam Akhlak Dalam Al-Qur’a 1. Akhlak yang Baik (Akhlak Mahmudc ... 30

ur’an... 32

n ... 33

h )... 34

2. Akhlak yang Tercela (Akhlak Madm BAB III TAFSIR SURAT AL-HUJURAAT AYAT A. Surat Al-Hujuraat... m a h )... 36

9, 10,11 DAN 12... 38

... 38

1. Tafsir Surat Al-Hujuraat secara umuin ... 38

2. Persesuaian antara surat Al-Hujuraat (surat Al-Fath)... dengan surat sebelumnya ... 39

3. Hubungan surat Al-Hujuraat dengan B. Pandangan Mufassir Tentang Surat Al-f dan 12... surat Qaaf... 40

lujuraat Ayat 9,10,11 ... 40

1. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9, Ibnu Katsir... 10,11 dan 12 menurut ... 41 2. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9, 10 11 dan 12 menurut

(11)

BAB IV NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-HUJURAAT

AYAT 9, 10, 11 DAN 12 65

A. Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an 65

B. Nilai-nilai Pendidikan Akhlak Yang Terdapat Dalam Surat Al-Hujuraat Ayat 9,10, 11 dan 12... C. Strategi Implementasi Pendidikan A khlak... 1. Keluarga... 2. Sekolah... 3. Masyarakat... BAB V PENUTUP... A. Kesimpulan... B. Saran-saran... C. Penutup... DAFTAR PUSTAKA...

(12)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an merupakan mu’jizat Allah kepada Nabi Muhammad untuk membawa manusia ke jalan yang lurus. Al-Qur’an juga berfungsi sebagai pedoman bagi manusia dalam segala aspek kehidupan, baik dari aspek rohani, jasmani, akal, sosial kemasyarakatan (Muamalah), politik, dan akhlak.1 2

Jika dirumuskan secara singkat, maka keseluruhan isi Al-Qur’an itu terdiri dari tiga kerangka besar, yaitu:

Pertama, masalah Akidah (tauhid/ keimanan kepada Allah). Kedua, masalah Syariah. Ini terbagi kepada dua pokok, yaitu:

1. Ibadah, hubungan manusia dengan Allah.

2. Muamalah, hubungan manusia dengan sesama manusia.

Ketiga, masalah Akhlak, yaitu etika, budi pekerti yang baik, yang mensucikan jiwa manusia, yang menciptakan hubungan

masyarakat serta segala sesuatu yang termasuk di

Prof. Muhammad Abdul Azhim Zarqani, maha guru tentang ilmu-ilmu Al- Qur’an dan Hadist pada fakultas Ushuluddin di Mesir, telah menyimpulkan perubahan, pengaruh, dan pembaharuan yang diciptakan oleh ajaran-ajaran Al- Qur’an dalam masyarakat dan kehidupan manusia. Diantara pembaharuan dan perubahan yang beliau sebutkan adalah: “Bahwa Al-Qur’an telah membawa

baik antara pribadi dan 2

(13)

sebagai pembaharuan dalam bidang akhlak, yaitu: mananamkan yang terpuji, dan menghapus akhlak yang merusak dan

Rasulullah Shalallahu Alaihi wa Salam

Islam telah dikaruniai oleh Allah akhlak yang mulia, beliau pantas untuk dijadikan seorang figure (Uswa dan budi pekertinya. Rasulullah bahkan menegskan diutusnya beliau kepada umat manusia selain untuk memperbaiki akhlak, beliau bersabda:

akhlak atau budi pekerti tercela”.

i pembawa misi (risalah) Akhlak yang menjadikan Hasanah) dalam akhlak wa diantara tujuan utama mentauhidkan Allah adalah tun

bah

“Sesungguhnya aku diutus tidak lain hanya untuk menyempurnakan akhlak yang baik?'. (HR. Bukhari, Hakim, Baihaqi)3

Rasulullah adalah orang yang lemah lembut, Beliau adalah orang yang paling jujur perkataannya, paling mulia pergaulannya. Siapa yang melihat beli siapa yang bergaul dengan beliau pasti akan jatuh cin pekertinya.4

Allah telah memuji keagungan akhlak beliau berfirman dalam surat Al-Qalam: 4:

Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung

Abdurrahman As Sa’di berkomentar saat menafsirkan ayat di atas yakni: ‘Mulia dan terhormat dengan akhlak yang Allah berikan kepadanya”. Maka

3. Nashiruddin AlBani: Shahih al-Jami’ no: 2349, 1988, hal: 464

4 Fariq bin Qasim; Bengkel Akhlak, Darul Falah, Jakarta, 2003: 106 dan 111

(14)

kepada tatkala Ummul Mukminin Aisyah ditanya tentang menjawab: “Akhlak Dia adalah Al-Qur’an”

Mencermati pentingnya akhlak sebagaimana sangat penting penanaman akhlak dari orang tua akhlak tersebut mendarah daging pada diri anak- Salallahu Alaihi Wasalam menjadikan penanaman anak-anaknya lebih utama dari sedekah {infak).

Dan selanjutnya Rasulullah M menjelaskan keberadaan mereka disisi anak-anak mereka adalah anak. Dan warisan yang paling berguna dan

keapada anak-anak mereka adalah budi pekerti (akhlak) Abdullah bin Umar lebih tegas menekankan (adab/budi pekerti) dari orang tua kepada anaknya, anakmu dengan akhlak yang mulia, karena kam

jawabkan akhlak yang telah kamu ajarkan kepada me

Orang tua merupakan cermin atau kiblat akhlak orang tua baik, maka anaknya juga akan baik, tua memiliki akhlak yang jelek, maka anak-anaknya yang dilakukan oleh orang tuanya. Oleh karena itu ukur dari akhlak mereka pada masa mendatang.

Pembinaan akhlak yang sesuai dengan Al Islam adalah pembinaan pada diri sendiri, kemudian

yang

berharga

pen

-Qur

5. Muhammad Noor Suwaied: Manhaj Tarbiyyah Nabawiyah Lil Atjhal, 1990, him. 160

akhlak Rasulullah $g dia

telah disebutkan, maka anak-anaknya, sehingga anaknya, sampai-sampai Nabi akhlak dari orang tua kepada

kepada orang tua bahwa hadiah terbesar bagi sang yang mereka wariskan yang baik.

itingnya pendidikan akhlak beliau berkata: “Didiklah u akan mempertanggung

reka"5

bagi anak-anaknya, apabila Tetapi sebaliknya, jika orang akan berlaku lebih dari apa orang tua merupakan tolak

(15)

akhlak di lingkungan keluarga, karena keluarga merupakan bagian dari komponen masyarakat. Oleh karena itu, semua anggota keluarga menjadi bagian yang harus diperhatikan pembinaan akhlaknya dalam bentuk hak serta tanggung jawab masing-masing.

Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting sekali, baik dalam individu, maupun sebagai anggota masyarakat dan bangsa. Sebab jatuh bangunnya, jaya hancurnya, sejahtera dan rusaknya suatu bangsa dan masyarakat tergantung kepada bagaimana akhlaknya. Apabila akhlaknya baik maka sejahteralah lahir-batinnya, akan tetapi apabila akhlaknya buruk, maka rusaklah lahir ataupun batinnya.6

Akhlak Islam merupakan masalah penting yang tidak bisa diabaikan dan diremehkan manusia, untuk mengetahui kebenaran hal itu, kita bisa bandingkan kondisi sekarang ini dengan kondisi generasi umat terbaik, generasi pertama yang telah ridha dan menerima manhaj Nabinya serta konsisten dalam melaksanakan akhlak mulia tersebut. Tentu kita akan dapatkan perbedaan yang menyolok antara kondisi kita dengan kondisi mereka. Orangpun yakin bahwa kondisi kita dan mereka sangatlah jauh berbada. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Mulia.

Kembali penulis tegaskan, bahwa sebab

kemerosotan dan kemunduran umat Islam adalah hi angnya akhlaqul karimah dalam diri mereka dan sikap meniru pola hidup barat dengan berbagai bentuk keburukannya. Kita hidup dalam kondisi krisis akhlak dengan pengertian yang

utama yang membawa

s. H. Djatnika Rahmad: Sistem Etika Islam (AkhlakMulia), Pustaka Panji, Jakarta, 1996, him. 11

(16)

krisis akhlak secara individu terhadap bawahan, berlaku luas, baik krisis akhlak secara individu maupun kolektif. Secara kolektif kita bisa lihat adanya pertumpahan darah antar sesama kolompok umat Islam sendiri karena merasa unggul dari yang lain. Sedangkan

seperti: pemimpin yang angkuh dan sombong

sewenang-wenang dengan posisi jabatannya terhadap siapa yang melawan atau memusuhinya.

Guru mengeluhkan atas kondisi lingkungan dan sikap orang-orang yang ada disekelilingnya. Ada temannya yang baik, ada yang bermuka dua, ada yang menggunjing serta ada pula yang mengumbar s fat jahatnya. Kaum pelajar, mereka mengeluhkan prilaku gurunya yang suka menghina, memukul, berbuat dholim, angkuh dan menyepelekan amanah dan yang lain sebagainya. Bukankah gambaran di atas merupakan krisis akhlak?! Bahkan merupakan musibah yang menimpa umat Islam yang dapat membawa ke dalam medan peperangan.

Solusi dari fenomena yang menyedihkan ini

satu kalimat, yaitu kembali kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan penuh kejujuran dan keikhlasan. Di dalam kedua sumber hukum ini terdapat obat mujarab dan ampuh yang mampu mengatasi krisis akhlak yang menimpa seluruh negara-negara Islam.

Surat Al-Hujuraat merupakan salah satu dari 114 surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Surat ini merupakan petunjuk Allah untuk umat manusia, yang ada di dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: akhlak seorang mukmin kepada Allah, Orang tua, sikap mereka terhadap saudara-saudara mereka seagama, rendah hati dan tidak sombong dalam pergaulan. Oleh sebab itu,

(17)

mengingat pentingnya pendidikan akhlak dalam hidup bermasyarakat, maka penulis bermaksud mengadakan pengkajian terhadap pendidikan akhlak sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surat Al

pembahasan tersebut, maka penulis membatasi tela ayat. Dalam hal ini yang dimaksud adalah ayat 9,

Hujuraat. Dan karena luasnya ah surat Al-Hujuraat beberapa 10, 11 dan 12. Berangkat dari

akan bisa selamat, sebuah suatu Negara tidak akan jaya uraian di atas, maka judul penelitian untuk skripsi ini ialah “PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN (Tela’ah Surat Al-Hujuraat ayat 9, 10, 11 dan

12)”.

Alasan yang mendorong penulis, untuk memilih judul tersebut adalah sebagai berikut:

1. Akhlak merupakan pilar utama (setelah Aqidah) dalam membangun sebuah tatanan kehidupan manusia. Seseorang tidak

masyarakat tidak akan bisa tegak dan kokoh, d a n : tanpa ditopang oleh nilai-nilai akhlak yang mulia

2. Al-Qur'an adalah wahyu Allah yang diyakini kebenarannya sebagai petunjuk bagi umat manusia. Kedudukannya sebagai kitab suci yang terakhir dan sumber agama yang telah dinyatakan sempurna, mengandung pengertian bahwa ia mampu memberikan jawaban terhadap

sepanjang masa.

3. Berbagai upaya yang dilakukan orang dalam berinteraksi atau bermu’amalah dengan masyarakat. Maka hal ini membutuhkan suatu metode atau cara-cara yang bisa menjaga serta mempererat hubungan antara sesama yang lainnya. Metode atau cara tersebut kita istilahkan dengan pendidikan akhlak.

berbagai persoalan hidup di

(18)

4. Salah satu dari 114 surat yang ada di dalam Al-Qur'an ialah surat Al-Hujuraat, surat ini merupakan petunjuk dari Allah untuk umat manusia, yang di dalamnya banyak mengandung pendidikan akhlak, antara lain: akhlak orang mukmin kepada Allah, Rasulullah M , saudara-saudara mereka, sopan santun dalam pergaulan dan sikap mereka dalam menerima berita dari orang-orang fasik. Peneliti akan mengkaji lebih dalam tentang surat Al-Hujuraat ayat 9,10, 11 dan 12, karena ayat-ayat tersebut mengandung pelajaran yang sangat berharga bagi manusia erat kaitannya dengan mu'amalah antar sesama mereka, sehingga manusia bisa mengambil pelajaran darinya dan mempraktekannya dalam hidup sehari-hari.

B. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, antara lain:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap

atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.7

Dalam “Ensiklopedi Pendidikan” disebutkan, bahwa pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak untuk mencapai kedewasaan yang dapat diartikan mampu memikul tanggung

dan tingkah laku seseorang

(19)

Dan yang dimaksud dengan ajaran akhlak dalam al-Qur’an jawab atas segala perbuatan secara moril8.

“Pendidikan” dalam penelitian ini adalah aspek khususnya pada surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12. 2. Akhlak

Akhlak adalah ungkapan tentang kondisi

menghasilkan perbuatan, tanpa membutuhkan pertimbangan dan pemikiran.9 Dan dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” disebutkan bahwa akhlak adalah budi pekerti atau kelakuan.10

Pendidikan akhlak yang ^penulis piaksudkan di sini adalah proses jiwa, yang begitu mudah bisa

mengarahkan seseorang tentang ajaran baik dan buruk guna tercapainya tujuan yang dicita - citakan, yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.

3. Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad & dengan perantara Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.11

4. Surat Al-Hujuraat.

Surat Al-Hujuraat terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat-surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Al-Fath. Dinamai “Al-Hujuraat” (kamar- kamar), diambil dari perkataan “Al-Hujuraat” yang terdapat pada ayat 4 surat ini. Ayat tersebut mencela para sahabat yang memanggil Nabi Muhammad & yang sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil Nabi

8. SoegardaPorbakawatja, H.A.H. Harahap. 1982. Ensiklopedi Pendidikan. Jakarta: Gunung Agung, him: 257

9 Fariq bin Qasim Anuz, Bengkel Akhlak. Darul Falah, Jakarta, cet. Ke-2 Pebruari 2003, him. 16 10. Dapdikbud, op cit him. 15

u . Ibid him. 24

(20)

Muhammad M dengan cara dan dalam keadaan demik an menunjuk an sifat kurang hormat kepadanya dan menggangu ketenteramannya.12

Penulis membatasi tela’ah surat Al-Hujuraat yang dimaksud adalah ayat 9,10,11 dan 12, karena ay dengan pendidikan akhlak.

beberapa ayat. Dalam hal ini at tersebut adalah kaitannya

C. Rumusan Masalah

Mengacu dari uraian di atas, maka selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain:

1. Bagaimanakah konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an?

2. Nilai-nilai pendidikan akhlak apa saja yang terkandung dalam surat Al- Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12?

D. Tujuan Penelitian

Berangkat dari permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an.

2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al- Hujuraat ayat 9,10,11, dan 12

E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

12

(21)

bagi Memberikan sumbangan pemikiran pada umumnya dan pendidikan akhlak pada kh konsep pendidikan akhlak dalam Al-Qur’an akhlak yang terkandung dalam surat Al-Hujuraat 2. Manfaat Praktis

Dapat bermanfaat bagi para pendidik, atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan masyarakat sesuai dengan aturan ajaran Islam.

i ilmu pendidikan Islam ususnya terutama mengenai dan nilai-nilai pendidikan

ayat 9,10,11 dan 12.

pemikir di masa mendatang pendidikan akhlak di

karena semua yang digali ini adalah Al-Qur’an dan

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian pustaka {library research) adalah sumber dari pustaka.13 Dalam hal buku lainnya.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a. Sumber data primer

Yaitu sumber data yang langsung berkaitan Dalam hal ini sumber primernya adalah A . Sutrisno Hadi: Metodologi Penelitian I. Yogyakarta: Gajah 14. Talizidulum Dharaha: Research teory, Metodologi Administrasi

him. 60

1983, him. 3

Bina Aksara Jakarta, 1985,

(22)

Yaitu sumber data yang mendukung dan melengkapi sumber data primer. Adapun sumber data sekunder dalam penulisan skripsi ini adalah buku-buku atau karya ilmiah la n yang isinya dapat melengkapi data penelitian yang penulis teliti, terutama buku-buku yang berhubungan dengan akhlak.

Dan tafsir Al-Qur'anul ‘Azhim, Taf s r Al-Maraghi dan buku-buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.

Penulis menjadikan tafsir Ibnu Katsir

sumber data primer karena hendak membandingkan antara tafsir abad pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli atsar dan kisah)

dan tafsir Al-Maraghi sebagai

dengan tafsir abad kontemporer atau modem (Al-Maraghi, yang banyak mengambil tafsir dengan rasio atau tafsir bir ra ’yi), dan tidak sedikit dikalangan orang Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut, khususnya kaum terpelajar.

1. Teknik Pengumpulan Data

Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini, digunakan metode dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.15 Karena obyek dalam penelitian adalah ayat-ayat suci Al-Qur’

dan memahami ayat-ayat yang dipilih sebagai itu juga, penulis memilih sumber-sumber representatife terhadap penelitian ini.

an, maka penulis menela’ah >ahan penelitian. Disamping yang lain yang dianggap

(23)

dengan analisa dan interpretasi

16

digunakan beberapa 2. Analisis Data

Dalam analisis data kualitatif, metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka berpikir pada penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yaitu suatu usaha untuk mengumpulkan dan menyusun data, kemudian diusahakan pula

atau penafsiran terhadap data-data tersebut.1 Dalam menganalisis data yang telah metode, antara lain:

a. Metode Deduktif

Digunakan untuk menganalisis pada bab ke dua tentang landasan teori, yaitu analisis suatu permasalahan yang berasal dari generalisasi yang bersifat umum kemudian ditarik pada fakta yang bersifat khusus atau yang kongkrit terjadi.1

b. Metode Induktif

Digunakan untuk menganalisis pada bab ke tiga tentang permasalahan yang akan diteliti, yaitu analisis masalah yang bersifat khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang umum.16 17 18

c. Metode Komparatif

Yaitu metode yang digunakan untuk memban para ahli, mengulas, menguraikan kemudian hal ini adalah pendapat Ibnu Katsir dan

Al-17

beberapa pendapat kesimpulan. Dalam

16. Winamo Surakhmad: Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode Teknik, Bandung: Tarsito 1985, him. 139

17. Anton Bakker: Metode-metode Filsafat, Ghalia Indonesia Jakarta, 1984, him. 56 18 M. Arifm: Ilmu Perbandingan Pndidikan, Golden Terayon Press, Jakarta, 1986, him. 41

(24)

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Skripsi ini disusun dalam lima bab, yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

Dalam bab I, dibahas tentang pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Dalam bab II, akan dipaparkan tentang Pendk yang meliputi: pengertian penc pendidikan akhlak, tujuan pendk pendidikan akhlak, dan macam-r Dalam bab III, dibahas tentang Tafsir Surat Al-Huji

Akhlak Dalam Al-Qur’an, akhlak, faktor penting dalam akhlak, materi dan metode akhlak dalam Al-Qur’an.

yang mencangkup: surat Al-Hujuraat secara umum, tafsir ayat 9, 10, 11, dan 12 surat Al- Hujuraat dan penafsirannya menurut beberapa mufassirin.

Dalam bab IV, menyajikan kupasan analisis tentang Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an tela’ah surat Al-Hujuraat ayat 9, 10, 11, dan 12, yang mencangkup: pendidikan akhlak dala Al-Qur’an dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dala surat Al-Hujuraat ayat 9,

10,11, dan 12.

(25)

14

yang secara fisik (batiniah)

BAB II

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR AN

A. Pengertian Pendidikan Akhlak

Pendidikan akhlak terbentuk atas dua kata yaitu kata “pendidikan” dan “akhlak”, sehingga untuk memudahkan dalam memahami pengertian pendidikan akhlak harus dipahami terlebih dahulu kedua kata tersebut. Pendidikan akhlak itu tidak mudah untuk dicapai oleh seseorang, dalam arti

tetapi pendidikan akhlak secara teori itu sangat mudah dengan ceramah, diskusi maupun belajar buku yang berkaitan dengan pendidikan akhlak.

Menurut Soegarda Poerbakawatja bahwa “pendidikan” adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa dengan pengaruhnya meningkatkan si anak untuk mencapai kedewasaan yang dapat diartikan mampu memikul tanggung jawab atas segala perbuatan secara moril. Jadi pendidikan itu penting bagi si anak yang mana sangat berpengaruh pada sikap dan tanggung jawab seperti layaknya orang dewasa. Pendidikan juga merupakan salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam pembentukan manusia menjadi insan yang sempurna19.

Menurut pandangan Islam bahwa "pendidikan" adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah secara potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (insan kamil).20

19 Soergado Poerbakawatja H. A.H Harahap : Ensiklopedi pendidikan, Gunung Agung, Jakarta. 1982, him. 257

(26)

sama Dalam bahasa Arab "pendidikan" itu sedangkan menurut Abdurrahman An-Nahlawi21 bahw;

dengan At-Tarbiyyah, a kata At-Tarbiyyah berasal

dari tiga bentuk. Pertama kata "robaa-yarbuu" ( y ° ji ~ t j ) yang berarti

bertambah tumbuh. Kata kedua "robiya-yarba" ( J,°ji J ,j ) yang berarti

'j / / /

menjadi besar dan yang ketiga adalah kata "robba-yarubbu" ( y , ~ yang

berarti menuntun, menjaga dan memelihara.

Dikaitkan dengan pendidikan dari kata bahasa Arab, bahwa pendidikan kepada anak itu mulai dari tumbuh, artinya mulai

kandungan ibu hingga menjadi besar, lahir ke dunia mencapai dewasa bisa menjaga diri dan bertanggung jawab.

Pendidikan bukanlah sekedar mengasuh, memelihara atau mendidik anak didik, namun pendidikan merupakan pengembangan

maupun kepandaian yang melalui adanya pengajaran, latihan-latihan atau pengalaman-pengalaman. Lebih lanjut anak didik yang dididik secara bertahap dengan memperhatikan usia maupun kemampuan anak, sebagaimana pendapat syaikh Mustafa Al-Gholayani22

dari sejak ada di dalam dan berkembang sehingga

pengetahuan, keterampilan

21. Abdurrahman An-Nahlawi: Prinsip-prinsip dan Metode Pendid kan

Ali. CV Diponegoro, Bandung, 1992, him. 31

22. Syaikh Mustafa Al-Gholayani: Idhatun Nasyi'in, Raja Murah,

(27)

g-Lc^ l^ L j jjfjjLilJl

(J

<

i

L£I

a

JI < 3 -

( j^ j^

)

Jji-lj slr./gtfll

\J>\'j£

0

j >j *^r

o l£ U

a

S^U

/^>- 2^«_L^

l

J!

j

"Pendidikan adalah penanaman akhlak yang mulia kedalam jiw a anak-anak yang sedang tumbuh dan menyiraminya dengan siraman petunjuk dan nasehat sehingga menjadi watak yang melekat ke dalam jiw a sehingga hasilnya berupa kesamaan dan kebaikan, suka beramal demi kemanfaatan bangsa"

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang disengaja, memberikan bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan ajaran Islam yang berupa penanaman akhlak yang mulia, latihan moral, fisik sehingga menghasilkan perubahan yang dimanifestasikan dalam kenyataan hidup meliputi kebiasaan, tingkah laku, berfikir, dan bersikap menuju terbentuknya kepribadian utama.

Selanjutnya kata "akhlak" berasal dari bahasa

yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.23 Sebagaimana firman Allah ^ :

Arab, jama’ dari kata (3 ^ )

OiJjVT jl> - o j "(agama kami) Ini tidak lain hanyalah adat kebiasaan orang dahulu".

(QS. Asy-Syu'araa': 137)

Menurut Ahmad Amin sebagaimana yang Ya'qub24bahwa pengertian akhlak adalah sebagai berikut

lai Akhlak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada yang harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mere,

untuk melaksanakan apa yang harus diperbuat.

dikutip oleh Hamzah

dan buruk, menerangkan innya, menyatakan tujuan ka dan menunjukkan jalan

23

. Hamzah Ya'qub : Etika Islam, CV Diponegoro, Bandung: 1991: 24 Ibid hai : 12

(28)

Selanjutnya imam Al-Ghozali menyatakan25:

j +mJ J / «»> j - W 3j L g JP ^ *u lJ ^ 4JLA O jL*P

( j f i 0.1 i * <>„

"Khuluk (akhlak) adalah hasrat atau sifat yang terutama dalam jiw a yang dari padanya lahir perbuatan-perbuatan yang mudah dan gampang tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran".

Meskipun terdapat perbedaan dalam mendefinisikan akhlak, namun dapatlah dipahami bahwa akhlak adalah merupakan kehendak yang lahir dari jiwa seseorang yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Dari kedua pengertian di atas yaitu pendidikan dan akhlak maka dapat dipahami bahwa pendidikan akhlak adalah suatu pendidikan penanaman akhlak yang mulia, moral yang baik, tabiat maupun perangai yang baik harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan akhlak sejak ia masih kecil hingga dewasa.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan akhlak merupakan usaha yang dilakukan secara sadar untuk membimbing dan mengarahkan kehendak seseorang untuk mencapai tingkah laku yang mulia dan menjadikannya sebagai kebiasaan.

B. Faktor Penting Dalam Pendidikan Akhlak

Hamzah Ya'qub26 mengatakan bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi akhlak atau moral yaitu faktor intern dan faktor ektem.

1. Faktor intern.

(29)

Yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor yang datang dari diri sendiri yaitu fitrah yang suci yang merupakan bakat bawaan sejak manusia lahir dan mengandung pengertian tentang kesucian anak

pengaruh luar sebagaimana firman Allah & :

. l'1 / 5 f

yang lahir dari

pengaruh-< ^ «tf v -H U ’i -3)1 "Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada

peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Ruum: 30)

lurus; tetapi kebanyakan

Denga demikian setiap anak yang lahir ke dunia ini telah memiliki naluri keagamaan. Yang nantinya akan mempengaruhi dirinya. Unsur-unsur yang ada dalam dirinya turut membentuk akhlak atau moral, antara lain :

a. Instink dan akal b. Kepercayaan

c. Keinginan-keinginan d. Hawa nafsu

e. Hati nurani 2. Faktor ekstern.

Faktor ekstern adalah faktor yang mempengaruhi kelakuan atau perbuatan manusia yang meliputi:

a. Pengaruh keluarga.

Setelah manusia lahir, maka akan terlihat dengan jelas fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu memberikan pengalaman kepada anak, baik melalui

(30)

pemeliharaan, pembinaan dan pengarahan yang menuju pada terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orang tua.

Orang tua (keluarga) merupakan pusat kegiatan rohani bagi anak yang pertama, baik itu tentang sikap, cara berbuat, cara berfikir itu akan kelihatan. Keluarga pun sebagai pelaksana pendidikan Islam yang akan mempengaruhi dalam pembentukan akhlak yang mulia.

b. Pengaruh sekolah

Sekolah adalah merupakan lingkungan pendidikan yang kedua setelah pendidikan keluarga, dimana dapat mempengaruhi akhlak anak.

Mahmud Yunus27 mengatakan bahwa :

"Di dalam sekolah berlangsung beberapa bentuk dasar dari kelangsungan pandidika pada umumnya, yaitu pembentukan sikap-sikap dan kebiasaan- kebiasaan yang wajar, perangsang dari potensi-potensi anak, perkembangan dari kecakapan pada umumnya belajar keijasama dengan kawan sekelompok, melaksakan tuntunan dan contoh-contoh yang baik, belajar menahan diri demi kepentingan orang lain".

c. Pengaruh masyarakat

Masyarakat dalam pengertian yang sederhana adalah kumpulan individu dalam kelompok yang diikat dalam ketentuan negara, kebudayaan dan agama.

Dengan demikian pembentukan akhlak mulia membutuhkan pendidikan, baik dari keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat dengan diterapkannya kebiasaan-kebiasaan, latihan-latihan serta contoh-contoh yang baik sehingga anak dapat memahami dan mengetahui berbagai corak kegiatan tingkah laku lebih-lebih dalam pembentukan akhlak mulia.

(31)

Nabi Muhammad M diutus dengan membawa risalah ajaran Islam sebagai rahmat bagi semesta alam. Ajaran-ajaran yang dibawa itu bertujuan untuk menyempurnakan akhlak umatnya. Dengan akhlak yang agung dan mulia, Rasulullah dijadikan suri tauladan dan contoh bagi umatnya. Hal ini telah Allah tegaskan dalam firman-Nya:

C . Tujuan Pendidikan Akhlak

»

,

, ✓ £

5 Lu

"Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu ” (QS. Al-Ahzaab: 21)

Sesuatu yang akan dicapai dalam pendidikan akhlak tidak berbeda dengan pendidikan Islam itu sendiri. Tujuan tertinggi agama dan akhlak ialah menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat, untuk mencapai kesempurnaan jiwa bagi individu dan menciptakan kebahagiaan, kemajuan dan ketangguhan bagi masyarakat.28

Tujuan dari pendidikan dalam agama Is

orang-orang yang baik akhlaknya, keras kemauannya, sopan santun dalam berbicara dan perbuatan, bersifat bijaksana dan semp uma, sopan dalam beradab, ikhlas dan suci. Sebagaimana Allah & berfirman :

. t ■?-» a f %•£■* •" ’ , ’v , /

I Ja jJI

adalah untuk mewujudkan

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan ” (QS. Ali 'Imran : 134)

28

. Omar Muhammad Al-Taumy: Falsafah Pendidikan Islam, diteq. Hasan Langgeng. Jakarta, Bulan Bintang, 1979, him. 346

(32)

D ari gam baran di atas dapat disim pulkan b ahw a tu ju an pendidikan akhlak

adalah untuk terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah % dan karenanya dapat tercapai keselamatan dunia dan akhirat.

D. Materi Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur’an

Rahmat Taufik Hidayat29mengatakan bahwa dalam garis besarnya, akhlak dibagi menjadi dua bagian; akhlak terhadap Kholiq (Yang Menciptakan) dan makhluk (yang diciptakan). Adapun uraian lebih jelasnya, sebagai berikut:

1. Akhlak manusia kepada Allah & . 2. Akhlak manusia kepada Rasulullah &. 3. Akhlak manusia kepada diri sendiri. 4. Akhlak manusia kepada sesama manusia. 5. Akhlak manusia kepada alam sekitarnya.

1. Akhlak manusia kepada Allah M

Alam ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang diyakini ada-Nya, yakni Allah 3k. Dialah yang menurunkan rahmat dan hidayah di dunia dan Dialah yang mengatur segala isi yang ada di alam ini. Kepada-Nya manusia berhutang budi besar, karena berkat rahmat dan rahim-Nya Ia telah menganugerahkan nikmat yang diberikan pada manusia dengan tak terhitung nilainya, sehingga manusia harus mengucapkan rasa syukur terhadap-Nya.

Allah & berfirman:

"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, menentukan jumlahnya." (QS. An-Nahl: 18)

58** T ' > 3 'f ' ' r,& p ) .... y Ij JLju

niscaya kamu tak dapat

(33)

manusia dengan Allah diatur Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi30menjelaskan bahwa syukurnya seorang muslim kepada Rabb-nya atas nikmat yang diberikan, rasa malu kepada-Nya untuk condong berbuat maksiat, kembali kepada-Nya secara benar, bertawakkal kepada-Nya serta mengharap rahmat-Nya, kemudian takut terhadap siksa-Nya, berbaik sangka kepada-Nya akan kebenaran janji-Nya serta pelaksanaan ancaman bagi siapa yang dikehendaki di antara hamba-hamba-Nya, maka ini merupakan akhlak kepada Allah

Kehidupan bermasyarakat, hubungan antara

oleh agama, agamalah yang mengatur bagaimana cara manusia berinteraksi dengan Allah. Hubungan manusia dengan Allah merupakan prioritas pertama yang merupakan hubungan vertikal antara makhluq dan Khaliq. Dan hubungan makhluq dengan Khaliq telah menempatkan manusia pada posisi yang jauh lebih rendah daripada Sang Khaliqnya.

2. Akhlak manusia kepada Rasulullah gs

Setiap umat Islam yakin, bahwa Muhammad adalah Rasul Allah dan merupakan kewajiban bagi muslim dan muslimah untuk beriman kepada Allah dan para rasul-Nya.

Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap sesuatu yang diyakini, tetapi harus pula dibuktikan dengan amal perbuatan yang dijelaskan di dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits tentang bagaimana bersikap kepada

dinamakan akhlak kepada Rasulullah gs.

Rasulullah. Itulah yang

30 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi: Minhajul Muslim (Pedoman irv. Teij. M. Abdul Ghofar E. M dan Abu Ihsan al-Atsari. Cet. I. Syafil, 1419H, him. 126

Hidup Seorang Muslim) Jilid

Jakarta: Pustaka Imam

(34)

N abi M u ham m ad $s adalah m anusia istim ew a dari y an g lainnya, karena

Allah yang harus di cintai, Kedudukan sebagai nabi dan beliau seorang nabi dan rasul Allah, seorang pi

diikuti dan ditaati oleh setiap muslim dan mus

rasul inilah yang menjadikan Nabi Muhammad & mempunyai posisi tersendiri d i antara manusia lainnya. Ajaran Islam memberikan tuntunan kepada setiap muslim dan muslimah untuk berprilaku baik

nabi dan rasul Allah. Diantara perilaku atau setiap muslim dan muslimah terhadap Rasulullah M

a. Menerima dan mengamalkan ajaran yang

....

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka

Nabi Muhammad M sebagai dilarangnya bagimu, Maka tin g g a lka n la h(QS. Al-Hasyr: 7)

b. Mengikuti dan mengamalkan sunnahnya.

Merupakan keharusan bagi umatnya yaitu umat Islam untuk mengikuti jejaknya baik Ibadah maupun akhlak.

Imam Asy-Syathibi31 mengatakan bahwa :

"Berpegang dengan sunnah adalah keselamatan."

Ucapan ini sesuai dengan hadits Rasulullah % teijadi fitnah perpecahan :

) ^ . r ,, r *

31

Imam Asy-Syathibi: Al-I'tisham, 1986, hlm:77

j > o •'

yang menjelaskan ketika

(35)

3 U j 0 ^ ? 'V} ‘- H ^ 5' o ljj . ^ J J I 4 iiij} ^ \ ± \ "sesungguhnya barang siapa yang hidup di antara kalian nanti, akan melihat perselisihan yang banyak. Maka (wajib) atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku" (HR. Ashabus Sunan kecuali Nasa’I berkata Turmidzi: Hadits ini hasan shahih, dan berkata Imam Hakim: hadits ini shahih dan disepakati oleh Adz-Dzahabi).

Dalam hadits ini Rasulullah % menjelaskan bahwa keselamatan di kala perpecahan adalah dengan berpegang dengan sunnah Rasulullah M.

c. Mengucapkan shalawat dan salam kepadanya.

Setiap muslim dan muslimah diperintahkan untuk membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah £5, terutama diwaktu mereka melakukan shalat.

Sesungguhnya tidak berakhlak seseorang diantara umat Islam yang tidak mengucapkan shalawat dan salam atas Rasulullah M, sedangkan dirinya diberi Allah M rahmat agama yang tidak ternilai harganya melalui Rasulullah &

Perintah ini (mengucapkan shalawat dan salam atas nabi Muhammad) tertuang dalam firman Allah

s

' i ' * * ' s * '4 1 * ,

IUj 4JJI (Jj

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (QS. Al-Ahzab: 56)

(36)

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi dalam bukunya "Minhajul Muslim” 3 2 menjelaskan bahwa berakhlak terhadap Rasulullah 3 3 dapat dilakukan dengan hal- hal sebagai berikut:

baik di dalam urusan dunia menghormatinya dan 1. Mentaatinya, menelusuri jejaknya, dan mengimplementasikan segenap

langkah-langkahnya di dalam seluruh aktivitas, maupun agama.

2. Mengutamakan kecintaan kepadanya,

mengagungkannya melebihi kecintaan, penghormatan dan pegagungan kepada makhluk yang lainnya.

3. Membela dan menolong orang yang membela dan menolongnya. 4. Mengagungkan dan memuliakan namanya ketika disebut. 5. Membenarkan setiap apa-apa yang dia kabarkan.

6 . Menghidupkan sunnahnya dan menyebarkan dakwahnya. 7. Merendahkan suara di sisi kuburannya.

8. Mencintai orang-orang shaleh, membela dan menolong mereka dengan kecintaannya.

3. Akhlak manusia kepada diri sendiri

Konsep akhlak pada diri sendiri di dalam Al-Qur’an cukup luas jangkauannya, bersifat positif dan aktif yang dengan sendirinya dapat menumbuhkan suatu kepercayaan diri sendiri dalam berbagai aktivitas hidup individu manusia. Karena pada prinsipnya akhlak kepada diri sendiri merupakan kontrol diri yang harus dilaksanakan demi keselamatan diri sendiri, baik itu berupa perintah atau kewajiban yang erat hubungannya dengan tanggung jawab individu maupun kalangan-kalangan yang harus dihindari. Allah berfirman :

P

i-» < ^ . ■£ *' t t . Z’ f i ^ . . t» i t .

JJ

!-LL

a

I

bj

J *

^vay ^

\ y * \ l

JiOlI lf.ll»

"Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu Telah mendapat petunjuk.

32

(37)

Hcmya kepada Allah kamu kembali semuanya, Maka dia akan menerangkan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (QS. Al-Maa'idah: 105).

Ayat di atas menunjukkan bahwa setiap individu manusia mempunyai hak kewajiban untuk memperhatikan kesejahteraan pribadinya, memelihara keselamatan jiwanya, mencari jalan perkembangan dan kemajuan dirinya, memiliki suatu kepribadian luhur sebagai manifestasi dari perbuatannya yang terpuji.

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi menjelaskan bahwa langkah-langkah yang ditempu dalam berakhlak kepada diri sendiri33, antara lain :

a. Taubat

Yaitu membersihkan diri dari segenap dosa dan maksiat, menyesali atas setiap dosa yang telah dilakukannya, bertekad untuk

dosa itu di dalam sisa umurnya. Hal ini berdasarkan At-Tahnm ayat 8 :

tidak mengulangi perbuatan firman Allah & dalam surat

p * &

j p

j &

^ % s

$

j ] i p ;

< k

% / , ( y . / < <

"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semumi-muminya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai." (QS. At-Tahrim: 8)

b. Muraqabah (merasa selalu diawasi)

Yaitu seorang muslim merasa dirinya diawasi oleh Allah M , ia senantiasa merasakannya di setiap saat dari kehidupannya sehingga keyakinannya menjadi sempurna bahwa Allah &> selalu melihatnya, mengetahui rahasia-rahasianya,

33

. Abu Bakar Jabir Al- Jazairi : op. cit him. 137-143

(38)

memperhatikan amal-amalnya, menegakkan putusan terhadapnya dan terhadap jiwa-jiwa dengan apa yang telah dilakukan. Inilah makna "menyerahkan diri". Hal

ini sebagaimana firman Allah & :

'j» * * ' * 9 f * * * I *

S p •••• ^ f- * - 1 Cr4.?

"/)o« siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedangdiapun mengerjakan kebaikan..." (QS. An-Nisa: 125)

c. Muhasabah (intropeksi diri)

Muhasabah salah satu metode memperbaiki diri, melatih, mensucikan dan membersihkan diri. Allah & berfirman :

r ias

i i i o j ij & j & c: ^ i ) i i ^ T i £ i ;

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-Hasyr: 18)

d. Mujahadah (perang terhadap nafsu/jiwa)

Yaitu hendaknya seorang muslim mengetahui bahwa musuh bebuyutannya adalah nafsu (diri)nya sendiri. Nafsu menurut tabiatnya selalu condong kedalam keburukan, dan lari dari kebaikan serta senantiasa menyuruh kepada kejelekan. Allah & berfirman:

jD y .. * ' E , tf , v t* ® ^ ^ i - .

f g - j j y * ' ( j j Oj L* O]

(39)

oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha penyanyang. "(QS. Y usuf: 53)

Apabila seorang muslim mengetahui hal itu, niscaya dia akan menyiapkan dirinya kemudian mengumumkan terhadapnya, mengangkat senjata untuk memeranginya, bercita-cita tetap untuk melawan kebodohannya dan memerangi syahwatnya.

4. Akhlak manusia kepada sesama manusia

Ajaran sosial dan pembinaan akhlak dalam Al-Qru'an bertujuan untuk memperkuat keijasama dalam lingkungan keluarga dengan mengatur anggota- anggota keluarga melalui pembentukan kepribadian individu yang baik sebagai salah satu bagian dari masyarakat.

Untuk lebih jelasnya kondisi masyarakat itu ada beberapa uraian : a. Akhlak di lingkungan keluarga.

Pembinaan akhlak di lingkungan keluarga secara umum adalah pembinaan kasih sayang diantara sesama anggota keluarga yang berjalan dengan keutuhannya, karena pada prinsipnya Allah telah melengkapi sikap tersebut diantara anggota keluarga masing-masing, sehingga masing-masing individu hanya tinggal mengembangkannya di dalam lingkungan masyarakat yang dijelaskan dalam Al-Qur'an firman Allah :

* i * 9

si*■ o i ^ 3

'c e

0

0 J o j 3 s ^ r

"Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya

(40)

sebagai makluk sosial yang pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang

berfikir."(QS. Ar-Ruum: 21)

Pembinaan akhlak di lingkungan keluarga sangatlah mendasar sekali dalam pola hidup yang penuh kasih sayang diantara sesama anggota keluarga, hormat menghormati, sopan santun dan tanggung jawab diantara suami dan istri atau sebaliknya orang tua dengan anaknya.

b. Akhlak di lingkungan keluarga dan kerabat Manusia diciptakan Allah & di dunia ini

selalu membutuhkan hubungan komunikasi atau saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, untuk itu merekan membentuk suatu wadah yang biasa dinamakan dengan istilah masyarakat. Masyarakat tupun mempunyai ciri khas dalam menciptakan rasa persaudaraan dan ukhuwah antar sesama individu. Di dalam Al-Qur'an Allah & berfirman :

* 3

ow l'jJlj " a 4 i l / / s

%

tfT

J ^ r J j j L. j d - b

c .j

"Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri." (QS. An-Nisaa': 36)

(41)

c. Akhlak kepada manusia secara umum. Terbentuknya suatu masyarakat yang luas saling melengkapi kebutuhan masing-masing,

di mana satu sama lainnya saling menolong, saling menghormati, saling komitmen dalam kebersamaan sehingga terwujudnya hubungan komunikasi yang harmonis serta tumbuh sikap persaudaraan. Manusia yang bersatu dan menggalang agar terciptanya kedamaian, ketentraman dan kesejahteraan yang dapat menjadikan masyarakat yang diidamkan.

5. Akhlak manusia kepada alam sekitar

Allah & tidak hanya menciptakan manusia saja di muka bumi ini, tetapi juga menciptakan makhluk-makhluk yang lain seperti : tumbuh-tumbuhan, binatang, semuanya itu membutuhkan perlindungan dan pemeliharaan dari manusia. Karena manusia diciptakan oleh Allah dalam keadaan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Tugas manusia adalah mensyukuri karunia Allah, berbuat baik dan dapat membudidayakan serta dilarang untuk merusak maupun memusnahkan juga tidak boleh menyia-nyiakan makhluk yang lainnya. Sebagaimana Allah & berfirman :

.f * .

U , y J i j $ \ j iu liJ T ^

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. Ar-Ruum :

41)

Dapat disimpulkan bahwa materi maupun teori

itu mempunyai pengaruh yang besar dalam kehidupan di dunia ini. Karena dalam pendidikan akhlak

(42)

manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, diharapkan dengan kesempurnaannya dapat mengembangkan amanat yang diberikan oleh Sang Pencipta dengan berakhlak baik terhadap sesama makhluk dan makhluk lainnya.

Untuk itu dibutuhkan keteladanan dalam pendidikan dengan metode inklusif sehingga dapat mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral, spiritual dan sosial. Hal ini dikarenakan pendidikan akhlak adalah contoh terbaik dalam pandangan anak, dalam tindak tanduknya dan tata santunnya baik yang disadari maupun tidak. Tentunya yang lebih penting bagi yang bersifat material maupun spiritual.

Allah mengutus Nabi Muhammad $ 5 sebagai suri tauladan yang baik untuk umat manusia sepanjang sejarah dan bagi umat manusia disetiap saat dan tempat, sebagai pelita yang meneragi dan memberi petunjuk.

Pendidika dengan mengajarkan dan pembiasaan adalah pilar terkuat untuk pendidikan dan metode yang paling efektif dalam membentuk iman anak dan meluruskan akhlaknya.

Metode lain yang juga penting dalam pendidikan akhlak adalah pemberian nasehat. Sebab itu dapat membukakan mata anak pada hakekatnya sesuatu untuk mendorongnya menuju situasi luhur dan menghiasinya

dan membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam

dengan akhlak yang mulia Kita juga tidak heran > yang

mendapatkan Al-Qur'an yang memakai metode ini dan mengulang-ulang dalam berbagai ayat dan tempat.

(43)

ayat-ayat yang menjadikan metode nasehat sebagai dasar dakwah jalan menuju usaha melestarikannya.

E. Metode Pendidikan Akhlak Dalam Al-Qur'an

Di dalam Al-Qur'an banyak sekali metode-metode dalam mendidik akhlak diantaranya adalah:

1. Dengan cara ketauladanan, karena setiap anak ia akan mengikuti apa yang diperagakan oleh orang yang lebih dewasa darinya, sehingga kita sebagai pendidik hendaknya mampu menjadi suritauladan bagi anak didik kita sendiri.

Allah & berfirman:

& ... i j i i p ; y

"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahriim : 6)

2. Dengan mengambil ibrah pada cerita-cerita umat terdahulu, karena sangatlah penting kita melihat peristiwa-peristiwa yang terjadi pada jaman dahulu guna mengambil pelajaran darinya dan menambah keimanan. Allah M berfirman:

a ju i _£U ;S j y i "...Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai mata hati " (QS. Ali'Imran : 13)

Dan masih banyak lagi metode pendidikan yang dijelaskan dalam Al- Qur’an.

(44)

yaitu dengan jalan sugesti, Sedangkan Menurut Athiyah al-Abrasyi34ada tiga metode mendidika akhlak y aitu :

1. Pendidikan akhlak secara langsung, yaitu dengan cara memberi petunjuk, tuntunan nasehat, menyebutkan manfaat dan bahaya- bahayanya sesuatu.

2. Pendidikan akhlak secara tak lansung,

seperti; mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah kepada anak-anak dengan memberikan nasehat-nasehat dan berita berharga. 3. Mengambil manfaat dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak

dalam rangka pendidikan akhlak. Sebagai contoh mereka memiliki kesenangan meniru ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, gerak-gerik orang-orang yang berhubungan erat dengan mereka.

F. Macam-macam Akhlak Dalam Al-Qur'an

1. Akhlak Yang Baik (akhlaqul mahmudah)

Akhlak adalah satu bentuk yang kuat di dalam jiwa sebagai sumber perbuatan otomatis dengan suka rela, baik atau buruk, indah atau jelek, sesuai pembawaannya, ia menerima pengaruh pendidikan, baik maupun jelek kepadanya.

Bila bentuk di dalam jiwa ini dididik tegas mengutamakan kemuliaan dan kebenaran, cinta kebajikan, gemar berbuat baik, dilatih mencintai keindahan, membenci keburukan sehingga menjadi wataknya, maka

34. Athiyah al-Abrasyi : Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam. Cet.

dan Djohar Bahry, Bulan Bintang, Jakarta, him. 106

(45)

keluarlah darinya perbuatan-perbuatan yang indah dengan mudah tanpa keterpaksaan, inilah yang dimaksud dengan akhlak yang baik. 35

Di antara contoh-contoh akhlaqul mahmudah yang ada dalam Al-Qur'an, antara lain :

a. Sabar

"//a/ orang-orang yang beriman, Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu b e ru n tu n g(QS. Al-Imran: 200) b. Kejujuran

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar." (QS. At-Taubah: 119) c. Tawadhu' (rendah hati)

' i j j b j i

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hat dan apabila orang-orang ja h il menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang

mengandung) keselamatan " (QS. Al-Furqaan: 63) d. Keberanian

35

. Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairil419 H: MinhajulMuslim (Pi

Jilid IIV. Teij . M. Abdul Ghoffar E. M dan Abu Ihsan al Atsari. Imam asy-Syafi'i

'edoman Hidup Seorang Muslim)

Cetl.hal :223 Jakarta: Pustaka

(46)

? z'

I 'iii ^ iSj i # ; < > .i r i « f o « »•* > / >

-J * ^ ^

"//a/ orang-orang yang beriman, apabila kamu memerangi pasukan (musuh), Maka berteguh hatilah kamu dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya[620] agar kamu b e ru n tu n g(QS. Al-Anfaal: 45) e. Bersikap lemah lembut

i

(j* y i i i T Ja JS ’ LJii OjJ M (jA 'M > -j LLj

A« ^ i*

© J*SM i U > .

"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka, sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'ajkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu..." (QS. Al-Imran:

159)

f. Pemaaf dan Lapang Dada

j y &

M

'J \ y L * j oi3

"Dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha P e n y a y a n g(QS. At-Taghaabun: 14)

g. Menghidupkan Makna Persaudaraan Seiman

o b j ^ - j ' j f c i i i j & i o 5 b i W » 0ij J - y J T l i j

bersaudara, sebab itu kedua saudaramu itu dan "Orang-orang beriman itu Sesungguhnya

damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara

takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat ” (QS. Al- Hujuraat: 10)

h. Amanah

< / J v . l ' * f- ' f 4 ,

(47)

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya" (QS. An-Nisaa': 58)

Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang mern baik.

tentang akhlak yang

2. Akhlak yang tercela (Akhlaqul Madzmumah)

Perbuatan dan perkataan yang tercela yang mengalir tanpa merasa terpaksa yang keluar dari diri seseorang disebut dengan akhlak tercela. 3 6 Akhlak-akhlak yang tercela merupakan racun

pelakunya ke jalan setan dan penyakit mendapatkan kehormatan sepanjang masa.

Diantara contoh-contoh akhlak tercela dijauhi oleh seorang muslim, antara lain : a. Kezhaliman

' r <

yang mematikan, membawa yang membuatnya tidak

dalam Al-Qur'an dan harus

L l j t i 43 4 =3.;,4 p i j L y j "Dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya kami rasakan kepadanya azab yang besar " (QS. Al-Furqaan: 19)

b. Iri dengki

/ i 9

AWai y 4l)l jl»

"Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia' yang Allah Telah berikan kepadanya?" (QS. An-Nisaa': 54)

c. Menipu

0

?]

f e d %

^

36 Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi: Ibid, him. 223

(48)

"Rencana yang jahat itu tidak akan merencanakannya s e n d ir i(QS. Al-Faathir: d. Riya'

menimpa selain orang yang 43)

@ ^ • J ^ p-A C f - ^

''Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, dan orang-orang yang berbuat riya'." (QS. Al-

Maa'uun: 4-6)

e. Ujub dan Terperdaya , ■* t

"Dan (Ingatlah) peperangan Hunain, yaitu diwaktu kamu menjadi congkak Karena banyaknya jum lah (mu), Maka jum lah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun,” (QS. At-Taubah: 25)

f. Berprasangka buruk kepada orang lain

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purba-sangka itu dosa ” (QS. Al- Hujuraat: 12)

'j f JO

g. Ghibah

o l ; ^ % 1 ^ 1 4 ^ j ”/)a« janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain ” (QS. Al-Hujuraat: 12)

(49)

38

BAB III

TAFSIR SURAT AL-HUJURAAT

AYAT 9,10,11 DAN 12

A. Surat Al-Hujuraat

1. Tafsir surat Al-Hujuraat secara umum

Surat Al-Hujuraat terdiri atas 18 ayat, termasuk golongan surat- surat Madaniyyah, diturunkan sesudah surat Mujaadilah.

diambil dari perkataan "Al- Ayat tersebut mencela para Dinamai "Al-Hujuraat" (kamar-kamar)

Hujuraat" yang terdapat pada ayat 4 surat ini.

sahabat yang memanggil Nabi Muhammad M yang sedang berada di dalam kamar rumahnya bersama istrinya. Memanggil Nabi Muhammad M dengan cara dan dalam keadaan demikian menunjukkan sifat kurang hormat kepadanya dan mengganggu ketenteramannya. 3 7

Pokok-pokok isi dari surat Al-Hujuraat antara lain : a. Keimanan:

Masuk Islam harus disempurnakan dengan iman yang sebenar- benarnya.

b. Hukum-hukum

Larangan mengambil keputusan yang menyimpang dari ketetapan Allah & dan rasul-Nya; keharusan meneliti suatu berita yang disampaikan oleh orang fasik; kewajiban mengadakan islah antara

(50)

orang muslim yang bersengketa karena orang-orang Islam itu bersaudara; kewajiban mengambil tindakan terhadap golongan kaum muslimin yang bertindak aniaya kepada golongan kaum muslimin yang lain; larangan mancaci, menghina dan sebagainya; larangan berburuk sangka; bergunjing dan memfitnah dan lain-lain,

c. Dan lain-lain:

Adab sopan santun berbicara dengan Rasulullah %. Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar satu sama lain saling kenal mengenal; setiap manusia sama pada sisi Allah, kelebihan hanya kepada orang-orang yang bertakwa; sifat orang-orang yang sebenar-benarnya beriman. 3 8

2. Persesuaian antara surat Al-Hujuraat dengan surat sebelumnya (surat Al- Fath)

Persesuaian antara surat Al-Hujuraat dengan surat sebelumnya (surat Al-Fath) adalah sebagai berikut:

a. Pada surat Al-Hujuraat disebutkan tentang memerangi kaum pemberontak. Sedang pada surat Al-Fath disebutkan tentang memerangi orang-orang kafir.

b. Surat Al-Hujuraat diakhiri dengan pembicaraan tentang orang-orang yang beriman. Sedang pada surat Al-Fath juga dibuka tentang mereka.

38

(51)

c. Masing-masing dari kedua surat ini memuat penghormatan dan pemuliaan kepada Rasulullah $$ terutama pada awal masing-masing surat. 3 9

3. Hubungan surat Al-Hujuraat dan surat Qaaf

Hubungan antara surat Al-Hujuraat dengan sesudahnya (surat Qaaf) ialah sebagai berikut:

a. Pada akhir surat Al-Hujuraat disebutkan bagaimana keimanan orang-% um beriman. Hal ini dapat

mereka dan dapat pula orang Baduwi dan sebenarnya merekan be

membawa kepada bertambahnya iman

menjadikan mereka orang yang mengingkari kenabian dan hari kebangkitan; sedang pada awal surat Qaaf disebutkan beberapa sifat orang kafir yang mengingkari kenabian dan hari kebangkitan,

b. Surat Al-Hujuraat lebih banyak menguraikan soal-soal duniawi sedang surat Qaaf lebih banyak menguraikan tentang ukhrawi.

B. Pandangan

Mufassir

Tentang Surat Al-Hujuraat Ayat 9,10,11 dan 12

Tafsir adalah kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalam Al-Qur'an. Tanpa tafsir, orang tidak akan bisa membuka gudang yang ada di dalamnya, sekalipun ia berulang kali mengucapkan lafadz Al-Qur'an dan membacanya sepanjang pagi dan petang. 4 0

39. Mustafa Ahmad Al-Maraghi: Tafsir AlMaraghi. Cet.I. Teij. K. Anshor Bahrun Abu Bakar,Lc dan Drs. Hery Noer Aly. Semarang : CV T 40 Muhammad Ali As-Shaabuni: Studi Ilmu Al-Qur'an. Cet. I. Bandi

241

Z

Umar Sitanggal, Putra 1986, him. 199 : Pustaka Setia 1999, him.

(52)

©

ite

Untuk memahami serta mengetahui isi kandungan Al-Qur'an, kita bisa mempelajarinya melalui kitab-kitab karya para ulama ahli tafsir yang beraneka ragam diantaranya adalah tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Maraghi.

Penulis dalam hal ini akan mengambi banyak dari dua mufassir tersebut, karena ingin membandingkan dan memadukan antara tafsir abad pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli atsar dan kisah) dengan tafsir abad kontemporer atau modem (Al-Maraghi yang banyak mengambil tafsir dengan rasio atau tafsir bir'ra'yi), dan tidak sedikit dikalangan orang Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut, khususnya kaum terpelajar. Dan ayat yang penulis pililh dari 18 ayat yang ada dalam surat Al-Hujuraat ialah empat ayat yaitu ayat 9,10,11 dan 12, kesemua ayat ini ada kaitannya dengan pendidikan akhlak. Untuk lebih jelas lagi, maka penulis akan menguraikannya sebagai berikut:

1. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12 menurut Ibnu Katsir. Allah & berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 9 dan 10 :

. / 's / • I . 9 ^ 9 r ' ' ^ ^ f.

\ j > x L ^ \ l O f l i o j i Aijl j a \ J l e j u j J l ( S

> j b j L ^ l L o j 0 4 J r M

9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah, kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

i=e

•6 • -* .9 S’.-*

Referensi

Dokumen terkait

gambut) dapat dilakukan dengan proses adsorpsi, karena asam humus mempunyai. kandungan senyawa

Dengan rahmat Allah SWT, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Laporan akhir yang berjudul “ Pemanfaatan Ampas Segar Kelapa Sawit Menjadi Bahan Bakar Alternatif

Kepuasan kerja adalah selisih antara nilai jasa yang diberikan.. sekolah terhadap balas jasa yang diterima oleh guru dari

Metode penelitian menurut Sugiyono (2009:2) adalah cara ilmiah untuk mendapatkan daya yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan

Dalam mengembangkan produk Remote Presentasi dilakukan 10 tahap perancangan, yaitu perencanaan produk, identifikasi kebutuhan pelanggan, spesifikasi produk, penyusunan konsep,

Mitra Niaga Corporation tentang rekrutmen tenaga kerja lulusan SMA/SMK, kedudukan tenaga kerja dalam perjanjian kerjasama dan kendala yang terjadi dalam pelaksanaan rekrutmen

Adanya variasi suhu spray dryer yang digunakan dalam proses pengeringan ekstrak buah mahkota dewa pada penelitian ini dapat berpengaruh terhadap bentuk, sifat

Perlindungan hukum terhadap harta dalam perjanjian perkawinan adalah berlaku saat perkawinan dilangsungkan yang bertujuan untuk melakukan proteksi terhadap harta para