• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Mufassir Tentang Surat Al-Hujuraat Ayat 9,10,11 dan 12

TAFSIR SURAT AL-HUJURAAT AYAT 9,10,11 DAN 12

B. Pandangan Mufassir Tentang Surat Al-Hujuraat Ayat 9,10,11 dan 12

Tafsir adalah kunci untuk membuka gudang simpanan yang tertimbun dalam Al-Qur'an. Tanpa tafsir, orang tidak akan bisa membuka gudang yang ada di dalamnya, sekalipun ia berulang kali mengucapkan lafadz Al-Qur'an dan membacanya sepanjang pagi dan petang. 4 0

39. Mustafa Ahmad Al-Maraghi: Tafsir AlMaraghi. Cet.I. Teij. K. Anshor Bahrun Abu Bakar,Lc dan Drs. Hery Noer Aly. Semarang : CV T 40 Muhammad Ali As-Shaabuni: Studi Ilmu Al-Qur'an. Cet. I. Bandi

241

Z

Umar Sitanggal, Putra 1986, him. 199 : Pustaka Setia 1999, him.

©

ite

Untuk memahami serta mengetahui isi kandungan Al-Qur'an, kita bisa mempelajarinya melalui kitab-kitab karya para ulama ahli tafsir yang beraneka ragam diantaranya adalah tafsir Ibnu Katsir dan tafsir Al-Maraghi.

Penulis dalam hal ini akan mengambi banyak dari dua mufassir tersebut, karena ingin membandingkan dan memadukan antara tafsir abad pertengahan (Ibnu Katsir yang terkenal dengan ahli atsar dan kisah) dengan tafsir abad kontemporer atau modem (Al-Maraghi yang banyak mengambil tafsir dengan rasio atau tafsir bir'ra'yi), dan tidak sedikit dikalangan orang Indonesia yang mengenal dua tokoh tersebut, khususnya kaum terpelajar. Dan ayat yang penulis pililh dari 18 ayat yang ada dalam surat Al-Hujuraat ialah empat ayat yaitu ayat 9,10,11 dan 12, kesemua ayat ini ada kaitannya dengan pendidikan akhlak. Untuk lebih jelas lagi, maka penulis akan menguraikannya sebagai berikut:

1. Penafsiran surat Al-Hujuraat ayat 9,10,11 dan 12 menurut Ibnu Katsir. Allah & berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 9 dan 10 :

. / 's / • I . 9 ^ 9 r ' ' ^ ^ f.

\ j > x L ^ \ l O f l i o j i Aijl j a \ J l e j u j J l ( S

> j b j L ^ l L o j 0 4 J r M

9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah, kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

i=e

•6 • -* .9 S’.-*

10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. (QS. Al-Hujuraat: 9-10)

Penjelasan ay at:

p 4*0 * t J u fjA ~ \ J U J J J i j

Allah & dalam ayat ini berfirman seraya memerintahkan agar mendamaikan antara dua kelompok yang sedang bertikai sesama mereka.

Allah masih tetap menyebut mereka sebagai orang-orang mukmin meskipun mereka tengah berperang. Dengan itu pula, Imam Al-Bukhari dan yang lainnya mengambil kesimpulan bahwa seseorang tidak keluar dari keimanan hanya karena berbuat maksiat meskipun dalam wujud yang besar, tidak seperti apa yang dikemukakan oleh kaum Khawarij dan yang sejalan dengan mereka dari kalangan Mu'tazilah dan semisalnya. Demikianlah yang ditetapkan dalam kitab Shahih al-Bukhari dari hadits al-Hasan, dari Abu Bakrah 4*>, ia bercerita : "Sesungguhnya Rasulullah % pernah berkhutbah pada suatu hari di atas mimbar, sedang bersamanya terdapat al-Hasan bin Ali lalu sekali-sekali dia melihat kepadanya dan kepada orang-orang pada kali yang lainnya seraya bersabda :

r o , r s , * ' : f ° . v. .

g* H (£ !’0

"Sesungguhnya putraku ini adalah seorang sayyid. Mudah-mudahan Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslimin (yang sedang bertikai)." (HR. Bukhari) 41

41. Imaduddin Abi Al-Fida' 'Isma'il Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Hafidz

Qur’anul 'Azhiim Jilid IV. Cet. I. Riyadh: Maktabah Darus Salam,

Ad-Damasyqy: Tafsir

Al-1414 H/1994 M, him. 269

Kenyataan yang ada sama seperti yang beliau sabdakan, dimana Allah telah mendamaikan antara penduduk Syam dan penduduk Irak dengan perantara al-Hasan setelah mengalami masa peperangan yang panjang dan berbagai peristiwa mengerikan.42

Firman Allah 3k selanjutnya :

^ J J Is* " d p d^ 1

Maksudnya ialah kembali kepada Allah dan Rasul-Nya serta mendengar kebenaran dan mentaatinya, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits shahih, dari Anas bahwa Rasulullah % bersabda :

,

ajj

I L : i J i

( t t j l j L j »

y lilij»

* ] \^ -\

.(« y J

y j t j

j l i ? lili?

V ^ p j \

"Tolonglah saudaramu yang berbuat dhalim maupun yang didhalimi." Lalu kutanyakan : "Ya Rasulullah, menolong orang yang didhalimi itu aku dapat

<y , %

^ j p 6 j*

mengerti, lalu bagaimana aku menolong orang yang : "Yaitu engkau mencegahnya dari berbuat dhalim, untuknya.

Firman Allah & selanjutnya :

dhalim? "Beliau menjawab dan itulah pertolonganmu

_ » I »y , > 4 , f 9 y '9* ■ ^ , {/ , _ y

^ «.ll ^

0

! J JjuL l*^ju

]j PxL^>\30

*

1

®

Maksudnya ialah bersikaplah adil dalam menyelesaikan permasalahan yang teijadi di antara keduanya, karena Allah menyukai orang-orang yang berbuat keadilan. 4 3

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr «&, ia bercerita : "Sesungguhnya Rasulullah & telah bersabda :

9 i ' 9 r '

. Ibnu Katsir: Ibid.Um. 269 . Ibnu Katsir: Ibid him 269

U.

j u

jJj) dr^ ^

j

I

p

LjjJl jjvJa^Jiil jl

(jd^*w* o ljj) LJ-Ul "Sesungguhnya orang-orang yang berbuat adil di dunia, kelak berada di atas mimbar yang terbuat dari mutiara di hadapan ar-Rahman M atas keadilan yang pernah ia lakukan di dunia. 'M

Firman Allah & selanjutnya:

L ^ l "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." Maksudnya ialah seluruh kaum muslimin merupakan satu saudara karena agama.

Firman Allah & selanjutnya :

M*- * < r \ ' * i9 fl ^ * 5> i». ■'4'f \ ' K \ * I 9 r? (^} 0 J-***y ^1)1 I y j l j j Z ^ - 1 QV I l a "Maka damaikanlah antara kedua saudaramu," yaitu dua golongan yang saling bertikai. "Dan bertaqwalah kepada Allah," dalam seluruh urusan kalian, "Supaya kamu mendapat rahmat." Hal tersebut merupakan penegasan dari Allah & , dimana Dia akan memberikan rahmat kepada orang yang bertaqwa kepada-Nya.* 4 5

Dari penjelasan ayat 9 dan 10 di atas, maka beberapa pendidikan akhlak antara lain :

1. Mendamaikan dua golongan orang-orang mukmin yang sedang dilanda pertikaian atau pertengkaran.

2. Menolong saudara yang berbuat dhalim maupun yang didhalimi. 3. Bersikap adil dan bijaksana dalam menyelesaikan permasalahan.

penulis menyimpulkan ada

44

. Abi Zakariya Yahya Nawawi Ad-Dimasyqi, RiyadhuAsh Shalihin, Cet. IIX. Bairut 1986, Mu'assasah Ar-Risalah, 1986, him. 443

45. Ibnu Katsir, Op. Cit, him. 270

4. Menjaga persaudaraan antar mukmin. 5. Bertaqwa (takut) kepada Allah M.

Allah & berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 11

Cr? f r ? U-*" 0 * Cr? f y ^ ' y * 1* 0 ^ * '-r.^ I j j J b c rr? I / ^ C ^

77. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh ja d i yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik, dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang

barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah

buruk sesudah iman dan orang-orang yang zalim.

Penjelasan a y at:

(*^f11j i r p f ) j * } ( j ^ Allah jfe melarang dari mengolok-olok orang

-w ” “ l! " ' t / - ' ° ' J * J b u ^ ain, yakni mencela dan menghinakan mereka. Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits shahih, bahwa Rasulullah M bersabda:

J a l p j j J - \

"Kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan manusia.,A6 Ibnu Katsir dalam tafsirnya menerangkan bahwa yang dimaksud dengan hal tersebut adalah menghinakan dan merendahkan mereka. Hal itu sudah jelas haram. Karena terkadang orang yang dihina itu lebih terhormat di sisi Allah dan 46

*

fe

bahkan lebih dicintai-Nya daripada orang yang menghinakan. Oleh kerena itu Allah berfirman:

^ p4r? O1 / j * Cr? fj*

& 9 * i 'i O * * 1’ L**-Firman Allah & selanjutnya :

k i r

~ 0 ^ O* i ^ c r ?

^ , > t. . > ^ i . i i : !jJ-«Cb Sfj -"Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri." Artinya, dan janganlah kalian mencela orang lain (maksudnya dengan kita mencela orang lain maka secara otomatis berarti kita juga mencela diri sendiri). Orang yang mengolok dan mencela orang lain, baik orang laki-laki maupun perempuan, maka mereka itu sangat tercela dan terlaknat, sebagaimana yang difirmankan Allah & :

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela," (QS. Al-Humazah Ibnu ’Abbas, Mujaahid, Sa'id bin Jubair, Qatadah, dan Muqatil bin Hayyan :1)

mengemukakan makna ayat di atas bahwa janganlah sebagian lainnya. 4 7

Firman Allah & selanjutnya :

Maksudnya adalah janganlah kalian memanggil dengan menggunakan gelar- gelar buruk yang tidak enak didengar.

sebagian kalian menikam

47

. Ibnu Katsir, Op. Cit, him. 271

i'bi, i<

Imam Ahmad meriwayatkan dari asy-Sya'bi, ia bercerita bahwa Abu Jubairah bin adh-Dhahhak memberitahukannya, ia bercerita : "Ayat i n i :

pun melainkan mempunyai "Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar-gelar buruk," turun berkenaan dengan bani Salamah. "Ia mengatakan : "Rasulullah & pernah tiba di Madinah dan di antara kami tidak seorang

dua atau tiga nama. Dan jika beliau memanggil salah seorang dari mereka dengan nama-nama tersebut, maka mereka berkata : "Ya Rasulullah, sesungguhnya ia marah dengan panggilan nama tersebut.' Maka turunlah ayat

48

ini.

Firman Allah & selanjutnya:

^ - y . , . / (9 * + »

"Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk setelah iman." Maksudnya ialah seburuk-buruk sebutan dan nama panggilan adalah pemberian gelar dengan gelar-gelar yang buruk. Sebagaimana orang-orang Jahiliyah dahulu pernah bertenkar setelah kalian masuk Islam dan kal an memahami keburukan itu.

"Dan barangsiapa yang tidak bertaubat," dari perbuatan tersebut. "Maka mereka itulah orang-orang yang zhalim ."

'l *

48

Dari penjelasan ayat 11 di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa ayat tersebut mengandung beberapa macam akhlak yang harus di jauhi atau dihindari oleh setiap muslim, antara lain :

1. Mencela dan menghina manusia. 2. Mencela diri sendiri.

3. Memanggil nama orang lain dengan panggilan atau gelar yang buruk (tidak enak didengar).

4. Berbuat zhalim terhadap manusia.

Allah berfirman dalam surat Al-Hujuraat ayat 12 :

C

^

o' d ii ^

0 ^ - 5 0 # 'ill o ) ily JT j V i i p 12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purbasangka (kecurigaan), Karena sebagian dari purbasangka itu dosa, dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.

Penjelasan ayat:

Allah melarang hamba-hamba-Nya yang beriman dari banyak prasangka, yaitu melakukan tuduhan dan penghianatan terhadap keluarga dan kaum kerabat serta umat manusia secara keseluruhan yang tidak pada tempatnya, karena sebagian dari prasangka itu mumi menjadi perbuatan dosa. Oleh karena itu, jauhilah banyak berprasangka sebagai suatu kewaspadaan. Kami telah

meriwayatkan dari Amirul Mukminin 'Umar bin al-Khaththab, bahwasanya ia pernah berkata : "Janganlah kalian berprasangka terhadap ucapan yang keluar dari saudara mukminmu kecuali dengan prasangka baik. Sedangkan engkau sendiri mendapati adanya kemungkinan ucapan itu mengandung kebaikan."49

Firman Allah selanjutnya:

"Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain." Maksudnya ialah atas sebagian kalian.

Kata oauaiII lebih sering digunakan untuk suatu Dari kata itu muncul kata j*j«M (mata-mata

kejahatan.

Sedangkan kata seringkah digunakan pada hal yang baik.

Sebagaimana yang difirmankan Allah, yang menceritakan tentang Ya'qub, dimana ia berkata:

9 * ! * ' 9\~ Kt' . f, * * t * 4 ' ' ' ! * ' 9 f < ' ' "Hai anak-anakku, pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.." (QS. Yusuf: 87)

Terkadang, kedua istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan hal yang buruk, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits shahih dari Abu Hurairah, bahwasannya Rasulullah bersabda:

f;, / 0 , . / , /• e ; . * / ' ' ' s , . ? ' , h\ Aiil iu P \ y j ? j 1 y J ^j-a pLj

S ' / / / /

Artinya: "Janganlah kalian mencari-cari keburukan orang lain, janganlah saling membenci, dan juga kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." HR.

Firman Allah selanjutnya:

dan mengintai kesalahan saling membelakangi. Jadilah

Bukhari dan Muslim50 51

ghibah banyak sekali, di "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain." Pada potongan ayat tersebut terdapat larangan berbuat ghibah.

Ibnu Qudamah dalam kitabnya "Minhajul Qashidin"sx mengatakan bahwa sebab-sebab yang mendorong orang melakukan

antaranya adalah:

1. Hendak mencairkan amarah.

2. Menyesuaikan diri dengan teman-teman, menjaga keharmonisan dank arena hendak membantu mereka.

3. Ingin mengangkat diri sendiri dengan cara menjelek-jelekkan orang lain. 4. Untuk canda dan lelucon.

Adapun cara mengobati penyakit ghibah ialah

yang berbuat ghibah, bahwa perbuatannya itu memancing kemurkaan Allah, kebaikan-kebaikannya akan pindah kepada orang yang dighibahi, dan jika dia tidak mempunyai kebaikan, maka keburukan orang yang dighibahi akan pindah

50. Abi Zakariya Yahya An-Nawawi Ad-Dimasyqi. Riyadhu Ash Shalihin. Cet. IDC Bairut: Mu'assasah Ar-Risalah, 1986, him. 443

51. Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisy. Minhajul Yang Mendapat Petunjuk), Cet. I. Teij. Kathur Suhadi. Jakarta: 215

dengan menyadarkan orang

Qashidin (Jalan Orang-orang

Pustaka Al-Kautsar, 1997, him.

kepada dirinya. Siapa yang menyadari hal ini, tentu lidahnya tidak akan berani mengucapkan ghibah.

Fiman Allah selanjutnya:

> f %* / ’/ , f . , i f „ * J / f *

j5 o bw** J^=aL) O' vi-^d

daging saudaranya sendiri ijik kepadanya." (QS. Al-"Sukakah salah seorang di antara kamu memakan

yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa j Hujuraat: 12)

Maksudnya ialah sebagaimana membenci hal ini secara naluri, maka kalian pun harus membencinya berdasarkan syari'at. Karena hukumnya lebih keras dari hanya sekedar melakukannya (memakan daging). Dan hal itu merupakan upaya menjauhkan diri dari perbuatan tersebut dan bersikap waspada terhadapnya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah tentang orang yang mengambil kembali apa yang telah diberikan :

"Seperti anjing yang muntah, lalu ia memakan kembali muntahnya tersebut." 52 Firman Allah selanjutnya:

"Dan bertakwalah kepada A llah" yakni dalam segala perintah dan larangan-Nya yang diberikan kepada kalian. Jadikanlah Ia sebagai pengawas kalian dalam hal itu dan takutlah kepada-Nya. "Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang" Maksudnya ialah Maha pengampun bagi

52. Imaduddin Abi Al-Fida’ 'Isma'il Ibnu Katsir Al-Qurasyi Al-Hafidz

Qur’anul Azhiim JilidIV. Cet. I. Riyadh: Maktabah Dams Salam.,

Ad-Damasyqy: Tafsir

orang-orang yang bertaubat kepada-Nya dan Maha penyayang bagi orang yang kembali dan bersandar kepada-Nya.53

Jumhur ulama mengatakan: "Jalan taubat yang harus ditempuh oleh orang yang berbuat ghibah adalah dengan melepaskan diri darinya dan berkemauan keras untuk tidak mengulanginya kembali."54

Dari penjelasan ayat 12 di atas, dapat penulis simpulkan tentang pelajaran akhlak, antara lain:

1. Akhlak tercela dan harus dihindari, yaitu :

a. Berprasangka buruk terhadap orang mukmin. b. Mencari-cari kesalahan orang atau aib orang lain. c. Ghibah.

2. Akhlak terpuji dan harus dijalankan, yaitu : a. Takut kepada Allah

b. Bertaubat kepada Allah

2. Penafsiran surat Al-Hujaraat ayat 9,10,11, dan 12 i Allah berfirman dalam surat Al-Hujaraat ayat 9,

A* f , ® ' menurut Al-Maraghi 0 :

L^Lu oji &\

j a

\ jjj I j u Jtp j j t ij k il k

8 ^ 1 l i j O Oj I j M j • / i ^

* A Al . I- . SI'

53. Ibid, him. 276 54 Ibid; him. 276 52

9. Dan kalau ada dua golongan dari mereka yang beriman itu berperang hendaklah kamu damaikan antara keduanya! tapi kalau yang satu melanggar perjanjian terhadap yang lain, hendaklah yang melanggar perjanjian itu kamu perangi sampai surut kembali pada perintah Allah, kalau dia Telah surut, damaikanlah antara keduanya menurut keadilan, dan hendaklah kamu berlaku adil; Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

10. Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara, sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.

Penjelasan ayat:

i j k s i o & i f i , o ]3 Jika terjadi peperangan di antara dua golongan orang mukmin, maka damaikanlah hai orang-orang mukmin, di antara keduanya dengan diajak kepada hukum Allah dan ridha menerima keputusan-Nya, baik keputusan itu menguntungkan keduanya atau merugikan. Itulah perdamaian antara keduanya dengan adil.55

$ <3J J p o j i

Jika salah satu di antara kedua golongan itu tidak mau menerima hukum Allah dan meneijang apa yang oleh Allah dijadikan ebagai keadilan di antara makhluk-Nya, sedang yang lain mau menerimanya, maka perangilah golongan yang meneijang dan tidak mau menerima hukum Allah itu, sehingga kembali kepada-Nya dan tunduk patuh kepada-Nya.56

oj* Jika golongan yang durhaka itu telah diperangi olehmu mau kembali kepada hukum Allah dan rela menerimanya, maka iikilah hubungan di

5S. Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi. Cet. I. Teij- K. Anshor Umar Sitanggal, Bahrun Abu Bakar, Lc dan Drs. Hery Noer Aly. CV Toha Putra, Semarang, 1986, him. 217 56 Ibid, him. 217

57 58

antara keduanya dengan cara yang adil dan tidak berat sebelah, sehingga antara keduanya tidak terjadi peperangan baru di waktu yang lain.57

Kemudian Allah menyuruh orang-orang mukmin supaya tetap berlaku adil dalam segala hal. Firman-Nya :

^ *J l 4Jjl l)1

Dan berlaku adillah kalian pada semua yang kamu lakukan maupun yang kamu tinggalkan. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang adil dalam segala perbuatan-perbuatan mereka dan memberi balasan kepada mereka dengan balasan yang terbaik.

Menurut hadits Shahih dari Anas Nabi bersabda, "Tolonglah saudaramu ketika berbuat aniaya atau dianiaya." Saya berkata, "Ya Rasulullah, orang itu saya tolong ketika teraniaya. Maka bagaimanakah aku harus menolong dia ketika berbuat aniaya?" Rasulullah bersabda, "Kamu mencegah dia dari berbuat aniaya. Itulah caramu menolong dia."58

Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bemasab kepada satu pokok, yaitu iman yang menyebabkan diperolehnya kebahagiaan abadi.

Menurut sebuah hadits, orang Islam yang satu adalah saudara orang Islam yang lain. Dia tidak boleh menganiaya atau menghina atau merendahkannya atau saling mengungguli dengannya dengan membuat gedung-gedung. Sehingga ia menutupi angin terhadapnya kecuali dengan izinnya, atau menyakiti hatinya

Ibid, him. 218

Ibid, him. 218

dengan tak sudi memberikan isi pancinya kecuai menciduk untuknya satu

anak-tetangganya, sedang anak- tersebut dengan kawan-cidukan, dan jangan membeli buah-buahan untuk anak-anak lalu mereka keluar membawa buah-buahan tersebut menuju anak-anak

anak itu tidak berbagi makanan buah-buahan kawannya.59

Persaudaraan itu akan menyebabkan teijadinya hubungan yang baik dan mau tidak mau harus dilakukan, karena Allah berfirman :

Maka perbaikilah hubungan di antara dua orang saudaramu dalam agama, di antara

sebagaimana kamu memperbaiki hubungan di dalam nasab.60

dua orang saudaramu

.-•v.

4i)l

Dan bertakwalah kamu kepada Allah dalam segala hal yang kamu lakukan maupun yang kamu tinggalkan. Yang di antaranya adalah memperbaiki hubungan di antara sesame kamu yang kamu disuruh melaksanakannya.61

Mudah-mudahan Tuhanmu memberi rahmat k'epadamuamu dan memaafkan dosa-dosamu yang telah lalu apabila kamu mematuhi Dia dan mengikuti perintah serta menjauhi larangan-Nya.62

59 Ibid, him. 218 60 Ibid, him. 219 61. Ibid, him 219 62 Ibid, him 219

Dari penjelasan surat Al-Hujaraat ayat 9 dan 10 di atas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa ayat tersebut mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak yang sangat terpuji, antara lain :

1. Mendamaikan dua golongan orang mukmin yang sedang dilanda peperangan.

2. Memerangi salah satu di antara dua golongan tersebut yang berbuat aniaya, dengan kata lain menolong saudara yang berbuat dhalim dan yang didhalimi. 3. Berlaku adil dan bijaksana dalam memutuskan pe kara.

4. Menjalin dan menjaga persaudaraan di antara orang-orang mukmin. 5. Bertakwa kepada Allah dalam segala hal.

Allah berfirman dalam surat Al-Hujaraat ayat 11

p-r-f !/!>■ O1 j ? f 3* ^

l l I IjjJ: % Ifc \\jS- ol rJ S Ja

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh ja d i yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka, dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik, dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan, seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang yang zalim.

Penjelasan ayat:

O* \y-A\i o iJ jt l^llj

Janganlah beberapa orang dari orang-orang mukmin mengolok-olok orang mukmin lainnya. Sesudah itu Allah menyebutkan alasan mengapa hal itu tidak boleh dilakukan, dengan firman-Nya:

•9 9 " | i t [ T "

1/5^ ’> • O ’

Karena kadang-kadang orang yang diolok-olokkan itu lebih baik di sisi Allah dari pada orang-orang yang mengolok-olokkannya, sebagaimana dinyatakan pada sebuah atsar. Barangkali orang yang berambut kusut penuh debu tidak punya apa-apa dan tidak dipedulikan, sekiranya ia bersumpah dengan menyebut nama Allah, maka Allah mengkabulkannya

Dengan demikian janganlah seorang pun berani

yang ia pandang hina karena keadaannya yang compang-camping, atau karena ia cacat pada tubuhnya atau karena ia tidak lancer berbicara. Karena barangkali ia lebih ikhlas nuraninya dan lebih bersih hatinya dan

tidak seperti itu. Karena dengan demikian berarti ia menganiaya diri sendiri dengan menghina orang lain yang dihormati oleh Allah :

mengolok-olok orang lain

pada orang yang sifatnya

tf 9 * | ^ f 4 i —' ^ Y x ' O r£ 'jsr- C r^ O1

Dan janganlah kaum wanita mengolok-olok kaum wanita lainnya, karena barangkali wanita-wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari wanita-wanita yang mengolok-olok.

Allah menyebutkan kata jamak pada dua tempat dalam ayat tersebut, karena kebanyak mengolok-olok itu dilakukan di tengah orang banyak, sehingga

sekian b anyak oran g en ak saja m engolok-olok, sem entara di pihak lain banyak

63 64 65

pula yang sakit hati.63

Sij Dan janganlah sebagian kamu mencela sebagian yang lain dengan ucapan atau isyarat secara tersembunyi.

Firman Allah Anfusakum merupakan peringatan bahwa orang yang berakal tentu tidak akan mencela dirinya sendiri. Oleh karena itu, tidak sepatutnya ia

I-mencela orang lain. Karena orang lain pun seperti sabda Nabi, “Orang-orang mukmin itu seperti halnya

Dokumen terkait