• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Pengertian

V-Hygiene adalah menjaga kebersihan daerah kewanitaan secara teratur dari bekas keringat dan bakteri yang ada disekitar vagina. Untuk menjaga kebersihan vagina, yang perlu kita lakukan adalah secara teratur membasuh bagian di antara vulva (bibir vagina) secara hati-hati menggunakan air bersih dan sabun yang lembut (mild) setiap habis buang air kecil, buang air besar dan ketika mandi.cara membasuh yang benar adalah dari arah depan (vagina) ke belakang (anus), jangan terbalik, karena akan menyebabkan bakteri yang ada di sekitar anus terbawa masuk ke vagina (Putra, 2008).

B. Cara menjaga kebersihan daerah keawanitaan 1. Mencukur rambut kelamin secara rutin

Dalam rambut kemaluan terdapat bakteri baik dan bakteri jahat. Maka, bagi yang memiliki rambut kemaluan apalagi yang yang mudah panjang, sebaiknya rutin dipotong sampai pendek supaya tidak ditumbuhi bakteri jahat. Namun, jangan dihabiskan sampai plontos karena untuk menjaga bakteri baik tetap ada.

2.Membersihkan daerah kewanitaan

Setelah buang air kecil atau besar, siramlah alat reproduksi sampai benar-benar bersih supaya tidak ada bekas-bekas kotoran yang menempel di alat reproduksi. Bagi wanita, rajin-rajinlah mengganti pembalut ketika datang bulan, dan biasakanlah setelah buang air besar untuk membilas dari arah depan ke belakang supaya sisa-sisa kotorannya tidak masuk ke vagina.

3. Menggunakan celana dalam yang bersih

Mengganti celana dalam tak perlu harus selalu yang baru. Yang penting celana dalam tersebut terjamin kebersihannya. Bagi yang mudah berkeringat, gantilah celana dalam 2 kali sehari. Celana dalam yang kotor dan lembap, rentan sekali ditumbuhi berbagai macam penyakit , bakteri jahat, kuman, atau jamur.

4. Mengganti pembalut saat menstruasi dengan tepat

Wanita mudah terjangkit bakteria selama menstruasi karena lebih kurang sebanyak 107 bakteri per milimeter persegi ditemukan diatas pembalut wanita biasa, kondisi demikianlah yang membuat pembalut biasa menjadi sarang pertumbuhan bakteri merugikan walau hanya setelah 2 jam pemakaian. Oleh karena itu perlu diperhatikan hal berikut ini :

• Mencuci tangan terlebih dahulu saat membuka dan memasang pembalut.

• Menyimpan pembalut di tempat yang kering jangan di tempat lembab seperti kamar mandi.

• Menggunakan pembalut yang belum kadaluwarsa.

• Mempertimbangkan kualitas pembalut saat memilih pembalut seperti jangan memakai pembalut yang mengandung bahan penghilang bau atau pewangi.

• Memperhatikan pemakaian pembalut. Hendaknya pembalut tidak digunakan dalam waktu terlalu lama. Jika terasa sudah penuh maka segera ganti pembalut (Novita, 2010)

C. Cara menguji kualitas pembalut

Hampir semua wanita tidak pernah tahu tentang pembalut wanita yang biasa mereka beli dan pakai selama ini. Mereka tidak pernah curiga dan tidak pernah mencoba merobek atau mengamati bahan pembalut yang biasa mereka pakai. Banyak yang suka membeli pembalut wanita yang ada dipasaran dan hanya memikirkan harga murah dan cukup enak dipakai, tanpa mengetahui sedikitpun resiko kesehatan dari pemakaian pembalut wanita atau pantyliner yang berkualitas biasa itu. Beberapa hal terkait pembalut:

1. Ada pembalut tidak menggunakan bahan baku kapas 100 %

2. Ada pembalut yang menggunakan bahan baku kertas bekas dan serbuk kayu (pulp) yang didaur ulang untuk menjadikannya bahan dasar guna menghemat biaya produksi dan meningkatkan keuntungan.

3. Bahan baku pembalut wanita tersebut mulai dari kertas koran, kardus, dan karton bekas yang penuh dengan bakteri, kuman dan bau.

4. Dalam proses daur ulang pembalut wanita tersebut banyak zat kimia yang digunakan (Chlorine yang menghasilkan DIOXIN) untuk proses pemutihan. Zat kimia juga digunakan untuk proses sterilisasi kuman pada kertas serta pembuangan bau.

1. Sobek produk pembalut anda, ambil bagian inti di dalamnya.Ambil segelas air putih. 2. Usahakan gunakan gelas transparan sehingga lebih jelas.

3. Ambil sebagian dari lembaran inti pembalut & celupkan ke dalam gelas, aduk dengan sumpit.

4. Lihat perubahan warna air.

5. Apakah produk tersebut utuh atau hancur seperti pulp. Jika hancur dan airnya keruh, berarti anda menggunakan produk yang berkualitas buruk dan banyak mengandung pemutih.

6. Anda akan temukan gulungan kertas dan bukan kapas

7. Dari produk yang berkualitas buruk tersebut mengandung dioksin yang sering menyebabkan bagian intim organ kewanitaan selalu mengalami banyak masalah, seperti keputihan, gatal-gatal, iritasi, juga pemicu terjadinya kanker mulut rahim/servik.

D. Akibat yang terjadi jika daerah kewanitaan tidak dijaga kebersihannya

Menurut Yayasan Kanker Indonesia, saat ini penyakit kanker rahim mengakibatkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita per tahun. Kemungkinan wanita dewasa terjangkit infeksi vagina adalah 83 %. 62 % dari statistik tersebut disebabkan oleh pemakaian pembalut yang kurang berkualitas. Rata-rata wanita memerlukan sedikitnya 3-6 hari sebulan untuk perawatan terhadap infeksi vagina. Jika seorang wanita mulai terjangkit infeksi vagina sejak usia 20 tahun, maka sedikitnya 6 tahun hidupnya akan menghabiskan hanya untuk pengobatan dan perawatan.

Pembalut wanita termasuk klasifikasi Prod Konsumen Cepat Saji, produk sekali pakai karena itulah para produsen kerap mendaur ulang bahan kertas bekas dan menjadikannya bahan dasar untuk menghemat biaya produksi. Dalam proses mendaur ulang, banyak bahan kimia dipakai untuk proses pemutihan kembali bleaching), pembuangan bau dan proses

sterilisasi kuman pada kertas bekas. Bahan penyerap yang digunakan pada pembalut wanita biasa inilah yang mengandung bahan kimia terlalu berlebihan yang pada akhirnya merupakan penyebab terjadinya gangguan terhadap organ reproduksi wanita.

Kertas hasil daur ulang yang menggunakan bahan kimia ini kemudian di bungkus serapi mungkin yang kemudian dijadikan pembalut seperti pada umumnya yang dipakai oleh para konsumen (wanita). The Tampon Safety and Research Act of 1999, H.R. 890 USA, 1999 ( Kongres tentang Penelitian dan Keamanan Tampon di Amerika Serikat pada tahun 1999 ), menyatakan bahwa: Zat Dioksin dan Serat Sintesis yang terkandung dalam pembalut wanita pada produk sejenis; beresiko tinggi terhadap kesehatan wanita, termasuk resiko terhadap: kanker serviks, endometriosis, kanker ovarium, kanker payudara, penurunan sistem kekebalan tubuh, radang pelviks, syndroma shock keracunan, dan lain-lain (Sukrassiecio,2011).

DAFTAR PUSTAKA

Alit Laksmiwati, I.A. (1999). Perubahan Perilaku Seks Remaja Bali. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.

Bobak, M.I.,dkk. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Djaluddin, H.M. & Syarifuddin, R. (2004). Bagaimana Membina dan Mengembangkan Program Kesehatan Reproduksi Remaja. Diambil pada 12 Maret 2012 dari www.bkkbn.go id/howebiceria/index.html.

Lembaga Demografi FK UI. (2002). Remaja dan Perilaku Beresiko pada Kesehatan Reproduksi. Diambil pada 12 Maret 2012 da

Manuaba, I.B.G. (1998). Memahami Kesehatan Reproduksi pada Wanita. Jakarta: Arcan.

Sukrassiecio. (2011). Dampak Buruk dari Pembalut dengan Kualitas Buruk. Diambil pada 15

Maret 2012 dari

Novita, M. (2010). Diambil pada tanggal 12 Maret 2012 dari

Putra. (2008). Tips Merawat Kesehatan Organ Reproduksi Cewek. Diambil pada tanggal 13

Maret 2012 dari

Dokumen terkait