• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

5. Materi Pola Kalimat Sederhana

Kalimat merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan pikiran atau gagasan kepada orang lain agar dapat dipahami dengan mudah. Komunikasi berlangsung baik dan benar jika menggunakan kalimat yang baik dan benar, yaitu kalimat yang dapat mengekpresikan gagasan secara jelas dan tidak menimbulkan keraguan pembaca ataupun pendengarnya.untuk itu, kalimat harus disusun berdasarkan struktur yang benar, pengungkapan gagasan secara baik: singkat, cermat, tepat, jelas maknanya, dan santun (Widjono, 2007: 153-154). Dalam buku Arifin dan Junaiyah (2008: 55-56) kalimat sederhana adalah kalimat yang terdiri atas unsur-unsur pokok. Kalimat sederhana adalah kalimat yang belum mendapat perluasan. Kalimat sederhana adalah kalimat yang mempunyai satu subjek dan satu predikat.

Kalimat yang jumlah dan ragamnya begitu banyak, pada hakikatnya disusun berdasarkan pola-pola tertentu yang amat sedikit jumlahnya. Penguasaan pola kalimat akan memudahkan pemakai bahasa dalam membuat kalimat yang benar gramatikal (Widjono, 2007: 156). Kemudahan dari penguasaan pola kalimat itu dapat dirasakan oleh pemakai bahasa dalam mengekspresikan ide-ide dan dalam memahami informasi yang diungkapkan oleh orang lain sehingga dapat memperkecil kesalapahaman dalam berkomunikasi.

b. Unsur-unsur Kalimat

Ibarat sebuah bagunan rumah yang terdiri dari sejumlah komponen dan unsur yang membangun atau membentuk rumah itu, sosok kalimat juga dapat hadir karena terbangun dari unsur-unsur pembangun kalimat itu. Tanah unsur pembangun yang jelas kejaiannya itu, sebuah kalimat tidak pernah akan dapat terwujud dengan benar dan dengan makna yang baik (Rahardi Kunjana 2009: 77).

1) Subjek

Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4) menegaskan/memfokuskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk kesatuan pikiran (Widjono, 2007: 148). Beriku ciri-ciri subjek kalimat yaitu 1) jawaban apa atau siapa, 2) didahului kata bahwa, 3) berupa kata atau frasa benda (nomina), 4) disertai kata ini atau itu, 5) disertai pewatas yang, 6) kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si kecil, sang perkasa, 7) tidak didahului preposisi: di, dalam, pada kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan dan, 8) tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.

2) Predikat

Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur

penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan (Widjono, 2007: 148). Berikut ciri-ciri Predikat yaitu 1) jawaban mengapa, bagaimana, 2) dapat diingkarkan dengan kata tidak dan bukan, 3) dapat didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu, hampir, 4) dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyannya, mesti, selayaknya, 5) tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi Menjadi perluasan subjek, 6) didahului kata adalah, ialah, yakni, yaitu dan, 7) predikat apat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat, atau bilangan.

3) Objek

Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya mengambilkan, mengumpulkan, mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2007: 149). Berikut ciri-ciri objek yaitu 1) berupa kata benda, 2) tidak didahului kata depan, 3) mengikuti secara langsung dibelakang predikat transitif, 4) jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif dan, 5) dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.

4) Pelengkap

Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2007: 150). Berikut ciri-ciri dari pelengkap yaitu 1) bukan unsur utama, tetapi tanpa pelengkap kalimat itu tidak jelas dan tidak lengkap informasinya dan, 2) terletak dibelakang predikat yang bukan kata kerja transitif.

5) Keterangan

Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan- pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain (Widjono, 2007: 150). Berikut ciri-ciri dari keterangan yaitu 1) bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap, misalnya surat undangan, tanpa keterangan tidak komunikatif, 2) tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat, 3) dapat berupa: keterangan

waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditandai kata

meskipun, walaupun, atau biarpun, misalnya: Saya berupaya meningkatkan

kualitas kerja meskipun sulit diwujudkan, dan pengganti nomina (menggunakan

kata bahwa, misalnya: Mahasiswa berpendapat bahwa sekarang ini sulit mencari

pekerjaan) dan, 4) dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi,

misalnya keterangan tambahan subjek, tidak dapat menggantikan subjek, sedangkan aposisi dapat menggantikan subjek.

c. Pola Kalimat Sederhana

Pola kalimat sederhana sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat (P). Pola kalimat dasar mempunyai ciri-ciri: berupa kalimat sederhana (satu S, satu P, satu O, satu pel, satu K) sekurang-kurangnya terdiri dari satu subjek (S) dan satu predikat (P), selalu diawali dengan subjek, berbentuk kalimat aktif, unsur tersebut ada yang berupa kata dan ada yang berupa frasa, dan dapat dikembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas subjek, predikat, objek, dan keterangan.

Kalimat sederhana dapat dikembangkan menjadi bermacam-macam kalimat yang tidak terbatas jumlahnya. Kalimat sederhana tersebut dapat dijadikan kalimat luas dengan menambah keterangan-keterangan pada subjek, predikat, atau objek, sesuai dengan keperluan. Namun unsur-unsur dasar tersebut harus terungkap secara eksplisit (jelas). Ada beberapa contoh pola kalimat sederhana yang ada pada tabel 2.1. Dalam penelitian dan pengemabangan peneliti, peneliti akan menganalisis pola kalimat kalimat sederhana yang berpola SP, SPO, SPOPel, SPK, dan SPOK.

Tabel 2. 1 Pola kalimat dengan Bentuk, Kategori, Fungsi, dan Peran

No. Fungsi

Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan Tipe

1. S-P

Orang itu sedang tidur - - -

Saya mahasiswa - - -

2. S-P-O

Ayahnya membeli mobil

baru - -

Rani mendapat hadiah -

3.

S-P-PeL

Beliau menjadi - Ketua

koperasi -

Pancasila merupakan - Dasar

negara kita -

4.

S-P-Ket

Kami tinggal - - di jakarta

Kecelakaan

itu terjadi - - minggu lalu

5.

S-P-O-Pel

Dia mengirimi Ibunya uang -

Dian mengambilkan Adiknya air minum -

6.

S-P-O-Ket

Pak Raden memasukkan uang - ke bank

Dokumen terkait