• Tidak ada hasil yang ditemukan

Matriks atas Aljabar Max-Plus

Operasi  dan  pada Rmax di atas dapat diperluas untuk operasi-operasi matriks dalam Rmmaxn seperti dalam definisi berikut.

Definisi 2.2.1

Diberikan Rmmaxn : = { A = (Aij)AijRmax , i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n }. i) Diketahui   Rmax , A, B Rmmaxn . Didefinisikan

  A adalah matriks yang unsur ke-ij-nya:

( A)ij =  Aij untuk i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n dan

A  B adalah matriks yang unsur ke-ij-nya:

(A  B)ij= Aij  Bij untuk i = 1, 2, ..., m dan j = 1, 2, ..., n.

ii) Diketahui A Rmmaxp, B Rmaxpn. Didefinisikan A  B adalah matriks yang unsur ke-ij-nya:

(A B)ij= ik kj

=

   

Operasi  dan  untuk matriks di atas mempunyai sifat-sifat berikut:

Teorema 2.2.4

Pernyataan-pernyataan berikut berlaku untuk sebarang skalar  dan  , dan sebarang matriks A , B dan C asalkan operasi yang dimaksud terdefinisi.

i) (A  B)  C = A  (B  C) mengikuti definisi operasi dan sifat-sifat operasi padaRmax.

iii): Diambil sebarang matriks A Rmmaxp, B Rmaxpr, C Rrmaxn .

Karena

Berikut diperhatikan dua buah matriks khusus.

Didefinisikan matriks E Rnmaxn dengan (E)ij : = matriks

dan elemen satuan adalah matriks E.

Matriks E di atas disebut juga matriks identitas max-plus, sedangkan matriks

disebut matriks nol max-plus. (Rnmaxn , , ) bukan semiring komutatif, karena terdapat matriks A =

Pangkat k N  {0} dengan N adalah himpunan semua bilangan asli, dari matriks A  Rnxnmax dalam aljabar max-plus didefinisikan dengan:

0

Untuk sebarang A  Rnxnmax didefinisikan trace(A) : = ii

Untuk memudahkan perhitungan dalam perhitungan matriks, terutama perkalian dan perpangkatan matriks atas aljabar max-plus, berikut diberikan list program MATLAB untuk menghitung dua operasi matriks tersebut.

% Program Matlab Perkalian Max-plus Matriks A dan B

% Oleh: M. Andy Rudhito FKIP Universitas Sanata Dharma

% input: A = matriks max-plus Amxn

% B = matriks nxp

% output: Hasil kali max-plus A dan B function hasilkali = maxkali

disp(' ')

% Memasukkan matriks yang dikalikan

A = input(' Masukkan matriks A(mxn) = ');

AB(i, j) = max(AB(i, j) , A(i, p) + B(p, j));

end;

end;

end;

% Menampilkan hasil kali

disp(' HASIL PERHITUNGAN :') disp(' ===================') disp(' Matriks A = '),disp(A) disp(' Matriks B = '),disp(B)

disp(' Hasil kali max-plus matriks A dan B adalah'),disp(AB)

% Peringatan tidak dapat dikalikan else

disp(' Ordo tidak sesuai, matriks tidak dapat dikalikan ');

end;

Gambar 2.2.1 List Program MATLAB Perkalian Matriks Max-Plus

Berikut diberikan contoh entri matriks dan hasil eksekusi programnya.

Contoh 2.2.7

» maxkali

Masukkan matriks A(mxn) = [1 0 -2 -Inf 3 4 12 -Inf -1 0;

-Inf 2 3 0 -Inf 5 -6 11 20 -7;-3 1 -Inf 1 2 -3 0 0 1 0;

2 7 -1 -2 0 1 1 -Inf 0 4;-Inf 0 -Inf 6 6 7 10 -11 -5 1;

-1 0 1 -Inf -Inf 0 0 -Inf 0 7;4 4 -2 -2 -Inf 9 -6 -8 0 0;

-Inf -Inf 0 -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf]

Masukkan matriks B(nxp) = [-Inf 0 -Inf 1 -4 0 -Inf;

4 -1 -Inf 2 4 -Inf 0;1 0 -Inf 0 -7 8 10;-Inf 11 -Inf 13 -Inf -Inf 1;

-2 1 -Inf 1 6 -2 -3;-Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -1;

0 -1 -Inf 1 -2 2 0;0 0 -Inf 20 16 -2 1;1 0 -Inf -2 2 -Inf 3;

-Inf -Inf -Inf -Inf 7 4 1]

HASIL PERHITUNGAN : ===================

Matriks A =

1 0 -2 -Inf 3 4 12 -Inf -1 0 -Inf 2 3 0 -Inf 5 -6 11 20 -7 -3 1 -Inf 1 2 -3 0 0 1 0 2 7 -1 -2 0 1 1 -Inf 0 4 -Inf 0 -Inf 6 6 7 10 -11 -5 1 -1 0 1 -Inf -Inf 0 0 -Inf 0 7 4 4 -2 -2 -Inf 9 -6 -8 0 0 -Inf -Inf 0 -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf

Matriks B =

-Inf 0 -Inf 1 -4 0 -Inf 4 -1 -Inf 2 4 -Inf 0 1 0 -Inf 0 -7 8 10 -Inf 11 -Inf 13 -Inf -Inf 1

-2 1 -Inf 1 6 -2 -3 -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf -1 0 -1 -Inf 1 -2 2 0 0 0 -Inf 20 16 -2 1 1 0 -Inf -2 2 -Inf 3 -Inf -Inf -Inf -Inf 7 4 1 Hasil kali max-plus matriks A dan B adalah 12 11 -Inf 13 10 14 12 21 20 -Inf 31 27 11 23 5 12 -Inf 20 16 4 4 11 9 -Inf 11 11 8 9 10 17 -Inf 19 12 12 10 4 1 -Inf 2 14 11 11 8 9 -Inf 12 8 6 8 1 0 -Inf 0 -7 8 10

% Program Matlab Menghitung PANGKAT MAX-PLUS Matriks

% Oleh: M. Andy Rudhito FKIP Universitas Sanata Dharma

% input: A = matriks max-plus Anxn

% k = pangkat tertinggi

% output A pangkat max-plus 1 s/d k function kuadrat = pkmax

% Memasukkan matriks dan pangkat tertinggi disp(' ')

disp(' PANGKAT MAX-PLUS MATRIKS') disp(' ---') disp(' ')

A = input(' Masukkan matriks A = ');

disp(' ')

k = input(' Hitung sampai pangkat ke- ');

disp(' HASIL PERHITUNGAN :') disp(' ===================') disp(' Matriks A = '), disp(A) [m, n]= size(A);

if m==n D = A;

for r = 1 : k-1 r+1;

for i = 1: m for j = 1: n

C(i, j) = -Inf;

for p = 1: n

C(i, j) = max(C(i, j) , A(i, p) + D(p, j));

end;

end;

end;

D = C;

% Menampilkan hasil perhitungan

disp(' Matriks A pangkat max-plus'), disp(r+1), disp(C) end;

else

% Peringatan kalau matriksnya tidak bujur sangkar

disp(' Matriks A tidak bujur sangkar, pangkat tidak didefinisikan' )

end;

Gambar 2.2.2 List Program MATLAB Perpangkatan Matriks Max-Plus Berikut diberikan contoh entri matriks dan hasil eksekusi programnya.

Contoh 2.2.8

» maxpk PANGKAT MAX-PLUS MATRIKS ---

Masukkan matriks A = [1 0 -2 -Inf 3 -Inf -1 0;

-Inf 2 3 0 -Inf 5 -6 -7;-3 1 -Inf 1 2 0 1 0; -1 -2 0 1 1 -Inf 0 4;

-Inf 0 -Inf 7 10 -11 -5 1;-1 0 1 0 0 -Inf 0 7;4 4 -2 -2 -Inf 9 0 0;

-Inf -Inf 0 -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf ]

Hitung sampai pangkat ke- 4 HASIL PERHITUNGAN :

===================

Matriks A =

1 0 -2 -Inf 3 -Inf -1 0 -Inf 2 3 0 -Inf 5 -6 -7 -3 1 -Inf 1 2 0 1 0 -1 -2 0 1 1 -Inf 0 4 -Inf 0 -Inf 7 10 -11 -5 1 -1 0 1 0 0 -Inf 0 7 4 4 -2 -2 -Inf 9 0 0 -Inf -Inf 0 -Inf -Inf -Inf -Inf -Inf Matriks A pangkat max-plus

2

3 3 3 10 13 8 0 4 4 5 6 5 5 7 5 12 5 5 4 9 12 10 1 7 4 4 4 8 11 9 1 5 6 10 7 17 20 5 7 11 4 4 7 7 10 9 2 4 8 9 10 9 9 9 9 16 -3 1 -Inf 1 2 0 1 0 Matriks A pangkat max-plus

3

9 13 10 20 23 9 10 15 9 9 12 12 15 14 7 14 9 12 11 19 22 10 10 17 8 11 10 18 21 10 9 16 16 20 17 27 30 16 17 21

8 10 10 17 20 11 9 16 13 13 16 16 19 18 11 16 5 5 4 9 12 10 1 7 Matriks A pangkat max-plus

4

19 23 20 30 33 19 20 24 13 15 15 22 25 16 14 21 18 22 19 29 32 19 19 23 17 21 18 28 31 18 18 22 26 30 27 37 40 26 27 31 16 20 17 27 30 18 17 21 17 19 19 26 29 20 18 25 9 12 11 19 22 10 10 17

2.3 Semimodul atas Aljabar Max-Plus

Bagian ini akan membahas struktur aljabar yang melandasi pembahasan konsep vektor dalam aljabar max-plus. Di samping itu juga akan dibahas konsep urutan dalam vektor di mana di dalamnya dibahas konsep lebih besar dan lebih kecil.

Definisi 2.3.1

Diberikan semiring komutatif (S, +, ) dengan elemen netral 0 dan elemen identitas 1. Semimodul M atas S adalah semigrup komutatif (M, + ) bersama operasi perkalian skalar  : S  M  M , yang dituliskan dengan ( , x)   x, yang memenuhi aksioma berikut:

 ,   S dan  x, y  M berlaku:

i)   (x + y) =   x +   y, ii) ( +  )  x =   x +   x, iii)   (  x) = (  )  x, iv) 1  x = x,

v) 0  x = 0 .

Elemen dalam semimodul disebut vektor.

Contoh 2.3.2

Diberikan Rnmax:= { x = [x1, x2, ... , x ]n T | x  i Rmax , i = 1, 2, ... , n}.

Untuk setiap x, y Rnmax dan untuk setiap   Rmax didefinisikan operasi  dengan

x  y = [x1y1, x2y2, ... , xny ]n T dan operasi perkalian skalar  dengan

  x =   x = [  x1,  x2, ... ,   x ]n T.

Perhatikan bahwa Rnmax dapat dipandang sebagai Rmaxn1 . Dengan memperhatikan Teorema 2.2.4 i) dan ii) terlihat bahwa (Rnmax,  ) merupakan semigrup komutatif dengan elemen netral

= [, , ...,  ]T. Kemudian dengan memperhatikan Teorema 2.2.4 x), ix), dan vii), Rnmax merupakan semimodul atas Rmax.

Diberikan vektor-vektor x1, x2, ..., x di dalam semimodul M dan skalar-n skalar 1, 2 , ..., n di dalam semiring komutatif S. Didefinisikan kombinasi linear dari vektor-vektor x1, x2, ..., xn adalah suatu bentuk aljabar   1 x1 +

  2 x2 + ... + nx . n

Definisi 2.3.3 (Wohlgemuth, 1990)

Relasi “” pada himpunan P disebut urutan parsial pada P jika untuk semua x, y, z  P berlaku:

i) Sifat refleksif, yaitu: x x .

ii) Sifat antisimetris, yaitu: jika x y dan y x, maka x = y . iii) Sifat transitif, yaitu: jika x y dan y z, maka x z .

Elemen x dan y dikatakan komparabel (comparable) jika x y atau y x . Jika x y akan dituliskan juga dengan y x. Jika x y dan x  y akan dituliskan juga dengan x y.

Definisi 2.3.4 (Wohlgemuth, 1990)

Urutan parsial “” pada himpunan P disebut urutan total pada P jika setiap dua elemen dalam P komparabel.

Teorema 2.3.5

Jika (S, + ) semigrup komutatif idempoten maka relasi “” yang didefinisikan pada S dengan x y  x + y = y merupakan urutan parsial pada S.

Bukti: Diambil sebarang x, y, z  S.

i) Karena berlaku sifat idempoten maka x + x = x  x x .

ii) Jika x y dan y x maka x + y = y dan y + x = x. Karena berlaku sifat komutatif maka x = y.

iii) Jika x y dan y z maka x + y = y dan y + z = z. Dari sini karena berlaku sifat asosiatif maka x + z = x + (y + z) = (x + y) + z = y + z = z. Dengan demikian x z. ■

Akibat 2.3.6

Relasi “m” yang didefinisikan pada Rmax dengan x m y  x  y = y

merupakan urutan parsial pada Rmax. Lebih lanjut relasi ini merupakan urutan total pada Rmax.

Bukti: Karena (R ,  ) merupakan semigrup komutatif idempoten, maka menurut Teorema 2.3.5 relasi “m” yang didefinisikan pada Rmaxdi atas merupakan urutan parsial pada Rmax. Selanjutnya diambil x , y Rmax maka berlaku

x  y = max (x, y) = x atau x  y = max (x, y) = y. ■

Akibat 2.3.7

Relasi “

m” yang didefinisikan pada Rmmaxn dengan

A

mB  A  B = B  AijBij = BijAijm Bij untuk setiap i dan j, merupakan urutan parsial pada Rmmaxn.

Bukti: Dengan menggunakan Teorema 2.2.4 i), ii) dan xi) nampak (Rmmaxn,  ) merupakan semigrup komutatif idempoten, sehingga menurut Teorema 2.3.5 relasi “

m” yang didefinisikan pada Rmmaxn di atas merupakan urutan parsial. ■

Akibat 2.3.8

Relasi “

m” yang didefinisikan pada Rnmax dengan

x

m y  x  y = y  xim y i untuk setiap i , merupakan relasi urutan parsial pada Rnmax.

Bukti: Karena (Rnmax,  ) merupakan semigrup komutatif idempoten, maka relasi

m” yang didefinisikan pada Rnmaxmerupakan urutan parsial pada Rnmax. ■

Relasi “

m” yang didefinisikan pada Rmmaxn di atas bukan merupakan urutan total, karena terdapat matriks A =

 

 2 1

1

0 dan B =

 

 0 1

1

2 dengan

A  B =

 

 2 1

1

0  

 

 0 1

1

2 = 

 

 2 2

2

2 , sehingga A  B  B dan A  B  A.

Demikian juga relasi “

m” yang didefinisikan pada Rnmax di atas bukan merupakan urutan total, karena terdapat vektor x = [1, 2, 3]T dan y = [2, 0, -1]T dengan x  y = [1, 2, 3]T  [2, 0, -1]T = [2, 2, 3]T . Dengan demikian x  y  y dan x  y  x.

Teorema 2.3.9

Diberikan matriks A Rmmaxn. Jika x, y Rnmax dengan x

m y, maka (A  x)

m (A  y).

Bukti: Diambil sebarang x, y  Rnmax dengan x

m y, maka x  y = y  A  (x  y) = A  y

 (A  x)  (A  y) = A  y  (A  x)

m (A  y). ■

Hasil pada Teorema 2.3.9 di atas akan digunakan dalam pembahasan penyelesaian sistem persamaan linear max-plus melalui subpenyelesaian terbesarnya.

28

Dalam bab ini dibahas sistem persamaan linear (SPL) max-plus yang merupakan salah satu alat untuk pemodelan masalah real dengan pendekatan aljabar max-plus. Secara umum ada dua bentuk SPL max-plus, yaitu SPL max-plus input-output dan SPL max-plus iteratif. Akan dibahas eksistensi dan ketunggalan penyelesaian SPL max-plus dan juga beberapa contoh penerapannya.