• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Measure Tools Analisa Kapabilitas Proses (Capability Analysis) Pada analisa kapabilitas proses ini dilakukan pengukuran berdasarkan data

Dalam dokumen BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 22-38)

yang telah terkumpul sebelumnya, dalam proses pengukurannya menggunakan software minitab yang dalam prosesnya menghasilkan berbagai macam output yang dapat memberikan informasi lebih lengkap baik dalam skala perhitungan sampel (within performace) dan populasi (overall performance) dengan adanya PPM total (Part Per Million) yang sama dengan DPMO (Defect Per Million Opportunity) yang kemudian dapat diasumsikan nilai PPM-nya. Berikut merupakan perhitungan analisa kapabilitas proses dengan software minitab:

a. Analisa kapabilitas proses tipe G2 (G2T.K8.15,5; G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50)

Tabel 4. 10 Data Analisa Kapabilitas Proses Tipe G2 (G2T.K8.15,5;

G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50)

(Sumber: Data Primer Films Bulan Agustus Tahun 2014)

Berdasarkan pada tabel 4.10 tanggal observasi disesuaikan dengan data yang sebenarnya yaitu data ketiga tipe produk (G2T.K8.15,5;

G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50) pada Bulan Agustus 2014. Untuk nilai S.DEV (standar deviasi), MEANS (rata-rata), L. Spec (Lower Spesification), dan U. Spec (Upper Spesification) dihasilkan dari perhitungan manual yang dilakukan di Microsoft Excel.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Gambar 4. 4 Data Output 1 Analisa Kapabilitas Proses Tipe G2 (G2T.K8.15,5; G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50)

Berdasarkan pada gambar 4.9 hasil dari output 1 mengenai Process Data, Overall Capability, Potential (Within) Capability, dan Observed Performance yang akan dibahas pada gambar 4.10.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Gambar 4. 5 Data Output 2 Analisa Kapabilitas Proses Tipe G2 (G2T.K8.15,5; G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50)

Berdasarkan gambar 4.10 hasil dari output 2 mengenai Exp. Within Performance dan Exp. Overall Performance, dimana Exp. Within Performance merupakan hasil perhitungan data yang berdasarkan kepada jumlah sample yang terkait, sedangkan untuk Exp. Overall Performance merupakan hasil perhitungan data yang berdasarkan

kepada jumlah populasi yang ada. Dalam hal ini perhitungan asumsi perlu dilakukan untk mengetahui jumlah pemborosan (waste) yang terjadi dan tingkat DPMO yang dicapai atau dalam hasil output ini dikenal dengan PPM (Part Per Million). Berikut merupakan perhitungan asumsi yang dilakukan:

 Exp. Within Performance

PPM Total Polarized Light = 119680,97 PPM Total Transmitted Light = 119680,97 PPM Total = (119680,97/1.000.000)*100

= 0,11968097*100

= 11,968097~11,97%

Asumsi Kerugian, bila 0,27% (2700 PPM), level sigma = 4~5

DPMO/PPM = 6210 ≥ 2700 ≥ 233

Defective Precentage (%) = 0,62 ≥ 0,27 ≥ 0,023 Yield Precentage (%) = 99,38 ≤ X ≤ 99,977

*Rp 1.000; @meter dalam @roll

*Production = 1.000 roll/month Kerugian (waste) = 2700*1000

= Rp 2.700.000/month Kerugian (Natural), 11,97% (119680,97 PPM)

*Rp 1.000; @meter dalam @roll

*Production = 1.000 roll/month

Kerugian (waste) = 119680,97*1000

= Rp 119.680.970/month

= Rp 120 Juta (waste)~2

DPMO/PPM = 119680,97 ≤ 308,538

Defective Precentage (%) = 11,97~12 ≤ 31 Yield Precentage (%) = X ≤ 69

 Exp. Overall Performance

PPM Total Polarized Light = 104997,08 (PPM Total Terkecil)

PPM Total Transmitted Light = 135474,15 PPM Total = (104997,08/1.000.000)*100

= 0, 10499708*100

= 10,499708~10,50%

Kerugian (Natural), 10,50% (104997,08PPM)

*Rp 1.000; @meter dalam @roll

*Production = 1.000 roll/month

Kerugian (waste) = 104997,08*1000

= Rp 104.997.080/month

= Rp 104 Juta (waste)~(hampir mencapai 3 )

DPMO/PPM = 104997,08 ≤ 308,538

Defective Precentage (%) = 11,50~12 ≤ 31 Yield Precentage (%) = X ≥ 69

3 = 66507 PPM

Selisih PPM = 104997,08-66507

= 38190 PPM (Lagi Untuk 3 )

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 4 Analisa Kapabilitas Proses Tipe G2 (G2T.K8.15,5;

G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50)

Berdasarkan data pada grafik 4.4 terdapat nilai Cpk (Within) dan Ppk (Overall) dan grafik histogram yang menunjukan banyaknya data pada masing-masing kelas yang dibatasi oleh LSL (Lower Spesification

Limit) dan USL (Upper Spesification Limit), serta dibatasi oleh garis kurva Within dan Overall. Berikut merupakan penjelasan data yang dihasilkan dari perhitungan capability analyze pada Process Capability Report:

 Within (Sample)

Berdasarkan hasil di atas nilai Cpk hanya 0,498~0,5 yang mengindikasikan bahwa nilai Cpk ≤ 1. Jadi, untuk nilai Cpk sample dikatakan incapable.

 Overall (Populasi)

Berdasarkan hasil di atas nilai Ppk terbesar pada Polarized Light hanya 0,519 yang mengindikasikan bahwa nilai Ppk ≤ 1. Jadi, untuk nilai Ppk populasi dikatakan incapable.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 5 Process Capability Report Polarized Light

Berdasarkan pada grafik 4.5 jumlah populasi yang berada di dalam area kurva Polarized Light jauh lebih banyak dibandingkan dengan

Cp 0,520 sama, sehingga tidak perlu diakukan perbandingan

Polarized Light

Nilai (Pp, PPL, PPU, dan Ppk) ≤ 1 (paling mendekati) = TERBAIK (incapable)

Transmitted Light dimana data yang dianggap populasi berada di dalam batas garis LSL dan USL serta berada di bawah garis kurva within dan overall kemudian dapat dibuktikan dengan hasil dari nilai Ppk dari Polarized Light yang lebih besar dari Transmitted Light, yaitu Ppk = 0,519 ≥ 0,478 yang mengindikasikan bahwa tingkat capable dari proses akan semakin tinggi. Namun, untuk Polarized Light masih berada di bawah 1 atau 0,519 ≤ 1 yang berarti proses incapable.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 6 Probability Plots Analisa Kapabilitas Proses Tipe G2 (G2T.K8.15,5; G2TP.F2.23; dan G2TP.F2.50)

Berdasarkan pada grafik 4.6 Dilakukan uji hipotesis menggunakan Anderson Darling Test dimana yang terlihat pada grafik Probability Plots terdapat hasil nilai AD (Anderson Darling). Berikut merupakan uji hipotesis dari Anderson Darling Test:

 Hipotesis Anderson Darling Test H0: Data mengikuti sebaran normal H1: Data tidak mengikuti sebaran normal

 Teori pengambilan keputusan Terima H0 : P-Value > α Tolak H0 : P-Value < α

Taraf Signifikansi (α) = 0,05 (5%) Taraf Kepercayaan = 95%

Dimana,

Taraf Signifikansi (α) = 0,05 (5%) < (P(Polarized Light);

P(Transmitted Light)) = 0,250 Maka,

Terima H0: P-Value > α (data mengikuti sebaran normal).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 7 Probability Plots Transmitted Light

Berdasarkan pada grafik 4.7 menunjukkan bahwa nilai AD (Anderson Darling) = 0,699 (paling kecil) dibandingkan dengan nilai AD (Anderson Darling) pada Polarized Light = 0,729, semakin kecilnya nilai AD mengindikasikan bahwa jumlah titik yang sesuai dengan data tersebar mengikuti garis yang dibentuk oleh grafik Probability Plots, sehingga semakin kecil nilai AD maka akan semakin banyak jumlah persebaran titik yang mengikuti garis.

b. Analisa kapabilitas proses Haze (tingkat keburaman plastik film) tipe G2TP.F2.50

Tabel 4. 11 Data Analisa Kapabilitas Proses Haze (Tingkat Keburaman Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Berdasarkan pada tabel 4.11 tanggal observasi disesuaikan dengan data yang sebenarnya yaitu data tipe produk G2TP.F2.50 untuk tingkat keburaman plastik film (Haze) pada Bulan Agustus 2014. Untuk nilai S.DEV (standar deviasi), MEANS (rata-rata), L. Spec (Lower Spesification), dan U. Spec (Upper Spesification) dihasilkan dari perhitungan manual yang dilakukan di Microsoft Excel.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Gambar 4. 6 Data Output 1 Analisa Kapabilitas Proses Haze (Tingkat Keburaman Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan pada gambar 4.11 hasil dari output 1 mengenai Process Data, Overall Capability, Potential (Within) Capability, dan Observed Performance yang akan dibahas pada gambar 4.12.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Gambar 4. 7 Data Output 2 Analisa Kapabilitas Proses Haze (Tingkat Keburaman Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan gambar 4.12 hasil dari output 2 mengenai Exp. Within Performance dan Exp. Overall Performance, dimana Exp. Within Performance merupakan hasil perhitungan data yang berdasarkan

kepada jumlah sample yang terkait, sedangkan untuk Exp. Overall Performance merupakan hasil perhitungan data yang berdasarkan kepada jumlah populasi yang ada. Dalam hal ini perhitungan asumsi perlu dilakukan untk mengetahui jumlah pemborosan (waste) yang terjadi dan tingkat DPMO yang dicapai atau dalam hasil output ini dikenal dengan PPM (Part Per Million), dan untuk perhitungan asumsi (lihat lampiran 1).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 8 Analisa Kapabilitas Proses Haze (Tingkat Keburaman Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan data pada grafik 4.8 terdapat nilai Cpk (Within) dan Ppk (Overall) dan grafik histogram yang menunjukan banyaknya data pada masing-masing kelas yang dibatasi oleh LSL (Lower Spesification Limit) dan USL (Upper Spesification Limit), serta dibatasi oleh garis kurva Within dan Overall. Berikut merupakan penjelasan data yang

dihasilkan dari perhitungan capability analyze pada Process Capability Report:

 Within (Sample)

Berdasarkan hasil di atas nilai Cpk hanya 0,695~0,7 yang mengindikasikan bahwa nilai Cpk ≤ 1. Jadi, untuk nilai Cpk sample dikatakan incapable.

 Overall (Populasi)

Berdasarkan hasil di atas nilai Ppk terbesar pada Hz_2 adalah 0,809 yang mengindikasikan bahwa nilai Ppk ≤ 1. Jadi, untuk nilai Ppk populasi dikatakan incapable. Namun hanya selisih 0,191 lagi untuk mencapai nilai Ppk = 1 (capable).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 9 Process Capability Report Hz_2

Berdasarkan pada grafik 4.9 jumlah populasi yang berada di dalam area kurva Hz_2 jauh lebih banyak dibandingkan dengan Hz dan

Hz Cp 0,707 Hz_1 CPL 0,719 Hz_2 CPU 0,695 Cpk 0,695

Hz Hz_1 Hz_2

Pp 0,594 0,717 0,822

PPL 0,604 0,729 0,836 PPU 0,584 0,705 0,809 Ppk 0,584 0,705 0,809

Nilai Cp, CPL, CPU, dan Cpk pada Within sama, sehingga tidak perlu diakukan perbandingan

Hz_2

Nilai (Pp, PPL, PPU, dan Ppk) ≤ 1 (paling mendekati) = TERBAIK (incapable)

Hz_1 dimana data yang dianggap populasi berada di dalam batas garis LSL dan USL serta berada di bawah garis kurva within dan overall kemudian dapat dibuktikan dengan hasil dari nilai Ppk dari Hz_2 yang lebih besar dari Hz dan Hz_1, yaitu Ppk = 0,809 ≥ 0,584;

0,809 ≥ 0,705 yang mengindikasikan bahwa tingkat capable dari proses akan semakin tinggi. Namun, untuk Hz_2 masih berada di bawah 1 atau 0,809 ≤ 1 yang berarti proses incapable.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 10 Probability Plots Analisa Kapabilitas Proses Haze (Tingkat Keburaman Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan pada grafik 4.10 Dilakukan uji hipotesis menggunakan Anderson Darling Test dimana yang terlihat pada grafik Probability Plots terdapat hasil nilai AD (Anderson Darling).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 11 Probability Plots Hz_1

Berdasarkan pada grafik 4.11 menunjukkan bahwa nilai AD (Anderson Darling) = 0,243 (paling kecil) dibandingkan dengan nilai AD (Anderson Darling) pada Hz = 0,328 dan Hz_1 = 0,474, semakin kecilnya nilai AD mengindikasikan bahwa jumlah titik yang sesuai dengan data tersebar mengikuti garis yang dibentuk oleh grafik Probability Plots, sehingga semakin kecil nilai AD maka akan semakin banyak jumlah persebaran titik yang mengikuti garis.

c. Analisa kapabilitas proses Tt (tingkat keterangan plastik film) tipe G2TP.F2.50

Tabel 4. 12 Data Analisa Kapabilitas Proses Tt (Tingkat Keterangan Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Berdasarkan pada tabel 4.12 tanggal observasi disesuaikan dengan data yang sebenarnya yaitu data tipe produk G2TP.F2.50 untuk tingkat keterangan plastik film (Tt) pada Bulan Agustus 2014. Untuk nilai S.DEV (standar deviasi), MEANS (rata-rata), L. Spec (Lower Spesification), dan U. Spec (Upper Spesification) dihasilkan dari perhitungan manual yang dilakukan di Microsoft Excel.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Gambar 4. 8 Data Output 1 Analisa Kapabilitas Proses Tt (Tingkat Keterangan Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan pada gambar 4.13 hasil dari output 1 mengenai Process Data, Overall Capability, Potential (Within) Capability, dan Observed Performance yang akan dibahas pada gambar 4.14.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Gambar 4. 9 Data Output 2 Analisa Kapabilitas Proses Tt (Tingkat Keterangan Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan gambar 4.14 hasil dari output 2 mengenai Exp. Within Performance dan Exp. Overall Performance, dimana Exp. Within Performance merupakan hasil perhitungan data yang berdasarkan kepada jumlah sample yang terkait, sedangkan untuk Exp. Overall Performance merupakan hasil perhitungan data yang berdasarkan kepada jumlah populasi yang ada. Dalam hal ini perhitungan asumsi perlu dilakukan untk mengetahui jumlah pemborosan (waste) yang terjadi dan tingkat DPMO yang dicapai atau dalam hasil output ini dikenal dengan PPM (Part Per Million).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 12 Analisa Kapabilitas Proses Tt (Tingkat Keterangan Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan data pada grafik 4.12 terdapat nilai Cpk (Within) dan Ppk (Overall) dan grafik histogram yang menunjukan banyaknya data pada masing-masing kelas yang dibatasi oleh LSL (Lower Spesification Limit) dan USL (Upper Spesification Limit), serta dibatasi oleh garis kurva Within dan Overall. Berikut merupakan penjelasan data yang dihasilkan dari perhitungan capability analyze pada Process Capability Report:

 Within (Sample)

Tt Tt_1 Tt_2 Cp 0,861 1,262 1,012 CPL 0,731 1,375 0,791 CPU 0,990 0,788 1,234 Cpk 0,731 0,788 0,791

Nilai Cp, CPL, CPU, dan Cpk pada Within berbeda, sehingga dilakukan perbandingan dengan nilai Cpk tertinggi yang paling mendekati 1 adalah nilai Cpk pada Tt_2 = 0,791 ≤ 1 (incapable).

Berdasarkan hasil di atas nilai Cpk 0,791~0,8 yang mengindikasikan bahwa nilai Cpk ≤ 1. Jadi, untuk nilai Cpk sample dikatakan incapable.

 Overall (Populasi)

Berdasarkan hasil di atas nilai Ppk terbesar pada Tt_2 adalah 0,730 yang mengindikasikan bahwa nilai Ppk ≤ 1. Jadi, untuk nilai Ppk populasi dikatakan incapable. Namun hanya selisih 0,270 lagi untuk mencapai nilai Ppk = 1 (capable).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 13 Process Capability Report Tt_2

Berdasarkan pada grafik 4.13 jumlah populasi yang berada di dalam area kurva Tt_2 jauh lebih banyak dibandingkan dengan Tt dan Tt_1 dimana data yang dianggap populasi berada di dalam batas garis LSL dan USL serta berada di bawah garis kurva within dan overall kemudian dapat dibuktikan dengan hasil dari nilai Ppk dari Tt_2 yang lebih besar dari Tt dan Tt_1, yaitu Ppk = 0,730 ≥ 0,683; 0,730

≥ 0,539 yang mengindikasikan bahwa tingkat capable dari proses

Tt Tt_1 Tt_2 Pp 0,804 0,863 0,935 PPL 0,683 1,187 0,730 PPU 0,925 0,539 1,139 Ppk 0,683 0,539 0,730

Tt_2

Nilai (Pp, PPL, PPU, dan Ppk) ≤ 1 (paling mendekati) = TERBAIK (incapable)

akan semakin tinggi. Namun, untuk Tt_2 masih berada di bawah 1 atau 0,730 ≤ 1 yang berarti proses incapable.

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 14 Probability Plots Analisa Kapabilitas Proses Tt (Tingkat Keterangan Plastik Film) Tipe G2TP.F2.50

Berdasarkan pada grafik 4.14 Dilakukan uji hipotesis menggunakan Anderson Darling Test dimana yang terlihat pada grafik Probability Plots terdapat hasil nilai AD (Anderson Darling).

(Sumber: Data Primer Bulan Agustus Tahun 2014)

Grafik 4. 15 Probability Plots Tt

Berdasarkan pada grafik 4.15 menunjukkan bahwa nilai AD (Anderson Darling) = 0,228 (paling kecil) dibandingkan dengan nilai AD (Anderson Darling) pada Tt_1 = 0,435 dan Tt_2 = 0,311, semakin kecilnya nilai AD mengindikasikan bahwa jumlah titik yang sesuai

dengan data tersebar mengikuti garis yang dibentuk oleh grafik Probability Plots, sehingga semakin kecil nilai AD maka akan semakin banyak jumlah persebaran titik yang mengikuti garis.

1.2.3 A (Analysis)

Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap data yang telah terkumpul sebelumnya, setelah melalui tahap define dan measure. Analisa dilakukan untuk menemukan berbagai formulasi dalam pemecahan masalah yang ada di dalam berbagai aktivitas proses dan dirumuskannya berbagai solusi dalam meningkatkan proses kerjanya. Berbagai macam tools dapat digunakan dalam tahap analisa ini, dalam hal ini tools yang digunakan diantaranya adalah FMEA (Failure Mode Effect Analysis) dan Root Cause Analysis (Validate Root Cause). Berikut merupakan penjelasan pada tahap analisa dengan menggunakan tools yang ada:

Dalam dokumen BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 22-38)

Dokumen terkait