• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahap Analysis Tools FMEA (Failure Mode Effect Analysis)

Dalam dokumen BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 38-43)

Tools FMEA ini digunakan sebagai salah satu teknik yang sistematis dalam menganalisa suatu kegagalan, dimana dapat dilakukan dengan melakukan pemilihan desain alternatif yang memiliki keandalan dan keselamatan yang tinggi selama tahap desain, membuat daftar kegagalan potensial serta dapat mengidentifikasi seberapa besar dampak yang akan ditimbukan dari adanya kegagalan tersebut, dan dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menetukan prioritas perawatan korektif. Berikut merupakan hasil tabel FMEA berdasarkan pada hasil brainstirming yang telah dilakukan dengan beberapa operator yang bekerja di dalam divisi QC (Quality Control):

a. Tahapan proses FMEA

(Sumber: Data Primer Tahun 2015)

Gambar 4. 10 Tahapan Proses FMEA

BRAINSTRO MING

PENILAIAN

KONTROL

REDUKSI

2-3 orang operator (narasumber)->kegagalan produk tipe G2 (2 jenis cacat)

2 jenis cacat (Polarized Light dan Transmitted

Light)->Severity

Polarized Light (9 jenis cacat); Transmitted Light (2 jenis cacat)->eliminasi mode

kegagalan terpenting

Reduksi risiko kegagalan terpenting->aksi lebih lanjut

Process

Actions Recommended Resp. Actions Taken S

Polarized Light CD (Casting Drum ) Tensha

Adanya kotoran yang menempel

pada CD 3 Adanya jarak tertentu (Pitch ) + 22 m dari panjang

lingkar CD dan continue

3 Pembersihan sesuai standar pembersihan area dan practical control check 2 18

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning CD/adjust wire (mengatur

jarak/posisi kabel) 3 2 1 6

SW (Static Wire ) Mark

Masuknya udara dalam film dan CD yang tidak berhasil ditahan oleh

Static Wire 4

Terjadi gelembung pada film dan pecah saat ada penarikan dan tidak mempunyai jarak tertentu

2 Pengaturan jarak Static Wire dengan plastik

film 4 32

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning CD/adjust wire (mengatur

jarak/posisi kabel) 4 1 2 8

FD Tensha Adanya kotoran yang menempel

pada Roll F/D 6 Adanya jarak lebih pendek +

2 m 7 Pengaturan jarak film dengan Roll F/D yang dianggap terdapat Tensha 4 168

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning FD Roll/adjust temperature

(mengatur temperatur) 6 4 2 48

Meruto

Chip tidak meleleh dengan sempurna yang lepas/lolos dari

filter

7 Terdapat pancaran sinar 7 Penambahan temperatur suhu 2 98

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Melakukan penggantian filter /menaiksn pressure /melakukan sistem drain

(meniriskan)

7 4 1 28

SW Shindo SW bergetar 6 Terdapat bagian yang

bergelombang 1 Mengurangi kekuatan tarikan plastik film 7 42

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning CD/adjust wire (mengatur

jarak/posisi kabel) 6 1 4 24

F/S atau Ibutsu Material asing yang tercampur dengan chip pada saat mixing 6

Material asing sangat halus sehingga lolos/lepas dari

filter (jaraknya tidak tertentu dan continue )

7 Melakukan pengecekan pada filter 2 84

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Melakukan penggantian filter /menaiksn pressure /melakukan sistem drain

(meniriskan)

6 4 1 24

Die Suji Menempelnya kotoran pada bibir

Die 3

Film yang keluar dari Die mempunyai ketebalan yang berbeda dan tampak seperti

garis

8 Menambah temperatur (pemanasan) di area bibir Die yang terdapat Suji 3 72

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning Die 3 4 1 12

Hekomi Suji Menempelnya kotoran pada bibir

Die 3

Film yang keluar dari Die tampak seperti garis tapi lebih lebar dari Die Suji

7 Menambah temperatur (pemanasan) di area bibir Die yang terdapat Suji 3 63

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning Die 3 4 1 12

CD Kotor Seluruh permukaan CD kotor 8

Material tertentu yang menempel diseluruh permukaan CD

2 Pembersihan sesuai standar pembersihan area dan practical control check 3 48

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning CD/adjust wire (mengatur

jarak/posisi kabel) 8 1 1 8

Transmitted Light Sukurachi (SCR) Film tergores (sebelum dilakukan

pemanasan) 4 Goresan terjadi baik dari Stenter maupun Slitter Roll 2

Bagian produksi mencari tahu penyebab dengan berdasarkan pada data yang berasal dari QC berupa muka cacat, posisi, bentuk,

dan Pitch

4 32

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning area kotor dengan

pengambilan material-material asing 4 1 2 8

Sukafu Mark (S/M) Film tergores (sesudah dilakukan pemanasan) 6

Goresan terjadi di F/D Roll dan dapat dilihat dengan

Polarized Check 9

Bagian produksi mencari tahu penyebab dengan berdasarkan pada data yang berasal dari QC berupa muka cacat, posisi, bentuk,

dan Pitch di area F/D

3 162

Membiasakan untuk melakukan sesuai Work Instruction oleh operator dan atas

seizin atasan yang bersangkutan Hesti, 04

Maret 2015

Cleaning FD Roll/adjust temperature

(mengatur temperatur) 6 4 1 24

FMEA Date (Oriq) (Rev) .

Prepared by : Page 1 of 1 .

Process/Product Failure Modes and Effects Analysis Form

(FMEA)

Process or Product Name : Responsible :

Plastik Film Hesti Normalsari

b. Tabel FMEA

Tabel 4. 13 FMEA

(Sumber: Data Primer Tahun 2015)

Berdasarkan pada tabel 4.13 terdapat 2 jenis cacat yang diambil dari jumlah frekuensi cacat terbanyak untuk ketiga tipe G2 pada Bulan Agustus 2014, dimana dari 2 jenis cacat ini masing-masing memiliki spesifikasi cacat lagi dibawahnya. Untuk jenis cacat yang pertama yaitu Polarized Light memiliki spesifikasi cacat sejumlah 9 buah yang diantaranya adalah CD (Casting Drum) Tensha, SW (Static Wire) Mark, FD Tensha, Meruto, SW Shindo, F/S atau Ibutsu, Die Suji, Hekomi Suji, dan CD Kotor. Untuk jenis cacat yang kedua yaitu Transmitted Light memiliki spesifikasi cacat sejumlah 2 buah yang diantaranya adalah Sukurachi (SCR) dan Sukafu Mark (S/M).

Total keseluruhan untuk kedua jenis cacat memiliki 11 buah spesifikasi cacat yang kemudian dalam tabel FMEA dilakukan identifikasi mengenai Potential Failure Effects (potensi efek kegagalan)-Severity (tingkat kerasnya akibat yang ditimbulkan), Potential Causes (potensi penyebab)-Occurance (frekuensi terjadinya), Current Control (kontrol saat ini)-Detection (mendeteksi kapan terjadinya), RPN (Risk Priority Number/

nomor prioritas risiko), Action Recommended (tindakan yang disarankan), dan Action Taken (tindakan yang diambil). Berikut merupakan hasil dari proses brainstroming proses FMEA yang dilakukan dengan sejumlah karyawan dalam divisi QC (Quality Control) berdasarkan perhitungan RPN (Risk Priority Number):

 Polarized Light (Potential Failure Effects, Potential Causes, dan Currente Control)

*CD (Casting Drum) Tensha

RPN = S (Severity) x O (Occurance) x D (Detection)

= 3 x 3 x 2

= 18

Berdasarkan perhitungan di atas nilai RPN terbesar berada pada spsifikasi jenis cacat FD Tensha sebesar 168.

 Transmitted Light (Potential Failure Effects, Potential Causes, dan

Currente Control)

*Sukurachi (SCR)

RPN = S (Severity) x O (Occurance) x D (Detection)

= 4 x 2 x 4

= 32

Berdasarkan perhitungan di atas nilai RPN terbesar berada pada spsifikasi jenis cacat Sukafu Mark (S/M) sebesar 162.

Jadi dari kedua jenis cacat yaitu Polarized Light dan Transmitted Light untuk Potential Failure Effects, Potential Causes, dan Currente Control dari masing-masing spesifikasi jenis cacat dengan nilai RPN yang tertinggi yaitu Polarized Light (FD Tensha) sebesar 168 dan Transmitted Light (Sukafu Mark (S/M)) sebesar 162, maka Polarized Light (FD Tensha) sebesar 168 adalah nilai RPN tertinggi.

 Polarized Light (Action Recommended dan Action Taken)

*CD (Casting Drum) Tensha

RPN = S (Severity) x O (Occurance) x D (Detection)

= 3 x 2 x 1

= 6

Berdasarkan perhitungan di atas nilai RPN terbesar berada pada spsifikasi jenis cacat FD Tensha sebesar 48.

 Transmitted Light (Action Recommended dan Actin Taken)

*Sukurachi (SCR)

RPN = S (Severity) x O (Occurance) x D (Detection)

= 4 x 1 x 2

= 8

Berdasarkan perhitungan di atas nilai RPN terbesar berada pada spsifikasi jenis cacat Sukafu Mark (S/M) sebesar 24.

Jadi dari kedua jenis cacat yaitu Polarized Light dan Transmitted Light untuk Action Recommended dan Actin Taken dari masing-masing spesifikasi jenis cacat dengan nilai RPN yang tertinggi yaitu Polarized Light (FD Tensha) sebesar 48 dan Transmitted Light (Sukafu Mark (S/M)) sebesar 24, maka Polarized Light (FD Tensha) sebesar 48 adalah nilai RPN tertinggi.

Berdasarkan dari hasil keselurahan perhitungan RPN yang telah dilakukan pada kedua jenis cacat maka, sebelum RPN dan sesudah RPN dari nilai RPN tertinggi yaitu Polarized Light (FD Tensha) sebesar 168 menjadi 48 saja yang berarti berkurang sebanyak 120 poin.

Dalam dokumen BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA (Halaman 38-43)

Dokumen terkait