• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Media Buku Cerita Bergambar

C. Media Buku Cerita Bergambar

bagian-bagian tertentu dari proses pembelajaran, selain itu berfungsi untuk memberikan sebagai penguat dan motivasi.56

Melalui pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana dan prasarana guna membantu proses belajar mengajar dengan tujuan memperjelas makna pesan yang disampaikan dengan baik dan mudah dipahami.

2. Pengertian Buku Cerita Bergambar

Muh Nur Mustakim menjelaskan bahwa buku bergambar adalah buku yang bercerita melalui perpaduan antara teks dan ilustrasi. Buku cerita bergambar adalah sebuah buku bacaan cerita untuk anak yang berisi gambar-gambar ilustrasi dan teks narasi, ini ditujukan pada anak pada usia awal sampai dengan lebih besar.57 Buku cerita bergambar merupakan cerita berbentuk buku dimana terdapat gambar sebagai perwakilan cerita yang saling berkaitan. Selain terdapat gambar, juga terdapat tulisan yang dapat mewakili cerita yang ditampilkan oleh gambarnya, melalui media bergambar dapat memperkuat ingatan serta mempermudah pemahaman anak dalam memahami isi cerita.58

Menurut Nurgiyanto buku cerita bergambar merupakan salah satu strategi dalam menarik perhatian anak dan pembaca umumnya. Ilustrasi yang disiratkan dalam bacaan memperjelas makna kata. Karena ilustrasi merupakan teks visual dengan maksud agar buku tampil menarik dan anak tertarik untuk bercerita.59 Huck dkk, mengungkapkan bahwa buku bergambar dalam arti luas mencakup berbagai jenis buku bergambar.

Sedangkan dalam arti sempit, buku yang di dalamnya terdapat gambarnya.

Kata-kata dan teks dalam buku cerita bergambar sama pentingnya dengan ilustrasi.60 Berikut karakteristik buku cerita bergambar menurut Sutherland

56 Cecep Kustandi & Daddy Darmawan, Pengembangan Media Pembelajaran, (Jakarta:

Kencana, 2020), hlm. 1.

57 Ega Rima Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Yogyakarya: Kata Pena, 2016), hlm. 2.

58 Mutia Afnida. Penggunaan Buku Bergambar Dalam Pengembangan BahasaPada anak TK , Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Vol.1, No. 1, 2016.

59 Elisabeth Tantiana Ngura, Media Buku Cerita Bergambar, (Yogyakarta: Jejak Pustaka, 2022), hlm. 4.

60 Nur Latifah dkk., Pengantar Sastra Anak, (Jakarta: Universitas Trilogi, 2021), hlm. 99.

antara lain yaitu: (a) buku cerita bersifat ringkas dan langsung; (b) buku cerita berisi konsep-konsep yang berseri; (c) konsep yang ditulis dapat difahami oleh anak-anak; (d) gaya penulisannya yang sederhana; (e) terdapat ilustrasi yang melengkapi teks.61 Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan tekas tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting pada cerita. buku ini memuat berbagai tema yang sering didasarkan pada pengalaman kehiduoan sehari-hari anak. karakter dalam buku cerita bergambar dapat berupa manusia dan binatang, karakter dan kebutuhan ditampilkan dalam sebuah buku sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkan dengan pengalaman pribadinya.

Melalui pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar yaitu sebuah buku yang terdapat suatu cerita ditulis dengan gaya habasa yang ringan, cenderung dengan gaya obrolan, sehingga mudah dimengerti, dilengkapi dengan gambar yang merupakan kesatuan dari cerita untuk menyampaikan pesan atau fakta atau gagasan tertentu.

3. Jenis-jenis Cerita Anak

Terdapat beberapa jenis cerita untuk anak usia dini, yaitu:62 a. Cerita rakyat

Cerita rakyat yang merupakan ciri khas daerah tersebut. Berupa dongeng, legenda, mite, dan sage adalah bagian dari cerita rakyat namun memiliki perbedaan pada permasalahan cerita, tokoh, serta anggapan tentang keberadaan cerita tersebut.

b. Cerita realistis

Ceria ini mengkisahkan tentang kehidupan nyata sesuai dengan apa yang dialami seseorang. Manusia sebagai tokoh cerita menggambarkan kegiatan sehari-harinya dengan penyampain moral, seperti buku cerita

61 Umi Faizah, “Keefektifan Cerita Bergambar untuk Pendidikan nilai dan Keterampilan Berbahasa dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia”. (Yogyakarta: Cakrawala Pendidikan, November 2009), hlm. 250.

62 Apriyanti Yofia Rahayu, Menumbuhkan Kepercayaan Diiri Melalui Kegiatan Bercerita (Jakarta: Indeks, 2013), hlm. 86

bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi yang menjadi objek penelitian.

c. Cerita sains

Cerita ini bersifat alamiah dan sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peryumbuhan zaman.

d. Biografi

Berisi tentang riwayat hidup seseorang yang menceritakan tentang pengalaman serta kesuksesannya. Biografi biasannya ditulis dengan tujuan memacu semangat dan pantang menyerah dalam menghadapi berbagai masalah.

e. Cerita keagamaan

Cerita yang berisi tentang kisah dari agamana tertentu. Cerita keagamaan dapat menanamkan sikap dan perilaku yang baik pada diri anak.

4. Fungsi Buku Cerita Bergambar

Mitchell menujukkan ada beberapa hal tentang fungsi dan pentingnya buku cerita bergambar bagi anak sebagai berikut:63

a. Buku cerita bergambar dapat membantu anak terhadap perkembangan emosi.

b. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk belajar tentang dunia, menyadarkan anak tentang keberadaan di dunia juga di tengah masyarakat dan alam.

c. Melalui buku cerita bergambar dapat membantu anak belajar tentang orang lain, hubungan yang terjadi, dan perkembangan perasaan.

d. Dengan buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk memberoleh kesenangan.

e. melalui buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk mengapresiasi keindahan.

63 Burhan Nurgiyantoro, Sastra Anak Pengantar Pemahaman Dunia Anak, (Yogyakarta:

Gadjah Mada Universitas Press, 2013), hlm. 159-161.

f. Buku cerita bergambar dapat membantu anak untuk menstimulasi imajinasi.

5. Kontribusi Buku Cerita Bergambar

Huck dkk, mengemukakan bahwa nilai sastra anak secara garis besar dapat dibedakan ke dalam dua kelompok, yaitu nilai personal (personal values) dan nilai pendidikan (education values) dengan masing-masing masih dapat dirinci menjadi sejumlah subkategori nilai. Salah satunya terdapat dalam nilai personal yang mencangkup tentang perkembangan emosional.

Anak usia dini yang belum bisa berbicara, atau yang sedang dalam tahap perkembangan satu atau dua kalimat dalam dua atau tiga kata, sudah tertawa ketika diminta bernyanyi dan bertepuk tangan. Anak-anak tampak menikmati lagu-lagu dengan irama yang ritmis dalam kegembiraan. Dapat dipahami bahwa sastra lisan berupa puisi dan lagu dapat membangkitkan keceriaan anak dan membangkitkan perasaan gembira anak meskipun anak masih bayi. Kebahagiaan yang diterima anak penting karena hal itu juga akan merangsang kesadaran bahwa mereka dicintai dan diperhatikan.

Pertumbuhan kepribadian seseorang anak tidak akan terjadi tanpa cinta dan kasih sayang oleh orang-orang di sekitarnya.

Dengan perkembangan selanjutnya setelah anak dapat memahami cerita, baik yang diperoleh melalui pendengaran, seperti diceritai atau dibacakan, atau melalui kegiatan membaca sendiri, anak-anak menerima representasi kehidupan sebagaimana yang diperagakan oleh para tokoh cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita berprilaku baik secara verbal maupun non-verbal yang menunjukkan sikap emosionalnya, seperti ekspresi gembira, sedih, takut, terharu, simpati dan empati, benci dan dendam, memafkan dan ekspresi lainnya secara kontekstual sesuai dengan cerita.

Tokoh protagonis akan menampilkan tingkah laku baik, sebaliknya tokoh antagonis menampilkan tingkah laku yang kurang baik. Pembaca anak akan mengindentifikasikan dirinya dengan karakter utama.

Dengan demikian, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan membaca buku cerita bergambar ataupun buku cerita lainnya, anak akan belajar bagaimana bersikap dan berprilaku yang baik. Karena lewat bacaan buku cerita bergambar, anak belajar mengelola emosinya agar tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.

44

Dokumen terkait