• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III BIOGRAFI WATIEK IDEO DAN FITRI RESTIANA

C. Sinopsis Buku Cerita Bergambar

Cerita yang disajikan dalam buku ini berdekatan atau realistis dalam menghadapi emosi anak. Disajikan dalam 10 judul cerita sebagai berikut:

Pertama, cerita ini berjudul Roti Kesukaan Sisi, bagian ini menceritakan seorang gadis kecil bernama Sisi yang mempunyai sifat pemarah. Bunda membuat roti selai coklat untuk sarapan pagi, tapi Sisi menginginkan roti selai rasa keju. Karena tidak sesuai dengan keinginannya Sisi langsung berteriak dan langsung mengurung diri di kamar, terdengar

suara benda yang dilempar dari dalam kamar. Bunda dan kedua kakaknya sudah membujuk Sisi dengan berbagai cara, namun hasilnya tetap sama Sisi belum juga mau untuk keluar kamar. Setelah beberapa waktu berlalu Sisi berteriak memanggil bunda. Ternyata karena situasi panic, Sisi tidak bisa membuka pintu kamar.yang terkunci. Bunda berusaha sekuat tenaga membuka pintu kamar, sedangkan kedua kakaknya menghibur Sisi yang menangis ketakutan, Sisi akhirnya berhasil keluar dari kamar dan langsung memeluk bundanya dengan erat, kemudian Sisi langsung mengatakan bahwa dia menginginkan roti coklat saja untuk sarapan.

Kedua, berjudul Lomba Busana, bagian ini menceritakan tentang Cantika, seorang anak yang tidak sabar menanti hari perlombaan busana di sekolahnya. Beberapa hari yang lalu, Canti dan bundanya pergi ke salon dan mendapankan kostum yang diinginkan Canti. Keesokan harinya, setelah pulang sekolah Canti berdiri di depan cermin. Menurutnya, setelan kostum berwarna cerah, apalagi dipadu dengan selop warna merah, membuatnya tampil lebih keren dan semakin percaya diri bahwa dia pasti menang. Tibalah hari perlombaan, ketika semua anak berkumpul di belakang panggung, tiba-tiba Resti muncul dengan pakaian yang sedikit berbeda dari lain. Semua mata tertuju pada Resti. Setalah aksi lenggak-lenggok selesai, saatnya para juri mengumumkan pemenangnya. Canti merasa kecewa, tapi dia yakin suatu saat bisa menjadi juara.

Ketiga, cerita yang berjudul Boneka Bersama, di bagian ini bercerita tentang Dira dan Dini yang terpukau melihat bingkisan besar dari Tante Fifi.

Mereka segera membuka bingkisan tersebut yang dibantu oleh mama.

Ternyata setelah dibuka isinya banyak hadiah di dalamnya, Dini mengambil semua hadiah tersebut dan tidak mau berbagi ke kakaknya. Sudah dua hari berlalu, tetapi Dini masih ingin menguasai semua hadiahnya dan masih belum mau berbagi pada kakaknya. Namun suatu hari Dini bosan dan ingin mengambil mainan kakaknya, tetapi mamanya langsung menegurnya. Dini pun terlihat menyesali perbuatannya. Saat Dira pulang sekolah, Dini langsung menghampirinya dan mengajaknya bermain bersama.

Keempat, cerita selanjutnya berjudul Sakit Gigi, bagian ini menceritakan seorang anak perempuan bernama Aruna. Sudah larut malam namun tak kunjung memejamkan matanya. Aruna langsung memanggil mama dengan suara lirihnya dengan posisi tangan memegang pipi kanannya.

Sepanjang malam mama mengompres pipi Aruna. Akhirnya karena sangat mengantuk Aruna pun tertidur. Pagi pun tiba, Aruna pergi ke sekolah. Ketika Aruna sedang berada di kantin sekolah bersama teman-teman, dia merasakan sakit gigi yang lebih parah sampai air matanya pun keluar, karena hal itu Aruna harus pulang sekolah lebih awal dari jam biasa. Ketika sampai di rumah tak lama Aruna langsung pergi ke Dokter gigi. Aruna pun senang akhirnya dia tak merasakan rasa sakit lagi pada giginya.

Kelima, yang berjudul Jajanan Lezat, pada bagian ini menceritakan tentang seorang anak bernama Eca. Suatu oagi yang cerah, saat Eca sedang berada di halaman sekolah, seorang temannya datang dan menawarkan makanan gorengan bumbu pedas di hadapan Eca. Eca mengambilnya dan memakannya dengan lahap. Ketika sedang duduk sendirian, Eca ingin sekali membeli berbagai makanan di sekolah, dia juga tidak bersemangat membuka kotak bekalnya. Keesokan harinya, wali kelas datang mengabarkan bahwa kedua temannya Eca tidak sekolah karena sakit. Eca jadi teringat jajanan yang mereka makan kemarin. Ketika pulang sekolah Eca langsung memberi tahu Ibunya kalau dia tidak mau lagi jajan sembarangan. Eca dan ibu langsung ke dapur membuat bolu kukus kentang untuk temannya yang sakit.

Keenam, ada cerita yang berjudul Kado untuk Ibu, bagian ini bercerita tentang anak perempuan bernama Opi yang kebingungan karena hari Ibu akan segera tiba. Kedua temannya sudah menyiapkan kado apa yang akan mereka berikan kepada Ibu mereka. Sedangkan Opi bukan dari anak orang berada.

Jangan kan membeli kado, uang jajan saja belum tentu ada tiap hari. Ketika sampai di rumah Opi terus memikirkan bagaimana mendapatkan uang, tanpa menyadari keceriaannya pun hilang. Ibunya memintanya untuk melakukan hal-hal yang biasa dia lakukan, Opi tidak bisa fokus, sampai-sampai Opi pun memecahkan piring yang sedang dicucinya. Saat Ibu menghapirinya, Opi

langsung menangis dan menceritakan semua yang terjadi. Ibu terdiam dan langsung memeluk Opi dengan hangat.

Ketujuh, judul selanjutnya adalah Krisan Kiki, bagian ini menceritakan seorang anak bernama Kiki. Kiki baru saja membeli tanaman baru, sebelum pulang, penjual menyuruh Kiki untuk menyiraminya setiap hari dan memupuknya sesekali. Hampir setiap hari Kiki memandangi bunga itu.

Karena sifatnya yang tak sabar, Kiki ingin segera melihat bunga itu mekar.

Berulang kali Kiki menyirami tanaman dan memberi banyak pupuk pada tanamannya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, Kiki kaget melihat bunganya yang menjadi busuk.

Kedelapan, cerita yang berjudul Bermain di Taman Kota, bagian ini menceritakan tentang seorang gadis cantik bernama Ninda yang bermain di taman kota bersama Ayahnya. Susana di taman yang sangat ramai membuat Nindi merasa senang, tapi sayangnya karena rasa takut yang berlebihan, akhirnya tidak ada mainan yang dicobanya. Diam-diam ternyata Ayah memperhatikan tingkah laku Nindi, lalu Ayahnya memiliki sebuah ide yang membuat Nindi bisa bersenang-senang.

Kesembilan, cerita selanjutnya adalah Barang Baru, bagian ini tentang seorang anak yang bernama Gia. Menurut Gia semua barang miliknya jelek, dan barang milik temannya selalu terlihat lebih bagus. Karena hal itu Gia tidak mau berteman lagi dengan Ella. Keseesokan harinya saat di sekolah ternyata Gia lupa membawa kotak bekalnya dan saat pelajaran menggambar Gia kerepotan memegang rambut panjang nya. Saat pulang sekolah ternyata Ella menawarkan bocengan sepeda kepadanya. Diam-diam Gia merasa bersalah kepada temannya, ternyata temannya sangat baik padanya.

Kesepuluh, judul cerita yang terakhir adalah Ketika Ayah Pergi, bagian ini tentang keluarga yang sangat harmonis. Setiap pagi, Iza mengendarai sepeda motor bersama ayahnya untuk mengantar kakaknya ke sekolah. Ibu yang menunggu dirumah terlihat gelisah, karena biasanya tak butuh waktu lama untuk mengantar kak Ziyan ke sekolah. Hingga ahirnya, telpon Ibu berdering. Airmata Ibu mengalir pelan. Ibu bergegas pergi ke rumah sakit, lalu

ibu langsung memeluk Iza dengan erat. Hari demi hari berlalu, mereka sibuk mengingat kejadian-kejadian lucu bersama ayah, dengan begitu membuat kerinduan mereka sedikit terobati.

Dokumen terkait