• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI DALAM BUKU CERITA BERGAMBAR "AKU CERDAS MENGELOLA EMOSI" KARYA WAKTIEK IDEO DAN FITRI RESTIANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI DALAM BUKU CERITA BERGAMBAR "AKU CERDAS MENGELOLA EMOSI" KARYA WAKTIEK IDEO DAN FITRI RESTIANA"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

i

KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI DALAM BUKU CERITA BERGAMBAR

AKU CERDAS MENGELOLA EMOSI KARYA WATIEK IDEO DAN FITRI RESTIANA

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

EFA RISKI ROMADONA NIM. 1617406059

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI JURUSAN PENDIDIKAN MADRASAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

PROFESOR KIAI HAJI SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO

2023

(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN Dengan ini, saya :

Nama : Efa Riski Romadona

Nim : 1617406059

Jenjang : S1

Program Studi : Pendidikan Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa naskah Skripsi yang berjudul “Keterampilan Mengelola Emosi Dalam Buku Cerita Bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi Karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian atau karya sendiri, bukan hasil dibuatkan orang lain dan bukan saduran, juga bukan terjemahan. Hal-hal yang bukan karya saya yang dikutip dalam skripsi ini, diberi tanda sitasi dan ditunjukan dalam daftar Pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti bahwa ternyata pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar akademik yang telah saya peroleh.

Purwokerto, 17 Januari 2023 Saya yang menyatakan,

Efa Riski Romadona

NIM.1617406059

(3)

iii

PENGESAHAN

Skripsi Berjudul :

KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI DALAM BUKU CERITA BERGAMBAR AKU CERDAS MENGELOLA EMOSI KARYA WATIEK

IDEO DAN FITRI RESTIANA

Yang disusun oleh Efa Riski Romadona NIM 1617406059 Jurusan Pendidikan Madrasah Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto, telah diujikan pada hari Kamis tanggal 19 bulan Januari tahun 2023 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) pada sidang Dewan Penguji skripsi.

Penguji I/Ketua sidang/Pembimbing,

Dr. Heru Kurniawan,M.A NIP. 19810322 200501 1 002

Penguji II/Sekretaris Sidang,

Novi Mulyani, M,Pd.I NIP. 19901125 201903 2 020 Penguji Utama,

Ellen Prima, M.A NIP. 19890316 201503 2 003

Mengetahui :

Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

Dr. Ali Muhdi, M.S.I NIP. 19770225 200801 1 007

PURWOKERTO

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Jenderal A. Yani, No. 40A Purwokerto 53126 Telepon (0281) 635624 Faksimili (0281) 636553

www.uinsaizu.ac.id

(4)

iv

(5)

v

KETERAMPILAN MENGELOLA EMOSI DALAM BUKU CERITA BERGAMBAR AKU CERDAS MENGELOLA EMOSI KARYA WATIEK

IDEO DAN FITRI RESTIANA Efa Riski Romadona

1617406059 ABSTRAK

Kesehatan mental yang berakibat pada perilaku negatif adalah salah satu bentuk ketidak mampuan individu mengelola, mengontrol, serta mengekspresikan emosinya sendiri. Itulah mengapa penting mempelajari keterampilan mengelola emosi sejak usia dini, karena pada tahap ini anak sedang dalam pembentukan seluruh aspek pada tubuhnya. Memperkenalkan dan mengajarkan keterampilan mengelola emosi pada anak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah penggunaan buku cerita bergambar yang mengandung banyak pesan tentang tokoh, cerita, dan perilaku mereka. Penyampaian buku cerita berlangsung dalam suasana yang menyenangkan, sehingga memudahkan anak-anak menerima pesan yang terkandung dalam cerita tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keterampilan mengelola emosi anak usia dini dalam buku cerita bergambar karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana yang berjudul Aku Cerdas Mengelola Emosi dan mengetahui emosi yang ditunjukkan tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar melalui ilustrasi yang ada di dalamnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (Library Research).

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan model penelitian analisis konten. Sesuai dengan teori yang dipaparkan oleh Hurlock bahwa terdapat beberapa macam emosi pada diri anak-anak, yaitu: rasa takut, rasa marah, rasa cemburu, duka cita atau kesedihan, keinginan, kegembiraan, dan kasih sayang.

Peneliti mengacu pada Permendiknas No 58 Tahun 2009 Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, melalui tingkat perkembangan, yang nantinya berdampak pada keterampilan mengelola emosi. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada beberapa keterampilan dalam hal mengelola emosi diri sendiri dan orang lain, dia antaranya, Kooperatif yang menjadikannya tidak egois, Tolerasi menjadikannya untuk rendah hati, Mengekspresikan Emosi seperti sabar menunggu giliran, Mengenal Tata Krama sepertihalnya mengucapkan terimakasih, Memahami Peraturan dengan pergi kesekolah setiap pagi dan menaati peraturan lalu lintas, Empati menjenguk teman yang sakit, Gigih dapat melalui tantangan dengan sportif, Bangga Terhadap Hasil Karya Sendiri tetapi tidak sombong, yang terkhir yaitu Menghargai Keunggulan Orang Lain seperti dapat dijadikan motivasi positif.

Kata kunci: Keterampilan Mengelola Emosi, Buku Cerita Bergambar, Anak Usia Dini

(6)

vi

THE SKILLS IN MANAGING EMOTIONS IN THE PICTURE STORIES I'M SMART MANAGING EMOTIONS BY WATIEK

IDEO AND FITRI RESTIANA Efa Riski Romadona

1617406059 ABSTRACT

Mental health that results in negative behavior is a form of individual inability to manage, control, and express their own emotions. That's why is it important to learn emotional management skills from an early age, because at this stage the child is in the process of forming all aspects of his body. Introducing and teaching emotional management skills to children can be done in various ways. One of them is the use of picture story books which contain many messages about the characters, stories, and their behavior. The delivery of story books takes place in a pleasant atmosphere, making it easier for children to accept the messages contained in the stories. The purpose of this study was to determine the skills of managing early childhood emotions in the illustrated story book by Watiek Ideo and Fitri Restiana entitled I'm Smart Managing Emotions and find out emotions are contained in picture story books through the illustrations in them. The method used in this research is library research. This research uses a descriptive method with a content analysis research model. In accordance with the theory presented by Hurlock that there are several kinds of emotions in children, namely: fear, anger, jealousy, grief or sadness, desire, joy, and affection. Researchers refer to Permendiknas No 58 of 2009 Regarding Early Childhood Education Standards, through the level of development, which will have an impact on the skills to manage emotions. Based on the results of this study, it shows that there are several skills in terms of managing the emotions of one self and others, including, Cooperative which makes it unselfish, Tolerance makes it humble, Expressing Emotions such as patiently waiting for one's turn, Knowing Manners as well as saying thank you, Understanding Rules by going to school every morning and obeying traffic rules, Empathy to visit friends who are sick, Persistently able to go through challenges with sportsmanship, Proud of Own Work but not arrogant, the last one is Appreciating the Excellence of Others as it can be used as positive motivation.

Keywords: Emotional Management Skills, Picture Story Books, Early Childhood

(7)

vii MOTTO

“Tidak ada yang diambil kembali dari kegelapan. Tidak tanpa memberikan gantinya.” {Zack Snyder’s Justice league}

“Connection Before Correction”

{Mega Marsha Tengker}

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan kepada :

Kedua malaikat terbaik peneliti Bapak Sukardi dan Ibu Nunik Haryani tercinta this is for u ibu, terima kasih telah menjadi ibu terhebat di dunia ini to me and of course to mba Eka, dan senantiasa mendoakan, bersabar juga memberi dukungan

penuh finansial maupun cinta kasih kepada peneliti, I’m sorry and love u guys from the earth to infinity.

Kakak tercinta, ter the best ever and ever Eka Putri Setyani.AMD yang menjadi sahabat sekaligus musuh sejati, selalu memotivasi, dan menghantui, tapi juga

membantu memecahkan semua masalah google demi menyemangati peneliti.

I love u dude and thanks for everything..

Terakhir, thanks to my self for not giving up and keeping promises.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan pertolongan-Nya, shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun manusia menuju jalan Allah yang diri dhoi, sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “ Keterampilan Mengelola Emosi Dalam Buku Cerita Bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana ”.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan serta tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu tanpa mengurangi rasa hormat dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini peneliti mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag., selaku Rektor UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

2. Prof. Dr.H. Suwito, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

3. Dr. H. Suparjo, M.A., selaku wakil Dekan I Bidang Akademik Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

4. Prof. Dr. Subur, M.Ag., selaku wakil Dekan II Bidang administrasi umum dan keuangan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto.

5. Dr. Hj. Sumiarti, M.Ag., selaku wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

6. Dr. Ali Muhdi, M.S.I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Madrasah

7. Novi Mulyani, M.Pd.I selaku Koordinator Prodi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto.

8. Dr. Kholid Mawardi S.Ag., M.Hum. Penasehat Akademik PIAUD-B 2016.

(10)

x

9. Dr. Heru Kurniawan, S.Pd, M.A. selaku Dosen Pembimbing, Terimakasih atas bimbingan, arahan dan segala dukungannya hingga selesainya skripsi ini.

10. Segenap Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan dan Staf Administrasi UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto yang telah memberikan ilmu pengetahuan semoga ilmunya bermanfaat.

11. Semua pihak yang telah membantu peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya yang berkenan memberikan doa serta bantuannya kepada peneliti.

Tiada kata yang bisa penulis berikan untuk menyampaikan rasa terima kasih melainkan hanya doa, semoga amal baik dari semua pihak tercatat sebagai amal shaleh yang diridhoi Allah SWT dan mendapat balasan ganda di akhera tkelak.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan. Serta penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi orang lain.

Purwokerto, 17 Januari 2023 Penulis,

EfaRiskiRomadona NIM.1617406059

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PENGESAHAN ... iii

NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv

ABSTRAK ... v

MOTTO ... vi

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Kajian ... 10

C. Rumusan Masalah ... 12

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 12

E. Kajian Pustaka ... 12

F. Metode Penelitian... 17

G. Sistematika Pembahasan ... 18

BAB II LANDASAN TEORI A. Keterampilan Mengelola Emosi Dini ... 21

1. Pengertian ... 21

2. Karakteristik Perkembangan Emosi ... 24

3. Macam-macam Emosi ... 26

4. Bentuk Reaksi Emosi Pada Anak ... 28

5. Fungsi Emosi ... 29

B. Anak Usia Dini ... 30

1. Pengertian Anak usia Dini ... 30

(12)

xii

2. Karakteristik Anak Usia Dini ... 32

3. Perkembangan Emosi Anak Usia Dini ... 34

4. Tahap Perkembangan Emosi ... 35

C. Media Buku Cerita Bergambar ... 38

1. Pengertian Media ... 38

2. Pengertian Buku Cerita Bergambar ... 39

3. Jenis-jenis Cerita Anak ... 40

4. Fungsi Buku Cerita Bergambar ... 41

5. Kontribusi Buku Cerita Bergambar ... 42

BAB III BIOGRAFI WATIEK IDEO DAN FITRI RESTIANA A. Biografi Penulis ... 44

B. Profil Buku Cerita Bergambar ... 48

C. Sinopsis Buku Cerita Bergambar ... 49

D. Unsur Intrinsik Buku Cerita Bergambar ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keterampilan mengelola emosi dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi ... 59

B. Emosi dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi malalui ilustrasi ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 91 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Standar Perkembangan Sosial Emosional Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Republik Indonesia No58 Tahun 2009.

Tabel 4.1 Ilustrasi Judul Cerita Roti Kesukaan Sisi Tabel 4.2 Ilustrasi Judul Cerita Lomba Busana Tabel 4.3 Ilustrasi Judul Cerita Boneka Bersama Tabel 4.4 Ilustrasi Judul Cerita Sakit Gigi Tabel 4.5 Ilustrasi Judul Cerita Jajanan Lezat Tabel 4.6 Ilustrasi Judul Cerita Kado Untuk Ibu Tabel 4.7 Ilustrasi Judul Cerita Krisan Kiki

Tabel 4.8 Ilustrasi Judul Cerita Bermain di Taman Kota Tabel 4.9 Ilustrasi Judul Cerita Barang Baru

Tabel 4.10 Ilustrasi Judul Cerita Ketika Ayah Pergi

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Karya Watiek Ideo bersama Theo Ideo Gambar 3.2 Karya Watiek Ideo bersama Fitri Restiana Gambar 3.3 Karya Watiek Ideo

Gambar 3.4 Karya Fitri Restiana Gambar 3.5 Karya Fitri Restiana

Gambar 3.6 Karya Fitri Restiana bersama Watiek Ideo

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat keterangan mengikuti seminar proposal Lampiran 2 : Blangko bimbingan skripsi

Lampiran 3 : Surat Rekomendasi munaqosah

Lampiran 4 : Surat Keterangan lulus ujian komprehensif Lampiran 5 : Surat wakaf perpustakaan

Lampiran 6 : Sertifikat aplikasi komputer Lampiran 7 : Sertifikat bahasa arab Lampiran 8 : Sertifikat bahasa inggris Lampiran 9 : Sertifikat BTA

Lampiran 10 : Sertifikat KKN Lampiran 11 : Sertifikat PPL

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna. karena manusia memiliki anugrah terbesar yaitu akal untuk berpikir dan belajar, maka manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya untuk mewujudkan potensi dirinya. Anak memiliki pola tumbuh kembang (koordinasi motorik halus dan kasar), kemampuan berpikir, kreativitas, bahasa dan komunikasi, yang terkandung dalam kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ).1

Anak usia dini mengalami masa keemasan, pada masa inilah anak menjadi sensitif atau peka terhadap berbagai rangsangan. Anak usia dini adalah sekelompok anak yang tumbuh dan berkembang secara individual, anak tumbuh dan berkembang secara individual tetapi memerlukan bimbingan untuk membentuk landasan yang tepat sesuai dengan usianya. Fase sensitif ini merupakan fase awal dalam perkembangan keterampilan kognitif, verbal, moral, fisik dan motorik, sosial dan emosional. Setiap anak merasakan emosi positif atau negatif terkait dengan keberadaannya. Emosi yang dialami anak terkadang kuat, terkadang samar. Walaupun anak masih bayi, namun anak sudah dapat merasakan emosi, misalnya saat anak lapar, anak menunjukkan emosinya kepada orang tuanya dengan berteriak atau menangis.

Menurut Lewis & Havi land-Jon emosi adalah aktivitas badaniah atau respon spontan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap peristiwa atau kondisi mental tertentu. Sedangkan menurut Lazarus variable emosi terdiri dari dua bentuk, yaitu: (1) action, berupa tindakan menyerang, menghindari, mendekati atau meninggalkan tempat atau orang, menangis, ekspresi wajah dan postur tubuh, dan (2) physiological reaction, espon fisiologis berupa aktivitas ekonomi sistem saraf, aktivitas otak dan sekresi

1 Danah Zohar & Ian Marshall, SQ: Kecerdasan Spiritual, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2001), hlm. 5.

(17)

hormonal. Dari pengertian emosi di atas dapat disimpulkan bahwa emosi merupakan respon yang terpola bukan sekedar kejadian yang tidak teratur, dan bahwa emosi erat kaitannya dengan proses koping sebagai upaya untuk memecahkan masalah kehidupan individu.2

Emosi muncul secara spontan tergantung pada situasi dan keadaan anak. Namun, ada bagian otak kita yang bertanggung jawab mengirimkan sinyal untuk melakukan respon tersebut, bagian otak ini disebut amigdala.

Amigdala adalah bagian otak yang berfungsi menghasilkan insting, keinginan atau selera manusia. Amigdala adalah sekelompok struktur yang saling berhubungan yang berbentuk almond dan berlabuh ke batang otak di dekat pangkal cincin limbik, yang merupakan dasar perkembangan otak. Di sisi otak ada dua amigdala yang terhubung ke hipotalamus dan ada dua bagian utama yang membentuk "otak hidung" primitif yang selama perkembangannya memunculkan korteks serebral dan neokorteks (otak yang berhubungan dengan pikiran, penalaran dan logika). Amigdala memainkan peran penting, dalam pengembangan fungsi emosional dan masalah emosional bagi seseorang untuk merasakan. Amigdala biasanya mengontrol masalah emosional, meskipun otak berpikir (neokorteks) belum sempat bereaksi dan masih merencanakan keputusan.3

Banyak yang melihat emosi sebagai sesuatu yang negatif. Misalnya, jika seorang anak dilarang menangis di depan beberapa orang, atau jika seorang anak marah setelah berdebat dengan temannya tentang mainan, maka orang tua langsung mengalihkan perhatian anak dengan memberikan mainan lain, atau terkadang tidak. tidak biasa bagi orang tua untuk segera mengeluarkan anaknya dari tempat bermainnya. Meskipun emosi bukan hanya dua emosi ini, tetapi serangkaian emosi kompleks yang dirancang untuk membantu anak menjadi lebih berempati kepada orang lain. Emosi muncul dari pikiran, perasaan dan tingkah laku atau tingkah laku. Lingkungan belajar

2 Riana Mashar, Emosi Anak Usia Dini dan Strategi Pengembangannya , (Jakarta:

Kencana, 2011), hlm. 16.

3 Iskandar Junaidi, Living Good & Healthy, (Yogyakarta: Rapha Publishing, 2014), hlm.

13.

(18)

memiliki pengaruh penting terhadap perkembangan emosi, karena Goleman menemukan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh lingkungan yang menentukan pola respon perilaku dan emosi yang dialami dan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Thomas dan Lagatutta mengemukakan bahwa perkembangan emosi anak usia dini sangat dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari dan hubungan keluarga, anak belajar tentang emosi serta sebab dan akibat. Jika anak mendapatkan pendidikan emosi yang tepat sejak dini, maka kecerdasan emosinya akan meningkat.4

Lingkungan yang paling dekat dengan anak adalah lingkungan keluarga terutama orang tua yang memiliki tanggung jawab terbesar dalam mengasuh anak, termasuk tanggung jawab terhadap keterampilan mengelola emosi anak. Selain pendidikan, orang tua juga bertanggung jawab untuk mendidik anaknya menjadi orang yang berguna di masa depan. Peran orang tua sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan emosi anak dalam hal hubungan emosional antara anak dan orang tua, karena keluarga merupakan sekolah utama anak sedangkan orang tua adalah guru dan pembimbing utama anak. Sifat anak yang sebenarnya meniru apa yang dilihatnya, sehingga anak menjadikan orang tuanya sebagai role model, saat mereka menerapkan keterampilan, memahami dan menghadapi emosi yang muncul dalam kehidupan sehari-hari, anak belajar dan mempraktekkan dengan contoh. Oleh karena itu, sebelum orang tua mengenalkannya kepada anak, orang tua harus belajar mengelola dan mengendalikan emosinya agar memiliki resolusi yang tepat dan ekspresi emosi yang baik, tanpa melebih-lebihkan keadaan emosinya. Selain orang tua, lingkungan sosial juga berperan penting dalam mengoptimalkan perkembangan emosi anak, agar kelak anak tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri seperti halnya orang dewasa yang mampu mengatur dan mengelola emosinya. Biasanya, ketika hubungan emosional terganggu karena berada dalam hubungan emosional yang buruk, maka kecerdasan emosional anak juga ikut terganggu sehingga menimbulkan perilaku negatif.

4 Riana Masher, Emosi Anak…., hlm. 20.

(19)

Perilaku menyimpang pada anak-anak menjadi semakin umum.

Keadaan seperti itu tidak boleh dianggap remeh, karena bisa berkembang menjadi tindak pidana. Pada dasarnya perilaku menyimpang ini sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial dimana anak itu tinggal. Hal ini biasanya menjadi indikasi kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, pola asuh yang kurang baik atau bahkan trauma psikologis yang dialami anak. Rasa khawatir, pesimis, sedih dan marah serta emosi negatif lainnya disebabkan oleh ketidakmampuan anak mengenali dan mengendalikan emosi serta memotivasi diri sendiri. Akibat dari perilaku menyimpang tersebut biasanya memicu pada mental health, atau yang biasa disebut dengan kesehatan mental. Kesehatan mental menjadi topik hangat di kalangan anak muda karena biasanya terjadi ketika mereka tidak dapat mengungkapkan keinginannya, terlalu sering menyimpan emosinya sendiri, dan banyak lagi. Namun, sebagian orang beranggapan bahwa orang-orang tersebut gila atau tidak dekat dengan Tuhan karena keterbatasan pengetahuan mereka tentang kesehatan mental. Padahal, kesehatan mental merujuk pada kesehatan seluruh aspek perkembangan fisik, intelektual, dan emosional yang tidak optimal bagi individu.

Sandersan Onie, seorang peneliti kesehatan mental dan pendiri Emotional Health for All, menekankan bahwa individu harus menyadari bahwa masalah kesehatan mental bukanlah hal yang memalukan dan tidak boleh didiskriminasi. Kesehatan mental atau mental health sedang trending di Google bersamaan dengan Hari Bumi pada 22 April. Masalah kesehatan mental masih menjadi masalah utama di Indonesia yang dapat terjadi pada siapa saja, terlepas dari latar belakang sosial dan ekonomi mereka. Menurut data Survei Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, lebih dari 19 juta orang berusia di atas 15 tahun menderita gangguan mental emosional dan lebih dari 12 juta anak usia 15 tahun juga menderita depresi. Dr. Celestinus Eigya Munthe, Direktur Departemen Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Narkoba, menjelaskan masalah kesehatan jiwa di Indonesia terkait dengan tingginya prevalensi orang dengan masalah

(20)

kesehatan jiwa, yaitu sekitar 1/4 dari total penduduk, yang berarti sekitar 20 persen penduduk Indonesia memiliki potensi gangguan jiwa. Para ahli menegaskan, orang dengan gangguan mental (ODGJ) tidak boleh dicap gila.

Atau stigma ketika seseorang pergi untuk konseling psikologis dari psikolog klinis atau psikiater adalah gila, hal tersebut merupakan kesalahpahaman.5 Di bawah ini adalah beberapa kasus yang terjadi di Indonesia akibat ketidak mampuan mengelola emosi yang memengaruhi kesehatan mental.

Gangguan kesehatan mental dan penurunan taraf hidup mungkin menjadi alasan utama mengapa Dhio Daffa Syadilla, 22 tahun, membunuh seluruh keluarganya dengan racun sianida di Magelang. Akibar dari tuntutan keluarga yang terus menerus, para pelaku menjadi semakin bingung dan tertekan. Terakhir, Polda Jawa Tengah menetapkan Dhio sebagai tersangka pembunuhan satu keluarga di Dusun Prajena, wilayah administratif Magelang, Selasa (29/11/2022). Dhio mengaku kepada polisi bahwa dia membunuh ayahnya, Abbas Ashar, 58, ibunya, Heri Iryani, 54, dan kakak perempuannya, Dhea Chairunnisa, 24.6

Seorang mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) tewas bunuh diri di sebuah hotel di kawasan Yogyakarta, Sabtu (8/10/2022). Keputusan untuk bunuh diri diduga dipicu oleh masalah kesehatan mental korban. Hal itu juga dibenarkan oleh pihak kepolisian, merujuk pada surat keterangan medis dari hasil pemeriksaan kejiwaan di rumah sakit yang menyatakan bahwa korban mengalami gangguan jiwa, juga ditemukan surat di dalam tas korban yang berada di tempat kejadian perkara (TKP) .7

5 Ellyvon Pranita, “Kesehatan Mental di Indonesia, Stigms ODGJ Masih Melekat”, Artikel Kompas, diakses dari https://www.kompas.com/sains/read/2022/04/23/130200923/

kesehatan-mental-di-indonesia-stigma-odgj-masih-melekat, pada tanggal 20 Desember 2022, pukul 15.26 WIB

6 “Autopsi Sekeluarga Tewas di Magelang: Racun Sadis, Lambung Terbakar”, Artikel CNN Indonesia, diakses dari https://www.cnnindonesia.com/nasional/20221130081608-12- 880664/kriminolog-selami-keputusan-dhio-bunuh-keluarga-sendiri, pada tanggal 25 Desember 2022, pukul 19.20 WIB.

7 Syifa Arrahmah, “Kasus Mahasiswa UGM Bunuh Diri, Bukti Darurat Kesehatan Mental Remaja”, Artikel Nuonline, diakses dari https://www.nu.or.id/nasional/kasus-mahasiswa-ugm- bunuh-diri-bukti-darurat-kesehatan-mental-remaja-5G5ef, pada tanggal 25 Desember 2022, pukul 21.30 WIB

(21)

Video yang dikutip dari Kompas.com memperlihatkan seorang pemuda merusak sepeda motor setelah menolak ditilang polisi, viral di media sosial sejak Kamis (2/7/2019). Profesor Dr. Koentjoro, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM), menjelaskan bahwa emosi dalam hal ini merupakan ledakan ketidakpuasan yang terwujud dalam perilaku.

Sementara itu, kegilaan yang terjadi merupakan puncak dari emosi atau sifat emosional yang dialami saat itu. Dalam kasus lain, yang juga meluapkan emosi hingga merugikan banyak pihak. Pembunuh berantai Kulon Progo yang dikenal dengan nama Very Idham Henyansyah atau Ryan Jombang membunuh 11 korban antara tahun 2006 dan 2008, 10 di antaranya berasal dari kampung halamannya di Jombang, Jawa Barat dan 1 korban dari Jakarta.

Periode. Sebagian besar pembunuhan yang dilakukan Ryan didorong oleh tuntutan keuangan dan alasan romantis. Ryan akhirnya divonis mati oleh Pengadilan Negeri Depok pada 6 April 2009, namun hingga saat ini Ryan belum dieksekusi hingga kisahnya di jadikan film dokumenter berjudul Ryan:

The Smiling Serial Killer, 17 Oktober 2010.8

Penting bagi anak untuk memiliki keterampilan mengelola emosinya sejak dini, karena anak saat ini sedang dalam fase pembentukan kepribadiannya, mereka juga dapat menjaga kewarasannya, mereka memiliki pertahanan yang kuat terhadap kesulitan dan masalah. dan mengembangkan potensi diri, memberikan dampak positif bagi lingkungan. Pernyataan ini diperkuat oleh Goleman bahwa pengelolaan emosi yang baik penting karena kecerdasan saja tidak akan menghasilkan orang yang sukses di kehidupan mendatang.9 Untuk membantu anak berkembang secara emosional, orang tua dan guru harus peduli dengan mendorong respons positif dan mengajar anak untuk menghadapi respons yang tidak pantas atau negatif, walaupun teknik yang membantu anak menghadapi respon emosional ini bervariasi menurut

8 Retia Kartika Dewi, “Pemuda Marah hingga Rusak Motor, Mengapa Emosi Bisa Berujung Destruktif”, Artikel Kompas, diakses dari https://lifestyle.kompas.com/read/2019/02/08/

113203520/pemuda-marah-hingga-rusak-motor-mengapa-emosi-bisa-berujung-destruktif?

page=all, pada tanggal 27 Desember 2022, pukul 7:15 WIB

9 Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 145.

(22)

emosi dan situasi, singkatnya, menurut Beaty ada lima strategi yang dapat membantu sebagian besar anak menghadapi reaksi yang tidak sesuai untuk anak-anak:10 (1) Hilangkan atau kurangi penyebab emosional. (2) Kurangi reaksi negatif anak dengan membiarkannya “keluar” dengan menangis berbicara atau perasaannya dalam tindakan yang tidak merusak. (3) menawarkan dukungan, kenyamanan dan gagasan untuk mengatur diri sendiri.

(4) modelkan perilaku terkontrol untuk diri sendiri (5) biarkan anak berbicara dengan tepat tentang perasaan negatif. Untuk mengungkapkan emosi yang dialami anak perlu dibangun “kosa kata emosi” seperti senang, sedih, marah, heran, kecewa, gembira, mengeluh, cemburu dan lain-lain. Karena ini adalah kata baru untuk anak, kita bisa melatih emosi satu per satu setelah anak tenang. Misalnya, kegembiraan pergi ke kebun binatang. Di sana kamu bisa melihat binatang yang biasanya tidak kamu temukan seperti ular, harimau, gajah, jerapah dan masih banyak lagi. Beri anak contoh kata-kata yang memiliki perasaan yang dirasakan orang tua dan guru.

Terdapat berbagai cara dalam mengoptimalkan keterampilan mengelola emosi pada anak usia dini. Salah satunya menggunakan media buku cerita bergambar. Terdapat banyak buku cerita yang mengandung banyak pesan moral bagi anak. salah satunya buku yang berjudul Aku Cerdas Mengelola Emosi kolaborasi karya penulis buku anak Watiek Ideo dan Fitri Restiana. Dimana sebagai penulis cerita anak yang best seller dalam buku ini keduanya menyajikan cerita yang didalamnya terdapat konflik permasalahan yang berada dengan lingkungan anak. Tidak hanya permasalahannya saja tetapi juga disertai dengan sikap dan tidakan tokoh dalam menyelesaikan masalahnya. Tokoh anak-anak yang ada dalam cerita memudahkan anak yang membaca atau mendengarkan cerita seolah hadir dengan sudut pandang mereka. Penyelesaian-penyelesaian masalah yang dilakukan tokoh dalam cerita tersebut dapat membuat anak belajar tentang bagaimana anak memiliki keterampilan mengelola emosi. Anak-anak berhak untuk mengerti sebanyak

10 Novi Mulyani, Perkembangan Dasar Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Gava Media:

2018) , hlm. 64

(23)

mungkin cara untuk mengelola emosi diri dengan keterampilan emosi yang dimiliki. Diharapkan buku ini dibaca oleh anak bersama orang tuanya. Agar orang tua dan anak dapat mendiskusikan permasalah dan solusinya yang dilakukan oleh tokoh dalam cerita. Dengan begitu, ketika sedang membaca membaca buku ini anak tidak hanya belajar tentang keterampilan mengelola emosi juga dapat menguatkan hubungan antara orang tua dan anak saat membaca buku pada saat membacanya bersama. Peneliti mengutip beberapa review (ulasan) dari masyarakat terkait dengan buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana.

Pertama, Gabriella menulis di blog pribadinya tentang buku Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana emosi yang sering muncul begitu saja tanpa bisa dikendalikan dengan baik. Akibatnya, tidak jarang menimbulkan kerugian bagi orang-orang di sekitar kita. Oleh karena itu, anak diajak untuk mengenali emosi yang ada dengan baik agar nantinya mampu mengendalikan emosinya. Terdapat sepuluh cerita pendek tentang contoh-contoh emosi. Ceritanya hanya 14 halaman, ilustrasi menarik dan kalimat tidak terlalu panjang, sehingga enak dibaca anak-anak. Salah satu cerita favorit Gabriella yaitu krisan kiki, berceritakan tentang anak yang tidak sabar menunggu tanamannya mekar dan memutuskan untuk sering menyirami dan memupuk. Akibatnya, tanaman itu bukannya berbunga tetapi malah membusuk. Kiki sangat sedih. Berdasarkan cerita ini anak diajak untuk belajar bersabar jika ingin mendapatkan hasil yang baik.11

Kedua, Berbeda dengan sebelumnya, lifestyle blogger Mamiarsyali menulis tentang buku Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana di blog pribadinya dan merekomendasikan buku ini sebagai bacaan wajib bagi anak-anak, karena mengenal dan mengelola emosi sangat penting bagi anak. Buku ini menjadi salah satu favoritnya anak Mamiarsyali karena dibaca berulang kali dan tidak pernah membosankan. Buku ini memilik beberapa kelebihan yang membuat Arsya sangat menyukainya yaitu: jalan

11 Gabriella, “Aku Cerdas Mengelola Emosi”, Review Buku, diakses dari https://theurbanmama.com/articles/aku-cerdas-mengelola-emosi.html, pada tanggal 29 November 2022, pukul 15:16 WIB

(24)

ceritanya yang asik dan seru, relate dengan kehidupan sosial anak-anak, gambarnya yang penuh warna menjadi sangat menggugah, tulisannya besar- besar yang membuat Arsya lebih mudah membacanya. Karena setiap dibacakan Arsya pun memandangi halaman dan berusaha membaca huruf demi hurufnya. Kelebihan terakhir yaitu di setiap akhir cerita selalu ditambahkan quote pendek sebagai inti atau pesan moral yang hendak disampaikan oleh penulis, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami makna dari setiap cerita.12

Ketiga, review dari Novita & Rini mengenai buku Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana, mereka menulis di blog pribadinya bahwa buku ini berisi bacaan ringan dan sederhana untuk dibaca, dibagi menjadi beberapa bagian dan penuh cerita tentang kehidupan sehari-hari dengan topik spesifik mengenai keterampilan mengelola emosi untuk pembaca abak usia dini. Buku ini mengajarkan banyak keterampilan emosional dan memiliki variasi cerita yang sangat bagus seperti mengelola kemarahan agar tidak berlebohan, berkompetisi, bersikap jujur, juga mengelola perasaan sedih, serta kehilangan dan mengajarkan anak meminta maaf. Ada salah satu cerita yang menampilkan kelompok pertemanan dimana ada tokoh yang memakai kerudung dan ada juga yang tidak, serta memiliki perbedaan ekonomi. Kami merasa hal ini bisa menjadi sarana untuk mengajarkan pertemanan dalam keberagaman. Karena disampaikan melalui buku cerita singkat, tulisan cukup besar, serta gambar yang menarik, bisa jadi sarana story telling orang tua ke anak sekaligus mengajarkan tentang pendidikan karakter. Disamping itu, orang tua juga bisa mendapatkan pembelajaran bagaimana menanggapi sikap yang anak-anak tunjukan sehari- hari secara sederhana. Namun harus diperhatikan, karena ada beberapa bagian bacaan ini menceritakan bagaimana sikap buruk dari seorang anak, seperti anak bersikap kurang sopan dengan berteriak ke orang tua, melempar barang yang tidak seharusnya dilakukan anak. Pendampingan orang tua masih

12 Mamiarsyali, “Belajar Mengelola Emosi, Book Review: Aku Cerdas Mengelola Emosi”, Review Buku, diakses dari https://www.mamiarsyali.my.id/2020/11/belajar-mengelola- emosi-book-review-aku.html, pada tanggal 29 November 2022, pukul 17:52 WIB

(25)

diperlukan karena dalam buku ini terdapat contoh-contoh perilaku tidak baik untuk menyampaikan pesan utamanya. Dapat ditarik kesimpulan bahwa, bacaan yang sangat menyenangkan karena beberapa cerita dikemas secara berbeda-beda, serta ilustrasi yang dibuat sangat beragam. Selain itu, tidak ada unsur kekerasan yang terkandung dalam buku ini dan penggunaan bahasa yang sangat sopan. Buku ini sangat cocok untuk pembaca usia anak dibawah 11 tahun, dimana orang tua anak juga dapat berinteraksi dengan bercerita berdasarkan cerita yang ada di buku dan berguna bagi orang tua, khususnya orang tua muda, ayah dan ibu bisa memberi contoh dari kejadian sehari-hari dan menarik kesimpulan dari sikap tersebut.13 Melalui beberapa ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana sangat recommended untuk dijadikan salah satu media dalam mengoptimalkan keterampilan mengelola emosi pada anak usia dini, dibuktikan dengan beberapa komentar dari para orang tua yang menyebutkan bahwa buku cerita bergambar ini memiliki banyak nilai positif yang sangat dekat dengan kehidupan sosial anak.

Dari latar belakang masalah yang sudah dipaparkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai berikut: Keterampilan mengelola emosi dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi, juga tentang Emosi yang ada dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi.

B. Fokus Kajian

Untuk menghindari kesan yang tidak dapat diterima dalam penelitian ini, penulis perlu menekankan pengertian dirujuk dari rencana utama diadakannya penelitian ini yaitu:

1. Keterampilan Mengelola Emosi

Menurut Yudha dan Rudhyanto keterampilan adalah kemampuan anak dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik, berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan afekktif (nilai-nilai moral). Keterampilan yang dipelajari dengan baik akan berkembang menjadi kebiasaan.

13 Novita dan Rini “Review Buku Aku Cerdas Mengelola Emosi: Ajarkan EQ Sejak Dini”, Review Buku, diakses dari https://www.4savvy.id/review-buku-aku-cerdas-mengelola- emosi/, pada tanggal 30 November 2022, pukul 17:14 WIB

(26)

Terdapat hubungan yang saling mempengaruhi antara keterampilan dengan perkembangan keseluruhan anak. 14

Desmita menyatakan bahwa mengelola emosi berkaitan dengan emosi sendiri dan kemampuan menangani emosi agar berpikir dan bertindak selalu positif. Bagi anak usia dini keterampilan mengelola emosi dengan berbagai cara yang dilakukannya dengan baik, mengungkapkan perasaannya agar bisa diterima secara sosial.15 Mengelola emosi merupakan kemampuan individu dalam menangani perasaan agar dapat terungkap dengan tepat atau selaras, sehingga tercapai keseimbangan dalam diri individu.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengelola emosi adalah keterampilan untuk mengendalikan diri, menunjukkan adaptabilitas, sehingga dapat diterima secara sosial.

2. Anak Usia Dini

Anak usia dini yaitu anak yang berberada pada rentang usia 0-6 tahun. Masa yang sangat fundamental dalam membangun kepribadian dan karakter diri anak, sebab di sini proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan cepat. Maka pada momen berharga inilah orangtua atau pendidik memiliki kesempatan yang besar untuk mengasah potensi yang dimiliki, oleh karena itu disebut dengan golden age (usia keemasan).16

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Berk dalam Sujiono menyatakan pada masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan hidup manusia. Proses pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan kepada anak harus

14 Sulistyo Budiwahyono, Membimbing Guru dan Pengawasan Untuk Menulis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jurnal Pendidikan Empirisme, hlm. 67

15 Ni Luh Putri, Pendidikan Inklusif Anak Usia Dini Berkebutuhan Khusus, (Malang:

Media Nusa Creative, 2015) , hlm. 129.

16 Khadijah & Nurul Amalia, Perkembangan Kognitif Anak Usia DIni, (Jakarta:

Kencana, 2020), hlm. 1

(27)

memperhatikan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak.17

3. Buku Cerita Bergambar

Menurut Davis secara teoritis, sastra anak adalah sastra yang dibaca anak-anak di bawah bimbingan dan arahan orang dewasa.18 Buku cerita bergambar memuat pesan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua elemen ini merupakan elemen penting dalam cerita. Buku cerita bergambar ini memiliki tema yang berbeda-beda, seringkali berdasarkan pengalaman sehari-hari anak.

karakter dalam buku cerita bergambar ini dapat berpua menusia atau binatang. Kualitas manusia, emosi, karakter, dan kebutuhan ditunjukkan di sini sehingga anak-anak dapat memahami dan menghubungkannya dengan pengalaman pribadinya.19

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa buku cerita bergambar adalah media yang menyajikan ilustrasi dan teks, menyampaikan pesan dan motivasi agar lebih jelas dan mudah diterima oleh pembaca.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan mengelola emosi dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana?

2. Emosi apa yang ditunjukkan tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana melalui ilustrasi?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan mengelola emosi dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas

17 Didith Pramunditya Ambara, dkk., Asesmen Anak Usia Dini, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2014), hlm. 1

18 Riris K. Toha Sarumpeat. Pedoman Penelitian Sastra Anak, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010). hlm. 2

19 Hari Santoso, Membangun Minat Baca Anak Usia Dini Melalui Penyediaan Buku Bergambar: Artikel Pustakawan Perpustakaan UM tahun 2011

(28)

Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana serta mengetahui emosi apa yang ditunjukkan tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi melalui ilustrasi.

Sedangkan manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif untuk pembaca dan konstruktif bagi dunia pendidikan khususnya terkait makna keterampilan mengelola emosi dalam buku cerita bergambar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi dunia pendidikan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan ide atau masukan dalam penggunaan buku cerita bergambar sebagai sumber media pembelajaran.

b. Bagi dunia sastra, penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan ilmiah dan acuan bagi civitas akademika, pendidik dan orang tua dalam penciptaan sebuah karya karena tidak hanya berlandasan pada hiburan tetapi pada aspek pendidikan atau pembelajaran.

c. Dapat dijadikan motivasi dan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk mendapatkan konsep baru yang memperluas pengetahuan dan pemahaman keterampilan mengelola emosi anak usia dini dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana.

E. Kajian Pustaka

Kajian pustaka dilakukan untuk menelaah penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Berikut beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini:

Pertama, Skripsi yang berjudul “Peran Pola Asuh Orang Tua dalam Perkembangan Emosi Anak Di TK Sakinah II Sukabumi” yang ditulis oleh Dinda Tiara Mahasiswa Universitas Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

(29)

(2019).20 Dalam penelitiannya memaparkan bahwa orang tua yang kurang memberikan perhatian pada perkembangan emosi anak menyebabkan anak menjadi kesepian, pemurung, mudah cemas, gugup, impulsive dan agresif.

Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan dengan teknik pengumpulan data mengunakan metode observasi, wawancara, dan dokumensi. Analisis data yang digunanakan ialah analisis Miles dan Huberman dengan langkah-langkah reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Penelitian ini mendeskripsikan peran orang tua dalam perkembangan emosi anak di TK Sakinah II, Sukabumi. Maka dari itu orang tua dan guru harus menjalin kerja sama yang baik karena berpengaruh bersar terhadap perkembangan emosi anak. Persamaannya adalah fokus/tema yang diteliti tentang pekembangan emosi anak usia dini. Sedangkan perbedaannya adalah Dinda menganalisis dari segi pola asuh yang diberikan oleh orang tua dan guru demi meningkatkan perkembangan emosi anak. Sedangkan peneliti menganalisis dari segi media buku cerita bergambar.

Kedua, penelitian Jurnal karya Edi Hendri Mulyana, Gilar Gandana, dan Muhammad Zamzam Nurul Muslim,21 Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa kemampuan anak usia dini dalam mengelola emosi dirinya sendiri dapat dilihat dari dimensi kemampuan anak dalam memanfaatkan emosi diri secara positif, kemampuan mengatur emosi sesuai dnegan situasi dan kondisi diri, dan kemampuan pertehanan diri anak itu sendiri dalam berbagai bentuk posisi persoalan diri anak secara wajar. Persamaannya yaitu fokus/tema yang diteliti yaitu berkaitan dengan mengelola emosi. Sedangkan perbedaan nya adalah pada Jurnal ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Sebujek nya yaitu siswa kelompok B1 yang terdiri dari 8 anak laki-laki dan 10 anak perempuan. Persamaan dengan penelitian ini yaitu adanya kemampuan anak usia dini mengelola emosi. Perbedaannya adalah mengenai metode dan tempat penelitian.

20 DInda Tiara, Peran Pola Asuh Orang Tua Dalam Perkembangan Emosi Anak Di TK Sakinah II Sukabumi, SKRIPSI, UIN Syarif Hidayatullah, 2019, hlm. 48.

21 Edi Hendri Mulyana dkk., Kemampuan Anak Usia Dini Mengelola Emosi Diri Pada Kelompok B di TK Pertiwi DWP Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, Vol1, No 2 2017, hlm. 227

(30)

Ketiga, Skripsi yang berjudul “Peran Guru dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak Di TK Aisyah Bustanul Atfal Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Lampung Tengah” yang ditulis oleh Zulia Noviati Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung (2020).22 Penelitian ini mengunakan pendekatan kualititif berdasarkan data lapangan, serta menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa terjadinya penyimpangan-penyimpangan seperti kekerasan disekolah dilatarbelakangi oleh menurunnya kondisi emosional siswa dimana mereka tidak dapat mengatur emosinya sendiri. Persamaannya yaitu fokus/tema yang diteliti tentang kecerdasan emosional. Sedangkan perbedaannya adalah Zulia menganalisis dari segi peran guru untuk meningkatkan kecerdasan emosional anak. Sedangkan peneliti menganalisis dari segi keterampilan mengelola emosi dalam media buku cerita bergambar.

Keempat, penelitian Jurnal milik Nefi Darmayanti, Annika Febrianti, Ayu Maharani Br Ginting, Ismawan Hadi Parinduri dan Ananda Indriani,23 pada penelitiannya dijelaskan bahwa kemampuan anak usia dini mengelola emosi diri merupakan bagian dari pematangan perkambangan emosi anak dimana peralihan dari praoprasional memasuki masa oprasional konkret.

Sumber data primer yaitu 5 orang anak di Desa Bagan Kuala, dengan menggunakan jenis studi kepustakaan. Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deksriptif. Persamaannya adalah fokus/tema yang diteliti terkait mengedalikan atau mengelola emosional anak usia dini.

Sedangkan perbedaanya adalah dalam jurnal milik Nefi dkk ini mendeskripsikan ketidakmampuan anak dalam menyesuaikan anak pada saat sedang berada disituasi baru, yaitu di Desa Bagan Kuala.sedangkan peneliti mengalisis keterampilan mengelola emosi anak melalui buku cerita bergambar.

22 Zulia Novianti, Peran Guru Dalam Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak di TK Aisiyah Bustanul Atfal Sukajawa Kecamatan Bumiratu Nuban Lampung Tengah, SKRIPSI, IAIN Metro Lampung, 2020, hlm. 39.

23 Nefi Darmayanti dkk., Kemampuan dalam Mengendalikan Emosional pada Anak Usia DIni. Junal Pendidikan dan Konseling. Vol 4 No 4 2022. hal. 15.

(31)

Kelima, Skripsi yang berjudul “Dampak Kekerasan Orang Tua Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini Di Desa Pajar Bulan Kabupaten Kaur” yang ditulis oleh Ermi Nabila Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu (2020).24 Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa beberapa orang tua di Desa Pajar Bulan sering melakukan tindakan kekerasan pada anak-anaknya terutama pada pada anaknya yang masih berusia dini. Alasan orang tua melakukan tindakan kekerasan tersebut adalah agar anak dapat lebih disiplin dan nurut dengan orang tua, nyata tindakan itu membuat anak tidak mudah beradaptasi dengan lingukungan baru, tidak mampu mengendalikan emosi dan tertekan labil, kemudian kurang rasa empati terhadap orang lain, kurang setiakawan, kurang ramah dan cenderung penakut.

Persamaannya adalah fokus atau tema yang diteliti tentang perkembangan kecerdasan emosional anak usia dini. Sedangkan perbedaanya adalah Ermi menganalisis dari segi psikologis terkait perkembangan kecerdasan emosional anak yang mendapat kekerasan dari orang tua anak. sedangkan peneliti menganalisis dari segi buku cerita bergambar.

Keenam, Jurnal penelitian milik Winda Tri Karisma, Dwi Prasetiyani DH, dan Mila Karmila,25 pada penelitiannya menjelaskan bahwa Kemampuan anak mengelola emosi tersebut ditunjukkan melalui perilaku-perilaku anak, yaitu menunjukkan emosi marah dibarengi dengan menangis, berteriak hingga membenturkan kepalanya ke lantai hanya karena anak dicium oleh bunda saat sedang asik main. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, data dalam penelitian ini dimulai dari masuk sekolah hingga kepulangan anak yang mencakup observasi, wawancara, dan dokumentasi mengenai pengelolaan emsoi anak. Persamaannya adalah fokus/tema yang diteliti berkaitan dengan pengelolaan emosi anak. Sedangkan perbedaanya adalah dalam jurnal milik Winda dkk, ini menganalisis nya dari segi peran orang tua dalam menstimulasi anak-anak di TPA Pena Prima yang dalam rentang usia 2-4 tahun karena

24 Ermi Nabila, Dampak Kekerasan Orang Tua Terhadap Perkembangan Kecerdasan Emosional Anak Usia Dini Di desa Pajar Bulan Kabupaten Kaur, SKRIPSI, IAIN Bengkulu, 2020, hlm. 50.

25 Winda Tri Karisma dkk., Peran Orang Tua Dalam Menstimulasi Pengelolaan Emosi Anak Usia Dini. Jurnal Penelitiaan Pendidikan Anak Usia Dini. Vol 9, No 1, juli 2020. hlm. 98.

(32)

belum mampu mengelola emosi dengan baik. sedangkan peneliti menganalisis keterampilan mengelola emosi anak melalui buku cerita bergambar.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah sebuah cara ilmiah untuk memperoleh informasi dengan tujuan dan kegunaan tertentu berdasarkan ciri ilmiah yang rasional, empiris dan sistematis.26 Metode penelitian membantu peneliti menyusun hasil penelitian yang sesuai dengan aturan yang berlaku dengan baik dan mudah. Metode yang akan digunakan adalah metode analisis isi atau content analysis.

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Ditinjau berdasarkan objek penelitian yang diteliti oleh penulis, maka jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kepustakaan atau library research, yaitu suatu kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data atau karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan obyek penelitian atau pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengelola bahan penelitian. Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara studi pustaka dan dokumentasi.27

Obyek penelitian ini adalah keterampilan megelola emosi dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana.

2. Sumber Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara, apabila dilihat dari sumber datanya peneliti dapat menyimpulkan dan menggunakan sumber data sebagai berikut:

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang secara langsung menyediakan data untuk pengumpulan data. Dalan hal ini, sumber data primernya diperoleh langsung dari buku cerita bergambar Aku Cerdas

26 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabet, 2015), hlm. 3.

27 Amir Hamzah, Metode Penelitian Keperpustaan, (Malang: Literasi Nusantara, 2020).

hlm. 8.

(33)

Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana melalui teks dan ilustrasi yang terdapat di dalamnya.

b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber data yang tidak secara langsung memberikan data kepada peneliti atau melewati orang atau dokumen lain. Sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, internet atau sumber lain yang berkaitan dengan keterampilan mengelola emosi.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan langkah penting dalam sebuah penelitian, pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara tergantung dari tujuan penelitian dan jenis data yang akan diambil, serta sumber data atau subjek penelitian.28 Data adalah bahan yang digunakan untuk keperluan penelitian, data yang sahih atau tidak sahih dapat dilihat menurut cara diperolehnya. Teknik pengumpulan data digunakan untuk mengamati metode tertentu, sedangkan pengumpulan data berlangsung sebagai berikut: Dokumentasi adalah sarana untuk memperoleh data langung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan, laporan kegiatan, folio-folio, film dukumentar, serta informasi terkait penelitian.29

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, yaitu catatan atau karya seseorang tentang suatu hal yang telah lampau. Dalam hal ini, peneliti mengumpulkan data melalui teknik membaca dan mencatat. Teknik baca digunakan peneliti untuk menyerap dan mengintepretasikan data yang tertulis dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi, kemudian mencatat temuan terkait keterampilan mengelola emosi anak usia dini dan emosi yang ditunjukkan tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar melalui ilustrasi.

28 Urip Santoso, Kiat Menyusun Proposal Penelitian, (Yogyakatya: Graha Ilmu, 2015), hlm.112

29 Ridwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karyawan dan Penelitian Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2004), hlm. 77

(34)

4. Teknik Analisis Data

Analisis data disini peneliti menggunakan analisis naratif. Analisis naratif adalah analisis cerita dan fiksi (novel, puisi, cerita rakyat, dongeng film, komik, musik, dan sebagainya) ataupun berita. Analisis data penelitian ini adalah pesan-pesan yang berkaitan dengan keterampilan mengelola emosi anak usia dini dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana. Adapun langkah- langkah yang peneliti gunakan yaitu mengamati mengamati teks dan emosi dengan bantuan Ilustrasi sehingga mudah dipahami oleh pembaca khususnya anak usia dini.

G. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan merupakan kerangka dari penelitian yang digunakan untuk memberika gambaran dan pentunjuk tentang pokok-pokok yang akan dibahas dalam penelitian ini. Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, secara garis besar kripsi ini terdiri dari lima bab yang didahului dengan bagian formalitas yang meliputi: halaman judul, halaman pernyataan keaslian, halaman pengesahan, halaman nota dinas pembimbing, halaman motto, halaman pembahasan, halaman kata pengantar dan daftar isi. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Bab I berisi Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, fokus kajian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab II adalah mengenai Landasan Teori sebagai sudut pandang untuk memahami wilayah penelitian secara obyektif. Bab ini membahas terkait keterampilan mengelola emosi anak usia dini yang kemudian di jelaskan secara rinci, yaitu: pengertian, karakteristik perkembangan emosi, macam- macam emosi, bentuk reaksi emosi, fungsi emosi pengertian anak usia dini, karakteristik anak usia dini, perkembangan emosi anak usia dini, tahap perkembangan emosi, struktur media cerita buku bergambar, meliputi:

pengertian media, pengerian buku cerita bergambar, fungsi buku cerita bergambar.

(35)

Bab III merupakan kajian terhadap objek penelitian. Dalam bab ini membahasa gambaran umum terkait buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana, meliputi sebagai berikut: biografi Watiek Ideo dan Fitri Restiana, prifil buku, deskripsi cerita yang diteliti oleh peneliti.

Bab IV mengkaji tentang hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: analisis keterampilan mengelola emosi melalui buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi karya Watiek Ideo dan Fitri Restiana dan menganalisis emosi yang ditujukkan tokoh-tokoh dalam buku cerita bergambar Aku Cerdas Mengelola Emosi malalui ilustrasi.

Bab V yaitu bab terakhir dari skripsi ini yang berisi penutup, kesimpulan dan saran. Terdapat daftar pustaka, dan lampiran-lampiran serta daftar riwayat hidup.

(36)

21 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Keterampilan Mengelola Emosi 1. Pengertian

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.30 Secara leksikologis kata

“keterampilan” mempunyai dua aspek utama, yaitu pengetahuan dan kecakapan, mengacu pada tingkat kuantitas pemahaman tentang sesuatu, aspek kedua yakni kecakapan lebih mengacu pada tingkat kualitas penguasaan strategi pemanfaatan sesuatu yang dipahami tersebut.31 Dalam konteks ini keterampilan mengelola emosi dapat diartikan sebagai kuantitas pemahaman dan kualitas penguasaan individu terhadap makna emosi, bentuk emosi, fungsi dari emosi, juga memanfaatkannya dengan tepat dalam berbagai macam tujuan, keperluan dan situasi maupun keadaan.

Kata emosi berasal dari bahasa latin, yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi. Goleman mendefenisikan bahwa emosi merujuk pada suatu perasaan atau pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan Sukmadinata mendefenisikan emosi sebagai perpaduan dari berbagai perasaan yang mempunyai intensitas yang relatif tinggi dan menimbulkan suatu gejolak suasana batin. Emosi merupakan perasaan atau afeksi yang timbul ketika seseorang sedang berada dalam suatu keadaan atau suatu interaksi yang dianggap penting olehnya, terutama well-being dirinya menurut Campos dan Sarni dkk.32 Sepaham

30 Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, KementrianPendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, KKBI V. 2016

31 Luluk Sri Agus Prasetyoningsih dkk., Keterampilan Berbicara, (Malang: CV Literasi Nusantara Abadi, 2021), Hlm. 4.

32 Susianty Selaras Ndari dkk., Metode Perkembangan Sosial Emosi Anak Uia Dini, (Jawa Barat: Edu Publisher, 2018), Hlm. 11.

(37)

dengan hal tersebut, Chaplin mengatakan dalam Dictionary of Psychology bahwa emosi sebagai suatu keadaan yang terangsang dari organisme mencakup perubahan-perubahan yang disadari, yang sifatnya mendalam dari perubahan perilaku. Menurut Daniel Goleman sesungguhnya ada ratusan emosi bersama dengan variasi, campuran, mutasi, dan nuansanya sehingga makna yang dikandungnya lebih banyak, lebih kompleks, dan lebih halus daripada kata dan defenisi yang digunakan untuk menjelaskan emosi.33

Menurut Daniel Goleman bahwa kecerdasan emosional dapat di klasifikasikan atas lima komponen penting, yaitu: (1) mengenali emosi, (2) mengelola emosi, (3) memotivasi diri sendiri, (4) mengenali emosi orang lain, (5) membina hubungan.34 Emosi pada anak dipengaruhi oleh dasar biologis dan masa lalu yang dijalaninya. Charles Darwin dalam bukunya yang berjudul “The Ekspression of Emosion in Man And Animals”

menyebutkan bahwa ekspresi wajah manusia merupakan sesuatu yang bersifat bawaan dan bukan hasil pembelajaran. Ekspresi ini bersifat universal yang terdapat diberbagai budaya seluruh dunia. Dan merupakan hasil evolusi emosi pada binatang. Hasil perbandingan yang dilakukan Darwin antar gertakan manusia dengan geraman pada anjing atau desisan yang dikeluarkan oleh kucing. Para psikolog masa kini juga masih percaya bahwa emosi terutama ekspresi memiliki dasar biologis yang kuat menurut Goldsmith & Davidson. Contohnya seorang anak kecil yang buta sejak lahir dan tidak pernah melihat orang sedih dan tersenyum namun dapat memperlihatkan ekspresi serupa seperti anak-anak normal pada umumnya.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut para ahli menemukan bahwa emosi dasar seperti bahagia, terkejut, marah, dan takut, memiliki ekpresi yang sama pada budaya yang berbeda.35

33 Afi Parnawi, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2012), hlm. 38.

34 Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 170

35 Susianty Selaras Ndari dkk., MetodePerkembangan …., hlm. 3-4.

(38)

Mengelola emosi (managing emotion), yaitu menangani emosi sendiri agar berdampak positif bagi pelaksanaan tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup menunda kenikmatan sebelum tercapainya suatu tujuan, serta mampu menetralisir tekanan emosi. Orang yang memiliki kecerdasan emosional adalah orang yang mampu menguasai, mengelola dan mengarahkan emosinya dengan baik. Pengendalian emosi tidak hanya berarti meredam rasa tertekan atau menahan gejolak emosi, melainkan juga bisa berarti dengan sengaja menghayati suatu emosi yang tidak menyenangkan.36 Keterampilan mengelola emosi pada anak usia dini adalah keterampilan anak untuk dapat mengenali, memahami, mengekspresikan, dan mengendalikan berbagai emosi yang dirasakannya dengan baik dan benar. Keterampilan ini juga termasuk dalam kemampuan anak usia dini untuk mengenali dan memahami apa yang dirasakan oleh orang-orang yang ada disekitarnya serta mengekspresikan perasaanya dengan tepat kepada lingkungan disekitarnya. Berikut alasan mengapa anak perlu mempunyai keterampilan mengelola emosi dengan baik dan benar: a) anak dapat berekspresi dengan tepat susuai dengan emosi yang dirasakannya. b) anak dapat belajar juga memahami emosi orang lain dan melahirkan rasa empati. c) memberi kesempatan kepada anak untuk berlatih menghadapi kondisi yang sulit dalam kehidupan sehari-hari. d) perkembangan emosi baik berdampak pada perkembangan sosial yang baik. e) membuat anak merasa dihargai.37

Dengan mengajarkan anak keterampilan mengelola emosi, maka anak akan lebih mampu untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul selama proses perkembangannya menuju manusia dewasa. Tidak hanya itu, anak yang memiliki keterampilan mengelola emosi, juga lebih mampu mengatasi tantangan-tantangan emosional dalam kehidupan modern.

36 Shoffa Saifillah & Sukatin, Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2020), hlm. 138.

37 Hamid Muhammad dkk., Mengajarkan Anak Usia Dini Keterampilan Mengelola Emosi, (Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020), hlm. 2.

(39)

2. Karakteristik Perkembangan Emosi

Menurut Hurlock, perbedaan individu tidak dapat dielakkan karena adanya perbedaan taraf pematangan dan kesempatan belajar. Anak mempunyai ciri khas emosi yang membedakannya dengan orang dewasa, ciri khas inipun dijelaskan oleh Hurlock sebagai berikut:38

a. Emosi yang kuat

Anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama, baik dalam situasi yang remeh ataupun serius. Misalnya, perlombaan lari antara dua anak, siapa yang paling cepat menuju pagar depan rumah.

Sepintas, bagi orang dewasa hal tersebut adalah sesuatu yang remeh, tidak serius, atau hanya untuk hiburan belaka. Namun bagi anak, perlombaan tersebut bisa dipahami berbeda. Hal tersebut terlihat ketika salah satu diantara mereka menjadi pemenang. Tak jarang, perlombaan tersebut dilakukan berulang-ulang, sampai anak yang lainnya menjadi pemenang, dan ia pun merasa bangga dan bahagia.

b. Emosi seringkali tampak

Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi mereka meningkat. Walaupun disatu sisi mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukuman. Namun demikian mereka yang belajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang membangkitkan emosi. Misalnya, anak-anak cenderung tidak dapat menyembunyikan rasa marah. Ketika keinginan mereka tidak dipenuhi oleh orang tua, anak-anak seringkali memperlihatkan emosi, seperti mengambek, menangis, melempar barang yang ada didekatnya, guling- guling, dan ekspresi emosi yang lainnya.

c. Emosi bersifat sementara

Peralihan yang cepat pada anak-anak dari tertawa kemudian menangis, dari marah kemudian tersenyum, dan lainnya merupakan akibat tiga faktor yakni: membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang, kurangnya pemahaman terhadap situasi

38 Novi Mulyani, Perkembangan Dasar…, hlm. 52-62

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Surat Keberatan Nomor: 015/VVSMS/PJKN/2014 tanggal 30 Mei 2014, memuat alasan-alasan keberatan yang jelas dan perhitungan besarnya pajak yang terutang menurut Pemohon

Metode observasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang apa dan bagaimana yang terjadi di dalam kelas atau pada mahasiswa (fenomena yang muncul) dalam proses

[r]

Nefritis adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan bagian glomerulus yang disebabkan oleh adanya bakteri Streptococcus.. Nefritis seringkali disebut

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak teh hitam terhadap bakteri Aeromonas hydrophila dan untuk mengetahui nilai MIC ( Minimum Inhibitor

Bidang Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan, koordinasi, pembinaan, bimbingan, pengendalian pengembangan teknis penyusunan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan aktivitas belajar peserta didik kelas V Sekolah Dasar Negeri 17 Rabak dalam pembelajaran ilmu pengetahuan

1) Sebaran hujan yang dipengaruhi oleh fisiografi dan arah angin menyebabkan zona barat dan tengah wilayah penelitian memiliki curah hujan yang lebih tinggi dan