BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
K. Media Cetak
dengan nama INN.
2. Indikasi utama obat dan informasi mengenai keamanan obat 3. Nama dagang obat.
4. Nama industri farmasi.
5. Nomor pendaftaran (khusus untuk media cetak).
3. Kriteria periklanan obat bebas
Dalam UU No. 23 tahun 1992 pasal 41 ayat (2), dinyatakan bahwa
penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi
persyaratan obyektivitas dan kelengkapan serta tidak menyesatkan
(Hartini dan Sulasmono, 2007).
Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994 tentang
Pedoman Periklanan Obat Bebas menyatakan bahwa informasi mengenai produk obat
dalam iklan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam pasal 41 ayat (2) UU
No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan sebagai berikut:
Tabel V.Kriteria Periklanan Obat Bebas Menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994
No Kriteria Periklanan Obat Bebas
1. Obyektif: harus memberikan informasi sesuai dengan kenyataan yang ada dan tidak boleh menyimpang dari sifat kemanfaatan dan keamanan obat yang telah disetujui.
2. Lengkap: harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontraindikasi dan efek samping.
3. Tidak menyesatkan: informasi obat harus jujur, akurat, bertanggung jawab serta tidak boleh memanfaatkan kekuatiran masyarakat akan suatu masalah kesehatan.
(Anonim, 2006a)
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994,
tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas, juga dinyatakan bahwa obat yang dapat
diiklankan kepada masyarakat adalah obat yang sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku tergolong dalam obat bebas atau obat bebas terbatas, kecuali
bahwa sediaan farmasi yang berupa obat untuk pelayanan kesehatan yang
penyerahannya dilakukan berdasarkan resep dokter hanya dapat diiklankan pada
media cetak ilmiah kedokteran atau media cetak ilmiah farmasi. Selain itu, pasal 33
menyebutkan bahwa iklan mengenai sediaan farmasi dan alat kesehatan pada media
apapun yang dipergunakan untuk menyebarkan iklan dilaksanakan dengan
memperhatikan etika periklanan (Hartini dan Sulasmono, 2007).
4. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang promosi
obat.
Berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
No. HK.00.05.3.02706 tahun 2002 tentang Promosi Obat, pasal 5 ayat 2 dan 3,
dinyatakan bahwa promosi obat melalui media audio visual dan elektronik hanya
diperbolehkan untuk obat bebas dan obat bebas terbatas (Anonim, 1996). Dalam
Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No. HK.00.05.3.02706
tahun 2002 tentang Promosi Obat, bab III pasal 3, diterangkan sebagai berikut :
Tabel VI. Surat Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Promosi Obat
No. Promosi Obat
1 Semua obat jadi yang berupa obat bebas, obat bebas terbatas, dan obat yang penyerahannya harus dengan resep dokter dapat dipromosikan.
2 Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), obat yang penyerahannya harus dengan resep dokter tidak dapat dipromosikan kepada masyarakat umum.
3 Promosi obat jadi yang penyerahannya harus dengan resep dokter sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan diatur kemudian.
4 Promosi yang ditujukan kepada profesi kesehatan dan masyarakat umum harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5. Pedoman periklanan obat yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
386/MENKES/SK/IV/1994.
Obat-obat bebas (obat bebas dan obat bebas terbatas) banyak dijual dimana
saja, seperti kios, warung, pasar dan khususnya apotek. Obat bebas sangat mudah
didapat, dan dapat digunakan tanpa petunjuk dokter. Obat bebas juga banyak
diiklankan dan tidak sedikit produsen yang melebih-lebihkan khasiat dari obat
tersebut, maka dari itu iklan obat bebas harus mempunyai batasan. Periklanan obat
mempunyai peraturan yang harus ditaati. Hal itu diatur dalam Keputusan Menteri
Kesehatan No. 386/MENKES/SK/IV/1994, khususnya tentang Pedoman Periklanan
Obat Bebas, antara lain iklan obat dapat dimuat di media periklanan setelah
rancangan iklan tersebut disetujui oleh Departemen Kesehatan RI; iklan obat tidak
boleh memberikan pernyataan superlatif, komparatif tentang indikasi,
kegunaan/manfaat obat; iklan obat harus mencantumkan spot peringatan perhatian
(BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER); dan
iklan suatu obat hanya boleh diindikasikan untuk kondisi-kondisi tertentu dengan
batasan-batasan khusus. Batasan-batasan khusus tersebut seperti:
(Anonim, 2006b).
Tabel VII. Batasan-Batasan Khusus Jenis Obat Indikasi yang dicantumkan
Obat flu meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan pilek
Obat batuk meredakan batuk yang tidak berdahak, meredakan batuk yang berdahak, meredakan batuk berdahak yang disertai pilek
K. Media Cetak
1. Pengertian media cetak
Media cetak adalah media yang menggunakan bahan dasar kertas atau kain
untuk menyampaikan pesan-pesannya. Unsur-unsur utamanya adalah tulisan (teks), gambar visualisasi, atau keduanya. Media cetak bisa dibuat untuk membantu fasilitator melakukan komunikasi interpersonal saat pelatihan atau kegiatan kelompok. Media cetak juga bisa dibuat sebagai bahan referensi (bahan bacaan). Atau menjadi media instruksional untuk mengkomunikasikan teknologi baru dan cara-cara melakukan sesuatu (leaflet, brosur, buklet). Bisa juga mengkomunikasikan keprihatinan dan peringatan, serta mengkampanyekan suatu isu (poster). Dan menjadi media ekspresi dan karya personal seperti poster, gambar, kartun atau komik (Anonim, 2007)
Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan mengutamakan
pesan-pesan visual, media ini terdiri dari lembaran kertas dengan sejumlah kata,
gambar, atau foto dengan tata warna dan halaman putih. Media cetak merupakan
dokumen atas segala dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditangkap oleh
jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto dan sebagainya(Adji, 2007).
Sementara Cahyo Pramono menyatakan, media cetak hingga kini tidak tergantikan
2. Karakteristik iklan media cetak
Iklan di media cetak baik itu yang terdapat dalam surat kabar maupun
majalah, memiliki karakteristik sebagai berikut tergolong praktis(termasuk cepat dan
harga terjangkau), daya jangkau dan edar surat kabar sampai pelosok(perkembangan
zaman telah menciptakan segmentasi, dan mengidentifikasi surat kabar dan majalah
menurut pendidikan pembacanya). Karakteristik iklan media cetak lainnya yaitu
peranan jenis huruf, ukuran dan aspek lay out yang turut menentukan keberhasilan
iklan. Iklan di media cetak juga dapat bertahan atau dengan kata lain tidak satu kali
lalu habis (Adji, 2007).
3. Jenis media cetak
Masyarakat sulit membedakan jenis media cetak karena banyak media cetak yang mempunyai kesamaan. Contohnya seperti brosur atau leaflet yang berupa lembaran kertas, begitu juga dengan buklet yang sering disangka buku yang bukan merupakan alat untuk mengiklankan suatu produk. Berikut adalah beberapa contoh media cetak yang biasa dijumpai di masyarakat selain koran, majalah dan tabloid :
Tabel VIII. Jenis Media Cetak No Jenis Media
Cetak
Keterangan
1. Leaflet - media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan (biasanya lebih banyak tulisan). Pada kedua sisi kertas serta dilipat sehingga berukuran kecil dan praktis dibawa. - berisikan suatu gagasan secara langsung ke inti permasalahnnya. Dan menjelaskan cara melakukan tindakan dengan singkat.
- media ini seperti poster yang mudah dibawa dan disebarluaskan, dan jumlah yang dibawa bisa lebih banyak daripada poster.
2. Brosur - bentuknya dapat mirip dengan leaflet yaitu selembar kertas yang dilipat dengan teks dan gambar pada kedua sisi kertasnya.
- brosur yang merupakan selembar kertas dengan tulisan dan gambar hanya pada satu sisi biasanya disebut pamflet atau surat selebaran.
- jenis pesan yang biasanya terdapat pada brosur beragam, seperti ajakan, saran, memperingatkan sesuatu, memberi informasi dan menjelaskan sesuatu.
3. Poster - media dengan bahan dasar sehelai kertas atau kain yang digambari dan ditulisi sedikit kata (gambar untuk menarik perhatian orang).
- merupakan salah satu media cetak yang paling banyak digunakan dalam berbagai program dan gagasan tulisan yang tidak terlalu banyak
4. Buklet - buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis, tidak lebih dari 30 halaman bolak-balik, yang berisi tulisan dan gambar – gambar.
- media buklet merupakan perpaduan antara leaflet dengan buku atau sebuah buku dengan format (ukuran) kecil seperti leaflet.
- struktur isinya seperti buku (ada pendahuluan, isi, penutup) hanya saja cara penyajian isinya jauh lebih singkat daripada sebuah buku.
- keunggulan lain buklet bila dibandingkan buku adalah banyaknya gambar dan tipisnya jumlah halaman.