KAJIAN TEORITIS DAN KERANGKA BERPIKIR A.Kerangka Teoritik
1. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media berasal dari Bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti „tengah‟. „perantara‟, atau „penghantar‟, sedangkan dalam bahasa arab, media disebut „wasail‟ bentuk jamak dari „wasilah‟ yakni
sinonim dari al-wasth yang mempunyai arti „tengah‟ (Munadi, 2012,
hlm. 6). Dari kata tengah tersebut dapat diambil pengertian bahwa sesuatu yang berada diantara dua sisi, sehingga media dapat dipahami sebagai penghantar atau penghubung, yang menghantarkan atau menghubungkan sesuatu hal dari sisi satu ke sisi yang lain (Munadi, 2012, hlm. 6). Gerlach dan Ely (1971) dalam Arsyad (2014, hlm. 3) mengatakan bahwa media merupakan manusia, materi, atau kejadian yang dapat membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam hal ini, semua yang ada dilingkungan siswa seperti guru, buku teks, dan lingkungan sekolah semuanya merupakan media. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat geografis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau
verbal (Arsyad, 2014, hlm. 3). Rusman menambahkan “media
merupakan alat yang memungkinkan siswa untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah untuk mengingatnya dalam waktu yang lama dibandingkan dengan penyampaian materi pelajaran dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu atau media
Pembelajaran adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan penetapan tujuan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, dan pelaksanaanya terkendali. Perlu ditegaskan bahwa dalam proses pendidikan sering kali seseorang belajar tanpa disengaja, tanpa seseorang itu tahu tujuannya terlebih dahulu, dan tidak selalu dikendalikan baik dalam artian isi, waktu, proses, maupun hasilnya. Namun demikian dalam tulisan kedua istilah itu dapat digunakan secara bergantian (Miarso, 2005, hlm. 392).
Munadi mengatakan,”media pembelajaran dapat dipahami segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif” (Munadi, 2012, hlm. 8). Definisi ini sejalan dengan definisi yang di antaranya disampaikan oleh Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Technology/AECT) di Amerika, yakni sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan
pesan/informasi (Munadi, 2012, hlm. 8). Sementara itu, Gagne‟ dan
Briggs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran adalah alat yang secara fisik terdiri dari, buku, tape recorder, kaset, kamera video, video recorder, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan komputer yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran (Arsyad, 2014, hlm. 4)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan alat penyampaian informasi dari sumber secara terencana kepada penerima pesan yang dilakukan secara efektif dan efisien, dan diharapkan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.
b. Landasan Teoritis Penggunaan Media Pembelajaran
Pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan prilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelunya (Arsyad, 2014, hlm. 10). Menurut Bruner (1966) dalam Arsyad (2014, hlm. 10). terdapat tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive) pengalaman piktorial/gmbar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic).
Selanjutnya Dale menggambarkan tingkat pengalaman pemerolehan hasil belajar adalah sebagai suatu proses komunikasi. Materi yang akan disampaikan oleh guru dan siswa dapat menguasainya disebut sebagai pesan (Arsyad, 2014, hlm. 11). Guru selanjutnya sebagai sumber pesan menuangkan pesan ke dalam simbol-simbol tertentu (encoding) dan siswa sebagai penerima menafsirkan simbol-simbol tersebut sehingga dapat dipahami sebagai suatu pesan (decoding) Pengolahan pesan oleh guru dan murid dapat di gambarkan melalui tabel berikut ini (Arsyad, 2014, hlm. 11).
Tabel 2.1 Pesan dalam Komunikasi
Pesan diproduksi dengan Pesan dicerna dan diinterpretsikan dengan
Berbicara, menyanyi, memainkan alat musik, dsb.
<−> Mendengarkan
Memvisualisasikan melalui film, foto lukisan, gambar, model, patung, grafik, kartun, gerakan nonverbal
<−> Mengamati
Menulis atau mengarang <−> Membaca
Hal diatas memberikan petunjuk bahwa agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaakan alat indranya (Arsyad, 2014, hlm. 11). Sementara itu
Dale, “memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui
indera pandang 75 %, melalui indera dengar 13 %, dan melalui indera
Dale’s Cone Experience (Kerucut Pengalaman Dale) adalah salah satu acuan sebagai landasan teoritis pemanfaatan media dalam proses pembelajaran. Dalam usaha memanfaatkan media dalam pembelajaran, Edgar Dale mengadakan klasifikasi tingkatan pengalaman berdasarkan seberapa banyak indera yang terlibat di dalamnya. Tingkatan pengalaman dalam kerucut tersebut adalah dari tingkatan yang paling konkrit ke tingkatan yang paling abstrak (Munadi, 2012, hlm 18).
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman Edgar Dale (Munadi, 2012, hlm 19) Kerucut ini (gambar 2.1) merupakan elaborasi yang rinci dari konsep tiga tingkatan pengalaman yang dikemukakan oleh Bruner sebagaimana diuraikan sebelumnya. Hasil belajar seseorang dapat diperoleh mulai dari pengalaman langsung (konkret), kenyataan yang
Lambang Kata Lambang Visual Gambar Diam, Rekaman Radio
Gambar Hidup Pameran Televisi Karyawisata Dramatisasi Benda Tiruan/Pengamatan Pengalaman Langsung Abstrak Tinggi Abstrak Rendah
ada di lingkungan kehidupan seseorang kemudian melalui benda tiruan, sampai kepada lembang verbal (abstrak). Semakin ke atas di puncak kerucut semakin abstrak media penyampaian itu. Namun perlu diingat bahwa urut-urutan ini tidak berarti proses belajar dan interaksi belajar mengajar dengan selalu dimulai dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kelompok siswa yang dihadapi dengan mempertimbangkan situasi belajarnya (Arsyad, 2014, hlm. 13).
Pengalaman siswa secara langsung akan memberikan kesan paling bermakna dan paling utuh mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman dan peraba dan ini dikenal sebagai learning by doing (Arsyad, 2014, hlm. 13)
Ketika pesan dituangkan ke dalam lambang-lambang seperti bagan, grafik, atau kata maka tingkatan keabstrakan pesan akan semakin tinggi. Pesan yang terkandung dalam lambang-lambang seperti itu, indera yang digunakan untuk menafsirkannya semakin terbatas yakni indera penglihatan atau indera pendengaran. Meskipun tingkat partisipasi fisik berkurang, keterlibatan imajinatif semakin bertambah dan berkembang. Sesungguhnya, pengalaman konkret dan pengalaman abstrak dialami silih berganti, hasil belajar yang dilakukan secara pengalaman langsung mengubah dan memperluas jangkauan abstraksi seseorang, dan sebaliknya, kemampuan interpretasi lambang kata membantu seseorang untuk memahami pengalaman yang di dalamnya ia terlibat langsung (Arsyad, 2014, hlm. 14-15).
c. Fungsi Media Pembelajaran
1) Fungsi Media Pembelajaran Sebagai Sumber Belajar
Media sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain adalah arti bahwa media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar (Munadi, 2012, hlm. 37).
2) Fungsi Semantik
Fungsi semantik dari media adalah media dapat menambah perbendaharaan kata (symbo verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik) (Munadi, 2012, hlm. 39).
3) Fungsi Manipulatif
Berdasarkan karakteristik umum, media disebut mempunyai fungsi manipulatif karena media memiliki dua kemampuan, yaitu dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi (Munadi, 2012, hlm. 41).
4) Fungsi Psikologis a) Funsi Atensi
Pada dasarnya setiap orang memilki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam sistem saraf yang berfungsi membuang sejulah sensasi yang datang. Oleh karena saraf penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggap menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya. Pada masa-masa inilah media pembelajaran memiliki fungsi, yakni dapat meningkatkan perhatian (attention) siswa terhadap materi ajar (Munadi, 2012, hlm. 43).
b) Fungsi Afektif
Fungsi afektif dari media pembelajaran adalah menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penilakan siswa terhadap sesuatu. Dan pada dasarnya setiap
orang memiliki gejala batin jiwa yang berisikan kualitas karakter dan kesadaran (Munadi, 2012, hlm. 44).
c) Fungsi Kognitif
Media pembelajaran mempunyai fugsi kognitif yaitu siswa yang belajar melalui medi pembelajaran akan memperoleh dan menggunkan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian/peristiwa (Munadi, 2012, hlm. 45). d) Fungsi Imaginatif
Media pembelajaran juga memiliki fungsi imaginatif yaitu dapat meningkatkan dan mengembangkan imaginasi siswa. Berdasarkan Kamus Lengkap Psikologi imaginasi (imagination) berarti prosesmenciptakan objek atau peristiwa tanpa pemanfaatan data sendoris. Dalam hal ini, imaginasi mencangkup penimbulan atau kreasi objek-objek baru sebagai rencana bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi (khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran autistik (Munadi, 2012, hlm. 46).
e) Fungsi Motivasi
Fungsi media pembelajaran selanjutnya adalah fungsi motivasi yaitu dengan media pembelajaran yang tepat guna yaitu memberikan harapan dengan cara memudahkan siswa, bahkan yang dianggap lemah sekalipun daam menerima dan memahami isi pelajaran. Pada dasarnya motivasi adalah seni mendorong siswa untuk terdorong melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Dengan demikian, motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran (Munadi, 2012, hlm. 47).
5) Fungsi Sosio-Kultural
Pada dasarnya setiap siswa memiliki karakteristik yang berbeda apalagi bila dihubngkan dengan adat, keyakinan, lingkungan, pengalaman, dan lain-lain. Sedangkan kurikulum dan materi ajar ditentuan dan diberlakukan secara sama untuk setiap siswa, dengan demikin guru akan mengalami kesulitan menghadapi hal itu, terlebih ia harus mengatasinya sendirian. Apalagi bila latar belakang dirinya (guru) baik adat, budaya, lingkungan, dan pengalamannya berbeda dengan para siswanya. Masalah ini dapat diatasi dengan media embelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengaaman, dan menimbulkan persepsi yang sama, sehingga media pembelajaran dapat membantu permasalahan ini (Munadi, 2012, hlm. 48).
d. Taksonomi Media Pembelajaran
Banyak Taksonomi dengan berbagai pendekatan dibuat oleh para ahli media, munadi menyatakan teori taksonomi media pembelajaran adalah seperti pada tabel berikut ini :
Tabel 2.2 Teori Taksonomi Media Pembelajaran
No. Taksonomi Ahli Penjelasan
1 Taksonomi media berdasarkan rangsangan belajar
Edling Media merupakan bagian dari enam unsur rangsangan belajar, yaitu dua untuk pengalaman audio meliputi kodifikasi subjektif visual dan kodifikasi objektif audio, dua untuk pengalaman visual meliputi kodifikasi subektif audio dan kodifikasi objekif visual, dan dua pengalaman belajar 2 dimensi meliputi pengalaman langsung dengan orang dan pengalaman langsung dengan benda (Munadi, 2012, hlm. 50). 2 Taksonomi media berdasarkan fungsi pembela-jaran
Gagne Media dikelompokkan menjadi 7 macam, yaitu :
1) Benda untuk didemonstrasikan 2) Komunikasi lisan
3) Media cetak 4) Gambar diam 5) Gambar gerak 6) Film bersuara 7) Dan mesin belajar
Lalu dari ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkan, contoh prilaku belajar, memberi kondisi eksternal, manuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi, dan pemberi umpan balik (Munadi, 2012, hlm. 51). 3 Taksonomi media menurut hirarki pemanfa-atannya untuk pendidikan
Duncan Duncan ingin menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudian pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain hirarki Duncan disusun menurut tingkat kerumitan perangkat media yang dipergunkan (Munadi, 2012, hlm. 52).
e. Ciri-ciri Media Pembelajaran
Gerlach dan Elly dalam Rusman, menyebutkan ada tiga ciri media yang merupakan petunjuk bahwa media yang dapat melakukan apa saja yang mungkin guru pun sulit untuk melakukannya.
1) Ciri Fiksatif
Ciri ini amat penting bagi guru karena ciri ini menggambarkan media merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekomendasikan, merekonstruksikan suatu peristiwa atau objek dengan kejadian atau objek yang direkam dengan format media yang ada dapat dipergunakan setiap saat bahkan dapat ditransfer ke dalam format lainnya. Peristiwa yang hanya sekali pun dapat diabadikan dan disusun kembali sesuai keperluan untuk media pembelajaran.
2) Ciri Manipulatif
Media mempunyai ciri manipulatif karena transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan. Kejadian yang memakan waktu lama dapat disajikan kepada siswa dalam waktu sekejap dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Namun dalam pelaksanaannya media dengan ciri ini harus diperhatikan secara lebih karena apabila kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian 4 Tasonomi media berdasarkan indera yang terlibat Rudi Bretz
Berdasarkan indera yang terlibat Rudi Bretz memilih tiga unsur pokok sebagai dasar dari setiap media, yaitu suara, visual dan gerak. Unsur suara adalah unsur yang melibatkan indera pendengaran dan visual adalah unsur yang melibatkan indera penglihatan. Namun pada unsur gerak tampaknya bretz tidak mendaasarkan gerak pada keterlibatan inderawi tetapi kepada alat-alat yang mendukung media bersangkutan (Munadi, 2012, hlm. 52).
yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran, sehingga dapat merubah sikap siswa ke arah yang tidak diinginkan.
3) Ciri Distributif
Ciri ini memungkinkan suatu objek atau kejadian di transportasikan melalui ruang dan secara bersamaan keadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu (Rusman, 2013, hlm. 166).
f. Pinsip-prinsip Media Pembelajaran
Menurut Rusman ada beberapa prinsip yang menjadi acuan dalam mengoptimalkan pembelajaran :
1) Efektivitas
Pemilihan media pembelajaran harus berdasarkan pada ketepatgunaan (efektivitas) dalam pembelajaran dan pencapaian tujuan pembelajaran atau pembentukan kompetensi. Guru harus berusaha agar media pembelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi secara optimal dapat digunakan dalam pembelajaran.
2) Relevansi
Prinsip ini adalah sesuainya media pembelajaran yang digunakan dengan tujuan, karakteristik materi pelajaran, potensi dan perkembangan siswa serta dengan waktu yang tersedia. 3) Efisiensi
Pemilihan dan penggunaan media pembelajaran harus benar-benar memperhatikan bahwa media tersebut murah atau hemat biaya tetapi dapat menyampaikan inti pesan yang dimaksud, persiapan dan penggunaannya relatif memerlukan waktu yang singkat, kemudian hanya memerlukan sedikit tenaga.
4) Dapat digunakan
Media pembelajaran haruslah benar-benar dapat digunakan dan diterapkan dalam pembelajaran, sehingga dapat menambah pemahaman siswa dan meningkatkan kualitas pembelajaran. 5) Kontekstual
Penggunaan media pembelajaran harus mengedepankan aspek lingkungan sosial dan budaya siswa. Alangkah baiknya jika mempertimbangkan aspek pengembangan pada pembelajaran life skills (Rusman, 2013, hlm. 167).
g. Pemilihan Media Pembelajaran 1) Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Rusman (2013, hlm. 169) ada tiga komponen yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam memilih media pembelajaran, yaitu :
a) Komponen Tujuan
Memilih media harus disesuaikan dengan peruntukkannya, apakah media yang digunakan tujuannya untuk audience secara individual atau klasikal dan apakah tujuan pemilihan media relevan dengan kemampuan siswa dan juga kemampuan guru dalam mengunakan berbagai jenis media pembelajaran (Rusman, 2013, hlm. 169). Dan yang paling penting, tujuan apa yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan, apakah domain kognitif, afektif, atau psikomotor, hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap media yang akan digunakan. b) Komponen Karakteristik Media Pembelajaran
Setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu terlihat dari segi kehandalannya, cara pembuatannya dan cara penggunaannya. Guru dalam kaitannya dalam
pemilihan media harus memahami karakteristik media pembelajaran. Karena hal ini adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru. Kemampuan semacam ini dapat memberikan peluang menggunakan berbagai jenis media pembelajaran yang bervariasi (Rusman, 2013, hlm. 169).
c) Komponen Kesesuaian
Ada lima komponen kesesuaian, yaitu :
(1) Kesesuaian dengan rencana kegiatan yang dituangkan dalam RPP
(2) Kesesuaian dengan sasaran belajar yaitu anak usia berapa yang akan menerima dan menyerap pesan sesuai dengan ateri melalui media tersebut.
(3) Kesesuaian dengan tingkat keterbacaan maksudnya apakah media pembelajaran tersebut sudah memenuhi persyaratan teknis, seperti kejelasan gambar, warna, ukuran dan tulisan.
(4) Kesesuaian dengan situasi dan kondisi yang dimaksud adalah kondisi tempat atau ruangan yang dipergunakan, ukuran ventilasi dan cahaya, keadaan siswanya seperti jumlahnya, minat dan motivasi belajarnya, dan pengelompokkan siswa tidak luput dari pertimbangan pemilihan media.
(5) Kesesuaian dengan objektivitas, yaitu pemilihan media yang berdasarkan pada kondisi nyata bukan atas dasar dasar kesenangan pribadi saja.
Sedangkan menurut Soeparno menyebutkan bahwa ada lima alasan untuk memilih media dalam proses pembelajaran yaitu :
(1) Ada berbagai macam media yang mempunyai kemungkinan dapat kita pakai dalam proses pembelajaran,
(2) Ada media yang mempunyai kecocokan untuk menyampaikn informasi tertentu,
(3) Ada perbedaan karakteristik setiap media, (4) Ada perbedaan pemakai media tersebut, dan
(5) Ada perbedaan situasi dan kondisi tempat media dipergunakan (Rusman, 2013, hlm. 170).
Dari penjelasan-penjelasan tersebut dapat terlihat bahwa tidak mudah untuk memilih media pembelajaran
yang tepat. Dan Rusman (2013) mengatakan,” media yang
digunakan harus memperhatikan beberapa ketentuan dengan pertimbangan bahwa penggunaan media harus benar-benar berhasil dan berdaya guna unttuk
meningkatkan dan memperjelas pemahaman siswa”
(Rusman, 2013, hlm. 169-170)
h. Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran
Menurut Rusman mengklasifikasikan media pembelajaran berdasarkan sifat, jangkauan dan teknik pemakainnya, sebagai berikut :
1) Berdasarkan sifatnya media dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu : a) Media auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja
atau media yang memiliki unsur suara.
b) Media visual, yaitu suatu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara.
c) Media audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur gambar namun unsur suara juga.
2) Berdasarkan kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibedakan ke dalam :
a) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak. b) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang
dan waktu.
3) Dari cara atau teknik pemakainnya, media dapat dibagi ke dalam :
a) Media yang diproyeksikan.
b) Media yang tidak diproyeksikan (Rusman, 2013, hlm. 173) Sehingga menurut Rusman secara garis besar media dapat dikelompokkan dalam gambar sebagai berikut :
Gambar 2.2 Klasifikasi Media Pembelajaran (Rusman, 2013, hlm. 174) 2. Komputer sebagai Media Pembelajaran
a. Definisi Komputer Media Pembelajaran Audio Visual Audio-visual Diproyeksikan Tidak Diproyeksikan Diam
Gerak
Diam GerakIstilah komputer diambil dari bahasa latin computare yang berarti menghitung (to compute atau to reckon) (Rusman, 2013, hlm. 177). Definisi komputer disampaikan oleh Hamacher yang dikutip Wahono, “komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepatnya dan daat menerima informasi input figital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program yang tersimpan di memorinya, dan menghasilkan output berupa informasi” (Rusman, 2013, hlm. 177). Dapat disimpulkan bahwa komputer sebenarnya merupakan mesin elektronik yang dapat menerima informasi dalam bentuk input digital dengan menggunakan kode biner dalam aplikasi programnya, dan menampilkan output informasi dalam bentuk visualisasi data elektronik (Rusman, 2013, hlm. 178).
b. Pemanfaatan Komputer sebagai Media Pembelajaran
Komputer dalam penggunaannya dalam pembelajaran memungkinkan berlangsungnya proses pembelajaran secara individual (individual learning) dengan menumbuhkan kemandirian dalam proses belajaranya sehingga siswa akan mengalami proses yang jauh lebih bermakna dibandingkan dengan pembelajaran konvensional (Rusman, 2013, hlm. 178). Selain itu menurut Arsyad dalam Rusman menyebutkan bahwa manfaat komputer untuk tujuan pendidikan adalah sebagai berikut :
1) Siswa yang lamban dalam menerima pelajaran dapat diakomodasi oleh komputer karena ia dapat memberikan iklim yang bersifat afektif dengan cara yang lebih individual, tidak pernah lupa, tidak pernah bosan, sangat sabar dalam menjalankan instruksi seperti yang diinginkan program yang digunakan.
2) Siswa dapat dirangsang untuk mengerjakan latihan, melakukan kegiatan laboratorium atau simulasi karena tersedianya animasi grafik, warna, dan musik yang dapat menambah realisme.
3) Kendali berada ditangan sisw seihngga tingat kecepatan belajar siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya. Dengan
kata lain, komputer dapat berinteraksi dengan siswa secara perorangan misalnaya dengan bertanya dan menilai jawaban. 4) Media pembelajaran mampu merekam aktivitas siswa selama
menggunakan program pengajaran, dan memberi kesepatan lebih baik untuk pembelajaran secara perorangan dan perkembangan setiap siswa selalu dapat dipantau.
5) Media pembelajaran dapat dihubungkan dengan, dan mengendalikan peralatan lain seperti : compact disc, video tape, dan lain-lain dengan program pengendali dari komputer (Rusman, 2013, hlm. 178-179)
c. Jenis-Jenis Media Pembelajaran CAI 1) Media Pembelajaran CAI Model Drills
Model Drills pada dasarnya merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penyediaan latihan-latihan soal yang bertujuan untuk menguji penamp[ilan siswa melalui kecepatan menyelesaikan soal-soal latihan yang diberikan media (Darmawan, 2011, hlm. 105-106).
2) Media Pembelajaran CAI Model Tutorial
Model ini merupakan program pembelajaran individual yang dikemas dalam bentuk pembelajaran berprogram bentuk branching dimana informasi/mata pelajaran disajikan dalam unit-unit kecil, lalu disusul dengan pertanyaan-pertanyaan (Darmawan, 2011, hlm. 137-139).
3) Media Pembelajaran CAI Model Simulasi
Pada dasarnya model ini merupakan salah satu strategi pembelajaran yang bertujuan memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret melalui penciptaan tiruan-tiruan bentuk pengalaman yang mendekati suasana sebenarnya (Darmawan, 2011, hlm. 122)
4) Media Pembelajaran CAI Model Games
Model games merupakan program pembelajaran yang lebih menekankan pada penyajian bentuk-bentuk permainan dengan muatan bahan pembelajaran didalamnya (Darmawan, 2011, hlm. 191). Model games ini dapat terlihat dengan mengenali pola pembelajaran melalui permainan yang dirancang sedemikian rupa, sehingga pembelajaran lebih menantang dan menyenangkan (Rusman, 2013, hlm. 236).