• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Pembelajaran

Dalam dokumen IMAM BONJOL PADANG 1438 H 2017M (Halaman 33-50)

BAB II LANDASAN TEORI

3. Media Pembelajaran

a) Pengertian Media Pembelajaran

Kata Media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Penyalur”. Dengan demikian, maka media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengetahuan ini, pendidik, buku teks dan lingkungan sekolah merupakan media. Pengertian Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal18. b) Fungsi Media dalam Pembelajaran

Secara umum, media mempunyai fungsi yaitu: 1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.

(2.1) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model.

(2.2) Objek yang terlalu kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar.

18

Azhar Arsyad, (2014),Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 3.

(2.3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu denganTimelapseatauHigh Speed Photography.

(2.4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal.

(2.5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram dan lain-lain.

(2.6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualisasikan lewat film, gambar dan lain-lain.

3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara peserta didik dengan sumber belajar.

4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori dan kinestiknya.

5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.

6) Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 7) Pembelajaran dapat lebih menarik.

8) Pembelajaran menjadi interaktif dengan menerapkan teori belajar. 9) Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.

10) Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.

11) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan.

12) Sikap positif peserta didik terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan19.

Ada enam fungsi pokok media pembelajaran dalam proses belajar mengajar:

1) Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif.

2) Media pengajaran merupakan bagian yang integral dari keseluruhan situasi mengajar. Ini merupakan salah satu unsur yang harus dikembangkan oleh seorang pendidik.

3) Dalam pemakaian media pengajaran harus melihat tujuan dan bahan pelajaran.

4) Media pengajaran bukan sebagai alat hiburan, akan tetapi alat ini dijadikan untuk melengkapi proses belajar mengajar supaya lebih menarik perhatian peserta didik.

5) Diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar serta dapat membantu peserta didik dalam menangkap pengertian yang disampaikan oleh pendidik.

6) Penggunaan alat ini diutamakan untuk meningkatkan mutu belajar mengajar20.

Tiga fungsi utama media pembelajaran yaitu:

1) Memotivasi minat atau tindakan, untuk memenuhi fungsi motivasi, media pengajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau

19

Rostina Sundayana, (2015),Media Dan Alat Peraga Dalam Pembelajaran Matematika, Bandung: Alfabeta, hal. 7-8

hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para peserta didik.

2) Menyajikan informasi, isi dan bentuk penyajian ini bersifat amat umum, berfungsi sebagai pengantar, ringkasan atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan bahan informasi, peserta didik bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari para peserta didik hanya terbatas pada persetujuan atau ketidaksetujuan mereka secara mental atau terbatas pada perasaan tidak kurang senang, netral, atau senang.

3) Memberi instruksi, untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus melibatkan peserta didik baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata sehingga pembelajaran dapat terjadi21.

c) Manfaat Media Pembelajaran Manfaat media pembelajaran, yaitu:

1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. Meskipun para pendidik menafsirkan isi pelajaran dengan cara yang berbeda-beda, dengan penggunaan media ragam hasil tafsiran itu dapat dikurangi sehingga informasi yang sama

dapat disampaikan kepada peserta didik sebagai landasan untuk pengkajian, latihan, dan aplikasi lebih lanjut.

2) Pembelajaran bisa lebih menarik. Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat para peserta didik tetap terjaga dan memperhatikan. Kejelasan dan keruntutan pesan, daya tarik image yang berubah-ubah, pengguna efek khusus yang dapat menimbulkan keingintahuan menyebabkan peserta didik tertawa dan berpikir, yang kesemuanya menunjukkan bahwa media memiliki aspek motivasi dan meningkatkan minat.

3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi peserta didik, umpan balik, dan penguatan.

4) Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat karena media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh peserta didik.

5) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila mana integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik dan jelas.

6) Pembelajaran dapat diberikan dan di mana diinginkan atau diperlukan terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu.

7) Sikap positif peserta didik terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan.

8) Peran pendidik dapat berubah ke arah yang lebih positif, beban pendidik untuk penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi bahkan dihilangkan sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses belajar mengajar, misalnya sebagai konsultan atau penasihat peserta didik22.

Manfaat media pembelajaran dalam proses belajar peserta didik, yaitu: 1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik sehingga

dapat menumbuhkan motivasi belajar.

2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh pendidik sehingga peserta didik tidak bosan dan pendidik tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau pendidik mengajar pada setiap jam pelajaran.

22

4) Peserta didik dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian pendidik, tetapi juga aktivitas lain mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Menurut Encyclopedia of Educational Research menyebutkan bahwa manfaat media pembelajaran adalah:

1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.

2) Memperbesar perhatian peserta didik.

3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.

4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan peserta didik.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, hal ini terutama terdapat dalam gambar hidup.

6) Membantu tumbuhnya pengertian, dengan demikian membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

7) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta membantu berkembangnya efisiensi yang lebih mendalam serta keragaman yang lebih banyak dalam belajar23.

23

Dari uraian dan pendapat beberapa ahli di atas, dapatlah disimpulkan beberapa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut:

1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian peserta didik sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya. 3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu.

(3.1) Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang kelas dapat diganti dengan gambat, foto, slide, realita, film, radio, atau model.

(3.2) Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat disajikan dengan bantuan mikroskop, film, slide, atau gambar.

(3.3) Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui rekaman video, film, foto, slide di samping secara verbal.

(3.4) Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat ditampilkan secara konkret melalui film, gambar, slide, atau simulasi komputer.

(3.5) Kejadian atau percobaan yang dapat membahayakan dapat disimulasikan dengan media seperti komputer, film, dan video.

(3.6) Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang dalam kenyataan memakan waktu lama seperti proses kepompong menjadi kupu-kupu dapat disajikan dengan teknik-teknik rekaman seperti time-lapse untuk film, video, slide, atau simulasi komputer.

4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada peserta didik tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan pendidik, masyarakat, dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang24.

d) Jenis dan Karakteristik Media Pembelajaran

Mengingat banyaknya media dalam pembelajaran, maka dirasa sangat perlu untuk melakukan pengelompokkan terhadap berbagai media pendidikan yang ada tersebut. Pengelompokkan ini secara praktis dimaksudkan agar memudahkan kita sebagai pengguna dalam

24

memahami prinsip penggunaan, perawatan, dan pemilihan media dalam proses pembelajaran. Media pembelajara dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari sudut mana melihatnya.

1) Dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam:

(1.1) Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

(1.2) Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah: film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

(1.3) Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua.

2) Dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam:

(2.1) Media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak, seperti radio dan televisi. Melalui media ini peserta didik

dapat mempelajari hal-hal atau kejadian-kejadian yang aktual secara serentak tanpa harus menggunakan ruangan khusus.

(2.2) Media yang mempunyai daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu, seperti film slide, film, video, dan lain sebagainya.

3) Dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya, media dapat dibagi: (3.1) Media yang diproyeksikan, seperti film, slide, film strip,

transparansi, dan lain sebagainya. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film projectoruntuk memproyeksikan film,slide projectoruntuk memproyeksikan film slide, overhead projector (OHP) untuk memproyeksikan transparansi. Tanpa dukungan alat proyeksi semacam ini, maka media semacam ini tidak akan berfungsi apa-apa.

(3.2) Media yang tidak diproyeksikan, seperti gambar, foto, lukisan, radio, dan lain sebagainya.

Pendapat lain dikemukakan oleh Rudy Brets yang mengklasifikasikan media menjadi tujuh, yaitu:

1) Media Audio Visual gerak, seperti: film bersuara, pita video, film pada televisi, televisi dan animasi.

2) Media Audio Visual diam, seperti: film rangkai suara, halaman suara, dan sound slide.

3) Audio semi gerak seperti: tulisan jauh bersuara. 4) Media visual bergerak, seperti: film bisu.

5) Media visual diam, seperti: halaman cetak, foto,microphone. 6) Media audio, seperti: radio, telepon, pita audio.

7) Media cetak, seperti: buku, modul, bahan ajar mandiri25. Setiap media mempunyai karakteristik tertentu, baik dilihat dari segi kemampuannya, cara pembuatannya, maupun cara penggunaannya. Memahami karakteristik berbagai media pengajaran merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki pendidik dalam kaitannya dengan keterampilan pemilihan media pengajaran. Di samping itu memberikan kemungkinan pada pendidik untuk menggunakan berbagai jenis media pengajar secara bervariasi. Sedangkan apabila kurang memahami karakteristik media tersebut, pendidik akan dihadapkan kepada kesulitan dan cenderung bersikap spekulatif. Sebelum menggunakan media dalam pembelajaran, pendidik harus memahami karakteristik, jenis serta pengelompokkan dari media yang akan digunakannya. Dengan media yang akan digunakannya tersebut, pendidik harus meyakinkan dirinya bahwa media yang akan digunakannya tersebut, akan benar-benar memberikan nilai positif terhadap kualitas pembelajaran yang akan dilakukannya26.

25

Op. Cit.,Rostina Sundayana, hal. 13-15

26

e) Media Permainan

Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan atas keputusan anak itu sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang menyenangkan akan menghasilkan proses belajar pada anak.

Anak-anak belajar melalui permainan mereka. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan bahan, benda, anak lain, dan dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara optimal.

Bermain dapat menjadi sumber belajar, karena memberi kesempatan untuk belajar berbagai hal yang tidak diperoleh anak di sekolah maupun di rumah. Di samping itu, akan menimbulkan pengaruh yang sangat penting bagi penyesuaian pribadi dan sosial anak. Karena dengan bermain anak belajar untuk bermasyarakat, berinteraksi dengan teman lainnya, belajar dalam membentuk hubungan sosial, belajar berkomunikasi dan cara menghadapi serta memecahkan masalah yang muncul dalam hubungan tersebut. Dalam bermain anak juga belajar dalam memahami standar moral, tentang nilai-nilai yang baik dan nilai yang kurang baik (buruk). Sehingga terjalin bentuk komunikasi karena

dari hubungan tersebut anak akan belajar bekerja sama, murah hati, jujur, sportif, dan di senangi banyak orang atau teman27.

Piaget mengatakan bahwa bermain adalah suatu kegiatan yang dilakukan berulang-ulang dan menimbulkan kesenangan/kepuasan bagi diri seseorang, sedangkan Parten memandang kegiatan bermain sebagai sarana sosialisasi di mana diharapkan melalui bermain dapat memberi kesepakatan anak bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi, dan belajar secara menyenangkan. Selain itu, kegiatan bermain dapat membantu anak mengenal tentang diri sendiri, dengan siapa ia hidup, serta lingkungan tempat di mana ia hidup. Selanjutnya Buhler dan Danziger berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang menimbulkan kenikmatan sedangkan Freud meyakini bahwa walaupun bermain tidak sama dengan bekerja tetapi anak menganggap bermain sebagai sesuatu yang serius. Docket dan Fleer berpendapat bahwa bermain merupakan kebutuhan bagi anak karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya. Bermain merupakan suatu aktivitas lain seperti belajar dan bekerja yang selalu dilakukan dalam rangka mencapai suatu hasil akhir. Vygotsky percaya bahwa bermain membantu perkembangan kognitif anak secara langsung, tidak sekedar sebagai hasil dari perkembangan kognitif seperti yang dikemukakan oleh Piaget. Ia menegaskan bahwa bermain simbolik memainkan peran

27

Diana Mutiah, (2012),Psikologi Bermain Anak Usia Dini,Jakarta: Kencana Prenada Media Group, hal. 140-141

yang sangat penting dalam perkembangan berpikir abstrak. Sejak anak mulai bermain pura-pura maka anak menjadi mampu berpikir tentang makna-makna objek yang mereka representasikan secara independen. Terdapat dua ciri utama bermain, yaitu pertama semua aktivitas bermain representasional menciptakan situasi imajiner yang memungkinkan anak untuk menghadapi keinginan-keinginan yang tidak dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata, dan kedua bermain representasional memutar aturan-aturan berperilaku yang harus diikuti oleh anak untuk dapat menjalankan adegan bermain28.

Berdasarkan paparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Bermain adalah sarana melatih keterampilan yang dibutuhkan anak untuk menjadi individual yang kompeten.

2) Bermain adalah pengalaman multidimensi yang melibatkan semua indera dan menggugah kecerdasan jamak seseorang.

3) Bermain merupakan kendaraan untuk belajar tentang bagaimana seharusnya belajar (learning how to learn).

f) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Permainan Kartu Domino Pecahan

Sama halnya dengan bermain domino biasa, alat peraga/permainan domino ini dapat dilakukan oleh 2-5 orang. Setelah kartu pertama dilempar, kartu berikutnya akan mengikuti. Namun, jika pada domino sesungguhnya berisi kumpulan atau urutan angka-angka yang diwakili

28

Yuliani Nurani Sujiono dan Bambang Sujiono, (2013), Bermain Kreatif BerbasisKecerdasan Jamak,Jakarta: PT Indeks Permata Puri Media, hal. 34

oleh lingkaran-lingkaran berwarna merah. Pada kartu domino matematika (DOMAT) ini, kartu tersebut berisi berbagai soal dan jawaban. Pada kartu domino matematika (DOMAT), dibagi menjadi dua bagian yang sama, satu bagian berupa soal, dan bagian lainnya merupakan jawaban untuk soal dari kartu lain29.

Domino adalah permainan dengan 28 kartu (kayu, tulang, dan sebagainya) yang bermata (bertitik besar), tiap kartu dibagi menjadi dua bidang, tiap bidang berisi 0-6 titik. Domino matematika pecahan adalah permainan kartu matematika yang setiap kartunya berisi hal-hal yang berkaitan dengan bilangan pecahan dan desimal. Pada permainan ini setiap kartunya mempunyai dua bagian yang harus dikaitkan dengan bagian pada kartu lainnya yang memiliki nilai sama30.

Bentuk permainan kartu domino bilangan dalam matematika tidak jauh berbeda dengan permainan kartu domino yang ditemui pada kehidupan sehari-hari. Perbedaan utamanya terletak pada kartu-kartunya dan aturan permainannya. Kegunaan adalah untuk melatih keterampilan peserta didik dalam memahami suatu pokok bahasan tertentu dalam pembelajaran matematika. Dalam pembelajaran matematika di SD untuk materi pecahan, seorang pendidik dapat melakukan pembelajaran pecahan kepada peserta didik dengan cara bermain.

29Op. Cit.,Rostina Sundayana, hal. 153-154 30

http://rizkyyulii.blogspot.co.id/2016/05/alat-peraga-domino-matematika-pecahan_6.html

Petunjuk Penggunaan Media Pembelajaran kartu domino matematika ini adalah :

1) Permainan ini cocok dimainkan secara berkelompok dengan banyaknya pemain 2, 3, 4 atau 5 orang.

2) Sebelumnya kartu dikocok terlebih dahulu, bagikan kartu tersebut kepada masing-masing pemain sebanyak 4 kartu.

3) Buka satu (1) kartu dari tumpukan sisa.

4) Secara bergantian pemain menyambung susunan kartu, misal untuk kartu penjumlahan pecahan maka hasil penjumlahan pecahan biasa disambung dengan hasil penjumlahan pecahan yang sesuai.

5) Setiap menurunkan satu kartu tiap pemain mengambil 1 kartu dari tumpukan kartu sisa. Apabila tumpukan kartu sisa habis, sedang pemain tidak memiliki kartu yang sesuai, maka permainan dilanjutkan oleh pemain berikutnya.

6) Pemenang adalah pemain yang sudah tidak memiliki kartu atau yang memiliki kartu paling sedikit31.

Gambar 2. 1

Media Permainan Kartu Domino

31

https://matematikasmpmudah.wordpress.com/2011/12/03/permainan-kartu-domino-sebagai-media-pembelajaran-matematika-penjumlahan-pecahan/

Dalam dokumen IMAM BONJOL PADANG 1438 H 2017M (Halaman 33-50)

Dokumen terkait