• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Media Pembelajaran Tiga Dimensi

1) Pengertian Media pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti „tengah‟, „perantara‟ atau „pngantar‟. Gerlach & Ely dalam Azhar Arsyad, bila dipahami secara garis media dapat berupa manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Guru, buku teks dan lingkungan sekolah juga merupakan media. Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.11 Menurut Yudhi Munadi, yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah penyalur atau penghubung pesan ajar yang diadakan dan atau diciptakan secara terencana oleh guru atau pendidik.12

10

Abu Ahmadi, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 103

11

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 3

12

Dari kedua pendapat di atas maka media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam membantu tercapainya proses belajar mengajar. Dunia sekarang boleh dikatakan adalah dunia yang hidup dengan media. Kegiatan belajar mengajar telah bergerak menuju dikuranginya system penyampaian dengan ceramah, dan berpindah ke arah digunakannya banyak media.

2) Ciri Media Pembelajaran

Dari segi keampuhannya, cara pembuatnnya maupun cara penggunaannya setiap media pembelajaran memiliki karakteristik tertentu. Dalam kaitannya dengan keterampilan memilih media pengajaran seorang guru hendaknya memahami karakteristik berbagai media pembelajaran.13

Rudi Bretz dalam skripsi Vivi Luthfiah mengidentifikasi ciri umum media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual, dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar, garis dan simbol. Adapun ciri-ciri umum media pengajaran atau media pembelajaran menurut Dina Indriana dalam skripsi Vivi Luthfiah, antara lain pertama, sesuatu yang menjadi penekanan dalam media pengajaran adalah keperagaan yang berasal dari kata dasar “raga” (sesuatu yang dapat diindera, yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamati), namun yang menjadi komponen utama indera adalah penglihatan dan pendengaran, media pengajaran merupakan bentuk komunikasi guru dan murid, media pengajaran merupakan alat bantu utama

13

Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strateegi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hlm. 126

dalam mengajar di dalam kelas, media pengajaran erat kaitannya dengan metode mengajar.14

Gerlach dan Ely mengemukakan tiga ciri media yang merupakan petunjuk mengapa media digunakan dan apa-apa saja yang dapa-apat dilakukan oleh media yang mungkin guru tidak mampu melakukannya. Adapun tiga ciri media tersebut adalah sebagai berikut:

a) Ciri Fiksatif

Ciri ini mengambarkan kemampuan media merekam, menyimpan suatu peristiwa atau objek pada suatu waktu tertentu ditarsportasikan tanpa mengenal waktu, suatu objek yang telah direkam atau di ambil gambarnya dengan video atau video camera dengan mudah dapat di produksi. Selain itu juga suatu objek dapat diurut dan disusun kembali menggunakan media seperti fotografi, video tape, audio tape, disket komputer, compact disk dan film. Dengan ciri ini maka media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau objek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

b) Ciri Manipulatif

Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana proses larva menjadi kepompong, kemudia menjadi

14

Vivi Luthfiah, Pengaruh Penggunaan Media Tiga Dimensi Model Tiruan terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X pada Konsep Virus, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah , (Jakarta: Perpustakaan Utama, 2013), hlm. 11-12, tidak dipublikasikan.

kupu dapat dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut. Di samping dipercepat, suatu kejadian dapat pula diperlambat pada saat manayangkan kembali hasil suatu rekaman video. Misalnya, proses tsunami atau reaksi kimia dapat diamati memalui kemampuan manipulatif dari media.

c) Ciri Distributif

Memungkinkannya suatu objek atau kejadian ditransportasikan melalui ruang dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu merupakan ciri distributif dari media. Distribusi media tidak hanya terbatas pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu wilayah tertentu, tetapi juga disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.

Sekali informasi direkam format media apa saja, maka ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau digunakan berulang-ulang di suatu tempat. Konsistensi informasi yang telah direkam akan terjamin sama atau hampir sama dengan aslinya.15 3) Fungsi Media Pembelajaran

Daryanto berpendapat, “media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Penyaluran media secara kreatif akan memungkinkan siswa untuk belajar lebih baik dan dapat

15

Cecep Kusnadi dan Bambang Sujipto, Media Pembelajaran Manual dan Digital, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 12-14

meningkatkan performan mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai”.16

Levied an Lentz mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual, yaitu:

a) Fungsi Atensi

Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau materi pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka sehingga mereka tidak memperhatikan.

b) Fungsi Afektif

Fungsi afektif media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya informasi menyangkut masalah social atau ras. c) Fungsi Kognitif

Fungsi Kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkap bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

d) Fungsi Kompensantoris

Fungsi kompensantoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual

16

memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah atau lambat menerima serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.17

Pada pendidikan, media difungsikan sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran. Informasi yang terdapat dalam media harus melibatkan siswa agar proses pembelajaran berjalan baik. Media pembelajaran harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan dapat memenuhi kebutuhan siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.18

4) Manfaat Media Pembelajaran

Kemp dan Dyton dalam Cecep Kusnadi dan Bambang Sujipto mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pembelajaran di kelas, atau sebagai cara utama pembelajaran langsung, yaitu: penyampain pelajaran tidak kaku, pembelajaran bisa lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih intensif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, maupun umpan balik dan penguatan, lama waktu pembelajaran yang digunakan dapat dipersingkat, karena kebanyakan media hanya memerlukan waktu singkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak,

17

Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, op.cit., hlm. 19-20

18

dan kemungkinan dapat diserap oleh siswa lebih besar, hasil belajar dapat ditingkatkan bila integrasi kata dan gambar sebagai media pembelajaran dapat mengkomunikasikan elemen-elemen pengetahuan dengan cara yang terorganisasi dengan baik, spesifik dan jelas, pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana saja diinginkan atau diperlukan, terutama jika media pembelajaran dirancang untuk penggunaan secara individu, sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan dan peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif.19

b. Media Tiga Dimensi

1) Pengertian Media Tiga Dimensi

Ryandra Ashar dalam skripsi Vivi Luthfiah berpedapat bahwa media tiga dimensi memiliki arti sebuah media yang tampilannya dapat diamati dari arah pandang mana saja dan mempunyai dimensi panjang, lebar dan tinggi/tebal, kebanyakan merupakan obek sesunguhnya (real object) atau miniature suatu objek, bukan foto, gambar atau lukisan. Beberapa contoh media tiga dimensi adalah model, prototype, bola, kotak, meja, kursi, mobil, rumah, gunung dan alam sekitar.20

Sejalan dengan itu, Daryanto mengemukakan bahwa media tiga dimensi adalah sekelompok media pembelajaran yang penyajiannya secara visual tiga dimensional. Kelompok media ini dapat berwujud sebagai benda asli, baik hidup maupun benda mati dan dapat pula berwujud mewakili benda aslinya. Benda asli yang berfungsi sebagai media pembelajaran dapat dibawa

19

Ibid.,

20

secara langsung ke dalam kelas atau siswa dapat belajar di luar kelas untuk melihat secara langsung dimana benda asli itu berada. Jika benda aslinya tidak memungkinkan untuk dibwa ke kelas maka benda tiruannya pun dapat berfungsi menjadi media pembelajaran yang efektif.21

Media tiga dimensi dapat diproduksi dengan mudah, tergolong sederhana dalam penggunaanya dan pemanfaatannya, hal tersebut karena tanpa harus memerlukan keahlain khusus, dapat dibuat oleh guru, bahan mudah diperoleh dilingkungan sekitar. Menurut Moedjiono dalam Daryanto, media sederhana tiga dimendi memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya memberikan pengalaman secara langsung, menyajikan secara kongkrit dan menghindari verbalisme, dapat menunjukan objek secara utuh, baik kontruksi maupun cara kerjanya, dapat memperlihatkan struktur organisasi secara jelas, dapat menunjukan alur suatu proses secara jelas. Namun demikian kelemahannya adalah tidak bisa menjangkau sasaran dalam jumlah yang besar, penyimpanannya memerlukan ruang besar dan perawatannya rumit.22

Jadi dapat dikatakan bahwa media pembelajaran tiga dimensi dapat mempermudah guru dalam proses pembelajaran dalam menyampaikan materi. Tidak hanya guru, siswa pun dapat dengan mudah memahami materi pembelajaran, sehingga tujuan pembelajaran pun dapat terlaksana dengan baik.

Media tiga dimensi yang sering digunakan dalam pengajaran adalah model atau boneka. Model adalah tiruan dimensional dari beberapa objek nyata yang terlalu besar, terlalu jauh, terlalu kecil terlalu mahal, terlalu jarang, terlalu ruwet untuk dibawa kedalam kelas dan untuk dipelajari siswa dalam wujud aslinya. Sedangkan boneka merupakan jenis model

21

Daryanto, op.cit., hlm. 29

22

yang dipergunakan untuk memperlihatkan permainan.23

Amir Hamzah Sulaeman membagi media visual tiga dimensi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok pertama dan kelompok kedua. Kelompok pertama, terdiri dari benda asli, model, alat tiruan sederhana atau mock-up dan barang contoh atau specimen dan kelompok kedua, yaitu diorama pameran dan bak pasir.24

2) Jenis dan Karakteristik Media Tiga Dimensi

Setiap jenis media memiliki jenias dan karakteristik masing-masing, begitu juga dengan media tiga dimensi. Masing-masing menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar peserta didik. Nana Sudjana mengatakan media tiga dimensi memiliki enam model, yakni model padat (solid model), model penampang (cutaway model), model susun (build-up model), model kerja (working model), mock-up dan diorama.25

Dokumen terkait