• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas Gain

Hasil N-gain pada kelas eksperimen termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 0,78. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi sebanyak 31 siswa, sedang sebanyak 9 siswa dan tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori rendah. Begitu pula N-gain pada kelas kontrol termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 0,74. Siswa yang mempunyai nilai dengan kategori tinggi sebanyak 26 siswa, sedang sebanyak 14 siswa tidak ada siswa yang mendapat nilai dengan kategori rendah. Adapun kategorisasi N-gain kelas eksperimen dan kontrol disajikan dalam bentuk tabel 4.33.

Tabel 4.3

Kategorisasi N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol Kategorisasi Frekuensi Eksperimen Frekuensi Kontrol

Tinggi 31 26 Sedang 9 14 Rendah - - Jumlah 40 40 3 Lampiran 11

2. Uji Prasyarat

Sebelum melakukan analisis data untuk mencari pengaruh antar variabel yang dipakai pada penelitian, dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi: uji normalitas dan uji homogenitas. Pelaksanaan uji prasyarat analisis dilakukan dengan Microsoft Excel 2007.

a. Uji Normalitas

1) Hasil Uji Normalitas Pre-test

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai pre-test kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan data nilai pre-test kelas X.2 sebagai kelas kontrol. Untuk uji normalitas kedua data digunakan rumus uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.4

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Pre-test

Data Nilai Lhitung Nilai Ltabel Kesimpulan

Nilai Pre-test Kelas

Eksperimen 0.12407 0.14009

Populasi sampel berdistribusi normal Nilai Pre-test Kelas

Kontrol 0.11733 0.14009

Populasi sampel berdistribusi normal

Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0,05. Kesimpulan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lhitung < Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal.Sebaliknya jika Lhitung > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lhitung kedua data lebih kecil dari

4

nilai Ltabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.

2) Hasil Uji Normalitas Post-test

Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai post-test kelas X.1 sebagai kelas eksperimen dan data nilai post-test kelas X.2 sebagai kelas kontrol. Untuk uji normalitas kedua data digunakan rumus uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut5.

Tabel 4.5

Hasil Perhitungan Uji Normalitas Liliefors Post-test

Data Nilai

Lhitung

Nilai Ltabel Kesimpulan

Nilai Post-test Kelas

Eksperimen 0.11889 0.14009

Populasi sampel berdistribusi normal Nilai Post-test Kelas

Kontrol 0.06311 0.14009

Populasi sampel berdistribusi normal

Nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi dengan tabel Liliefors pada taraf signifikansi = 0,05. Kesimpulan dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lhitung < Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal.Sebaliknya jika Lhitung > Ltabel maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai Lhitung kedua data lebih kecil dari nilai Ltabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.

5

b. Uji Homogenitas

1) Hasil Uji Homogenitas Pre-test

Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai pre-test pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada lampiran6.

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pre-test

Data Nilai Varians Nilai Fhitung Nilai Ftabel Kesimpulan

Data Pre-test Kelas Eksperimen 84,04 1,26 1,704 Kedua Data Homogen Data Pre-test Kelas Kontrol 66,34

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen. 2) Hasil Uji Homogenitas Post-test

Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasyarat analisis statistik terhadap kedua data nilai post-test pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada lampiran. Berikut ini adalah hasilnya:7

6

Lampiran 13

7

Tabel 4.7

Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Post-test

Data Nilai Varians Nilai Fhitung Nilai Ftabel Kesimpulan

Data Post-test Kelas Eksperimen 25,64 1,64 1,704 Kedua Data Homogen Data Post-test Kelas Kontrol 42,29

Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas yaitu jika Fhitung < Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang homogen, sebaliknya jika Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data tidak memiliki varians yang homogen.

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara pengaruh media tiga dimensi terhadap pencapaian hasil belajar Geografi siswa dengan menggunakan uji “t”.

Untuk mengetahui thitung berdasarkan hasil rata-rata post-test dari kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata post-test kelas eksperimen sebesar 90 dengan standar deviasi 5 sedangkan rata-rata post-test kelas kontrol sebesar 86,375 dengan standar deviasi 6,42. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan hasil yaitu 11,42.

Untuk perhitungan thitung dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji “t”. Dari hasil perhitungan antara post-test kelas eksperimen dan kontrol diperoleh thitung = 2,81.

Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan (df) = N-2

maka diperoleh df = 40+40-2 = 78. Besarnya ttabel dengan df sebesar 78 dan taraf signifikansi 0,05 adalah sebesar 1,66

Karena didapat perhitungan post-test kelompok eksperimen dan kontrol thitung ˃ ttabel (2,81 ˃ 1.66) maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran media tiga dimensi terhadap pencapaian hasil belajar di kelas X1 SMAN 1 Tarumajaya.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan media pembelajaran tiga dimensi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hal tersebut karena kesesuaian prosedur pelaksanaan yang dimulai dari observasi, pelaksanaan penelitian, dan pengolahan data.

Berdasarkan dari teori yang ada, diduga hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan media tiga dimensi lebih baik dibandingkan dengan media dua dimensi. Dari data perhitungan pengujian hipotesis, ternyata dugaan benar. Dengan ditolaknya Ho dan didukung dengan data yang telah diperoleh pada saat penelitian yaitu untuk nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 90 dan nilai rata-rata untuk kelas kontrol sebesar 86,375. Terlihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol dengan selisih keduanya sebesar 3,62. Dengan kata lain pembelajaran dengan menggunakan media tiga dimensi lebih baik daripada pembelajaran dengan menggunakan media dua dimensi.

Penggunaan media tiga dimensi pada pembelajaran geografi telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap hasil belajar siswa di SMAN 1 Tarumajaya. Hal ini membuktikan bahwa media tiga dimensi memiliki kesesuaian antara metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru terhadap karakteristik belajar siswa. Belajar menggunakan media tiga dimensi dilakukan untuk pokok pembahasan tertentu yang tidak memungkinkan benda sebenarnya untuk dibawa kedalam kelas. Karena tidak semua hal dapat

dipelajari secara langsung maka banyak hal yang dipelajari melalui benda tiruan.8 Belajar menggunakan media tiga dimensi memiliki banyak keuntungan diantaranya kita dapat memfokuskan materi pada bagian-bagian yang penting saja dan siswa memperoleh pengalaman yang kongkrit.

Penggunaan media pengajaran erat kaitannya dengan tahapan berfikir, sebab melalui media pengajaran hal-hal yang abstrak dapat dikongkritkan, dan hal-hal yang kompleks dapat disederhanakan.9 Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa media tiga dimensi merupakan suatu media yang dapat mengkongkritkan sesuatu yang abstrak. Maka dari itu media pembelajaran tiga dimensi layak dijadikan sebagai media pembelajaran alternatif karena dengan penggunaan media pembelajaran ini, siswa dapat berinteraksi langsung dengan media tiruan yang berbentuk gunung api sehingga pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa dan siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran, yaitu vulkanologi. Vulkanologi merupakan materi yang berkaitan dengan gunung api, lava, magma dan fenomena goelogi lainnya. Pada proses pembelajaran, guru tidak mungkin memperlihatkan secara langsung struktur-struktur gunung api seperti lava, lahar, dan magma. Oleh karena itu, untuk memudahkan siswa memahami dan mendapatkan gambaran mengenai struktur-struktur gunung api, guru menggunakan media pembelajaran tiga dimensi sebagai media alternatif. Jika siswa dapat memahami materi dengan baik, maka hasil belajar siswa pun berpengaruh menjadi lebih baik. Di dalam Kerucut Pengalaman Edgar Dale, belajar menggunakan media tiruan berada di urutan kedua dari bawah setelah pengalaman langsung, namun melalui benda tiruan juga siswa dapat berinteraksi langsung dengan media tersebut karena menyerupai aslinya, sehingga siswa mempunyai pengalaman secara langsung.

8

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), hlm. 107

9

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2011), hlm. 3

Pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung di dalam pengalaman itu.10

Penggunaan media tiga dimensi sebelumnya pernah dilakukan oleh Vivi Luthfiah dengan judul skripsinya “Pengaruh Penggunaan Media Tida Dimensi Model Tiruan terhadap hasil Belajar Biologi Kelas X Pada Konsep Virus”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pengaruh penggunaan model media tiga dimensi model tiruan terhadap hasil belajar.11 Serta Asrotun melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa”. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media tiga dimensi dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar.12

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan media tiga dimensi sangat efektif pada proses belajar mengajar. Hal itu terbukti dari peningkatan hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajara tiga dimensi.

E. Keterbatasan Hasil Penelitian

Walaupun peneliti telah melakukan penelitian sesuai dengan prosedur yang telah ada dan berdasarkan keadaan di lapangan, namun peneliti mengalami beberapa hambatan, yaitu:

1. Tempat penelitian

Penelitian dilakukan hanya berpusat pada satu tempat, yaitu SMAN 1 Tarumajaya. Walaupun penelitian hanya dilakukan di satu tempat,

10

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), hlm. 10-11

11

Vivi Luthfiah, Pengaruh Penggunaan Media Tiga Dimensi Model Tiruan terhadap hasil Belajar Biologi Kelas X Pada Konsep Virus, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah , (Jakarta: Perpustakaan Utama, 2013), hlm. 63, Tidak dipublikasikan.

12

Asrotun, Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar matematika Siswa, Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta, (Jakarta: Perpustakaan Utama, 2014), hlm.70, Tidak dipublikasikan.

penelitian ini dapat mewakili sekolah lain dan hasilnya tidak akan jauh menyimpang dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti.

2. Waktu penelitian

Penelitian bertepatan dengan pergantian kepala sekolah dan persiapan uas sehingga aktivitas pembelajaran di SMAN 1 Tarumajaya kurang kondusif.

Itulah berbagai hambatan yang telah peneliti paparkan diatas, dapat dikatakan itulah kekurangan-kekurangan dari hasil penelitian yang didapatkan di SMAN 1 Tarumajaya. Meskipun banyak kekurangan dalam penelitian tetapi peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang ada.

56

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dari pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Terdapat pengaruh penggunaan media pembelajaran tiga dimensi sebagai media pembelajaran terhadap hasil belajar di kelas X.1 SMAN 1 Tarumajaya.

2. Pengaruh penggunaan media pembelajara tiga dimennsi dapat dibuktikan dari hasil perolehan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t yaitu diperoleh nilaithitung= 2,81 lebih besar dari ttabel=1,66 dengan taraf signifikan 0,05 atau 5%.

3. Dilihat dari hasil perhitungan postes setelah diberikan perlakuan media pembelajaran tiga dimensi sebanyak dua pertemuan dengan nilai rata-rata 90, lebih tinggi dibandingkan dengan hasil perhitungan postes kelas kontrol dengan nilai rata-rata 86,37 yang diberikan perlakuan sebanyak dua kali pertemuan dengan menggunakan media pembelajaran dua dimensi.

B. Saran

Berdasarkan proses penelitian yang telah dilakukan, maka perlu adanya beberapa hal yang harus diperhatikan yakni:

1. Pembelajaran geografi dengan menggunakan media tiga dimensi cukup efektif dalam meningkatkan hasil belajar sehingga media tiga dimensi layak untuk jadi acuan dalam proses pembelajaran agar pembelajaran lebih menarik dan bervariasi.

2. Hendaknya ada penelitian lebih lanjut pada materi yang lainnya dengan menggunakan media tiga dimensi. Dalam pembelajaran mengingat teknologi pada zaman sekarang sudah lebih canggih.

2012.

Ahmadi, Abu. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia. 2005.

Ariesta, R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan Laboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 62-68, Jurusan Fisika, Universitas Negeri Semarang, Dipublikasikan: Januari 2011.

Arifin, Zaenal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009.

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara 2009.

---. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.

Asrotun. Penggunaan Media Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar matematika Siswa. Skripsi pada Universitas Negeri Jakarta. Jakarta: 2014. Daryanto. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa. 2010.

Djamarah, SyaifulBahridan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2006.

Ghozali, Imam. Desain Penelitian Eksperimental: Teori, Konsep dan Analisis dengan SPSS16,.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2008.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, UU Sisdiknas. Bandung: Fokus Media. Maret 2009.

Kustandi, Cecep dan Bambang Sutjipto. Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Munadhi, Yudhi. Media Pembelajaran. Jakarta: GaungPersada Press. 2013. Sabri, H. M. Alisuf. Psikologi Pendidikan. Peedoman Ilmu Jaya: Jakarta. 2010. Sadiman, Arief S. dkk. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan

Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali Pers. 1986.

Sarwono, Jonathan. Analisis Data Menggunakan SPSS. Yogyakarta: ANDI. 2006. Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi

Aksara. 2013.

Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. 2010.

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2011.

Sudjana, Nana. Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2010.

---.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2001.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2010.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2007.

Suleiman, Amir Hamzah. Media Audio Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. Jakarta: PT. Gramedia. 1981.

Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2008. Bento, Ervina. Vulkanisme. dalam

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas

Mata Pelajaran : Geografi

Kelas/Semester : X / 1

Alokasi Waktu : 18 x 45 menit

Kompetensi Inti :

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku dan menunjukkan sikap sebagai bagiandari

solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksisecara efektif dengan lingkungan sosial dan alam sertamenempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulandunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual,prosedural

dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, sertamenerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yangspesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkanmasalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranahabstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya disekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuaikaidah keilmuan.

Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator

1.1 Mensyukuri keberadaan diri sebagai warga negara Indonesia dengan pola pikir dan tindak dengan menunjukkan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2.1 Mengembangkan perilaku responsif

terhadap masalah yang ditimbulkan oleh dinamika litosfer, atmosfer dan hidrosfer.

3.1 Menganalisis dinamika litosfer dan pengaruhnya terhadap kehidupan.

Mengidentifikasi jenis-jenis batuan pembentuk lapisan kulit bumi

Mendeskripsikan tentang bentuk muka bumi akibat proses tektonis

Mengidentifikasi gejala-gejala yang timbul akibat proses vulkanisme

Mendeskripsikan proses terjadinya gempa bumi dan tsunami

Menunjukkan bentuk muka bumi akibat tenaga eksogen

Membedakan jenis-jenis pelapukan, pengikisan, dan pengendapan

Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya degradasi lahan

Menganalisis dampak degradasi lahan bagi kehidupan

Menjelaskan proses pembentukan tanah beserta faktor-faktornya

Menjelaskan sifat fisik, sifat kimia dan sifat biologis tanah

PAG Fácil: Advanced Learning Geography 1 for Grade X| 46

Pertemuan I

I. Tujuan Pembelajaran

Siswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis batuan pembentuk litosfer. II. Materi Pembelajaran

Batuan

III.Metode Pembelajaran

Ceramah, tanya jawab, dan observasi. IV.Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

 Silabus KTSP SMA

 Buku sumber : Fácil Advanced Learning Geography 1, Penerbit Grafindo

Media Pratama

 Buku-buku penunjang yang relevan

 Komputer dan proyektor

V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan : 15 menit

Apersepsi: Menyapa siswa, kemudian mengabsen.

Memberikan pertanyaan mengenai lapisan-lapisan yang ada di bumi.

b. Kegiatan Inti : 100 menit

1. Mengamati (Observing)

 Menjelaskan materi tentang batuan pembentuk litosfer.

 Secara individu menyimak informasi mengenai batuan pembentuk

litosfer dari buku sumber.

2. Menanya (Quetioning)

 Tanya jawab mengenai batuan pembentuk litosfer.

 Tanya jawab seputar siklus batuan

3. Pengumpulan data (Experimnting)

 Siswa dibagi kedalam lima kelompok.

 Secara kelompok, siswa diminta untuk mengamati batuan disekitar

sekolah dengan menggunakan lembar observasi yang disediakan oleh guru.

4. Mengasosiasi (Associating)

 Menyimpulkan tentang batuan.

tanah

Mengidentifikasikan usaha-usaha untuk mencegah kerusakan tanah

PAG Fácil: Advanced Learning Geography 1 for Grade X| 47

meluruskan jika terjadi salah konsep.

c. Kegiatan Penutup : 20 menit

Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas, kemudian

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti.

Pertemuan II

I. Tujuan Pembelajaran

 Menjelaskan tentang bentuk muka bumi akibat proses tektonisme;

 Mengidentifikasi gejala yang timbul akibat proses vulkanisme;

 Mendeskripsikan proses terjadinya gempa bumi dan tsunami;

 Menjelaskan ciri bentang alam akibat tenaga eksogen;

 Mengidentifikasi dan menganalisis dampak perubahan litosfer terhadap

kehidupan.

II. Materi Pembelajaran

 Pengubah Litosfer

a. Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Endogen:

1. Proses Tektonisme

2. Proses Vulkanisme

3. Proses Seisme dan Tsunami

b. Bentuk Muka Bumi Akibat Tenaga Eksogen

1. Pelapukan

2. Pengikisan

3. Pengendapan

 Dampak perubahan litosfer terhadap kehidupan

III. Metode Pembelajaran

Ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan. IV. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

 Silabus KTSP SMA

 Buku sumber: Fácil Advanced Learning Geography 1, Penerbit Grafindo

Media Pratama

 Buku-buku penunjang yang relevan

 Media tiga dimensi

V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan : 15 menit

Apersepsi: Menyapa siswa, kemudian mengabsen.

Bertanya mengenai bentukan-bentukan yang ada dibumi (seperti

PAG Fácil: Advanced Learning Geography 1 for Grade X| 48

endogen dan eksogen.

 Menyimak informasi mengenai gejala yang timbul akibat proses

tektonis yang disajikan oleh guru.

 Menyimak gambar/foto bentuk muka bumi yang ditampilkan guru

dengan menggunakan proyektor

2. Menanya (Questioning)

 Menjelaskan teori-teori pembantukan bumi secara bergiliran di

depan kelas.

 Tanya jawab mengenai proses-proses yang timbul akibat gejala

tektonisme.

3. Pengumpulan data (Experimenting)

 Mengumpulkan informasi tambahan tentang pengubah litosfer dari

sumber lain. (internet)

 Meminta siswa untuk mengerjakan Review Unit 4 halaman 124

yang terdapat pada buku Fácil:Advanced Learning Geography 1.

4. Mengasosiasi (Associating)

 Bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dibahas.

 Menyimpulkan bahwa litosfer merupakan sebagian kecil dari

kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa

5. Mengkomunikasikan (Communicating)

 Mempersilahkan siswa lain untuk memberikan komentar tentang

penampilan temannya yang menjelaskan di depan kelas.

 Memberikan penegasan pada materi yang harus dikuasai siswa dan

meluruskan jika terjadi salah konsep.

c. Kegiatan Penutup : 20 menit

Memberikan penghargaan kepada siswa yang dapat menjelaskan

materi dengan baik.

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

materi yang kurang dimengerti.

Bersama-sama melakukan refleksi materi yang telah dibahas.

Pertemuan III

I. Tujuan Pembelajaran

 menjelaskan ciri dan proses pembentukan tanah

 menjelaskan sifat fisik, biologi dan kimia tanah

 menjelaskan klasifikasi tanah

 Persebaran tanah di Indonesia

 menjelaskan proses terjadinya erosi tanah

PAG Fácil: Advanced Learning Geography 1 for Grade X| 49

 Klasifikasi Tanah

 Persebaran tanah di Indonesia

 Kerusakan Tanah dan dampaknya bagi kehidupan

III. Metode Pembelajaran

Ceramah, diskusi, observasi, dan penugasan IV. Sumber/ Bahan/ Alat Belajar

 Silabus KTSP SMA

 Buku sumber : Fácil:Advanced Learning Geography 1, Penerbit Grafindo

Media Pratama

 Buku-buku penunjang yang relevan

 Komputer dan Proyektor

 Peta Indonesia

 Petunjuk teknis pengamatan tanah

V. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

a. Kegiatan Pendahuluan : 15 menit

Apersepsi: Menyapa siswa, kemudian mengabsen.

Menanyakan manfaat tanah bagi kehidupan manusia.

b. Kegiatan Inti : 100 menit

1. Mengamati (Observing)

 Membahas kembali sekilas tentang materi pada pertemuan

sebelumnya.

 Menjelaskan pengertian dan proses pembentukan tanah.

2. Menanya (Questioning)

 Tanya jawab mengenai proses pembentukan tanah.

 memberikan quiz berupa lembar kerja.

3. Pengumpulan data (Experimenting)

 Secara individu mengerjakan lembar kerja.

 Mencari informasi tentang pengertian dan proses pembentukan

tanah melalui buku sumber dan internet.

4. Mengasosiasi (Associating)

 Memeriksa hasil pengerjaan lembar kerja siswa.

 Memberikan penghargaan dan pujian kepada siswa yang dapat

mengerjakan lembar kerja.

5. Mengkomunikasikan (Communicating)

 Mengumumkan penghargaan hasil pengerjaan lembar kerja siswa.

 Memberikan penegasan pada materi yang harus dikuasai siswa dan

PAG Fácil: Advanced Learning Geography 1 for Grade X| 50

memengaruhinya untuk pertemuan selanjutnya. Pertemuan IV

I. Tujuan Pembelajaran

Menjelaskan sifat fisik, biologi dan kimia tanah II. Materi Pembelajaran

Sifat-sifat tanah

III. Metode Pembelajaran

Ceramah, diskusi, observasi, dan penugasan

Dokumen terkait