• Tidak ada hasil yang ditemukan

PETANI BANDAR

4.2.4. Mekanisme Pelayanan Pembiayaan

Satu hal yang terpenting dalam melakukan proses rekrutmen anggota adalah menguji kelayakan dengan menggunakan kriteria indeks rumah, indeks pendapatan dan power saving, serta indeks aset rumah tangga. Hal ini semata-mata untuk melihat kemampuan calon anggota dari segi kesejahteraannya dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Keluarga yang dikategorikan tidak miskin atau keluarga miskin tanpa sumber pendapatan tidak menjadi target kelompok pelayanan UPK Ikhtiar. Keluarga yang lulus dalam uji kelayakan akan mengikuti latihan wajib kelompok selama tiga hari berturut-turut dengan waktu pertemuan maksimum satu jam. Apabila lulus dalam latihan wajib ini maka kelompok telah terbentuk dan semua anggota berhak atas pinjaman.

4.2.4. Mekanisme Pelayanan Pembiayaan.

Pembiayaan diberikan yang pertama kali pada wilayah yang baru dimasuki oleh program UPK Ikhtiar sebesar Rp 200.000. Pembiayaan ini diberikan kepada seluruh anggota baru dengan jumlah yang sama rata, dengan jangka waktu angsuran 50 minggu. Dalam satu tahun setiap anggota berhak atas dua kali pinjaman. Pinjaman berikut dapat diberikan apabila umur pertemuan minimal 50 kali dalam masa angsur. Plafon pinjaman pertama maksimal Rp 200.000 untuk setiap kenaikan plafon pinjaman diberikan secara bertahap dengan mempertimbangkan disiplin anggota kehadiran, disiplin angsur dan disiplin tabungan serta kesepakatan oleh anggota lainnya. Kenaikan selanjutnya maksimal Rp 500.000 sampai Rp 750.000 dan plafon maksimum Rp 1.000.000. Jika pinjaman lebih dari itu, maka dikerjasamakan dengan BMT atau BPRS yang memang dikhususkan untuk melayani pinjaman di atas Rp 1.000.000

Plafon pembiayaan yang disalurkan oleh UPK Ikhtiar kepada anggota di Desa Ciaruteun sangat fluktuatif. Pada bulan Desember 2005 jumlah plafon yang disalurkan untuk pembiayaan sebesar Rp 18.500.000, kemudian menurun pada bulan Januari dan Februari 2006 masing-masing sebesar Rp 5.800.000 dan Rp 600.000. Kemudian

48 0 2 4 6 8 10 12 Jumlah (Juta Rupiah)

Des-05 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Apr-06 Mei-06 Waktu pada akhirnya mengalami peningkatan pada bulan Maret 2006 dan turun sedikit di bulan April 2006 yang masing-masing sebesar Rp 10.900.000 dan Rp 6.400.000 serta meningkat kembali pada bulan Mei 2006 sebesar Rp 10.900.000 (Lampiran 7). Seperti yang diperlihatkan pada Gambar 10 dibawah ini.

Gambar 10. Plafon pembiayaan UPK Ikhtiar desa Ciaruteun (Des 2005 Mei 2006)

Fasilitator Wilayah (FW) dalam melihat pembiayaan pertama kali memperhatikan kesesuaian plafon, disiplin alokasi (hitungan rasional) dan disiplin angsuran (selalu disiplin dalam membayar). Kedua melihat disiplin kehadiran, dan ketiga melihat disiplin tabungan. Kesesuaian plafon dilihat dari kelayakan usaha yang dihitung secara rasional dengan memperhatikan jumlah angsuran yang dibayarkan setiap minggunya. Disiplin kehadiran terkait dengan kesepakatan antara anggota dengan FW untuk menghadiri pertemuan setiap minggu dalam transaksi membayar angsuran dan menabung. Disiplin menabung dalam hal ini bukan melihat besarnya jumlah tabungan anggota, tetapi bagaimana melihat tingkat keseringan menabung setiap minggu secara berkelanjutan.

Pengajuan pinjaman oleh anggota dilakukan dalam pertemuan majelis dan harus mendapat persetujuan anggota yang lain. Sebab hal ini menjadi prasyarat sebelum pengajuan ke pembina pembiayaan (financing officer). Tingkat kehadiran, prestasi angsuran, dan dinamika tabungan menjadi indikator dalam persetujuan pinjaman. Pengajuan anggota yang telah direkomendasikan oleh majelis diproses

49

dalam komite pinjaman yang dipimpin oleh kepala operasional dan pembina pembiayaan. Setelah mendapat persetujuan dalam rapat komite, pencairan pinjaman dapat dilakukan dalam pertemuan majelis.

Angsuran pinjaman dibayarkan setiap minggu dengan jangka waktu 50 minggu. Angsuran pokok yang harus dibayar setiap minggu adalah Rp 5000 sampai Rp 20.000 yang disesuaikan dengan jumlah plafon yang ditetapkan. Dalam jangka waktu pembayaran angsuran yang cukup lama ini, anggota diharapkan konsisten untuk terus membayar pinjaman sesuai dengan kesepakatan bersama antara anggota dan pihak UPK Ikhtiar. Dalam hal ini, TPL setiap minggu melakukan pertemuan bersama dengan anggota majelis dan mengingatkan kepada anggota untuk selalu terus membayar angsuran secara rutin sebagai bentuk komitmen yang telah disepakati.

Selain melihat angsuran pokok yang dibayar setiap minggu sebagai syarat disiplin pembayaran pembiayaan, anggota juga harus membayar simpanan (saving) wajib dan juga tabungan kelompok. Tabungan wajib merupakan iuran keanggotaan yang dibayarkan pada setiap pertemuan mingguan sebesar Rp 200 dan meningkat sesuai dengan kenaikan plafon pinjaman. Tabungan kelompok merupakan iuran pelayanan yang dibayarkan oleh kelompok yang jumlahnya disesuaikan dengan plafon pinjaman, misalnya Rp 300 untuk pinjaman Rp 300.000, dan Rp 500 untuk pinjaman Rp 500.000 hingga Rp 1.000.000. Uang ini merupakan milik anggota yang dapat diambil ketika keluar dari keanggotaan.

Tingkat risiko tunggakan pengembalian pembiayaan UPK Ikhtiar relatif sangat rendah. Data pada akhir Maret 2006 jumlah anggota yang menunggak secara keseluruhan memiliki rata-rata portofolio berisiko sebesar 9,16 persen. Data ini berdasarkan dengan periode tunggakan dari tahun sebelumnya, risiko portofolio yang paling besar berada pada periode tunggakan 1 sampai 30 hari, dengan portofolio 47 persen bulan Desember 2005 dan menurun 24,27 persen

50 0% 10% 20% 30% 40% 50% Resiko (%)

Des-05 Jan-06 Feb-06 Mar-06 Waktu

1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari 91-120 hari Lebih dari 120 hari

pada bulan Maret 2006 (Lampiran 7). Seperti diperlihatkan pada Gambar 11 di bawah ini.

Gambar 11. Risiko atas pinjaman (Des 2005-Maret 2006) 4.2.5. Mekanisme Pertemuan Rutin.

Pertemuan rutin menjadi wahana pelayanan kas angsuran dan tabungan, pengajuan dan pencairan pembiayaan. pada pertemuan dilakukan evaluasi kinerja kelompok dalam hal kehadiran, pinjaman, dan tabungan. Pertemuan rutin dipandu oleh fasilitator, didampingi oleh Tenaga Pendamping Kelompok. Proses dimulai dengan memeriksa kehadiran anggota dan pembacaan ikrar yang dipimpin oleh ketua kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan pelayanan kas setoran angsuran dan tabungan, pengambilan tabungan dan pencairan pembiayaan. Apabila ada pengajuan baru, maka anggota yang mengajukan pinjaman berbicara secara verbal di depan anggota kelompoknya, kemudian dilanjutkan dengan pembahasan pengajuan tersebut oleh anggota. Agenda akhir pertemuan biasanya diisi dengan membahas kondisi kelompok, dan pembahasan usul-usul anggota.

Anggota yang disiplin menabung dapat menggunakan uang tabungannya ketika sewaktu-waktu dibutuhkan oleh anggota. Ada dua kemungkinan manfaat uang tabungan, yaitu; pertama, tabungan bermanfaat untuk keperluan anggota yang dapat diambil secara mendadak ketika dibutuhkan. Kedua, tabungan dapat digunakan untuk pengganti dalam membayar pinjaman ketika anggota tidak mampu lagi membayar angsuran setiap minggunya secara rutin. Disiplin menabung dalam hal ini bukan melihat ukuran besar nominalnya,

51

tetapi tingkat keseringan menabung walaupun hanya Rp 1000 per hari. Jadi, manfaat anggota yang suka menabung salah satunya adalah komitmen anggota dalam membayar pinjaman.

Hasil dari usaha agribisnis sayuran yang kecil itu bisa terakumulasi. Kebutuhan petani di pedesaan itu bukan hanya pinjaman/kredit/pembiayaan, tetapi tabungan juga dibutuhkan oleh masyarakat. Maksimum petani dapat menabung dari Rp1.000 sampai Rp 2.000 per hari dibandingkan menabung di bank yang minimal hanya Rp 5.000 dalam satu tahun menjadi Rp 240.000. Jika dihitung oleh uang transportasi yang dikeluarkan akan lebih banyak menghabiskan biaya. Dengan uang itu, maka kegiatan/usaha agribisnis sayuran yang anggota lakukan sudah memiliki modal terlebih dahulu. Bahkan hanya untuk menanam bayam mereka bisa membeli pupuk dan bibitnya.

Monitoring kinerja kelompok dilakukan dengan pembahasan bersama di tingkat kelompok, terutama pada kelompok yang kinerjanya menurun. Data pendukung yang diberikan antara lain; prestasi angsuran, dinamika tabungan, dan kehadiran anggota, yang merupakan indikator awal kinerja kelompok. Meskipun demikian, prestasi angsuran dan dinamika tabungan yang positif tidak mengindikasikan bagusnya kinerja kelompok, tetapi seringkali menunjukkan turunnya solidaritas dan kepercayaan antar anggota dalam kelompok. Rapat pendampingan dilakukan satu kali dalam sebulan yang memetakan kualitas kelompok dan memberikan rekomendasi kegiatan pendampingan pada setiap kelompok.

Program UPK Ikhtiar tidak hanya sebagai program yang menyalurkan dana ke masyarakat desa saja. Tetapi membina masyarakat desa agar memiliki kesadaran kolektif yang berkelanjutan memiliki pengorganisasian mandiri. Dalam hal ini, program tersebut membantu kesadaran kritis masyarakat yang metodenya diserahkan kepada anggota majelis. Contohnya adalah bagaimana anggota memecahkan masalah rumah tangga. Tugas TPL juga akan

52

memfasilitasi kesadaran kritis anggota dari masalah yang mereka hadapi. Masalah utama yang terjadi adalah masalah kesehatan, pendidikan, dan sanitasi.

Dokumen terkait