• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mekanisme Pembayaran

1) Metode Pembayaran Non Letter of Credit

Dalam pelaksanaan mekanisme pembayaran transaksi perdagangan internasional, secara umum dibedakan menjadi 2 metode, yaitu dengan metode non letter of credit dan metode letter of credit. Masing-masing metode pembayaran tersebut memiliki ragam dan variasi masing-masing. Pada bagian awal kegiatan belajar 3, akan kami uraikan beberapa metode pembayaran non letter of credit yang paling umum digunakan oleh para pelaku perdagangan internasional.

Advance Payment (Pembayaran Dimuka)

Dalam metode pembayaran advance payment, pembeli terlebih dahulu melakukan pembayaran baik sebagian atau seluruhnya, sebelum barang yang dipesan dikapalkan oleh penjual. Pembayaran dapat dilakukan bersama-sama dengan surat pesanan (purchasing order) atau menunggu kepastian bahwa barang telah dikapalkan oleh eksportir.

Kondisi pembayaran dengan cara ini dilakukan ketika posisi tawar penjual lebih besar dibandingkan posisi pembeli, atau dengan kata lain pembeli sangat membutuhkan barang yang dipesan. Kondisi lainnya adalah ketika eksportir belum mengenal importir dengan baik atau bonafiditas importir diragukan oleh eksportir.

Pada umumnya metode pembayaran dengan cara advance payment

dilakukan untuk jumlah transaksi perdagangan yang nilainya tidak terlalu besar. Menurut Reksoprajitno (1983) cara pembayaran dengan metode ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

Posisi importir sangat lemah dan akan menanggung biaya kapital untuk modal yang ditanam dalam bentuk barang yang dipesan

CImportir harus menanggung beberapa resiko, yaitu resiko tidak sesuainya barang yang dipesan, resiko keterlambatan diterimanya barang, dan yang lebih parah adalah resiko kerugian akibat eksportir yang tidak jujur.

25

Dalam praktek perdagangan umumnya, metode advance payment

dapat saja menggunakan instrumen-instrumen pembayaran yang dikeluarkan pihak bank. Beberapa diantaranya dapat disebutkan sebagai berikut (Reksoprajitno, 1983):

Wesel atas unjuk (sight draft),

yaitu sejenis surat perintah yang dibuat oleh bank domestik yang ditujukan kepada bank koresponden di negara penjual untuk membayar sejumlah uang tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam wesel tersebut.

International Money Order,

prinsip-prinsip pembayaran yang diterapkan hampir mirip dengan

sight draft namun letak perbedaannya ada pada kewajiban untuk

memiliki saldo account pada bank korespondensi. Pada banker sight

draft, maka bank yang akan menarik surat wesel harus memiliki saldo

account pada bank yang bertindak sebagai drawer. Pada money

order, keharusan memiliki saldo pada bank korespondensi tidak

diperlukan. Traveler check,

yaitu instrumen pembayaran sejenis wesel yang diterbitkan oleh suatu bank yang memerintahkan pihak bank tersebut untuk memberikan pembayaran kepada sesorang yang menunjukan checks tersebut.

Personal Checks,

yaitu check yang dikeluarkan oleh individu-individu yang memiliki saldo account di salah satu bank international.

Uang Logam atau Uang Kertas,

cara pembayaran perdagangan dengan menggunakan metode pembayaran tunai secara langsung ini sangat jarang terjadi. Umumnya yang menggunakan pembayaran dengan mata uang hanyalah wisatawan-wisatawan internasional .

Telegraphic Transfer (T/T),

prinsip-prinsip pembayarannya hampir mirip dengan wesel namun letak perbedaannya hanya pada media penyampaian berita yang digunakanakan. Untuk T/T, media penyampaian berita yang digunakan

26

oleh bank adalah media telex atau kawat sedangkan media penyampaian wesel umumnya menggunakan jasa kiriman pos. Tentunya eksportir lebih menyukai cara pembayaran menggunakan T/T dibanding wesel karena jangka waktu penerimaan berita pembayaran akan jauh lebih cepat.

Open Account (pembayaran di belakang)

Metode pembayaran ini kurang lebih merupakan kebalikan dari metode

advance payment, artinya bahwa penjual mengapalkan terlebih dahulu

barang yang dipesan oleh pembeli sebelum pembayaran baik sebagian atau keseluruhan diterima oleh penjual. Dalam konteks lain, metode open account dapat diartikan lain bahwa penjual dan pembeli bersepakat mengenai penyelesaian proses pembayaran atas transaksi perdagangan internasional akan dilaksankan oleh pembeli pada tanggal yang ditetapkan melalui jasa bank.

Dalam posisi ini, maka tingkat resiko yang paling besar harus ditanggung oleh penjual dan tidak ada jaminan yang pasti apakah pembeli akan menepati janjinya.

Consigment (Konsinyasi)

Sama halnya dengan praktek konsinyasi dalam pengertian umum, maka pengertian consignment dalam metode pembayaran perdagangan internasional mengandung pengertian bahwa barang yang diperdagangkan masih berstatus milik eksportir dan sifatnya hanya dititipkan kepada importir untuk dipasarkan di negara importir. Pembayaran sesungguhnya terhadap barang yang dikirim eksportir akan dilaksankan setelah barang yang bersangkutan laku terjual.

Collection

Pengertian collection dalam pembayaran perdagangan internasional adalah metode pembayaran dengan cara menitipkan dokumen komersial atau dokumen keuangan kepada pihak bank yang selanjutnya akan melakukan penagihan kepada importir di luar negeri. Ada 2 jenis metode

27

1) Documentary collection, untuk cara ini eksportir akan menyerahkan

dokumen komersial (commercial invoice dan bill of lading) dan dokumen keuangan (bill of exchange/draft, promissory notes,

cheques, atau instrumen sejenis) segera setelah barang dikirim atau

dikapalkan.

2) Clean collection, untuk cara ini eksportir hanya akan menyerahkan

dokumen keuangan tanpa disertai dokumen komersial.

2) Metode Pembayaran dengan Letter of Credit

Metode pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) merupakan metode yang paling sering digunakan oleh pelaku perdagangan internasional terutama dalam hal eksportir dan importir tidak saling mengenal sehingga kepentingan masing-masing dapat terjamin..

Dalam transaksi perdagangan internasional, importir membutuhkan kepastian dan jaminan mengenai kualitas dan kuantitas barang yang akan diterima, sedangkan eksportir membutuhkan kepastian dan jaminan bahwa pembayaran akan diterima sesuai dengan kesepakatan kontrak perdagangan. Dasar pemikiran inilah yang melatarbelakangi penyusunan L/C oleh para praktisi perdagangan yaitu dalam rangka memberikan kepastian dan jaminan atas transaksi perdagangan yang dilakukan.

Pengertian L/C menurut Ginting (2007) adalah janji membayar dari bank penerbit (issuing bank) kepada eksportir (beneficiary) sebesar nilai yang tercantum dalam dokumen L/C sepanjang eksportir memenuhi persyaratan L/C. Persyaratan yang dimaksud adalah pemenuhan dokumen-dokumen yang dinyatakan dalam L/C baik secara fisik maupun isi dokumen. Pihak- pihak yang terlibat dalam pelaksanaan L/C adalah eksportir, importir, bank penerbit, dan bank koresponden, namun harus dipahami bahwa klausul kontrak L/C adalah kontrak antara bank penerbit (issuing bank) dengan eksportir (beneficiary).

Mekanisme Letter of Credit

Gambar 2.2 berikut memberikan gambaran umum proses penerbitan kontrak L/C dan kedudukannya dalam sales contract.

28

Pihak-Pihak Yang Terlibat dalam Kontrak L/C

Pihak-pihak yang secara langsung memiliki peran dan tanggung jawab dalam suatu transaksi L/C baik yang secara tegas ditunjuk dalam kontrak L/C maupun yang tidak disebutkan dalam L/C, adalah sebagai berikut (Hutabarat, 1994):

1) Applicant, yaitu pihak yang membuka kontrak L/C kepada bank penerbit.

Dalam kontrak perdagangan applicant bertindak sebagai pembeli atau importir.

2) Beneficiary, yaitu pihak yang akan menerima keuntungan atau

pembayaran atas pembukaan kontrak L/C. Kedudukan beneficiary dalam

sales contract adalah sebagai penjual atau eksportir.

3) Issuing bank, adalah bank di negara importir yang menerbitkan L/C atas

permohonan applicant.

4) Advising bank, yaitu bank di negara eksportir yang meneruskan atau

memberitahukan dan juga menegaskan kebenaran pembukaan L/C kepada beneficiary. Selain proses advisi, bank ini dapat juga bertindak sebagai paying bank, sepanjang mendapat penunjukan dari issuing bank.

Gambar 2.2

29

5) Confirming bank, yaitu bank yang menegaskan dan memberikan

jaminan pembayaran atas suatu kontrak L/C. Apabila importir atau

issuing bank tidak dapat melakukan pembayaran, maka confirming bank-

lah yang akan menanggung pembayaran.

6) Paying bank, yaitu bank yang namanya disebutkan secara tegas dalam

kontrak L/C sebagai bank yang akan melakukan pembayaran.

7) Negotiating bank, yaitu bank yang menyetujui untuk membeli wesel

(draft) dari beneficiary dengan segera. Biasanya bank tersebut tidak disebutkan dalam kontrak L/C, namun khusus untuk L/C yang memiliki klausul negotiable, maka negosiasi atas dokumen yang dipersyaratkan dalam L/C dapat dilakukan kepada bank lain di luar advising atau paying bank. Selanjutnya, bank tersebutlah yang akan menarik pembayaran

(reimburse) dari issuing bank.

8) Reimbursing bank, yaitu bank yang menagih kembali (reimburse)

kepada issuing bank atas pembayaran yang dilakukannya kepada

beneficiary . Kondisi ini terjadi apabila antar bank penerbit dan bank

pembayar tidak memiliki akses rekening, sehingga atas pembayaran L/C dilakukan oleh bank ketiga. Bank ketiga inilah yang selanjutnya melakukan proses reimburse.

Dokumen terkait